commit to user
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN PUBLIK
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2005-2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi
Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Oleh:
R U S T I A N I K
NIM . F1207055
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul:
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN PUBLIK
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2005-2009
Surakarta, November 2010
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Heru Agustanto, SE., ME
commit to user
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.
Surakarta, Januari 2010
Tim Penguji Skripsi
1. Drs. Harmadi, MM (...)
NIP. 19580513 198403 1001 Ketua
2. Heru Agustanto, SE., ME (...)
NIP. 19580814 198601 1001 Pembimbing
3. Deny Dwi Hartomo, SE., MSi (...)
commit to user
iv
MOTTO
“Semangat!!! Dan jangan pernah menyerah”
”Jangan sekali-kali percaya pada kasih sayang yang datang
tiba-tiba,karena dia akan meninggalkanmu dengan tiba-tiba pula”
(Phytagoras)
“Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika
kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah
kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu
commit to user
v PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan pada:
©
Bapak , Ibu, Adik dan Nenek
©
Sida Nala
©
Sahabat-sahabatku (Ayu, Yeny, Imunk, Hengky,
dan teman-teman Stematel Dhytra X)
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbil’alamin, setinggi puja dan sedalam syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan pertolongan-Nya yang
tidak henti-hentinya sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini. Dan juga
shalawat beriring salam penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW yang telah
memberikan syafaatnya bagi kita semua. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk
melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Adapun judul skripsi ini adalah ”
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEN
PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2009”
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program S1
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Dalam
penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan pengarahan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, Mcom Ak, selaku dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
2. Dra. Endang Suhari, Msi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Heru Agustanto, SE.,ME, selaku dosen pembimbing skripsi atas
commit to user
vii
4. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret yang telah
memberikan ilmu dan pengalaman berharga.
5. Para staff administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
yang telah membantu.
6. Orang tua yang saya hormati dan Adik yang saya sayangi, yang telah
memberikan segala cinta dan perhatiannya yang begitu besar sehingga
penulis merasa terdorong untuk menyelesaikan cita-cita dan memenuhi
harapan keluarga.
7. Sida Nala yang tak lelah mendampingi dan memberi semangat kepada
saya dengan kesabarannya.
8. Sahabat-sahabatku (Ayu, Yeny, Imunk, Hengky) terimakasih atas
semangat dan dukungannya.
9. Teman-teman kuliah, yang telah memberikan sebuah persahabatan dan
kerjasama yang baik selama menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebukan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu masukan, saran, dan kritik dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk perbaikan penelitian ini. Kiranya skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surakarta, November 2010
commit to user
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……….... ii
HALAMAN PENGESAHAN……….... iii
MOTTO………..… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………. v
KATA PENGANTAR……… vi
DAFTAR ISI……….. viii
DAFTAR TABEL……….. x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN……….. xii
ABSTRAKSI……….. xiii
BAB I. PENDAHULUAN………. 1
A. Latar Belakang Masalah………..…………. 1
B. Perumusan Masalah... 5
C. Pembatasan Masalah... 6
D. Tujuan Penelitian………... 6
E. Manfaat Penelitian……… 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………... 8
A. Pengertian Dividend Payout Ratio………... 8
B. Kebijakan Dividen……… 8
commit to user
ix
D. Kerangka Pemikiran……….. 16
E. Hipotesis……… 19
BAB III. METODE PENELITIAN……….... 23
A. Desain Penelitian... 23
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel... 23
C. Identifikasi Variabel dan Pengukuran Variabel... 24
D. Sumber Data………. 28
E. Metode Pengumpulan Data……….. 28
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data……….. 29
BAB IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN………... 37
A. Analisis Data……… 37
B. Deskripsi Data……….. 39
C. Pengolahan Data………... 41
D. Pengujian Hipotesis……….. 47
E. Pembahasan Hasil Penelitian... 56
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 65
A. Kesimpulan………... 65
B. Keterbatasan………. 67
C. Saran………. 67
DAFTAR PUSTAKA………. 69
commit to user
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel IV.1 Daftar Sampel Perusahaan... 38
Tabel IV.2 Statistik Deskriptif... 39
Tabel IV. 3. 1 Hasil Uji Normalitas... 42
Tabel IV. 3. 2 Hasil Uji Multikolinearitas... 43
Tabel IV. 3. 3 Hasil Uji Autokorelasi... 44
Tabel IV. 3. 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 45
Tabel IV. 4. 1 Hasil Uji F... 49
Tabel IV. 4. 2 Hasil Uji t... 52
commit to user
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
commit to user
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Daftar Sampel Perusahaan... 73
Lampiran 2 Data Variabel... 74
Lampiran 3 Data Input SPSS... 82
Lampiran 4 Data Setelah Diolah... 86
Lampiran 5 Model Regresi... 90
Lampiran 6 Statistik Deskriptif... 91
Lampiran 7 Uji Normalitas... 91
Lampiran 8 Uji Multikolinearitas... 92
Lampiran 9 Uji Autokorelasi... 93
commit to user
xiii ABSTRAK
R U S T I A N I K NIM. F1207055
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2005-2009
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel cash position, debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size, growth potential, holding, dan tax rate terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria: (1) perusahaan menyampaikan laporan keuangan secara rutin, (2) perusahaan yang terus menerus membagikan dividen periode tahun 2005-2009, (3) dividend payout ratio lebih kecil atau sama dengan satu. Data diperoleh berdasarkan publikasi Indonesian Capital Market Directory (ICMD 2008 dan 2006). Diperoleh jumlah sampel sebanyak 16 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan level of significance 5%.
Hasil analisis uji F menunjukkan bahwa semua variabel secara simultan berpengaruh signifikan terhadap DPR. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa SIZE, GROW dan HOLD secara parsial berpengaruh signifikan terhadap DPR, sedangkan variabel lain tidak signifikan terhadap DPR.Variabel ROA mempunyai pengaruh paling dominan terhadap DPR.
commit to user
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebijakan dan pembayaran dividen mempunyai pengaruh terhadap
para pemegang saham dan bagi perusahaan yang akan membayar dividen.
Para pemegang saham umumnya menginginkan pembagian dividen yang
relatif stabil karena dengan stabilitas dividen dapat meningkatkan
kepercayaan pemegang saham terhadap perusahaan sehingga mengurangi
ketidakpastian pemegang saham dalam menanamkam dananya ke dalam
perusahaan. Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan
bagi perusahaan tersebut dan juga dapat membayarkan dividen kepada
pemegang saham. Setiap perusahaan harus dapat mengalokasikan laba
bersihnya dengan bijaksana untuk memenuhi kepentingam pemegang saham
dan perusahaan itu sendiri karena keputusan tersebut mempunyai pengaruh
yang menentukan nilai perusahaan.
Pasar modal merupakan suatu wahana yang mempertemukan pihak
yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai
dengan aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek. Melihat perkembangan pasar modal yang berkaitan dengan
pengaruh global, krisis yang pernah melanda Indonesia beberapa tahun
terakhir, tantangan yang dihadapi semakin berat dan prospek perusahaan
yang semakin tidak jelas (uncertainty), secara langsung mempengaruhi
commit to user
2 perilaku pemodal dan kinerja emiten. Sehingga memberikan batas yang
semakin sempit bagi peningkatan penanaman modal dalam saham
perusahaan yang dijual di bursa efek. Saham perusahaan sebagai komoditi
investasi tergolong berisiko tinggi karena sifat komoditinya yang sangat
peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi baik diluar maupun
didalam negeri. Perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, maupun
perubahan yang terjadi dalam perusahaan itu sendiri perubahan tersebut
dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak negatif.
Tingkat dividen yang semakin tinggi dibayarkan, berarti semakin
sedikit laba yang ditahan dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat
pertumbuhan perusahaan. Perusahaan yang ingin menahan sebagian besar
dari pendapatannya tetap didalam perusahaan, berarti bagian dari laba yang
tersedia untuk pembayaran dividen akan semakin kecil. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa makin tingginya dividend payout ratio (DPR) yang
ditetapkan oleh perusahaan, makin kecil dana yang tersedia untuk
ditanamkan kembali didalam perusahaan yang ini akan menghambat
pertumbuhan perusahaan (Riyanto, 2001:265).
Pertimbangan besarnya dividend payout ini diduga sangat berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Bila kinerja keuangan perusahaan
bagus, diharapkan mampu untuk menetapkan besarnya dividend payout yang mana besarnya sesuai dengan harapan pemegang saham yaitu mendapatkan
dividen dalam jumlah besar. Kinerja keuangan perusahaan dibaca melalui
commit to user
3 keuangan tersebut. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005:36)
“Rasio merupakan alat untuk meyediakan pandangan terhadap kondisi yang
mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio
yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan
investigasi lebih lanjut”. Dari definisi ini rasio dapat digunakan untuk
mengetahui apakah terdapat penyimpangan-penyimpangan dengan cara
membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Penelitian ini sebelumnya dilakukan oleh Rini Dwiyani Hadiwidjaja
(2007) dengan mengambil sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI
pada tahun 2001-2005 yang meneliti pengaruh cash ratio, DER, net profit
margin, ROI, dan tax rate terhadap DPR menunjukan bahwa semua faktor mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap DPR. Faktor
return on investment (ROI) dan tax rate (TAX) mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap DPR dan faktor yang paling dominan
mempengaruhi DPR adalah return on investment (ROI).
Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) dengan mengambil
sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 1991-1996 yang
meneliti pangaruh kas, DER, potensi pertumbuhan (growth potensial), ukuran perusahaan (firm size), kepemilikan dan profitabilitas (ROA)
terhadap DPR menunjukan bahwa posisi kas dan DER merupakan faktor
yang paling dominan mempengaruhi DPR perusahaan publik yang terdaftar
commit to user
4 Penelitian yang dilakukan Fira Puspita (2009) dengan mengambil
sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007 yang
meneliti pengaruh cash ratio, growth, firm size, profitability (ROA), debt to
total asset (DTA), debt to equity ratio (DER) terhadap dividend payout ratio menunjukkan bahwa cash ratio, growth, firm size, profitability (ROA), berpengaruh signifikan terhadap DPR sedangkan yang lainnya tidak cukup
signifikan.
Penelitian yang dilakukan Maria Andriyani (2008) dengan
mengambil sampel perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2004-2006 yang meneliti pengaruh cash ratio, debt
to equity ratio (DER), insider ownership, investment opportunity set (IOS), dan profitability terhadap kebijakan dividen menunjukkan bahwa semua faktor mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio sedangkan insider ownership tidak cukup signifikan.
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian penulis adalah
perusahaan-perusahaan publik yang listed di BEI. Variabel-variabel yang
dipakai dalam penelitian ini yakni cash position, debt to equity ratio, return on asset, firm size, growth potential, holding, dan tax rate.
Berdasarkan uraian dan permasalahan diatas, maka penulis tertarik
untuk menganalisis pengaruh rario-rasio keuangan antara lain: cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size
commit to user
5 mengambil judul ” ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA
PERUSAHAAN PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2005-2009”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on
asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) secara simultan mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio (DPR) perusahaan publik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009?
2. Apakah cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on
asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio (DPR) perusahaan publik yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009?
3. Diantara variabel rasio keuangan perusahaan tersebut, manakah yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap dividend payout ratio
perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
commit to user
6
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka diberikan batasan-batasan
salah sebagai berikut:
1. Penelitian ini mengujikan tujuh (7) variabel keuangan yang
mempengaruhi dividend payout ratio yaitu Apakah cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size
(SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX).
2. Penelitian ini menganalisa perusahaan publik yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
3. Waktu pengamatan dibatasi yaitu hanya tahun 2005 sampai tahun
2009.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh cash position (CASH), debt to equity
ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) secara simultan terhadap dividend payout ratio perusahaan publik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
2. Untuk mengetahui pengaruh cash position (CASH), debt to equity
commit to user
7 terhadap dividend payout ratio perusahaan publik yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
3. Untuk mengetahui variabel rasio keuangan perusahaan yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap dividend payout ratio
perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2005-2009.
E. Manfaat Penelitian
a. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan dalam mengambil kebijakan manajemen khususnya
yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan yang diukur
dengan rasio keuangan.
b. Investor
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
salah satu informasi dalam mempertimbangkan pengambilan
keputusan investasi sehubungan dengan harapan para pemegang saham
untuk mendapatkan dividen atas sejumlah dana yang diinvestasikan.
c. Penulis
Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan,
pengetahuan mengenai pasar modal terutama rasio keuangan dan
commit to user
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Dividend Payout Ratio
Keuntungan yang diperoleh investor atau pemegang saham dapat
berupa capitals gains dan dividen. Capital gains adalah perolehan
keuntungan dari selisih lebih antara harga jual dengan harga beli saham,
sedangkan dividen merupakan pendapatan yang diterima pemegang saham
secara periodik dari sebagian laba bersih yang disisihkan oleh perusahaan.
Dividen juga sebagai harapan bagi para investor, artinya pada titik tertentu
para investor mengharapkan adanya pembagian laba dari laba yang
diperoleh saham.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian dasar dividen adalah
pembayaran yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham
sehubungan dengan keuntungan/laba yang diperoleh perusahaan.
Gitman (2003:570) Dividend payout ratio indicates the percentage of each dollar earned that is distributed to the owners in the form of cash, it is calculated by dividing the firm’s cash dividend per share by it’s earning per share.
Keown, at all (2005:607) Dividend ratio is the amount of dividend relative to the company’s net income or earning per share”.
B. Kebijakan Dividen
Kebijakan deviden (dividend policy) adalah suatu keputusan untuk menentukan berapa besar bagian dari pendapatan perusahaan akan dibagikan
kepada para pemegang saham dan akan diinvestasikan kembali
commit to user
9 (reinvesment) atau ditahan (retained) didalam perusahaan. Dari pengertian tersebut, kebijakan dividen didasarkan pada rentang pertimbangan atau
kepentingan pemegang saham disatu sisi dan kepentingan perusahan disisi
lain.
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan keputusan pendanaan perusahaan dan juga merupakan keputusan
apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan ditahan untuk
menambah modal guna pembiayaan dimasa yang akan datang. Ratio
pembayaran dividen menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk dividen
kas dan laba yang sebagai sumber pendanaan.
Laba ditahan dalam jumlah besar, berarti laba yang akan dibayarkan
sebagai dividen menjadi lebih kecil. Persentase dari pendapatan yang akan
dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend payout ratio. Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba
atau menahannya guna diinvestasikan kembali dalam perusahaan. Kebijakan
dividen yang optimal pada suatu perusahaan adalah kebijakan keseimbangan
diantara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa mendatang sehingga
memaksimalkan harga saham (Astuti,2004:144).
Prosedur pembayaran dividen yang sebenarnya sebagai berikut
(Brigham dan Houston, 2006:84):
a. Tanggal pengumuman (declaration date)
Tanggal pengumuman merupakan tanggal dimana secara resmi
commit to user
10 pembayaran dividen yang akan dilakukan. Pengumuman ini biasanya
untuk pembagian dividen reguler. Isi pengumuman tersebut
menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni: tanggal
pencatatan, tanggal pembayaran dan besarnya dividen kas per lembar.
b. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date)
Pada tanggal ini perusahaan melakukan pencatatan nama-nama
pemegang saham. Para pemilik saham yang terdaftar pada daftar
pemegang saham tersebut diberikan hak sedangkan pemegang saham
yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan tidak diberikan hak untuk
memperoleh dividen.
c. Tanggal cum-dividend
Tanggal cum-dividend merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masih melekat hak untuk mendapatkan
dividen baik dividen tunai maupun dividen saham.
d. Tanggal ex dividen (ex-dividend date)
Tanggal dimana perdagangan saham tersebut sudah tidak
melekat lagi hak untuk memperoleh dividen. Jadi jika investor
membeli saham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor
tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk mendapatkan
dividen.
e. Tanggal pembayaran (payment date)
Tanggal ini merupakan saat pembayaran dividen oleh
commit to user
11 atas dividen. Jadi pada tanggal tersebut para investor sudah dapat
mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang telah
diumumkan oleh emiten (dividen tunai/dividen saham).
Dalam keputusan pembagian dividen, perusahaan harus
mempertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaannya.
Laba yang diperoleh perusahaan pada umumnya tidak dibagikan seluruhnya
sebagai dividen karena sebagian disisihkan untuk diinvestasikan kembali
atau sebagian ditahan dalam retained earning. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan dividen
masing-masing perusahaan sehingga pertimbangan manajemen sangat
diperlukan.
Kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan ada beberapa macam,
yaitu (Van Horne,1995):
1. Kebijakan dividen yang stabil.
Artinya jumlah dividen per lembar saham (DPS) yang
dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu
meskipun laba per lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi.
Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan
dividen tersebut antara lain karena, (a) akan memberikan kesan kepada
para pemodal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik di
masa mendatang dan (b) adanya golongan pemodal tertentu yang
commit to user
12 2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal
ditambah dividen ekstra.
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per
lembar saham setiap tahunnya, dan jika terjadi peningkatan laba secara
drastis atau keadaan keuangan yang lebih baik maka jumlah tersebut
ditambah lagi dengan dividen ekstra.
3. Kebijakan dividen yang konstan.
Berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan
setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan laba
bersih yang diperoleh setiap tahunnya. Hal ini berarti dividen dianggap
mempunyai isi informasi sebagai indikator prospek perusahaan
(membaik atau memburuk), maka perubahan kebijakan dividen akan
meningkatkan atau menurunkan harga saham hanya apabila hal
tersebut ditafsirkan sebagai terjadinya perubahan prospek perusahaan.
Berbagai teori yang relevan dalam kebijakan dividen dikemukakan
oleh Suherli dan Harahap (2004 :30) yang telah teruji secara empiris, yaitu:
a. Smoothing Theory
Teory ini dikembangkan oleh Lintner. Lintner mengatakan
bahwa jumlah dividen tergantung akan keuntungan perusahaan
sekarang dan dividen tahun sebelumnya.
b. Dividend Irrelevance Theory
Teori ini diperkenalkan oleh miller dan modligani dalam
commit to user
13 menjelaskan bahwa dalam dunia tanpa pajak, dan tidak
diperhitungkannya biaya transaksi serta dalam kondisi pasar yang
sempurna, maka kebijakan dividen tidak akan memberikan pengaruh
apapun pada harga pasar saham tersebut.
c. Bird in the Hand Theory
Gordon mengemukakan bird in the hand theory. Gordon
mengatakan bahwa dengan mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud
sebagai dividen dimasa depan (it can fly).
d. Tax Preparance Theory
Teori ini diungkapkan oleh Bhattacharya yang menjelaskan
bahwa berkaitan dengan pajak, investor lebih memilih pembayaran
dividen yang rendah dibandingkan dividen yang tinggi.
e. Clientele Effect Thoery
Teori ini diungkapkan oleh Black dan Scholes yang
mengasumsikan jika perusahaan membayar dividen, investor
seharusnya mendapatkan keuntungan dari dividen tersebut untuk
menghilangkan konsekuensi negatif dari pajak.
Pertimbangan manajerial dalam menentukan dividend payout ratio (Sartono, 2003) :
commit to user
14 Kebutuhan dana bagi perusahaan merupakan faktor yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen yanh akan
diambil. Aliran kas perusahaan yang diharapkan, pengeluaran modal
dimasa datang yang diharapkan, kebutuhan tambahan piutang dan
persediaan, pola pengurangan hutang dan faktor lain yang
mempengaruhi posisi kas perusahaan harus dipertimbangkan dalam
analisis kebijakan dividen.
2) Likuiditas
Dividen bagi perusahaan merupakan kas keluar, semakin besar
posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan maka semakin
besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan
yang sedang mengalami pertumbuhan akan memerlukan dana yang
cukup besar guna membiayai investasinya, oleh karena itu perusahaan
tersebut akan kurang likuid karena dana yang diperoleh lebih banyak
diinvestasikan pada aktiva tetap dan aktiva lancar yang permanen.
Kebijakan dividen merupakan salah satu keputusan penting dalam
kaitannya dengan usaha untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Kebijakan
dividen yang optimal (optimal dividend policy) adalah kebijakan yang
menciptakan keseimbangan diantara dividen saat ini dan pertumbuhan
dimasa mendatang yang memaksimumkan harga saham (Eugene F.
Brighamet. al., 2006: 66). Dengan demikian, kebijakan dividen pada
prinsipnya menghasilkan dua variabel yaitu dividen tunai dan laba ditahan
commit to user
15 sekarang dan petumbuhan perusahaan dimasa mendatang. Keseimbangan ini
diharapkan akan memberikan pengaruh positif yang pada akhirnya akan
memaksimumkan harga saham.
C. Penelitian-Penelitian Terdahulu
Penelitian ini sebelumnya dilakukan oleh Rini Dwiyani Hadiwidjaja
(2007) dengan mengambil sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEJ
pada tahun 2001-2005 yang meneliti pengaruh cash ratio, DER, net profit
margin, ROI, dan tax rate terhadap DPR menunjukan bahwa semua faktor mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap DPR. Faktor
return on investment (ROI) dan tax rate (TAX) mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap DPR dan faktor yang paling dominan
mempengaruhi DPR adalah return on investment (ROI).
Penelitian yang dilakukan oleh Sutrisno (2001) dengan mengambil
sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEJ pada tahun 1991-1996 yang
meneliti pangaruh kas, DER, potensi pertumbuhan (growth potensial),
ukuran perusahaan (firm size), kepemilikan dan profitabilitas (ROA) terhadap DPR menunjukan bahwa posisi kas dan DER merupakan faktor
yang paling dominan mempengaruhi DPR perusahaan publik yang terdaftar
di BEJ, sedangkan variabel lainnya tidak cukup signifikan.
Penelitian yang dilakukan Fira Puspita (2009) dengan mengambil
sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2005-2007 yang
commit to user
16 total asset (DTA), debt to equity ratio (DER) terhadap dividend payout ratio menunjukkan bahwa cash ratio, growth, firm size, profitability (ROA), berpengaruh signifikan terhadap DPR sedangkan yang lainnya tidak cukup
signifikan.
Penelitian yang dilakukan Maria Andriyani (2008) dengan
mengambil sampel perusahaan automotive yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2004-2006 yang meneliti pengaruh cash ratio, debt to equity ratio (DER), insider ownership, investment opportunity set (IOS),
dan profitability terhadap kebijakan dividen menunjukkan bahwa semua faktor mempunyai pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio sedangkan insider ownership tidak cukup signifikan.
D. Kerangka Pemikiran
Untuk mempermudah pemahaman tentang pengaruh dari cash
position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm
commit to user
17 Variabel Independen Variabel Dependen
Cash position (CP) merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan perusahaan, sebelum membuat keputusan untuk
menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang
saham. Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga semakin
kuat posisi kas perusahaan, berarti semakin besar kemampuannya untuk
membayar dividen. Posisi kas dihitung berdasarkan perbandingan antara
saldo kas akhir tahun dengan laba bersih setelah pajak (Stanley dan
Geoffrey, 1987).
Debt to equity ratio (DER) mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya melalu modal sendiri. Peningkatan
kewajiban akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih, termasuk dividen
yang dibayarkan, karena kewajiban tersebut lebih diprioritaskan daripada
pembagian dividen. Jika beban hutang semakin tinggi, maka kemampuan
perusahaan untuk membagi dividen akan semakin rendah, sehingga DER
commit to user
18 Return On Asset (ROA) diukur dari laba bersih setelah pajak (earning after tax) terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi
perusahaan dalam rangka menghasilkan probabilitas perusahaan. ROA
(salah satu ukuran profitabilitas) juga merupakan ukuran efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
tetap yang digunakan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar
ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik karena tingkat
kembalian investasi (return) yang semakin besar. Menurut Hanafi (2004:375) perusahaan yang mempunyai aliran kas atau profitabilitas yang
baik bisa membayar deviden atau meningkatkan deviden.
Firm size (SIZE) mencerminkan ukuran perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan
profitabilitas yang tinggi dan keuntungan yang teratur, dengan mudah dapat
masuk ke pasar modal. Karena kemudahan akses kepasar modal cukup
berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang
lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran
dividend yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Ukuran perusahaan
diwakili oleh log natural dan total assets (Alli et al., 1993).
Growth potensial (GROW) merupakan kemampuan perusahaan untuk bertumbuh. Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan yang semakin
commit to user
19 pertumbuhan perusahaan tersebut, sehingga semakin memungkinkan
perusahaan menahan keuntungan dan tidak membayarkannya sebagai
dividend. Oleh karenanya potensi pertumbuhan perusahaan menjadi faktor
penting yang menentukan kebijakan dividen.
Holding (HOLD) merupakan presentase saham yang dimiliki oleh publik. Holding merupakan variabel untuk menguji pertimbangan
manajemen atas peranan dividen dalam menurunkan masalah agensi
berdasarkan besarnya penyebaran kepemilikan saham.
Tax rate (TAX) merupakan pajak penghasilan. Perubahan peraturan perpajakan dalam setiap periode akan mempengaruhi kebijakan dividen dan
pembayaran dividen itu sendiri, sehingga tarif pajak yang berubah-ubah dan
tarif yang tinggi mendorong perusahaan untuk menghindarinya. Sehingga
pajak dan pembayaran dividen terdapat hubungan negatif yang artinya
semakin tinggi pajak mengindikasikan semakin turun pembayaran dividen
kepada pemegang saham. Rasio tax rate dihitung berdasarkan perbandingan antara pajak penghasilan dengan laba operasi.
E. Hipotesis
Ada beberapa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Pengaruh cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on
commit to user
20 Penelitian yang dilakukan Nasrul (2004) menunjukan bahwa
ada pengaruh positif dan signifikan secara simultan antara CR, DER,
NPM dan ROI terhadap DPR. Current ratio (CR) dan return on
investment (ROI) yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio secara parsial.
Penelitian yang dilakukan Hariani (2005) mengenai
variabel-variabel yang mempengaruhi dividend payout ratio dengan variabel bebas antara lain posisi kas (cash position), potensi pertumbuhan
(growth), ukuran perusahaan (firm size), ratio hutang terhadap modal (debt to equity ratio), profitabilitas (profitability), tax rate dan time
interest earned. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa posisi kas cash position), potensi pertumbuhan (growth), ukuran perusahaan (firm size), rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio), profitabilitas (profitability), tax rate dan time interest earned tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Hanya variabel rasio hutang terhadap modal (debt to equity ratio) dan
profitabilitas (profitability) yang memiliki pengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio secara parsial.
Berdasarkan studi empiris tersebut, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
1
H : cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on
commit to user
21 mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio perusahaan
publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
2
H : cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on
asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) secara parsial mempunyai pengaruh terhadap dividend payout ratio perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2009.
2. Return on Asset (ROA) variabel kinerja keuangan yang mempunyai
pengaruh paling dominan terhadap dividend payout ratio.
ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas, yaitu rasio yang
menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga
menghasilkan keuntungan / laba bagi perusahaan. Robbert Ang (1997)
menyebutkan bahwa ratio ROA digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan cara
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio
yang terpenting di antara rasio rentabilitas yang ada.
Penelitian yang dilakukan Fira Puspita (2009) dengan
mengambil sampel perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun
2005-2007 yang meneliti pengaruh cash ratio, growth, firm size, Retun
commit to user
22 terhadap DPR. Variabel ROA dalam penelitian ini merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap DPR.
Berdasarkan studi empiris tersebut, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut :
3
H : ROA mempunyai pengaruh paling dominan terhadap dividend
commit to user
23 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain asosiatif, untuk menganalisis
hubungan antara suatu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana
suatu variabel mempengaruhi lain (Umar, 2003:30). Penelitian ini termasuk
dalam tipe penelitian penjelasan (explanatory research) yang memfokuskan pada hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis
seperti yang telah dirumuskan sebelumnya. Menurut dimensi waktunya,
penelitian ini bersifat pooled yaitu observasi yang melibatkan data time
series dan cross sectional pada perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai tahun 2009.
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi adalah sekumpulan objek yang memiliki kesamaan
karakteristik dan ciri-ciri dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk
masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2005 sampai 2009.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki dan dianggap mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya lebih
sedikit daripada jumlah populasi). Teknik pengambilan sampel yang
commit to user
24 digunakan dalam dalam penelitian ini yaitu dengan metode purposive
sampling, yaitu sample dipilih berdasarkan kesesuaian karakteristik dengan kriteria sample yang ditentukan agar diperoleh sample yang representative (Sugiyono, 2003:78).
Kriteria tersebut antara lain:
1) Perusahaan publik yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun
2005-2009.
2) Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan
keuangannya secara rutin dan mempunyai data keuangan yang lengkap
sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3) Perusahaan yang terus menerus membagikan dividen kepada
pemegang sahamnya tahun 2005-2009.
4) Dividend payout ratio (DPR) yang dimiliki adalah lebih kecil atau sama dengan satu, karena untuk menghindari indikasi permasalahan
kebangkrutan bagi perusahaan.
C. Identifikasi Variabel dan Pengukuran Variabel
Berdasar pada permasalahan penelitian dan pengembangan hipotesis,
maka variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat
diidentifikasikan dan diukur sebagai berikut:
1) Variabel Dependen
Variabel yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini
commit to user
25 kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran dividen setiap
tahun kepada pemegang saham. Rasio pembayaran dividen dapat
diukur dengan membandingkan dividen kas perlembar saham dengan
laba yang diperoleh perlembar saham (Sundjaja dan Inge, 2002:391).
Rumus dividend payout ratio adalah: Dividen tunai per lembar DPR =
Laba per lembar saham
2) Variabel Independen
a. Cash Position (CASH)
Pembayaran dividen merupakan arus kas keluar, sehingga
semakin kuat posisi kas perusahaan berarti semakin besar
kemampuan untuk membayar dividen. Posisi kas dihitung
berdasarkan perbandingan antara saldo kas akhir dengan laba
bersih setelah pajak (Stanley dan Geofrev, 1987).
Saldo kas akhir CASH =
Laba bersih setelah pajak
b. Debt to Equity Ratio (DER)
Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal, rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan
dibayar oleh hutang, dimana semakin tinggi ini menggambarkan
gejala yang kurang baik bagi perusahaan, rasio ini dihitung
commit to user
26 Total Hutang
DER =
Total Modal Sendiri
c. Return on Asset (ROA)
ROA mengidentifikasikan tingkat profitabilitas. Rasio ini
mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan
pajak. Hasil pengembalian total aktiva atau total investasi
menunjukkan kinerja manajemen dalam menggunakan aktiva
perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini dihitung dengan
rumus (Sartono, 2001:122)
Laba Bersih Setelah Pajak ROA =
Total Aktiva
d. Ukuran Perusahaan (Firm Size)
Firm Size mencerminkan ukuran perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Perusahaan yang sudah mantap akan
mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perusahaan kecil atau yang masih baru (Sundjaja dan
Inge 2002:389). Firm size (ukuran perusahaan) diwakili oleh log
natural dari total asset (Ali et al, 1993). SIZE = Ln total asset
e. Potensi Pertumbuhan (Growth Potential)
Potensi pertumbuhan merupakan kemampuan perusahaan
commit to user
27 semakin cepat, maka makin besar kebutuhan akan dana untuk
membiaya pertumbuhan perusahaan tersebut.
Indikator dari atribut pertumbuhan, digunakan tingkat
pertumbuhan yang diatur pada setiap tahun dalam total asset
(Chang dan Rhee, 1990) yaitu:
TAt – TAt-1 GROW =
TAt-1
Dimana : GROW : Growth Potential
TA : Total Asset tahun t
TA : Total Asset tahun t-1
f. Kepemilikan Saham (Holding)
Holding (HOLD) merupakan presentase saham yang
dimiliki oleh publik. Holding merupakan variabel untuk menguji
pertimbangan manajemen atas peranan dividen dalam
menurunkan masalah agensi berdasarkan besarnya penyebaran
kepemilikan saham. Pengaruh holding terhadap dividen adalah positif, sehingga semakin tinggi holding mengindikasikan semakin besar pembayaran dividen kepada pemegang saham
(Amidu dan Abor, 2006).
g. Pajak Penghasilan (Tax Rate)
commit to user
28 kebijakan dividen dan pembayaran dividen itu sendiri, sehingga
tarif pajak yang berubah-ubah dan tarif yang tinggi mendorong
perusahaan untuk menghindarinya. Sehingga pajak dan
pembayaran dividen terdapat hubungan negatif yang artinya
semakin tinggi pajak mengindikasikan semakin turun
pembayaran dividen kepada pemegang saham. Rasio tax rate
dihitung berdasarkan perbandingan antara pajak penghasilan
dengan laba operasi.
Pajak penghasilan GROW =
Laba operasi
D. Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan oleh
lembaga pengumpul data (Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
JSX Statistic, dan publikasi-publikasi lainnya.
F. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik
dokumentasi. Data yang diperlukan adalah cash position (CASH), debt to
commit to user
29
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Dalam menganalisis pengaruh dari cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth
potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX)terhadap dividend payout ratio digunakan analisis regresi linier berganda dengan variabel dependen yaitu dividend payout ratio dan variabel independen yaitu cash
position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX).
Model Regresi adalah sebagai berikut :
Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6+ b7X7, + e
Keterangan :
Y = Dividend Payout Ratio bo = Konstanta
X1 = Cash Position
X2 = Debt to Equity Ratio (DER)
X3 = Return On Asset (ROA) X4 = Firm Size (SIZE)
X5 = Growth Potential (GROW)
X6 = Holding (HOLD) X7 = Tax Rate (TAX)
b1-b7 = Koefisien Regresi
commit to user
30 Beberapa pengujian yang akan dilakukan dalam pengujian ini antara
lain uji normalitas data dan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji
multikolinearitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas, sedangkan
untuk menguji hipotesis dengan pengujian koefisien regresi simultan (uji F),
pengujian koefisien regresi parsial (uji t), pengujian koefisien determinasi,
dan pengujian koefisien beta standar. Untuk semua pengujian dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 16.00 for windows.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji
normalitas data dilakukan dengan menggunakan model
Kolmogrov-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi
yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan yaitu
0,05. Apabila nilai signifikansi (p-value) lebih besar dari taraf
signifikansi yaitu 0,05 maka data berdistribusi normal.
Jika data berdistribusi tidak normal, salah satu cara untuk
menormalkan data yaitu dengan menggunakan metode trimming.
Metode trimming, yaitu membuang data yang bersifat outliers tersebut.
Selain itu, dapat dilakukan transformasi data dengan menggunakan
bentuk log sehingga nilai transformasi tersebut dapat memenuhi batas
commit to user
31 2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas, autokorelasi,
heteroskedastisitas.
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu hubungan yang sempurna
antara beberapa variabel independen (bebas) dalam model
regresi. Akibat adanya multikolinearitas adalah estimasi akan
terafiliasi sehingga menimbulkan bias. Uji ini dilakukan dengan
melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF
melebihi angka 10, maka disimpulkan telah terjadi
multikolinearitas, sedangkan jika nilai VIF di bawah angka 10
maka disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi antara anggota serangkaian
observasi yang terletak berderetan menurut waktu (seperti data
time series) atau korelasi antara tempat yang berdekatan (seperti
data cross sectional). Uji yang digunakan untuk mendeteksi
adanya autokorelasi adalah uji Durbin-Watson (D-W). Uji
Durbin-Watson dihitung berdasarkan jumlah selisih kuadrat
nilai-nilai taksiran faktor penganggu yang berurutan. Untuk
mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai
Durbin-Watson. Panduan mengenai angka Durbin-Watson (D-W) untuk
commit to user
32 Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Santoso,
2001 : 219) :
1) Angka D-W dibawah –2, berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W diantara –2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dimaksudkan
untuk mengetahui dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali, 2005 : 105). Jika varian dari residual satu pengamatan
kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
salah satunya adalah dengan menggunakan uji Glejser. Glejser
mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap
variabel independen (Gujarati, 2003). Jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,
maka ada inidikasi terjadi Heteroskedastisitas. Namun, jika
probabilitas menunjukkan tingkat signifikansinya diatas tingkat
kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan modal regresi tidak
commit to user
33 Selain itu metode yang digunakan untuk menguji ada atau
tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot
antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual
(SRESID). Dasar analisis ini adalah :
1) Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur seperti bergelombang atau melebar kemudian
menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
2) Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji Hipotesis
a. Pengujian Koefisien Regresi Secara Bersama-sama (Uji F).
Uji statistik F bertujuan untuk menguji semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji
adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol,
atau :
H0 : b1 = b2 = …….. = bk = 0
Artinya, semua variabel independen bukan merupakan penjelas
commit to user
34 alternatifnya (Ha) tidak semua parameter secara simultan sama
dengan nol, atau :
Ha : b1 ≠ b2 ≠ …….. ≠ bk ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara bersama-sama
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistik F dengan kriteria
pengambilan keputusannya sebagai berikut (Ghozali, 2005 : 84) :
1) Apabila nilai F lebih besar dari 4 maka H0 dapat ditolak
pada derajat kepercayaan 5%, sehingga Ha yang
menyatakan bahwa semua variabel independen secara
simultan mempengaruhi variabel dependen dapat diterima.
2) Membadingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila
nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka H0 ditolak
dan Ha diterima.
b. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t).
Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui
variabel independen secara parsial (individu) berpengaruh
terhadap variabel dependen, dengan asumsi variabel independen
yang lain konstan. Hipotesis nol (H0) yang hendak diuji adalah
apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau :
H0 : bi = 0
Artinya, variabel independen bukan merupakan penjelas yang
commit to user
35 (Ha) apakah parameter suatu variabel tidak sama dengan nol,
atau :
Ha : bi ≠ 0
Artinya, variabel independen merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen.
Adapun kriteria pengambilan keputusannya sebagai berikut
(Ghozali, 2005 : 84) :
1) Apabila jumlah degree of freedom (df) adala 20 atau lebih
dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang
menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari
2. Dengan kata lain, Ha yang menyatakan bahwa suatu
variabel independen secara individual mempengaruhi
variabel dependen dapat diterima.
2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik-titik kritis
menurut tabel. Apabila nilai statistik t hitung lebih besar
dibandingkan dengan nilai t tabel, maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
4. Koefisien Determinasi (Uji R2)
Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan
perkiraan dalam analisis regresi. Koefisien determinasi (R2) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi
commit to user
36 independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. R2 dikatakan baik jika semakin mendekati 1. Jika R2 sama
dengan 1 berarti bahwa variabel independen berpengaruh sempurna
terhadap variabel dependen. Sedangkan jika R2 sama dengan 0, maka
tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
5. Koefisien Beta Standar
Koefisien Beta Standar digunakan untuk mengetahui variabel
bebas yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat.
Pengujiannya dengan melihat nilai beta standar pada analisis regresi
linier berganda. Variabel bebas yang mempunyai koefisien beta
standar dan korelasi parsial paling tinggi berarti mempunyai pengaruh
commit to user
37 BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan analisis terhadap data penelitian dan pengujian
hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dengan menggunakan
teknik-teknik analisis yang telah ditentukan. Hipotesis yang akan diuji adalah
tentang pengaruh cash position, debt to equity ratio, return on asset, firm size, growth potential, holding, dan tax rate terhadap dividend payout ratio perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, juga diuji tentang variabel yang
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap dividend payout ratio. Pengujian hipotesis menggunakan uji Regresi Linier Berganda dan diproses dengan
menggunakan bantuan program SPSS 16.00 for Windows.
A. Analisis Data
Penelitian ini mengambil sampel perusahaan-perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2005 sampai tahun 2009.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory
periode tahun 2005 sampai tahun 2009 diperoleh sampel yang akan
digunakan sebagai objek penelitian yaitu 16 perusahaan. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode
purposive sampling. Sampel tersebut dipilih atas dasar kesesuaian karakteristik sebagai berikut:
1) Perusahaan publik yang terdapat di Bursa Efek Indonesia tahun
2005-2009.
commit to user
38 2) Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan
keuangannya secara rutin dan mempunyai data keuangan yang lengkap
sesuai yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3) Perusahaan yang terus menerus membagikan dividen kepada
pemegang sahamnya tahun 2005-2009.
4) Dividend payout ratio (DPR) yang dimiliki adalah lebih kecil atau
sama dengan satu, karena untuk menghindari indikasi permasalahan
kebangkrutan bagi perusahaan.
Data sampel perusahaan akan ditampilkan secara ringkas dalam tabel
berikut:
Tabel IV. 1
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN
NO NAMA PERUSAHAAN
1 PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE,TBK 2 PT. BAKRIE SUMATRA PLANTATIONS, TBK 3 PT. BANK DANAMON INDONESIA, TBK 4 PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK 5 PT. BFI FINANCE INDONESIA, TBK 6 PT. COLORPAK INDONESIA, TBK 7 PT. FAST FOOD INDONESIA, TBK 8 PT. GUDANG GARAM, TBK
9 PT. MAYORA INDAH, TBK 10 PT. MERCK, TBK
11 PT. MULTI BINTANG INDONESIA, TBK 12 PT. SEPATU BATA, TBK
13 PT. SUMI INDO KABEL, TBK 14 PT. SUMMARECON AGUNG, TBK 15 PT. TUNAS RIDEAN, TBK
16 PT. UNITED TRACTORS, TBK
commit to user
39
B. Deskripsi Data
Dengan melakukan perhitungan statistik deskriptif, maka dapat
diketahui gambaran tentang data cash position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW),
holding (HOLD), tax rate (TAX) dan dividend payout ratio (DPR). Gambaran mengenai data tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel IV. 2
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 6)
Dari tabel IV. 2 diatas, dapat diketahui nilai rata-rata cash position
yaitu sebesar 126,096%. Nilai cash position terkecil dicapai oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, yaitu sebesar 6,5% pada tahun 2006. Sedangkan
nilai cash position terbesar dicapai oleh PT. Bank Danamon Indonesia Tbk,
yaitu sebesar 557,5% pada tahun 2006.
Variabel debt to equity ratio memiliki nilai rata-rata sebesar 1,07713
commit to user
40 equity ratio terbesar dicapai oleh PT. Tunas Ridean Tbk, yaitu sebesar 3,440 kali pada tahun 2005.
Variabel return on asset memiliki nilai rata-rata sebesar 10,521%. Nilai return on asset terkecil dicapai oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk,
yaitu sebesar 0,2% pada tahun 2005. Nilai return on asset terbesar dicapai oleh PT. Merck Tbk, yaitu sebesar 33,8% pada tahun 2009.
Variabel firm size memiliki nilai rata-rata sebesar 1,46073E1. Nilai firm size terkecil dicapai oleh PT. Colorpak Indonesia Tbk, yaitu sebesar 11,587 pada tahun 2005. Sedangkan nilai firm size terbesar dicapai oleh PT.
Bank Danamon Indonesia Tbk, yaitu sebesar 18,032pada tahun 2005.
Nilai rata-rata growth potential yaitu sebesar 19,761%. Nilai growth
potential terkecil sebesar -15,3% dicapai oleh PT. Colorpak Indonesia Tbk pada tahun 2009. Sedangkan nilai growth potential terbesar sebesar 76,9% dicapai oleh PT. BFI Finance Indonesia Tbk pada tahun 2007.
Variabel holding memiliki nilai rata-rata sebesar 30,440%. Nilai
holding terkecil dicapai oleh PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk, yaitu sebesar 4,6% pada tahun 2007. Sedangkan nilai holding terbesar dicapai oleh PT. Bakrie Sumatra Plantations Tbk, yaitu sebesar 73,0% pada tahun
2009.
Variabel tax rate memiliki nilai rata-rata sebesar 28,9709%. Nilai tax
commit to user
41 Variabel dividend payout ratio memiliki nilai rata-rata sebesar
35,1492%. Nilai dividend payout ratio terkecil dicapai oleh PT. Sepatu Bata Tbk, yaitu sebesar 7,77% pada tahun 2005. Sedangkan nilai dividend payout
ratio terbesar dicapai oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk, yaitu sebesar 89,89% pada tahun 2002.
C. Pengolahan Data
Sebelum melakukan regresi untuk pengujian hipotesis, terlebih
dahulu dilakukan pengujian normalitas data dan pengujian asumsi klasik
yang merupakan persyaratan untuk melakukan regresi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model
regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji
normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji statistik
Non-Parametrik Kolmogorov-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan taraf
signifikansi yang sudah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai
signifikansi (p-value) lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05
maka data berdistribusi normal.
Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
commit to user
Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation .14872160 Most Extreme Differences Absolute .105 Positive .105 Negative -.065 Kolmogorov-Smirnov Z .924 Asymp. Sig. (2-tailed) .360 a. Test distribution is Normal.
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 7)
Berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa nilai
Kolmogorov-Smirnov (K-S) sebesar 0,924 dengan Asymp.Sig (2-tailed) sebesar 0,360 atau probabilitas diatas 0.05 (0,360 > 0,05) maka dapat
dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada
hubungan yang sempurna atau hubungan yang hampir sempurna
diantara variabel bebas pada model regresi. Cara yang digunakan
untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas adalah
dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor
(VIF). Jika nilai tolerance dibawah 0,1 dan VIF lebih besar dari
commit to user
43 nilai tolerance diatas 0,1 dan VIF dibawah 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas.
Hasil pengujian multikolinearitas ditunjukkan dalam tabel
berikut ini:
Tabel IV. 3. 2
HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS
Variabel Tolerance VIF Kesimpulan
CASH 0,794 1,260 Tidak terjadi multikolinearitas DER 0,901 1,109 Tidak terjadi multikolinearitas ROA 0,669 1,495 Tidak terjadi multikolinearitas SIZE 0,701 1,427 Tidak terjadi multikolinearitas GROW 0,902 1,108 Tidak terjadi multikolinearitas HOLD 0,699 1,431 Tidak terjadi multikolinearitas TAX 0,861 1,161 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 8)
Dari tabel IV. 4 diatas, hasil nilai tolerance untuk semua
variabel independen bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF
bernilai kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa dalam
model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi adanya
korelasi internal diantara anggota-anggota dari serangkaian
pengamatan yang tersusun dalam rangkaian ruang dan waktu.
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai
Durbin-Watson. Panduan mengenai angka Durbin-Watson (D-W) untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat dalam tabel D-W.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Santoso,
commit to user
44 1) Angka D-W dibawah –2, berarti ada autokorelasi positif.
2) Angka D-W diantara –2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
3) Angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi negatif.
Hasil pengujian autokorelasi ditunjukkan dalam tabel
berikut ini: a. Predictors: (Constant), TAX, GROW, SIZE, DER, CASH, HOLD, ROA b. Dependent Variable: DPR
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 9)
Berdasarkan hasil output SPSS diatas, nilai
Durbin-Watson (D-W) yaitu sebesar 1,436. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi cenderung tidak terdapat autokorelasi.
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dimaksudkan
untuk mengetahui dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali, 2005 : 105). Jika varian dari residual satu pengamatan
kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan
commit to user
45 Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
salah satunya adalah dengan menggunakan uji Glejser. Glejser
mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap
variabel independen (Gujarati, 2003). Jika variabel independen
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen,
maka ada inidikasi terjadi Heteroskedastisitas. Namun, jika
probabilitas menunjukkan tingkat signifikansinya diatas tingkat
kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan modal regresi tidak
mengandung adanya Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dengan metode Glejser diperoleh
hasil sebagai berikut:
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran 10)
commit to user
46 Pengujian heteroskedastisitas diatas, variabel cash
position (CASH), debt to equity ratio (DER), return on asset (ROA), firm size (SIZE), growth potential (GROW), holding (HOLD), dan tax rate (TAX) tidak signifikan secara statistik
terhadap nilai absolute residual dari model regresi yang
ditunjukkan oleh nilai probabilitas sebesar 0.191, 0.312, 0.828,
0.130, 0.070, 0.252, dan 0.747 lebih besar dari nilai signifikansi
0,05 sehingga dinyatakan bahwa model regresi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Selain itu metode yang digunakan untuk menguji ada atau
tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot
antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual
(SRESID). Dasar analisis ini adalah :
3) Jika titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang
teratur seperti bergelombang atau melebar kemudian
menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
4) Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik