• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

4.2 PROGRAM ACARA BERITA DI JOGJA T

Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) DIII Penyaiaran FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dilaksanakan oleh penulis di Jogja TV pada divisi News (Pemberitaan). Penempatan ini sesuai dengan latar belakang ilmu Jurnalistik yang telah didapatkan oleh penulis selama perkuliahan di DIII Penyiaran FISIP UNS. Selain itu juga sesuai dengan minat penulis yang ingin mendalami mengenai ilmu Jurnalistik.

Didalam divisi News (pemberitaan) di stasiun Jogja TV mempunyai struktur organisasi yang diandalkan dalam proses kinerja dalam divisi, hal tersebut akan penulis terangkan melalui bagan berikut ini.

1. Struktur Organisasi Divisi News

Penanggung Jawab

Wakil Penanggung Jawab

Redaktur Pelaksana

Seputar Berita Pawartos Pawartos Pawartos Good Jogja Malam Ngayogyakarto Enjing Sonten Morning

2. Proses Kinerja Divisi News Produser Koordinator Liputan Reporter Kameraman Melaksanakan Liputan Editor Naskah

Kameramen mengedit gambar

Editor Paket

Produser Master Control

Di stasiun Jogja TV sendiri mempunyai beberapa mata acara yang termasuk dalam kategori berita, yaitu :Good Morning; yakni berita dalam bahasa Inggris, Seputar Jogja ;yakni berita teraktual seputar Jogja dan sekitarnya, disampaikan dalam bahasa Indonesia, Berita Malam, dan Pawartos, program Pawartos sendiri dibagi menjadi 3; yakni Pawartos Enjing yang tayang secara langsung setiap pagi pukul 07.00 WIB,

Pawartos Sonten pukul 16.00 WIB, & Pawartos Ngayogyakarto yang tayang secara langsung setiap malam pukul 19.30 WIB , ketiganya adalah program berita yang menggunakan bahasa Jawa sebagai pengantarnya. Namun dalam hal ini, penulis hanya akan membahas mengenai Proses Peliputan & Produksi Berita Pawartos Ngayogyakarto.

Pawartos Ngayogyakarto merupakan program berita harian yang menampilkan kejadian-kejadian aktual yang lebih ringan soft news atau feature yang tetap mempunyai nilai Jurnalistik. Penggunaan bahasa Jawa pada program Acara Pawartos, khususnya Pawartos Ngayogyakarto mempunyai maksud agar tetap lestari di kalangan pemirsa, khususnya para generasi muda. Selain itu, penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar, bermaksud agar memberi nuansa lain pada penyajian berita dan dapat memberian suguhan berita yang mudah dicerna bagi masyarakat menengah ke bawah serta masyarakat Jawa (khususnya Jogja dan Sekitarnya) yang lebih familiar dengan bahasa Jawa.

4.3 TAHAPAN PRODUKSI PROGRAM BERITA PAWARTOS

NGAYOGYAKARTO

Dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Media ini penulis juga mendapatkan banyak pengalaman dan memperoleh ilmu Jurnalistik lebih dalam, karena penulis mengikuti langsung bagaimana proses produksi berita. Khususnya mengenai proses pembuatan naskah berita, yang terkait dengan reporter dan redaktur. Sehingga dalam hal ini penulis lebih banyak

melakukan observasi di bagian keredaksian dan kegiatan liputan di lapangan.

Dari hasil pengamatan penulis selama melakukan kegiatan KKM, adapun tahapan produksi berita di Jogja TV yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan

Sebelum melakukan liputan, diperlukan perencanaan yang matang sebagai acuan atau petunjuk agar dapat tercapai hasil yang dimaksud. Selain itu perencanaan dimaksudkan sebagai alat koordinasi dan pengawasan, dengan demikian bisa didapat hasil yang optimal.

Dalam divisi News (Pemberitaan) Jogja TV, orang yang bertanggung jawab pada segala hal yang berhubungan dengan perencanaan dan persiapan liputan adalah Koordinator Liputan atau sering di singkat Korlip. Tahap perencanaan yang dilakukan oleh Korlip adalah dimulai dengan penentuan materi berita, kemudian perencanaan kerja yang telah disusun segera diinformasikan kepada seluruh kru yang nantinya akan bertugas, di sini adalah peporter, kameramen, dan driver. Adapun hal lain yang tidak luput dari perencanaan Korlip adalah penyusunan kerabat kerja, peralatan, trnsportasi, pembiayaan perjalanan. Hal ini dimaksudkan agar liputan dapat berjalan dengan baik tanpa kesalahpahaman atau miss communication. Disamping itu untuk mendapatkan materi berita aktual, faktual, dan memiliki nilai berita yang tinggi, serta materi yang diserap dari berbagai sumber.

Adapun sumber-sumber informasi berita yang didapat adalah sebagai berikut:

a. Hasil monitoring dari media lain ; wacana berita bisa diperoleh dari surat kabar, buletin, radio, dan media lainya.

b. Undangan ; sumber berita ini biasanya menyangkut kegiatan- kegiatan yang sermonial atau resmi.

c. Release ; sumber berita yang berasal dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga yang berkompeten.

d. Hunting ; sumber berita diperoleh dari pengamatan dari lapangan. e. Informasi dari pihak lain ; sumber berita diperoleh dari dari

masyarakat umum maupun orang-orang penting.

f. Inisiatif sendiri ; sumber berita yang diperoleh dari apa yang diliha, didengar, apa yang diamati, dan dialami sendiri.

2. Proses Liputan Lapangan

Liputan adalah tindak lanjut dari pelaksanaan perencanaan. Dalam hal ini yang berperan penting adalah reporter dan kameramen. Dalam setiap peliputan setiap harinya, tim liputan terdiri dari dua tim, setiap tim terdiri dari dua orang yaitu seorang reporter dan seorang kameramen, yang akan dihantarkan oleh driver atau sopir ke lokasi liputan. Tim Satu yang lokasi liputannya lebih dekat dijangkau akan didrop atau turunkan lebih dahulu di lokasi liputan sesuai dengan jadwal atau list dari Korlip, lalu driver mengahantarkan tim Dua ke lokasi liputan yang lain sesuai dengan list dari Korlip. Terkadang ada

juga tim yang stand by di kantor untuk meliput wacana atau kunjungan yang berlangsung di kantor. Agar proses peliputan berita berjalan lancar perlu ada persiapan yang hrus dilakukan oleh reporter dan kameramen sebelum melakukan liputan antara lain :

a. Menghubungi narasumber yang berkopenten dengan materi liputan.

b. Mempelajari materi yang akan diliput.

c. Mengumpulkan data ,fakta ,atau referensi yang berkaitan dengan materi liputan.

d. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.

Reporter bertugas untuk menghimpun kebenaran informasi yang berlangsung di lapangan, untuk dapat disampaikan kepada khalayak. Sedangkan Kameramen mendampingi reporter dan bertugas mencari visual gambar yang mendukung ketajaman berita. Saat tim berada dalam lokasi liputan, biasanya reporter berperan ganda yakni sebagai peliput dan koordinator lapangan. Pada saat reporter melakukan peliputan, biasanya kameramen tidak merekam gambar terlebih dulu, reporter hanya menulis inti-inti pembicaraan yang disampaikan oleh narasumber yang tetap mengacu pada 5 W + 1H, bila dirasa perlu data atau gambar yang memperkuat nilai berita, barulah kameramen merekam gambar pendukung materi liputan atau merekam gambar narasumber saat mengeluarkan statement, untuk nantinya dijadikan insert. Dalam tahap peliputan berita dibutuhkan kerjasama yang solid

dan komunikatif antar sesama kru yang bertugas agar mendapatkan sinkronisasi berita yang layak siar dan berkualitas. Reporter berhak mendirect kameramen agar mendapat gambar pendukung berita yang sesuai dengan materi liputan.

3. Penulisan Naskah Berita

Penulisan naskah berita dilakukan oleh reporter setelah melakukan liputan di lapangan, penulisan naskah siar ini merupakan penjabaran dari point-point berita yang telah dihimpun reportrer. Setelah selesai disusun, naskah diberikan kepada Editor In Chief (EIC) untuk dikoreksi, setelah itu diserahkan pada Transleter atau pengalih bahasa Jawa (berita Pawartos menggunakan bahasa Jawa). Dalam penulisan naskah berita, reporter harus memperhatikan metode penulisan naskah berita yang tepat. Standar penulisan naskah yang digunakan yaitu metode Piramida Terbalik. Setelah naskah berita selesai diedit dan dialih bahasa, maka berita siap untuk disiarkan 4. Dubbing dan Editing

Setelah proses editing naskah dan proses alih bahasa pada naskah berita, dilanjutkan pada dubbing atau proses pengisian suara dari naskah yang dibuat oleh reporter biasanya bibacakan oleh salah satu kru yang mempunyai kualitas suara yang memadai untuk mengisi VO (Voice Over). Voice Over adalah naskah yang dibuat oleh reporter dan dibacakan oleh siapa saja yang dianggap mempunyai kemampuan membaca naskah dan mempunyai kualitas suara yang baik, dengan

cara merekam suaranya terlebih dahulu, setelah itu digabungkan disinkronkan dengan hasil gambar yang telah direkam oleh kameramen. Cara penyajian berita televisi dengan voice over lebih menjamin sinkronisasi antara gambar dan suara, karena pemasukan gambar atau visual ke dalam pita kaset dapat dilakukan setelah proses pengisian suara. Dalam penyajian berita dengan Voice Over ini tidak menyebutkan identitas penyaji karena penyaji VO bukanlah penyusun berita, yang disebutkan adalah nama peliput. Dalam pengisian suara berita bahasa Jawa untuk program berita Pawartos, dipilih tenaga pengisi suara yang memiliki karakter khas logat Jawa yang khas, agar berita lebih nyaman didengar dan tidak terdengar aneh oleh para penikmat berita.

Setelah dilakukan dubbing, tahap selanjutnya adalah melakukan editing gambar. Editing gambar dilakukan oleh kameramen, dengan telah dilakukan tahap VO maka tahap editing gambar akan lebih mudah, apabila belum dilakukan VO sebelumnya, maka kameramen hanya menggunakan naskah yang disusun oleh reporter sebagai acuanya dalam mengedit gambar.

5. Penyusunan Rundown Berita

Setelah berita telah melalui tahap editing gambar dan pengisian suara maka setelah itu semua berita diserahkan pada produser untuk disusun rundownnya. Rundown berita ini berisi lead-lead berita beserta susunan jeda iklan, rundown berita disusun dari berita yang dianggap

paling penting atau yang paling aktual sampai berita yang ringan. Setelah selesai disusun, rundown dikopi menjadi dua dan diserahkan pada EP (Editor Paket) untuk digunakan sebagai acuan atau petunjuk menyusun gambar berita sesuai rundown dari produser, dan diserahkan pada produser untuk dicocokan pada saat berita tayang. Gambar- gambar berita tersebut disimpan dalam format mini divi dan diserahkan kepada Master Conrol dan siap memasuki tahap siar atau tayang secara live.

6. Siaran

Setelah melalui proses produksi yang panjang, maka akhirnya berita siap ditayangkan secara langsung dari Studio 1 Jogja TV, program berita Pawartos Ngayogyakarto ini tayang setiap hari pukul 19.00 WIB selama 30 menit. Adapun kru-kru yang bertugas dalam proses penayangan berita Pawartos adalah sebagai berikut :

a. Pengarah acara : Berperan mengarahkan acara live dariruang master control ke studio yang sedang tayang b. Pengarah studio : Berperan mengarahkan presenter dan

kameramen

c. Penata kamera : Berperan menyiapkan kamera d. CCU atau camera control unit

e. Video switcher : Berperan mengoperasikan switcher , sebuah alat untuk memilih gambar yang diambil dari

kamera studio dan akn dikeluarkan ke televise yang dilihat oleh pemirsa

f. Telepromter : Berperan mengendalikan telepromter, alat utk mengendalikan text berita dari master control yang akn tampil di kamera studio yang akan dibaca oleh presenter

g. Presenter : Berperan membacakan berita yang sudah disiapkan, biasanya presenter datang dan siap setengah jam sebelum on air

h. Tata suara : Berperan mengatur audio studio selama produksi

i. Tata cahaya : Berperan mengatur cahaya studio selama produksi

j. Master control : Mengoperasikan computer server, menyusun rundown memindahkan / capture video baik yang berupa iklan promo , berita , dll

k. VTR/CG : VTR(video tape recorder) yaitu merekam acara yang sedang berlangsung. CG(charater generator) yaitu mengeluarkan kredit title nama seperti kerabat kerja pada akhir acara, iklan2, sumperimpose, dan running text l. Art & desain : Berperan mendesain promo, bamper,dll

m. Dekorasi : Berperan mendekorasi studio sesuai acara yang sedangberlangsung

n. Library news : Bagian dokumentasi dari berita berita yang sudah direkam

o. Pemeliharaan alat : Berperan mengurus alat alat yang digunakan selama produksi

p. Transmisi : Berperan mengatur alat pemancar alat pemancar tv

Setelah penayangan program barita PN ini kemudian dilakukan evaluasi yang kemudian akan dipertanggung jawabkan dan di bahas dalam suatu rapat untuk dijadikan perbaikan. Lalu produksi berita yang sudah direkam mengalami proses pdokumentasi di bagian library.

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Selama melakukan kegiatan praktek Kuliah Kerja Media di Divisi News (Pemberitaan) Jogja TV selama satu bulan lamanya, penulis merasa belum sepenuhnya mengembangkan dan menggali kemampuan dari ilmu yang di dimiliki dari perkuliahan. Dari pihak Jogja TV sudah menunjuk instruktur khusus atau pembimbing yang bertugas membantu dan mengarahkan penulis secara khusus dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Tetapi dikarenakan posisi penulis hanya sebagai reporter magang, karena dalam divisi News Jogja TV, reporter hanya bertugas meliput berita dan menyusun naskah berita saja, bila penulis ingin tahu proses produksi yang lain maka penulis harus punya inisiatif sendiri untuk bertanya atau menawarkan diri untuk melihat proses produksi. Namun terlepas dari semua itu, penulis merasa banyak mendapat tambahan ilmu dan pengetahuan baru tentang seluk-beluk dunia pertelevisian dan berkesempatan untuk terjun secara langsung di dalamnya, walaupun penulis menyadari bahwa ilmu dan pengalaman yang dimiliki penulis masih jauh dari cukup.

Pawartos Ngayogyakarto merupakan salah satu program berita unggulan dari stasiun Jogja TV, yang pola penyajianya berbeda dengan berita pada umumnya, karena program berita Pawartos Ngayogyakarta

merupakan berita ringan (sot news / feature) dari seputar Jogja dan sekitarnya yang disampaikan menggunakan bahasa Jawa.

Peliputan atau liputan adalah proses penelusuran informasi, pada umumnya berisi wawancara atau interview yang merupakan pertemuan tatap muka (face-to-face) antara seseorang yang mengajukan pertanyaan- pertanyaan (reporter) dengan orang (orang-orang) lain, yang pertanyaan- pertanyaan ini biasanya dipusatkan pada suatu pokok persoalan atau beberapa pokok persoalan tertentu. Dalam melakukan tugasnya reporter dibantu oleh kameramen yang bertugas merekam dan menghimpun gambar yang mendukung nilai berita.

Teknik penyajian berita harus berdasar pada rumus 5 W + 1 H. program berita Pawartos Ngayogyakarto mengedepankan berita soft news atau feature. Dari arti katanya sendiri soft news adalah berita halus, yang dimaksud berita halus disini adalah berita yang tidak dituntut keaktualitasanya. Soft news atau feature lebih dituntut nilai kreatif, subyektif, informatif, dan menghibur. Tetapi soft news atau feature sendiri dituntut untuk mengangkat aspek humman interest dan lebih bisa memenuhi kebutuhan psikologi / bathin tentang hal yang menrik, bersifat ringan, dan menghibur pemirsanya. Hampir semua berita Pawartos bersifat lebih memasyarakat, khususnya untuk masyarakat Jogja dan sekitarnya dan bersifat ringan tetapi tetap aktual. Berbeda dengan hard news yang merupakan berita yang merupakan berita lugas, penting dan menarik

perhatian audience, karena bersifat aktual maka hard news ditutut untuk sesegera mungkin disampaikan kepada masyarakat yakni pemirsa.

Dibelakang layar pembuatan berita Pawartos Ngayogyakarta yang berdurasi 30 menit setiap penayanganya tersebut, melibatkan banyak kru yang bertugas. Yang mana pekerjaan mereka saling berhubungan satu dengan yang lain, serta dibutuhkan kerja sama yang solit agar dapat menghasilkan out put berita yang baik dan berkualitas.

Setelah melakukan Kuliah Kerja Media selama satu bulan terhitung dari tanggal 1 April 2008 sampai 30 April 2008, penulis dapat mencapai berbagai tujuan, yakni ;

1. Setelah penulis melakukan Kuliah Kerja Media selama 1 bulan, penulis dapat mengetahui bagaimana mekanisme kerja dalam redaksi stasiun TV, khususnya dalam divisi News atau pemberitaan.

2. Selama magang di stasiun TV Jogja TV, penulis dapat merasakan secara langsung proses peliputan berita. Dan dapat melakukan secara langsung bagaimana menulis naskah berita televisi dengan baik dan benar, bahkan penulis berkesempatan berkali-kali untuk berperan sebagai reporter tunggal dalam peliputan dan menyusun naskah berita yang penulis liput. Dan semua berita yang penulis liput ditayangkan dalam program berita Seputar Jogja dan atau Pawartos.

3. Setelah melakukan Kuliah Kerja Media selama satu bulan, penulis menjadi tahu dan terlibat langsung proses pembuatan berita dari pra hingga berita siap tayang.

4. Selama melakukan Kuliah Kerja Media selama satu bulan akhirnya penulis dapat mempraktekan ilmu jurnalistik yang didapat di bangku perkuliahan.

5. Setelah melakukan Kuliah Kerja Media selama satu bulan, penulis memperoleh bahan untuk menyusun Laporan Tugas Akhir untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar ahli madya di bidang komunikasi terapan.

B. SARAN

Dari serangkaian kegiatan Kuliah Kerja Media yang dialami, diamati dan dilakukan oleh penulis, penulis masih melihat beberapa kelemahan dalam pelaksanaan proses peliputan dan produksi berita Pawartos Ngayogyakarta. Oleh karena itu penulis memberanikan diri untuk untuk memberikan sedikit sumbangan pemikiran berupa saran sebagai berikut :

1. Dalam setiap peliputan, sering kali list (jadwal tujuan liputan) yang diberikan kepada tim liputan merupakan list berita yang sudah beberapa kali diangkat, khususnya pada berita soft news atau feature. Demi memberikan berita yang bervariasi, sebaiknya Koordinator Liputan atau KorLip lebih kreatif dan jeli saat menentukan list liputan agar tidak memberikan efek dejavu atau ber-ulang pada berita, dan agar dapat memberikan suguhan yang baru untuk penggemar berita.

2. Menurut pengamatan penulis selama menjalankan KKM di Jogja TV , dalam menjalankan tugas, tanggung jawab dan sikap profesional seorang broadcaster harus lebih ditingkatkan. Demi memberikan kualitas berita yang baik dan mempunyai ciri khas tertentu maka sebaiknya seluruh reporter (termasuk reporter senior) selalu menyerahkan naskah liputan kepada editor naskah sebelum dilakukan VO. Karena semua itu sesuai dengan mekanisme pembuatan berita, semua naskah harus melewati tahap editing naskah agar mendapat out put yang baik dan berkarakter.

C. PENUTUP

Demikian gambaran sederhana dari penulis tentang proses peliputan dan produksi berita Pawartos Ngayogyakarto, semua ini penulis peroleh selama melakukan kegiatan Kuliah Kerja Media melalui praktek serta pengamatan secara langsung dan tidak langsung. Kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam Laporan Tugas Akhir ini sekiranya dapat dijadikan manfaat yang berarti dan menjadi suatu yang harus terus dikoreksi.

Dokumen terkait