• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses peliputan dan produksi berita pawartos Ngayogyakarta RINA ASTUTI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses peliputan dan produksi berita pawartos Ngayogyakarta RINA ASTUTI"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PROSES PELIPUTAN DAN PRODUKSI BERITA PAWARTOS NGAYOGYAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh sebutan ahli madya (AMd.) di bidang komunikasi terapan

Oleh : RINA ASTUTI

D1405049

PROGRAM D3 KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

PROSES PELIPUTAN DAN PRODUKSI BERITA PAWARTOS

NGAYOGYAKARTA Karya

Nama : RINA ASTUTI NIM : D.1405049 Konsentrasi : Penyiaran

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Surakarta, 2008

Mengatahui Dosen Pembimbing

Drs. A. Eko Setyanto, M.Si

(3)

PENGESAHAN

Tugas akhir ini telah diuji dan disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir Program DIII Komunikasi Terapan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta Hari :

Tanggal :

Panitia Ujian Akhir 1. Drs. Dwi Tiyanto, SU

Ketua

2. Drs. A. Eko Setyanto, M.Si

Anggota

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta Dekan

Drs. Supriyadi, SN. SU NIP 130 814 593

(4)

PERSEMBAHAN

Dengan penuh syukur dan sayang , penulis persembahkan secar khusus Laporan Tugas Akhir ini kepada:

Pak’e dan bu’e, terimakasih atas limpahan kasih sayang

yang tak terukur dalamnya..

Mas Edy, kakakku terhebat sepanjang masa..

Tria danYusuf, adik-adikku tersayang..

Mas Nugroho, calon suamiku tercinta, terimakasih atas

hari-hari yang bermakna..

Semua orang yang aku sayangi dan yang menyayangi aku,.

jazakumullah khoiro katsiro..

I LOVE YOU ALL

I DO..

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah hirobbil’alamin

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena limpahan rahmat dan hidayah-NYA, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir dengan judul PROSES PELIPUTAN DAN PRODUKSI BERITA PAWARTOS NGAYOGYAKARTA JOGJA TV, sebagai tugas dan syarat meraih gelar Ahli Madya program DIII Komunikasi Terapan (Broadcasting) FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih menyisakan banyak kekurangan. Tetapi sebagai langkah menuju penyempurnaan, kritik dan saran membangun akan selalu penulis nantikan demi menyempurnaan Laporan Tugas Akhir agar semakin baik.

Laporan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, ilmu dan kerja sama dari mereka sangat membantu penyusunan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Supriyadi Sri, SU. Dekan Fisip UNS, selaku pelindung pelaksanaan penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Drs. A. Eko Setyanto, Msi, selaku Ketua Program D3 Komunikasi Terapan dan Pembimbing penyusunan Laporan Tugas Akhir.

3. Sihar Harianja, selaku pembimbing kegiatan magang Kuliah Kerja Media di Jogja TV, yang telah banyak memberikan masukan pada penulis baik langsung maupun tidak langsung dalam pelaksanaan KKM.

(6)

4. Wempi Gunarto dan Luh Eka, selaku Redaktur Pelaksana Jogja TV , mbak Widi selaku Humas Jogja TV, penulis ucapkan terima kasih atas waktu dan segala informasi yang diberikan sehingga dapat tersusunya Laporan Tugas Akhir ini.

5. Seluruh rekan-rekan di Jogja TV, mas Andrew, mas Timbul, mas Nunus, mas Edhot, mas Shandy , Ucup selaku kru kameramen Jogja TV, mas Faisal, terima kasih atas kekompakan dan kerja samanya (serta tambahan ilmu dan kosa kata baru) selama penulis magang. J

6. Mbak Nita, mbak Firta, mbak Diana , mbak Edna (& Mas Wawan thanks 4 de tarix jabrik), selaku tim Reporter Jogja TV , terimakasih atas segala ilmu dan kebersamaan yang membuat penulis selalu nyaman.

7. Seluruh tim yang bertugas dalam divisi News Jogja TV, terima kasih semuanya.

8. Teman-teman satu kost, Fanda, Rollies, Verry, Banjir, Petobo. Mari tunjukan pada dunia bahwa Qt adalah tim yang solid. Terima kasih atas perjuangan bersamanya selama di kost. Mizz U all…

9. Tia, Icha, Dhida, Ulfa (we are SPICE GIRL!), terima kasih atas segala bantuan dan persahabatan yang hangat dari kalian. You R my best sistas.. Luph U all J

10.Nuri, Budi, Dion, Dian, makasih ya atas kunjunganya ke kost yang sumpek dan bermasalah..^_^

11.Christ & Tommy, makasih atas semua bantuan angkut-angkutnya nya sampai tiba di Jogja..

(7)

12.Teman-teman seperjuangan di BROADCAST ’05. Semangatzz…! J 13.Keluarga di Panularan Pak Yus, Lik Tun & Harry (atas pinjeman

komputernya), matur nuwun…

14.Keluarga di Cemani, terimakasih atas semuanya…

15.Semua pihak yang yang tak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan semangat kepada penulis selama penyusunan Laporan Tugas Akhir ini hingga terselesaikan.

Akhir salam, semoga seluruh bantuan yang telah diberikan dari semua pihak berbuah berkah dari Allah SWT. Penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat dan lebih memberikan arti bagi kita semua.

Surakarta,

Penulis.

(8)

DAFTAR ISI

3.2 Dasar Pemikiran Jogja TV 3.3 Program Unggulan Jogja TV

(9)

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA 1. Laporan Kegiatan Kuliah Kerja Media 2. Program Acara Berita di Jogja TV

3. Tahapan Produksi Program Berita Pawartos Ngayogyakarta BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan 2. Saran 3. Penutup

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

32 37 39 46 48 48 51 52

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program pendidikan DIII Komunikasi Terapan FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun Akademik VI / 2005 merupakan program pendidikan tinggi Ahli Madya. Program ini bertujuan mempersiapkan mahasiswa sebagai calon praktisi komunikasi pada era globalisasi.

Seiring perkembangan jaman peranan teknologi semakin mendominasi kehidupan masyarakat, khususnya teknologi komunikasi. Dalam perkembangannya, teknologi komunikasi dituntut untuk dapat menyuguhkan informasi teraktual dan memudahkan masyarakat untuk mendapatkannya. Saat ini, persaingan media masa semakin keras, untuk itu dibutuhkan tenaga ahli dan praktisi yang berkompeten dibidang ini agar dapat menyuguhkan informasi yang berkualitas.

Program DIII Komunikasi Terapan Universitas Sebelas Maret ada untuk mempersiapkan Ahli Madya yang handal dengan ilmu yang telah dibekali ilmu dan siap mempraktekkannya dalam masyarakat.

Dalam program pendidikan DIII Komunikasi Terapan ini, para mahasiswanya diberikan peluang untuk dapat mempraktekan secara optimal semua ilmu yang telah didapat selama menempuh pendidikan.

Kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa tersebut merupakan kebijaksanaan dari pihak Fakultas. Mahasiswa berkesempatan untuk

(11)

melaksanakan Kuliah Kerja Media di lingkungan media pemerintah ataupun swasta. Dalam melaksanakan Kuliah Kerja Media ini, para mahasiswa diharapkan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan tersebut di Lembaga instansi ataupun swasta yang sesuai atau berkaitan dengan bidang ilmu yang dipelajari masing-masing.

Sesuai dengan jurusan komunikasi terapan (Broadcast), penulis memilih untuk melakukan Kuliah Kerja Media di sebuah stasiun televisi. Penulis memilih Televisi sebagai media praktek karena televisi sebagai bagian dari kebudayaan audio visual merupakan medium paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian masyarakat secara luas. Hal ini disebabkan oleh satelit televisi dan pesatnya perkembangan jaringan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke daerah terpencil. Kultur yang dibawa oleh televisi dengan sendirinya mulai bertumbuh di masyarakat. Apalagi yang esensial dari kultur ini pada hakekatnya sudah dikenal sejak lama, sebelum media tulis dan cetak menggesernya.

(12)

sebabnya jaman audio visual dengan media elektronik disebut kebudayaan lisan kedua.

Tidak mengherankan televisi memiliki daya tarik yang luar biasa apabila sajian program dapat menyesuaikan dengan karakter televisi dan manusia. Manusia terbiasa dengan televisi berarti manusia yang memiliki ekstensi (perpanjangan) dari mata dan telinganya. Sebagaimana manusia memiliki perpanjangan kakinya, yaitu roda (ketika ia mengendarai motor atau mobil), ia menjadi lebih kuat, lebih cepat, dan lebih terburu. Demikian juga manusia yang memiliki perpanjangan mata dan telinganya secara psikis juga berubah. Ia ingin mendengar dan melihat lebih luas , lebih banyak variasi dan lebih cepat. Maka program televisi juga menyusaikan karakter penonton.

Televsi memiliki keunggulan dibanding media massa lainnya karena merupakan perpaduan antara audio dari segi penyiarannya visual dari segi gambar gambar bergeraknya . Audio menyampaikan pesan dalam bentuk suara,sedangkan visual melalui gambar-gambar bergerak pendukung kejelasan dari pesan yang ingin disampaikan.

(13)

Dengan adanya kebijaksanaan dari Fakultas dan alasan diatas , penulis memilih kesempatan untuk menjalankan Kuliah Kerja Media di PT. Yogyakarta Tugu Televisi Jogja TV, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Jogja TV adalah salah satu televisi swasta lokal yang pertama berdiri di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam penyelenggaraan siarannya, Jogja TV mengangkat sektor pendidikan, sektor budaya, sektor perekonomian dan sektor pariwisata Yogyakarta dan sekitarnya.

Pada kesempatan ini, penulis mengambil subyek Proses Peliputan Dan Produksi Berita Pawartos Ngayogyakarta Jogja TV, dengan alasan, penulis adalah mahasiswa Program DIII Komunikasi Terapan (Penyiaran) FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta yang secara formal telah mempelajari dan mendapat bekal dalam bidang ilmu jurnalistik. Dengan bekal ilmu yang dimiliki oleh penulis, penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan dan melakukan secara langsung proses liputan sebagai reporter dan menulis naskah. Praktek tersebut sangat berguna bagi penulis karena penulis dapat lebih memahami dan mengerti bidang jurnalis secara teori dan praktek. Praktek kerja lapangan sangat membantu bagi penulis sebagai Ahli Madya Komunikasi Terapan yang dituntut harus mahir tidak hanya dalam teori, tetapi juga dalam praktek di lapangan.

(14)

pemirsa yang berbeda dengan program lainnya, karena Pawartos Ngayogyakarto adalah berita Bahasa Jawa yang menyuguhkan berita variasi berita mulai berita-berita teraktual sampai feature, program berita Pawartos Ngayogyakarto ditujukan kepada masyarakat menengah ke bawah, karena program ini ditunjukkan untuk masyarakat Jawa pada umumnya dan masyarakat Yogyakarta khususnya. Oleh karena itu penulis ingin lebih mengetahui dan memahami seperti apa dan bagaimana proses kerja produksi Pawartos Ngayogyakarta pada tahap peliputan dan produksi berita Pawartos Ngayogyakarta.

Tahap peliputan dan produksi berita Pawartos Ngayogyakarta Jogya TV adalah tahap yang terpenting dari proses pembuatan acara berita. Dibutuhkan teknik dan reportase yang baik oleh para reporter berita televisi agar dapat menghasilkan berita yang baik dan berkualitas. Diperlukan ahli dalam jurnalistis yang mampu mengangkat hal terpenting dan terdalam di setiap topik liputan dan juga diperlukan para tenaga yang handal dalam produksi berita yang baik pula.

B. Tujuan

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan atau Kuliah Kerja Media yang dilaksanakan penulis selama 1 bulan lamanya, terhitung dari tanggal 1 April sampai dengan 30 April 2008, di devisi News atau pemberitaan sebagai reporter.

(15)

1. Penulis ingin mengetahui bagaimana mekanisme kerja redaksi dalam stasiun TV, khususnya divisi News.

2. Penulis ingin merasakan langsung proses peliputan berita. dapat melakukan langsung bagaimana menulis naskah berita televisi dengan baik dan benar

3. Penulis ingin mengikuti proses pembuatan berita dari pra hingga berita siap tayang.

4. Penulis ingin mempraktekan ilmu jurnalistik yang didapat di bangku perkuliahan.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Informasi adalah benda abstrak yang digunakan untuk mencapai tujuan positif atau sebaliknya..(Wahyudi,1992 :11).

Fungsi media massa dalam menyuguhkan informasi kepada masyarakat dalam segala kondisi :

- Fungsi peringatan (warning). Media massa mempunyai fungsi mengingatkan masyarakat misalnya akan ada bahaya tertentu, sesutu yang dilakukan berkaitan dengan kewajiban yang harus ditunaikan, dan lainya.

- Fungsi agenda setting. Seharusnya media massa piawai dalam merumuskan hal-hal yang dianggap pentimg, merumuskan hal-hal yang dianggap penting , merumuskan hal-hal yang semula tidak disadari sebagai sesuatu yang bernilai kemudian menjadi sesuatu yang perlu dijunjung tinggi dan diperjuangkan. Fungsi tersebut sesungguhnya dapat membantu negara (pemerintah) dalam merumuskan realitas sosial sebagai input pengambilan keputusan bagi masyarakat (publik policy).

- Fungsi kepuasan (gratification). Keterbetasan eksperesi menyebabkan produksi jurnalistik cenderung monoton dan mengakibatkan kejenuhan.

(17)

- Fungsi kontrol sosial. Keterbatasan ekspresi menyebabkan media massa tidak dapat membantu masyarakat dalam mengontrol kekuasaan.

- (Panuju, 2005 :8)

Informasi-informasi merupakan serangkaian peristiwa yang dihimpun dan sesegera mungkin disammpaikan kepada masyarakat luas, penyampaian komunikasi dengan massa dapat dilakukan secara langsung seperti dalam pidato (retorika), dapat juga dengan sarana media massa. Media massa ada yang periodik seperti surat kabar / majalah (tercetak), radio, film, televisi (elektronika), dan ada yang nonoperiodik seperti buku, leaflet, selebaran, spanduk, dan sebagainya. Akibat dari perkembagan teknologi informasi, muncul media massa baru yangbersifat interaksi atau arus informasi yang berjalan dua arah, yang lazim disebut telematika, antara lain televisi kabel interaksi dan komputer komunikasi. ( Wahyudi, 1992: 8).

Dari pengertian diatas dapat ditelusuri bahwa segala bentuk infomasi bisa menjadi berita yang sesegera mungkin dipublikasikan. Berita disebut juga news, dalam pengertian sederhana Program news berarti suatu sajian laporan berupa fakta atau kejadian yang memiliki nilai berita (unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media secara periodik. (Wibowo, 2007 : 132)

(18)

artinya harian atau tiap hari. Dari perkataan itulah lahir kata jurnalis, yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalis.(Budyatna, 2005 :15).

Dalam proses reportase harus memperhatikan teknik wawancara yang baik denagan narasumber sehingga menghasilkan jawaban atau informasi yang berbobot. Perencanaan harus disiapkan dengan matang. Bila narasumber marupakan seorang pejabat penting maka reporter harus membuat janji terlebih dahulu dan melakukan pendekatan secara pendekatan secara pribadi dengan baik sehingga dapat melaksanakan wawancara dalam suasana yang lebih nyaman.

Dalam menggali informasi seorang wartawan harus selalu memegang prinsip 5 W + 1 H yaitu :

- What (apa) : Dapatkan cerita tentang apa yang terjadi didalamnya. - When (kapan) : Catatan hari dan waktu.

- Where (dimana) : Dapatkan lokasi kejadian dan gambarkanlah.

- Why (mengapa) : Mengerti apa yang menjadi penyebab peristiwa itu. Apa yang menyebabkan konflik, dan bila ada, bagaimana pemecahanya?

(19)

- Berita adalah uraian tentang peristiwa / pendapat / realita yang mengandung nilai berita dan sudah disajikan melalui media massa periodik.

- ATAU : Berita adalah uraian tentang fakta yang mengandung nilai berita dan sudah disajikan melalui media periodik.

- ATAU : Berita adalah informasi yang mengandung nilai berita dan sudah disajikan melalui media periodik. (Wahyudi, 1985 : 32)

Dari bentuknya berita menjadi dua :

- Hard News (Berita Lugas) : Berita yang berasal dari suatu kejdian yang baru saja pecah (aktual) yang akan menarik perhatian sebagian besar publik yang harus segera mungkin disampaikan secepatnya. Berita ini padat berisi informasi fakta yang disusun berdasarkan urutan yang paling penting.

(20)

menyiapkannya (menyiapkan peristiwa itu) lebih dulu. Sebaliknya, feature dapat dibuat dengan menyiapkan beberapa shot tertentu. Persiapan semacam itu bagaimanapun tidak boleh merupakan tindakan ilegal, yaitu mengada-ada hingga membuatnya sebagai suatu sandiwara. Kewajiban harus tetap dipertahankan dalam menyiapkan shot tertentu.(Idris, 1987 : 70)

- Investigative News (berita mendalam) : Berita yang reportasenya yang dilakukan dengan mengungkapkan fakta yang terbuka maupun tertutup hingga dapat dihasilkan hasil berita yang lebih lengkap dan menyeluruh (fakta dan realita). Selain pengumpulan fakta dari sumber resmi maupun perlu ditambah degan peneluduran melalui sumber kunci yang diyakini mempunyai kredibilitas tinggi tentang peristiwa yang diungkap sehingga dihasilkan sebuah dihasilkan sebuah berita yang lebih mendalam. (Ishwara, 2005: 58)

Jurnalistik televisi adalah jurnalisik audio visual. Unsur visual dalm sajian berita atau laporan di televisi mengandung peranan penting

Televisi adalah “televisi siaran (television broadcast) yang merupakan jaringan komunikasi yang berlansund satu arah , komuniktornya melebaga, pesanya bersifat umum, sasaranya menimbulkan keserempakan dan komunikasinya heterogen” (Uchjana Effendy, 1993 :21)

Seperti media massa lainnya televisi pada pokoknya memiliki tiga fungsi, yakni fungsi penerangan, pendidikan, dan hiburan (Uchjana Effendy, 1993 :21)

(21)

Sejak pertama kali diperkenalkan pada masyarakat, televisi sudah melakukan fungsi penerangan dalm bentuk pemberitauan. Karenanya, televisi dianggap sebagaimedia massa yang mampu menyiarkan informasi yang memuaskan. Hal ini disebabkan dua faktor yang terdapat pada televisi yang merupakan media massa audio visual tersebut. Pertama adalah faktor “immediacy” dan “realism”

Dalam fungsi sebagai sarana penerangan, televisi, selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata, atau berita yang dibacakan penyiar, namun dilengkapi pula dengan gambar-gambar yang faktual sehingga menambahtigkat kepercayaan masyarakat

- Immediacy

Mencakup pengertian langsung dan dekat. Televisi menyajikan peristiwa yang dapat dilihat dan didengar oleh khalayak pada saat peristiwa tersebut berlangsung, sehingga kalayak seola-olah ada di etmpat peristiwa terjadi. Meskipun halayak jauh dari tempat kejadian namun dapat menyaksikanya dengan jekas dari jarak yang amat dekat.

- Realism

(22)

2. Sebagai media komunikasi (the educational function)

Sebagai media komunikasi massa televisi merupakan saran yang ampuh untuk menyiarkan acar pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secar simultan. Stasiun televisi menyarkan acara-acara pendidikan secar teratur kepada masyarakat sehingga sesuai dengan makna pendidikan, yakni meningkatkan pengetahan dan penalaran masyarakat. Namun terdapat juga hal ini disebut sebagai Educational Televisi (ETV), yakni acara pendidikan yang disispkan kedalam siaran yang sifatnya umum, sehingga acara pendidikan tersebut dapat merupakan pendidikan formal bagi masyarakatacara-acar pada stasiun televisi ang menyiarkan acara secar implisit mengandung pendidikan, misalnya sinetron religi, fragmen, ceramah, film, dll.

3. Fungsi Hiburan (The intertainment Function)

(23)

Dalam jurnalistik televisi berarti pengetahuan mengenai penyiaran catatan harian dengan segala aspeknya, meliputi teknik meliput hal –hal atau peristiwa – peristiwa yang terjadi dalm masyarakat, mengolahnya menjadi berita dan menyebarluaskanya kepada khalayak (Uchjana Efendi, 1993 : 169). Hal –hal yang erat hubunganya dengan jurnalistik televisi antara lain:

1. Penyuntigan berita televisi (TV news Editing)

Pada stasiun televisi kerabat kerja yang bertugas dalam penyusunan naskah berita dinamakn news editor. News editor tidak hanya menyusun dan menyajikan suara penyiar, namun juga harus memperhatikan suasana yang menyangkut hal yang diberitakan secara viual baik dalam bentuk gambar hidup (motion picture) maupun gambar diam (sill picture)

2. Kebijaksanaan pemberitaan

Terdapat tiga bentuk organisasi penyiaran : - Swasta (Privat enterprice)

- Milik pemerintah (Government own) - Koorporasi (Publik Coorporation) 3. Gaya Berita Televisi

(24)

kalimat yang singkat , dibacakan dengan jelas dan tegas , berlaku write as you talk.

Siaran televisi terdiri dari siaran non berita dan siaran berita . siaran berita bersifat politis dengan mengutamakan jurnalistiknya. Karenanya penyajian produk siaran televisi, terutama program berita harus memikirkan masalah sinkronisasi. Yaitu kesesuaian antara naskah yang dibaca dan gambar yang ditampilkan. Isi pesan dalam berita harus memenuhi rumus Easy Listening Formula, artinya mudah dimengerti pada awalnya. Hal ini sangat berkaitan erat dengan pemilihan kata-kata yang mudah dimengerti dan dipahami, didengar dengan cara penyampaian yang baik. (Wahyudi, 1984 :6)

Televisi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat masyarakat akan informasi elalui program acara, khususnya dalam bentuk berita. Dalam penyajian program acara berita menark minat khalayak tentunya dan tentunya dapat dipercaya kebenaranya.

Dalam bukunya J.B Wahyudi , suatu sajian siaran berita televisi harus memenuhi ciri – ciri :

- Siaran berita harus mengutamakan segi jurnalistiknya. - Terikat oleh waktu.

- Sasaranya bukan hanya kepuasan khalayak namun juga kepercayaan khalayak.

- Memenuhi keinginan khalayak akan informasi yang baru (aktualitas). - Improvisasi dari penyaji terbatas karena mengutamakan segi

(25)

- Terkait pada kode etik (profesi kewartawanan)

- Penyusunan kata dalam siaran berita pada ekonomi kata dan bahasa. - Faktual dan menyerap realitas.

Pada sebuah sajian acara berita televisi didukung oleh kemampuan teknologi , berita haruslah memiliki nilai atau bobot (news value) yang meliputi :

1. Significance (penting)

Peristiwa itu berkemungkinan mempengaruhi orang banyak, atau yang memiliki akibat terhadap kehidupan penikmat berita.

2. Magnitude (besar)

Kejadian itu menyangkut angka – angka yang berati bagi kehidupan orang banyak atau kejadian itu bersifat kolosal.

3. Timeliness (waktu)

Peristiwa tersebut harus aktual , hangat atau termassa ; menyangkut hal-hal yang baru terjadi.

4. Proximity (dekat)

Kejadian yang memiliki kedekatan dengan penikmat berita , baik secara geografis maupun emosional / psikologis.

5. Prominence (tenar)

Peristiwa menyangkut hak atau orang yang terkenal atau sangat dikenal oleh penikmat berita.

6. Humman Interest (manusiawi)

(26)

Bahasa yang digunakan dalam media televisi adalah model bahasa sekilas dengan. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting, sehingga penerimaan pesan oleh khalayak harus dapat diterima dengan baik. Bahasa untuk berita televisi penyusunannya harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat ditngkap pemirsa dalam sekilas dengar. Hal ini disebabkan berita yang disiarkan kepada khalayak melalui televisi yang serba cepat dengar dan lihat dan cepat pula hilangnya . namun berita televisi hanya dibacakan sekali saja, tidak diulang-ulang. kalaupun diulang, pengulangan tersebut tentu pada jam yang berbeda sehingga bahasa yang digunakan dalam televisi adlah sebagai berikut :

- Sederhana , tidak bercampur aduk dengan kata asing atau kata-kata yang kurang dikenal oleh para penonton .

- Kalimat – kalimat hendaklah pendek , langsung kepada sasaran, tidak berbeli-belit

- Menghindari pemakaian kalimat terbalik (inverted setence). - Pokok kalimat dan kalimat diusahakan berdekatan letaknya. - Mata uang asing diberi persamaanya dalam bahasa Indonesia.

- Memberikan sedikit penjelasan mengenai benda atau kata saing yang kurang lazim digunakan. (Idris ,1979 :6)

(27)

penjelasan yang isinya memperkuat informasi dalam pembukaan, misalnya pernyataan-pernyataan atau kutipan yang menjelaskan masalah utamanya dan keterangan lain yang berhasil digali wartawan.

Pada berita lunak, wartawan ingin bercerita.maka ia tidak memulai ceritanya dengan pembukaan ringkasan yang berisi fokus peristiwa seperti pad berita lugas. Wartawan memilih kalimat pembuka yang lebih kreatif, yang memancing pembaca, sehingga kalimat atau paragraf yang berisi fokus atau gagasan utama itu tidak lagi ditempatkan pada awal cerita.(Ishwara, 2005 : 117)

Struktur penulisan naskah berita televisi harus selalu mengingat 5 unsur: - Accurancy : penulisan harus tepat.

- Brevity : penulisan harus ringkas.

- Clarity : penulisan harus jelas.

- Simplicity : penulisan harus simple / praktis.

- Sincerity : penulisan harus bisa dipercaya. (Wahyudi, 1985 : 42) Satu hal yang juga perlu diperhatikan dalam penulisan naskah berita adalah lead berita. Lead adalah kepala barita atau tatanan kalimat di awal berita yang menggambarkan hal apa yang hendak diinformasikan, sehingga khalayak langung bisa mengetahui.

Lead adalah bagian penting karena :

- Sesuai dengan kelemahan media televisi yang sepintas, maka lead bisa menjadi jembatan sebagai penggugah minat.

(28)

- Lead mampu menampilkan pesan inti sebuah informasi yang akan disajikan panjan lebar pada bagian tubuh berita.

Teknik Piramida Terbalik merupakan teknik penulisan yang digunakan sebagai rumus penulisan naskah berita televisi. Mengingat sifat berita televisi itu induktif, artinya harus dikemukakan yang penting dahulu baru diikuti oleh yang kurang penting, maka pembuatan berita tersebut menggunakan teknik Piramida Terbalik.

What’s The News

Set The Scene

Context

Background

Other Detail

Keterangan :

- What’s the News : Topik bertanya (who, what, when)

- Set the scene : Pemaparan (why, where)

- Context : Hubungan permasalahanya (how, why)

- Back ground : Latar belakang

(29)

Jurnalistik televisi adalah jurnalisik audio visual. Unsur visual dalm sajian berita atau laporan di televisi mengandung peranan penting

Selain hal diatasteknik pennyajian dalam medium televisi lebih bervariatif karena mengandung makna suara (audio) juga mengandung makna gambar (visual).

1. Sistem ROSS : adalah teknik penyajian berita dimana reporternya / redaktur aktif mencari, mengumpulkan, menyeleksi, mengolah berita dan menyajikanya sendiri berita tersebut dengan merekamsuaranya lebih dahulu kedalam visual yang tersediasecara sinkron. Disini reporter / redaktur penyaji harus menyebutkn identitas diri, dari manamelaporkan, dan untuk stasiun televisi mana dia melaporkan. Teknik penyjian ini tidak dapat dilakukan pada media massa lainya

Sistem ini mempunyai 4 cara penyajian, yaitu :

a. Reporter on the spot and on the screen (reporter berada ditempat kejaian dan muncul sebentar dilayar televisi).

b. Reporter on the spot and off the screen (reporter berada ditempat kejadian tetapi tidak muncul dilayar televisi).

c. Reporter off the spot and on the screen (reporter tidak berada di tempat kejadian diambil gambarnya dan melaporkan seakan-akan berada ditempat kejadian).

(30)

2. Dibacakan oleh penyiar berita : Naskah dibbuat oleh redaksi sedangkan penyiar berita tinggal membacanya.

3. Voice Over : Naskah dibuat / reporter dan dibacakan oleh siapa saja asal memiliki volume suara standar, dengan merekam suaranya terlebih dahulu secara sinkrondengan visual yang ada. (Wahyudi 1985 : 37-38)

Dalam jurnalistik teleivisi, unsur visul bukan sekedar unsur tambahan atau dukungan pada berita verbal. Unsur visual merupakan sajian berita itu sendiri, bukan sekedar ilustrasi dari uraian dari berita verbal. Unsur visual justru memilki nilai berita yang lebih tinggi dan lebih obyektif. Betapapun kecilnya pembuat berita verbal masih mengikut sertakan opini di dalam kalimat – kalimat yang disusun. Namun, gambar kejadian adalah obyektif dalam arti tertentu. Oleh karena sudut pengambilan dari kamerawan pada obyeknya dan pemikiran gambar untuk dibayangkan atau dibuang oleh editor, tetap saja dapat dikatakan subyektif. Hanya bagaimanapun peristiwa sebagai kejadian yang diliput tetap obyktif.

Untuk sajian unsur visual dikenal 4 materi berupa hasil liputan:

1. Visual Object and Hot New (VOHN). Materi hasil liputan peristiwa atau wawancara dan isi pernyataan saat itu. Beberapa lingkungan masih menggunakan istilah visual aids (gambar pembantu atau ilustrasi). Namun istilah itu kini sudah tidak tepat lagi mengingat dalam jurnalistik televisigambar tidak lagi sekedar sebagai ilustrasi berita.

(31)

menit. Apabila selama itu hanya wajah otoritas itu yang diminculkan, sajian akan tersa lamban. Oleh karena itu, diperlukan gambar-gambar tambahan dari apa yang diuraiakan.

3. Full Library Operation Back-up (FLOB). Seluruh materi visual yang diperoleh dari kepustakaan, seperti stock shoots, foot-ages, dan grafik yang lain.

(32)

BAB III

DESKRIPSI INSTANSI JOGJA TV

3.1 SEJARAH JOGJA TV

Berawal dari keprihatinan situasi bernegara berbangsa dan bermasyarakat yang semakin terkotak-kotak dalam lingkup yang tidak sehat. Sementara keadaan ekonomi bangsa kian terpuruk dalam suasana yang makin runyam. Pendidikan bangsa yang makin kehilangan bobot, situasi politik yang menunjukkan demokrasi yang tidak sehat. Berdasar semua itu kemudian lahirlah pemikiran bagaimana bisa mempertahankan, paling tidak, atau kalau mungkin memperbaiki situasi ini dengan menggunakan tradisi budaya. Lantaran tradisi budaya bangsa yang masih melekat di hati sanubari masyarakat Indonesia. Hanya dengan tradisi budaya saja, bangsa yang dilahirkan dari tradisi budaya yang beraneka ragam, mungkin bisa disadarkan kembali akan jati dirinya.

Tradisi budaya nusantara yang semakin ditinggalkan dan ditanggalkan hanya karena globalisasi dan modernisasi kembali ditemu kenali untuk dilestarikan dalam nuansa menjalin kembali kepribadian bangsa yang tercabik-cabik oleh arus globalisasi.

(33)

masyarakat yang ingin didengar dan ingin disapa dalam nuansa natural alamiah yang tidak tercabut dari akar tradisinya.

Mengawal tradisi tiada henti, itulah motonya.

Dengan mengambil logo bak warangka keris bernuansakan warna kuning dan hijau mau dikedepankan lambang persatuan sinar kesetiaan manusia dalam sinar terang Ilahi.

Jogja TV sebagai warangka dan masyarakat luas sebagai kerisnya, Jogja TV hendak mewujudkan semboyan curiga manjing warangka, persatuan suara masyarakat dengan tekad Jogja TV. Tentu cita-cita Jogja TV tidak sekadar mewadahi aspirasi budaya masyarakat yang tidak ada arah dan tujuannya. Tetapi dengan mengedepankan tayangan-tayangan yang berbobot dan berkualitas diharapkan Jogja TV mampu menghadirkan sebuah budaya masyarakat Indonesia yang indah, dalam suasana kedamaian, ketenteraman, tanpa adanya sekat-sekat perbedaan yang tidak menguntungkan.

Justru adanya perbedaan yang terjadi di negeri ini harus disadari sebagai sebuah anugerah dari Tuhan yang semakin menyadarkan manusia Indonesia bahwa hidup di dunia ini tidak hanya sekelompok, yang terasing dari lingkungan yang penuh warna warni dalam nuansa budaya manusiawi yang penuh martabat dan berkewibawaan.

(34)

menata kembali mosaik budaya negeri yang penuh kearifan dan falsafah kehidupan yang adikodradi.

Seni-seni tradisi yang masih lestari ditampilkan dalam berbagai aspek kehidupan. Tentu saja semua itu tidaklah ada artinya tanpa adanya isi dan bobot filosofi yang diemban dan yang menjadi misi dari seni tradisi itu sendiri. Oleh karena itulah diharapkan tayangan-tayangan yang muncul dalam berbagai aspek entah itu pemberitaan, entah itu program tayangan, dan lain sebagainya diharapkan memberikan paling tidak tiga aspek , baik itu sebagai tontonan, bisa juga merupakan tuntunan , yang membawa masyarakat ke dalam tatanan yang selaras dengan martabat bangsa ini yang hendak mencapai cita-cita bersama adil makmur sejahtera berdasarkan atas ideologi bangsa yakni Pancasila.

Bukannya Jogja TV tidak menyadari bahwa misi yang diembannya terlalu ideologis. Tetapi itulah pilihan yang memang membawa konsekuensi yang tidak ringan. Sebutlah mengapa televisi swasta ini tidak berupaya keras mengejar rating dengan tayangan yang berbau komersialisasi yang tinggi. Sebab pilihan telah menentukan bahwa tayangan Jogja TV haruslah mempunyai bobot hidup yang bisa ditawarkan kepada masyarakat luas.

(35)

disaring dan diolah kembali serta ditayangkan dalam nuansa keindahan dalam upaya menciptakan masyarakat yang pluralis yang penuh dengan semangat kegotongroyongan, bahu membahu, tolong menolong, kasih mengasihi dan saling –asih-asah- asuh.

3.2 DASAR PEMIKIRAN JOGJA TV

Keprihatinan kita semua tentang maraknya keinginan disintegrasi. Maraknya ekslusifitas golongan yang sudah mengarah kepada semakin suburnya S A R A di bumi Indonesia.

1. Alam yang sudah tidak lagi menjadi sahabat manusia, malah dirusak, dan semangat edonisme yang meminggirkan semua kearifan local yang dipunyai oleh leluhur Nusantara ini..

2. Dengan caranya sendiri alam protes dengan munculnya bencana alam di bumi Indonesia yang terus berkesinambungan.

3. Banyaknya praktek-praktek birokrasi yang tidak lagi selaras dengan nilai-nilai luhur yang dikedepankan para leluhur bangsa ini dalam ‘ hamemayu hayuning bawono’..

4. Tidak adanya rasa memiliki negara dan bangsa Indonesia secara utuh dan berkesinambungan, munculnya budaya tidak malu dalam mengeruk uang rakyat.

(36)

bermasyarakat. Dan Jogja TV mampu memberikan pencerahan dalam hal ini lewat berbagai tayangan.

6. Di tengah suasana kondisi sekarang ini, dituntut peran yang menyejukkan, menyeimbangkan, serta akomodatif. Apabila ada fenomena yang kebablasan perlu sedikit dikendalikan. Sebaliknya yang lamban dipacu dan didorong. Keseimbangan seperti ini merupakan bagian dari kultur leluhur kita untuk melestarikan nilai budaya adiluhung yang perlu dirawat dan dilestarikan agar tetap tercipta situasi yang kondusif. Dan itu semua bisa dilakukan lewat tayangan di Jogja TV, dalam berbagai bentuk dan ragam dan cara.

3.3 PROGRAM UNGGULAN DAN PRESTASI JOGJA TV

Beberapa program acara unggulan Jogja TV adalah Seputar Jogja, Pawartos Ngayogyakarta, Inyong Siaran, Klinong-Klinong Campursari, Rolasan, Jelajah Kampus dan Dokter Kita.

Prestasi dan penghargaan yang pernah diraih Jogja TV diantaranya adalah Pemenang Iklan Layanan Masyarakat Televisi Terbaik dalam Ajang Anugerah Kebudayaan 2006 Media Massa dan Iklan dan Nominator Peraih “Cakram Award 2006” untuk kategori “Televisi Lokal Terbaik”.

3.4 ALAMAT DAN JANGKAUAN AREA JOGJA TV Alamat : Jogja TV, Jln. Wonosari KM 9 Sendangtirto, Berbah Sleman

(37)

Daya pancar Jogja TV sebesar 8 KW, coverage area meliputi Yogyakarta, Bantul, Sleman, Gunung Kidul dan Kulonprogo. Tidak hanya itu coverage area Jogja TV meliputi Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen dan Klaten. Sedangkan beberapa daerah lainnya adalah Magelang, Purworejo, Kutoarjo, Banjarnegara, sebagian Kebumen, Wonosobo, Temanggung dan sekitarnya.

3.5 ARTI LOGO JOGJA TV 3.5.1 Konsep

Jogja TV merupakan salah satu pilar kekuatan yang turut mengembangkan kebudayaan adiluhung Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa demi tercapainya masyarakat yang dinamis dan bercitra budaya tinggi,sehingga mampu mengembangkan basis tradisi yang ada menjadi sebuah inovasi di segala bidang kehidupan sosial, seni budaya, ekonomi, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.

3.5.2 Deskripsi

Secara keseluruhan logo berbentuk sebuah “WARANGKA KERIS” yang dipadukan dengan tulisan Jogja TV dengan menggunakan jenis font Scie Field yang berkesan modern. Hal ini memvisualisasikan bahwa manusia dalam mengarungi kehidupannya bagaikan gelombang (tercermin dalam Luk Keris) yang penuh dinamika.

(38)

kehidupan manusia yang madani, damai, dan sejahtera bagi kehidupan masyarakat Yogyakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya. 3.5.3 Keris

Merupakan sebuah senjata perang yang diandalkan oleh para prajurit keraton yang memiliki kekuatan dalam menghadapi peperangan. Keris ini memvisualisasikan bahwa Jogja TVadalah merupakan sebuah senjata yang cukup ampuh untuk menyemangati masyarakat Yogyakarta dalam membangun daerahnya, dan bangsa pada umumnya dalam segala bidang kehidupan. Kekuatan dan keberanian ini juga merupakan modal utama dalam menghadapi tantangan era global, dimana Yogyakarta berperan sebagai pintu gerbang pariwisata, penjaga tata nilai dan budaya, pelestari tradisi adiluhung, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Keris merupakan cermin dinamika kehidupan manusia yang dinamis dan penuh tantangan. Memberi rasa percaya diri dan memberi semangat yang besar bagi masyarakat Yogyakarta.

3.3.4 Warna Hijau

(39)

3.5.5 Warna Kuning

Memvisualisasikan bahwa Jogja TV mempunyai visi dan kekuatan dalam mengembangkan nilai-nilai budaya masyarakat Yogyakarta. Dimana kraton sebagai kiblatnya.

3.5.6 Tulisan Jogja TV

Merupakan perpaduan antara jenis font Scie Field dengan Swiss 721 BdRnd BT yang mengesankan seperti tulisan Jawa. Hal ini memvisualisasikan sebuah kedinamisan perpaduan antara budaya nenek moyang dengan perkembangan era modern sekarang ini. 3.6 LANGKAH KE DEPAN JOGJA TV

3.6.1 Menanggapi keprihatinan nasional tentang nilai-nilai keluhuran budaya Nusantara yang kian terpinggirkan oleh sikap hidup hedonis, maka perlu kembali disosialisasikan semangat cinta alam yang terbalut dalam semangat “Trihita Karana- Aku – Alam – Allah’. Dan semua itu bisa dikaji dan digali dari semangat tradisi Nusantara di manapun suku-suku Nusantara ini berada.

3.6.2 Di tengah kondisi seperti sekarang ini dituntut peran yang menyejukkan yang mampu menjembatani, menyeimbangkan, dan akomodatif berdasarkan nilai-nilai budaya yang ada di bumi Nusantara.

(40)
(41)

BAB IV

PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

4.1 LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA MEDIA

Selama melaksanakan kegiatan KKM, penulis didampingi oleh Sihar Harianja selaku redaktur pelaksana dan pembimbing KKM. Penulis melaksanakan magang atau Kuliah Kerja Media ini selama satu bulan terhitung dari tanggal 1 April sampai dengan 30 April 2008. Berikut ini adalah penjelasan tentang kegiatan yang telah penulis laksanakan selama menjalankan Kuliah Kerja Media di divisi News(Pemberitaan) Jogja TV.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan penulis dalam 5 periode yaitu :

1. Periode I : 1 April 2008 s.d 5 April 2008

a. Menyesuaikan diri dengan lingkungan dan keadaan kantor,bekenalan dengan para kru dan karyawan,antara lain reporter,kameramen, coordinator,dan lain lain.

b. Berlatih re-write berita koran menjadi naskah berita televisi

c. Ikut terlibat dalam liputan ke PemKab Bantul tentang Desain tata ruang menyangkut pemberian insentiv kepada investor asing ( 3 April 2008)

d. Melihat proses pengisian suara (VO) naskah berita (3 April 2008) e. Terlibat dalam liputan ke SLB N1 Wonosari serta membuat naskah

(42)

f. Terlibat dalam liputan sosialisasi program konvergas di 5 Kecamatan di kab.Bantul, meliput kerajinan batu dan fosil di Kecamatan Pleret, Bantul serta membuat naskah berita kedua hasil liputan tersebut (5 April 2008).

Pada minggu pertama, tepatnya pada hari pertama sampai hari ke-3, penulis lebih banyak melakukan obsevasi dan beradptasi dengan lingkungan divisi News (Pemberitaan) . Hal ini dikarenakan belum adanya pembagian jadwal kegiatan KKM oleh pemimbing. Kendala yang dihadapi adalah belum mengenal betul bagaimana mekanisme kerja di divisi News dan belum mengenal para kru yang bertugas di divisi News. Pada hari ke-4, sudah mulai bergabung dengan tim liputan agar mengerti proses peliputan secara langsung. Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi, penulis banyak bertanya kepada pembimbing dan para kru yang bertugas dalam divisi News.

2. Periode II : 7 April 2008 s.d 12 April 2008

a. Terlibat dalam tim liputan “Tingginya Para Pencari Kerja ” di Kulon Progo, pada Senin, 7 April 2008.

b. Terlibat dalam tim liputan “Pemberantasan Miras Dan Narkoba” & liputan “Diseminasi Hasil Aresmen perekonomian DIY” di Bantul, pada Selasa, 8 April 2008.

(43)

d. Terlibat dalam tim liputan “Pembuatan SIM Keliling” di Gunung Kidul, pada Kamis, 10 April 2008.

e. Liputan “Ikan hias Hasil Tangkapan penduduk” di Pantai Kukup Gunung Kidul, pada Jum’at 11 April 2008. (Hasil liputan ini telah tayang di program Pawartos Jogja).

f. Liputan “Pengrajin Nata De Coco dan Expornya ” di Kulon Progo , pada Sabtu 12 April 2008. (Hasil liputan ini telah tayang di program Pawartos Jogja).

g. Liputan “ Turunya Omzet Pasar Gabusan” dan “Lomba Perkutut menyambut HUT PT. Madu Baru, Madukismo” di Bantul pada Minggu 13 April 2008.

h. Membuat semua naskah hasil liputan.

Setelah kurang lebih kurang lebih 1 minggu bergabung dengan tim liputan, akhirnya pada minggu ke-2 penulis dipercaya untuk melakukan liputan sebagai reporter tunggal dan dipartnerkan dengan 1 kameramen. Untuk mengatasi kesulitan dalam berperan sebagai reporter tunggal ini, penulis banyak bertanya pada kameramen, koordinator liputan atau pembimbing, tentang wacana liputan dan tentang penyusunan naskah siar.

3. Periode III : 14 April 2008 s.d 19 April 2008

a. Liputan “Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok” di Pasar Bantul, Bantul, Senin, 14 April 2008.

(44)

c. Liputan Feature “Ladang Cabai Hijau”, Bantul, Rabu, 16 April 2008.

d. Liputan “Lomba Desa Tingkat Kecamatan”, Wonosari, Gunung Kidul, Kamis, 17 April 2008.

e. Liputan “Prediksi Kunjungan Wisata & Pengembangan Wisata Minat Khusus” Jum’at, 18 April 2008.

f. Liputan Feature “Budidaya Cocoa Dengan Metode Sambung Pucuk” Sabtu, 19 April 2008.

g. Membuat semua naskah hasil liputan.

Pada periode ke-3 ini penulis sudah memperoleh banyak kemajuan, penulis sudah mengerti bagaimana menyusun naskah berita TV yang benar dan bagaimana berperan sebagai reporter yang bertugas sebagai peliput berita dan koordinator lapangan.

4. Periode IV : 21April 2008 s.d 26 April 2008

a. Liputan Feature “Budidaya Cocoa Dengan Metode Sambung Pucuk” Senin, 21 April 2008.

b. Liputan “Pembukaan Pameran Seni Rupa Ba’al” Bantul, Selasa, 22 April 2008.

c. Liputan “Kedelai Gagal Panen” Gunung Kidul, Rabu, 23 April 2008.

(45)

e. Liputan “Audensi Bernas” Kantor Jogja TV, Sleman, Jum’at 25 April 2008.

f. Liputan “Dialog Pendidikan & Gelar Seni” Jogjakarta, Sabtu 26 April 2008.

g. Membuat semua naskah hasil liputan. 5. Periode V : 28April 2008 s.d 30 April 2008

a. Liputan “Sosialisasi Kanker”, Wonosari, Gunung Kidul, Senin, 28 April 2008.

b. Liputan Feature “Semangka Gagal Panen” Pantai Trisik, Kulon Progo, Selasa, 29April 2008.

c. Liputan “Ketoprak Alat-Alat Cinta” Bantul Kota, 30April 2008. d. Membuat semua naskah hasil liputan.

(46)

4.2 PROGRAM ACARA BERITA DI JOGJA TV

Kegiatan Kuliah Kerja Media (KKM) DIII Penyaiaran FISIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dilaksanakan oleh penulis di Jogja TV pada divisi News (Pemberitaan). Penempatan ini sesuai dengan latar belakang ilmu Jurnalistik yang telah didapatkan oleh penulis selama perkuliahan di DIII Penyiaran FISIP UNS. Selain itu juga sesuai dengan minat penulis yang ingin mendalami mengenai ilmu Jurnalistik.

Didalam divisi News (pemberitaan) di stasiun Jogja TV mempunyai struktur organisasi yang diandalkan dalam proses kinerja dalam divisi, hal tersebut akan penulis terangkan melalui bagan berikut ini.

1. Struktur Organisasi Divisi News

Penanggung Jawab

Wakil Penanggung Jawab

Redaktur Pelaksana

Seputar Berita Pawartos Pawartos Pawartos Good Jogja Malam Ngayogyakarto Enjing Sonten Morning

(47)

2. Proses Kinerja Divisi News

Produser

Koordinator Liputan

Reporter Kameraman

Melaksanakan Liputan

Editor Naskah

Kameramen mengedit gambar

Editor Paket

Produser Master Control

(48)

Pawartos Sonten pukul 16.00 WIB, & Pawartos Ngayogyakarto yang tayang secara langsung setiap malam pukul 19.30 WIB , ketiganya adalah program berita yang menggunakan bahasa Jawa sebagai pengantarnya. Namun dalam hal ini, penulis hanya akan membahas mengenai Proses Peliputan & Produksi Berita Pawartos Ngayogyakarto.

Pawartos Ngayogyakarto merupakan program berita harian yang menampilkan kejadian-kejadian aktual yang lebih ringan soft news atau feature yang tetap mempunyai nilai Jurnalistik. Penggunaan bahasa Jawa pada program Acara Pawartos, khususnya Pawartos Ngayogyakarto mempunyai maksud agar tetap lestari di kalangan pemirsa, khususnya para generasi muda. Selain itu, penggunaan bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar, bermaksud agar memberi nuansa lain pada penyajian berita dan dapat memberian suguhan berita yang mudah dicerna bagi masyarakat menengah ke bawah serta masyarakat Jawa (khususnya Jogja dan Sekitarnya) yang lebih familiar dengan bahasa Jawa.

4.3 TAHAPAN PRODUKSI PROGRAM BERITA PAWARTOS

NGAYOGYAKARTO

(49)

melakukan observasi di bagian keredaksian dan kegiatan liputan di lapangan.

Dari hasil pengamatan penulis selama melakukan kegiatan KKM, adapun tahapan produksi berita di Jogja TV yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan

Sebelum melakukan liputan, diperlukan perencanaan yang matang sebagai acuan atau petunjuk agar dapat tercapai hasil yang dimaksud. Selain itu perencanaan dimaksudkan sebagai alat koordinasi dan pengawasan, dengan demikian bisa didapat hasil yang optimal.

(50)

Adapun sumber-sumber informasi berita yang didapat adalah sebagai berikut:

a. Hasil monitoring dari media lain ; wacana berita bisa diperoleh dari surat kabar, buletin, radio, dan media lainya.

b. Undangan ; sumber berita ini biasanya menyangkut kegiatan-kegiatan yang sermonial atau resmi.

c. Release ; sumber berita yang berasal dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga yang berkompeten.

d. Hunting ; sumber berita diperoleh dari pengamatan dari lapangan. e. Informasi dari pihak lain ; sumber berita diperoleh dari dari

masyarakat umum maupun orang-orang penting.

f. Inisiatif sendiri ; sumber berita yang diperoleh dari apa yang diliha, didengar, apa yang diamati, dan dialami sendiri.

2. Proses Liputan Lapangan

(51)

juga tim yang stand by di kantor untuk meliput wacana atau kunjungan yang berlangsung di kantor. Agar proses peliputan berita berjalan lancar perlu ada persiapan yang hrus dilakukan oleh reporter dan kameramen sebelum melakukan liputan antara lain :

a. Menghubungi narasumber yang berkopenten dengan materi liputan.

b. Mempelajari materi yang akan diliput.

c. Mengumpulkan data ,fakta ,atau referensi yang berkaitan dengan materi liputan.

d. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.

(52)

dan komunikatif antar sesama kru yang bertugas agar mendapatkan sinkronisasi berita yang layak siar dan berkualitas. Reporter berhak mendirect kameramen agar mendapat gambar pendukung berita yang sesuai dengan materi liputan.

3. Penulisan Naskah Berita

Penulisan naskah berita dilakukan oleh reporter setelah melakukan liputan di lapangan, penulisan naskah siar ini merupakan penjabaran dari point-point berita yang telah dihimpun reportrer. Setelah selesai disusun, naskah diberikan kepada Editor In Chief (EIC) untuk dikoreksi, setelah itu diserahkan pada Transleter atau pengalih bahasa Jawa (berita Pawartos menggunakan bahasa Jawa). Dalam penulisan naskah berita, reporter harus memperhatikan metode penulisan naskah berita yang tepat. Standar penulisan naskah yang digunakan yaitu metode Piramida Terbalik. Setelah naskah berita selesai diedit dan dialih bahasa, maka berita siap untuk disiarkan 4. Dubbing dan Editing

(53)

cara merekam suaranya terlebih dahulu, setelah itu digabungkan disinkronkan dengan hasil gambar yang telah direkam oleh kameramen. Cara penyajian berita televisi dengan voice over lebih menjamin sinkronisasi antara gambar dan suara, karena pemasukan gambar atau visual ke dalam pita kaset dapat dilakukan setelah proses pengisian suara. Dalam penyajian berita dengan Voice Over ini tidak menyebutkan identitas penyaji karena penyaji VO bukanlah penyusun berita, yang disebutkan adalah nama peliput. Dalam pengisian suara berita bahasa Jawa untuk program berita Pawartos, dipilih tenaga pengisi suara yang memiliki karakter khas logat Jawa yang khas, agar berita lebih nyaman didengar dan tidak terdengar aneh oleh para penikmat berita.

Setelah dilakukan dubbing, tahap selanjutnya adalah melakukan editing gambar. Editing gambar dilakukan oleh kameramen, dengan telah dilakukan tahap VO maka tahap editing gambar akan lebih mudah, apabila belum dilakukan VO sebelumnya, maka kameramen hanya menggunakan naskah yang disusun oleh reporter sebagai acuanya dalam mengedit gambar.

5. Penyusunan Rundown Berita

(54)

paling penting atau yang paling aktual sampai berita yang ringan. Setelah selesai disusun, rundown dikopi menjadi dua dan diserahkan pada EP (Editor Paket) untuk digunakan sebagai acuan atau petunjuk menyusun gambar berita sesuai rundown dari produser, dan diserahkan pada produser untuk dicocokan pada saat berita tayang. Gambar-gambar berita tersebut disimpan dalam format mini divi dan diserahkan kepada Master Conrol dan siap memasuki tahap siar atau tayang secara live.

6. Siaran

Setelah melalui proses produksi yang panjang, maka akhirnya berita siap ditayangkan secara langsung dari Studio 1 Jogja TV, program berita Pawartos Ngayogyakarto ini tayang setiap hari pukul 19.00 WIB selama 30 menit. Adapun kru-kru yang bertugas dalam proses penayangan berita Pawartos adalah sebagai berikut :

a. Pengarah acara : Berperan mengarahkan acara live dariruang master control ke studio yang sedang tayang b. Pengarah studio : Berperan mengarahkan presenter dan

kameramen

c. Penata kamera : Berperan menyiapkan kamera d. CCU atau camera control unit

(55)

kamera studio dan akn dikeluarkan ke televise yang dilihat oleh pemirsa

f. Telepromter : Berperan mengendalikan telepromter, alat utk mengendalikan text berita dari master control yang akn tampil di kamera studio yang akan dibaca oleh presenter

g. Presenter : Berperan membacakan berita yang sudah disiapkan, biasanya presenter datang dan siap setengah jam sebelum on air

h. Tata suara : Berperan mengatur audio studio selama produksi

i. Tata cahaya : Berperan mengatur cahaya studio selama produksi

j. Master control : Mengoperasikan computer server, menyusun rundown memindahkan / capture video baik yang berupa iklan promo , berita , dll

(56)

m. Dekorasi : Berperan mendekorasi studio sesuai acara yang sedangberlangsung

n. Library news : Bagian dokumentasi dari berita berita yang sudah direkam

o. Pemeliharaan alat : Berperan mengurus alat alat yang digunakan selama produksi

p. Transmisi : Berperan mengatur alat pemancar alat pemancar tv

(57)

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN

Selama melakukan kegiatan praktek Kuliah Kerja Media di Divisi News (Pemberitaan) Jogja TV selama satu bulan lamanya, penulis merasa belum sepenuhnya mengembangkan dan menggali kemampuan dari ilmu yang di dimiliki dari perkuliahan. Dari pihak Jogja TV sudah menunjuk instruktur khusus atau pembimbing yang bertugas membantu dan mengarahkan penulis secara khusus dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Tetapi dikarenakan posisi penulis hanya sebagai reporter magang, karena dalam divisi News Jogja TV, reporter hanya bertugas meliput berita dan menyusun naskah berita saja, bila penulis ingin tahu proses produksi yang lain maka penulis harus punya inisiatif sendiri untuk bertanya atau menawarkan diri untuk melihat proses produksi. Namun terlepas dari semua itu, penulis merasa banyak mendapat tambahan ilmu dan pengetahuan baru tentang seluk-beluk dunia pertelevisian dan berkesempatan untuk terjun secara langsung di dalamnya, walaupun penulis menyadari bahwa ilmu dan pengalaman yang dimiliki penulis masih jauh dari cukup.

(58)

merupakan berita ringan (sot news / feature) dari seputar Jogja dan sekitarnya yang disampaikan menggunakan bahasa Jawa.

Peliputan atau liputan adalah proses penelusuran informasi, pada umumnya berisi wawancara atau interview yang merupakan pertemuan tatap muka (face-to-face) antara seseorang yang mengajukan pertanyaan (reporter) dengan orang (orang-orang) lain, yang pertanyaan-pertanyaan ini biasanya dipusatkan pada suatu pokok persoalan atau beberapa pokok persoalan tertentu. Dalam melakukan tugasnya reporter dibantu oleh kameramen yang bertugas merekam dan menghimpun gambar yang mendukung nilai berita.

(59)

perhatian audience, karena bersifat aktual maka hard news ditutut untuk sesegera mungkin disampaikan kepada masyarakat yakni pemirsa.

Dibelakang layar pembuatan berita Pawartos Ngayogyakarta yang berdurasi 30 menit setiap penayanganya tersebut, melibatkan banyak kru yang bertugas. Yang mana pekerjaan mereka saling berhubungan satu dengan yang lain, serta dibutuhkan kerja sama yang solit agar dapat menghasilkan out put berita yang baik dan berkualitas.

Setelah melakukan Kuliah Kerja Media selama satu bulan terhitung dari tanggal 1 April 2008 sampai 30 April 2008, penulis dapat mencapai berbagai tujuan, yakni ;

1. Setelah penulis melakukan Kuliah Kerja Media selama 1 bulan, penulis dapat mengetahui bagaimana mekanisme kerja dalam redaksi stasiun TV, khususnya dalam divisi News atau pemberitaan.

2. Selama magang di stasiun TV Jogja TV, penulis dapat merasakan secara langsung proses peliputan berita. Dan dapat melakukan secara langsung bagaimana menulis naskah berita televisi dengan baik dan benar, bahkan penulis berkesempatan berkali-kali untuk berperan sebagai reporter tunggal dalam peliputan dan menyusun naskah berita yang penulis liput. Dan semua berita yang penulis liput ditayangkan dalam program berita Seputar Jogja dan atau Pawartos.

(60)

4. Selama melakukan Kuliah Kerja Media selama satu bulan akhirnya penulis dapat mempraktekan ilmu jurnalistik yang didapat di bangku perkuliahan.

5. Setelah melakukan Kuliah Kerja Media selama satu bulan, penulis memperoleh bahan untuk menyusun Laporan Tugas Akhir untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar ahli madya di bidang komunikasi terapan.

B. SARAN

Dari serangkaian kegiatan Kuliah Kerja Media yang dialami, diamati dan dilakukan oleh penulis, penulis masih melihat beberapa kelemahan dalam pelaksanaan proses peliputan dan produksi berita Pawartos Ngayogyakarta. Oleh karena itu penulis memberanikan diri untuk untuk memberikan sedikit sumbangan pemikiran berupa saran sebagai berikut :

(61)

2. Menurut pengamatan penulis selama menjalankan KKM di Jogja TV , dalam menjalankan tugas, tanggung jawab dan sikap profesional seorang broadcaster harus lebih ditingkatkan. Demi memberikan kualitas berita yang baik dan mempunyai ciri khas tertentu maka sebaiknya seluruh reporter (termasuk reporter senior) selalu menyerahkan naskah liputan kepada editor naskah sebelum dilakukan VO. Karena semua itu sesuai dengan mekanisme pembuatan berita, semua naskah harus melewati tahap editing naskah agar mendapat out put yang baik dan berkarakter.

C. PENUTUP

(62)

DAFTAR PUSTAKA

Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat. 2005. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Idris, Soewardi. 1987. Jurnalistik Televisi. Bandung: Remaja Karya. Iswara, Luwi. 2005 . Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta:Kompas.

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu komunikasi . Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Uchjana Effendy, Onong.1984. Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wahyudi, JB. 1984. Jurnalistik Televisi Tentang dan Sekitar Siaran Berita TVRI. Bandung: Penerbit Alumni.

Wahyudi, JB. 1994. Dasar-Dasar Manajemen Penyiaran. Jakarta: Gramedia. Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Jogjakarta: Pinus Book

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif antara kompetensi komunikasi dengan kesepian pada mahasiswa baru dan pendatang di Yogyakarta.. Artinya, semakin

Maka pada kuisioner formal terdapat atribut-atribut yang dipentingkan konsumen dalam memilih produk kartu Telkomsel dan XL yaitu harga kartu perdana, tarif kartu,

Implementasi advertising campaign Coca Cola yang mengusung tema Open Happiness dan Pepsi Refresh Everything disebarkan melalui berbagai bentuk.. Rangkaian implementasi yang

Fermentasi dilakukan untuk menurunkan kadar serat kasar dan meningkatkan protein kasar.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi terbaik antara jenis

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa dakwah merupakan kegiatan dari risalah yang dibawa Rasulullah saw., dalam membangun umat manusia atau

Data Extraction, pada blok diagram ini berfungsi untuk mencari nilai-nilai fitur dari suara yang dapat dijadikan nilai pembanding untuk suara satu dengan suara lainnya.. Data

Penelitian ini mendukung penelitian dari Adil Ridlo Fadillah (2017) yang menyatakan bahwa Dewan Komisaris Independen berpengaruh negatif signifikan

Distribution of Respondents based on High-Risk Age of Pregnant Women in The Incidence of Preterm Labor in Bidan Praktik Mandiri (BPM) Bidan Nanik Suwati, Amd..