BAB III. SEJARAH DAN GAMBARAN UMUM PARTAI KEADILAN
F. Program Anti Korupsi PKS
Berdasarkan isi dalam flatform, PKS berkeyakinan bahwa strategi
penegakan hukum harus diawali dengan membersihkan aparat penegaknya dari perilaku bermasalah dan koruptif, sesuai dengan pepatah, “hanya sapu bersih yang dapat membersihkan lantai kotor”. Sebab, penegakan hukum sangat bergantung pada aparat yang bersih, baik di kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan seluruh jajaran birokrasi yang menjalankan fungsi-fungsi penegakan hukum tersebut.
PKS memandang bahwa kualitas institusi adalah prasyarat penting bagi pertumbuhan ekonomi yang tinggi di Indonesia. menurut PKS institusi birokrasi negara tampaknya masih lemah, terutama dalam menjalankan prinsip good governance dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Selanjutnya bagi PKS Reformasi birokrasi menjadi agenda yang mendesak untuk dituntaskan. Reformasi birokrasi adalah pembenahan berbagai aspek kementerian dan lembaga pemerintah non-departemen sebagaimana telah diamanatkan dalam Ketetapan MPR nomor XI/MPR/1998 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN.33
32
Platform PKS. Lihat : http://www.pks.or.id/content/falsafah-dasar-perjuangan-dan-platform-kebijakan-pembangunan-pks. Diakses pada 3 Novenber 2014.
33
Platform PKS. Lihat : http://www.pks.or.id/content/falsafah-dasar-perjuangan-dan-platform-kebijakan-pembangunan-pks. Diakses pada 3 Novenber 2014.
33
Menurut PKS, mengacu pada praktik-praktik korupsi yang terjadi di tataran birokrasi, maka, pemberantasan KKN dapat dibedakan dalam dua
dimensi. Pertama, pemberantasan KKN kasus per kasus. Pemberantasan ini
merupakan bentuk dari penegakan semua perundang-undangan dan peraturan
yang berlaku. Kedua, penciptaan kondisi yang kondusif untuk pemberantasan
KKN. Bagi PKS, seringkali korupsi didorong oleh pendapatan yang kurang mencukupi, namun banyak juga korupsi yang didorong sifat keserakahan. Karena itu, sukses-tidaknya pelaksanaan reformasi birokrasi juga beriringan dengan keseriusan dalam penegakan hukum. Prioritas pelaksanaan reformasi birokrasi bagi PKS harus menyentuh perbaikan-perbaikan di institusi hukum,
terutama lembaga peradilan.34
Selain berjuang dalam memberantas korupsi pada sektor birokrasi negara, PKS juga berupaya untuk melakukan pencegahan kepada para kadernya agar tidak melakukan korupsi. Misalnya Pada tahun 2008 PKS melakukan ikrar atau janji anti korupsi untuk para kadernya yang masuk dalam parlemen. Ikrar komitmen ini mereka anggap sebagai “travel warning” tambahan bagi para kader dan caleg PKS
untuk tetap dalam rambu perjuangan dijalan dakwah.35
Lebih lanjut, dalam hal pendanaan partai, PKS menggunakan 3 (Tiga) hal36. Pertama, PKS menginstrusikan kader–kadernya yang duduk diparlemen baik ditingkat nasional, maupun ditingkat kabupaten/ kota untuk menyumbang
34
Platform PKS. Lihat : http://www.pks.or.id/content/falsafah-dasar-perjuangan-dan-platform-kebijakan-pembangunan-pks. Diakses pada 3 Novenber 2014.
35
Lihat http://arsiparmansyah.wordpress.com/2008/09/05/sumpah-anti-korupsi-pks/. Diakses pada 3 November 2014.
36
34
dana ke Partai. Kedua, PKS berupaya meningkatkan jiwa kewirausahaan kader–
kadernya. Ketiga, PKS terbuka untuk menerima sumbangan dari pihak luar, baik
perusahaan maupun individu yang memiliki agenda dan cita-cita religio politik
yang sama dengan partai. Sumber–sumber uang inilah yang menjadi lumbung
logistik bagi PKS untuk terus membiayai kegiatan–kegiatan partai.37
Kemudian PKS sering melakukan gebrakan-gebrakan yang membuktikan bahwa PKS memang partai yang bersih. Salah satu gebrakan tersebut adalah PKS pernah mengembalikan uang sebesar Rp 2 milyar kepada KPK. Uang tersebut diduga uang gartifikasi yang diterima anggota fraksi PKS priode 2004-2009 dan peraturan PKS yang mengharuskan mengembalikan uang tersebut ke KPK, hal ini
dijelaskan oleh Mahfudz Shiddiq dalam salah satu media massa: 38
"Kebijakan fraksi kami jelas. Setiap uang yang tak jelas asal-usulnya
harus diserahkan ke KPK. Yang kayak gitu kan barang gelap, enggak
kayak orang terima gaji. Jadi harus diberikan pada KPK. Total yang kami serahkan ke KPK sekitar Rp 2 miliar dari periode dari 2005," jelas Mahfudz Shiddiq di Gedung DPR, Kamis (19/5/2011).
Semangat PKS untuk memberantas korupsi juga tertera dalam Visi Misi
PKS yang pada Point pertama yang berbunyi:39
“Mempelopori reformasi sistem politik, pemerintahan dan birokrasi,
peradilan, dan militer untuk berkomitmen terhadap penguatan demokrasi. Mendorong penyelenggaraan sistem ketatanegaraan yang sesuai dengan fungsi dan wewenang setiap lembaga agar terjadi proses saling mengawasi. Menumbuhkan kepemimpinan yang kuat, yang mempunyai kemampuan membangun solidaritas masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, yang memiliki keunggulan moral, kepribadian, dan intelektualitas. Melanjutkan reformasi birokrasi dan lembaga peradilan dengan memperbaiki sistem
37
Burhanudin Muhtadi, Dilema PKS.154.
38
Diakses di
http://nasional.kompas.com/read/2011/05/19/22151353/PKS.Kembalikan.Uang.Gratifikasi.ke.KP K. pada tanggal 06 juni 2013.
39
Diakses di http://www.gatra.com/pemilu-profile-partai/26525-partai-keadilan-sejahtera-pks.html pada tanggal 6 juni 2013.
35
rekrutmen dan pemberian sanksi-penghargaan, serta penataan jumlah pegawai negeri dan memfokuskannya pada posisi fungsional, untuk membangun birokrasi yang bersih, kredibel, dan efisien. Penegakan hukum yang diawali dengan membersihkan aparat penegaknya dari perilaku bermasalah dan koruptif. Mewujudkan kemandirian dan pemberdayaan industry pertahanan nasional. Mengembangkan otonomi daerah yang terkendali serta berorientasi pada semangat keadilan dan proporsionalitas melalui musyawarah dalam lembagalembaga kenegaraan di tingkat pusat, provinsi dan daerah. Menegaskan kembali sikap bebas dan aktif dalam mengupayakan stabilitas kawasan dan perdamaian dunia
berdasarkan prinsip kesetaraan, saling menghormati, saling
menguntungkan, dan penghormatan terhadap martabat kemanusiaan. Menggalang solidaritas dunia demi mendukung bangsa-bangsa yang
36 BAB IV
INSTITUSIONALISASI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA KEPEMIMPINAN LUTHFI HASAN ISHAAQ
Penelitian menggunakan satu dari empat teori tentang derajat
institusionalisasi partai politik, yaitu derajat kesisteman (systemness). Hal tersebut
dikarenakan bahwa dari keempat derajat institusinalisasi partai politik (identitas partai, otonomi keputusan, dan citra opini public), derajat kesistemanlah yang paling menentukan sebuah partai politik telah terinstitusionalisasi.
Dalam derajat kesisteman, sebuah partai politik diukur melalui sejauhmana fungsi-fungsi berjalan, mekanisme transparansi dalam pengambilan keputusan, dan penyelesaian konflik internal sesuai AD/ART. Selain itu, derajat kesisteman juga mengatur kepatuhan dan disiplin anggota partai terhadap keputusan, konstitusi, dan ideologi partai. Selanjutnya, derajat kesisteman juga menyangkut masalah pembiayaan partai, untuk untuk biaya operasional maupun biaya kampanye. Untuk yang terakhir ini, partai politik sering jatuh pada
persoalan korupsi dan konflik karena permasalahan tersebut.40
Penelitian menemukan beberapa penjelasan tentang mengapa kader PKS mulai melakukan korupsi pada periode Luthfi Hasan Ishaaq sebagai presiden. Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa pada periode tersebut, PKS mengalami deinstitusionalisasi, khususnya dalam hal derajat kesisteman. Fakta
40
Burhanudin Muhtadi. Masalah Institusionalisasi Partai Kita. Koran Tempo tahun 2015. Diunduh tanggal 13 Oktober 2015 dari situs:
https://majalah.tempo.cokonten/2015/04/13/KL/147914/Partai-Modern-Vs-Partai-Fans-Club/07/44.
37
tersebut merupakan akumulasi dari kebijakan-kebijakan partai yang mulai meninggalkan keketatan dalam menjalankan ideologi partai dan beralih kepada kebijakan yang lebih pragmatis yang lebih berorientasi pada pemenangan politik elektoral. Hal tersebut dapat tercermin dari penegesan bahwa PKS menjadi partai terbuka pada tahun 2010, pendanaan partai yang kurang akuntabel, dan menguatnya kalangan pragmatis di internal PKS.
A. Munas Bali dan Jakarta: Penegasan Menjadi Partai Terbuka
PKS menegaskan menjadi partai terbuka pada Musyawarah Nasional (Munas) pada 16-20 Juni tahun 2010 di Hotel Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta. Hal tersebut tidak lepas dari ambisi PKS untuk menjadi tiga besar partai dalam pemilu 2014 dengan meraup suara dari berbagai segmen pemilih. Sebagaimana diungkapkan para pengurus pimpinan pusat PKS:
“Parpol Islam harus tidak lagi menampilkan citra yang kaku, eksklusif dan ideologis, melainkan justru tampil segar, ringan, pluralis… Kami harus mengadakan lompatan besar untuk masuk menjadi tiga besar pada pemilu 2014,” (Sekjen PKS Anis Matta, pernyataan itu dikemukakan Munas II
Partai Keadilan Sejahtera di Hotel The Ritz Calrton, 16-18 Juni 2010).41
Selanjutnya melalui akun twitternya, Fahri Hamzah mengatakan:
"saya tidak percaya negara agama. Agama tidak perlu negara. Tuhan tak perlu you!... Kalau partai-partai lain mau bikin negara agama silahkan, kalau PKS saya jamin nggak… Buat PKS, Pancasila dan UUD45 sudah Islami dan sesuai dengan sunah nabi dalam konstitusi medinah.”42
41
Mediaumat.com. Terbuka Maka Ditinggalkan. Diunduh dari situs:
http://mediaumat.com/media-nasional/4173-98-terbuka-maka-ditinggalkan.html. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2015.
42
Mediaumat.com. Terbuka Maka Ditinggalkan. Diunduh dari situs:
http://mediaumat.com/media-nasional/4173-98-terbuka-maka-ditinggalkan.html. Diakses pada tanggal 23 Oktober 2015.
38
Lebih ditegaskan kembali oleh Hilmi Aminuddin, Ketua Majelis Syuro saat itu, yang mengatakan bahwa ajaran Islam harus menerima pluralitas sebagai
kesadaran positif. Lebih jauh dia mengatakan "inklusif ini bukan taktik atau
strategi, tapi pelaksanaan ajaran Islam yang hakiki". Dia juga mengatakan bahwa deklarasi PKS menjadi partai terbuka dalam Munas di Hotel Ritz-Carlton, Pacific
Place, Jakarta merupakan kelanjutan dari Munas di Bali tahun 2008.43
Implikasi dari PKS menjadi partai terbuka adalah mulai longgarnya kaderisasi partai yang selama ini menekankan aspek penguatan kapasitas individu
kader.44 Semenjak tahun 2004 kualitas tarbiyah mengalami penurunan apabila
dibandingkan dengan periode sebelumnya. Salah satu alasannya adalah karena proses halaqoh didominasi oleh pembicaraan tentang politik praktis, implikasikanya adalah sebagian kader menjadi jenuh dan tidak tertarik lagi mengikutinya. Karena konten-konten politik cenderung mendistorsi PKS sebagai partai dakwah. Sehingga kurang dalam muatan-muatan pembicaraan mengenai
konten dakwah.45
Halaqoh yang menjadi ujung tombak dari proses kaderisasi kader PKS bergeser pada pembahasan yang melulu mengenai persoalan politik. Materi-materi halaqoh yang sifatnya untuk membentuk karakter kader yang militant, seperti materi tentang ibadah, sejarah nabi dan sahabat, serta idealisme gerakan, mulai
43
Mediaumat.com. Terbuka Maka Ditinggalkan. Diunduh dari situs:
http://mediaumat.com/media-nasional/4173-98-terbuka-maka-ditinggalkan.html pada tanggal 23 Oktober 2015.
44
Wawancara dengan Arman Salam, Pengamat Politik LSI (Lingkaran Survei Indonesia).
45
Arief Munandar. 2011. Antara Jemaah Dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (Pks) Dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004. Disertasi: Universitas Indonesia. Hal. 195-196.
39
terabaikan. Inilah yang menjadi titik tolak dari mengendurnya militansi dan komitmen terhadap nilai-nilai Islam yang menjadi ciri khas dari para kader-kader PKS.
Beberapa kader PKS juga mengamini kondisi tersebut. Mereka beranggapan bahwa kualitas kaderisasi, terutama dalam halaqoh sangat berbeda bila dibandingkan dengan awal-awal PKS (dahulu PK (Partai Keadilan) di bentuk. Mereka menganggap bahwa halaqoh pada masa awal berdirinya PKS menjadi kebutuhan para kader. Kualitas ibadah, persaudaraan, dan dan militansi mereka senantiasa dijaga dalam halaqoh ini. Namun saat ini, halaqoh menurut mereka hanya sebagai rutinitas dan “kering” karena pembahasannya selalu terkait politik
nasional.46
Pendiri Partai Keadilan, Didin Hafidhuddin mengakui ada pergeseran sikap para elite PKS yang dahulu pada masa Gerakan Tarbiyah kental dengan
idealisme, kini berubah menjadi pragmatis.47 Ini menunjukkan implikasi lain
bahwa dengan mengejar target menjadi tiga besar pada pemilu 2014, serta menyatakan diri sebagai partai terbuka, membuat kalangan pragmatis di elite PKS berusaha mencari dana yang signifikan untuk membiayai operasional dan kampanye partai menjelang pemilu 2014.
Keterbukaan yang berimplikasi pada mengendurnya proses kaderisasi dan idealisme elite partai, membuat mekanisme kontrol terhadap elite-elite yang pragmatis secara ideologis menjadi berkurang. Sebagaimana juga yang dikatakan
46
Wawancara dengan Subadri, Kader PKS Kabupaten Bogor, Midah, Pengurus DPD PKS Kabupaten Bogor, dan Hartono, Wakil Humas DPP PKS.
47
Nasional.inilah.com. Inilah Alasan Didin Hafidhuddin Keluar dari PKS.
40
oleh Hartono, Wakil Bidang Humas DPP PKS dan Maidah, kader PKS Kabupaten Bogor:
“Keterbukaan menjadi dilematis di dalam internal kader PKS, ada suara -suara kader yang mengatakan, dengan keterbukaan PKS menjadi luntur secara idealisme… Akibatnya adalah ada yang salah di dalam PKS, yaitu kurang hati-hati, bagaimana bisa Ustadz Luthfi Hasan Ishaaq, bergaul dengan Ahmad Fathanah yang bukan kader PKS, yang sudah jelas berperilaku buruk dan makelar. Apakah dia tidak mempertimbangkan
dampaknya terhadap partai.48
B.Masalah Pendanaan Operasional Partai
Masalah pendanaan partai politik menjadi kendala bagi
terinstitusionalisasinya sebuah partai politik. Sebagaimana yang dijelaskan Randall dan Svasand bahwa partai politik akan terinstitusionalisasi apabila
mempunyai mekanisme pengumpulan dana (fund rising) yang berasal dari
swadaya anggota dan masyarakat simpatisan.49 Secara ideal, hal tersebut akan
berdampak baik bagi sehatnya sebuah partai politik, seperti: 1) partai bertanggung kepada anggota dan konstituen, bukan kepada pengusaha pemberi dana, 2) mekanisme pengumpulan dana seperti ini memungkinkan partai tidak melakukan tindak pidana korupsi, terutama untuk memenuhi kebutuhan operasional dan kampanye partai.
Sistem demokrasi yang sedang dilaksanakan di Indonesia mendorong semua partai politik untuk mengeluarkan dana besar dalam kampanye menjelang
48
Wawancara dengan Hartono, Wakil Bidang Humas DPP PKS dan Maidah, Kader DPD PKS Kabupaten Bogor.
49
Vicky Randall dan Lars Svasand. Party Institusionalization in New Democracies. Jurnal SAGE Publications, tahun 2002, Vo 8 No.1 pp.5-29. Hal 18.
41
pemilu.50 Kampanye bisa melalui berbagai macam sarana, mulai dari pemasangan
spanduk, kampanye dengan pawa, sampai dengan melalui media massa. Burhanudin Muhtadi mengutip hasil riset yang dilakukan AC Nielsen mengenai
biaya kampanye partai politik di televisi pada tahun 200951, hasilnya sebagai
berikut:
No. Partai Politik Biaya (Rp)
1 Partai Gerindra 46,782 milliar
2 Partai Demokrat 36,121 milliar
3 Partai Golkar 18,873 milliar
4 PKS 4,866 milliar
5 PDI Perjuangan 4,672 milliar
6 PPP 3,294 milliar
7 PAN 1,529 milliar
8 Partai Hanura 1,432 milliar
9 PKB 269 juta
10 PBB 236 juta
Dari data di atas, kita dapat melihat bahwa biaya iklan politik menjelang kampanye menjadi keharusan bagi setiap partai politik di Indonesia menjelang pemilu. Dalam konteks ini PKS adalah partai politik dengan urutan keempat, partai dengan pengeluaran dana iklan kampanye politik menjelang pemilu 2009, dengan jumlah Rp 4,866 milliar, di bawah Partai Gerindra, Partai Demokrat, dan Partai Golkar. Hal ini menunjukkan bahwa PKS mempunyai perhatian yang lebih dalam strategi kampanye politik di televisi.
50
Wawancara dengan Arman Salam, peneliti dan pengamat politik LSI (Lingkaran Survei Indonesia).
51
Burhanuddin Muhtadi. 2012. Dilema PKS: Suara dan Syariah. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia). Hal. 236-237.
42
Selain biaya politik untuk kampanye menjelang pemilu, partai politik juga
mempunyai kebutuhan untuk biaya operasional partai sehari-hari.52 Dalam
konteks ini peneliti mencoba melihat biaya operasional PKS pertama dari segi kendaraan operasional yang dimiliki DPP PKS. Dilihat dari kendaraan operasionalnya, mobil-mobil yang dimiliki oleh PKS merupakan mobil-mobil mewah yang termasuk mobil dengan harga dan perawatan yang mahal. Mobil-mobil operasional DPP PKS terdiri dari Mobil-mobil-Mobil-mobil mewah seperti VW Caravelle seharga Rp 1,1 milliar, Nissan Navara dan Toyota Fortuner yang masing-masing seharga Rp 400 jutaan dan Rp 490 jutaan. Mobil operasional
termurah adalah Mitsubishi Grandis seharga Rp 350 juta sampai Rp 400 jutaan.53
Kedua biaya operasional yang menyangkut biaya perjalanan kunjungan
elite PKS ke daerah-daerah54 dan kunjugan ke luar negeri. Masalah pendanaan
biaya operasional berupa biaya transportasi menjadi celah bagi pengusaha untuk mendekati elite PKS. Salah satu contohnya adalah, menurut pengakuan Yudi
Setiawan55 di Majalah Tempo pada edisi 20-26 Mei 2013, bahwa dia memberikan
tiket pesawat terbang senilai 1 miliar kepada Luthfi Hasan Ishaaq dan 30 anggota
52
Lebih Jauh, Arman Salam dalam wawancara ini memeberikan rincian dari biaya operasional partai politik, seperti untuk keperluan sewa gedung, gaji pegawai, kendaraan operasional dan perawatannya, biaya transportasi anggota, dan sebagainya.
53
Kompasiana.com. Sumber Dana PKS. http://www.kompasiana.com/danielht/sumber-dana-pks_553007cf6ea834fd0c8b458b. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2015.
54
Kunjugan elite DPP PKS ke berbagai daerah di Indonesia dikalangan internal PKS
biasa disebut “safari dakwah”, tujuannya bisa untuk konsolidasi internal maupun memberikan
tausiah atau pelatihan kepada para kader di daerah.
55
Yudi setiawan merupakan Direktur PT. Cipta Inti Permindi. Dia juga merupakan tersangka kasus dugaan korupsi Bank BJB (Bank Jabar Banten). Saat ini dia sedang ditahan di Rumah Tahanan Teluk Dalam, Banjarmasin, terkait korupsi alat peraga pendidikan di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Lihat Kompasiana.com. Sumber Dana PKS, http://www.kompasiana.com/danielht/sumber-dana-pks_553007cf6ea834fd0c8b458b. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2015.
43
Fraksi PKS yang akan berkunjung ke Istambul, Turki pada 29 September 2012.56
Selanjutnya, Ahmad Fathanah juga mengatakan hal sama terkait pemberian dana untuk safari dakwah para elite PKS. Hal itu dikatakan Fathanah kepada Elda, saat menitip pesan dari Luthfi Hasan Ishaaq untuk Elizabeth pada 5 Januari 2013
terkait permintaan uang untuk safari dakwah PKS.57
Menaggapi pengakuan di atas, Ketua Bidang Humas DPP PKS, Mardani Ali Sera mengatakan bahwa semua sumber pendanaan partai berasal dari iuran wajib kader PKS yang menjadi pejabat publik, baik itu di legislatif maupun eksekutif sebesar Rp 20 juta per bulan. Menaggapi penyataan tersebut, menurut Donald Faris, peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), PKS tidak cukup memberi pernyataan mengenai sumber dana PKS seperti dikatakan Mardani Ali Sera. Donal Faris menjelaskan bahwa iuran wajib sebesar Rp 20 juta untuk kader PKS di DPR dan di kementerian tidaklah cukup untuk membiayai operasional dan keperluan kampanye partai. Menurut Donal Faris ada beberapa permasalahan terkait pemasukan dana partai, yaitu: sumber dana partai hanya diketahui segelintir elite partai dan pencatatan dana pemasukan partai hanya dilakukan terhadap sumber keuangan yang berasal dari APBN/APBD, sedangkan yang
berasal dari sumbangan pengusaha tidak ditulis.58
56
Kompasiana.com. Sumber Dana PKS. Data diperoleh pada tanggal 9 November 2015 dari situs: http://www.kompasiana.com/danielht/sumber-dana-pks_553007cf6ea834fd0c8b458b. diterbitkan tanggal 25 Mei 2013.
57
Majalah Detik. Sang Ketua, Dari Servis Sofa Hingga Penjara. Edisi 78, 27 Mei-2 Juni 2013.
58
News.detik.com. 10 Masalah Keuangan Parpol Versi ICW.
http://news.detik.com/berita/2856859/10-masalah-keuangan-parpol-versi-icw. Diakses pada 12 Oktober 2015.
44
Menyangkut masalah transparansi sumber keuangan di dalam internal PKS juga menjadi masalah pada periode kepemimpinan Luthfi Hasan Ishaaq. Seorang anggota Majelis Syuro meminta agar nama-nama penyumbang dana dibuka dalam forum Majelis Syiro. Hal tersebut sempat memancing berbagai respon yang membuat dinamika di dalam internal Majelis Syuro. Hilmi Aminuddin bersedia memberitahu nama penyumbang tersebut, namun tokoh senior PKS yang lain mengatakan bahwa jika penyumbang mengamanatkan agar namanya tidak diungkapkan, maka harus dipenuhi, dan akhirnya tidak nama penyumbang
tersebut tidak jadi diumumkan. Hilmi mengatakan “Ya amanahnya enggak boleh
dibuka. Itu dari pengusaha, yang saya tahu usahanya halal. Kalau saya diminta untuk membuka sekarang, saya buka.59
Sebagaimana juga diungkapkan oleh Maidah dan Subadri yang mengaku bahwa para kader tidak dapat mengetahui secara jelas apa yang dikerjakan oleh elite-elitnya di PKS. Khususnya perilaku dan aktivitas para elite dalam mengelola partai. Terkait dengan hal tersebut dan kaitannya dengan kasus Luthfi Hasan Ishaaq, dia melanjutkan:
“Saya sebenarnya tidak percaya dengan kasus yang menjerat Luthfi Hasan Ishaaq. Karena menurut saya pribadi, kita sebagai kader partai didik dan dibina untuk bersih dalam halaqoh setiap minggu... Tapi dalam kasus ini, apakah benar sampai sedemikian... Tapi pada satu sisi, sebenarnya kita
kader-kader yang di bawah tidak tahu secara detail apa yang terjadi di atas.”
59
Arief Munandar. 2011. Antara Jemaah Dan Partai Politik: Dinamika Habitus Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dalam Arena Politik Indonesia Pasca Pemilu 2004. Disertasi: Universitas Indonesia. Hal. 236.
45
C.Dominasi Kalangan Pragmatis Dan Tersingkirnya Kader Ideologis
Ada dinamika penting dalam internal PKS paska pemilu 2009, yaitu
semakin menguatnya kalangan pragmatis dalam internal PKS.60 Menurut
Burhanudin Muhtadi, hasil pemilu 2009 memberi peluang bagi faksi pragmatis di PKS untuk menjadikan PKS menjadi partai pragmatis yang berorientasi pada pemenagan pemilu. Hal inilah yang menjelaskan mengapa PKS menjadi koalisi dengan pemerintahan SBY, karena memudahkan untuk melakukan mobilisasi
sumber daya finansial untuk kepentingan partai.61 Kalangan pragmatis ini yang
dinilai oleh beberapa kader PKS sebagai aktor yang mencari uang untuk keuangan partai.62
Kalangan pragmatis dalam internal PKS berusaha mendominasi jajaran kepengurusan PKS. Misalnya ada yang mengatakan bahwa Luthfi Hasan Ishaaq menjadi presiden PKS lebih karena kedekatannya dengan Hilmi. Mashadi, pendiri
Partai Keadilan mengartakan “Ia (Luthfi Hasan Ishaaq) sangat loyal terhadap
Ustaz Hilmi. Pemujaannya terhadap Ustaz Hilmi begitu luar biasa.”63
Ketua Majelis Syuro PKS, Hilmi Aminuddin mempunyai kewenangan yang sangat besar terhadap arah kebijakan partai sampai pada penempatan
60
Beberapa pendapat mengemuka mengenai faksi-faksi dalam tubuh PKS. Pertama adalah faksi pragmatis atau kesejahteraan, yaitu elite PKS yang berorientasi pada pemenangan pemilu dan cenderung meninggalkan keketatan ideologi partai sebagaimana yang diterapkan pada masa Jamaah Tarbiyah, elite yang masuk dalam kategori ini adalah: Hilmi Aminuddin, Anis