• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ibadah haji adalah berkunjung ke Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amalan, antara lain wukuf, thawaf, sa’i dan amalan lainnya pada masa tertentu demi memenuhi panggilan Allah swt dan mengharapkan ridha-Nya. Haji merupakan rukun islam yang kelima yang pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu antara lain tanggal 8 s/d 13 Dzulhijjah setiap tahun. Sebagaimana dapat dipahami dari makna ayat berikut:

“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantah di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah akan mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal” (QS. AL-Baqarah:197).

Melakukan ibadah haji dan umroh setiap orang mempunyai pengalaman batin yang berbeda. Istitha’ah atau kemampuan adalah kunci utama bagi seseorang dalam menunaikan rukun islam yang kelima yang masing-masing mempunyai realita yang tidak sama bagi setiap manusia. Istitha’ah ini antara lain mampu secara materi, fisik dan mental. Ketika seseorang mengawali keinginanya menjawab panggilan Ilahi untuk beribadah haji dan umroh terlebih dahulu memasang niat dengan ikhlas lillahi ta’ala.

Rasulullah saw bersabda:

“Barang siapa yang datang ke Baet ini (Ka’bah)untuk beribadah haji lalu ia thawaf 7 putaran, kemudian menuju maqam Ibrahim untuk shalat sunnah dua

rakaat, kemudian pergi ke Zamzam untuk meminum airnya, niscaya Allah akan mengampuni dosanya (sehingga bersih kembali) bagaikan anak yang baru dilahirkan ibunya” (H.R. Ibn Al-Jauzy dalam kitab Mutsirul Garom As-Sakim).

a) Pengertian Calon Jamaah Haji

Secara individual seorang calon haji adalah seseorang yang memiliki niat menunaikan ibadah haji dan memiliki kemampuan untuk melakukan pembiayaan. Seorang penerima layanan yang menginginkan pelayanan prima dan mempunyai kebebasan untuk menentukan apa yang akan dipilihnya sesuai dengan kemampuan dan tingkat pelayanan yang dikehendaki. Semua itu mutlak tidak dapat dipenuhi sendiri, karena adanya keterkaitan dengan faktor-faktor lain yang hanya dapat disediakan oleh lingkungannya. Dengan demikian calon haji merupakan masyarakat islam yang telah mendaftarkan diri secara resmi pada Kementrian Agama untuk melaksanakan ibadah haji.

b) Proses Pendaftaran

Syarat Pendaftaran untuk WNI (PMA no. 15 tahun 2016 pasal-4) JO KMA no.1 tahun 2008:

o Beragama Islam

o Surat Keterangan Sehat dari Puskesmas

o Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku

Untuk WNA (pasal-4) ditambah dengan:

o Memiliki paspor yang masih berlaku sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan terhitung sejak hari keberangkatannya

o Memiliki dokumen keimigrasian/izin tinggal yang berlaku sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan terhitung sejak hari keberangkatan haji

o Memiliki izin masuk kembali (re-entry permit) ke Indonesia

c) Alur Pendaftaran

o Pendaftaran dilakukan sepanjang tahun dengan menerapkan prinsip first come first served

o Calon haji membuka Tabungan Haji pada Bank Penerima Setoran (BPS) BPIH yang sudah bekerjasama dengan Kementerian Agama RI dan sudah tersambung dengan SISKOHAT Kemenag sesuai dengan domisili

o Rekening Tabungan Haji dari Calon Haji setelah mencapai di atas Rp. 25.000.000, Calon Haji datang ke Kantor Kementerian Agama setempat sesuai domisili untuk:

 Mengisi SPPH dengan melampirkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan

 Pengambilan foto berwarna pada Koperasi, berlatar belakang putih dan berukuran muka tampak 70-80%  Membubuhkan tanda tangan dan Cap Jempol kiri

(Finger print) pada SPPH

o Calon Haji datang ke Cabang BPS-BPIH dengan membawa SPPH, 5 (lima) lembar pas photo dan buku tabungan Haji

o BPS-BPIH membuat nota pendebetan rekening tabungan haji sebesar Rp. 25.000.000 untuk ditransfer ke rekening Menteri

Agama CQ. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh di Cabang BPS-BPIH yang ditunjuk sebagai pooling dana Tabungan Haji. Cabang BPS-BPIH mengimput nomor pemindahbukuan / transfer dan data SPPH untuk mendapatkan nomor porsi. Kemudian Calon Haji mendapatkan bukti setoran awal dan bukti pendebetan

o Calon Haji mendaftar ulang ke Kantor Kementerian Agama setempat

Pada saat calon haji melaporkan diri ke Kandepag Kabupaten/kota setelah menyetor BPIH kepada yang bersangkutan diberikan:

o Buku petunjuk perjalanan dan kesehatan haji o Buku bimbingan ibadah haji, umroh dan ziarah o Buku tanya jawab manasik haji

o Buku doa manasik dan ziarah

Selanjutnya pada waktu yang ditetapkan calon haji menerima pemberitahuan untuk pelatihan di daerah dan pada saatnya akan menerima pemberitahuan pemberangkatan.

d) Proses Pelunasan (BPIH)

Besarnya BPIH setiap tahun ditetapkan berdasarkan Presiden RI dengan komponen BPIH yang disesuaikan dengan biaya riil pada tahun yang bersangkutan dengan dikeluarkannya keputusan Presiden tersebut saat penyetoran BPIH dimulai. Untuk penerimaan penyetoran BPIH ditetapkan bank-bank yang ditunjuk pemerintah antara lain:

o Bank Negara Indonesia (BNI) o Bank Negara Indonesia Syariah o Bank Rakyat Indonesia (BRI) o Bank Rakyat Indonesia Syariah o Bank Mandiri

o Bank Syariah Mandiri

o Bank Tabungan Negara (BTN) o Bank Sumut

Waktu dan besarnya BPIH yang harus dibayar Calon Haji ditentukan oelh Pemerintah yang tertuang di dalam Peraturan Presiden (PP). Pada waktu yang telah ditentukan, Calon Haji dtang ke Cabang BPS-BPIH dengan membawa:

o Bukti Setoran Awal o Setoran kekurangan BPIH o 5 (lima) lembar pas photo

Cabanag BPS-BPIH mengimput porsi untuk pelinasan:

o Menerima setoran kekurangan BPIH (sesuai kurs BI)

o Mentransfer dana setoran BPIH ke Rekening Menteri Agama di Bank Indonesia

Calon Haji menerima bukti setoran BPIH dari Cabang BPS-BPIH. Untuk percepatan penyerahan berkas setoran BPIH lunas harus sudah berfoto (sama dengan setoran awal dan SPPH) dan distempel bank, maka perlu sosialisasi ke bank, sbb:

o Lembar 1 (putih) diserahkan pada Calon Haji

o Lembar 2 (biru) diserahkan pada Kantor Kementerian Agama dan ditahan di bank

o Lembar 3 (merah) diserahkan pada Kantor Kementerian Agama dan ditahan di bank

o Lembar 4 (kuning) diserahkan pada Kantor Kementerian Agama dan ditahan di bank

o Lembar 5 (putih) ditahan untuk arsip bank

o Proses qur’ah untuk pemberkasan dan pemberangkatan sudah harus dilakukan sejak dini

o Selama proses pelunasan hendaknya Kantor Kementerian Agama sudah mengetahui jumlah Calon Haji yang bergabung dengan masing-masing KBIH dan jumlah Calon Haji Mandiri, serta sudah ada gambar untuk regu dan rombongannya

o Masing-masing daerah sudah waktunya utnuk siap sebagai penyangga, dengan prinsip:

 Berangkat dari daerah secara bersamaan, walaupun nanti ada yang harus bergabung dengan kloter dibelakngnya / didepannya

 Apabila harus jadi penyangga akan terpisah dalam bentuk (rombongan / regu), kecuali CJH Mandiri. Semaksimal mungkin tidak akan memecah KBIH, kecuali kondisi tidak memungkinkan / harus

e) Syarat Pelunasan

o Calon Haji yang berhak melunasi BPIH adalah:

o Calon Haji yang memiliki nomor porsi masuk dalam alokasi porsi provinsi dan atau porsi Kabupaten/Kota bagi wilayah yang porsi dibagi per Kabupaten/Kota

o Calon Haji yang belum pernah menunaikan ibadah haji, telah berusia 18 tahun ke atas atau sudah menikah

o Suami, anak kandung dan orang tua kandung yang sudah menunaikan ibadah haji dan akan menjadi mahrom calon haji atau pembimbing ibadah haji yang telah ditetapkan oleh Kanwil Kemenag Provinsi setempat

o Calon Haji yang sudah pernah menunaikan ibadah haji dan telah memperoleh nomor porsi, serta masuk dalam alokasi prosi provinsi ditetapkan menjadi daftar tunggu (waiting list) tahun berjalan o Calon Haji yang mendapatkan porsi dan amsuk dalam alokasi porsi

provinsi tahun yang bersangkutan namun tidak menyetorkan pelunasan BPIH, atau nomor porsinya tidak masuk dalam porsi provinsi tahun yang bersangkutan, atau telah melunasi BPIH tetapi tidak dapat berangkat, maka secara otomatis menjadi waiting list o Calon Haji yang telah melunasi BPIH tahun sebelumnya namun

tidak berangkat dan tidak mengambil BPIH-nya, maka harus membayar kekurangan BPIH tahun berjalan (apabila lebih dikembalikan dan jika kurang harus menambah)

Alur Calon Haji Tunda:

o Calon Haji menyelesaikan kekurangan pelunasan BPIH

o Melapor ke Kantor Kementerian Agama domisili dengan membawa lembar bukti setoran penambahan BPIH berjalan yang dilengkapi dengan lembar pelunasan BPIH tahun sebelumnya

o Kantor Kementerian Agama meneliti kelengkapan berkas calon haji tersebut, meliput i:

 Bukti Setoran Pelunasan BPIH tahun sebelumnya  Bukti Setor Penambahan BPIH tahun berjalan

 Proses penyelesaian dokumen sama dengan penyelesaian dokumen calon haji biasa

Dalam hal porsi provinsi tidak terpenuhi sampai batas akhir masa pelunassan BPIH, Calon Haji diberikan kesempatan melunasi BPIH sesuai dengan urutan nomor porsi provinsi yang bersangkutan dengan batas waktu tertentu.

f) Alur Mutasi

1. Calon Haji mengajukan permohonan mutasi ke Kantor Kementerian Agama setempat dengan membawa foto copy BPIH lembar putih dan BPIH lembar biru (asli) untuk penerbangan dengan dilengkapi persyaratan sesuai ketentuan di atas

2. Kantor Kementerian Agama setempat membuat rekomendasi apabila berkas sudah sesuai dengan prosedur, ditujukan pada:

 Kantor Kementerian Agama yang dituju dan tembusan ke Kanwil Kemenag Provinsi (mutasi antar Kabupaten/Kota dalam provinsi)

 Kanwil Kemenag Provinsi dan setelah direkomendasi oleh Kanwil Kemenag Provinsi setempat diteruskan ke Kanwil Kemenag Provinsi tujuan dan tembusan ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota asal (mutasi antar provinsi dalam zona)

 Mutasi antar zona harus dilengkapi BPIH asli lembar 1 s.d 5, materai Rp.6.000,- sebanyak 2 lembar, pas photo lengkap untuk paspor, surat kuasa untuk pengurusan & surat kuasa untuk pengambilan kelebihan/kekurangan BPIH

g) Proses Pembatalan

Pembatalan Setoran Awal (Rp. 25.000.000). Calon haji mengajukan permohonan pembatalan kepada Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota disertai dokumen yang dipersyaratkan:

 Pengajuan Pembatalan dan Penarikan BPIH dari yang bersangkutan bermaterai Rp.6.000,- (enam ribu rupiah) dan untuk jamaah yang wafat dari ahli waris

 Bukti BPIH lembar 1 (asli)  Foto copy KTP

 Surat keterangan ahli waris dari Kelurahan diketahui oleh Camat  Surat Kuasa atas dana pengambilan BPIH bermaterai Rp.6.000,-

 Surat Keterangan Kematian

Berkas permohonan pembatalan oleh Kantor Kementerian Agama setempat diteruskan kepada Kementerian Agama Pusat melalui Kanwil Kemenag setempat untuk diproses pembatalan data dan pembayaran. Kementerian Agama Pusat / Bendahara BPIH memerintahkan kepada Cabang BPS-BPIH yang mengelola rekening setoran awal untuk mentransfer dana pembayaran pembatalan ke Calon Haji. Pengambilan setoran awal BPIH kepada Calon Haji batal dilakukan pada BPS-BPIH tempat setor tanpa dikenakan potongan biaya.

h) Pembatalan BPIH Lunas

Calon Haji mengajukan permohonan pembatalan kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota disertai dokumen yang dipersyaratkan. Berkas permohonan pembatalan oleh Kantor Kementerian Agama setempat melalui Kanwil Kemenag setempat diteruskan kepada Kementerian Agama Pusat untuk diproses pembatalan data dan pembayaran. Kementerian Agama Pusat/Bendahara BPIH memerintahkan kepada Cabang BPS-BPIH yang mengelola rekening setoran awal untuk mentransfer dana pembayaran pembatalan ke Calon Haji. Pengambilan setoran awal BPIH kepada Calon Haji batal dilakukan pada BPS-BPIH tempat setor dikenakan potongan 1%.

i) Standar Pengembalian Dana Pembatalan

Pengambilan dana BPIH batal diupayakan dapat diproses cepat dengan memanfaatkan faximile atau Webmail SISKOHAT dengan waktu maksimal sesuai S.O.P, sebagai berikut:

 Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota = 2 hari  Kanwil Kementerian Agama Provinsi = 2 hari

 Siskohat Pusat = 2 hari  Bendahara BPIH = 5 hari

 BPS-BPIH = 3 hari + Jumlah = 14 hari

j) Pelatihan Calon Haji

Pelatihan calon haji dilaksanakan ditingkat Kabupaten/kota selama 4 hari. Bagi daerah yang memiliki pelatih calon haji, bimbingan haji dilaksanakan sebagai berikut:

1. Secara individual dalam kelompok-kelompok kecil 10 sampai 12 orang, tidak lagi secara massal dalam bentuk penataran/pelatihan

2. Pelatihan calon haji dilakukan sejak dini, yakni sejak calon haji melapor ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/kota. Selanjutnya calon haji dimasukkan ke dalam kelompok binaan dan ditunjuk seorang pelatih yang akan melakukan pelatihan jamaah tersebut sampai matang dan siap berangkat menunaikan ibadah haji.

3. Setiap kelompok binaan (1 rombongan 50 orang) dilatih oleh seorang pelatih secara paripurna dan terus menerus sampai matang dan mampu melaksanakan ibadah haji secara mandiri.

4. Pelatihan dilaksanakan dengan menggunakan metode dialog, tanya jawab, diskusi dengan disertai praktek atau peragaan secukupnya sampai calon haji betul-betul matang.

Adapun materi pelatihan adalah bimbingan perjalanan haji, manasik haji, kesehatan haji, akhlak dan kepribadian jamaah haji. Pelatihan ini dilaksanakan oleh panitia Kementerian Agama. Untuk kepentingan calon haji sendiri hendaknya setiap calon mengikuti pelatihan tersebut dengan sebaik-baiknya secara penuh.

k) Pengelompokan Calon Haji

Di daerah Tk. II (sesudah masa pendaftaran ditutup) calon haji dikelompokkan sebagai berikut:

1. Regu, terdiri dari 10 orang termasuk seorang Ketua Regu yang dipilih dari dan oleh anggota regu dengan tugas membimbing dan menjaga keutuhan regu.

2. Rombongan terdiri dari 50 orang yaitu 5 regu termasuk seorang Ketua Rombongan.

3. Kloter (kelompok terbang) terdiri dari 7 s/d 9 rombongan (lebih kurang 355 s/d 480 orang) dipimpin oleh ketua/Tim Pemandu Haji Indonesia (TPIH) Kloter dari daerah yang bersangkutan dan bertugas mengkoordinasikan pimppinan rombongan agar tetap berada dalam satu kloter dan satu Maktab atau Muzawwir.

l) Perbekalan Haji

Untuk mempersiapkan perbekalan haji, Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji menentukan asumsi jumlah jamaah berdasarkan quota yang ditetapkan. Asumsi jumlah jamaah ini dimaksudkan sebagai pegangan untuk pengadaan perbekalan yaitu tentang buku-buku, bimbingan-bimbingan, obat-obatan, jumlah petugas yang diupayakan lebih dini.

m) Proses Asuransi

Jamaah Haji diasuransikan dengan Premi Rp. 100.000,- / CJH. Asuransi Jamaah Haji adalah Asuransi Jiwa Perjalanan Ibadah Haji yang memberikan proteksi murni terhadap resiko wafat alamiah atau akibat kecelakaan dan cacat tetap/cacat sebagian akibat kecelakaan selama asuransi. Peserta asuransi jiwa dan kecelakaan diri jamaah haji adalah yang terdaftar dalam database Siskohat.

n) Klaim Asuransi

Masa berlaku Asuransi Jiwa adalah sejak calon haji berangkat dari rumah ke embarkasi sampai dengan tiba kembali di tempat tinggal masing-masing. Pengajuan klain asuransi ditujukan kepada Asuransi Jiwa Bumi Putera 1912 setempat.

o) Persyaratan Klaim Asuransi

Meninggal dunia di dalam negeri:

 Surat Pengantar dari PPIH embarkasi  Surat Keterangan dari Dokter / Rumah Sakit  SKK dari Kelurahan setempat

 Surat Keterangan kecelakaan dari yang berwajib jika meninggal karena kecelakaan

Meninggal dunia di Arab Saudi:

 SKK dari Konjen RI

 Surat Keterangan Ahli Waris dari Kelurahan Domisili

 Surat Kuasa dari ahli waris kepada anggota keluarga yang ditunjuk untuk mengurus, menandatangani dokumen klaim dan menerima santunan

 Surat Pengantar dari Kantor Kementerian Agama setempat

p) Ralat Data CJH Proses

Calon Haji harap meneliti berkas yang diterima baik setelah entry SPPH oleh Kantor Kementerian Agama atau setelah entry setoran awal pada BPS-BPIH. Jika terjadi kesalahan entry dapat memintakan ralat untuk pembetulan dengan maksimal 3 item kesalahan. Apabila terjadi kesalahan pada entry SPPH ralat dimintakan pada Kantor Kementerian Agama dan kesalahan entry pada BPS-BPIH maka ralat dimintakan pada bank yang bersangkutan. Ralat ditujukan ke Siskohat Provinsi/Pusat dan tembusan ke Kantor Kementerian setempat. Ralat dilakukan sebelum terjadinya proses pelunasan, sehingga saat proses pelunasan data sudah benar.

q) Biaya Yang Menjadi Tanggungan Calon Haji (Di Luar Komponen BPIH)

Kegiatan-kegiatan pendukung pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji yang tidak termasuk komponen BPIH menjadi tanggungan Calon Haji

masing-masing yang besarnya ditetapkan oelh Pemerintah Derah, meliputi:

 Pemeriksaan kesehatan sebelum masuk asrama haji embarkasi  Perjalanan dari tempat tinggal ke Asrama Haji embarkasi /

debarkasi pergi-pulang

 Biaya ziarah ke tempat bersejarah di Makkah dan Jeddah

 Biaya DAM, diharapkan dapat disalurkan ke Islamic Development Bank melalui Bank Ar-Rajhi secara sukarela sesuai himbauan Pemerintah Arab Saudi

 Pakaian seragam

r) Sanksi

 Calon Haji yang menggunakan identitas orang lain, pendaftarannya dinyatakan tidak sah

 BPS-BPIH yang melakukan tindakan perubahan identitas, foto dan entry data calon haji yang tidak sesuai dengan ketentuan dan prosedur akan diberikan sanksi pencabutan user ID Cabang Bank yang bersangkutan

 BPS-BPIH yang tidak melakukan pemindahbukuan dan konfirmasi data setoran BPIH, maka secara otomatis akan diblokir

 PIHK yang melakukan pelanggaran perubahan data dan identitas calon haji akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku  PIHK yang tidak melaporkan jamaah haji dalam waktu 3 x 24 jam

setelah penutupan tahapan penyetoran BPIH, maka datanya akan diblokir secara sistem.

Dokumen terkait