• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. KEBIJAKAN PENANGANAN COVID-19 UNTUK TENAGA KERJA

4.2. Program Kartu Prakerja

Beberapa permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam implementasi program subsidi gaji diantaranya:

a. Adanya rekening penerima bantuan yang bermasalah (duplikasi, tutup, tidak valid, pasif, dibekukan, tidak sesui NIK)

b. Data yang dikirim BPJS ketenagakerjaan tidak lengkap

c. Adanya pengaduan masyarakat yang ingin mengetahui status penerima bantuan.

d. Potensi tidak tercapainya target data 15,7 juta orang dari BPJS ketenagakerjaan sehingga dapat mempengaruhi kinerja serapan anggaran Kemenaker. Untuk itu, Kemendikbud, Kemenag dan BPJS perlu melakukan pembahasan untuk subsidi gaji guru honorer mengenai kebijakan dan mekanisme perluasan subsidi gaji.

4.2 Program Kartu Prakerja

Pada Ratas Efektivitas Penyaluran Program Jaring Pengaman Sosial tanggal tanggal 7 April 2020, Presiden menetapkan anggaran Program Kartu Prakerja yang semula 10 T dinaikan menjadi 20 T dengan penerima manfaat sebanyak 5,6 Juta orang, yang diutamakan untuk pekerja terkena PHK, Pekerja Informal, dan Pelaku UKM yang terdampak COVID-19. Selain Bantuan Langsung Tunai (BLT), terdapat Kartu Prakerja yang diberikan pula Bansos dengan nilai Rp 600.000,- per bulan.

Program Kartu Prakerja dilakukan refocusing yang semula didesain bertujuan pada peningkatan kompetensi (komponen bantuan pelatihan), sekarang memiliki tujuan tambahan yaitu membantu daya beli pekerja dan pelaku usaha kecil/mikro yang terdampak COVID-19 (komponen insentif). Sehingga, Kartu Prakerja dalam masa Penanganan COVID-19 menjadi Bantuan Semi Bansos.

Refocusing Program Kartu Prakerja ini, sejalan dengan Inpres 4 tahun 2020 dan juga Perpres 54/2020, yang mana Program Prakerja masuk kedalam dalam klaster Jaring Pengaman Sosial, dimana alokasi Kartu Prakerja 20 T dari total 110 T alokasi anggaran.

Syarat penerima kartu prakerja diantaranya warga negara Indonesia, berusia paling rendah 18 tahun, dan tidak sedang mengikuti pendidikan formal. Selain itu, program itu ditunjukan bagi para pekerja yang dirumahkan atau kehilangan pekerjaan (ter-PHK) dan para pelaku usaha Mikro maupun Kecil (UMK) yang tutup usaha karena dampak pandemi Covid-19.

30

Gambar 4.2 Perbedaan Desain program Kartu Prakerja Sebelum dan Sesudah terjadinya Covid-19

Sumber: Kemenko Perekonomian

Pekerja terdampak Covid-19 yang diprioritaskan, berdasarkan data rekonsiliasi (Kemenaker dan BPJS Ketenagakerjaan) terdapat 1.722.958 orang pekerja terdampak. Setiap penerima kartu prakerja mendapatkan paket manfaat total senilai Rp 3.550.000 yang terdiri dari:

a. Bantuan biaya pelatihan sebesar sebesar Rp 1.000.000 yang dipergunakan untuk membeli satu atau lebih pelatihan di platform digital mitra

b. Insentif yang akan ditransfer ke rekening bank atau e-wallet LinkAja, Ovo atau GoPay milik peserta. Insentif ini terdiri dari 2 bagian yaitu insentif pasca penuntasan pelatihan pertama sebesar Rp 600.000 perbulan selama 4 bulan (Rp 2.400.000), insentif pasca pengisian survei evaluasi sebesar Rp 50.000 per survei untuk 3 survei (Rp 150.000).

Implementasi program kartu prakerja sampai dengan 7 Desember sudah terealisasi sebesar 19.9 triliun rupiah (99,49%). Pendaftar yang ada di situs prakerja 43,3 juta orang, yang diverifikasi email untuk NIK/KK-HP ada sebanyak 19,2 juta orang dan yang di SK-kan sebagai penerima sebanyak 5,98 juta orang. Peserta yang dicabut kepersertaannya ada sebanyak 373.74 ribu orang dan akan dibuka Batch 11 untuk jumlah tersebut. Peserta yang sudah menyelesaikan pelatihan ada sebanyak 5,04 juta orang dan yang sudah menerima insentif 4,94 juta orang. Total insentif yang sudah disalurkan per 15 November sebesar 7,1 Trilliun Rupiah.

31

Box 3. Peran Pemda DKI Jakarta Dalam Mendukung Program Kartu Prakerja

Di tahun 2019, pada awal pemerintah merilis rencana program Kartu Prakerja, sasaran utama dari program tersebut adalah para pencari kerja usia muda (fresh graduate) lulusan SMA/SMK. Hal ini dikarenakan 41,5 persen pengangguran terbuka di Indonesia berasal dari kelompok usia 15-24 tahun (BPS: Sakernas 2019). Selain itu, program diusung dengan lebih mengedepankan pelatihan baik online maupun offline untuk menutup gap antara kompetensi pencari kerja/tenaga kerja dengan kebutuhan pasar, sementara insentif hanyalah sebagai komplementary.

Akan tetapi semuanya berubah setelah Pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap perekonomian secara global telah mengakibatkan perlambatan ekonomi dan bahkan resesi di beberapa negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Perlambatan ekonomi berdampak pada dunia usaha /perusahaan-perusahaan dan dunia dunia kerja di dunia maupun di Indonesia. Kondisi ini telah menimbulkan persoalan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya terhadap pembayaran upah pekerja/buruh dan hak-hak lainnya serta kelangsungan pekerja /buruh termasuk pekerja yang terPHK dan pekerja yang dirumahkan tanpa upah.

Provinsi DKI Jakarta mendapatkan kuota kartu prakerja sebanyak 1.647.451, namun sampai dengan gelombang 3 implementasi kartu pra kerja baru mencapai 8 persen atau sebanyak 131.526 peserta. Dalam upaya mempercepat implementasi kartu pra kerja, Pemda DKI Jakarta melaksanakan pendampingan pelayanan pendaftaran kartu pra kerja bagi warga DKI Jakarta yang membutuhkan. Data ini akan dilaporkan secara berkala kepada Biro Perekonomian Setda Provinsi DKI Jakarta, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 560/2821/SJ tentang Pelayanan Pendaftaran Kartu Prakerja dan Surat Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan No.1/271/HK.00.00/IV/2020 tentang Klarifikasi Data Offline Ketenagakerjaan.

Tidak hanya Provinsi DKI Jakarta, Pemprov daerah lain juga memiliki kewajiban untuk memberikan dukungan terhadap implementasi kartu pra kerja. Kewajiban Pemda untuk ikut serta memberikan dukungan tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pengembangan Kompetensi Kerja melalui Kartu Prakerja pasal 31 yang mana seluruh Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (Pemda) wajib memberikan dukungan atas pelaksanaan Perpres ini. Pemda diminta memberikan dukungan dalam beberapa bentuk, diantaranya melaksanakan sosialisasi pelaksananaan program kartu pra

32

kerjadan menyediakan data lembaga pelatihan berkualitas di masing-masing daerah. Selain itu, Pemda juga diminta untuk menyediakan data kebutuhan tenaga kerja oleh industri di daerah, serta memfasilitasi pendaftaran peserta dan pemilihan jenis pelatihan pada program kartu prakerja dan juga memberikan dukungan dalam pendampingan kendala penerima manfaat program kartu prakerja dan usaha kecil menengah (UKM). Pemerintah daerah dapat menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalam mendukung program kartu prakerja.

Keberhasilan dari program kartu prakerja ini membutuhkan dukungan dari Pemda karena Pemda yang lebih mengetahui dan memahami karakteristik penduduknya terutama terkait dengan korban PHK. Namun dalam pelaksanaannya Pemerintah Daerah membutuhkan komitemen dari korporasi Pemda, dukungan Pemerintah Pusat, Kadin dan stakeholder terkait. Untuk itu diperlukan sinergi program dan anggaran antara pemerintah pusat dan daerah. Walaupun terjadi perbedaan sistem tetapi tetap saling berinteraksi dan bersinergi secara tepat menghasilkan outcome dan impact yang lebih besar. Program prioritas/unggulan dapat dilakukan oleh Badan, Dinas, Desa, UPT, Kadin/Industri.

Beberpa upaya yang harus dilakukan pemerintah daerah dalam mendukung program pemerintah Pusat khususya program kartu prakerja diantaranya;

• Terus melakukan sosialiasi dan pemahaman serta pendampingan • Menyediakan instruktur dan tenaga pelatihan bagi UPDT

• Melakukan revitalisasi infrastruktur lembaga pelatihan baik Provinsi maupun Kab/Kota

• Sinkronisasi program yang ada di daerah

Profil penerima kartu pekerja menunjukan bahwa peserta didominasi oleh laki-laki sebesar 61% sementara peserta perempuan sebesar 39%. Sementara dua kelompok usia peserta terbesar yaitu kelompok usia 25-34 tahun sebesar 43% dan kelompok usia 18-24 tahun sebesar 39%. Peserta didominasi oleh lulusan SMA/SMk yaitu 59% dan S1, sementara paling kecil adalah peserta dengan pendidikan S2/S3 dan SD-SMP (Gambar 4.3).

33

Gambar 4.3 Profil Penerima Kartu Prakerja

Sumber: Kemenko Perekonomian

Berdasarkan pada Perpres 36/2020 peserta prakerja adalah pencari kerja, korban PHK dan pekerja yang ingin meningkatkan kompetensi. Upaya yang dilakukan untuk merespon dampak Covid-19 prioritas peserta penerima adalah korban PHK akibat Covid-19, pelaku usaha terdampak Covid-19 dan usulan Kemenaker/BP Jamsostek.

Gambar 4.4 Jumlah Penerima Kartu Prakerja Berdasarkan Usulan Kementerian Ketenagakerjaan

Sumber: Kemenko Perekonomian

Terdapat 3.569 jenis pelatihan online yang telah diakurasi. Pelatihan tersebut diselenggarakan oleh 246 lembaga pelatihan yang sudah melakukan kerjasama dengan 8 platform digital mitra resmi kartu prakerja.

Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam implementasi program kartu prakerja diantaranya:

34

a. Banyak peserta dalam program pra kerja bukan target yang ingin disasar dalam program ini sehingga program ini kurang tepat sasaran.

b. Materi pelatihan yang tersedia melalui jejaring internet banyak yang tidak berbayar. c. Metode pelaksanaan secara daring berpotensi fiktif dan tidak efektif.

Dokumen terkait