• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program dan Kegiatan

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA

RS JIWA MENUR TAHUN 2016

2.1 Evaluasi Pelaksanaan RENJA RS Jiwa Menur Tahun 2016

dan Capaian Renstra RS Jiwa Menur

Capaian kinerja pelayanan dan anggaran selama tahun 2016 relatif

baik. Hasil kegiatan RS Jiwa Menur Tahun 2014 s.d 2016 disajikan

dalam Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

Hasil Kegiatan RS Jiwa Menur 2014 s.d. 2016

No. Jenis Layanan Satuan Hasil Kegiatan

2014 2015 2016*

1. Rawat Jalan Total Kunjungan 41.625 41.576 41.600

2. Rawat Inap Total Orang 2.693 2.726 2.988

3. IGD Total Kunjungan 2.109 1.969 2.222

4. Rehabilitasi Kunjungan 11.295 11.121 11.300

5. Farmasi Resep 212.989 268.371 269.000

6. Laboratorium Orang 4.271 4.007 4.100

7. Gizi Porsi 211.981 227.782 287.513

8. Radiologi dan EM Orang 1.042 995 1.461

9. Pendidikan dan Pelatihan Orang 3.900 4.774 4.800

10. BOR % 73,59 78,51 79,00

11. ALOS Hari 24 24 24

12. BTO Kali 10,72 10,93 10,08

13. TOI Hari 8,99 7,18 7,35

14. CRR % 55,93 46,07 47,00

Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai Renstra RS Jiwa

Menur Tahun 2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2

Capaian IKU RS Jiwa Menur Pada Tahun 2015 s.d. 2016

No.

IKU

Tahun ke-1 (2015) Tahun ke-2 (2016)

Target

Capaian Capaian % Capaian Target Capaian* %*

1. Bed Occupation Rate (%) 72 78,51 109,04 73 79 108,22 2. Average Length of Stay (Hari) 24 24 100 24 24 100 3. Bed Turn Over (Kali) 10 10,93 109,30 10 10 100 4. Turn Over Interval (Hari) 10 7,18 128,2 10 7,35 126,5 5. Persentase indikator SPM yang

mencapai target (%) 83,5 71,95 86,17 84 84 100 6. Cost Recovery Rate (%) 42 46,07 109,69 42 47 111,91 7. Indeks Kepuasan Masyarakat

(Konversi) Terhadap Seluruh Layanan RS

85 78,97 92,91 86 86 100

8. Persentase pasien jiwa yang kembali

berfungsi sosial di masyarakat (%) 86 94,39 109,75 86,5 95 109,83 9. Persentase elemen akreditasi RS

yang memenuhi standar Akreditasi RS Versi 2012 (%)

80 88,76 110,95 81 89 109,88

10. Persentase pasien pasung terlayani

(%) 100 100 100 100 100 100 11. Persentase karyawan RS yang lulus

pendidikan/pelatihan dan bersertifikat/berijazah (%)

85 68,89 81,05 86 86 100

12. Persentase mahasiswa institusi

kesehatan yang lulus praktik (%) 100 99,24 99,24 100 100 100 13. Persentase kecukupan SDM RS

sesuai standar

- - - 70 70 100

* Prognosis 2016 dengan dasar kinerja Triwulan 1 Tahun 2016

Secara umum hasil kegiatan pada tahun 2015 mengalami

peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan

capaian kegiatan tahun 2014. Capaian Indikator Kinerja Utama RS

Jiwa Menur pada tahun pertama dan kedua (sesuai target dalam

Renstra 2014-2019) secara keseluruhan baik, dan optimis hingga

akhir tahun 2016 akan dapat mencapai target kinerja yang telah

ditentukan, bahkan beberapa indikator melebihi target yang

diharapkan. Selain Indikator Kinerja Utama, terdapat pengukuran

indikator-indikator lain terkait dengan mutu layanan RS yaitu

indikator yang terdapat dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)

dan indikator Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien (PMKP).

Tabel 2.3

Capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal

RS Jiwa Menur Tahun 2015

No. Jenis Pelayanan Jml Indikator Jml Indikator

Tercapai Capaian % 1. Gawat Darurat 9 9 100,00 2. Rawat Jalan 7 4 57,14 3. Rawat Inap 14 11 78,57 4. Intensif 2 1 50,00

5. Radiologi dan Elektromedik 8 4 50,00

6. Laboratorium 4 1 25,00 7. Rehabilitasi Medik/Mental 4 2 50,00 8. Farmasi 4 1 25,00 9. Gizi 3 3 100,00 10. Keluarga Miskin 1 1 100,00 11. Rekam Medis 5 2 40,00 12. Pengelolaan Limbah 2 1 50,00 13. Administrasi Manajemen 9 9 100,00 14. Ambulance/Kereta Jenazah 2 2 100,00 15. Pemulasaraan Jenazah 1 1 100,00 16. Pelayanan Laundry 2 2 100,00 17. IPS 2 2 100,00 18. PPI 3 3 100,00

Realisasi persentase indikator SPM yang mencapai target tahun

2015 sebesar 71,95% dan hal ini harus ditingkatkan agar mencapai

target yang telah ditetapkan.

Tabel 2.4 menyajikan capaian indikator mutu RS berdasarkan area

klinis, manajemen dan sasaran keselamatan pasien yang terdiri dari

8 indikator mutu area klinis (IAK), 9 indikator mutu area

manajemen (IAM) dan 5 indikator mutu sasaran keselamatan

pasien (SKP).

Tabel 2.4

Capaian Indikator Mutu

RS Jiwa Menur Tahun 2015

No. Jenis Pelayanan Jml Indikator Jml Indikator

Tercapai

Capaian %

1. Indikator area klinis (IAK) 8 6 75,00

2. Indikator area manajemen (IAM) 9 6 66,67

3. Indikator sasaran keselamatan

pasien (SKP) 5 2 40,00

Indikator Mutu PMKP 22 14 63,64

Indikator area klinis yang belum memenuhi target adalah angka

kelengkapan asesmen awal rawat inap dan persentase pasien yang

dipulangkan dengan terapi anti psikotik multiple. Indikator area

manajemen yang belum mencapai target ada 3 indikator yaitu

ketepatan waktu pengumpulan laporan internal RS, angka

pencapaian kalibrasi alat kesehatan, dan Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) Konversi. Terdapat 3 indikator mutu sasaran

keselamatan pasien (SKP) yang tidak memenuhi target yaitu

kepatuhan penggunaan gelang identitas pasien rawat inap,

verifikasi instruksi lisan oleh dokter dan ditandatangani dalam

waktu 24 jam, serta kepatuhan profesional pemberi asuhan (PPA)

terhadap cuci tangan 5 moments sesuai dengan WHO.

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan RS Jiwa Menur

Analisis kinerja pelayanan RS Jiwa Menur dinilai berdasarkan

Indikator Kinerja Utama (IKU) yang sudah ditetapkan dalam

Renstra 2015-2019 dan tersaji dalam Tabel 2.5. Berdasarkan tabel

tersebut, hampir seluruh IKU yang ditargetkan telah mampu

tercapai sehingga prognosis tahun 2016 (n-1), proyeksi tahun

2017 (n), dan 2018 (n+1) terdapat beberapa perubahan Indikator

Kinerja Utama sesuai dengan target yang tercantum dalam

Rencana Strategis RS Jiwa Menur Tahun 2014-2019.

Pada Tabel 2.6 disajikan rekapitulasi evaluasi hasil

pelaksanaan Renja dan pencapaian Renstra RS Jiwa Menur s.d.

tahun 2016.

2.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi RS

Jiwa Menur

Sesuai dengan isu-isu strategis dalam Renstra RS Jiwa

Menur Tahun 2014-2019 yang juga masih menjadi isu-isu penting

dalam pelaksanaan tugas dan fungsi RS Jiwa Menur saat ini, yaitu:

Tabel 2.7

Identifikasi Isu-Isu Strategi (Lingkungan Eksternal)

No. Isu Strategis

Dinamika Internasional Dinamika Nasional DinamikaRegional/Lokal Lain-lain

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Kebijakan Pemerintah yang memberi ijin bagi negara asing untuk membuka rumah sakit di Indonesia, sehingga persaingan terbuka semakin lebar (AFTA 2015 Bidang Kesehatan)

Belum adanya konsistensi peraturan yang berkaitan dengan pelayanan, termasuk adanya peraturan yang mempermudah pembentukan unit psikiatri di RSU

Adanya tarif pelayanan yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur dan Surat Keputusan Direktur tentang Tarif Pelayanan yang kurang sesuai dibandingkan biaya satuan pelayanan; Tingginya jumlah masyarakat miskin yang membutuhkan pelayanan kesehatan 2 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dalam penatalaksanaan kesehatan jiwa

Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)/Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) yang mulai berlaku di seluruh wilayah Indonesia sejak 1 Januari 2014 Adanya regionalisasi sistem rujukan pelayanan kesehatan yang berdasarkan geografis atau kewilayahan Masih adanya stigma masyarakat terhadap RS Jiwa 3 Standar Akreditasi RS

Nasional. Beberapa hal yang berkaitan dengan sistem akreditasi nasional Tahun 2012 yaitu: mengandung hal-hal yang optimal dan dapat dicapai, memperlihatkan komitmen organisasi untuk peningkatan mutu pelayanan pada pasien, menjamin keselamatan lingkungan, dan secara terus menerus mengurangi risiko pasien dan karyawan, dan sebagai alat evaluasi tentang mutu dan manajemen yang efektif

Masih kurangnya pemahaman, peran, dan dukungan pemerintah daerah terhadap peningkatan pelayanan publik khususnya di RS dengan status BLUD yang dituntut mandiri secara keuangan, sehingga anggaran subsidi yang diberikan semakin berkurang

Maraknya praktik pengobatan alternatif yang tidak terkontrol

4 Reformasi kelembagaan

rumah sakit dalam rangka RS BLUD guna meningkatkan mutu layanan dan kesejahteraan masyarakat dan reformasi birokrasi kesehatan bagi seluruh RS di Indonesia yang berstandar kelas dunia

No. Isu Strategis

Dinamika Internasional Dinamika Nasional DinamikaRegional/Lokal Lain-lain

(1) (2) (3) (4) (5)

5 Ketentuan layanan Praktik

Dokter yang sesuai dengan UU Praktik Kedokteran No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan ; perubahan kondisi sosial kemasyarakatan yang lebih sadar hukum dan menyadari haknya sebagai pelanggan rumah sakit dapat

merugikan dan melemahkan posisi RS

Isu-isu strategis yang dihadapi RS Jiwa Menur berdasarkan

identifikasi permasalahan, telaahan visi, misi, dan program Gubernur

& Wakil Gubernur, serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Provinsi Jawa Timur adalah:

1. Tingginya jumlah masyarakat miskin yang membutuhkan

pelayanan kesehatan;

2. Tuntutan peningkatan dan pengembangan layanan rumah sakit

khususnya dalam rangka kebijakan peningkatan pelayanan publik

pemerintah Provinsi Jawa Timur,sedangkan mindset karyawan

dengan orientasi terhadap pelanggan belum maksimal, sehingga

ada kemungkinan terjadinya ketidakpuasan pelanggan yang

berkaitan dengan service yang diberikan;

3. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)/Badan Pengelola Jaminan

Sosial yang mulai berlaku di seluruh wilayah Indonesia sejak 1

Januari 2014. Ini merupakan tantangan RS terhadap

pemberlakuan sistem asuransi kesehatan sebagai akibat dari

adanya penerapan Sistem Asuransi Kesehatan Sosial (UU No. 24

Tahun 2014, Perpres No. 111 Tahun 2013, PMK No. 001 Tahun

2012 dan PMK No. 71 Tahun 2013).

4. Standar Akreditasi RS Nasional. Beberapa hal yang berkaitan

dengan sistem akreditasi nasional Tahun 2012 yaitu:

memperlihatkan komitmen organisasi untuk peningkatan mutu

pelayanan pada pasien, menjamin keselamatan lingkungan, dan

secara terus menerus mengurangi risiko pasien dan karyawan,

dan sebagai alat evaluasi tentang mutu dan manajemen yang

efektif.

5. Reformasi kelembagaan rumah sakit dalam rangka RS BLUD guna

meningkatkan mutu layanan dan kesejahteraan masyarakat dan

reformasi birokrasi kesehatan bagi seluruh RS di Indonesia yang

berstandar kelas dunia;

6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran

dalam penatalaksanaan kesehatan jiwa;

7. Ketentuan layanan Praktik Dokter yang sesuai dengan UU Praktik

Kedokteran No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan;

perubahan kondisi sosial kemasyarakatan yang lebih sadar hukum

dan menyadari haknya sebagai pelanggan rumah sakit dapat

merugikan dan melemahkan posisi RS;

8. Kebijakan Pemerintah yang memberi ijin bagi negara asing untuk

membuka rumah sakit di Indonesia, sehingga persaingan terbuka

semakin lebar (MEA 2015 bidang kesehatan);

9. Belum terintegrasi dan optimalnya SIM RS yang dapat

menyediakan seluruh data pelayanan dengan cepat dan akurat

yang berakibat kurang optimalnya pelayanan, pelaporan,

transparansi, akuntabilitas serta responsibilitas.

Sedangkan permasalahan yang dihadapi RS Jiwa Menur dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat yaitu:

1. Permasalahan Internal:

a. Kurangnya pemasaran produk pelayanan RS Jiwa yang

berakibat kurangnya jumlah kunjungan pasien, khususnya

pelayanan non jiwa;

b. Kurangnya jumlah tenaga paramedik perawatan bila

dibandingkan dengan jumlah tempat tidur yang harus dilayani

(rendahnya rasio perawat dibandingkan dengan jumlah

tempat tidur yang tersedia), serta belum dimilikinya beberapa

dokter spesialis non jiwa penuh waktu;

c. Makin berkurangnya anggaran subsidi dari pemerintah dan

tidak sesuai dengan kebutuhan RS;

d. Belum semua jenis layanan penunjang buka 24 jam (masih on

call);

e. Masih kurangnya sebagian motivasi pegawai yang berdampak

pada menurunnya kinerja pegawai;

f. Daya tampung Poliklinik Jiwa yang sudah tidak memadai yang

berakibat menurunnya kepuasan pengunjung;

g. Belum terintegrasi dan optimalnya SIM RS yang dapat

menyediakan seluruh data pelayanan dengan cepat dan akurat

yang berakibat kurang optimalnya pelayanan, pelaporan,

transparansi, akuntanbilitas serta responsibilitas;

h. Kurangnya daya tampung rawat inap, khususnya klas III yang

dipergunakan untuk pelayanan masyarakat miskin;

i. Dalam 2-5 tahun ke depan, jumlah pegawai yang purna tugas

makin bertambah, sedangkan rekruitmen PNS kurang.

2. Permasalahan Eksternal:

a. Adanya tarif pelayanan yang ditetapkan dalam Peraturan

Gubernur dan Surat Keputusan Direktur tentang Tarif

Pelayanan yang kurang sesuai dibandingkan biaya satuan

pelayanan;

b. Masih adanya stigma masyarakat terhadap RS Jiwa;

c. Daya beli sebagian masyarakat yang masih rendah;

d. Masih kurangnya pemahaman, peran, dan dukungan

pemerintah terhadap peningkatan pelayanan publik khususnya

di RS dengan status BLUD yang dituntut mandiri secara

keuangan, sehingga anggaran subsidi yang diberikan semakin

berkurang;

e. Belum adanya konsistensi peraturan yang berkaitan dengan

pelayanan;

f. Maraknya praktik pengobatan alternatif yang tidak terkontrol;

g. Adanya peraturan yang mempermudah pembentukan unit

psikiatri di RSU;

h. Besarnya tantangan terhadap pemberlakuan sistem asuransi

kesehatan sebagai akibat dari adanya penerapan Sistem

Asuransi Kesehatan Sosial (UU No. 24 Tahun 2014, Perpres

No. 111 Tahun 2013, PMK No. 001 Tahun 2012 dan PMK No.

71 Tahun 2013)

i. Tuntutan persaingan global pelayanan kesehatan di masa

mendatang akibat adanya pemberlakuan MEA (Masyarakat

Ekonomi ASEAN) 2015 bidang kesehatan.

2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD

Rancangan awal RKPD Provinsi Jawa Timur untuk RS Jiwa

Menur didasarkan pada analisis kebutuhan RS Jiwa Menur pada

tahun 2017 sesuai dengan usulan Musrenbang Provinsi Jawa Timur

Tahun 2017. Adapun rancangan awal analisis kebutuhan RS Jiwa

Menur tersaji dalam Tabel 2.8.

2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Sebagai SKPD dengan tugas pokok dan fungsi memberikan

pelayanan kesehatan perorangan kepada masyarakat, karena itu

peran masyarakat sangat penting dalam mendukung semua

program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Adapun program dan

kegiatan pelayanan kesehatan perorangan yang terkait dan

dibutuhkan oleh masyarakat perlu diakomodasi RS dan dijabarkan

ke dalam program dan kegiatan sebagai berikut:

1. Penambahan jenis layanan baru di RS Jiwa Menur yang

disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat ;

2. Tetap memberikan pelayanan kesehatan secara optimal bagi

masyarakat miskin, termasuk peningkatan kerja sama dengan

Liponsos dan Dinas Sosial Kabupaten/Kota termasuk UPT

Dinas Sosial;

3. Lebih melibatkan masyarakat dalam sosialisasi informasi

kegiatan promotif dan preventif kepada masyarakat mengenai

pentingnya kesehatan jiwa pada khususnya, seperti pelatihan

kesehatan jiwa anak dan remaja bagi guru SD, penyuluhan

narkoba bagi siswa SMP/SMA, dialog interaktif di media

televisi/radio, dll;

4. Meningkatkan integrasi pelayanan kesehatan, khususnya

kesehatan jiwa melalui RS Kabupaten/Kota dan Puskesmas

guna memperluas jangkauan pelayanan kesehatan jiwa bagi

masyarakat yang membutuhkan;

5. Melaksanakan family gathering bagi pasien penyalahgunaan

Napza, tumbuh kembang anak, dan rehabilitasi mental guna

menunjang pengobatan dan penyembuhan yang optimal bagi

penderita;

6. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah Kabupaten/Kota

guna menangani masalah pasien dengan gangguan jiwa di

masyarakat, khususnya dalam mewujudkan program Bapak

Gubernur Provinsi Jawa Timur yaitu ”Jawa Timur Bebas

Pasung”, seperti: pembebasan korban pasung, pengobatan

pasien jiwa di Kabupaten/Kota dengan angka prevalensi

kesakitan jiwa tinggi.

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN

3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

Sesuai dengan Rancangan Teknokratik (RT) Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 Bidang

Kesehatan, terdapat 10 (sepuluh) isu strategis bidang kesehatan

yaitu:

1. Peningkatan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia;

2. Perbaikan status gizi masyarakat;

3. Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;

4. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan

yang berkualitas;

5. Pemenuhan ketersediaan farmasi, alat kesehatan, dan

pengawasan obat serta makanan;

6. Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan;

7. Peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat;

8. Peningkatan manajemen, penelitian dan pengembangan, serta

sistem informasi;

9. Pengembangan dan peningkatan efektifitas pembiayaan

kesehatan;

10. Pengembangan jaminan kesehatan nasional.

Adapun arah kebijakan yang akan diambil dalam 5 (lima) tahun ke

depan adalah:

1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak,

remaja, dan lanjut usia yang berkualitas melalui peningkatan

sarana dan prasarana pelayanan persalinan di fasilitas

kesehatan;

2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat dengan cara

meningkatkan kualitas pelayanan gizi dengan fokus utama pada

1000 hari pertama kehidupan remaja, calon pengantin, dan ibu

hamil;

3. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan

lingkungan melalui peningkatan upaya preventif-promotif dalam

pengendalian penyakit menular dan tidak menular;

4. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang

berkualitas melalui pengembangan fasilitas pelayanan

kesehatan dasar sesuai standar mencakup Puskesmas dan

jaringannya;

5. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang

berkualitas melalui pengembangan fasilitas kesehatan rujukan,

terutama RS rujukan nasional, regional, dan kabuparen/kota;

6. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan

kualitas farmasi serta alat kesehatan melalui peningkatan

ketersediaan dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial

generik;

7. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan melalui

penguatan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis

risiko;

8. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber

daya manusia kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan tenaga

kesehatan di fasilitas kesehatan dengan prioritas daerah

terpencil, perbatasan dan kepulauan melalui penempatan

tenaga kesehatan yang baru lulus;

9. Meningkatkan promosi kesehatan kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat melalui pengembangan regulasi dalam rangka

promosi kesehatan;

10. Menguatkan manajemen, penelitian, pengembangan, dan

sistem informasi melalui peningkatan kemampuan teknis dan

pengolahan program kesehatan;

11. Memantapkan pelaksanaan SJSN bidang kesehatan melalui

peningkatan cakupan kepesertaan jaminan kesehatan nasional;

12. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan

kesehatan melalui penigkatan pembiayaan kesehatan publik

serta pengembangan pembiayaan pelayanan kesehatan

kerjasama pemerintah dan swasta.

RS Jiwa Menur sebagai salah satu institusi penyedia layanan

kesehatan rujukan termasuk dalam isu strategis bidang kesehatan

yang ke-4 (empat) serta mengacu pada arah kebijakan

pembangunan nasional bidang kesehatan yang ke-5 (lima), yang

berarti bahwa dengan segala sumber daya yang dimiliki, RS Jiwa

Menur harus terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya

bagi masyarakat melalui pengembangan fasilitas dan jenis layanan

khususnya kesehatan jiwa, mengingat RS Jiwa Menur merupakan

salah satu RS rujukan pelayanan kesehatan jiwa bagi masyarakat

Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur.

3.2 Tujuan dan Sasaran RENJA Tahun 2017

Tujuan dan sasaran Renja RS Jiwa Menur Tahun 2017 sesuai

dengan tujuan dan sasaran RS Jiwa Menur yang termuat dalam

Renstra RS Jiwa Menur Tahun 2014-2019 pada tahun ke-3 (ketiga).

Tujuan:

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa dan non jiwa di RS

yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif,

bagi seluruh lapisan masyarakat dengan didukung sarana dan

prasarana yang memadai;

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui

pendidikan dan pelatihan kesehatan jiwa yang kompeten dan

profesional.

Sasaran:

Sesuai dengan Rencana Stratejik RS Jiwa Menur Tahun 2014-2019,

sasaran RS pada tahun 2017 yaitu:

1. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan jiwa dan non jiwa di

RS, yang efisien dan efektif meliputi pelayanan promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif, yang didukung sarana dan

prasarana yang memadai, dengan indikator kinerja utama;

a. BOR (Bed Occupancy Rate) menjadi 73%

b. ALOS (Average Length of Stay) menjadi 24 hari

c. BTO (Bed Turn Over) menjadi 10 kali

d. TOI (Turn Over Interval) menjadi 10 hari

e. Persentase indikator SPM yang mencapai target 84,5%

f. CRR (Cost Recovery Rate) menjadi 43%

g. Indeks Kepuasan Masyarakat (konversi) terhadap seluruh

layanan RS menjadi 86

h. Persentase pasien jiwa yang kembali berfungsi sosial di

masyarakat 87%

i. Persentase elemen akreditasi RS yang memenuhi standar

akreditasi RS Versi 2012 81%

j. Persentase pasien pasung yang terlayani 100%

2. Meningkatnya kualitas SDM Kesehatan, dengan indikator

kinerja utama;

a. Persentase karyawan rumah sakit yang lulus

pendidikan/pelatihan dan berijazah/bersertifikat menjadi

86%

b. Persentase mahasiswa institusi kesehatan yang lulus

praktik tepat waktu menjadi 100%

c. Lulus Akreditasi RS Pendidikan 100%

d. Persentase kecukupan SDM RS sesuai standar 72%

3.3 Program dan Kegiatan

Rencana Program RS Jiwa Menur yang telah disinkronisasi dalam

RPJMD dan akan dilakukan pada tahun 2017 adalah :

1. Pelayanan Administrasi Perkantoran;

2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;

3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah;

4. Penyusunan Pengendalian dan Evaluasi Dokumen

Penyelenggaraan Pemerintah;

5. Upaya Kesehatan Masyarakat;

6. Peningkatan Sarana dan Prasarana Badan Layanan Umum

Daerah (BLUD);

7. Peningkatan Pelayanan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);

Adapun ke-tujuh program tersebut dapat dijabarkan dalam 16

(enam belas) kegiatan serta Belanja Tidak Langsung sebagai

berikut :

1. Pelaksanaan Administrasi Perkantoran;

2. Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana;

3. Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan

Prasarana;

4. Koordinasi dan Konsultasi Kelembagaan Pemerintah Daerah;

5. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;

6. Penyusunan Dokumen Perencanaan;

7. Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan

Anggaran;

8. Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan, dan Pelaksanaan

Sistem Informasi Data;

11. Pembangunan RS;

12. Rehabilitasi Bangunan RS:

13. Pengadaan Perlengkapan Rumah Tangga RS;

14. Pengadaan Alat Kesehatan/Laboratorium RS;

15. Pembangunan Sarana dan Prasarana RS;

16. Penguatan Pelayanan RS/RS Khusus/BP4;

Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.1

BAB IV

PENUTUP

Rencana Kerja RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur tahun 2017 ini

berfungsi sebagai pedoman dan acuan bagi direksi dan staf RS Jiwa Menur

dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan

pembangunan, pelaksanaan pelayanan kepada stakeholders yang ada

melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan.

Rencana Kerja adalah penjabaran Rencana Stratejik RS Jiwa Menur Tahun

2014 - 2019 (tahun ke-3) yang mengacu pada Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 –

2019.

Pelaksanaan Rencana Kerja ini sangat memerlukan partisipasi,

semangat, dan komitmen dari seluruh jajaran direksi dan staf RS Jiwa

Menur, karena juga berfungsi sebagai alat monitoring dan evaluasi serta

akan menentukan keberhasilan program dan kegiatan yang telah disusun.

Akhir kata semoga Rencana Kerja RS Jiwa Menur Provinsi Jawa

Timur ini dapat diimplementasikan dengan baik sesuai dengan

tahapan-tahapan yang telah ditetapkan secara konsisten dalam rangka mendukung

terwujudnya good governance seperti yang telah tercantum dalam

Rencana Strategis RS Jiwa Menur.

Indikator Mutu PMKP

1. Indikator Mutu pada Area Klinis (IAK)

Kode

Indikator

Area Klinis Nama Indikator Target

IAK 1 Assesmen Pasien Angka kelengkapan asesmen

awal rawatinap diruang Wijaya

Kusuma dalam waktu 1 x 24

jam sejakpasiendinyatakan

MRS

100%

IAK 2 Pelayanan Laboratorium Ketidak-tepatan waktu

pengambilan sampel darah

untuk pemeriksaan kadar gula

2 jam post-prandial (2 jam pp)

≤ 8,5%

IAK 3 Pelayanan Instalasi Radiologi

Dan Elektromedik Dan

Diagnostic Imaging

Angka pengulangan

pemeriksaan foto polos di

Instalasi Radiologi dan

Elektromedik

≤ 7 %

IAK 4 Prosedur Bedah TDD

-IAK 5 Penggunaan Antibiotik Dan

Obat Lainnya

Pasien yang dipulangkan

dengan terapi antipsikotik

multiple

95%

IAK 6 Kesalahan Medis Dan

Kejadian Nyaris Cidera (Knc)

Tidak adanya kesalahan

pemberian obat kepada pasien

100%

IAK 7 Penggunaan Anestesi dan

Sedasi

TDD

-IAK 8 Penggunaan Darah dan

Produk Darah

TDD

-IAK 9 Ketersediaan , Isi Dan

Penggunaan Catatan Medik

Kelengkapan Pengisian Rekam

Medis 2 X 24 Jam Setelah

Pasien KRS

100%

IAK 10 Pencegahan Dan

Pengendalian Infeksi,

Surveilans Dan Pelaporan

1. Angka Infeksi Saluran Kemih

akibat pemasangan kateter

pasien rawat inap

2. Angka Plebitis akibat

pemasangan infus pasien

rawat inap

≤ 15 ‰

<35 ‰

-2. Indikator Mutu pada Area Manajerial (IAM)

Kode

Indikator

Area Klinis Nama Indikator Target

IAM 1 Pengadaan Rutin

Peralatan Kesehatan Dan

Obat Untuk Memenuhi

Kebutuhan Pasien

Evaluasi pengadaan obat sesuai

formularium

80 %

IAM 2 Pelaporan Aktifitas Yang

Diwajibkan Oleh

Perundang – Undangan

Ketepatanwaktupengumpulanlaporan

internal rumahsakit.

100%

IAM 3 Manajemen Risiko Angka pencapaian kalibrasi alat

kesehatan

100%

IAM 4 Manajemen Penggunaan

Sumber Daya

Kecepatan waktu respon terhadap

laporan kerusakan alat yang masuk

ke Instalasi Pemeliharaan Sarana

>85%

IAM 5 Harapan Dan Kepuasan

Pasien Dan Keluarga

Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM)Konversi

≥85%

IAM 6 Harapan Dan Kepuasan

Staf

Indeks Kepuasan Pegawai (IKP)

Konversi

≥75%

IAM 7 Demografi Pasien Dan

Diagnosis Klinis

Jenis diagnosa pasien berdasarkan

10 penyakit terbanyak

100%

IAM 8 Manajemen Keuangan Cost Recovery Rate ( CRR ) 42%

IAM 9 Pencegahan Dan

Pengendalian Dari

Kejadian Yang Dapat

Menimbulkan Masalah

Bagi Keselamatan Pasien,

Keluarga Pasien Dan Staf

3. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien

Dokumen terkait