RENCANA KERJA
RS JIWA MENUR
TAHUN 2017
(Definitif)
2017
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga
Rencana Kerja Tahun 2017 Rumah Sakit Jiwa Menur telah dapat
diselesaikan.
Dengan adanya Rencana Kerja ini, diharapkan tujuan, sasaran, dan
kebijakan RS Jiwa Menur yang telah ditetapkan dalam Rencana Stratejik
RS Jiwa Menur Tahun 2014 – 2019 dapat dicapai secara bertahap.
Rencana Kerja Tahun 2017 ini terdiri dari
7 program dan 16 kegiatan,
yang merupakan penjabaran dari Rencana Stratejik RS Jiwa Menur Tahun
2014 – 2019.
Kepada seluruh rekan-rekan yang terkait langsung maupun tidak
langsung dalam penyusunan Rencana Kerja ini, disampaikan terima kasih.
Surabaya,
DIREKTUR RS JIWA MENUR
PROVINSI JAWA TIMUR
dr. ADI WIRACHJANTO, M. Kes.
Pembina Utama Muda
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………... ii
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
...………
PENDAHULUAN ………...
1.1 Latar Belakang ...
1.2 Landasan Hukum ...
1.3 Maksud dan Tujuan ...
1.4 Sistematika Penulisan ...
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA RS JIWA
MENUR TAHUN 2016 ...
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja RS Jiwa Menur
Tahun 2016 dan Capaian Renstra ...
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan RS Jiwa Menur...
2.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan
Fungsi RS Jiwa Menur ...
2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD ...
2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan
Masyarakat ………...
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN
KEGIATAN ...………...
3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional ...
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja Tahun 2017 ...
3.3 Program dan Kegiatan ...
PENUTUP……….
LAMPIRAN
iii
1
1
3
5
6
7
7
11
16
21
21
25
25
27
29
32
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya Peningkatan Pelayanan di RS Jiwa Menur yang cepat,
bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya
dalam bidang kesehatan jiwa merupakan salah satu pelayanan
yang ingin diwujudkan di RS Jiwa Menur sesuai tujuan
pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan,
pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
pengutamaan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk
rentan dan keluarga miskin.
Berdasarkan keputusan Gubernur Jawa Timur No.
188/442/KPTS/013/2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang
penetapan RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur sebagai Badan
Layanan Umum Daerah, maka RS Jiwa Menur dituntut untuk
menerapkan Pengelolaan Keuangan BLU. Memasuki tahun 2017
yang merupakan periode tahun ke-8 penerapan PPK-BLUD, secara
umum kondisi RS Jiwa Menur cukup stabil walaupun terdapat
beberapa perubahan kebijakan yang cukup berpengaruh terhadap
pelaksanaan kegiatan di RS. Keterbatasan sumber daya yang
dimiliki RS mendorong segenap jajaran RS untuk dapat bekerja dan
berperilaku efisien serta senantiasa berupaya meningkatkan status
dan kinerja organisasi.
Berdasarkan hasil analisis SWOT, RS Jiwa Menur berada
dalam posisi
offensive/agresive yang artinya posisi RS Jiwa Menur
memiliki kekuatan dan peluang yang cukup bagus. Untuk itu
kebijakan yang ditempuh oleh RS Jiwa Menur disusun untuk lebih
berorientasi kepada strategi mengarahkan seluruh kekuatan yang
ada guna memanfaatkan peluang secara maksimal, dengan tetap
berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Sesuai dengan tugas dan fungsi RS Jiwa Menur sebagai
rumah sakit khusus Type A dan salah satu pusat rujukan pelayanan
kesehatan jiwa yang paripurna, profesional, efektif, dan efisien
untuk wilayah Jawa Timur, RS Jiwa Menur harus mampu
mengembangkan fungsi manajemennya untuk mencapai tujuan,
visi, misi, dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
Secara bertahap dan berkesinambungan RS Jiwa Menur
telah berupaya untuk terus menerus dapat meningkatkan
pelayanannya sesuai harapan dan kepuasan masyarakat pengguna
jasa. Program dan kegiatan yang direncanakan oleh RS Jiwa Menur
didasarkan pada RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019.
Karena kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan
(integral) dari kesehatan dan unsur utama dalam menunjang
terwujudnya kualitas hidup manusia yang utuh. Sesuai
perkembangan yang terjadi saat ini RS Jiwa Menur Provinsi Jawa
Timur adalah institusi sarana pelayanan kesehatan jiwa yang tidak
hanya berfungsi sosial, tetapi telah berkembang menjadi unit
pelayanan kesehatan yang harus dapat mengoptimalkan
pendapatannya dengan jalan meningkatkan dan mengembangkan
jenis-jenis pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat. Untuk mencapai tujuan dan melaksanakan
fungsi RS Jiwa Menur, diperlukan perencanaan secara sistematis
dan berkesinambungan yang dijabarkan dalam beberapa dokumen
perencanaan sesuai waktu pelaksanaannya.
Rencana Kerja Rumah Sakit Jiwa Menur Tahun 2017
merupakan tahun ketiga pelaksanaan Rencana Strategis RS Jiwa
Menur Tahun 2014-2019 yang dijabarkan dalam Rencana Kerja
(Renja) Tahun 2017 serta Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
Tahun 2017. Dokumen perencanaan tahunan tersebut digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan untuk jangka waktu 1
(satu) tahun.
1.2 Landasan Hukum
Penyusunan Rencana Kerja RS Jiwa Menur didasarkan pada
landasan hukum sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional;
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang
Pedoman
Pengelolaan
Keuangan
Daerah,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
10. Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 11 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah
Provinsi Jawa Timur;
13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Provinsi Jawa Timur Tahun 2005 – 2025;
14. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Tahun 2011 –
2031;
15. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 113 Tahun 2008
tentang Uraian Tugas Direktur, Wakil Direktur, Bidang, Bagian,
Seksi, dan Sub Bagian di RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur;
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Provinsi Jawa Timur tahun 2014 – 2019;
17. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 31 Tahun 2016
tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Provinsi Jawa
Timur Tahun 2017;
18. Keputusan
Gubernur
Jawa
Timur
Nomor
188/442/KPTS/013/2008 tentang Penetapan RS Jiwa Menur
Provinsi Jawa Timur Sebagai Badan Layanan Umum Daerah;
19. Surat
Keputusan
Gubernur
Jawa
Timur
Nomor
188/275/KPTS/032/2014 tentang Pengesahan Rencana
Strategis (Renstra) SKPD;
20. Surat Keputusan Direktur RS Jiwa Menur
Nomor
188.4/4741/305/2016
tentang Rencana Strategis RS Jiwa
Menur Tahun 2014-2019 (Revisi Ketiga).
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan Rencana Kerja RS Jiwa Menur adalah sebagai
dokumen perencanaan dan penganggaran untuk periode 1 (satu)
tahun anggaran sesuai visi dan misi yang telah ditetapkan untuk
mencapai tujuan dan sasaran. Tujuan penyusunan Rencana Kerja
RS Jiwa Menur yaitu:
1. Memberikan pedoman yang menentukan program prioritas
pengembangan sumber daya guna mengoptimalkan kinerja
sesuai dengan tugas dan fungsi setiap unit kerja di lingkungan
RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur sebagai penjabaran
Rencana Strategis RS Jiwa Menur tahun 2014-2019;
2. Menetapkan program dan kegiatan RS Jiwa Menur tahun 2017
dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya;
3. Menjadi pedoman bagi RS Jiwa Menur untuk melaksanakan
seluruh program dan kegiatan pada tahun 2017;
4. Sebagai alat pengendalian dan evaluasi baik pada awal
maupun akhir pelaksanaan program dan kegiatan RS Jiwa
Menur pada tahun 2017.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Rencana Kerja (Renja) RS Jiwa Menur Tahun
2017 adalah sebagai berikut:
BAB I
PENDAHULUAN, memuat:
1.1
Latar Belakang
1.2
Landasan Hukum
1.3
Maksud dan Tujuan
1.4
Sistematika Penulisan
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA RS JIWA MENUR
TAHUN 2016
2.1
Evaluasi Pelaksanaan RENJA RS Jiwa Menur
Tahun 2016 dan Capaian Renstra
2.2
Analisis Kinerja Pelayanan RS Jiwa Menur
2.3
Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan
Fungsi RS Jiwa Menur
2.4
Review Terhadap Rancangan Awal RKPD
2.5
Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan
Masyarakat
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN
3.1
Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional
3.2
Tujuan dan Sasaran RENJA
3.3
Program dan Kegiatan
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA
RS JIWA MENUR TAHUN 2016
2.1 Evaluasi Pelaksanaan RENJA RS Jiwa Menur Tahun 2016
dan Capaian Renstra RS Jiwa Menur
Capaian kinerja pelayanan dan anggaran selama tahun 2016 relatif
baik. Hasil kegiatan RS Jiwa Menur Tahun 2014 s.d 2016 disajikan
dalam Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
Hasil Kegiatan RS Jiwa Menur 2014 s.d. 2016
No. Jenis Layanan Satuan Hasil Kegiatan
2014 2015 2016*
1. Rawat Jalan Total Kunjungan 41.625 41.576 41.600
2. Rawat Inap Total Orang 2.693 2.726 2.988
3. IGD Total Kunjungan 2.109 1.969 2.222
4. Rehabilitasi Kunjungan 11.295 11.121 11.300
5. Farmasi Resep 212.989 268.371 269.000
6. Laboratorium Orang 4.271 4.007 4.100
7. Gizi Porsi 211.981 227.782 287.513
8. Radiologi dan EM Orang 1.042 995 1.461
9. Pendidikan dan Pelatihan Orang 3.900 4.774 4.800
10. BOR % 73,59 78,51 79,00
11. ALOS Hari 24 24 24
12. BTO Kali 10,72 10,93 10,08
13. TOI Hari 8,99 7,18 7,35
14. CRR % 55,93 46,07 47,00
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai Renstra RS Jiwa
Menur Tahun 2014-2019 dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2
Capaian IKU RS Jiwa Menur Pada Tahun 2015 s.d. 2016
No.
IKU
Tahun ke-1 (2015) Tahun ke-2 (2016)Target
Capaian Capaian % Capaian Target Capaian* %*
1. Bed Occupation Rate (%) 72 78,51 109,04 73 79 108,22 2. Average Length of Stay (Hari) 24 24 100 24 24 100 3. Bed Turn Over (Kali) 10 10,93 109,30 10 10 100 4. Turn Over Interval (Hari) 10 7,18 128,2 10 7,35 126,5 5. Persentase indikator SPM yang
mencapai target (%) 83,5 71,95 86,17 84 84 100 6. Cost Recovery Rate (%) 42 46,07 109,69 42 47 111,91 7. Indeks Kepuasan Masyarakat
(Konversi) Terhadap Seluruh Layanan RS
85 78,97 92,91 86 86 100
8. Persentase pasien jiwa yang kembali
berfungsi sosial di masyarakat (%) 86 94,39 109,75 86,5 95 109,83 9. Persentase elemen akreditasi RS
yang memenuhi standar Akreditasi RS Versi 2012 (%)
80 88,76 110,95 81 89 109,88
10. Persentase pasien pasung terlayani
(%) 100 100 100 100 100 100 11. Persentase karyawan RS yang lulus
pendidikan/pelatihan dan bersertifikat/berijazah (%)
85 68,89 81,05 86 86 100
12. Persentase mahasiswa institusi
kesehatan yang lulus praktik (%) 100 99,24 99,24 100 100 100 13. Persentase kecukupan SDM RS
sesuai standar
- - - 70 70 100
* Prognosis 2016 dengan dasar kinerja Triwulan 1 Tahun 2016
Secara umum hasil kegiatan pada tahun 2015 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan
capaian kegiatan tahun 2014. Capaian Indikator Kinerja Utama RS
Jiwa Menur pada tahun pertama dan kedua (sesuai target dalam
Renstra 2014-2019) secara keseluruhan baik, dan optimis hingga
akhir tahun 2016 akan dapat mencapai target kinerja yang telah
ditentukan, bahkan beberapa indikator melebihi target yang
diharapkan. Selain Indikator Kinerja Utama, terdapat pengukuran
indikator-indikator lain terkait dengan mutu layanan RS yaitu
indikator yang terdapat dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM)
dan indikator Mutu Pelayanan dan Keselamatan Pasien (PMKP).
Tabel 2.3
Capaian Indikator Standar Pelayanan Minimal
RS Jiwa Menur Tahun 2015
No. Jenis Pelayanan Jml Indikator Jml Indikator
Tercapai Capaian % 1. Gawat Darurat 9 9 100,00 2. Rawat Jalan 7 4 57,14 3. Rawat Inap 14 11 78,57 4. Intensif 2 1 50,00
5. Radiologi dan Elektromedik 8 4 50,00
6. Laboratorium 4 1 25,00 7. Rehabilitasi Medik/Mental 4 2 50,00 8. Farmasi 4 1 25,00 9. Gizi 3 3 100,00 10. Keluarga Miskin 1 1 100,00 11. Rekam Medis 5 2 40,00 12. Pengelolaan Limbah 2 1 50,00 13. Administrasi Manajemen 9 9 100,00 14. Ambulance/Kereta Jenazah 2 2 100,00 15. Pemulasaraan Jenazah 1 1 100,00 16. Pelayanan Laundry 2 2 100,00 17. IPS 2 2 100,00 18. PPI 3 3 100,00
Realisasi persentase indikator SPM yang mencapai target tahun
2015 sebesar 71,95% dan hal ini harus ditingkatkan agar mencapai
target yang telah ditetapkan.
Tabel 2.4 menyajikan capaian indikator mutu RS berdasarkan area
klinis, manajemen dan sasaran keselamatan pasien yang terdiri dari
8 indikator mutu area klinis (IAK), 9 indikator mutu area
manajemen (IAM) dan 5 indikator mutu sasaran keselamatan
pasien (SKP).
Tabel 2.4
Capaian Indikator Mutu
RS Jiwa Menur Tahun 2015
No. Jenis Pelayanan Jml Indikator Jml Indikator
Tercapai
Capaian %
1. Indikator area klinis (IAK) 8 6 75,00
2. Indikator area manajemen (IAM) 9 6 66,67
3. Indikator sasaran keselamatan
pasien (SKP) 5 2 40,00
Indikator Mutu PMKP 22 14 63,64
Indikator area klinis yang belum memenuhi target adalah angka
kelengkapan asesmen awal rawat inap dan persentase pasien yang
dipulangkan dengan terapi anti psikotik multiple. Indikator area
manajemen yang belum mencapai target ada 3 indikator yaitu
ketepatan waktu pengumpulan laporan internal RS, angka
pencapaian kalibrasi alat kesehatan, dan Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM) Konversi. Terdapat 3 indikator mutu sasaran
keselamatan pasien (SKP) yang tidak memenuhi target yaitu
kepatuhan penggunaan gelang identitas pasien rawat inap,
verifikasi instruksi lisan oleh dokter dan ditandatangani dalam
waktu 24 jam, serta kepatuhan profesional pemberi asuhan (PPA)
terhadap cuci tangan 5 moments sesuai dengan WHO.
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan RS Jiwa Menur
Analisis kinerja pelayanan RS Jiwa Menur dinilai berdasarkan
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang sudah ditetapkan dalam
Renstra 2015-2019 dan tersaji dalam Tabel 2.5. Berdasarkan tabel
tersebut, hampir seluruh IKU yang ditargetkan telah mampu
tercapai sehingga prognosis tahun 2016 (n-1), proyeksi tahun
2017 (n), dan 2018 (n+1) terdapat beberapa perubahan Indikator
Kinerja Utama sesuai dengan target yang tercantum dalam
Rencana Strategis RS Jiwa Menur Tahun 2014-2019.
Pada Tabel 2.6 disajikan rekapitulasi evaluasi hasil
pelaksanaan Renja dan pencapaian Renstra RS Jiwa Menur s.d.
tahun 2016.
2.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi RS
Jiwa Menur
Sesuai dengan isu-isu strategis dalam Renstra RS Jiwa
Menur Tahun 2014-2019 yang juga masih menjadi isu-isu penting
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi RS Jiwa Menur saat ini, yaitu:
Tabel 2.7
Identifikasi Isu-Isu Strategi (Lingkungan Eksternal)
No. Isu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional DinamikaRegional/Lokal Lain-lain
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Kebijakan Pemerintah yang memberi ijin bagi negara asing untuk membuka rumah sakit di Indonesia, sehingga persaingan terbuka semakin lebar (AFTA 2015 Bidang Kesehatan)
Belum adanya konsistensi peraturan yang berkaitan dengan pelayanan, termasuk adanya peraturan yang mempermudah pembentukan unit psikiatri di RSU
Adanya tarif pelayanan yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur dan Surat Keputusan Direktur tentang Tarif Pelayanan yang kurang sesuai dibandingkan biaya satuan pelayanan; Tingginya jumlah masyarakat miskin yang membutuhkan pelayanan kesehatan 2 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dalam penatalaksanaan kesehatan jiwa
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)/Badan Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) yang mulai berlaku di seluruh wilayah Indonesia sejak 1 Januari 2014 Adanya regionalisasi sistem rujukan pelayanan kesehatan yang berdasarkan geografis atau kewilayahan Masih adanya stigma masyarakat terhadap RS Jiwa 3 Standar Akreditasi RS
Nasional. Beberapa hal yang berkaitan dengan sistem akreditasi nasional Tahun 2012 yaitu: mengandung hal-hal yang optimal dan dapat dicapai, memperlihatkan komitmen organisasi untuk peningkatan mutu pelayanan pada pasien, menjamin keselamatan lingkungan, dan secara terus menerus mengurangi risiko pasien dan karyawan, dan sebagai alat evaluasi tentang mutu dan manajemen yang efektif
Masih kurangnya pemahaman, peran, dan dukungan pemerintah daerah terhadap peningkatan pelayanan publik khususnya di RS dengan status BLUD yang dituntut mandiri secara keuangan, sehingga anggaran subsidi yang diberikan semakin berkurang
Maraknya praktik pengobatan alternatif yang tidak terkontrol
4 Reformasi kelembagaan
rumah sakit dalam rangka RS BLUD guna meningkatkan mutu layanan dan kesejahteraan masyarakat dan reformasi birokrasi kesehatan bagi seluruh RS di Indonesia yang berstandar kelas dunia
No. Isu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional DinamikaRegional/Lokal Lain-lain
(1) (2) (3) (4) (5)
5 Ketentuan layanan Praktik
Dokter yang sesuai dengan UU Praktik Kedokteran No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan ; perubahan kondisi sosial kemasyarakatan yang lebih sadar hukum dan menyadari haknya sebagai pelanggan rumah sakit dapat
merugikan dan melemahkan posisi RS
Isu-isu strategis yang dihadapi RS Jiwa Menur berdasarkan
identifikasi permasalahan, telaahan visi, misi, dan program Gubernur
& Wakil Gubernur, serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Timur adalah:
1. Tingginya jumlah masyarakat miskin yang membutuhkan
pelayanan kesehatan;
2. Tuntutan peningkatan dan pengembangan layanan rumah sakit
khususnya dalam rangka kebijakan peningkatan pelayanan publik
pemerintah Provinsi Jawa Timur,sedangkan
mindset karyawan
dengan orientasi terhadap pelanggan belum maksimal, sehingga
ada kemungkinan terjadinya ketidakpuasan pelanggan yang
berkaitan dengan service yang diberikan;
3. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)/Badan Pengelola Jaminan
Sosial yang mulai berlaku di seluruh wilayah Indonesia sejak 1
Januari 2014. Ini merupakan tantangan RS terhadap
pemberlakuan sistem asuransi kesehatan sebagai akibat dari
adanya penerapan Sistem Asuransi Kesehatan Sosial (UU No. 24
Tahun 2014, Perpres No. 111 Tahun 2013, PMK No. 001 Tahun
2012 dan PMK No. 71 Tahun 2013).
4. Standar Akreditasi RS Nasional. Beberapa hal yang berkaitan
dengan sistem akreditasi nasional Tahun 2012 yaitu:
memperlihatkan komitmen organisasi untuk peningkatan mutu
pelayanan pada pasien, menjamin keselamatan lingkungan, dan
secara terus menerus mengurangi risiko pasien dan karyawan,
dan sebagai alat evaluasi tentang mutu dan manajemen yang
efektif.
5. Reformasi kelembagaan rumah sakit dalam rangka RS BLUD guna
meningkatkan mutu layanan dan kesejahteraan masyarakat dan
reformasi birokrasi kesehatan bagi seluruh RS di Indonesia yang
berstandar kelas dunia;
6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
dalam penatalaksanaan kesehatan jiwa;
7. Ketentuan layanan Praktik Dokter yang sesuai dengan UU Praktik
Kedokteran No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan;
perubahan kondisi sosial kemasyarakatan yang lebih sadar hukum
dan menyadari haknya sebagai pelanggan rumah sakit dapat
merugikan dan melemahkan posisi RS;
8. Kebijakan Pemerintah yang memberi ijin bagi negara asing untuk
membuka rumah sakit di Indonesia, sehingga persaingan terbuka
semakin lebar (MEA 2015 bidang kesehatan);
9. Belum terintegrasi dan optimalnya SIM RS yang dapat
menyediakan seluruh data pelayanan dengan cepat dan akurat
yang berakibat kurang optimalnya pelayanan, pelaporan,
transparansi, akuntabilitas serta responsibilitas.
Sedangkan permasalahan yang dihadapi RS Jiwa Menur dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat yaitu:
1. Permasalahan Internal:
a. Kurangnya pemasaran produk pelayanan RS Jiwa yang
berakibat kurangnya jumlah kunjungan pasien, khususnya
pelayanan non jiwa;
b. Kurangnya jumlah tenaga paramedik perawatan bila
dibandingkan dengan jumlah tempat tidur yang harus dilayani
(rendahnya rasio perawat dibandingkan dengan jumlah
tempat tidur yang tersedia), serta belum dimilikinya beberapa
dokter spesialis non jiwa penuh waktu;
c. Makin berkurangnya anggaran subsidi dari pemerintah dan
tidak sesuai dengan kebutuhan RS;
d. Belum semua jenis layanan penunjang buka 24 jam (masih on
call);
e. Masih kurangnya sebagian motivasi pegawai yang berdampak
pada menurunnya kinerja pegawai;
f. Daya tampung Poliklinik Jiwa yang sudah tidak memadai yang
berakibat menurunnya kepuasan pengunjung;
g. Belum terintegrasi dan optimalnya SIM RS yang dapat
menyediakan seluruh data pelayanan dengan cepat dan akurat
yang berakibat kurang optimalnya pelayanan, pelaporan,
transparansi, akuntanbilitas serta responsibilitas;
h. Kurangnya daya tampung rawat inap, khususnya klas III yang
dipergunakan untuk pelayanan masyarakat miskin;
i. Dalam 2-5 tahun ke depan, jumlah pegawai yang purna tugas
makin bertambah, sedangkan rekruitmen PNS kurang.
2. Permasalahan Eksternal:
a. Adanya tarif pelayanan yang ditetapkan dalam Peraturan
Gubernur dan Surat Keputusan Direktur tentang Tarif
Pelayanan yang kurang sesuai dibandingkan biaya satuan
pelayanan;
b. Masih adanya stigma masyarakat terhadap RS Jiwa;
c. Daya beli sebagian masyarakat yang masih rendah;
d. Masih kurangnya pemahaman, peran, dan dukungan
pemerintah terhadap peningkatan pelayanan publik khususnya
di RS dengan status BLUD yang dituntut mandiri secara
keuangan, sehingga anggaran subsidi yang diberikan semakin
berkurang;
e. Belum adanya konsistensi peraturan yang berkaitan dengan
pelayanan;
f. Maraknya praktik pengobatan alternatif yang tidak terkontrol;
g. Adanya peraturan yang mempermudah pembentukan unit
psikiatri di RSU;
h. Besarnya tantangan terhadap pemberlakuan sistem asuransi
kesehatan sebagai akibat dari adanya penerapan Sistem
Asuransi Kesehatan Sosial (UU No. 24 Tahun 2014, Perpres
No. 111 Tahun 2013, PMK No. 001 Tahun 2012 dan PMK No.
71 Tahun 2013)
i. Tuntutan persaingan global pelayanan kesehatan di masa
mendatang akibat adanya pemberlakuan MEA (Masyarakat
Ekonomi ASEAN) 2015 bidang kesehatan.
2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD
Rancangan awal RKPD Provinsi Jawa Timur untuk RS Jiwa
Menur didasarkan pada analisis kebutuhan RS Jiwa Menur pada
tahun 2017 sesuai dengan usulan Musrenbang Provinsi Jawa Timur
Tahun 2017. Adapun rancangan awal analisis kebutuhan RS Jiwa
Menur tersaji dalam Tabel 2.8.
2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Sebagai SKPD dengan tugas pokok dan fungsi memberikan
pelayanan kesehatan perorangan kepada masyarakat, karena itu
peran masyarakat sangat penting dalam mendukung semua
program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Adapun program dan
kegiatan pelayanan kesehatan perorangan yang terkait dan
dibutuhkan oleh masyarakat perlu diakomodasi RS dan dijabarkan
ke dalam program dan kegiatan sebagai berikut:
1. Penambahan jenis layanan baru di RS Jiwa Menur yang
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat ;
2. Tetap memberikan pelayanan kesehatan secara optimal bagi
masyarakat miskin, termasuk peningkatan kerja sama dengan
Liponsos dan Dinas Sosial Kabupaten/Kota termasuk UPT
Dinas Sosial;
3. Lebih melibatkan masyarakat dalam sosialisasi informasi
kegiatan promotif dan preventif kepada masyarakat mengenai
pentingnya kesehatan jiwa pada khususnya, seperti pelatihan
kesehatan jiwa anak dan remaja bagi guru SD, penyuluhan
narkoba bagi siswa SMP/SMA, dialog interaktif di media
televisi/radio, dll;
4. Meningkatkan integrasi pelayanan kesehatan, khususnya
kesehatan jiwa melalui RS Kabupaten/Kota dan Puskesmas
guna memperluas jangkauan pelayanan kesehatan jiwa bagi
masyarakat yang membutuhkan;
5. Melaksanakan
family gathering bagi pasien penyalahgunaan
Napza, tumbuh kembang anak, dan rehabilitasi mental guna
menunjang pengobatan dan penyembuhan yang optimal bagi
penderita;
6. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah Kabupaten/Kota
guna menangani masalah pasien dengan gangguan jiwa di
masyarakat, khususnya dalam mewujudkan program Bapak
Gubernur Provinsi Jawa Timur yaitu ”Jawa Timur Bebas
Pasung”, seperti: pembebasan korban pasung, pengobatan
pasien jiwa di Kabupaten/Kota dengan angka prevalensi
kesakitan jiwa tinggi.
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN
3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional
Sesuai dengan Rancangan Teknokratik (RT) Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 Bidang
Kesehatan, terdapat 10 (sepuluh) isu strategis bidang kesehatan
yaitu:
1. Peningkatan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia;
2. Perbaikan status gizi masyarakat;
3. Pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan;
4. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
yang berkualitas;
5. Pemenuhan ketersediaan farmasi, alat kesehatan, dan
pengawasan obat serta makanan;
6. Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan;
7. Peningkatan
promosi
kesehatan
dan
pemberdayaan
masyarakat;
8. Peningkatan manajemen, penelitian dan pengembangan, serta
sistem informasi;
9. Pengembangan dan peningkatan efektifitas pembiayaan
kesehatan;
10. Pengembangan jaminan kesehatan nasional.
Adapun arah kebijakan yang akan diambil dalam 5 (lima) tahun ke
depan adalah:
1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak,
remaja, dan lanjut usia yang berkualitas melalui peningkatan
sarana dan prasarana pelayanan persalinan di fasilitas
kesehatan;
2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat dengan cara
meningkatkan kualitas pelayanan gizi dengan fokus utama pada
1000 hari pertama kehidupan remaja, calon pengantin, dan ibu
hamil;
3. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan melalui peningkatan upaya preventif-promotif dalam
pengendalian penyakit menular dan tidak menular;
4. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar yang
berkualitas melalui pengembangan fasilitas pelayanan
kesehatan dasar sesuai standar mencakup Puskesmas dan
jaringannya;
5. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan rujukan yang
berkualitas melalui pengembangan fasilitas kesehatan rujukan,
terutama RS rujukan nasional, regional, dan kabuparen/kota;
6. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, dan
kualitas farmasi serta alat kesehatan melalui peningkatan
ketersediaan dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial
generik;
7. Meningkatkan pengawasan obat dan makanan melalui
penguatan sistem pengawasan obat dan makanan berbasis
risiko;
8. Meningkatkan ketersediaan, penyebaran, dan mutu sumber
daya manusia kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan tenaga
kesehatan di fasilitas kesehatan dengan prioritas daerah
terpencil, perbatasan dan kepulauan melalui penempatan
tenaga kesehatan yang baru lulus;
9. Meningkatkan promosi kesehatan kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat melalui pengembangan regulasi dalam rangka
promosi kesehatan;
10. Menguatkan manajemen, penelitian, pengembangan, dan
sistem informasi melalui peningkatan kemampuan teknis dan
pengolahan program kesehatan;
11. Memantapkan pelaksanaan SJSN bidang kesehatan melalui
peningkatan cakupan kepesertaan jaminan kesehatan nasional;
12. Mengembangkan dan meningkatkan efektifitas pembiayaan
kesehatan melalui penigkatan pembiayaan kesehatan publik
serta pengembangan pembiayaan pelayanan kesehatan
kerjasama pemerintah dan swasta.
RS Jiwa Menur sebagai salah satu institusi penyedia layanan
kesehatan rujukan termasuk dalam isu strategis bidang kesehatan
yang ke-4 (empat) serta mengacu pada arah kebijakan
pembangunan nasional bidang kesehatan yang ke-5 (lima), yang
berarti bahwa dengan segala sumber daya yang dimiliki, RS Jiwa
Menur harus terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya
bagi masyarakat melalui pengembangan fasilitas dan jenis layanan
khususnya kesehatan jiwa, mengingat RS Jiwa Menur merupakan
salah satu RS rujukan pelayanan kesehatan jiwa bagi masyarakat
Jawa Timur dan Indonesia Bagian Timur.
3.2 Tujuan dan Sasaran RENJA Tahun 2017
Tujuan dan sasaran Renja RS Jiwa Menur Tahun 2017 sesuai
dengan tujuan dan sasaran RS Jiwa Menur yang termuat dalam
Renstra RS Jiwa Menur Tahun 2014-2019 pada tahun ke-3 (ketiga).
Tujuan:
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan jiwa dan non jiwa di RS
yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif,
bagi seluruh lapisan masyarakat dengan didukung sarana dan
prasarana yang memadai;
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
pendidikan dan pelatihan kesehatan jiwa yang kompeten dan
profesional.
Sasaran:
Sesuai dengan Rencana Stratejik RS Jiwa Menur Tahun 2014-2019,
sasaran RS pada tahun 2017 yaitu:
1. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan jiwa dan non jiwa di
RS, yang efisien dan efektif meliputi pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif, yang didukung sarana dan
prasarana yang memadai, dengan indikator kinerja utama;
a. BOR (Bed Occupancy Rate) menjadi 73%
b. ALOS (Average Length of Stay) menjadi 24 hari
c. BTO (Bed Turn Over) menjadi 10 kali
d. TOI (Turn Over Interval) menjadi 10 hari
e. Persentase indikator SPM yang mencapai target 84,5%
f. CRR (Cost Recovery Rate) menjadi 43%
g. Indeks Kepuasan Masyarakat (konversi) terhadap seluruh
layanan RS menjadi 86
h. Persentase pasien jiwa yang kembali berfungsi sosial di
masyarakat 87%
i. Persentase elemen akreditasi RS yang memenuhi standar
akreditasi RS Versi 2012 81%
j. Persentase pasien pasung yang terlayani 100%
2. Meningkatnya kualitas SDM Kesehatan, dengan indikator
kinerja utama;
a. Persentase
karyawan
rumah
sakit
yang
lulus
pendidikan/pelatihan dan berijazah/bersertifikat menjadi
86%
b. Persentase mahasiswa institusi kesehatan yang lulus
praktik tepat waktu menjadi 100%
c. Lulus Akreditasi RS Pendidikan 100%
d. Persentase kecukupan SDM RS sesuai standar 72%
3.3 Program dan Kegiatan
Rencana Program RS Jiwa Menur yang telah disinkronisasi dalam
RPJMD dan akan dilakukan pada tahun 2017 adalah :
1. Pelayanan Administrasi Perkantoran;
2. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah;
4. Penyusunan
Pengendalian
dan
Evaluasi
Dokumen
Penyelenggaraan Pemerintah;
5. Upaya Kesehatan Masyarakat;
6. Peningkatan Sarana dan Prasarana Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD);
7. Peningkatan Pelayanan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD);
Adapun ke-tujuh program tersebut dapat dijabarkan dalam
16
(enam belas) kegiatan serta Belanja Tidak Langsung sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan Administrasi Perkantoran;
2. Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan Prasarana;
3. Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana dan
Prasarana;
4. Koordinasi dan Konsultasi Kelembagaan Pemerintah Daerah;
5. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;
6. Penyusunan Dokumen Perencanaan;
7. Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan
Anggaran;
8. Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan, dan Pelaksanaan
Sistem Informasi Data;
11. Pembangunan RS;
12. Rehabilitasi Bangunan RS:
13. Pengadaan Perlengkapan Rumah Tangga RS;
14. Pengadaan Alat Kesehatan/Laboratorium RS;
15. Pembangunan Sarana dan Prasarana RS;
16. Penguatan Pelayanan RS/RS Khusus/BP4;
Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.1
BAB IV
PENUTUP
Rencana Kerja RS Jiwa Menur Provinsi Jawa Timur tahun 2017 ini
berfungsi sebagai pedoman dan acuan bagi direksi dan staf RS Jiwa Menur
dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan
pembangunan, pelaksanaan pelayanan kepada
stakeholders yang ada
melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan.
Rencana Kerja adalah penjabaran Rencana Stratejik RS Jiwa Menur Tahun
2014 - 2019 (tahun ke-3) yang mengacu pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 –
2019.
Pelaksanaan Rencana Kerja ini sangat memerlukan partisipasi,
semangat, dan komitmen dari seluruh jajaran direksi dan staf RS Jiwa
Menur, karena juga berfungsi sebagai alat monitoring dan evaluasi serta
akan menentukan keberhasilan program dan kegiatan yang telah disusun.
Akhir kata semoga Rencana Kerja RS Jiwa Menur Provinsi Jawa
Timur ini dapat diimplementasikan dengan baik sesuai dengan
tahapan-tahapan yang telah ditetapkan secara konsisten dalam rangka mendukung
terwujudnya
good governance seperti yang telah tercantum dalam
Rencana Strategis RS Jiwa Menur.
Indikator Mutu PMKP
1. Indikator Mutu pada Area Klinis (IAK)
Kode
Indikator
Area Klinis
Nama Indikator
Target
IAK 1
Assesmen Pasien
Angka kelengkapan asesmen
awal rawatinap diruang Wijaya
Kusuma dalam waktu 1 x 24
jam sejakpasiendinyatakan
MRS
100%
IAK 2
Pelayanan Laboratorium
Ketidak-tepatan waktu
pengambilan sampel darah
untuk pemeriksaan kadar gula
2 jam post-prandial (2 jam pp)
≤ 8,5%
IAK 3
Pelayanan Instalasi Radiologi
Dan Elektromedik Dan
Diagnostic Imaging
Angka pengulangan
pemeriksaan foto polos di
Instalasi Radiologi dan
Elektromedik
≤ 7 %
IAK 4
Prosedur Bedah
TDD
-IAK 5
Penggunaan Antibiotik Dan
Obat Lainnya
Pasien yang dipulangkan
dengan terapi antipsikotik
multiple
95%
IAK 6
Kesalahan
Medis
Dan
Kejadian Nyaris Cidera (Knc)
Tidak adanya kesalahan
pemberian obat kepada pasien
100%
IAK 7
Penggunaan
Anestesi
dan
Sedasi
TDD
-IAK 8
Penggunaan
Darah
dan
Produk Darah
TDD
-IAK 9
Ketersediaan , Isi Dan
Penggunaan Catatan Medik
Kelengkapan Pengisian Rekam
Medis 2 X 24 Jam Setelah
Pasien KRS
100%
IAK 10
Pencegahan Dan
Pengendalian Infeksi,
Surveilans Dan Pelaporan
1. Angka Infeksi Saluran Kemih
akibat pemasangan kateter
pasien rawat inap
2. Angka Plebitis akibat
pemasangan infus pasien
rawat inap
≤ 15 ‰
<35 ‰
-2. Indikator Mutu pada Area Manajerial (IAM)
Kode
Indikator
Area Klinis
Nama Indikator
Target
IAM 1
Pengadaan Rutin
Peralatan Kesehatan Dan
Obat Untuk Memenuhi
Kebutuhan Pasien
Evaluasi pengadaan obat sesuai
formularium
80 %
IAM 2
Pelaporan Aktifitas Yang
Diwajibkan Oleh
Perundang – Undangan
Ketepatanwaktupengumpulanlaporan
internal rumahsakit.
100%
IAM 3
Manajemen Risiko
Angka pencapaian kalibrasi alat
kesehatan
100%
IAM 4
Manajemen Penggunaan
Sumber Daya
Kecepatan waktu respon terhadap
laporan kerusakan alat yang masuk
ke Instalasi Pemeliharaan Sarana
>85%
IAM 5
Harapan Dan Kepuasan
Pasien Dan Keluarga
Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM)Konversi
≥85%
IAM 6
Harapan Dan Kepuasan
Staf
Indeks Kepuasan Pegawai (IKP)
Konversi
≥75%
IAM 7
Demografi Pasien Dan
Diagnosis Klinis
Jenis diagnosa pasien berdasarkan
10 penyakit terbanyak
100%
IAM 8
Manajemen Keuangan
Cost Recovery Rate ( CRR )
42%
IAM 9
Pencegahan Dan
Pengendalian Dari
Kejadian Yang Dapat
Menimbulkan Masalah
Bagi Keselamatan Pasien,
Keluarga Pasien Dan Staf
3. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
Kode
Indikator
Area Klinis
Nama Indikator
Target
SKP 1
Ketepatan Identifikasi Pasien
(Skp I)
Kepatuhan penggunaan gelang
identitas pasien rawat inap
100%
SKP 2
Peningkatan Komunikasi
Efektif (Skp III)
Verifikasi instruksi lisan oleh
dokter dan ditandatangani
dalam waktu 24 jam
100%
SKP 3
Peningkatan Keamanan Obat
Yang Perlu Diwaspadai (High
Alert) (Skp III)
Penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai (high alert)
100%
SKP 5
Pengurangan Risiko Infeksi
Terkait Pelayanan Kesehatan
Kepatuhan Profesional Pemberi
Asuhan (PPA) terhadap cuci
tangan 5 moments sesuai
dengan WHO
100%
SKP 6
Pengurangan Risiko Pasien
Jatuh (Skp VI)
Penilaian risiko jatuh pada
pasien
Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) RS Jiwa Menur
Indikator dan Standar dari masing masing layanan adalah sebagi berikut :
NO. JENIS PELAYANAN
INDIKATOR STANDAR
1. Gawat Garurat 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa.
2. Jam buka Pelayanan Gawat Darurat. 3. Pemberi pelayanan gawat darurat yang
bersertifikat yang masih berlaku BLS/PPGD/GELS/ALS
4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana
5. Waktu tanggap pelayanan Dokter di Gawat Darurat
6. Kepuasan Pelanggan 7. Kematian pasien< 24 Jam
8. Pasien dapat ditenangkan dalam waktu ≤ 48 Jam.
9. Tidak adanya pasien yang diharuskan membayar uang muka.
1. 100 %
2. 24 Jam 3. 100 %
4. Satu tim
5. ≤ lima menit terlayani, setelah pasien datang 6. ≥ 70 %
7. ≤ dua per seribu (pindah ke pelayanan rawat inap setelah 8 jam). (≤2 ‰) 8. 100 %
9. 100%
2. Rawat Jalan 1. Dokter pemberi Pelayanan di Poliklinik Spesialis
2. Ketersediaan Pelayanan Rawat Jalan
1. 100 % Dokter Spesialis
2. a. Klinik Anak.
b. Klinik Penyakit Dalam c. Klinik Rehab Medik. d. Klinik Saraf.
3. Ketersediaan Pelayanan Rawat Jalan di RS Jiwa
4. Jam buka pelayanan sesuai ketentuan.
5. Waktu tunggu di rawat jalan.
6. Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan.
7. a. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskop TB. b. Terlaksananya. kegiatan
pencatatan dan pelaporan TB di RS. 3. a. Anak Remaja b. NAPZA c. Gangguan Psikotik d. Gangguan e. Neurotik f. Mental Retardasi g. Mental Organik h. UsiaLanjut 4. 08.00 s/d 13.00
Setiap hari kerja kecuali Jumat : 08.00 - 11.00 5. ≤ 60 menit
6. ≥ 90 %
7. a. ≥ 60 % b. ≤ 60 %
NO. JENIS PELAYANAN
INDIKATOR STANDAR
3. Rawat Inap 1. Pemberi pelayanan di Rawat Inap.
2. Dokter penanggung jawab pasien rawat inap.
3. Ketersediaan Pelayanan di Rawat Inap
4. Jam Visite Dokter Spesialis.
5. Kejadian Infeksi Nosokomial.
7. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan / kematian. 8. Kematian pasien > 48 jam.
9. Kejadian pulang paksa. 10. Kepuasan pelanggan. 11. Rawat Inap TB
a. Penegakan diagnosis TB melalui pemeriksaan mikroskopis TB. b. Terlaksananya kegiatan pencatatan
dan pelaporan TB di Rumah Sakit 12. Ketersediaan pelayanan rawat inap di
rumah sakit yang memberikan pelayanan jiwa (Sesuai Permenkes 340 tahun 2010 tentang Standar RS khusus Kelas A).
13. Tidak adanya kejadian kematian pasien gangguan jiwa karena bunuh diri. 14. Kejadian re-admission pasien gangguan
jiwa dalam waktu ≤ 1 bulan.
15. Lama hari perawatan pasien gangguan
1. a. Dr. Spesialis b. Perawat minimal pendidikan D3 2. 100 % 3. a. Anak. b. Penyakit Dalam c. Rehab Medik. d. Saraf. 4. 08.00 s/d 14.00 setiap hari kerja 5. ≤ 1,5 % 7. 100 % 8. ≤ 0.24 % 9. ≤ 5 % 10. ≥ 90 % 11. a. ≥ 60 % b. ≥ 60 % 12. NAPZA, Gangguan Psikotik, Gangguan Nerotik, Gangguan Mental Organik 13. 100 % 14. 100 % 15. ≤ 6 minggu
NO. JENIS PELAYANAN
INDIKATOR STANDAR
4. Intensif
Psikiatri (UPIP)
1. Rata rata pasien yang kembali ke perawatan intensif dengan kasus yang sama < 72 jam.
2. Pemberi pelayanan Unit Intensif Jiwa
1. ≤ 3 %
2.a. Dokter Sp.Kedokteran Jiwa dan dokter spesialis sesuai dengan kasus yang ditangani. b. 100 % Perawat minimal D3 Kegawadaruratan Psikiatrik. c. Psikolog Klinik 5.a Radiologi 1. Waktu tunggu hasil pelayanan Thorax
foto dan USG 2. Pelaksana ekspertisi.
3. Kejadian kegagalan pelayanan Rontgen 4. Kepuasan pelanggan. 1. ≤ 3 jam. 2. Dokter Sp.Radiologi 90% 3. Kerusakan foto ≤ 7 % 4. ≥ 80 %. 5.b. Elektromedik 1. Waktu tunggu hasil pelayanan
a. EKG
b. EEG / Brainmapping
2. Pelaksana ekspertisi (90%). a. EKG
b. EEG/ Brainmapping
3. Kejadian kegagalan pelayanan EKG dan EEG/ Brainmapping ≤ 2 %
4. Kepuasan pelanggan.
1. a. ≤ 24 jam b. ≤ 48 jam
2. a. Dokter Sp.Neurologi b. Dokter Sp. Jantung
3. Tidak Kooperatif / untuk pengulangan
NO. JENIS PELAYANAN
INDIKATOR STANDAR
6. Lab. Patologi Klinik
1. Waktu tunggu hasil pelayanan laboratorium.
2. Pelaksana ekspertisi.
3. Tidak adanya kesalahan pemberian hasil pemeriksa laboratorium.
4. Kepuasan pelanggan.
1. ≤ 140 menit
Kimia darah & darah rutin 2. Dokter Sp.PK 100% 3. 100 %
4. ≥ 80 % 7a. Rehabilitasi
Medik
1. Kejadian Drop Out pasien terhadap pelayanan Rehabilitasi Medik yang di rencanakan.
2. Tidak adanya kejadian kesalahan tindakan rehabilitasi medik.
3. Kepuasan Pelanggan. 1. ≤ 50 % 2. 100 % 3. ≥ 80 % 7b. Rehabilitasi Mental
1. Pasien yang melaksanakan terapi rehabilitasi lebih dari 1 jam
1. ≥ 75 %
8. Farmasi 1. Waktu tunggu pelayanan a. Obat Jadi
b. Racikan
2. Tidak adanya kejadian kesalahan pernberian obat
3. Kepuasan pelanggan
4. Penulisan resep sesuai formularium
1. a. ≤ 30 menit b. ≤ 60 menit
2. 100 %
3. ≥ 80 % 4. 100 %
9. Gizi 1. Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien
2. Sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
3. Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet. 1. ≥ 90 % 2. ≤ 20 % (ruang biasa) ≤ 50 % (ruang intensif) 3. 100 % 10. Pelayanan GAKIN
Pelayanan terhadap pasien GAKIN yang datang ke RS pada setiap unit pelayanan (R. Jalan, IGD, Rawat Inap).
NO.
JENIS PELAYANAN
INDIKATOR STANDAR
11. Rekam Medik 1. Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan rawat jalan.
2. Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan rawat inap.
3. Kelengkapan Informed Concent setelah mendapatkan informasi yang jelas
4. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan
5. Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap
1. 100 % 2. 100 % 3. 100 % 4. ≤ 10 menit 5. ≤ 15 menit 12. Pengelolaan Limbah
1. Baku mutu limbah cair
2. Pengelolaan limbah padat infeksius sesuai dengan aturan
1. a. BOD < 30 mg/l b. COD < 80 mg/l c. TSS < 30 mg/l d. PH 6-9 2. 100 % 13. Administrasi dan manajemen
1. Tindak lanjut penyelesaian hasil pertemuan direksi
2. Kelengkapan laporan akuntabilitas kinerja
3. Ketepatan waktu pengusulan kenaikan pangkat
4. Ketepan Waktu pengurusan gaji berkala
5. Karyawan yang mendapat pelatihan minimal 20 jam setahun
6. Cost recovery
7. Ketepatan waktu penyusunan laporan keuangan
8. Kecepatan waktu pemberian informasi tentang tagihan pasien rawat inap 9. Ketepatan waktu pemberian imbalan
(insentif) sesuai kesepakatan waktu
1. 100 % 2. 100 % 3. 100 % 4. 100 % 5. ≥ 60 % 6. ≥ 40 % 7. 100 % 8. ≤ 2 jam 9. 100 %
NO. JENIS PELAYANAN
INDIKATOR STANDAR
14. Ambulance/Kereta Jenazah
1. Waktu pelayanan ambulance/Kereta jenazah
2. Kecepatan memberikan pelayanan ambulance/Kereta jenazah di rumah sakit
1. 24 jam
2. ≤ 30menit
15. Pemulasaraan Jenazah
1. Waktu tanggap (response time) pelayanan pemulasaraan jenazah.
≤ 2Jam
16. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
1. Kecepatan waktu menanggapi kerusakan alat alat.
2. Ketepatan waktu pemeliharaan alat. 3. Peralatan laboratorium dan alat ukur
yang digunakan dalam pelayanan terkalibrasi tepat waktu sesuai dengan ketentuan kalibrasi. 1. ≥ 80% 2. 100% 3. ≥ 80% 17. Pelayanan Laundry
1. Tidak adanya kejadian linen yang hilang 2. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk
ruang rawat inap.
100 % 100 %
18. Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)
1. Ada anggota Tim PPI yang terlatih.
2. Tersedia APD di setiap Instalasi/ Departemen.
3. Kegiatan pencatatan dan pelaporan Infeksi Nosokomial / HAI (Health Care Associated Infection) di RS (min 1 parameter).
1. Anggota Tim PPI yang terlatih 75 %
2. 60 %
3. 75 %
19. Pelayanan Diklat-Lit
1. Kepuasan Peserta Pelatihan Internal ≥ 85%
20 Pelayanan Napza 1. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecacatan/ kematian.
2. Tidak adanya kejadian pasien lari.
3. Kepatuhan pasien Napza di Primary Program dalam menjalani kegiatan program Rehabilitasi Napza.
1. 100%
2. 100% 3. 100%
LAMPIRAN
URAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
1. PELAYANAN GAWAT DARURAT.
1.
Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa
Judul Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa Dimensi Mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya kemampuan Rumah Sakit dalam memberikan Pelayanan Gawat Darurat
Definisi Operasional Life Saving adalah upaya penyelamatan jiwa manusia dengan urutan Airway, Breath, Circulation
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif pasien yang mendapat pertolongan life saving di Gawat Darurat
Denominator Jumlah seluruh pasien yang membutuhkan penanganan life saving di Unit Gawat Darurat
Sumber Data Rekam Medik di Gawat Darurat
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
2. Jam buka pelayanan gawat darurat
Judul Jam buka pelayanan Gawat Darurat Dimensi Mutu Keterjangkauan
Tujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat 24 Jam di setiap Rumah Sakit Definisi Operasional Jam buka 24 jam adalah Gawat Darurat selalu siap memberikan
pelayanan selama 24 jam penuh. Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif jam buka Gawat Darurat dalam satu bulan Denominator Jumlah hari dalam satu bulan
Sumber Data Laporan Bulanan
Standar 24 Jam
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
3. Pemberi
pelayanan
kegawat
daruratan
yang
bersertifikat
BLS/PPGD/GELS/ALS
Judul Pemberi pelayanan kegawat daruratan yang bersertifikat BLS/PPGD/GELS/ALS
Dimensi Mutu Kompetensi teknis
Tujuan Tersedianya Pelayanan Gawat Darurat oleh tenaga kompeten dalam bidang kegawat daruratan
Definisi Operasional Tenaga kompeten pada gawat darurat adalah tenaga yang sudah memiliki sertifikat pelatihan BLS/PPGD/GELS/ALS
Frekuensi
Pengumpulan Data
Sumber Data Kepegawaian
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Pendidikan dan Pelatihan Rumah Sakit
4. Ketersediaan tim penanggulangan bencana
Judul Ketersediaan tim penanggulanagan bencana Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Kesiagaan rumah sakit untuk memberikan pelayanan penanggulangan bencana
Definisi Operasional Tim penanggulangan bencana adalah tim yang dibentuk di rumah sakit dengan tujuan untuk penanggulangan akibat bencana yang mungkin terjadi sewaktu - waktu
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah Tim penanggulangan bencana yang ada di rumah sakit Denominator Tidak ada
Sumber Data Instalasi gawat darurat
Standar satu tim
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia Mutu
5. Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat
Judul Waktu tanggap Pelayanan Dokter di Gawat Darurat Dimensi Mutu Keselamatan dan efektifitas
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang cepat, responsif dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi Operasional Kecepatan pelayanan dokter di gawat darurat adalah Kecepatan pasien dilayani sejak pasien datang sampai mendapat pelayanan dokter (menit)
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif waktu yang diperlukan sejakkedatanagan semua pasien yang di sampling secara acak sampai dilayani dokter
Denominator Jumlah seluruh pasien yang di sampling (minimal n = 50)
Sumber Data Sample
Standar ≤ 5 menit terlayani setelah pasien datang Penanggung jawab
Pengumpulan data
Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia Mutu
6. Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat
Judul Kepuasan Pelanggan pada Gawat Darurat Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan gawat darurat yang mampu memberikan kepuasan pelanggan.
Definisi Operasional Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang di berikan
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Denominator Jumlah seluruh pasien Gawat Darurat yang di survey (minimal n = 50)
Sumber Data Survey
Standar ≥ 70 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi Gawat Darurat / Tim Mutu / Panitia Mutu
7. Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat
Judul Kematian Pasien ≤ 24 jam di Gawat Darurat Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menyelamatkan pasien gawat darurat
Definisi Operasional Kematian ≤ 24 jam adalah kematian yang terjadi dalam periode 24 jam sejak pasien datang
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah pasien yang meninggal dalam periode ≤ 24 jam sejak pasien datang
Denominator Jumlah seluruh yang ditangani di Gawat Darurat Sumber Data Rekam Medik
Standar ≤ 2 perseribu
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
8. Pasien jiwa yang dapat ditenangkan dalam waktu ≤ 48 jam
Judul Pasien jiwa yang dapat ditenangkan dalam waktu ≤ 48 jam Dimensi Mutu Efektifitas dan Keselamatan
Tujuan erselenggaranya pelayanan yang efektif dan mampu menenangkan dan menyelamatkan pasien jiwa dalam pelayanan gawat darurat kesehatan jiwa
Definisi Operasional Pasien dapat ditenangkan adalah pasien dengan gangguan jiwa yang dengan intervensi medis tidaklagi menunjukkan gejala dan tanda agresif yang dapat mencelakakan diri sendiri maupun orang lain sebagai akibat gangguan jiwa yang diderita.
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah pasien gangguan jiwa yang dapat ditenangkan
Denominator Jumlah seluruh pasien gangguan jiwa yang menunjukkan gejala dan tanda agresif yang ditangani di Gawat Darurat
Sumber Data Rekam Medik
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
memberikan pertolongan pada pasien gawat darurat
Definisi Operasional Uang muka adalah uang yang diserahkan kepada pihak rumah sakit sebagai jaminan terhadap pertolongan medis yang akan diberikan Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah pasien gawat darurat yang tidak membayar uang muka Denominator Jumlah seluruh pasien yang datang di Gawat Darurat
Sumber Data Survei
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi Gawat Darurat
2. PELAYANAN RAWAT JALAN
1. Pemberi pelayanan di klinik spesialis
Judul Pemberi pelayanan di klinik spesialis Dimensi Mutu Kompetensi tehnis
Tujuan Tersedianya pelayanan klinik oleh tenaga spesialis yang kompeten Definisi Operasional Klinik spesialis adalah klinik pelayanan rawat jalan di rumah sakit yang
dilayani oleh dokter spesialis (untuk rumah sakit pendidikan dapat dilayani oleh dokter PPDS sesuai dengan special privilege yang diberikan)
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah hari buka klinik spesialis yang ditangani oleh dokter spesialis dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah seluruh hari buka klinik spesialis dalam waktu satu bulan Sumber Data Register rawat jalan poliklinik spesialis
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi rawat jalan
2. Ketersediaan pelayanan rawat jalan
Judul Ketersediaan pelayanan rawat jalan Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang minimal harus ada di rumah sakit
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan spesialistik yang dilaksanakan di rumah sakit. Ketersediaan pelayanan rawat jalan untuk rumah sakit khusus disesuaikan dengan spesifikasi dari rumah sakit tsb.
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jenis – jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang ada (kualitatif) Denominator Tidak ada
Sumber Data Register rawat jalan
Pengumpulan data
3. Ketersediaan pelayanan rawat jalan di rumah sakit jiwa
Judul Ketersediaan pelayanan rawat jalan di rumah sakit jiwa Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan yang minimal harus ada di rumah sakit jiwa
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan adalah pelayanan rawat jalan spesialistik yang dilaksanakan di rumah sakit.
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jenis – jenis pelayanan rawat jalan spesialistik yang ada (kualitatif) Denominator Tidak ada
Sumber Data Register rawat jalan
Standar Minimal a. NAPZA b. Gangguan Psikotik c. Gangguan Neurotik d. Gangguan Organik Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi rawat jalan
4. Jam Buka pelayanan sesuai ketentuan
Judul Jam buka pelayanan sesuai ketentuan Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya jenis pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di rumah sakit
Definisi Operasional Jam buka pelayanan adalah jam dimulainya pelayanan rawat jalan oleh tenaga spesialis jam buka 08.00 s.d. 13.00 setiap hari kerja kecuali jum’at
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah pelayanan rawat jalan spesialistik yang buka sesuai ketentuan dalam satu bulan
Denominator Jumlah seluruh hari pelayanan rawat jalan spesialistik dalam satu bulan
Sumber Data Register rawat jalan
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi rawat jalan
5. Waktu tunggu di Rawat Jalan
Judul Waktu tunggu di Rawat Jalan Dimensi Mutu Akses
Tujuan Tersedianya pelayanan rawat jalan spesialistik pada hari kerja di setiap rumah sakit yang mudah dan cepat diakses oleh pasien
Definisi Operasional Waktu tunggu adalah waktu yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dilayani oleh dokter spesialis
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey Sumber Data Survey Pasien rawat jalan
Standar ≤ 60 menit
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi rawat jalan/komite mutu/tim mutu
6. Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan
Judul Kepuasan Pelanggan pada Rawat Jalan Dimensi Mutu Kenyamanan
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan yang mampu memberikan kepuasan pelanggan
Definisi Operasional Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah kumulatif rerata penilaian kepuasan pasien rawat jalan yang disurvey
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan yang disurvey (minimal n = 50)
Sumber Data Survey
Standar ≥ 90 %
Penanggung jawab Pengumpulan data
Kepala Instalasi rawat jalan /tim mutu/panitia mutu
7. Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Judul Pasien rawat jalan tuberkulosis yang ditangani dengan strategi DOTS Dimensi Mutu Akses, efisiensi
Tujuan Terselenggaranya pelayanan rawat jalan bagi pasein tuberkulosis dengan strategi DOTS
Definisi Operasional Pelayanan rawat jalan tuberkulosis dengan strategi DOTS adalah pelayanan tuberculosis dengan 5 strategi penanggulangan tuberculosis nasional. Penegakan diagnosis dan follow up pengobatan pasien tuberculosis harus melalui pemeriksaan ikroskopis tuberculosis, pengobatan harus menggunakan paduan obat anti tuberculosis yang sesuai dengan standar penanggulanagn tuberculosis nasional, dan semua pasien yang tuberculosis yang diobati dievaluasi secara kohort sesuai dengan penanggulangan nasional
Frekuensi
Pengumpulan Data
Setiap bulan Periode Analisa Tiga bulan sekali
Numerator Jumlah semua pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani dengan strategi DOTS
Denominator Jumlah seluruh pasien rawat jalan tuberculosis yang ditangani di rumah sakit dalam waktu tiga bulan
Sumber Data Register rawat jalan, register TB 03 UPK
Standar 100 %
Penanggung jawab Pengumpulan data