IV. GAMBARAN UMUM
4.3.1 Program Kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta
Program kemitraan adalah suatu program CSR Telkom yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Telkom. Dengan melaksanakan program kemitraan dengan usaha kecil ini diharapkan dapat mendorong kegiatan dan pertumbuhan ekonomi, dan juga terciptanya lapangan kerja serta kesempatan berusaha.
Program kemitraan ini diberikan kepada usaha kecil yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut yaitu, memiliki kekayaan bersih paling banyak 200 juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak satu milyar rupiah; milik warga negara Indonesia; berdiri sendiri bukan merupakan anak perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar; berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi; telah melakukan kegiatan usaha minimal satu tahun serta mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan. Dana program kemitraan ini bersumber dari penyisihan laba setelah pajak sebesar satu persen sampai dengan tiga persen; hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana program kemitraan setelah diurangi beban operasional; dan jika ada dari pelimpahan dana program kemitraan dari BUMN lain.
Dana program kemitraan yang diberikan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta kepada pengusaha kecil diberikan dalam bentuk pinjaman yang digunakan untuk membiayai modal kerja atau pembelian aktiva tetap dalam rangka meningkatkan produksi dan penjualan. Pinjaman yang diberikan pada pengusaha kecil dan koperasi yang menjadi mitra binaan oleh Telkom dilakukan sejak tahun 2002 sampai dengan sekarang. Jumlah pinjaman yang diberikan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilhat pada Tabel 4.1. Dimana sampai dengan tahun 2006 triwulan satu PT. Telkom Divre II
Jakarta telah menyalurkan kredit dana bergulir kepada pengusaha kecil sebesar 33,633 milyar rupiah.
Tabel 4.1. Jumlah Pinjaman Program Kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta
Jumlah Pinjaman (Juta Rupiah) Datel 2002 2003 2004 2005 2006 (TW1) Jakarta Pusat 400 240 732 913 195 Jakarta Barat 290 620 714 1.192 210 Jakarta Selatan 465 671 1.405 2.100 565 Jakarta Timur 615 740 979 1.705 460 Jakarta Utara 206 570 786 1.533 425 Tangerang 1.715 1.316 2.419 1.215 200 Bogor 679 299 1.111 2.114 300 Bekasi 410 470 675 1.679 300 Jumlah 4.780 4.926 8.821 12.451 2.655
Sumber: PT. Telkom Divre II Jakarta (2007).
PT. Telkom Divre II Jakarta memiliki delapan Datel yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Tangerang, Bogor, dan Bekasi. Besarnya jumlah pinjaman yang diberikan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta pada setiap Datel berbeda-beda, hal ini dikarenakan banyaknya jumlah pengusaha kecil yang berhasil menjadi mitra binaan pada Datel yang terdapat pada PT. Telkom Divre II Jakarta.
Pada tahun 2002 sampai dengan triwulan satu 2006 jumlah pinjaman yang paling besar diberikan kepada pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan PT. Telkom Divre II Jakarta yang terdapat pada Datel Tanggerang, kecuali pada tahun 2005 jumlah pinjaman yang paling besar diberikan pada Datel Bogor. Besarnya jumlah pinjaman yang diberikan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta kepada pengusaha kecil dan koperasi setiap tahunnya ditentukan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) dan juga dilihat dari laba yang diperoleh oleh PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.
Tabel 4.2. Jumlah Mitra Binaan Program Kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta
Jumlah Mitra Binaan (Orang) Datel 2002 2003 2004 2005 2006 (TW1) Jakarta Pusat 7 16 31 77 5 Jakarta Barat 36 49 69 62 6 Jakarta Selatan 26 40 91 113 34 Jakarta Timur 49 60 66 98 15 Jakarta Utara 12 32 48 104 29 Tangerang 141 151 172 81 11 Bogor 42 41 61 127 9 Bekasi 23 29 40 114 22 Jumna 336 418 578 776 131
Sumber: PT. Telkom Divre II Jakarta (2007).
Pada Tabel 4.2. dapat dilihat bahwa pada tahun 2002 sampai dengan triwulan satu 2006, PT. Telkom Divre II Jakarta telah menyalurkan pinjaman kepada 2.239 pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan PT. Telkom Divre II Jakarta. Besarnya jumlah pengusaha kecil yang berhasil menjadi mitra binaan PT. Telkom Divre II Jakarta pada setiap Datel berbeda-beda. Perbedaan jumlah mitra binaan pada setiap Datel dikarenakan banyaknya pengusaha kecil yang mengajukan permohonan kredit pada setiap Datel berbeda-beda. Datel yang memiliki jumlah mitra binaan terbesar dikarenakan banyaknya jumlah pengusaha kecil yang mengajukan kredit pada PT. Telkom Divre II Jakarta yang terdapat pada Datel tersebut.
Tabel 4.3. Jumlah Pinjaman dan Tingkat Suku Bunga yang Diberikan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta pada Program Kemitraan
Jumlah Pinjaman (Juta Rupiah)
Tingkat Suku Bunga (Persen)
s/d 10 6
> 10 – 30 8
> 30 – 50 10
> 50 12
Sumber: PT. Telkom Divre II Jakarta (2003).
Besarnya jumlah pinjaman yang diperoleh oleh pengusaha kecil dapat dilihat pada Tabel 4.3. Pada tahun 2003 sampai dengan sekarang PT. Telkom Divre II Jakarta memberikan pinjaman kepada pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan dengan tingkat suku bunga tertentu. Tingkat bunga pinjaman yang dikenakan kepada mitra binaan bersifat regresif profesional, yaitu semakin besar jumlah pinjaman semakin besar pula tingkat suku bunga yang dikenakan.
4.3.1.1. Proses Penyaluran Kredit Dana Bergulir pada Program Kemitraan PT. Telkom Divre II Jakarta
Proses penyaluran kredit dana bergulir pada program kemitraan ini dapat dilihat pada Lampiran 4. PT. Telkom Divre II Jakarta memiliki dua kriteria calon mitra binaan yang akan menjadi mitra binaan, yaitu calon mitra binaan aktif dan calon mitra binaan pasif. calon mitra binaan aktif adalah calon mitra binaan yang mendapatkan rekomendasi dari PT. Telkom Divre II Jakarta untuk memperoleh kredit sedangkan calon mitra binaan pasif adalah calon mitra binaan yang tidak mendapatkan rekomendasi dari PT. Telkom Divre II Jakarta. Baik calon mitra binaan aktif maupun pasif diharuskan membuat proposal permohonan mengenai kegiatan usaha yang dilakukan untuk mendapatkan kredit dari PT. Telkom Divre II Jakarta.
Setelah proposal permohonan tersebut dibuat oleh calon mitra binaan, proposal permohonan tersebut diseleksi oleh unit Community Development Center
(CDC). Tahap seleksi ini merupakan evaluasi awal yang dilakukan oleh unit CDC kepada calon mitra binaan. Apabila proposal permohonan tersebut memenuhi syarat maka unit CDC akan melakukan survei kepada calon mitra binaan. Survei yang dilakukan oleh unit CDC kepada calon mitra binaan aktif maupun pasif dengan melakukan wawancara, dan verifikasi data administrasi dan keuangan. Selain itu survei yang dilakukan oleh unit CDC juga dilakukan tanpa sepengetahuan calon mitra binaan itu sendiri, yaitu dengan mencari informasi kepada tetangga atau Ketua RT (Rukun Tetangga) maupun kepada instansi terkait lainnya mengenai calon mitra binaan. Apabila calon mitra binaan ini memenuhi syarat setelah dilakukannya survei oleh unit CDC, maka langkah yang dilakukan oleh unit CDC adalah tahap evaluasi. Tahap evaluasi ini dilakukan oleh unit CDC dengan melihat kebenaran identitas dan status usaha, menilai kelayakan usaha, melakukan analisa keuangan, dan menilai lebih lanjut mengenai 5 C yaitu, Character, Capability, Capacity, Condition of economy, dan Collateral.
Setelah CMB berhasil memenuhi syarat yang dapat diketahui pada tahap survei maupun tahap seleksi, maka tahap selanjutnya yang dilakukan oleh unit CDC adalah usulan penetapan. Usulan penetapan ini dilakukan oleh unit CDC kepada Telkom CDC dengan melakukan pengajuan mengenai usulan CMB kepada Telkom CDC. Usulan penetapan ini oleh Telkom CDC dilihat dari jumlah pinjaman yang dipinjam oleh calon mitra binaan. Apabila anggaran tersebut tersedia, usulan tersebut diterima oleh Telkom CDC, maka penetapan pun
dilakukan kepada calon mitra binaan untuk menjadi mitra binaan. Namun, untuk calon mitra binaan yang tidak diterima usulan penetapannya karena verifikasi dananya tidak tersedia, maka usulan calon mitra binaan tersebut masuk ke dalam
database daftar tunggu.
Dengan ditetapkannya usulan penetapan karena tersedianya verifikasi dana, oleh Telkom CDC, kemudian usulan penetapan tersebut juga diserahkan oleh Direktur Sumber Daya Manus ia (SDM). Penetapan atas usulan tersebut dilakukan oleh Direktur SDM. Apabila usulan penetapan tersebut disetujui oleh Direktur SDM maka pemberitahuan kepada calon mitra binaan dan penandatanganan kontrak diserahkan kepada Telkom CDC yang kemudian ditangani langsung oleh Divre (unit CDC). Penandatangan kontak yang merupakan persetujuan antara calon mitra binaan dengan unit CDC dilakukan dengan melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Adapun isi dalam PKS tersebut memuat mengenai nama dan alamat unit pengelola program kemitraan serta alamat mitra binaan, hak dan kewajiban masing- masing pihak yang melakukan perjanjian, jumlah pinjaman dan peruntukkannya dan syarat-syarat pinjaman (jangka waktu pinjaman, bunga pinjaman, jadwal angsuran, dan besarnya angsuran per bulan). Apabila PKS tesebut telah disetujui oleh kedua belah pihak maka proses transfer dana pun dilakukan kepada mitra binaan melalui Bank yang ditunjuk oleh unit CDC.
4.3.1.2. Pengembalian kredit
Besarnya pengembalian kredit ditentukan berdasarkan besarnya jumlah pinjaman yang dipinjam dan tingkat suku bunga yang dikenakan. PT. Telkom Divre II Jakarta menetapkan jangka waktu pembayaran yang dilakukan oleh mitra binaan dilakukan dengan cara mengansur setiap bulannya selama dua tahun, dan dibayar melaui Bank Mandiri yang ditunjuk oleh PT. Telkom Divre II Jakarta. Diharapkan dengan kebijakan tersebut pengusaha kecil tidak terlalu memberatkan pengusaha kecil untuk mengembalikan kredit yang dipinjam.
Meskipun PT. Telkom Divre II Jakarta sudah memberikan kemudahan kepada pengusaha kecil dalam hal pembayaran kredit, namun masih ada pengusaha kecil yang menunggak dalam mengembalikan kredit. Langkah- langkah yang dilakukan oleh PT. Telkom Divre II Jakarta pada pengusaha kecil yang menunggak adalah dengan melakukan:
• Reminding Call secara rutin, reminding call ini dilakukan tidak hanya kepada MB yang menunggak tetapi juga kepada MB yang dalam pembayarannya lancar untuk mengingatkan agar tidak telat dalam membayar angsuran.
Reminding call dilakukan dengan menghubungi MB melalui pesawat telepon.
• Reminding letter, dilakukan apabila MB yang menunggak telah di telepon maksimal tiga kali tetapi belum ada realisasi untuk membayar angsuran.
• Kunjungan ke mitra binaan (Door to door), dilakukan apabila tahap
reminding call tidak berhasil.
• Pelaksanaan Reschedulling atau penjadwalan ulangjangka waktu kredit yang harus dibayar. Tahap Reschedulling dilakukan kepada MB yang memiliki
tunggakan selama tiga bulan berturut-turut, melalui negosiasi dan disepakati melalui berita acara.
• Reconditioning (penyesuaian persyaratan), dilakukan kepada MB yang telah di Reschedulling tetapi tidak ada pembayaran selama tiga bulan berturut-turut. Pada tahap Reconditioning ini tunggakan bunga pinjaman dapat dikapitalisasi menjadi pokok pinjaman atau dihapuskan tunggakan beban bunganya dan beban selanjutnya.