• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan

7.3. Sistem Penyediaan Air Minum

7.3.4. Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan

7.3.4.1. Program-Program Pengembangan SPAM

Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah antara lain: A. Program SPAM IKK

Kriteria Program SPAM IKK adalah:

Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM Kegiatan:

o Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama)

o Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR) total

Indikator:

o Peningkatan kapasitas (liter/detik)

o Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM

B. Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

Kriteria Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah:  Sasaran: Optimalisasi SPAM IKK

Kegiatan: Stimulan jaringan pipa distribusi maksimal 40% dari target total SR untuk MBR

Indikator:

o Peningkatan kapasitas (liter/detik)

o Penambahan jumlah kawasan kumuh/nelayan yang terlayani SPAM

VII - 75 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir C. Program Perdesaan Pola Pamsimas

Kriteria Program Perdesaan Pola Pamsimas adalah:  Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM Kegiatan:

o Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama)

o Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan Rumah (SR) total

Indikator:

o Peningkatan kapasitas (liter/detik)

o Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM

D. Program Desa Rawan Air/Terpencil Kriteria Program SPAM IKK adalah:

Sasaran: Desa rawan air, desa miskin dan daerah terpencil (sumber air baku relatif sulit)

Kegiatan: Pembangunan unit air baku, unit produksi dan unit distribusi utama

Indikator: Penambahan jumlah desa yang terlayani SPAM E. Program Pengamanan Air Minum

Kriteria Program Pengamanan Air Minum adalah:

Sasaran: PDAM-PDAM dalam rangka mengurangi resiko

Kegiatan: Pengendalian kualitas pelayanan air minum dari hulu sampai hilir

Indikator: Penyediaan air minum memenuhi standar 4 K.

Selanjutnya pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) mengacu pada Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang disusun berdasarkan:

1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota; 2. Rencana pengelolaan Sumber Daya Air;

VII - 76 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir 3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM;

4. Kondisi Lingkungan, Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat; 5. Kondisi Kota dan Rencana Pengembangan SPAM.

Tabel 7. 34 Lingkup Penyusunan RISPAM

Kegiatan

Wilayah Administrasi

Kabupaten

Wilayah Pelayanan Satu Wilayah Lintas

Kab/Kota

Lintas Provinsi

Penyusun Pemda Penyelenggara di kab/kota Penyelenggara regional Penyelenggara regional Acuan RTRW RTRW & RISPAM Kab/Kota RTRW & RISPAM Kab/Kota terkait RTRW Provinsi, RTRW & RISPAM Kab/Kota terkait Penetapan Bupati/ walikota Bupati/ walikota Gubernur setelah berkonsultasi dengan Bupati/ walikota terkait Menteri setelah berkonsultasi dengan gubernur dan bupati/ walikota terkait Konsultasi public Pemda Penyelenggara dengan fasilitasi dari pemda Penyelenggara dengan fasilitasi dari pemda terkait dan gubernur Penyelenggara dengan fasilitasi dari pemda terkait, gubernur dan menteri Pelaksanaan penyusunan Penyedia jasa/ sendiri Penyedia jasa/ sendiri Penyedia jasa/ sendiri Penyedia jasa/ sendiri

7.3.4.2. Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria)

Kelengkapan (readiness criteria) usulan kegiatan Pengembangan SPAM pemerintah kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

1. Tersedia Rencana Induk Pengembangan SPAM (sesuai PP No. 16 /2005 Pasal 26 ayat 1 s.d 8 dan Pasal 27 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM.

2. Tersedia dokumen RPI2JM bidang Cipta Karya 3. Tersedia studi kelayakan/justifikasi teknis dan biaya

 Studi Kelayakan Lengkap: Penambahan kapasitas ≥ 20 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar ≥ 250 mm

VII - 77 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir

 Studi Kelayakan Sederhana: Penambahan kapasitas 15-20 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar 200 mm;

 Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar ≤ 150 mm;

4. Tersedia DED/Rencana Teknis (sesuai Permen No. 18/2007) 5. Ada indikator kinerja untuk monitoring

 Indikator Output: 100 % pekerjaan fisik

 Indikator Outcome: Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh masyarakat pada tahun yang sama

6. Tersedia lahan/ada jaminan ketersediaan lahan

7. Tersedia Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) sesuai kebutuhan fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan dibangun

8. Institusi pengelola pasca konstruksi sudah jelas (PDAM/PDAB, UPTD atau BLUD)

9. Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang kesanggupan/ kesiapan menyediakan syarat-syarat di atas.

7.3.4.3. Skema Kebijakan Pendanaaan

A. Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM

Adapun skema kebijakan pendanaan pengembangan SPAM adalah tergambar dalam tabel berikut :

Tabel 7. 35 Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM

Kegiatan SPAM Air

baku Unit produksi

Transmisi dan distribusi (SR dan HU)

Kota APBN APBD, PDAM,

KPS, (APBN)

APBD, PDAM, KPS, APBN (MBR)

IKK APBN APBN APBN (s.d. Hidran

Umum)

Desa Rawan Air APBN APBN APBN (s.d. Hidran

VII - 78 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir Desa dengan air

baku mudah APBN

APBN, APBD, Masyarakat Pamsimas (APBN : 70%, APBD : 10%, dan masyarakat : 20%) Catatan:

 Semua sistem yang sudah jadi dikelola oleh pemda/PDAM/Masyarakat;

 Keikutsertaan Pemda/PDAM/Masyarakat dalam proses pembangunan adalah keharusan;

 HU = Hidran Umum;  SR = Sambungan rumah;

 MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

B. Pendekatan Pembiayaan APBN 1) Non Cost-Recovery

 Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) pada IKK, kawasan perbatasan/ pulau terdepan;

 Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) bagi kawasan-kawasan tertinggal (kawasan kumuh, kawasan nelayan, dan ibu kota kabupaten pemekaran;

 Fasilitasi pengembangan SPAM bagi perdesaan (desa rawan air) melalui pemicuan perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan sehat, pembangunan modal sosial, capacitu building bagi masyarakat, serta pembangunan dan pengelolaan SPAM berbasis masyarakat; dan

 pengembangan SPAM skala kecil (perdesaan) pembiayaannya didorong melalui DAK.

2) Cost recovery

 Fasilitasi penyediaan air baku untuk air minum melalui kerjasama dengan Ditjen Sumber Daya Air; dan

 Fasilitasi penyediaan air minum (PDAM) di kawasan strategis (PKN, PKW, PKL, dll) dengan pendanaan melalui perbankan, Pemda/PDAM, serta KPS.

VII - 79 RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Rokan Hilir C. Alternatif Pola Pembiayaan

 Equity adalah merupakan sumber pendanaan dari internal cash PDAM dan Pemda untuk program penambahan sambungan rumah (SR). Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan dana untuk memenuhi sebagian kebutuhan investasi;

 Pinjaman Bank Komersial adalah merupakan sumber pembiayaan dari pinjaman bank komersial dengan jumlah equity tertentu sebagai pendamping pinjaman. Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan dana pendamping dan menerapkan tariff minimal diatas harga pokok produksi (tarif dasar);

 Trade Credit adalah merupakan sumber pembiayaan dari pinjaman bank komersial melalui pihak ke tiga (kontraktor/supplier) dan dibayar dengan angsuran dari pendapatan PDAM dalam masa tertentu (10 tahun atau lebih). Dilaksanakan oleh PDAM yang diperkirakan dapat mengangsur sesuai dengan perjanjian;

 Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) merupakan sumber pembiayaan dari badan usaha swasta (BUS) berdasarkan kontrak kerjasama antara BUS dengan pemerintah (BOT/Konsesi). Dilaksanakan di kabupaten/kota yang memiliki pasar potensial (captive market) dan telah dilengkapi dengan studi pra-FS dan kesiapan pemerintah daerah;

 Obligasi adalah merupakan sumber dana dari penerbitan surat utang yang akan dibayar dari pendapatan PDAM. Dilaksanakan oleh PDAM yang telah memiliki rating minimal BBB;

 CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan yang dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada.

7.3.5. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM

Dokumen terkait