• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (on-site) dan Komunal Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem setempat dan komunal

Dalam dokumen Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur (Halaman 37-40)

- Belum ada IPLT

A. Program Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (on-site) dan Komunal Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem setempat dan komunal

- Sistem jaringan pengumpul - Sistem sanitasi berbasis

masyarakat

- IPAL

7.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah

A. Program Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat (on-site) dan Komunal Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem setempat dan komunal

Kriteria Lokasi

 Kawasan rawan sanitasi (padat, kumuh, dan miskin) diperkotaan yang memungkinkan penerapan kegiatan Sanitasi berbasis masyarakat (Sanimas);

kawasan rumah sederhana sehat (RSH) yang berminat. Lingkup Kegiatan:

 Rekruitmen dan pembiayaan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) untuk kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat;

 pelatihan TFL secara regional termasuk refreshing/coaching;

 pengadaan material dan upah kerja untuk pembangunan prasarana air limbah (septic tank komunal, MCK++, IPAL komunal);

 TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan pelatihan KSM/mandor/tukang dan pemberdayaan masyarakat;

 pembangunan jaringan pipa air limbah dan IPAL untuk kawasan RSH;

 membangun/rehabilitasi unit IPLT dan peralatannya dalam rangka membantu pemulihan atau meningkatkan kinerja pelayanan;

 sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan Sanitasi Berbasis Masyarakat dan pengelolaan

Septic Tank;

produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).

Kriteria Kesiapan:

 Sudah memiliki RPI2JM CK dan SSK/Memorandum Program atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

 tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan sudah dibebaskan);  sudah terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk dokumen lelang (non

Sanitasi Berbasis Masyarakat), termasuk draft dokumen RKM untuk kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat ;

sudah ada MoU antara Pengembang dan pemerintah kab./kota(IPAL RSH);

sudah terdapat institusi yang nantinya menerima dan mengelola prasarana yang dibangun; pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk biaya operasi dan pemeliharaan.

Skema Kebijakan Pendanaan Pengolahan Air Limbah SistemSetempat (on-site) dan Komunal Skema Kebijakan Pendanaan Pengolahan Air Limbah Sistem Setempat (on-site) dan Komunal dipaparkan pada gambar 8.4

Bab 7 - 38 Gambar 7.4 menunjukan pembagian peran antara pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten/kota dalam pembangunan infrastrukturpengolahan air limbah sistem setempat (on-site). Peran pemerintahpusat adalah membantu pendanaan fasilitator dan konstruksi PS airlimbah skala kawasan, serta membangun IPLT. Pemerintah daerahmempunyai peran dalam penyediaan lahan, penyediaan biaya operasidan pemeliharaan, serta pemberdayaan masyarakat pasca konstruksi. B. Pembangunan Prasarana Air Limbah Terpusat (off-site)

Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem terpusat (off-site) skalakota adalah: Kriteria Lokasi:

Kota yang telah mempunyai infrastruktur air limbah sistemterpusat (sewerage system) seperti Medan, Parapat, Batam,Cirebon, Manado, Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta,Surakarta, Denpasar, Balikpapan dan Banjarmasin;

 kota yang telah menyusun Master Plan Air Limbah serta DEDuntuk tahun pertama, yang terdiri dari 8 kota yaitu BandarLampung, Batam, Bogor, Cimahi, Palembang,

Makassar,Surabaya dan Pekanbaru;

 sasaran kota (pusat kota) besar/metropolitan dengan penduduk> 1 juta jiwa. Lingkup Kegiatan:

 Rehabilitasi unit IPAL dan peralatannya dalam rangkamembantu pemulihan atau meningkatkan kinerja pelayanan;

pengadaan/pemasangan pipa utama (main trunk sewer) danpipa utama sekunder

(secondary main trunk sewer) yaitupengembangan jaringan perpipaan untuk mendukung

perluasankemampuan pelayanannya dalam rangka pemanfaatankapasitas idle;

 TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapatmelaksanakan pelatihan operator IPAL;  sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan IPAL;

 produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

 penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklanlayanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).

Kriteria Kesiapan:

 Sudah memiliki RPI2JM CKdan SSK/Memorandum Programatau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

 tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahansudah dibebaskan), dan disediakan oleh Pemda (±6000 m²);

 terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasukdokumen lelang;  sudah ada institusi yang menerima dan mengelola prasaranayang dibangun;

Bab 7 - 39  pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana untukpembangunan pipa lateral &

sambungan rumah dan biayaoperasi dan pemeliharaan.

Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan Air Limbah Sistem Terpusat

Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan Air Limbah SistemTerpusat (off-site) dipaparkan dalam gambar 7.5.

Dalam pengembangan pengolahan air limbah sistem terpusat,pemerintah pusat memiliki peran melakukan pembangunan IPAL danmengembangkan jaringan pipa sewer sampai dengan pipa lateral.Sedangkan pemerintah kabupaten/kota mempunyai peran dalampenyediaan lahan, penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, danpembangunan sambungan rumah.

7.4.2 Persampahan

7.4.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Persampahan A. Arahan Kebijakan Pengelolaan Persampahan

Beberapa peraturan perundangan yang mengamanatkan tentang sistem pengelolaan persampahan, antara lain:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Berdasarkan undang-undang No. 17 tahun 2007, aksesibilitas,kualitas, maupun cakupan pelayanan sarana dan prasarana masih rendah, yaitu baru mencapai 18,41 persen atau mencapai 40 juta jiwa.

2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Pasal 21 ayat (2) butir d mengamanatkan akan pentingnya pengaturan prasarana dan sarana sanitasi (air limbah danpersampahan) dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber air.

3. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Peraturan ini mengatur penyelenggaraan pengelolaan sampah yang mencakup pembagian kewenangan pengelolaan sampah, pengurangan dan penanganan sampah, maupun sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah. Pasal 20 disebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan penyelenggaraan pengelolaan sampah sebagai berikut:

- Menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka waktu tertentu; - Memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;

Bab 7 - 40 - Memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan

- Memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.

Pasal 44 disebutkan bahwa pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) yang dioperasikan dengan sistem pembuangan terbuka (open dumping) paling lama 5(lima) tahun terhitung sejak diberlakukannya Undang-Undang 18tahun 2008 ini

4. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

Peraturan ini menyebutkan bahwa PS Persampahan meliputi proses pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,pengolahan dan pembuangan akhir, yang dilakukan secara terpadu. 5. Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah RumahTangga203

Peraturan Pemerintah ini merupakan pengaturan tentang pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga yang meliputi:

a. kebijakan dan strategi pengelolaan sampah; b. penyelenggaraan pengelolaan sampah; c. kompensasi;

d. pengembangan dan penerapan teknologi; e. sistem informasi;

f. peran masyarakat; dan g. pembinaan.

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 1/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.

Peraturan ini mensyaratkan tersedianya fasilitas pengurangansampah di perkotaan dan sistem penanganan sampah diperkotaan sebagai persyaratan minimal yang harus dipenuhi olehPemerintah/Pemda.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2013tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahandalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan SampahSejenis Sampah Rumah Tangga.

Ruang lingkup Peraturan menteri ini meliputi Perencanaan Umum,Penanganan Sampah, Penyediaan Fasilitas Pengolahan danPemrosesan Akhir Sampah, dan Penutupan/Rehabilitasi TPA.

Dalam dokumen Bab 7 Rencana Pembangunan Infrastruktur (Halaman 37-40)