• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro

II. LANDASAN TEORI

10. Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro

Kop (Rp M) Kop (Rp M) Kop (Rp M) Kop (Rp M) Pengembangan

KSP Sektoral 10 10 150 150 70 25 230 185

Total 230 185

Sumber : Kementerian Negara Koperasi dan UKM, 2008b

10. Program Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro(P3KUM) dan Program Perempuan Keluarga Sehat Sejahtera (Program Perkassa)

P3KUM adalah rangkaian kegiatan pemerintah yang dilakukan dalam bentuk perkuatan permodalan KSP dan USP koperasi untuk mengembangan usaha mikro anggota koperasi dengan menggunakan dana bergulir konvensional guna mengurangi kemiskinan dan memperluas kesempatan kerja.

Pola konvensional adalah model pengembangan permodalan koperasi yang pengelolaan dan pelayanannya mempergunakan perhitungan berdasarkan tingkat suku bunga. Sedangkan pola syariah yaitu model pengembangan permodalan koperasi yang pengelolaan dan pelayanannya menggunakan perhitungan berdasarkan pola bagi hasil. Pengelolaan pola konvensional dilaksanakan oleh KSP dan USP Koperasi, sedangkan pola syariah dilakukan oleh Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) dan Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS).

Tujuan kedua program tersebut adalah : (a) memberdayakan usaha mikro melalui perkuatan permodalan KSP, USP Koperasi, KJKS dan UJKS; (b) meningkatkan kemampuan SDM dalam bidang manajemen usaha dan pengelolaan keuangan; (c) memperkuat peran dan posisi KSP, USP Koperasi, KJKS dan UJKS dalam mendukung upaya perluasan kesempatan kerja dan pengentasan kemiskinan. Sedangkan sasaran P3KUM dan Program Perkassa, antara lain yaitu terwujudnya peningkatan modal kerja bagi usaha mikro yang bergerak di bidang pertanian, perikanan/nelayan, peternakan, industri kerajinan/industri rumah tangga, pedagang kaki lima, warung-warung kecil yang disalurkan oleh KSP dan USP koperasi dalam bentuk pinjaman (Permenegkop dan UKM Nomor 08 Tahun 2007).

Kementerian Negara Koperasi dan UKM secara kumulatif sampai tahun 2005 telah menyalurkan P3KUM dengan pola syariah kepada 426 KJKS dan UJKS sebanyak Rp 96,8 milyar, dengan rincian berikut : (a) Tahun 2003 disalurkan kepada 25 KJKS dan UJKS @ Rp 50 juta sebanyak Rp 1,25 milyar; (b) Tahun 2004 didistribusikan kepada 99 KJKS dan UJKS @ Rp 50 juta sebanyak Rp 4,95 milyar;

(c) Tahun 2005 disalurkan kepada 302 KJKS dan UJKS @ Rp 300 juta sebanyak Rp 90,6 milyar.

Kemudian tahun 2006 telah disalurkan P3KUM pola konvensional dan pola syariah kepada 1.576 KSP dan USP koperasi maupun KJKS dan UJKS sebesar Rp 137,95 milyar, dengan rincian berikut : (a) P3KUM pola konvensional kepada 626 KSP dan USP koperasi @ Rp 100 juta sebesar Rp 62,60 milyar; (b) P3KUM pola konvensional kepada 197 KSP dan USP koperasi @ Rp 50 juta sebesar Rp 9,85 milyar; (c) P3KUM pola syariah kepada 557 KJKS dan UJKS @ Rp 100 juta sebesar Rp 55,7 milyar; (d) P3KUM pola syariah kepada 196 KJKS dan UJKS @ Rp 50 juta sebesar Rp 9,8 milyar.

Program Perkassa tahun 2006 telah didistribusikan kepada 197 koperasi @ Rp 100 juta senilai Rp.19,7 milyar, dengan rincian : (a) Program Perkassa pola konvensional kepada 99 KSP dan USP koperasi @ Rp 100 juta sebesar Rp 9,9 milyar; (b) Program Perkassa pola syariah kepada 98 KJKS dan UJKS @ Rp 100 juta sebesar Rp 9,8 milyar.

Tahun 2007 untuk P3KUM ditingkatkan menjadi 2.000 koperasi, alokasi anggaran Rp 200 milyar dengan rincian Rp 100 milyar untuk 1.000 KSP dan USP koperasi @ Rp 100 juta dengan pola konvensional, serta Rp 100 milyar lagi untuk 1.000 KJKS dan UJKS @ Rp 100 juta dengan pola syariah. Khusus untuk tahun 2007 yang direncanakan menerima P3KUM sebanyak 2.000 koperasi dengan alokasi Rp 200 milyar dapat dirasakan manfaatnya oleh 42.725 orang anggota koperasi. Dengan asumsi setiap satu orang anggota koperasi mampu merekrut dua orang tenaga kerja, maka melalui P3KUM diharapkan dapat menyerap 85.450 orang tenaga kerja.

Program Perkassa dengan alokasi Rp 25 milyar telah disalurkan untuk 250 koperasi @ Rp 100 juta, dengan rincian : (a) Program Perkassa pola konvensional kepada 125 KSP dan USP koperasi @ Rp 100 juta sebesar Rp 12,5 milyar; (b)

Program Perkassa pola syariah kepada 125 KJKS dan UJKS @ Rp 100 juta sebesar Rp 12,5 milyar. Demikian juga Program Perkassa dengan alokasi Rp 25

milyar dapat dirasakan manfaatnya oleh 6.175 orang anggota koperasi. Dengan asumsi setiap anggota mampu merekrut dua orang tenaga kerja, maka melalui Program Perkassa diharapkan dapat menyerap 12.350 orang tenaga kerja (Kementerian Negara Koperasi dan UKM, 2007b). Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Program P3KUM dan Perkassa dari tahun 2005-2007

2005 *) 2006 2007 Jumlah

Program

Kop (Rp M) Kop (Rp M) Kop (Rp M) Kop (Rp M)

P3KUM 426 96,8 1.576 137,95 2000 200 4.002 434,75

Program

Perkassa - - 197 19,7 250 25 447 44,7

Total 4.449 479,45

*) Kumulatif dari tahun 2003 s/d 2005

Sumber : Kementerian Negara Koperasi dan UKM, 2008c

P3KUM dan Program Perkassa mempunyai karakter yang relatif sama, baik jumlah pinjaman maupun sasaran yang diberikan pinjaman. Jumlah pinjaman yang diberikan kepada KSP dan USP Koperasi relatif sama, yaitu Rp 50 juta atau Rp 100 juta sesuai dengan kebutuhan dan alokasi anggaran APBN yang ada. Sasaran yang diberikan pinjaman sama, yaitu usaha mikro yang bergerak di bidang pertanian, perikanan/nelayan, peternakan, industri kerajinan/industri rumah tangga, pedagang kaki lima dan warung-warung kecil.

Bedanya, P3KUM dialokasikan kepada KSP dan USP Koperasi biasa. Sedangkan Program Perkassa khusus dialokasikan kepada Koperasi Wanita. Koperasi Wanita adalah koperasi yang para anggota dan pengelolanya adalah wanita. Koperasi Wanita umumnya banyak mengalami kemajuan dalam pengelolaan organisasi maupun usahanya. Hal ini disebabkan para wanita mempunyai sifat-sifat khusus yang secara naluri melekat dan dimiliki oleh para wanita, yaitu kejujuran, keuletan, kegigihan dan kehati-hatian dalam mengambil keputusan. Sifat-sifat tersebut sangat diperlukan dalam pengelolaan koperasi yang sehat, yaitu sehat organisasi, sehat usaha dan sehat mental.

Kedua jenis program dana stimulan ini dialokasikan kepada KSP dan USP Koperasi yang kini jumlahnya lebih dari 36.000 unit dan sebarannya mencapai seluruh kecamatan di Indonesia. KSP dan USP Koperasi dapat melayani para anggota koperasi yang pada umumnya juga UKM. Oleh karena itu program dana stimulan merupakan program strategis untuk menggerakkan sektor riil dan meningkatkan produktivitas usaha. Bergeraknya sektor riil dan meningkatnya produktivitas usaha dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran. Di samping itu juga meningkatmya pendapatan dan kesejahteraan para anggota koperasi serta masyarakat di sekitarnya yang berarti dapat mengurangi jumlah kemiskinan.

Dokumen terkait