• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari program/kegiatan ini sasaran yang hendak dicapai adalah Tersedianya sarana prasarana yang cukup terutama dikawasan utama pengembangan ternak unggul.

Pada sasaran program/kegiatan ini indikator hasil yang hendak dicapai adalah Meningkatnya kawasan budidaya peternakan yang memiliki sarana dan prasarana sesuai kebutuhan antara lain :

- Tersedianya data potensi sarana dan prasarana pada kawasan peternakan sebanyak 150 buku

- Terlaksananya pembangunan pusat pelatihan bagi peternakan/ kelompok peternak sebanyak 1 unit

- Terlaksananya penyediaan peralatan laboratorium BIB Tuah Sakato sebanyak 1 unit

Anggaran sebelum perubahan sebesar Rp. 1.860.300.000,- dan setelah perubahan Rp. 1.710.360.000,- dengan realisasi Rp. 1.664.814.200,-(97.34%) dan realisasi fisik 100% terdiri dari :

1) Pengumpulan Database Sarana Prasarana Peternakan sebesar Rp. 101.650.000,- dengan realisasi Rp. 87.542.500,- (86.12%) dan realisasi fisik 100%

2) Lanjutan Pembangunan Pusat Pelatihan Peternakan sebelum perubahan sebesar Rp 750.000.000,- dan setelah perubahan sebesar Rp. 680.560.000,- dengan realisasi Rp. 662.181.000,-(97.30%) dan realisasi fisik 100%

3) Pembangunan Tempat Pelatihan Ternak Kambing dan domba sebesar Rp. 180.000.000,- dengan realisasi Rp. 174.800.700,-(97.11) dan realisai fisik 100%

4) Penyediaan Alat – Alat Laboratorium UPTD BIB Tuah Sakato sebelum perubahan sebesar Rp. 653.650.000,- dan setelah perubahan sebesar Rp. 624.150.000,- dengan realisasi Rp. 624.150.000,- (100%) dan realisai fisik 100%

5) Fasilitasi Peralatan Pakan Ternak sebelum perubahan sebesar Rp. 175.000.000,- dan setelah perubahan sebesar Rp. 124.000.000,-dengan realisasi Rp. 116.140.000,- (93.66%) dan realisai fisik 100% 9. Program Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pertanian/

Agropolitan

Sesuai dengan kebijakan pembangunan peternakan dalam peningkatan produksi dan produktifitas setiap komoditi peternakan, penanganan kesehatan hewan dan pengamanan produk pangan asal ternak melalui kegiatan – kegiatan yang terfokus dalam suatu kawasan yang sesuai dengan spesifik daerah / wilayah. Kawasan peternakan adalah kawasan yang secara khusus diperuntukkan untuk kegiatan peternakan atau terpadu sebagai usaha tani (berbasis tanaman pangan, holticultura, perkebunan atau perikanan) dan terpadu sebagai komponen ekosistem tertentu (kawasan hutan lindung dan suaka alam). Melanjutkan konsep kawasan yang telah ada yaitu kawasan sentra produksi peternakan (kawasan agribisnis peternakan) dan kawasan agropolitan, disempurnakan menjadi 3 (tiga) bentuk kawasan peternakan yaitu kawasan prioritas (komoditi unggulan peternakan) dan kawasan integrasi (basis komoditi tanaman pangan, holticultura, perkebunan dan perikanan) serta kawasan industri (perunggasan).

a. Kawasan Prioritas terdiri dari :

-Kawasan Peternakan Sapi Pembibitan/Kereman . -Kawasan Peternakan Kerbau

-Kawasan Peternakan Kambing dan Domba (Kado) -Kawasan Peternakan Ayam Buras

b. Kawasan Integrasi terdiri dari :

-Kawasan Integrasi dengan Tanaman Pangan -Kawasan Integrasi dengan Holticultura -Kawasan Integrasi dengan Perkebunan - Kawasan Integrasi dengan Perikanan c. Kawasan Industri terdiri dari :

-Kawasan Industri Perunggasan

Dari program/kegiatan ini sasaran yang hendak dicapai adalah terbentuknya kawsan-kawasan utama pengembangan ternak unggul di Sumatera Barat. Pada sasaran program/kegiatan ini indikator hasil yang hendak dicapai adalah : 1. Meningkatnya kawasan-kawasan utama pengembangan ternak unggul di

Sumbar : - Kawasan agropolitan di 6 Kabupaten - Kawasan perbibitan di 10 Kabupaten

- Kawsan integrasi sapi potong di 11 Kabupaten

2. Meningkatnya jumlah kawasan HMT (Gemarampak) di 40 Kelompok

Anggaran sebelum perubahan sebesar Rp. 824.445.500,- dengan realisasi Rp. 664.121.500,- (80.55%) dan realisasi fisik 100% terdiri dari :

1) Koordinasi Pengembangan Kawasan Integrasi Lintas Sektoral sebesar Rp. 40.000.000,- dengan realisasi Rp. 31.936.600,- (79.84%) dan realisasi fisik 100%

2) Gerakan Menanam Rumput Unggul Serentak (Gemarampak) sebesar Rp. 260.300.000,- dengan realisasi Rp. 256.207.300,- (98.43%) dan realisasi fisik 100%

3) Pengembangan Kawasan sentra Produksi sebesar Rp. 368.145.000,-dengan realisasi Rp. 274.847.000,- (74.66%) dan realisasi fisik 100%

4) Koordinasi Pengembangan Kawasan Peternakan sebesar Rp. 100.000.000,-dengan realisasi Rp. 61.876.700,- (61.87%) dan realisasi fisik 100%

5) Koordinasi Dalam Rangka Pengembangan Kawasan Integrasi setelah perubahan sebesar Rp. 56.000.000,- dengan realisasi Rp. 39.253.900,-(70.10%) dan realisasi fisik 100%

10. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian

Untuk mendukung penyelenggaraan penyuluhan pertanian diperlukan penataan penyuluhan pertanian secara komprehensif dengan sasaran yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketenagaan, aspek penyelenggaraan dan aspek pendanaan serta aspek hukum dan perundang-undangan.

Agenda ini diwujudkan dalam bentuk revitalisasi penyuluhan pertanian yang diperlukan untuk menunjang terlaksananya revitalisasi pertanian yang merupakan salah satu prioritas pembangunan Nasional.

Dengan revitalisasi penyuluhan maka kelembagaan penyuluhan yang ada di Propinsi, Kabupaten dan Kecamatan kembali dioptimalkan fungsinya. Demikian juga halnya dengan ketenagaan. Fungsi dan peranan penyuluh pertanian yang diperlukan sebagai pendamping mengisyaratkan perlunya peningkatan profesionalisme dan keahlian melalui pelatihan-pelatihan.

Dari program/kegiatan ini sasaran yang hendak dicapai adalah Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan pendidikan aparatur pemerintahan dibidang peternakan dan kesehatan hewan.

Pada sasaran program/kegiatan ini indikator hasil yang hendak dicapai adalah : Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas teknis peternakan (penyuluh peternakan) sebanyak 40 orang.

Anggaran sebesar Rp. 155.000.000,- dengan realisasi Rp. 125.633.300,-(81.05%) dan realisasi fisik 100% terdiri dari :

1) Rapat Koordinasi dengan Baperluh Kab/ Kota dan Apresiasi Penyuluh Bidang Peternakan sebesar Rp. 80.000.000,- dengan realisasi Rp. 74.202.000,- (92.75%) dan realisasi fisik 100%

2) Buku Model Pengembangan Kelompok sebesar Rp. 25.000.000,- dengan realisasi Rp. 24.600.000,- (98.40%) dan realisasi fisik 100%

3) Inventarisasi kelompok Petani sebesar Rp. 50.000.000,- dengan realisasi Rp. 26.831.300,- (53.66) dan realisasi fisik 100%

11.Program Pengembangan Teknologi Informasi Pertanian dan Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Tepat Guna

Dalam meningkatkan mutu genetik ternak maka telah dikembangkan teknologi Embryo Transfer (ET) di masyarakat peternak, saat ini telah banyak dihasilkan ternak – ternak sapi potong hasil embryo trasfer yang manfaatnya untuk replecement bull pada BIB Tuah Sakato dan BIB-BIB Daerah lainnya di Indonesia. Sehubungan prospek ET ini sangat cerah di masa depan yang didukung oleh kultur budaya dan kemampuan masyarakat serta petugas kita dalam teknologi ET maka ke depan kita akan memproduksi Embryo sendiri dengan bekerja sama BET Cipelang dan BIB Tuah Sakato Payakumbuh.

Dari program/ kegiatan ini sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya produktifitas ternak.

Pada sasaran program/kegiatan ini indikator hasil yang hendak dicapai adalah : meningkatnya mutu genetik ternak melalui Embrio Transfer (ET) sebanyak 30 akseptor.

Anggaran sebesar Rp. 150.000.000,- dengan realisasi Rp. 125.720.800,-(83.81%) dan realisasi fisik 100% terdiri dari :

1) Pelaksanaan Embrio Transfer (ET) di lokasi Pembibitan Ternak Rakyat sebesar Rp. 150.000.000,- dengan realisasi Rp. 125.720.800,- (83.81%) dan realisasi fisik 100%

12.Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Pertanian Dalam peningkatan keberhasilan pembangunan perekeonomian daerah, sub sektor peternakan memiliki peran strategis sebagai sumber penghasilan petani disamping penghasil protein hewani dan pupuk organik.

Menyikapi kondisi tersebut Pemerintah Propinsi tetap memberikan fasilitasi dalam pengembangan permodalan untuk pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis peternakan baik sumber dana APBN, APBD I maupun pihak swasta dan perantau minang. Model usaha peternakan yang berkembang didomonasi usaha skala kecil yang harus mendapatkan prioritas dalam pengembangan usaha mencapai skala usaha ekonomis.

Berbagai macam kegiatan dalam mendukung program/ kegiatan pembangunan peternakan di Sumatera Barat antara lain adanya Program Sarjana Membangun Desa (SMD) yang diarahkan untuk mengembangkan usaha ternak sendiri sembari membina masyarakat peternak yang tergabung dalam kelompoknya, dan diharapkan bisa mendongkrak populasi ternak setiap tahun.

Program SMD merupakan salah satu program terobosan yang dilaksanakan pemerintah Sumbar, yang dikhususkan untuk sarjana peternakan di daerah Sumbar. Program ini bertujuan untuk mengurangi angka pengangguran terdidik dan membangkitkan jiwa wirausaha disektor peternakan.

SMD berlangsung sejak tahun 2007 dimana Sumbar mendapat 3 dari 10 paket bantuan dana bagi sarjana peterakan di seluruh Indonesia. Selanjutnya pada tahun 2008, SMD Sumbar sebanyak 29 paket. Usaha SMD pada tahun 2007 dan 2008 bergerak pada pengembangan sapi potong. Sedangkan pada tahun 2009 dari 66 paket terdapat 31 paket sapi potong, sapi perah satu paket, kambing 12 paket, itik 12 paket dan ayam buras 10 paket. SMD tahun 2010 sebanyak 100 paket, SMD tahun 2011 sebanyak 100 paket dan SMD tahun 2012 sebanyak 14 paket.

Dari program/kegiatan ini sasaran yang hendak dicapai adalah Meningkatnya juamlah kelembagaan sosial dan ekonomi peternakan.

Pada sasaran program/kegiatan ini indikator hasil yang hendak dicapai adalah : 1. Meningkatnya jumlah investasi bidang usaha peternakan :

- SMD sebanyak 100 orang - Masyarakat 30%

2. Meningkatnya kualitas kelembagaan peternakan : - PPSKI/ Sapi Perah sebanyak 30%

- Pedagang Ternak sebanyak 30% - HPKDI sebanyak 30%

- Breeder Club sebanyak 30% - PPUI sebanyak 30%

Anggaran sebelum perubahan sebesar Rp. 2.935.890.000,- dan setelah perubahan Rp. 2.252.880.500,- dengan realisasi Rp. 1.900.466.650,- (84.36%) dan realisasi fisik 95.18% terdiri dari :

1) Penilaian dan Persiapan Lomba Agribisnis Kelompok Peternakan Sapi Potong, Unggas dan Petugas Teknis sebesar Rp. 86.000.000,- dengan realisasi Rp. 65.529.000,- (76.20%) dan realisasi fisik 100%

2) Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan sebesar Rp. 44.000.000,-dengan realisasi Rp. 26.592.500,- (60.44%) dan realisasi fisik 100%

3) Achiment Motivation Training (AMT) Pelatihan Kewirausahaan dan Magang untuk Sarjana Membangun Desa sebesar Rp. 350.000.000,- dengan realisasi Rp. 339.572.100,- (97.02%) dan realisasi fisik 100%

4) Musyawarah Perencanaan Pembangunan Peternakan di Sumatera Barat sebesar Rp. 150.000.000,- dengan realisasi Rp. 140.766.300,- (93.84%) dan realisasi fisik 100%

5) Penyusunan Kebijakan Pembangunan Peternakan Propinsi Sumatera Barat sebesar Rp. 100.000.000,- dengan realisasi Rp. 79.039.800,- (79.04%) dan realisasi fisik 100%

6) Verifikasi dan Validasi Data Peternakan sebesar Rp. 66.000.000,- dengan realisasi Rp. 61.340.000,- (92.94%) dan realisasi fisik 100%

7) Pemantauan Perkembangan Investasi Non Permanen sebesar Rp. 250.000.000,- dengan realisasi Rp. 198.218.650,- (79.29%) dan realisasi fisik 100%

8) Pengawalan dan Pembinaan Program Sarjana Membangun Desa sebesar Rp. 350.000.000,- dengan realisasi Rp. 325.693.300,- (93.06%) dan realisasi fisik 100%

9) Koordinasi IMT-GT sebesar Rp. 97.940.000,- dengan realisasi Rp. 66.648.500,- (68.05%) dan realisasi fisik 100%

10) Pembinaan Kelembagaan Asosiasi Agribisnis Peternakan sebesar Rp. 120.000.000,- dengan realisasi Rp. 116.108.200,- (96.76%) dan realisasi fisik 100%

11) Pembinaan Pelaksanaan Kemitraan Perunggasan di Sumatera Barat sebesar Rp. 75.000.000,- dengan realisasi Rp. 73.185.900,- (97.58%) dan realisasi fisik 100%

12) Identifikasi Farm Kemitraan Ayam Potong Menuju Standarisasi sebesar Rp. 82.000.000,- dengan realisasi Rp. 78.475.000,- (95.70%) dan realisasi fisik 100%

13) Pelatihan Audit Internal Dalam Rangka Persiapan Akreditasi Labor Kesmavet sebesar Rp. 53.500.000,- dengan realisasi Rp. 40.449.600,-(75.61%) dan realisasi fisik 100%

14) Peningkatan Kelembagaan Penangkar Bibit sebesar Rp. 86.450.000,-dengan realisasi Rp. 77.839.800,- (89.52%) dan realisasi fisik 100%

15) Dukungan manajemen RPH sebelum perubahan sebesar Rp. 850.000.000,-dan setelah perubahan sebesar Rp. 166.990.500,- dengan realisasi Rp. 39.768.000,- (23.81%) dan realisasi fisik 34.98%

16) Pelatihan dan Operasinal Polisi Veteriner sebesar Rp. 175.000.000,-dengan realisasi Rp. 171.690.000,- (98.11%) dan realisasi fisik 100% 13. Program Peningkatan Produksi dan Mutu Pertanian Secara

Berkelanjutan

Pembangunan peternakan di Sumatera Barat merupakan suatu usaha untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak sehingga mampu menyediakan protein hewani asal ternak seperti : daging, telur dan susu untuk dikonsumsi kebutuhan daerah sendiri maupun propinsi tetangga dan ekspor. Saat ini peternakan rakyat merupakan pemberi kontribusi terbesar dalam penyediaan bahan pangan asal ternak, oleh sebab itu peternakan di Sumatera Barat

hendaknya mendapat porsi pemberdayaan yang lebih besar dalam kebijakan pembangunan kedepan.

Tabel. Perkembangan Populasi Ternak (Ekor)

No. Jenis Ternak 2008 2009 2010 2011 2012*

1. Sapi Perah 768 826 857 550 598 2. Sapi Potong 469,859 492,272 513,255 336,806 349,001 3. Kerbau 196,854 202,997 207,648 105,954 108,073 4. K u d a 3,726 3,467 3,191 2,385 2,552 5. Kambing 227,561 254,449 259,034 248,082 265,447 6. D o m b a 5,335 4,523 5,737 4,656 4,986 7. B a b i 12,870 12,403 47,465 45,986 50,164

8. Ayam Ras Petelur 6,684,013 7,203,319 7,801,317 7,816,396 7,847,933 9. Ayam Ras Pedaging 14,202,592 13,495,318 14,946,984 15,117,321 15,247,418 10. Ayam Buras 4,638,908 5,873,480 5,130,660 5,023,666 5,241,693 11. I t i k 1,054,957 1,106.046 1,147,848 1,123,264 1,201,892

* Data Proyeksi

Tabel. Perkembangan Produksi Daging (Kg)

No. Jenis Komoditi 2008 2009 2010 2011 2012*

1. Daging Sapi Potong 17,609,374 18,322,309 20,611,200 20,287,056 20,897,762 2. Daging Kerbau 2,649,847 3,134,664 2,608,541 2,459,183 2,597,544

3. Daging K u d a 6,897 70,967 87,300 20,623 15,415

4. Daging Kambing 2,589,346 1,901,506 876,114 780,003 747,026

5. Daging Domba 48,739 17,354 12,641 12,172 9,878

6. Daging Babi 941,999 973,024 1,085,965 469,424 416,714 7. Daging Ayam Ras Petelur 4,896,708 5,255,560 5,473,709 5,702,859 5,725,871 8. Daging Ayam Ras Pedaging 14,602,984 16,145,030 16,256,110 16,441,364 16,582,858 9. Daging Ayam Buras 5,000,743 7,193,122 6,130,267 6,152,374 6,419,386 10. Daging Itik 661,458 647,047 659,274 657,119 703,118

Jumlah 49,008,095 53,660,582 53,801,121 52,982,177 54,115,572

Tabel. Perkembangan Produksi Telur dan Susu (Kg)

No. Produksi 2008 2009 2010 2011 2012*

I. Telur

1. Ayam Ras Petelur 51,533,740 55,537,590 57,842,872 60,264,415 60,507,565 2. Ayam Buras 2,963,102 3,751,685 3,197,337 3,208,867 3,348,131 3. I t i k 5,791,714 6,072,193 6,186,940 6,166,720 6,598,390 Jumlah 60,288,556 65,361,468 67,227,149 69,640,002 70,454,086 II. Susu 1. Sapi 1,175,040 1,263,780 1,294,380 740,520 842,692 2. Kerbau 2,033,974 2,214,586 2,227,134 1.059.538 1,080,729 Jumlah 3,209,014 3,478,366 3,521,514 1,800,058 1,923,421 * Data Proyeksi

Dari tabel diatas terlihat pertumbuhan yang signifikan. Ini merupakan hasil dari kegiatan pembangunan peternakan yang dilakukan baik dari dana APBD Propinsi/ Kab/ Kota maupun dari dana APBN (dekon dan TP).

Dari program/kegiatan ini sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya produksi dan atau harga ternak produk peternakan.

Pada sasaran program/kegiatan ini indikator hasil yang hendak dicapai adalah : 1. Meningkatnya produksi :

- Daging = 5.004.733 Kg - Telur = 2.787.826 Kg - Susu = 17.672 Kg

2. Meningkatnya populasi ternak : - Sapi Potong = 16.345 ekor - Sapi Perah = 125 ekor - Kerbau = 5.015 ekor - Kambing = 15.195 ekor - Domba = 1.836 ekor

- Ayam Buras = 689.244 ekor - Ayam Ras Petelur = 702.992 ekor - Ayam Ras Pedaging = 1.569.433 ekor - Itik = 87.811 ekor

Anggaran sebelum perubahan sebesar Rp. 17.928.500.000,- dan setelah perubahan Rp. 17.158.245.275,- dengan realisasi Rp. 12.628.748.483,-(73.60%) dan realisasi fisik 83.84% terdiri dari :

1) Penyebaran Ternak sapi pada kawasan Terpadu (Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani) sebelum perubahan sebesar Rp. 6.000.000.000,-dan setelah perubahan sebesar Rp. 5.953.380.000,- dengan realisasi Rp. 2.961.180.850,- (49.74%) dan realisasi fisik 55.69%

2) Pemantauan Perkembangan Ternak Bantuan Pemerintah ( APBD/APBN ) sebesar Rp. 200.000.000,- dengan realisasi Rp. 187.439.375,- (93.72%) dan realisasi fisik 100%

3) Pengawalan, Pembinaan PPSK, Lumbung Pakan, Poultry Shop dan Kelompok Tani Ternak sebesar Rp. 50.000.000,- dengan realisasi Rp. 40.070.000,- (80.14%) dan realisasi fisik 100%

4) Peningkatan Produksi Benih/ Bibit Unggul sebesar Rp. 144.000.000,-dengan realisasi Rp. 130.335.000,- (90.51%) dan realisasi fisik 100% 5) Peningkatan Produksi Kambing sebesar Rp. 1.975.000.000,- dengan

realisasi Rp. 1.821.415.000,- (92.22%) dan realisasi fisik 100%

6) Peningkatan Produktivitas Unggas Lokal sebesar Rp. 115.000.000,-dengan realisasi Rp. 100.369.000,- (87.28) dan realisasi fisik 100% 7) Pembinaan dan Penerapan Good Farming Practice ( GFP ) pada Kelompok

Budidaya Sapi Perah sebesar Rp 68.000.000,- dengan realisasi Rp. 22.340.125,- (32.85%) dan realisasi fisik 100%

8) Optimalisasi Produksi dan Pemasaran Semen Beku BIB Tuah sakato sebelum perubahan sebesar Rp. 735.500.000,- dan setelah perubahan sebesar Rp 827.865.275,- dengan realisasi Rp. 811.382.275,- (98.01) dan realisasi fisik 100%

9) Pengembangan Balai Benih/ Bibit sebesar Rp. 550.000.000,- dengan realisasi Rp. 509.911.300,- (92.71%) dan realisasi fisik 100%

10) Pengembangan Ternak Sapi Lokal untuk Peningkatan Ekonomi Pelayanan (GEPEMB) sebesar Rp. 1.100.000.000,- dengan realisasi Rp. 898.758.000,- (81.71%) dan realisasi fisik 100%

11) Pengembangan Bibit Unggul UPTD BPPMT Simpang IV sebesar Rp. 400.000.000,- dengan realisasi Rp. 262.584.108,- (65.65%) dan realisasi fisik 100%

12) Pengawalan Pembinaan dan Evaluasi Unit Lokasi IB (ULIB ) Barusebesar Rp. 120.000.000,- dengan realisasi Rp. 73.626.500,- (61.36%) dan realisasi fisik 100%

13) Rakor Perbibitan sebesar Rp. 80.000.000,- dengan realisasi Rp. 73.978.400,- (92.47%) dan realisasi fisik 100%

14) Penggantian Anak ET pada Ternak Rakyat untuk Replacement Bull sebesar Rp. 150.000.000,- dengan realisasi Rp. 0,- ( 0%) dan realisasi fisik 10%

15) Peningkatan SDM Petani tentang Teknis Peternakan dan Kelembagaan Kelompok (Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani) sebesar Rp. 95.000.000,- dengan realisasi Rp. 78.901.650,- (83.05%) dan realisasi fisik 100%

16) Koordinasi Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi Gerakan Pensejahteraan Petani sebesar Rp. 150.000.000,- dengan realisasi Rp. 93.005.000,-(62%) dan realisasi fisik 100%

17) Peningkatan Pensejahteraan UMKM Bidang Peternakan sebesar Rp. 250.000.000,- dengan realisasi Rp. 244.364.900,- (97.75%) dan realisasi fisik 100%

18) Pengembangan Ternak Sapi untuk Menunjang Percepatan Pembangunan Daerah sebesar Rp. 4.630.000.000,- dengan realisasi Rp. 4.101.435.000,-(88.58%) dan realisasi fisik 100%

19) Pengembangan Ternak Unggas dan Aneka Ternak untuk Menunjang Percepatan Pembangunan Daerah sebesar Rp. 300.000.000,- dengan realisasi Rp. 217.652.000,- (72.55%) dan realisai fisik 100%

14. Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing Produksi Pertanian

Dokumen terkait