• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM

3.1 Program Pokok Tema

1. Pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat “Cuci Tangan Pakai Sabun”

kepada siswa SD Negeri 1 Selat dan SD Negeri 2 Selat

Upaya pengembangan program promosi kesehatan dan PHBS yang lebih terarah, terencana, terpadu dan berkesinambungan, dikembangkan melalui Kabupaten/Kota percontohan integrasi promosi kesehatan dengan sasaran utama adalah PHBS Tatanan Rumah Tangga (individu, keluarga, masyarakat) dan diharapkan akan berkembang kearah Desa/Kelurahan, Kecamatan/Puskesmas dan Kabupaten/Kota sehat. PHBS tidak hanya ada pada Rumah Tangga, tapi juga menyangkut salah satunya adalah Tatanan Sekolah. Dimana sekolah sebagai tempat sebagian besar generasi muda Desa Selat beraktivitas dan belajar. Namun diharapkan nantinya berawal dari generasi muda dimana dalam hal ini siswa sekolah dasar nantinya diharapkan dapat menyebarluaskan informasi terkait kehidupan yang sehat tersebut kepada keluarga dan masyarakat lainnya disekitarnya. Sehingga berawal dari keluarga yang sehat nantinya diharapkan pula mewujudkan desa yang sehat pula.

Semua hal tersebut terkait dengan perilaku dan kebiasaaan. Seperti halnya perilaku dan kebiasaan mencuci tangan yang bersih dan menggunakan sabun. Menurut keterangan bidan desa, perilaku mencuci tangan yang benar pada masyarakat Desa Selat masih tergolong kurang. Masalah ini tentu dapat menimbulkan masalah kesehatan berupa penyakit yang dapat menular apabila perilaku kesehatan masyarakat tidak diperbaiki. Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun serta dengan langkah-langkah yang benar dapat membantu menghilangkan kuman yang ada di tangan sehingga mampu menurunkan kemungkinan terinfeksi penyakit menular. Hal ini harus diajarkan sejak dini pada anak-anak karena akan menjadi suatu kebiasaan nantinya. Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh WHO, kegiatan mencuci tangan menggunakan sabun akan mampu mengurangi angka diare sebanyak 45% dan bahkan mampu menurunkan kasus ISPA serta flu Burung hingga 50%. Data tersebut

16

membuktikan bahwa kondisi tangan yang bersih akan sangat membantu kualitas hidup dan kesehatan. Untuk kegiatan mencuci tangan ada waktu-waktu yang tepat dan ideal agar optimal dalam menjaga kesehatan, diantaranya adalah sebelum dan sesudah makan, sebelum menyusui, setelah buang air besar, sebelum menyiapkan makanan dan setelah bersentuhan dengan hewan. Mencuci tangan yang baik juga menggunakan air bersih, yang mana air bersih sangat penting untuk kesehatan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka diperlukan pendidikan atau pengajaran mengenai cara berperilaku mencuci tangan yang benar. Pengetahuan dan pendidikan mengenai menyikat gigi dan mencuci tangan yang benar hendaknya diberikan sejak dini, salah satunya kepada anak usia sekolah terutama murid Sekolah Dasar (SD). Hal ini disebabkan karena populasi anak usia sekolah tergolong besar dan mudah dijangkau, terorganisir dengan baik di institusi sekolah. Adapun pendidikan tersebut diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap anak mengenai menyikat gigi dan mencuci tanganyang benar.

Waktu Pelaksanaan : Jum’at, 12 Agustus 2016 & Sabtu, 13 Agustus 2016 Lokasi : SD Negeri 1 dan 2 Selat

Kelompok Sasaran : Siswa-siswi SD Negeri 1 dan 2 Selat

Pihak Terlibat : Mahasiswa KKN-PPM XIII Unud, guru dan kepala sekolah serta Siswa-siswi SDN 1 dan 2 Selat

Pelaksanaan :

Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dilakukan hari Jum’at, 12 Agustus 2015 di SD Negeri 2 Selat dan pada hari Sabtu, 13 Agustus 2016 di SD Negeri 1 Selat. Kegiatan ini terdiri dari penyuluhan mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar dan dilanjutkan dengan praktik mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Sebelum dilakukan penyuluhan, siswa-siswi diberikan pre-test untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dasar mereka mengenai mencuci tangan, dengan cara meminta seluruh siswa untuk mempraktikkan 6 langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar.

. Pada kegiatan ini, seluruh siswa dari kelas 1 hingga 6 dipilih karena dianggap sudah mampu untuk memahami materi yang diberikan dan masih dapat diajarkan untuk membentuk kebiasaan yang baik sejak kecil. Selain itu,

diharapkan siswa-siswi sekolah dasar dapat mengajarkan langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar teman- teman dan lingkungan sekitar.

Setelah diberikan penyuluhan dengan pemberian materi dan pre test, para siswa diajak untuk melakukan praktik langsung cuci tangan pakai sabun. Setelah itu dilakukan post-test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka setelah diberikan penyuluhan dan praktek PHBS. Dimana Tolak Ukur Keberhasilan kegiatan ini, yaitu peningkatan sebesar 20% presentase post test siswa SD Negeri 1 dan 2 Selat untuk mampu melakukan 6 langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar dibandingkan presentase pre-test sebelumnya. Data hasil pre-test dan post-test tersebut akan dbandingkan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa-siswi SD Negeri 1 dan 2 Selat.

Hasil :

Jumlah seluruh siswa-siswi yang mengikuti penyuluhan yaitu sejumlah 99 orang di SD Negeri 1 Selat, yang terdiri dari 31 orang kelas satu, 15 orang kelas dua, 14 orang kelas tiga, 11 orang kelas empat, 12 orang kelas lima, dan 16 orang kelas enam; dan sejumlah 151 orang di SD Negeri 2 Selat, yang terdiri dari 17 orang kelas satu, 34 orang kelas dua, 29 orang kelas tiga, 15 orang kelas empat, 23 orang kelas lima, dan 33 orang kelas enam.

Tabel 1. Evaluasi pre-test dan post-test siswa kelas 1 hingga 6 SD Negeri 1 Selat Presentase keberhasilan Kelas 1 (31 siswa) Pre-test Post-test 2 siswa = 6,4% 21 siswa = 67,7% Kelas 2 (15 siswa) Pre-test Post-test 3 siswa = 20% 11 siswa = 73,3% Kelas 3 (14 siswa) Pre-test Post-test 5 siswa = 35,7 % 12 siswa = 85,7 % Kelas 4 (11 siswa) Pre-test 6 siswa = 54%

18 Post-test 9 siswa = 81,2 % Kelas 5 (12 siswa) Pre-test Post-test 8 siswa = 66, 7% 11 siswa = 91,7% Kelas 6 (16 siswa) Pre-test Post-test 12 siswa = 75% 16 siswa = 100%

Tabel 1. Evaluasi pre-test dan post-test siswa kelas 1 hingga 6 SD Negeri 2 Selat Presentase keberhasilan Kelas 1 (17 siswa) Pre-test Post-test 3 siswa = 17,6% 14 siswa = 82,4% Kelas 2 (34 siswa) Pre-test Post-test 5 siswa = 14,7 % 31 siswa = 91,1 % Kelas 3 (29 siswa) Pre-test Post-test 3 siswa = 10,3 % 23 siswa = 79,3 % Kelas 4 (15 siswa) Pre-test Post-test 9 siswa = 60% 14 siswa = 93,3% Kelas 5 (23 siswa) Pre-test Post-test 18 siswa= 78,2 % 21 siswa = 91,3 % Kelas 6 (33 siswa) Pre-test Post-test 31 siswa = 93,4 % 33 siswa = 100 %

Pada kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa lebih dari 20% siswa mengalami peningkatan kemampuan menggunakan 6 langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar setelah dilakukan penyuluhan.

Menurut kepala sekolah SD Negeri 1 dan 2 Selat, penyuluhan mengenai PHBS yang meliputi mencuci tangan pernah dilakukan sebelumnya pada siswa kelas 5 dan 6 SD Negeri 1 dan 2 Selat.

Selama pelaksanaan kegiatan di lapangan, ada beberapa permasalahan yang timbul, yaitu terbatasnya ketersediaan air di sekolah, kurangnya sarana dan prasarana yang memadai berupa westafel untuk praktik cuci tangan, keterbatasan waktu dan lokasi terkait perijinan dari pihak kepala sekolah.

Solusi:

Untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang banyak dialami anak-anak, maka diberikan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) mengenai mencuci tangan kepada siswa-siswi SD Negeri 1 dan 2 Selat sebagai salah satu upaya preventif. Pada penyuluhan ini timbul beberapahambatan yang telah disebutkan di atas. Sehingga, untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan beberapa tindakan seperti mengambil air dari sumber mata air yang ada, pengadaan gentong air sebagai tempat cuci tangan dan penggabungan kelas 1, 2 dan 3 dalam satu ruangan sedangkan kelas 4, 5 dan 6 dalam satu ruangan lainnya. Selain itu, berkoordinasi kepada dewan guru mengenai jadwal dan kegiatan sehingga kegiatan program tidak mengganggu proses belajar mengajar juga menjadi upaya solutif sehingga kegiatan Pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat “Cuci Tangan Pakai Sabun” dapat berjalan lancar.

Manfaat:

Dari kegiatan penyuluhan PHBS ini diharapkan dapat mencegah ataupun mengatasi permasalahan kesehatan yang dialami anak-anak SD Negeri 1 dan 2 Selat, sehingga nantinya dapat meningkatkan taraf kesehatan anak-anak SD Negeri 1 dan 2 Selat.

Rincian Pengeluaran:

a.Gentong air/ Westafel mini : Rp 108.000,00

b.Sabun Cuci Tangan : Rp 140.000,00

c.Kado (Buku dan alat tulis) : Rp 182.000,00

d.Tiang Wastafel : Rp 400.000,00

Total Biaya Pengeluaran : Rp 830.000,00 Sumber biaya berasal dari iuran mahasiswa.

20

a) Pengecatan Tapal Batas Desa Selat

Program KKN PPM ini bertujuan untuk memperbaharui tapal batas yang ada di desa Selat dikarenakan tapal batas yang terdapat di desa ini sudah tidak jelas. Selain sebagai batas antar banjar di desa selat, tapal batas ini juga berfungsi sebagai petunjuk jalan. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat baik dari desa Selat sendiri atau masyarakat yang melintasi desa Selat. Sehingga pencapaian arah menuju desa akan menjadi lebih mudah.

Waktu Pelaksanaan : 27-31 Juli 2015 Lokasi : Desa Selat

Kelompok Sasaran : Warga Desa Selat

Pihak Terlibat : Mahasiswa KKN-PPM XIII Unud, warga desa Selat Pelaksanaan :

Pengecatan tapal batas dilaksanakan mulai dari pukul 10.00 hingga selesai, pengecatan dilaksanakan di jalan raya desa Selat. Kegiatan ini di kerjakan oleh mahasiswa KKN-PPM UNUD. Kegiatan pengecatan tapal batas ini meliputi persiapan pengecatan dan pelaksanaan pengecatan tapal batas desa Selat.

Hasil :

Dari kegiatan pengecatan tapal batas desa Selat melibatkan mahasiswa KKN Unud yang melaksanakan kegiatan tersebut. Para penduduk desa merasa bersyukur dengan adanya program kerja pengecatan tapal batas ini karena masyarakat lebih mudah untuk membaca tapal batas yang sebelumnya sulit untuk dibaca, sehingga mempermudah orang-orang dari luar desa Selat untuk mengetahui tujuannya.

Permasalahan :

Banyaknya kendaraan yang lalu lalang di lokasi pengecatan sehingga membuat pelaksanaan pengecatan tapal batas menjadi terhambat. Selain itu juga jangkauan pengecatan tapal batas yang tinggi membut mahasiswa sulit untuk melakukan pengecatan

Solusi :

Karena kesulitan untuk menjangkau tapal batas yang tinggi maka dilakukan peminjaman tangga dankursi ke masyarakat sekitar

Dari kegiatan pengecatan tapal batas di desa Selat ini diharapkan dapat membantu masyarakat sekitar ataupun masyarakat luar sebagai petunjuk jalan. Sehingga masyarakat tidak harus berhenti lama untuk membaca tapal batas dan masyarakat lebih mudah untuk menuju ke banjar yang ada di desa Selat.

Rincian Pengeluaran :

a. Cat Minyak (5 kaleng) : Rp 250.000 b. Kuas 2.5 (4 buah) : Rp 40.000 c. Kuas 1 (4 buah) : Rp 16.000 d. Kuas cat minyak (2 buah) : Rp 20.000

e. Amplas : Rp 16.000

Total Biaya Pengeluaran : Rp 342.000 Sumber biaya berasal dari iuran mahasiswa.

b) Pengadaan Tempat Sampah

Kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan menjadi salah satu masalah di desa Selat. Kurangnya fasilitas fisik seperti tempat sampah di beberapa tempat membut masyarakat membuang sampah sembarangan. Akibatnya lingkungan sekitar menjadi kotor. Dengan diadakannya pengadaan tempat sampah ini diharapkan masyarakat sekitar lebih meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan.

Waktu Pelaksanaan : 1,2,7 dan 27 Agustus 2016 Lokasi : Desa Selat

Pihak Terkait : Mahasiswa KKN-PPM XIII Unud Pelaksanaan :

Pengadaan tempat sampah di desa Selat dilaksanakan pada jam dan tempat yang berbeda sesuai kesepakatan dengan pihak yang bersangkutan. Penyerahan tempat sampah ini di dampingi oleh kepala desa, kelihan dinas dan pemuda yang menerima secara langsung tempat sampah yang diserahkan oleh mahasiswa KKN Unud.

22

Terdapatnya fasilitas fisik yaitu tempat sampah yang akan memudahkan masyarakan dalam membuang sampah sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan.

Permasalahan :

Kesulitan dalam menghubungi pihak yang bersangkutan membuat pelaksanaan program kerja ini menjadi terhambat.

Solusi :

Selain menghubungi via telepon, kami juga langsung mendatangi rumah pihak yang bersangkutan guna memastihan waktu dan tempat penyerahan tempat sampah.

Dampak :

Dari pengadaan tempat sampah ini, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kebersihan lingkungan sekitar.

Rincian Pengeluaran

a. Tempat Sampah (4 buah) : Rp. 600.000 Total Biaya Pengeluaran : Rp 600.000

Sumber biaya berasal dari iuran mahasiswa.

c) Penataan Taman

Lingkungan yang kurang tertata akan membuat pemandangan di lingkungan tersebut menjadi tidak indah. Kurangnya fasilitas dan kesadaran masyarakat dalam menata lingkungan mereka membuat suasana lingkungannya menjadi tidak asri.

Penataan taman merupakan salah satu upaya meningkatkan keasrian lingkungan, disamping itu taman mencirikan kebersihan dan ketrampilan masyarakat dalam menata lingkungan mereka. Diharapkan dengan adanya program ini masyarakat menjadi terpacu untuk menjaga keasrian lingkungan mereka.

Waktu Pelaksanaan : 1,2,7 dan 27 Agustus 2016 Lokasi : Desa Selat

Pihak Terkait : Mahasiswa KKN-PPM XIII Unud Pelaksanaan :

Penataan taman di desa Selat dilaksanakan pada jam dan tempat yang berbeda sesuai kesepakatan dengan pihak yang bersangkutan. Penyerahan tempat sampah ini di dampingi oleh kepala desa, kelihan dinas dan pemuda yang

menerima secara langsung tempat sampah yang diserahkan oleh mahasiswa KKN Unud.

Hasil :

Penataan taman di desa Selat akan membuat lingkungan sekitar menjadi asri dan indah untuk dilihat. Sekaligus meningkatkan kesadaran massyarakat akan pentingnya menjaga keasriam alam.

Permasalahan :

Kesulitan dalam menghubungi pihak yang bersangkutan membuat pelaksanaan program kerja ini menjadi terhambat.

Solusi :

Selain menghubungi via telepon, kami juga langsung mendatangi rumah pihak yang bersangkutan guna memastihan waktu dan tempat penataan taman.

Dampak :

Dari adanya penataan taman ini, diharapkan masyarakat dapat menjaga keasrian lingkungan dan menyadari pentingnya menjaga keindahan lingkungan. Rincian Pengeluaran

a. Tanaman Hias : Rp. 400.000 Total Biaya Pengeluaran : Rp. 400.000 Sumber biaya berasal dari iuran mahasiswa.

3.1.3 Bidang Peningkatan Produksi

a) Kegiatan Green School di SDN 1 dan 2 Selat Bangli

Desa Selat merupakan desa yang memiliki lahan pertanian yang cukup luas dimana lahan tersebut menghasilkan limbah pertanian berupa dedaunan yang belum dikelola dengan baik. Apabila limbah tersebut dibiarkan saja maka akan menimbulkan masalah lingkungan sehingga perlu dilakukan penyuluhan dan praktek pembuatan pupuk kompos dari sampah-sampah organik yang dihasilkan dari limbah pertanian yang ada di desa Selat. Kompos adalah hasil penguraian parsial dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artificial oleh populasi berbagai mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab dan aerobic atau anaerobic. Pengomposana dalah proses dimana bahan organic mengalami penguraian secara biologis. Kompos yang dihasilkan nantinya dapat

24

digunakan sebagai agen penyubur tanah alami, sehingga dengan adanya kompos akan mengurangi tingkat pencemaran tanah oleh bahan kimia (pupuk sintetis).

Minimnya tanaman yang ada di sekolah-sekolah membuat keadaan sekolah yang kurang asri sehingga perlu dilakukan pengadaan tanaman hias dan penataan taman yang ada di Sekolah Dasar yang ada di Desa Selat. Maka dari itu mahasiswa KKN UNUD Periode XIII tahun 2016 mengadakan penyuluhan dan pelatihan pengolahan sampah menjadi pupuk kompos dan penanaman tanaman hias di Sekolah Dasar yang ada di Desa Selat agar siswa-siswi dapat mengetahui cara melestarikan dan mencintai lingkungan lewat program Green School yang diadakan di SD Negeri 1 Selat dan SD Negeri 2 Selat.

Waktu Pelaksanaan : 12 Agustus 2016 dan 13 Agustus 2016 Lokasi : SD Negeri 1 Selat dan SD Negeri 2 Selat

Pihak Terkait : Mahasiswa KKN-PPM XIII Universitas Udayana

Pelaksanaan :

Program Green School terdiri dari dua kegiatan yaitu penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk kompos serta penanaman tanaman hias di SD Negeri 1 Selat dan SD Negeri 2 Selat. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dua tempat yaitu pada tanggal 12 Agustus 2016 di SD Negeri 2 Selat dan tanggal 13 Agustus 2016 di SD Negeri 1 Selat pada pukul 08.00 – 12.00 WITA. Kegiatan Green School dilakukan oleh siswa-siswi kelas 4, 5, dan 6. Hal ini dikarenakan program ini memerlukan pemahaman yang cukup sehingga hanya tiga tingkatan kelas teratas saja yang mengikuti kegiatan ini.

Sebelum pelaksanaan mahasiswa KKN melakukan survey dan koordinasi sebanyak 6 kali. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui jadwal eksekusi program dimana mahasiswa KKN harus menyesuaikan jadwal kegiatan dengan jadwal siswa-siswi SD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Selat, survey lokasi untuk penanaman tanaman hias, survey lokasi pembuatan lubang untuk membuat kompos dan menginformasikan siswa-siswi untuk membawa alat dan bahan membuat kompos. Pelaksanaan Green School diawali dengan penyuluhan di kelas kemudian praktek pembuatan dan penanaman tanaman di taman sekolah.

Hasil :

Kegiatan Green School ini menghasilkan pengetahuan sejak dini bagi siswa-siswi untuk memanfaatkan sampah organik yang ada di disekitar mereka

sehingga menghasilkan produk yang lebih bermanfaat. Selain itu kita dapat mengajarkan anak-anak lebih mencintai lingkungan dengan menanam tanaman/ pohon sehingga anak-anak dapat memanfaatkan perkarangan rumahnya dalam rangka penghijauan.

Dikarenakan pembuatan pupuk kompos memerlukanwaktu 3 minggu sehingga hasilnya belum dapat dimanfaatkan secara nyata sebagai pupuk untuk menanam di sekolah.

Permasalahan :

Pada pelaksanaan Green School pada tanggal 12 Agustus 2016 di SD Negeri 2 Selat terjadi hujan sehingga pembuatan kompos dan penanaman tanaman hias terhambat.

Solusi :

Solusi yang dapat dilakukan terkait permasalahan yang dihadapi adalah memberikan tanaman hias kepada pihak sekolah yang diwakili oleh kepala sekolah dan beberapa siswa SD Negeri 2 Selat secara simbolis.

Manfaat :

Dari kegiatan Green School, kami dapat memberikan pengetahuan kepada adik-adik mengenai pengolahan kompos dan juga mengajarkan cara menanam dengan mudah serta menyenangkan.

Rincian Pengeluaran a. Tanaman Taiwan : Rp. 40.000,00 b. Polybag : Rp. 20.000,00 c. Snack : Rp. 16.000,00 d. Trashbag : Rp. 6.000,00 e. Sarung Tangan : Rp. 10.000,00 f. Cutter : Rp. 5.000,00 g. EM 4 : Rp. 20.000,00 h. Transport Pembicara : Rp. 100.000,00 Total Pengeluaran : Rp. 217.000,00 Biaya pengeluaran berasal dari iuran mahasiswa.

26

3.1.4 Bidang Sosial Budaya

a) Memberikan Pelajaran Bahasa Inggris kepada siswa-siswi SD di Desa Selat

Terdapat berbagai macam masalah yang dapat ditemui di Desa Selat, baik masalah kesehatan, ekonomi maupun pendidikan. Salah satu permasalahan yang sering ditemui adalah masalah pendidikan. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam mewujdkan kesejahteraan dalam masyarakat dan sangat berperan dalam mewujudkan desa yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan harus diperkenalkan sejak dini kepada anak sebagai calon penerus bangsa. Memasuki era globalisasi seperti saat ini, sangat penting memberikan pendidikan bahasa asing sejak dini. Sehingga nantinya sumber daya manusia kita dapat bersaing dengan negara lain dan tidak menghadapi kendala dalam berbahasa asing.

Oleh sebab itu, kegiatan mengajar bahasa Inggris kepada siswa-siswi SD di Desa Selat sangat dibutuhkan. Kegiatan mengajar bahasa Inggris ini setidaknya mampu meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa-siswi SD di Desa Selat yang nantinya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Anak-anak sekolah dasar di Desa Selat belum mahir dalam berbahasa Inggris, pemahaman mereka masih sangat rendah. Padahal kemampuan berbahasa Inggri ssangat penting dimiliki oleh setiap generasi muda untuk menghadapi perubahan global.

Waktu Pelaksanaan : Rabu dan Sabtu, Juli danAgustus 2016 Lokasi : SD Negeri 1 Selat dan SD Negeri 2 Selat

PihakTerlibat : Mahasiswa KKN-PPM XIII Universitas Udayana, Siswa-siswi SD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Selat

Pelaksanaan :

Mengajar bahasa Inggris di SD Negeri 1 Selat dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 11.00-12.00 sedangkan kegiatan mengajar bahasa Inggris di SD Negeri 2 Selat dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 10.00-11.00. kegiatan ini berupa kegiatan mengajar dengan memberikan materi pembelajaran bahasa Inggris.

Hasil :

Dari kegiatan mengajar bahasa Inggris sebanyak 11 orang anak mengikuti kegiatan ini di SD Negeri 1 Selat dan sebanyak 15 orang anak di SD Negeri 2 Selat.

Anak-anak merasa sangat senang dan antusias mengikuti kegiatan ini karena mereka mendapatkan ilmu dengan cara yang menyenangkan.

Permasalahan :

1. Tidak adanya pelajaran bahasa Inggris yang diberikan oleh pihak sekolah di SD Negeri 2 Selat

2. Tidak semua siswa memperhatikan materi yang diberikan Solusi :

1. Mengunakan RPP yang digunakan oleh SD Negeri 1 Selat

2. Meminta bantuan dari mahasiswa yang tidak ikut memberikan materi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi yang diberikan

Manfaat :

Dari kegiatan mengajar bahasa Ingris ini diharapkan anak-anak SD yang ada di Desa Selat memiliki pemahaman yang baik tentang bahasa Inggris dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Rincian Pengeluaran:

a. Alat-alat Tulis : Rp. 120.000

b. Snack : Rp. 50.000

c. Fotocopy +Print : Rp. 32.000 Total Biaya Pengeluaran :Rp. 202.000 Biaya pengeluaran berasal dari mahasiswa.

3.1.5 Bidang Kesehatan Masyarakat

a) Pemeriksaan Jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk di Desa Selat Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang endemis terutama bagi anak-anak. Penyebab penyakit ini ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegeptysebagai faktor utama, disamping nyamuk Aedes albopictus.

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu merupakan beban masalah kesehatan masyarakat terutama ditemukan di daerah tropis dan subtropis. DBD banyak ditemukan di wilayah urban dan semi-urban yang diperkirakan menginfeksi 2,5 milyar sampai 3 milyar orang. Sepanjang perjalanan penyakit dengue dilaporkan telah menyebar dilebih dari 100 negara di dunia (WHO, 2011).

28

WHO mencatat terhitung mulai tahun 1968 hingga tahun 2009, di kawasan Asia Tenggara dengan kasus DBD tertinggi yaitu di Indonesia (Kemenkes RI, 2010a, WHO, 2011). Provinsi Bali pada tahun 2010 sebagai provinsi dengan angka kesakitan DBD tertinggi di Indonesia sebesar 323,12/100.000 penduduk. Pada tahun 2013, Provinsi Bali kembali sebagai provinsi dengan angka kesakitan DBD tertinggi di Indonesia yaitu 172,50/100.000 penduduk dengan angka kematian yaitu 0,08% (Kemenkes RI, 2013).

Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi di Indonesia khususnya di Bali, secara teoritis ada empat cara untuk memutuskan rantai penularan DBD ialah melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk (vektor) dan penggalian vektor. Untuk pengendalian vektor dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN). PSN merupakan tindakan untuk memutus mata rantai perkembangan nyamuk. Tindakan PSN terdiri atas beberapa kegiatan antara lain dengan metode 3M Plus.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami melaksanakan program

Dokumen terkait