• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pelaksanaan Kegiatan KKN PPM Periode XIII Tahun 2016 Desa Selat - Kecamatan Susut - Kabupaten Belat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Pelaksanaan Kegiatan KKN PPM Periode XIII Tahun 2016 Desa Selat - Kecamatan Susut - Kabupaten Belat."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM

KULIAH KERJA NYATA

PEMBELAJARAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2016

DESA : SELAT

KECAMATAN : SUSUT KABUPATEN : BANGLI PROVINSI : BALI

Disusun Oleh:

No. Nama Mahasiswa No. Mahasiswa

1. Ni Putu Erna Meryanti Sari Dewi 1301305091

2. Maulidia Laela Insani 1102005043

3. Eric Fenandez A/K Satalin 1102005080

4. Adys Aprilia 1102005083

5. Jeffry Kristiawan 1102005105

6. Nila Pebriyan Suharto 1102005116

7. Ni Putu Lisa Eka Pratiwi 1102005151

8. M. Syairozi Hidayat 1102005176

9. Riski Ratnashinta Yustitia 1102005180

10. Gregory James Fernandez 1102005203

11. I Gusti Ayu Herlinda Kusuma Dewi 1304105095

12. I Kadek Sanjaya Suputra 1304205025

13. Rista Ulvia Ramadhani 1305315012

14. Ida Ayu Ratih Sasmitha Windayani 1306105005

15. Ni Wayan Maha Krisnia Sari 1306105145

16. Luh Nyoman Fajar Nur Ayu 1306205170

17. I Putu Surya Diputra 1308605006

18. Anjani Fatnasari 1311105022

PUSAT PELAYANAN PENGELOLAAN KKN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

Dengan telah selesainya kegiatan KKN PPM yang kami kerjakan, maka kami:

No. Nama Mahasiswa No. Mahasiswa Tanda Tangan

1. Ni Putu Erna Meryanti Sari Dewi 1301305091 1. ...

2. Maulidia Laela Insani 1102005043 2. ...

3. Eric Fenandez A/K Satalin 1102005080 3. ...

4. Adys Aprilia 1102005083 4. ...

5. Jeffry Kristiawan 1102005105 5. ...

6. Nila Pebriyan Suharto 1102005116 6. ...

7. Ni Putu Lisa Eka Pratiwi 1102005151 7. ...

8. M. Syairozi Hidayat 1102005176 8. ...

9. Riski Ratnashinta Yustitia 1102005180 9. ...

10. Gregory James Fernandez 1102005203 10. ... 11. I Gusti Ayu Herlinda Kusuma Dewi 1304105095 11. ...

12. I Kadek Sanjaya Suputra 1304205025 12. ... 13. Rista Ulvia Ramadhani 1305315012 13. ...

14. Ida Ayu Ratih Sasmitha Windayani 1306105005 14. ... 15. Ni Wayan Maha Krisnia Sari 1306105145 15. ...

16. Luh Nyoman Fajar Nur Ayu 1306205170 16. ... 17. I Putu Surya Diputra 1308605006 17. ...

18. Anjani Fatnasari 1311105022 18. ...

Telah menyelesaikan laporan kegiatan kami selama di lokasi KKN PPM

RINGKASAN

RINGKASAN

Desa Selat, 28 Agustus 2016 Mengetahui/Menyetujui

(Drs. I Made Siaka, M.Sc.(Hons).) DPL Desa Selat

Mengetahui/Menyetujui

(Ir. Ketut Kartha Dinata, M.S.) Kepala Pusat Pengelola KKN-PPM UNUD Mengetahui/Menyetujui

(3)

Desa Selat merupakan salah satu desa baru yang berdiri pada tahun 2005 di Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli. Berdasarkan survei yang telah dilaksanakan tanggal

24 Juni 2016 di kantor kepala Desa Selat, melalui pertemuan antara; Perangkat Desa terkait, Dosen Pembimbing Lapangan, dan mahasiswa peserta KKN terdapat beberapa

masalah yang muncul yang nantinya berimplikasi pada kesehatan masyarakat Desa Selat. Diantaranya ialah masih tingginya kejadian demam berdarah dengue karena ketidaktahuan

warga tentang tata cara pemberantasan sarang nyamuk Desa Selat. Masyarakat di Desa Selat yang mayoritas berprofesi sebagai petani, terlihat kurang peduli tentang perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan rumah tangga dan sekolah terutama dengan kebudayaan mencuci tangan pakai sabun.

Permasalahan kesehatan lainnya adalah masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penularan TBC di Desa Selat sehingga penularan terjadi dengan cepat tanpa solusi penyembuhannya. Dengan permasalah ini tentu saja akan berpengaruh terhadap dinamika penduduk karena hubungan antara kesehatan dan jumlah penduduk merupakan hubungan yang kompleks. Karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dapat menyebabkan permasalahan terhadap sektor ekonomi.

Melihat kenyataan tersebut, maka KKN-PPM di Desa Selat mengambil tema “Optimalisasi Sumber Daya dan Kesehatan Masyarakat Desa Demi Terwujudnya Desa Selat yang Mandiri, Sehat, dan Sejahtera”. Melalui kegiatan KKN-PPM ini diharapkan dapat membantu mengoptimalisasi sumber daya, serta meningkatkan kesadaran masayarakat desa akan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini agar kedepannya nanti Desa Selat dapat menjadi desa yang mandiri, sehat, dan sejahtera.

(4)

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pelaksanaan Kegiatan

Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN PPM).

Dalam pelaksanaan kegiatan ini, penulis mendapat banyak petunjuk, bimbingan,

saran, dan motivasi dari berbagai pihak. Sehubungan dengan hal tersebut pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

 Bapak Drs. I Made Siaka, M.Sc,(Hons). selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dalam pelaksanaan program ini.

 Bapak I Wayan Windu Ardana selaku Perbekel Desa Selat atas bimbingannya selama program KKN-PPM berlangsung.

 Teman-teman kelompok KKN-PPM Periode XIII Desa Selat atas dukungan dan kerjasamanya.

 Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.

Karena terbatasnya pengetahuan yang penulis miliki, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Atas segala perhatian dan bantuannya, penulis sampaikan terima kasih.

Selat, 28 Agustus 2015

Penulis

(5)

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

RINGKASAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Analisis Situasi ... 1

1.2 Identifikasi Permasalahan ... 2

1.3 Tujuan dan manfaat ... 4

II. REALISASI PENYELESAIAN MASALAH ... 6

2.1 Tema ... 6

2.2 Program ... 6

2.3 Jadwal Pelaksanaan ... 8

III. PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM ... 13

3.1 Program Pokok Tema ... 13

3.2 Program Non Tema ... 33

3.3 Program Bantu ... 34

IV. PENUTUP ... 38

4.1 Kesimpulan ... 38

4.2 Rekomendasi ... 38

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Desa Selat merupakan salah satu desa baru yang berdidi pada tahun 2005 di Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli, dengan luas wilayah 2,92 KM2 dan 50% luas wilayah merupakan lahan pertanian dan Desa Selat memiliki 3.605 orang penduduk, dengan 1.101 KK. Desa Selat telah memiliki lembaga seperti BPD dan LPM yang merupakan perangkat di Desa Selat. Mata pencaharian penduduk 75% adalah petani dan perajin yang merupakan sumber penghasilan masyarakat Desa Selat. Desa Selat terdiri dari tiga buah Banjar Dinas yaitu Banjar Dinas Selat Peken, Banjar Dinas Selat Tengah dan Banjar Dinas Selat Kaja Kauh yang mana desa ini berada pada ketinggian 500 meter diatas permukaan laut. Desa Selat mempunyai batas – batas wilayah sebagai berikut:

 Batas Sebelah Utara: Desa Pengiangan  Batas Sebelah Timur: Desa Susut

 Batas Sebelah Selatan: Desa Petak, Kabupaten Gianyar  Batas Sebelah Barat: Desa Tampaksiring, Kabupaten Gianyar

Struktur perekonomian Desa Selat masih bercorak agraris yang menitikberatkan

pada sektor pertanian. Hal ini didukung oleh penggunaan lahan pertanian masih mempunyai porsi yang terbesar sebanyak 50% dari total penggunaan lahan desa. Juga 50% mata pencaharian penduduk menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Pada sektor ini komoditi yang menonjol sebagai hasil andalan adalah tanaman padi dan tanaman perkebunan adalah ketela dan jagung. Disamping sektor pertanian, sektor peternakan juga merupakan mata pencaharian sampingan dari sebagian besar masyarakat Desa Selat seperti ternak babi, ayam dan sapi.

(7)

Pada lahan di Desa Selat juga berdiri berbagai fasilitas yang menunjang kehidupan bermasyarakat warga Desa Selat, beberapa sub Indikator kelembagaan Ekonomi seperti:

Pasar Desa, LPD, Koperasi, Kelompok Simpan Pinjam, Kelompok Tani, Kelompok Petani Ternak, Kelompok Pengrajin semua lembaga ini mampu meningkatkan perekonomian

masyarakat dan pendapatan masyarakat secara umum. Untuk fasilitas pendidikannya Desa memiliki dua buah fasilitas Sekolah Dasar (SD) dan 1 buah TK serta 1 buah kelompok PAUD (PAUD PASEKEN). Untuk fasilitas perkantoran pemerintahan terdapat sebuah kantor kepala Desa yang berlokasi tidak jauh dari pintu masuk Desa Selat. Fasilitas peribadatan dan olah raga yang ada di Desa Selat meliputi: 29 pura, 2 lapangan bulu tangkis, 3 lapangan voli, dan 3 meja pingpong. Permukiman di Desa Selat tersebar di seluruh kawasan desa, dan ada beberapa warga yang mendirikan rumah di dekat dengah lahan untuk bertani. Desa Selat juga memiliki fasilitas kesehatan berupa sebuah Pustu (Puskesmas Pembantu) dan rumah sakit mata, 3 posyandu, 2 rumah bersalin.

Berdasarkan survei yang telah dilaksanakan tanggal 24 Juni 2016 bertempat di kantor kepala Desa Selat, melalui pertemuan antara; Perangkat Desa terkait, Dosen Pembimbing Lapangan, dan mahasiswa peserta KKN terdapat beberapa masalah yang muncul yang nantinya dapat dipertimbangkan untuk dicari pemecahan masalahnya. Masalah pertama adalah masih tingginya kejadian demam berdarah dengue karena ketidaktahuan warga tentang tata cara pemberantasan sarang nyamuk Desa Selat. Masyarakat di Desa Selat yang mayoritas berprofesi sebagai petani, terlihat kurang peduli tentang perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan rumah tangga dan sekolah terutama dengan kebudayaan mencuci tangan pakai sabun. Isu kesehatan lainnya adalah tentang masih rendahnya pengetahuan

masyarakat tentang penularan TBC di Desa Selat sehingga penularan terjadi dengan cepat tanpa solusi penyembuhannya.

(8)

1.2 Identifikasi Permasalahan

Kegiatan KKN-PPM Universitas Udayana dilaksanakan di beberapa wilayah atau

desa di Provinsi Bali dengan harapan mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar dan bekerja dalam kegiatan pembangunan masyarakat sebagai wahana penerapan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta menggali dan menganalisis potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia. Langkah selanjutnya berupa penetapan bidang strategis yang dapat dikembangkan di wilayah bersangkutan sehingga dapat meningkatkan perekonomian daerah tersebut dalam bentuk program pemberdayaan.

Desa Selat terkenal dengan wilayahnya yang subur dengan hamparan persawahan yang luas nan indah. Struktur perekonomian Desa Selat masih bercorak agraris yang menitikberatkan pada sektor pertanian. Hal ini didukung oleh penggunaan lahan pertanian masih mempunyai porsi yang terbesar sebanyak 50% dari total penggunaan lahan desa. Juga 50% mata pencaharian penduduk menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Pada sektor ini komoditi yang menonjol sebagai hasil andalan adalah tanaman padi dan tanaman perkebunan adalah ketela dan jagung. Disamping sektor pertanian, sektor peternakan juga merupakan mata pencaharian sampingan dari sebagian besar masyarakat Desa Selat seperti ternak babi, ayam dan sapi.

Dilihat dari potensinya, Desa Selat tergolong desa yang cukup berkembang dengan perekonomian yang cukup baik. Namun, berbagai potensi desa masih ada yang belum dikembangkan secara optimal serta keadaan ekonomi penduduk yang belum merata. Selain perhatian terhadap potensi yang dimiliki Desa Selat, hal yang tidak kalah penting adalah peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan pendidikan. Kesehatan

dan pendidikan yang baik sangat berkorelasi terhadap peningkatan tarap hidup masyarakat. Di bidang peningkatan produksi mengadakan program “Go Green” yang mengajarkan siswa-siswi SD untuk mengolah sampah menjadi pupuk kompos dan mengadakan pelatihan bercocok tanam. Sampah-sampah rumah tangga atau dedaunan kering dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi kompos sehingga mengurangi biaya untuk membeli pupuk dan meningkatkan hasil pertanian.

(9)

letaknya berdekatan dengan tempat wisata Tampaksiring dan Tirta Empul dapat menjadi lokasi wisata yang sering dilalui oleh para wisatawan mancanegara. Oleh karena itu,

pengajaran bahasa Inggris sejak dini untuk anak-anak di sekolah dasar dapat membantu dan meningkatakan sumber daya pengetahuan guna keperluan di masa mendatang.

Di Desa Selat, tingkat kepedulian warga terhadap kesehatan masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari masih kurangya kepedulian anak-anak terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Penyuluhan mengenai pentingnya PHBS dapat mengubah pola pikir anak-anak agar lebih peduli terhadap pola hidup yang bersih dan sehat. Hal ini memberikan pengetahuan sejak dini agar terpeliharanya pola hidup bersih dan sehat untuk masyarakat lingkungan di Desa Selat juga nantinya. Kondisi kesehatan masyarakat yang baik, akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja masyarakat sehingga dapat mendukung perkembangan desa. Dari segi kesehatan lingkungan, masalah yang dapat diangkat adalah sampah yang berserakan disekitar lingkungan membuat kami merasa perlu untuk mengajarkan masyarakat mengenai pengelolaan sampah baik organik dan non organik. Selanjutnya sampah-sampah yang dikumpulkan di pembuangan terakhir tersebuk dapat dikelola menjadi pupuk untuk keperluan warga di desa tersebut, mengingat dari survei kebanyakan warga memiliki pekerjaan sebagai petani.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, maka KKN-PPM di Desa Selat memiliki tema “Optimalisasi Sumber Daya dan Kesehatan Masyarakat Desa Demi Terwujudnya Desa Selat yang Mandiri, Sehat, dan Sejahtera”. Melalui program ini diharapkan mahasiswa KKN-PPM UNUD dan pembimbingnya dapat menggali potensi dan mengembangkan Sumber Daya Manusia terutama generasi muda yang tersedia

(10)

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan

1. Membantu warga Desa Selat dalam meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat baik di lingkungan rumah tangga, sekolah ataupun tempat umum.

2. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku siswa-siswi SD Negeri Selat tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang mencakup cuci tangan yang baik dan benar.

3. Meningkatkan pengetahuan warga Desa Selat mengenai penyakit tuberkulosis dan hipertensi.

4. Meningkatkan pengetahuan warga Desa Selat mengenai Demam berdarah dan memberdayakan warga dalam perilaku pemberantasan sarang nyamuk.

5. Memberdayakan kader posyandu Desa Selat mengenai deteksi ibu hamil dengan resiko tinggi.

6. Menigkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan di lingkungan Desa Selat.

7. Menigkatan kepedulian masyarakat dalam merawat sarana dan prasarana desa. 8. Meningkatkan pengetahuan siswa-siswi sekolah dasar di Desa Selat akan

pentingnya melestarikan budaya daerah dengan cara mempelajari tarian tradisional.

9. Menumbuhkan minat siswa-siswi sekolah dasar di Desa Selat dalam mempelajari bahasa asing yaitu bahasa Inggris.

10.Untuk meningkatkan minat belajar anak khususnya pada siswa SD dalam

bercocok tanam.

11.Untuk mengenalkan kepada siswa SD mengenai pentingnya mencintai lingkungan hidup melalui bercocok tanam.

(11)

1.3.2 Manfaat

1. Warga Desa Selat dapat melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di

lingkungan rumah tangga, sekolah ataupun tempat umum.

2. Siswa-siswi SD Negeri Selat dapat mengetahui dan melaksanakan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang mencakup cuci tangan yang baik dan benar.

3. Warga Desa Selat dapat mengetahui penyakit tuberkulosis dan hipertensi. 4. Warga Desa Selat mengetahui penyakit demam berdarah dan mampu

menerapkan perilaku pemberantasan sarang nyamuk yang benar.

5. Kader posyandu Desa Selat dapat melaksanakan deteksi ibu hamil dengan resiko tinggi.

6. Masyarakat luar mudah mengenali lokasi mereka berada dan sekaligus sebagai penunjuk arah dengan perwatan sarana dan prasarana desa.

7. Masyarakat Desa Selat dapat ikut merawat dan menjaga keasrian kawasan bale banjar dengan penataan taman agar menjadi lebih bagus.

8. Masyarakat Desa Selat dapat menjaga kebersihan desa dengan adanya tempat sampah pada bangunan publik seperti bale banjar.

9. Siswa – Siswi sekolah dasar di Desa Selat dapat mengetahui tarian tradisional dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, mislanya dalam acara yang bersifat keagamaan.

10. Siswa – Siswi sekolah dasar di Desa Selat dapat mempelajari dan mengaplikasikan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-harinya.

(12)

BAB II

REALISASI PENYELESAIAN MASALAH

2.1 Tema

“Optimalisasi Sumber Daya dan Kesehatan Masyarakat Desa Demi Terwujudnya Desa Selat yang Mandiri, Sehat, dan Sejahtera”

2.2 Program

2.2.1 Program Pokok Tema

Bidang Interdisiplinier

No. No.

Sektor Nama Program Bahan Volume Sumber Dana

1 13.1.1.55 Promosi Kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dengan Cuci

Tangan Pakai Sabun di Desa Selat

Sabun, Poster A3, gentong air, baskom

- 2 SD Negeri Selat - 36 Rumah Warga Binaan

Mahasiswa

Bidang Prasarana Fisik

1 15.1.9.99 Perbaikan Plang Nama dan Pengecatan tapal batas Desa Selat

Cat minyak, kuas cat, amplas

18 orang 4 x 2 jam

Mahasiswa

2 15.1.3.06 Pengadaan tempat sampah di balai banjar dan kantor kepala desa Desa Selat

Tempat sampah. 18 orang 4 x 1 jam

Mahasiswa

3 15.1.9.99 Pengadaan tanaman hias di Balai Banjar Desa Selat

Tanaman hias 18 orang

4 x 1 jam

Mahasiswa

(13)

1 02.1.2.10 Memberikan

Pemahaman Tentang Mencintai

Lingkungan Hidup Bagi Siswa-Siswi SD Melalui Kegiatan Green School

Air mineral, snack 50 orang 4 x 1 jam

Mahasiswa

Bidang Sosial Budaya

1 11.1.1.02 Memberikan Pelajaran Bahasa Inggris kepada siswa-siswi sekolah dasar

Laptop, proyektor, papan tulis, poster bahasa Inggris, alat tulis

20 orang 4 x 1 jam

Mahasiswa

Bidang Kesehatan Masyarakat 1 13.1.1.55 Penyuluhan TBC,

Hipertensi, dan Demam Berdarah Dengue

1 kotak masker, laptop, proyektor, pamflet

63 orang 1 x 3 jam

PPD

2 13.1.4.01 Program Pemberantasan Sarang Nyamuk Kaca Pembesar, senter, abate 154 rumah warga PPD

3 13.1.3.13 Pelatihan Kader Posyandu KIA tentang ibu hamil resiko tinggi

Poster, buku folio besar, kuarto

10 Kader Posyandu

PPD

4. 13.1.4.01 Screening Hipertensi dengan Tenda Tensi Desa Selat

Alat Cek Tekanan darah

(Sphygnomanometer) Stetoskop

89 peserta PPD

5. 13.1.4.01 Pemeriksaan mata sederhana dan screening pasien curiga katarak Snellen chart E-Chart Senter

(14)

2.2.2 Program Pokok Non-Tema No. No.

Sektor

Nama Program Bahan Volume Sumber Dana

1 - Pendampingan

Keluarga

Materi

kunjungan dan inventarisasi masalah

18 orang Mahasiswa

2.2.3 Program Bantu

No. Nama Program Lokasi Jml. Mhs. Keterangan

1 Gotong Royong SDN 1 Selat,

Pura Dalem, Banjar Selat Tengah, Lingkungan Selat Kaja Kauh

18 orang Non Tema

2 Bimbingan belajar di posko Posko KKN 4 orang Non Tema

3. Pelaksananaan Program Inspeksi Visual Asetat (IVA) sebagai Screening Servical Cancer

Puskesmas Pembantu Desa Selat

9 orang Peserta : 19 Ibu Usia Subur

Non Tema

4. Pelaksanaan Puskesmas Keliling bersama Puskesmas Susut 1

Balai Banjar Selat Peken

9 orang Peserta : 89 orang

(15)

2.3 Jadwal Pelaksanaan

Tim KKN-PPM yang terlibat dalam pelaksanaan program ini adalah sebanyak 18

orang. Pembagian tim dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan bidang ilmu yang dimiliki mahasiswa dibantu oleh seluruh anggota KKN PPM sesuai dengan

keterampilan dan kemampuan yang dimiliki masing-masing mahasiswa. Pengerjaan kegiatan KKN-PPM ini dibagi menjadi 4 kelompok yang akan melaksanakan masing-masing program kegiatan.

No. Tanggal Kegiatan

1. 22 Juli 2016 1. Tiba di lokasi KKN Desa Selat

2. Membersihkan dan merapikan posko KKN

3. Pemasangan instalasi listrik

4. Bertemu dengan Sekretaris Desa dan pemilik posko KKN

2. 23 Juli 2016 1. Penerimaan mahasiswa KKN Udayana oleh perangkat desa Selat

2. Matur piuning

3. 24 Juli 2016 1. Ngayah ring Pura Dalem

4. 25 Juli 2016 1. Sosialisasi program kerja Sosial Budaya di SDN 1 Selat 2. Sosialisasi program kerja Sosial Budaya di SDN 2 Selat 3. Bimbingan belajar di posko

5. 26 Juli 2016 1. Ngayah di bale banjar Selat Tengah sekaligus perkenalan mahasiswa KKN UNUD kepada masyarakat di Selat Tengah 2. Persiapan alat dan bahan program kerja Pemberantasan Sarang Nyamuk

3. Program Kerja Pemberantasan Sarang Nyamuk (Selat Kaja Kauh)

4. Pemeriksaan mata sederhana dan pendataan pasien curiga katarak (Selat Kaja Kauh)

5. Bimbingan belajar di posko

6. Menghadiri undangan pernikahan di Selat Kaja Kauh

6. 27 Juli 2016 1. Mengajar bahasa Inggris di SDN 1 Selat 2. Bimbingan belajar di posko

(16)

4. Program Kerja Pemberantasan Sarang Nyamuk (Selat Tengah)

5. Pemeriksaan mata sederhana dan pendataan pasien curiga katarak (Selat Tengah)

7. 28 Juli 2016 1. Program Kerja Pemberantasan Sarang Nyamuk (Selat Peken)

2. Pemeriksaan mata sederhana dan pendataan pasien curiga katarak (Selat Peken)

3. Bimbingan belajar di posko

4. Pengecatan Tapal Batas Banjar Selat Tengah

8. 29 Juli 2016 1. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) di Puskesmas Pembantu Desa Selat

9. 30 Juli 2016 1. Kerja Bakti di SDN 1 Selat dan penataan taman 2. Mengajar bahasa Inggris di SDN 2 Selat

3. Bimbingan belajar di posko

10. 31 Juli 2016 1. Pengecatan Plang Kantor Desa Selat 2. Bimbingan belajar di posko

11. 1 Agustus 2016 1. Membeli tanaman untuk diserahkan ke masing-masing banjar di Desa Selat

2. Bimbingan belajar di posko

3. Pemberian tanaman hias dan tempat sampah di Selat Tengah bersama dengan kelihan dinas Selat Tengah

4. Penyuluhan Hipertensi, Tuberkulosis, Demam Berdarah Dengue

12. 2 Agustus 2016 1. Pemberian tanaman hias dan tempat sampah di Selat Peken bersama dengan kelihan dinas Selat Peken

2. Bimbingan belajar di posko

13. 3 Agustus 2016 1. Mengajar bahasa Inggris di SDN 1 Selat 2. Bimbingan belajar di posko

14. 4 Agustus 2016 1. Kerja bakti di SDN 1 Selat 2. Bimbingan belajar di posko

15. 5 Agustus 2016 1. Bimbingan belajar di posko

(17)

program kerja kader posyandu

3. Melayat ke salah satu rumah warga di Banjar Selat Kaja Kauh

16. 6 Agustus 2016 1. Pelatihan Kader Posyandu KIA tentang ibu hamil resiko tinggi

2. Bimbingan belajar di posko

3. Melayat ke setra banjar Selat Kaja Kauh

17. 7 Agustus 2016 1. Kerja bakti bersama STT Selat Kaja Kauh untuk membersihkan lingkungan disekitar banjar

2. Pemberian tanaman hias dan tempat sampah di Selat Kaja Kauh bersama dengan STT

3. Bimbingan belajar di posko

18. 8 Agustus 2016 1. Bimbingan belajar di posko

19. 9 Agustus 2016 1. Kunjungan DPL ke posko 2. Bimbingan belajar di posko

20. 10 Agustus 2016 1. Persiapan program kerja CTPS (mencari tempat las) 2. Membeli tanaman hias untuk program kerja Go Green di Gianyar

3. Bimbingan belajar di posko

4. Pemeriksaan mata sederhana dan pendataan pasien curiga katarak

5. Tenda tensi Desa Selat

21. 11 Agustus 2016 1. Rapat koordinasi di SDN 1 Selat dengan kepala sekolah dan guru bahasa Inggris

2. Bimbingan belajar di posko

3. Mempersiapkan keperluan program kerja Pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat “CTPS” dan Go Green

22. 12 Agustus 2016 1. Program Kerja Pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat “CTPS” dan Go Green di SDN 2 Selat

2. Mengajar bahasa Inggris di SDN 1 Selat

3. Evaluasi mengajar bahasa Inggris di SDN 1 Selat 4. Bimbingan belajar di posko

(18)

“CTPS” dan Go Green dan Go Green di SDN 1 Selat 2. Mengajar bahasa Inggris di SDN 2 Selat

3. Latihan menari untuk siswa-siswi SD di posko

24. 14 Agustus 2016 1. Latihan menari untuk siswa-siswi SD di posko 2. Bimbingan belajar di posko

25. 15 Agustus 2016 1. Mengikuti posyandu ibu dan anak di banjar Selat Tengah sealigus pemberian obat cacing dan vitamin A

2. Bimbingan belajar di posko

26. 16 Agustus 2016 1. Bimbingan belajar di posko

27. 17 Agustus 2016 1. Bimbingan belajar di posko

28. 18 Agustus 2016 1. Mengikuti posyandu ibu dan anak di banjar Selat Peken sealigus pemberian obat cacing dan vitamin A

2. Bimbingan belajar di posko

29. 19 Agustus 2016 1. Mengikuti posyandu ibu dan anak di banjar Selat Peken sealigus pemberian obat cacing dan vitamin A

2. Bimbingan belajar di posko

3. Rapat dengan STT Banjar Selat Kaja Kauh terkait acara perpisahan KKN

30. 20 Agustus 2016 1. Mengikuti posyandu ibu dan anak di banjar Selat Kaja Kauh sealigus pemberian obat cacing dan vitamin A

2. Menghadiri upacara ngaben masal di Banjar Selat Tengah 3. Bimbingan belajar di posko

31. 21 Agustus 2016 1. Gotong royong di posko

2. Latihan menari untuk siswa-siswi SD di posko

3. Rapat dengan STT Banjar Selat Kaja Kauh terkait acara perpisahan KKN

32. 22 Agustus 2016 1. Mempersiapkan perlengkapan perpisahan KKN 2. Bimbingan belajar di posko

3. Memberikan pelatihan bagi anak-anak yang akan tampil dalam malam perpisahan

33. 23 Agustus 2016 1. Bimbingan belajar di posko

(19)

34. 24 Agustus 2016 1. Mempersiapkan perlengkapan perpisahan KKN 2. Bimbingan belajar di posko

3. Memberikan pelatihan bagi anak-anak yang akan tampil dalam malam perpisahan

35. 25 Agustus 2016 1. Membuat canang dan perlengkapan sembahyang untuk rangkaian lomba perpisahan KKN

2. Rangkaian perlombaan untuk acara perpisahan KKN 3. Memberikan pelatihan bagi anak-anak yang akan tampil dalam malam perpisahan

36. 26 Agustus 2016 1. Rangkaian perlombaan untuk acara perpisahan KKN 2. Gladi untuk acara perpisahan KKN

37. 27 Agustus 2016 1. Penyerahan tempat sampah di kantor desa Selat bersama dengan kepala Desa Selat

2. Malam perpisahan KKN

38. 28 Agustus 2016 1. Ujian KKN

39. 29 Agustus 2016 1. Bersih-bersih posko

(20)

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN KKN PPM

3.1. Program Pokok Tema 3.1.1 Program Interdisiplinier

1. Pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat “Cuci Tangan Pakai Sabun” kepada siswa SD Negeri 1 Selat dan SD Negeri 2 Selat

Upaya pengembangan program promosi kesehatan dan PHBS yang lebih terarah, terencana, terpadu dan berkesinambungan, dikembangkan melalui Kabupaten/Kota percontohan integrasi promosi kesehatan dengan sasaran utama adalah PHBS Tatanan Rumah Tangga (individu, keluarga, masyarakat) dan diharapkan akan berkembang kearah Desa/Kelurahan, Kecamatan/Puskesmas dan Kabupaten/Kota sehat. PHBS tidak hanya ada pada Rumah Tangga, tapi juga menyangkut salah satunya adalah Tatanan Sekolah. Dimana sekolah sebagai tempat sebagian besar generasi muda Desa Selat beraktivitas dan belajar. Namun diharapkan nantinya berawal dari generasi muda dimana dalam hal ini siswa sekolah dasar nantinya diharapkan dapat menyebarluaskan informasi terkait kehidupan yang sehat tersebut kepada keluarga dan masyarakat lainnya disekitarnya. Sehingga berawal dari keluarga yang sehat nantinya diharapkan pula mewujudkan desa yang sehat pula.

Semua hal tersebut terkait dengan perilaku dan kebiasaaan. Seperti halnya perilaku dan kebiasaan mencuci tangan yang bersih dan menggunakan sabun.

(21)

16

membuktikan bahwa kondisi tangan yang bersih akan sangat membantu kualitas hidup dan kesehatan. Untuk kegiatan mencuci tangan ada waktu-waktu yang tepat

dan ideal agar optimal dalam menjaga kesehatan, diantaranya adalah sebelum dan sesudah makan, sebelum menyusui, setelah buang air besar, sebelum menyiapkan

makanan dan setelah bersentuhan dengan hewan. Mencuci tangan yang baik juga menggunakan air bersih, yang mana air bersih sangat penting untuk kesehatan.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka diperlukan pendidikan atau pengajaran mengenai cara berperilaku mencuci tangan yang benar. Pengetahuan dan pendidikan mengenai menyikat gigi dan mencuci tangan yang benar hendaknya diberikan sejak dini, salah satunya kepada anak usia sekolah terutama murid Sekolah Dasar (SD). Hal ini disebabkan karena populasi anak usia sekolah tergolong besar dan mudah dijangkau, terorganisir dengan baik di institusi sekolah. Adapun pendidikan tersebut diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap anak mengenai menyikat gigi dan mencuci tanganyang benar.

Waktu Pelaksanaan : Jum’at, 12 Agustus 2016 & Sabtu, 13 Agustus 2016 Lokasi : SD Negeri 1 dan 2 Selat

Kelompok Sasaran : Siswa-siswi SD Negeri 1 dan 2 Selat

Pihak Terlibat : Mahasiswa KKN-PPM XIII Unud, guru dan kepala sekolah serta Siswa-siswi SDN 1 dan 2 Selat

Pelaksanaan :

Penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dilakukan hari Jum’at,

12 Agustus 2015 di SD Negeri 2 Selat dan pada hari Sabtu, 13 Agustus 2016 di SD Negeri 1 Selat. Kegiatan ini terdiri dari penyuluhan mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar dan dilanjutkan dengan praktik mencuci tangan dengan menggunakan sabun. Sebelum dilakukan penyuluhan, siswa-siswi diberikan pre-test untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dasar mereka mengenai mencuci tangan, dengan cara meminta seluruh siswa untuk mempraktikkan 6 langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar.

(22)

diharapkan siswa-siswi sekolah dasar dapat mengajarkan langkah-langkah mencuci tangan yang baik dan benar teman- teman dan lingkungan sekitar.

Setelah diberikan penyuluhan dengan pemberian materi dan pre test, para siswa diajak untuk melakukan praktik langsung cuci tangan pakai sabun. Setelah

itu dilakukan post-test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mereka setelah diberikan penyuluhan dan praktek PHBS. Dimana Tolak Ukur Keberhasilan kegiatan ini, yaitu peningkatan sebesar 20% presentase post test siswa SD Negeri 1 dan 2 Selat untuk mampu melakukan 6 langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar dibandingkan presentase pre-test sebelumnya. Data hasil pre-test dan post-test tersebut akan dbandingkan untuk mengukur tingkat pemahaman

siswa-siswi SD Negeri 1 dan 2 Selat. Hasil :

[image:22.595.159.453.485.739.2]

Jumlah seluruh siswa-siswi yang mengikuti penyuluhan yaitu sejumlah 99 orang di SD Negeri 1 Selat, yang terdiri dari 31 orang kelas satu, 15 orang kelas dua, 14 orang kelas tiga, 11 orang kelas empat, 12 orang kelas lima, dan 16 orang kelas enam; dan sejumlah 151 orang di SD Negeri 2 Selat, yang terdiri dari 17 orang kelas satu, 34 orang kelas dua, 29 orang kelas tiga, 15 orang kelas empat, 23 orang kelas lima, dan 33 orang kelas enam.

Tabel 1. Evaluasi pre-test dan post-test siswa kelas 1 hingga 6 SD Negeri 1 Selat

Presentase keberhasilan Kelas 1 (31 siswa)

Pre-test

Post-test

2 siswa = 6,4% 21 siswa = 67,7%

Kelas 2 (15 siswa) Pre-test

Post-test

3 siswa = 20% 11 siswa = 73,3%

Kelas 3 (14 siswa) Pre-test

Post-test

5 siswa = 35,7 % 12 siswa = 85,7 %

Kelas 4 (11 siswa)

(23)

18

Post-test 9 siswa = 81,2 %

Kelas 5 (12 siswa) Pre-test

Post-test

8 siswa = 66, 7% 11 siswa = 91,7%

Kelas 6 (16 siswa) Pre-test

Post-test

[image:23.595.159.453.68.219.2]

12 siswa = 75% 16 siswa = 100%

Tabel 1. Evaluasi pre-test dan post-test siswa kelas 1 hingga 6 SD Negeri 2 Selat

Presentase keberhasilan Kelas 1 (17 siswa)

Pre-test

Post-test

3 siswa = 17,6% 14 siswa = 82,4%

Kelas 2 (34 siswa) Pre-test

Post-test

5 siswa = 14,7 % 31 siswa = 91,1 %

Kelas 3 (29 siswa) Pre-test

Post-test

3 siswa = 10,3 % 23 siswa = 79,3 %

Kelas 4 (15 siswa) Pre-test

Post-test

9 siswa = 60% 14 siswa = 93,3%

Kelas 5 (23 siswa) Pre-test

Post-test

18 siswa= 78,2 % 21 siswa = 91,3 %

Kelas 6 (33 siswa) Pre-test

Post-test

31 siswa = 93,4 % 33 siswa = 100 %

Pada kedua tabel tersebut dapat dilihat bahwa lebih dari 20% siswa mengalami peningkatan kemampuan menggunakan 6 langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar setelah dilakukan penyuluhan.

(24)

Menurut kepala sekolah SD Negeri 1 dan 2 Selat, penyuluhan mengenai PHBS yang meliputi mencuci tangan pernah dilakukan sebelumnya pada siswa

kelas 5 dan 6 SD Negeri 1 dan 2 Selat.

Selama pelaksanaan kegiatan di lapangan, ada beberapa permasalahan yang

timbul, yaitu terbatasnya ketersediaan air di sekolah, kurangnya sarana dan prasarana yang memadai berupa westafel untuk praktik cuci tangan, keterbatasan waktu dan lokasi terkait perijinan dari pihak kepala sekolah.

Solusi:

Untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang banyak dialami anak-anak, maka diberikan penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) mengenai mencuci tangan kepada siswa-siswi SD Negeri 1 dan 2 Selat sebagai salah satu upaya preventif. Pada penyuluhan ini timbul beberapahambatan yang telah disebutkan di atas. Sehingga, untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan beberapa tindakan seperti mengambil air dari sumber mata air yang ada, pengadaan gentong air sebagai tempat cuci tangan dan penggabungan kelas 1, 2 dan 3 dalam satu ruangan sedangkan kelas 4, 5 dan 6 dalam satu ruangan lainnya. Selain itu, berkoordinasi kepada dewan guru mengenai jadwal dan kegiatan sehingga kegiatan program tidak mengganggu proses belajar mengajar juga menjadi upaya solutif sehingga kegiatan Pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat “Cuci Tangan Pakai Sabun” dapat berjalan lancar.

Manfaat:

Dari kegiatan penyuluhan PHBS ini diharapkan dapat mencegah ataupun

mengatasi permasalahan kesehatan yang dialami anak-anak SD Negeri 1 dan 2 Selat, sehingga nantinya dapat meningkatkan taraf kesehatan anak-anak SD Negeri 1 dan 2 Selat.

Rincian Pengeluaran:

a.Gentong air/ Westafel mini : Rp 108.000,00

b.Sabun Cuci Tangan : Rp 140.000,00

c.Kado (Buku dan alat tulis) : Rp 182.000,00

d.Tiang Wastafel : Rp 400.000,00

Total Biaya Pengeluaran : Rp 830.000,00 Sumber biaya berasal dari iuran mahasiswa.

(25)

20

a) Pengecatan Tapal Batas Desa Selat

Program KKN PPM ini bertujuan untuk memperbaharui tapal batas yang

ada di desa Selat dikarenakan tapal batas yang terdapat di desa ini sudah tidak jelas. Selain sebagai batas antar banjar di desa selat, tapal batas ini juga berfungsi sebagai

petunjuk jalan. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat baik dari desa Selat sendiri atau masyarakat yang melintasi desa Selat. Sehingga pencapaian arah menuju desa akan menjadi lebih mudah.

Waktu Pelaksanaan : 27-31 Juli 2015 Lokasi : Desa Selat

Kelompok Sasaran : Warga Desa Selat

Pihak Terlibat : Mahasiswa KKN-PPM XIII Unud, warga desa Selat Pelaksanaan :

Pengecatan tapal batas dilaksanakan mulai dari pukul 10.00 hingga selesai, pengecatan dilaksanakan di jalan raya desa Selat. Kegiatan ini di kerjakan oleh mahasiswa KKN-PPM UNUD. Kegiatan pengecatan tapal batas ini meliputi persiapan pengecatan dan pelaksanaan pengecatan tapal batas desa Selat.

Hasil :

Dari kegiatan pengecatan tapal batas desa Selat melibatkan mahasiswa KKN Unud yang melaksanakan kegiatan tersebut. Para penduduk desa merasa bersyukur dengan adanya program kerja pengecatan tapal batas ini karena masyarakat lebih mudah untuk membaca tapal batas yang sebelumnya sulit untuk dibaca, sehingga mempermudah orang-orang dari luar desa Selat untuk mengetahui

tujuannya.

Permasalahan :

Banyaknya kendaraan yang lalu lalang di lokasi pengecatan sehingga membuat pelaksanaan pengecatan tapal batas menjadi terhambat. Selain itu juga jangkauan pengecatan tapal batas yang tinggi membut mahasiswa sulit untuk melakukan pengecatan

Solusi :

Karena kesulitan untuk menjangkau tapal batas yang tinggi maka dilakukan peminjaman tangga dankursi ke masyarakat sekitar

(26)

Dari kegiatan pengecatan tapal batas di desa Selat ini diharapkan dapat membantu masyarakat sekitar ataupun masyarakat luar sebagai petunjuk jalan.

Sehingga masyarakat tidak harus berhenti lama untuk membaca tapal batas dan masyarakat lebih mudah untuk menuju ke banjar yang ada di desa Selat.

Rincian Pengeluaran :

a. Cat Minyak (5 kaleng) : Rp 250.000 b. Kuas 2.5 (4 buah) : Rp 40.000 c. Kuas 1 (4 buah) : Rp 16.000 d. Kuas cat minyak (2 buah) : Rp 20.000

e. Amplas : Rp 16.000

Total Biaya Pengeluaran : Rp 342.000 Sumber biaya berasal dari iuran mahasiswa.

b) Pengadaan Tempat Sampah

Kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan menjadi salah satu masalah di desa Selat. Kurangnya fasilitas fisik seperti tempat sampah di beberapa tempat membut masyarakat membuang sampah sembarangan. Akibatnya lingkungan sekitar menjadi kotor. Dengan diadakannya pengadaan tempat sampah ini diharapkan masyarakat sekitar lebih meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan.

Waktu Pelaksanaan : 1,2,7 dan 27 Agustus 2016 Lokasi : Desa Selat

Pihak Terkait : Mahasiswa KKN-PPM XIII Unud Pelaksanaan :

Pengadaan tempat sampah di desa Selat dilaksanakan pada jam dan tempat yang berbeda sesuai kesepakatan dengan pihak yang bersangkutan. Penyerahan tempat sampah ini di dampingi oleh kepala desa, kelihan dinas dan pemuda yang menerima secara langsung tempat sampah yang diserahkan oleh mahasiswa KKN Unud.

(27)

22

Terdapatnya fasilitas fisik yaitu tempat sampah yang akan memudahkan masyarakan dalam membuang sampah sekaligus meningkatkan kesadaran

masyarakat akan kebersihan lingkungan. Permasalahan :

Kesulitan dalam menghubungi pihak yang bersangkutan membuat pelaksanaan program kerja ini menjadi terhambat.

Solusi :

Selain menghubungi via telepon, kami juga langsung mendatangi rumah pihak yang bersangkutan guna memastihan waktu dan tempat penyerahan tempat sampah.

Dampak :

Dari pengadaan tempat sampah ini, diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kebersihan lingkungan sekitar.

Rincian Pengeluaran

a. Tempat Sampah (4 buah) : Rp. 600.000 Total Biaya Pengeluaran : Rp 600.000

Sumber biaya berasal dari iuran mahasiswa.

c) Penataan Taman

Lingkungan yang kurang tertata akan membuat pemandangan di lingkungan tersebut menjadi tidak indah. Kurangnya fasilitas dan kesadaran masyarakat dalam menata lingkungan mereka membuat suasana lingkungannya menjadi tidak asri.

Penataan taman merupakan salah satu upaya meningkatkan keasrian lingkungan, disamping itu taman mencirikan kebersihan dan ketrampilan masyarakat dalam menata lingkungan mereka. Diharapkan dengan adanya program ini masyarakat menjadi terpacu untuk menjaga keasrian lingkungan mereka.

Waktu Pelaksanaan : 1,2,7 dan 27 Agustus 2016 Lokasi : Desa Selat

Pihak Terkait : Mahasiswa KKN-PPM XIII Unud Pelaksanaan :

(28)

menerima secara langsung tempat sampah yang diserahkan oleh mahasiswa KKN Unud.

Hasil :

Penataan taman di desa Selat akan membuat lingkungan sekitar menjadi asri

dan indah untuk dilihat. Sekaligus meningkatkan kesadaran massyarakat akan pentingnya menjaga keasriam alam.

Permasalahan :

Kesulitan dalam menghubungi pihak yang bersangkutan membuat pelaksanaan program kerja ini menjadi terhambat.

Solusi :

Selain menghubungi via telepon, kami juga langsung mendatangi rumah pihak yang bersangkutan guna memastihan waktu dan tempat penataan taman.

Dampak :

Dari adanya penataan taman ini, diharapkan masyarakat dapat menjaga keasrian lingkungan dan menyadari pentingnya menjaga keindahan lingkungan.

Rincian Pengeluaran

a. Tanaman Hias : Rp. 400.000 Total Biaya Pengeluaran : Rp. 400.000 Sumber biaya berasal dari iuran mahasiswa.

3.1.3 Bidang Peningkatan Produksi

a) Kegiatan Green School di SDN 1 dan 2 Selat Bangli

(29)

24

digunakan sebagai agen penyubur tanah alami, sehingga dengan adanya kompos akan mengurangi tingkat pencemaran tanah oleh bahan kimia (pupuk sintetis).

Minimnya tanaman yang ada di sekolah-sekolah membuat keadaan sekolah yang kurang asri sehingga perlu dilakukan pengadaan tanaman hias dan penataan

taman yang ada di Sekolah Dasar yang ada di Desa Selat. Maka dari itu mahasiswa KKN UNUD Periode XIII tahun 2016 mengadakan penyuluhan dan pelatihan pengolahan sampah menjadi pupuk kompos dan penanaman tanaman hias di Sekolah Dasar yang ada di Desa Selat agar siswa-siswi dapat mengetahui cara melestarikan dan mencintai lingkungan lewat program Green School yang diadakan di SD Negeri 1 Selat dan SD Negeri 2 Selat.

Waktu Pelaksanaan : 12 Agustus 2016 dan 13 Agustus 2016 Lokasi : SD Negeri 1 Selat dan SD Negeri 2 Selat

Pihak Terkait : Mahasiswa KKN-PPM XIII Universitas Udayana

Pelaksanaan :

Program Green School terdiri dari dua kegiatan yaitu penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk kompos serta penanaman tanaman hias di SD Negeri 1 Selat dan SD Negeri 2 Selat. Kegiatan tersebut dilaksanakan di dua tempat yaitu pada tanggal 12 Agustus 2016 di SD Negeri 2 Selat dan tanggal 13 Agustus 2016 di SD Negeri 1 Selat pada pukul 08.00 – 12.00 WITA. Kegiatan Green School dilakukan oleh siswa-siswi kelas 4, 5, dan 6. Hal ini dikarenakan program ini memerlukan pemahaman yang cukup sehingga hanya tiga tingkatan kelas teratas saja yang mengikuti kegiatan ini.

Sebelum pelaksanaan mahasiswa KKN melakukan survey dan koordinasi sebanyak 6 kali. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui jadwal eksekusi program dimana mahasiswa KKN harus menyesuaikan jadwal kegiatan dengan jadwal siswa-siswi SD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Selat, survey lokasi untuk penanaman tanaman hias, survey lokasi pembuatan lubang untuk membuat kompos dan menginformasikan siswa-siswi untuk membawa alat dan bahan membuat kompos. Pelaksanaan Green School diawali dengan penyuluhan di kelas kemudian praktek pembuatan dan penanaman tanaman di taman sekolah.

Hasil :

(30)

sehingga menghasilkan produk yang lebih bermanfaat. Selain itu kita dapat mengajarkan anak-anak lebih mencintai lingkungan dengan menanam tanaman/

pohon sehingga anak-anak dapat memanfaatkan perkarangan rumahnya dalam rangka penghijauan.

Dikarenakan pembuatan pupuk kompos memerlukanwaktu 3 minggu sehingga hasilnya belum dapat dimanfaatkan secara nyata sebagai pupuk untuk menanam di sekolah.

Permasalahan :

Pada pelaksanaan Green School pada tanggal 12 Agustus 2016 di SD Negeri 2 Selat terjadi hujan sehingga pembuatan kompos dan penanaman tanaman hias terhambat.

Solusi :

Solusi yang dapat dilakukan terkait permasalahan yang dihadapi adalah memberikan tanaman hias kepada pihak sekolah yang diwakili oleh kepala sekolah dan beberapa siswa SD Negeri 2 Selat secara simbolis.

Manfaat :

Dari kegiatan Green School, kami dapat memberikan pengetahuan kepada adik-adik mengenai pengolahan kompos dan juga mengajarkan cara menanam dengan mudah serta menyenangkan.

Rincian Pengeluaran

a. Tanaman Taiwan : Rp. 40.000,00 b. Polybag : Rp. 20.000,00

(31)

26

3.1.4 Bidang Sosial Budaya

a) Memberikan Pelajaran Bahasa Inggris kepada siswa-siswi SD di Desa Selat

Terdapat berbagai macam masalah yang dapat ditemui di Desa Selat, baik

masalah kesehatan, ekonomi maupun pendidikan. Salah satu permasalahan yang sering ditemui adalah masalah pendidikan. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam mewujdkan kesejahteraan dalam masyarakat dan sangat berperan dalam mewujudkan desa yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan harus diperkenalkan sejak dini kepada anak sebagai calon penerus bangsa. Memasuki era globalisasi seperti saat ini, sangat penting memberikan pendidikan bahasa asing sejak dini. Sehingga nantinya sumber daya manusia kita dapat bersaing dengan negara lain dan tidak menghadapi kendala dalam berbahasa asing.

Oleh sebab itu, kegiatan mengajar bahasa Inggris kepada siswa-siswi SD di Desa Selat sangat dibutuhkan. Kegiatan mengajar bahasa Inggris ini setidaknya mampu meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris siswa-siswi SD di Desa Selat yang nantinya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Anak-anak sekolah dasar di Desa Selat belum mahir dalam berbahasa Inggris, pemahaman mereka masih sangat rendah. Padahal kemampuan berbahasa Inggri ssangat penting dimiliki oleh setiap generasi muda untuk menghadapi perubahan global.

Waktu Pelaksanaan : Rabu dan Sabtu, Juli danAgustus 2016 Lokasi : SD Negeri 1 Selat dan SD Negeri 2 Selat

PihakTerlibat : Mahasiswa KKN-PPM XIII Universitas Udayana, Siswa-siswi SD Negeri 1 dan SD Negeri 2 Selat

Pelaksanaan :

Mengajar bahasa Inggris di SD Negeri 1 Selat dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 11.00-12.00 sedangkan kegiatan mengajar bahasa Inggris di SD Negeri 2 Selat dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul 10.00-11.00. kegiatan ini berupa kegiatan mengajar dengan memberikan materi pembelajaran bahasa Inggris.

Hasil :

(32)

Anak-anak merasa sangat senang dan antusias mengikuti kegiatan ini karena mereka mendapatkan ilmu dengan cara yang menyenangkan.

Permasalahan :

1. Tidak adanya pelajaran bahasa Inggris yang diberikan oleh pihak sekolah di SD

Negeri 2 Selat

2. Tidak semua siswa memperhatikan materi yang diberikan Solusi :

1. Mengunakan RPP yang digunakan oleh SD Negeri 1 Selat

2. Meminta bantuan dari mahasiswa yang tidak ikut memberikan materi untuk mengarahkan perhatian siswa pada materi yang diberikan

Manfaat :

Dari kegiatan mengajar bahasa Ingris ini diharapkan anak-anak SD yang ada di Desa Selat memiliki pemahaman yang baik tentang bahasa Inggris dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Rincian Pengeluaran:

a. Alat-alat Tulis : Rp. 120.000

b. Snack : Rp. 50.000

c. Fotocopy +Print : Rp. 32.000

Total Biaya Pengeluaran :Rp. 202.000 Biaya pengeluaran berasal dari mahasiswa.

3.1.5 Bidang Kesehatan Masyarakat

a) Pemeriksaan Jentik dan Pemberantasan Sarang Nyamuk di Desa Selat Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang endemis terutama bagi anak-anak. Penyebab penyakit ini ialah virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegeptysebagai faktor utama, disamping nyamuk Aedes albopictus.

(33)

28

WHO mencatat terhitung mulai tahun 1968 hingga tahun 2009, di kawasan Asia Tenggara dengan kasus DBD tertinggi yaitu di Indonesia (Kemenkes RI, 2010a,

WHO, 2011). Provinsi Bali pada tahun 2010 sebagai provinsi dengan angka kesakitan DBD tertinggi di Indonesia sebesar 323,12/100.000 penduduk. Pada tahun

2013, Provinsi Bali kembali sebagai provinsi dengan angka kesakitan DBD tertinggi di Indonesia yaitu 172,50/100.000 penduduk dengan angka kematian yaitu 0,08% (Kemenkes RI, 2013).

Kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi di Indonesia khususnya di Bali, secara teoritis ada empat cara untuk memutuskan rantai penularan DBD ialah melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk (vektor) dan penggalian vektor. Untuk pengendalian vektor dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan, salah satunya dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN). PSN merupakan tindakan untuk memutus mata rantai perkembangan nyamuk. Tindakan PSN terdiri atas beberapa kegiatan antara lain dengan metode 3M Plus.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami melaksanakan program pemberantasan sarang nyamuk di Desa Selat.

Waktu Pelaksanaan : Selasa-Kamis, 26-28 Juli 2016

Lokasi : Lingkungan Banjar Selat Kaja Kauh, Banjar Selat Tengah, dan Banjar Selat Peken

Kelompok Sasaran : Seluruh Masyarakat Desa Selat Pihak terlibat : Mahasiswa KKN, Puskesmas Susut I Pelaksanaan :

(34)

Sebelum pelaksanaan program dilakukan briefing singkat mengenai tugas dan pembagian denah sebaran kegiatan. Kegiatan dimulai pukul 15.00 Wita hingga 18.00

Wita. Selama kegiatan juga dilakukan pencatatan jumlah rumah yang teridentifikasi adanya jentik nyamuk.

Tujuan pelaksanaan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan bersih guna mencegah penularan dan perkembangan sarang nyamuk.

Hasil Kegiatan Proses Pelaksanaan

Sebagian besar warga (95,5%) atau 147 song dari 154 song yang kami kunjungi menerima kedatangan kami dengan antusias dan memberikan respon yang positif. Sebanyak 2 song penghuni rumah menolak kami untuk memeriksa penampungan air rumahnya dan sebanyak 5 song tidak ada penghuni rumah.

Hasil Pelaksanaan

[image:34.595.110.498.525.717.2]

Jumlah seluruh song yang diperiksa berjumlah 154 song dengan jumlah song yang teridentifikasi terdapat jentik nyamuk berjumlah 19 song dan 7 song tidak dapat diidentifikasi dikarenakan antara lain menolak dan penghuni rumah sedang tidak di rumah. Dari 19 song yang teridentifikasi terdapat jentik nyamuk, seluruhnya (100%) langsung menaburkan serbuk abate yang diberikan (Tabel 1)

Tabel 1. Jumlah Song Hasil Program Pemberantasan Sarang Nyamuk Desa Selat, Susut, Bangli Song yang dikunjungi Song terdapat jentik nyamuk (%) Warga yang langsung menaburkan Abate Song tidak dapat diidentifikasi Selat Kaje Kauh

63 7 (11%) 7 (100%) 2 (3%)

Selat Tengah

41 8(19,5%) 8 (100%) 2 (4,8%)

Selat Peken

50 4 (8%) 4 (100%) 3 (6%)

(35)

30

Permasalahan :

1. Ada beberapa penghuni rumah sedang bekerja di ladang sehingga tidak dapat

dilakukan identifikasi dan pemberantasan sarang nyamuk di rumah tersebut. 2. Beberapa warga menolak untuk dilakukan pemeriksaan sarang nyamuk.

Solusi :

1. Memberikan edukasi dan serbuk abate kepada tetangga sekitar rumah dan meminta tetangga untuk menginformasikan cara pemberantasan sarang nyamuk kepada tetangga yang saat dilakukan program tersebut tidak ada di rumah. 2. Menjalin komunikasi yang baik, meminta ijin dan menjelaskan manfaat yang

akan di dapat melalui program pemberantasan sarang nyamuk. Manfaat :

Setelah mendapatkan edukasi mengenai demam berdarah dan cara pemberantasan sarang nyamuk, masyarakat lebih peduli mengenai kebersihan lingkungan khususnya tempat penampungan air dan mengetahui gejala demam berdarah dan penanganan awal apabila terdapat anggota keluarga yang dicurigai menderita demam berdarah. Masyarakat juga dapat memberikan informasi yang dia peroleh kepada keluarga dan teman-temannya.

Rincian Pengeluaran :

a. Plastik Abate : Rp 10.000,00 b. Sendok platik : Rp 3.000,00 Total Pengeluaran : Rp 13.000,00

Sumber biaya dari panitia PPD (Pendidikan Pra Dokter)

b) Penyuluhan Kesehatan (Hipertensi, Tuberculosis, dan Demam Berdarah Dengue)

(36)

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya yang dilaksanakan untuk membangun tanggung jawab individu, kelompok, dan lingkungan sehingga mampu memelihara,

meningkatkan, dan melindungi kesehatannya di masing – masing tatanan. Sesuai tuntunan reformasi maka sektor kesehatan juga memahami perubahan yang sangat

mendasar yaitu mengajak dan memotivasi masyarakat pada umumnya dan menyelenggarakan kesehatan pada khususnya untuk memulai perubahan pola pikir dari sudut pandang sakit menjadi sudut pandang kesehatan yang lebih dikenal dengan istilah paradigma sehat (Dinkes. DIY, 2002).

Pada intinya paradigma sehat berarti pembangunan kesehatan lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif (Depkes. RI, 2001). Pembangunan sektor kesehatan dengan landasan paradigma sehat, dilakukan dengan perencanaan berwawasan kesehatan yang mengandung makna pembangunan di semua sektor dan perubahan perilaku pada masyarakat yang akhirnya dapat mempengaruhi status kesehatan masyarakat di tempat tersebut.

Perubahan paradigma menjadi sehat menjadikan pembangunan lebih berfokus pada upaya promotif, preventif, tanpa meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Kesehatan penduduk bukan merupakan hasil pelayanan kesehatan semata-mata, bahkan faktor-faktor lain seperti lingkungan dan perilaku justru lebih berpengaruh pada status kesehatan penduduk (Sampoerna, 1996 & Muhtar, 2008).

Berdasarkan data yang diperoleh dari keterangan pihak puskesmas Susut 1, terdapat kecenderungan kasus hipertensi yang terus meningkat di Desa Selat.

(37)

32

mengenai penyakit ini dan penularannya. Dari keterangan dinas kesehatan kabupaten bangli dan puskesmas Susut 1, ditemukan peningkatan kejadian demam berdarah.

Hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya kegiatan yang bertujuan untuk menjaga, meningkatkan kebugaran tubuh, kurangnya menjaga kebersihan lingkungan,

kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai hal-hal yang dapat merusak kesehatan serta adanya pegaruh buruk pola hidup terhadap kesehatan. Kondisi kesehatan masyarakat yang baik berpengaruh terhadap produktivitas kerja masyarakat sehingga dapat mendukung perkembangan desa.

Waktu Pelaksanaan : Senin, 1 Agustus 2016 Lokasi : Balai Banjar Selat Peken Kelompok Sasaran : Seluruh Masyarakat Desa Selat

Pihak terlibat : Mahasiswa KKN UNUD, Puskesmas Susut 1 Pelaksanaan :

Pelaksanaan penyuluhan yang dilakukan di Balai Banjar Selat Peken ini direncanakan dilaksanakan hari minggu, namun atas saran pihak Puskesmas Susut 1 dan kepala desa, kegiatan ini dilaksanaan bersamaan dengan kegiatan arisan PKK desa Selat oleh karena sulitnya mengumpulkan masyarakat saat jam kerja diharapkan dengan waktu pelaksanaan yang bersamaan dengan kegiatan arisan PKK sehingga jumlah peserta yang diharapkan dapat tercapai. Pada hari berlangsungnya kegiatan mahasiswa peserta PPD berangkat bersama-sama ke lokasi penyuluhan. Sebagian besar peserta datang pukul 18.00 WITA. Jadi kami memulai acara kami sedikit terlambat dari jadwal. Kegiatan dimulai dengan registrasi peserta, kemudian

(38)

penyakit-penyakit kronis dan komplikasi. Kegiatan pelayanan kesehatan gratis dapat dilihat pada lampiran 8.

Hasil Pelaksananaan:

Jumlah seluruh peserta yang mengikuti kegiatan ini lebih dari tolak ukur

keberhasilan kerja sebesar 63 orang, dimana terdiri dari ibu-ibu PKK Desa Selat yang sangat antusias untuk mengikuti acara tersebut dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada pemateri.

Permasalahan :

1. Hipertensi merupakan penyakit yang menduduki peringkat 10 besar di Puskesmas Susut 1. Selain itu, ditemukannya beberapa kasus tuberkulosis dalam satu lingkungan keluarga. Dan adanya wabah demam berdarah di Desa Selat.

2. Kesulitan untuk berkoordinasi dengan pihak masyarakat mengenai waktu pelaksanaan penyuluhan karena kesibukan kerja warga masyarakat.

Solusi :

1.Memberikan penyuluhan tentang hipertensi sehingga dapat memberikan informasi kepada masyarakat agar lebih waspaada terhadap penyakit ini dan dapat melakukan pencegahan dan menyebarkan informasi ini kepada kerabatnya.

2.Melakukan koordinasi dengan pihak puskesmas Susut 1, kelihan banjar mengenai waktu pelaksaaan di sore hari setelah kegiatan bekerja masyarakat.

Manfaat :

Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai hipertensi, tuberkulosis dan demam berdarah, masyarakat lebih peduli mengenai kondisi kesehatannya, cara mendeteksi dini, faktor resiko serta pencegahan yang dapat dilakukan. Masyarakat juga diharapkan dapat memberikan informasi yang diperoleh kepada keluarga dan teman-temannya.

Rincian Pengeluaran:

a. Fotokopi Pamflet (TBC, Hipertensi, dan DBD) : Rp 150.000

b. ATK : Rp 50.000

Total Pengeluaran : Rp 200.000

(39)

34

c) Pelatihan Kader Posyandu mengenai Ibu Hamil Resiko Tinggi

Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang memiliki risiko atau

bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan bila dibandingkan dengan Ibu Hamil yang normal. Penyebab kehamilan risiko pada ibu hamil adalah

karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan reproduksi, rendahnya status sosial ekonomi dan pendidikan yang rendah. Pengetahuan ibu tentang tujuan atau manfaat pemeriksaan kehamilan dapat memotivasinya untuk memeriksakan kehamilan secara rutin.

Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan hidup sehat meliputi jenis makanan bergizi, menjaga kebersihan diri, serta pentingnya istirahat cukup sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi dan tetap mempertahankan derajat kesehatan yang sudah ada. Umur seseorang dapat mempengaruhi keadaan kehamilannya. Bila wanita tersebut hamil pada masa reproduksi, kecil kemungkinan untuk mengalami komplikasi di bandingkan wanita yang hamil dibawah usia reproduksi ataupun diatas usia reproduksi.

Kader posyandu sebagai wakil tenaga kesehatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat diharapkan mampu melakukan deteksi dini terhadap ibu hami yang berada di wilayah posyandunya. Deteksi dini yang tepat diharapkan mampu mencegah kematian ibu dan bayi di Desa Selat.

Waktu Pelaksanaan : Sabtu, 6 Agustus 2016 Lokasi : Balai Banjar Selat Kaja Kauh Kelompok Sasaran : Kader Posyandu Desa Selat

Pihak terlibat : Mahasiswa KKN UNUD, Puskesmas Pembantu Selat Pelaksanaan :

Persiapan dimulai dengan melakukan koordinasi bersama pihak-pihak terkait seperti Puskesmas Susut 1, Puskesmas Pembantu Selat, Kepala Desa, Kepala Dusun, dan Ketua PKK mengenai masalah waktu, tempat dan materi yang dibutuhkan terkait dengan kegiatan. Setelah ditentukan tanggal dan tempat pelaksaanan, dilakukan persiapan materi, membersihkan lokasi, menyiapkan kontribusi, dan undangan kepada peserta.

(40)

dilakukan pengenalan media skirining berupa skoring poeji rochyati. Setelah itu kader posyandu dilatih untuk melakukan skoring dengan memberikan beberapa

contoh kasus ibu hamil.

Selama kegiatan berlangsung peserta tampak antusias dan mengikuti jalannya

pemberian materi serta simulasi dengan sungguh sungguh. Peserta sebagian besar langsung mengerti bagaimana melakukan skrining. Seluruh peserta pada akhir acara telah mampu melakukan skrining pada kasus yang diberikan.

Hasil Pelaksananaan:

Jumlah seluruh peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah sebnayak 8 orang dari 15 orang undangan, yang terdiri dari Bidan Desa Selat, Kader Posyandu Banjar Selat Kaja Kauh, Selat Tengah, dan Selat Peken. Peserta sangat antusias untuk mengikuti acara tersebut terutama saat “small group discussion” dan pembahasan kasus.

Permasalahan :

Masih ada beberapa kader posyandu yang tidak hadir pada acara pelatihan.

Solusi :

Memberikan pelatihan kembali kepada kader saat pelaksanaan posyandu di masing masing banjar.

Manfaat :

Setelah mendapatkan pelatihan kader posyandu lebih mengetahui kembali apa yang dimaksud dengan ibu hamil resiko tinggi dan telah mampu melakukan skrining. Selanjutnya diharapkan kader kader posyandu dapat melakukan skrining ibu hamil

resiko tinggi pada ibu hamil di wilayah kerja masing masing. Rincian Pengeluaran :

1. Fotocopy materi dan pamflet : Rp. 47.000,00

2. ATK : Rp. 140.000,00

3. snack : Rp. 184.000,00

(41)

36

d) Pemeriksaan mata sederhana dan pendataan pasien curiga katarak

Pemeriksaan sederhana dan pendataan pasien penderita Katarak di Desa

Selat merupakan salah satu program kerjasama dengan RS Mata Bali Mandara. Program ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak jumlah penderita katarak

pada berbagai derajat penyakit di Desa Selat. Katarak merupakan salah satu penyebab kebutaan terbesar di Indonesia terutama pada orang dengan usia lanjut. Penyakit kekeruhan pada lensa mata ini merupakan penyakit mata yang kronis dan progresif. Penyakit Katarak dapat menyerang segala usia tetapi di Indonesia penyakit ini sebagian besar menyerang pada usia tua. Dengan melakukan deteksi awal serta penanganan yang benar, angka kesakitan dan kebutaan pada penyakit katarak dapat mengalami penurunan.

Diharapkan dengan adanya program pendataan pasien penderita katarak, dapat dilakukan penanganan lebih baik sehingga resiko kebutaan pada penderita dapat diatasi sehingga kualitas hidup penderita katarak menjadi lebih baik. Kegiatan ini akan dilakukan di seluruh dusun di Desa Selat, yang meliputi Banjar Desa Selat Peken, Kauh Kaja, dan Selat Tengah.

Waktu Pelaksanaan : Selasa-Kamis (26-28 Juli 2016) dan Rabu, 10 Agustus 2016 Lokasi : Balai Banjar Dsn. Selat Peken dan rumah-rumah warga Kelompok Sasaran : Seluruh masyarakat Desa Selat

Pihak terlibat : Mahasiswa KKN UNUD Pelaksanaan :

Pelaksanaan pemeriksaan mata sederhana dan pendataan pasien curiga

(42)

chart, dan senter) dan melaksanakan tenda tensi. Kegiatan pemeriksaan sederhana dan deteksi pasien curuga katarak dapat dilihat pada lampiran 8.

Hasil Pelaksananaan:

Jumlah seluruh lansia yang diperiksa dalam kegiatan ini adalah sebanyak

123 orang, dimana 74 orang saat kegiatan PSN di rumah-rumah penduduk dan 49 orang saat diadakan Tenda Tensi dan Puskesmas Keliling. Dari Keseluruhan peserta yang diperiksa yaitu sebanyak 123 orang, didapatkan pasien curiga katarak dengan penglihatan kabur < 4 meter adalah sebanyak 37 orang. Dimana saat dilakukan operasi gratis di Desa Demulih terdapat 5 pasien yang berangkat dengan 1 orang yang dilakukan operasi katarak secara langsung di Desa Demulih.

Permasalahan :

1. Keterbatasan alat pemeriksaan mata (E-chart dan Snellen chart)

2. Banyak warga yang tidak ingin diperiksa karena takut kurang nyaman dan dimintai bayaran.

Solusi :

1. Tetap melayani masyarakat dengan melakukan pemeriksaan mata dengan baik dengan membuat snelenchart sederhana

2. Menjelaskan kepada warga jika pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan sederhana yang tidak membuat nyeri/sakit serta pemeriksaan dilakukan secara gratis.

Manfaat :

Setelah mengetahui hasil pemeriksaan katarak kemudian masyarakat lebih

peduli mengenai kondisi kesehatan matanya dan data tersebut digunakan untuk pelaksanaan program lanjutan yaitu operasi katarak gratis kerja sama dengan RS Mata Bali Mandara serta pemberian kacamata gratis.

Rincian Pengeluaran :

(43)

38

e) Tenda Tensi Desa Selat

Hipertensi telah menjadi suatu masalah global yang terlihat dari prevalensi

yang terus meningkat seiring dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hipertensi dikenal juga sebagai

silent killer atau pembunuh terselubung karena hipertensi tidak menimbulkan gejala

atau bersifat asimtomatik.

Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian 7,1 juta orang di seluruh dunia, yaitu sekitar 13% dari total kematian dan prevalensinya hampir sama besar baik di negara berkembang maupun negara maju. Pada kebanyakan kasus, hipertensi biasanya terdeteksi pada saat pemeriksaan fisik dengan alasan penyakit tertentu, sehingga hipertensi sering disebut sebagai silent killer. Menurut Riskesdas (2013), prevalensi hipertensi di Indonesia cukup tinggi yaitu 25,8%. Dari hasil wawancara dengan petugas pustu yang bertugas di Desa Selat, didapatkan data tingkat kunjungan warga Desa Selat didominasi oleh diagnosis infeksi saluran nafas atas dan hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg pada dua kali pengukuran dalam keadaan cukup istirahat/tenang.

Waktu Pelaksanaan : Rabu, 10 Agustus 2016

Lokasi : Balai Banjar Dusun Selat Peken Kelompok Sasaran : Seluruh masyarakat Desa Selat

Pihak terlibat : Mahasiswa KKN UNUD, Puskesmas Susut 1, Puskesmas

Pembantu Desa Selat

Pelaksanaan :

Pelaksanaan pemeriksaan tensi gratis dan tenda tensi dilakukan secara berkelanjutan dalam kegiatan KKN, kegiatan pemeriksaan tensi dilakukan saat melaksanakan Puskesmas Keliling.

(44)

berupa pengecekan tensi secara umum, kemudian saat ditemukan ada yang memiliki tensi yang memenuhi kategori hipertensi, pasien di catat dan kemudian diminta untuk

berkonsultasi dengan dokter dari Puskesmas Susut 1. Setelah itu diberikan obat untuk penurunan tensi.

Hasil Pelaksananaan:

Jumlah seluruh peserta yang mengikuti kegiatan Tenda Tensi bersama dengan program Puskesmas Keliling Puskesmas Susut 1 adalah sejumlah 89 orang dimana, saat pemeriksaan tekanan darah, yang memiliki tekanan darah > 140/90 mmHg adalah sejumlah 48 orang, angka ini sudah melebihi 50% dari keseluruhan pasien yang datang saat tenda tensi. Dimana rentang usia pasien yang datang untuk memeriksakan diri adalah 35-70 tahun.

Permasalahan :

1. Banyak warga yang tidak dapat menghadiri tenda tensi 2. Keterbatasan obat yang di bawa oleh pihak Puskesmas Susut

Solusi :

1. Tetap melayani masyarakat yang datang ke Tenda Tensi, dan memberikan pengumuman lanjutan jika diperbolehkan untuk datang ke Posko KKN untuk melakukan pengecekan tensi secara gratis

2. Menggunakan persedian obat yang ada di Puskesmas Pembantu Desa Selat

Manfaat :

Setelah mendapatkan pemeriksaan tensi dan datang tenda tensi semakin banyak warga yang mengetahui tentang hipertensi dan tata laksana yang harus

(45)

40

3.2. Program Non-Tema (KK Dampingan)

KKN PPM Universitas Udayana merupakan salah satu bentuk kegiatan

yang dilakukan oleh mahasiswa di tiap-tiap desa yang telah ditentukan. Tujuan dari program ini secara khusus adalah untuk mensinergiskan pemberdayaan masyarakat

dalam mengangkat potensi yang dimilikinya. Salah satu kegiatan KKN PPM ini adalah program pendampingan keluarga (KK Dampingan). Kegiatan KK dampingan dilaksanakan pada beberapa keluarga yang terdapat di Desa Selat, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli.

Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan dilakukan melalui pendekatan secara langsung dengan keluarga dampingan. Setelah beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan ditemukan masalah perekonomian, masalah penataan bangunan, kebersihan lingkungan, pendidikan dan masalah kesehatan. Oleh karena itu program keluarga dampingan bertujuan untuk mendampingi serta membantu keluarga pra-sejahtera dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

Setelah pendampingan keluarga ini, diharapkan KK dampingan dapat meningkatkan kebersihan, pendidikan terutama anak-anak mereka serta pendapatan keluarga atau paling tidak dapat meningkatkan pemahaman tentang pentingnya kebersihan, kesehatan, keterampilan serta pendidikan sehingga dapat mengubah prilaku yang mengarah pada kebaikan dalam taraf hidup keluarga.

3.3. Program Bantu

3.3.1 Melakukan Gotong Royong di Pura Dalem, Banjar Selat Tengah, SDN 1 Selat, Banjar Selat Kaja Kauh

Waktu Pelaksanaan : Pura Dalem (24 Juli 2016), Banjar Selat Tengah (26 Juli 2016 dan 5 Agustus 2016), SDN 1 Selat (30 Juli 2016 dan 4 Agustus 2016), Banjar Selat Kaja Kauh (7 Agustus 2016) Lokasi : Pura Dalem, Banjar Selat Tengah, SDN 1 Selat,

Lingkungan Selat Kaja Kauh Kelompok Sasaran : -

(46)

Pelaksanaan :

1. Pelaksanaan gotong-royong di Pura Dalem

2. Pelaksanaan gotong-royong di Banjar Selat Tengah terkait dengan upcara ngaben masal. Mahasiwa KKN UNUD membantu warga untuk

mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam serangkaian upacara ngaben.

3. Pelaksanaan gotong-royong di SDN 1 Selat dalam rangka penilaian akreditasi.

4. Pelaks

Gambar

Tabel 1. Evaluasi pre-test dan post-test siswa kelas 1 hingga  6 SD Negeri 1 Selat
Tabel 1. Evaluasi pre-test dan post-test siswa kelas 1 hingga  6 SD Negeri 2 Selat
Tabel 1. Jumlah Song Hasil Program Pemberantasan Sarang Nyamuk Desa Selat,

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

return harga saham penutupan harian Bank Negara Indonesia (Persero) tahun 2009-2010 yang tidak

[r]

setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta sewaktu-waktu

[r]

Bagi praktisi bisnis (perusahaan), dengan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan kegiatan evaluasi mengenai harga,

Explicit Instruction. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu 1. Untuk mengetahui penerapan Model Explicit Instruction dalam pembelajaran lari estafet siswa kelas IV MINU