1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Cuaca memiliki peran yang besar dalam proses pengeringan pakaian. Namun, cuaca yang tidak menentu menyebabkan proses pengeringan pakaian menjadi terganggu. Pada saat pagi hari cuaca bisa begitu panas, sedangkan di siang hari tiba-tiba hujan. Hal ini tentu dapat menganggu proses pengeringan, apabila pakaian dijemur di luar ruangan pasti akan basah terkena hujan. Bila pakaian dijemur di dalam ruangan tanpa terkena matahari langsung akan menyebabkan pakaian berbau.
Proses pengeringan konvensional juga dapat dilakukan dengan cara menyetrika pakaian basah agar cepat kering, namun hal ini tidak praktis karena hanya bisa dilakukan pada pakaian satu persatu. Hal lain yang dilakukan adalah dengan cara mengangin-anginkan pakaian basah di depan kipas angin atau menaruh di atas permukaan alat elektronik yang panas, hal ini dirasa sangat tidak efektif. Oleh karena permasalahan ini maka, ide untuk membuat alat pengering pakaian yang hemat daya dan lebih efektif muncul.
Alat pengering ini dirancang dengan menggunakan lampu inframerah sebagai pemanasnya. Lampu inframerah memiliki daya yang lebih rendah jika dibandingkan dengan penggunaan elemen pemanas sebagai sumber pemanas. Alat pengering pakaian ini berupa lemari yang dirancang memiliki bagian dalam berlapis silider besi yang memiliki pintu ganda, dimaksudkan agar panas yang dihasilkan tidak bocor. Selain itu, terdapat motor yang memutar tempat gantungan pakaian yang bertujuan untuk mempercepat proses pengeringan pakaian. Suhu yang dihasilkan oleh pemanas juga diatur agar suhu sesuai dengan spesifikasi masing-masing bahan pakaian, sehingga tidak merusak pakaian yang akan dikeringkan.
Perancangan lemari pengering pakaian ini juga pernah dibuat oleh mahasiswa Fakultas Teknik Elekronika dan Komputer UKSW. Pada tahun 2011, Adrian Pramanta (612005081) mengerjakan skripsi dengan judul “Alat Pengering Pakaian Otomatis” [8, h.30] dan pada tahun 2012, Luise Widi Wicaksana (612005026) mengerjakan skripsi dengan judul “Alat Pengering Pakaian dengan Pemanas dari Lampu Pijar
2
dirancang oleh Radja Laundry, Adrian Pramanta, Luise Widi Wicaksana dan sistem yang dibangun dalam skripsi ini.
Tabel 1.1. Perbandingan spesifikasi sistem dengan lemari pengering pakaian yang
telah dibuat sebelumnya.
pemanas Elemen Pemanas
Lampu
3
disesuaikan dengan kebutuhan suhu masing-masing pakaian sehingga, pakaian tidak rusak saat proses pengeringan. Alat pengering ini ditujukan untuk pemakaian rumah tangga maupun jasa laundry pakaian.
1.2 Spesifikasi Skripsi
Sesuai dengan surat skripsi yang dikeluarkan oleh Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga nomor 56/I.3/FTEK/IX/2013, spesifikasi skripsi dalam bentuk perancangan dapat disebutkan sebagai berikut :
1. Lemari pengering ini berdimensi (110 x 110 x 180) cm. 2. Terdapat moving hanger yang berdiameter 1 meter.
3. Terdapat motor untuk menggerakkan hanger sehingga, mempercepat proses pengeringan dan proses pengeringan menjadi rata.
4. Menggunakan mikrokontroller AVR 8535 sebagai pengendali utama.
5. Menggunakan metode PI (Proportional Integral) sebagai sistem pengendali pemanas.
6. Konsumsi daya ± 350Watt.
7. Jumlah pakaian 8 kg ( maksimum 15 potong).
8. Terdapat sensor suhu dan kelembaban menggunakan SHT 11. 9. Terdapat alarm sebagai penanda bila baju telah kering.
10.Interface menggunakan LCD dan keypad untuk memilih jenis kain yang akan dikeringkan. Suhu pengeringan akan disesuaikan dengan jenis kain yang dipilih. 11.Terdapat empat pilihan berdasarkan jenis pakaian yaitu : 1. Denim, 2. Katun,
3.Campuran, dan 4. Wol.
1.3 Sistematika Penulisan
4