Akurasi Pembacaan Meter Catatan: Masih dalam proses pendataan
C. Pembiayaan: Sumber pembiayaan
2) Tantangan Eksternal
6.3.4 Program-Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM
Program-Program Pengembangan SPAM a.
Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah Pusat sebagai berikut: Program SPAM IKK
a.
Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) b.
Program Perdesaan Pola Pamsimas c.
Program Desa Rawan Air/Terpencil d.
Selanjutnya pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) mengacu pada Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang disusun berdasarkan: 1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;
2. Rencana pengelolaan Sumber Daya Air; 3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM;
4. Kondisi Lingkungan, Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat; 5. Kondisi Kota dan Rencana Pengembangan SPAM
Tabel 6.32 Lingkup Penyusunan RISPAM
Kegiatan Wilayah Administrasi Kab/Kota Wilayah Pelayanan Kegiatan Wilayah Administrasi Kab/Kota
Satu Wilayah Lintas Kab./Kota Lintas Provinsi
Penyusun Pemda Penyelenggara di
Kab./Kota
Penyelenggara
Regional Penyelenggara Regional
Acuan RTRW RTRW & RISPAM
Kab./Kota RTRW & RISPAM Kab./Kota Terkait RTRW Provinsi, RTRW & RISPAM Kab./Kota Terkait Penetapan Bupati/ Walikota Bupati/ Walikota Gubernur setelah berkonsultasi dengan Bupati/Walikota Terkait. Menteri setelah berkonsultasi dengan Gubernur dan Bupati/Walikota Terkait. Konsultasi Publik Pemda Penyelenggara dengan Fasilitasi dari Pemda Penyelenggara dengan fasilitasi dari Pemda terkait dan Gubernur
Penyelenggara dengan fasilitasi dari Pemda terkait, Gubernur, dan menteri. Pelaksanaan Penyusunan Penyedia Jasa/ Sendiri Penyedia Jasa/
Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria) b.
Kelengkapan (readiness criteria) usulan kegiatan Pengembangan SPAM pemerintah kabupaten/kota adalah sebagai berikut :
Tersedia Rencana Induk Pengembangan SPAM (sesuai PP No. 16 /2005 Pasal 26 ayat 1.
1 s.d 8 dan Pasal 27 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM Tersedia dokumen RPIJM
2.
Tersedia studi kelayakan/justifikasi teknis dan biaya 3.
Studi Kelayakan Lengkap: Penambahan kapasitas ≥ 20 l/detik atau diameter pipa o
JDU terbesar ≥ 250 mm
Studi Kelayakan Sederhana: Penambahan kapasitas 15-20 l/detik atau diameter o
pipa JDU terbesar 200 mm
Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/det ik atau diameter pipa o
JDU terbesar ≤ 150 mm
Tersedia DED/Rencana Teknis (sesuai Permen No. 18/2007 pasal 21) 4.
Ada indicator kinerja untuk monitoring 5.
Indikator Output: 100 % pekerjaan fisik o
Indikator Outcome: Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh masyarakat pada tahun o
yang sama
Tersedia lahan/ada jaminan ketersediaan lahan 6.
Tersedia Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) sesuai kebutuhan fungsional 7.
dan rencana pemanfaatan sistem yang akan dibangun
Institusi pengelola pasca konstruksi sudah jelas (PDAM/PDAB, UPTD atau BLUD) 8.
Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang kesanggupan/kesiapan 9.
menyediakan syarat-syarat di atas
Skema Kebijakan Pendanaaan c.
Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM 1.
Adapun skema kebijakan pendanaan pengembangan SPAM adalah tergambar dalam tabel 6.33 :
Kegiatan SPAM Air Baku Unit Produksi Transmisi dan Distribusi (SR dan HU)
KOTA APBN APBD, PDAM, KPS,
(APBN)
APBN, PDAM, KPS, APBN (MBR)
IKK APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)
Desa Rawan Air APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)
Desa dengan air baku
mudah (Pamsimas) APBN APBN, APBD, Masyarakat
PAMSIMAS (APBN : 70%, APBD : 10%, dan Masyarakat : 20%.
Catatan: Masih dalam proses pendataan Catatan:
· Semua sistem yang sudah ada (sudah jadi) di kelola oleh Pemda/PDAM/Masyarakat; · Keikutsertaan Pemda/PDAM/Masyarakat dalam proses pembangunan adalah keharusan; · HU = Hidran Umum;
· SR = Sambungan rumah;
· MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah Pendekatan Pembiayaan APBN 2.
Non Cost-Recovery -
Cost recovery -
Alternatif Pola Pembiayaan -
Equity
Pinjaman Bank Komersial
Trade Credit
Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)
Obligasi
CSR (Corporate Social Responsibility)
Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM 6.3.5
Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM a.
Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan SPAM disusun berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas program seperti pada RPJM. Penyusunan tersebut memperhatikan kebutuhan air minum berkaitan dengan
pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikian usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pembangunan
ekonomi.
Usulan program yang diajukan perlu dievaluasi kesesuaiannya dengan hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga dicek keterpaduan dengan sektor- sektor lainnya. Usulan program harus dapat mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.Penjabaran program-program tersebut disesuaikan dengan struktur tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam paket-paket kegiatan/program.
Pembiayaan Proyek Pengembangan SPAM b.
Pembiayaan proyek perlu disusun berdasarkan klasifikasi tanggung jawab masing- masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat, Swasta dan Masyarakat. Jika ada indikasi program pengembangan SPAM yang melibatkan swasta perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan kelayakannya.
Penyehatan Lingkungan Permukiman 6.4
Mengacu pada Permen PU Nomor. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta Karya di bidang kebijakan, pengaturan, perencanaan, pembinaan, pengawasan, pengembangan dan standardisasi teknis di bidang air limbah, drainase dan persampahan permukiman.
Air Limbah 6.4.1
Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Air Limbah a.
Arahan Kebijakan Pengelolaan Air Limbah 1.
Beberapa peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan air limbah, antara lain Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang 1.
Nasional.
Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. 2.
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem 3.
Penyediaan Air Minum.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan 4.
Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1998 tentang Pedoman 5.
Penetapan Baku Mutu Lingkungan
Pengelolaan air limbah
1. Peningkatan akses prasarana dan sarana air limbah baik sistem On Site maupun Off
Site di perkotaan dan perdesaan untuk perbaikan kesehatan masyarakat
2. Peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha/swasta dalam menyelenggarakan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman
3. Pengembangan perangkat peraturan perundangan penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman
4. Penguatan kelembagaan dan peningkatan kapasitas personil pengelolaan air limbah permukiman
5. Peningkatan dan pengembangan alternatif sumber pendanaan pembangunan prasarana dan sarana air limbah perrmukiman
Lingkup Pengelolaan Air Limbah 2.
Pengolahan air limbah permukiman di Indonesia ditangani melalui dua sistem yaitu sistem setempat (onsite) ataupun melalui sistem terpusat (offsite). Sanitasi system setempat
(onsite) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah berada dalam batas tanah
yang dimiliki dan merupakan fasilitas sanitasi individual sedangkan sanitasi sistem terpusat (offsite) adalah sistem dimana fasilitas pengolahan air limbah dipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkan air limbah dari rumah-rumah menggunakan perpipaan
(sewerage) ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan Air Limbah b.
Permukiman
Isu Strategis Pengembangan Air Limbah Permukiman 1.
Berikut adalah isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah permukiman di Indonesia antara lain :
Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah permukiman 1.
Peran Masyarakat 2. Peraturan perundang-undangan 3. Kelembagaan 4. Pendanaan 5.
Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman 2.
Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan air limbah yang telah dilakukan pemerintah Kabupaten Banyuasin, perlu menguraikan hal-hal berikut ini :
Aspek teknis -
Kondisi eksisiting pengembangan air limbah secara teknis dapat ditampilkan sebagaimana dicontohkan pada tabel-tabel berikut :
Tabel 6.34 Kapasitas Pelayanan Eksisting Prasarana
dan Sarana Jumlah Kapasitas
Sistem Pengolahan Lembaga Pengelola Keterangan Kondisi Truk Tinja …….. unit ………..m 3
IPLT IPAL Dst.
Catatan: Masih dalam proses pendataan
Tabel 6.35 Cakupan Pelayanan Sistem Onsite
No. Kecamatan
Jumlah PS Sanitasi sistem Onsite
Pengumpulan Pengolahan
No. Kecamatan
Jamban
Keluarga MCK Lainnya
Septik
tank Cubluk Lainnya 1.
2. dst
Catatan: Masih dalam proses pendataan
No. Lokasi/ Tempat Sistem Dibangun Tahun Cakupan Pelayanan Kondisi No. Lokasi/ Tempat MCK ++ IPAL Komunal Dibangun Tahun Cakupan Pelayanan Kondisi 1. 2.
Catatan: Masih dalam proses pendataan
Tabel 6.37 Cakupan Pelayanan air limbah Sistem Off-site
No. Nama IPAL Sistem Dibangun
Tahun Kondisi
1. 2.
Catatan: Masih dalam proses pendataan
Tabel 6.38 Parameter Teknis Wilayah
No. Uraian Besaran Keterangan
Karakteristik Fisik Kota
1. Jumlah Penduduk ………….. Jiwa
Tingkat Kepadatan - Sangat Tinggi (>400 jiwa/hektar) - Tinggi (300-400 jiwa/hektar) …………. Ha - Sedang (200-300 jiwa/hektar) …………. Ha - Rendah (<200 jiwa/hektar) …………. Ha 2. Tipe Bangunan Rumah
Tangga
- Permanen …….%KK atau unit
- Semi Permanen …….%KK atau unit - Tidak Permanen …….%KK atau unit 3. Badan Air
- Nama Sungai - Peruntukan - Tidak Permanen
- Debit ……….Liter/detik
- kualitas ……….BOD Mg/liter
……….COD Mg/liter Catatan: Masih dalam proses pendataan
Berdasarkan pertimbangan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada berbagai aspek maka strategi teknis yang diarahkan untuk mencapai sasaran
pembangunan sub sektor air limbah domestik antara lain :
1 Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik dan industri rumah tangga skala perkotaan pada akhir tahun 2012, adalah :
Melakukan k ajian k elayakan pengelolaan air limbah domestik dan indistri rumah a.
tangga sesuai dengan ketentuan peraturan lingkungan hidup
Mengembangkan perencanaan pengelolaan air limbah dengan sistem b.
perpusat (off site system) pada kawasan potensial (CBD) dan padat penduduk Mening katkan pemahaman, kemitraan dan komitmen pengelolaan air limbah c.
domestik dan industri rumah tangga dengan off site system pada wilayah CBD dan wilayah padat
2 Meningkatkan cakupan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan tangki septik dari 38 % menjadi 69 % pada tahun 2016, adalah :
Mengoptimalkan dan inovasi program stimulus kepemillikan jamban keluarga untuk a.
rumah tangga miskin
Meningkatkan koordinasi antar SKPD untuk mensosialisasikan pentingnya jamban b.
dengan tangki septik
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder tentang pengelolaan c.
jamban keluarga sehat
Meningkatkan kebutuhan pengadaan jamban keluarga sesuai standar kesehatan d.
3 Meningkatnya jumlah cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal berbasis masyarakat dari 10 unit menjadi 20 unit di wilayah padat kumuh miskin perkotaan di akhir tahun 2016, adalah :
Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan MCK dan IPAL komunal melalui a.
pengorganisasian masyarakat dan kelompok
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder pengelolaan IPAL b.
komunal yang ramah lingkungan
Melakukan repli kasi Sanimas pada wil ayah p adat pend uduk, kumuh dan mi skin c.
perkotaan
4 Terban gun dan berfungsinya IPAL Komunal untuk Industri Kecil sebanyak 10 unit pada akhir tahun 2016, adalah:
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder pengelolaan IPAL a.
komunal industri rumah tangga yang ramah lingkungan
Membangun Pilot Project sarana IPAL Komunal industri Kecil untuk direplikasi b.
Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan IPAL Komunal IRT melalui c.
5 Terbangunnya dan berfungsinya IPLT untuk skala kabupaten pada akhir tahun 2016, adalah :
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder pengelolaan IPLT a.
skala rumah tangga yang ramah lingkungan
Membangun sarana IPLT dengan melibatkan pihak-pihak penyandang dana b.
Mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan IPLT c.
6 Terbangun dan berfun gsinya sewerage terpu sat di 4 kecamatan pada tahun 20 16, adalah :
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan stakeholder pengelolaan a.
sewerage terpusat komunal
Membangun sarana sewerage terp usat dengan meliba tkan piha k-pihak b.
penyandang dana
Mengoptimalkan operasi dan pemerliharaan sewerage terpusat c.
7. Peningkatan cakupan pelayanan limbah cair rumah tangga dari 0 % di tahun 2012 menjadi 50 % pada tahun 2016, adalah:
Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan air limbah domestik skala a.
kabupaten
Meningkatkan kinerja operator layanan air limbah domestik skala kabupaten b.
Meningkatkan pemahaman, kemitraan dan komitmen untuk efektivitas layanan c.
pengelolaan Air
Limbah Domestik skala kabupaten d.
Mendorong minat swasta dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah e.
domestik
8. Tersedianya SPAL dari 27,45 % pada tahun 2012 menjadi 65 % pada tahun 2016, adalah:
Mengoptimalkan dan in ovasi program stimulus k epemillikan SPAL untuk rumah a.
tangga mi skin Mening katkan koordinasi antar SKPD untuk mensosialisasikan pentingnya SPAL dengan bidang resapan
Kebutuhan pengadaan SPAL sesuai standar kesehatan b.
9. Peningkatan pengawasan terhadap penanganan limbah cair industri rumah tangga agar tetap memenuhi baku mutu lingkungan, adalah:
Meningkatkan penegakan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) yang memuat a.
peraturan pengelola an air limbah domestik, perkantoran maupun indistri rumah tangga yang memenuhi standar kesehatan.
Membuat regulasi IPLC (Instalasi Pembuangan Limbah Cair) industri rumah b.
Menegakan sanksi dan pemberian penghargaan kepada sektor industri rumah c.
tangga dalam pengelolaan limbah cair
Pendanaan -
Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam membiayai penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana air limbah seperti pembiayaan pembangunan sarana individual, pengurasan tanki septik, retribusi air limbah sistem komunal dan tempat-tempat umum, serta anggaran Pemda (APBD) untuk pengelolaan air limbah permukiman.
Aspek Keuangan -
Strategi penguatan aspek keuangan yang diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sub sektor sanitasi adalah sebagai berikut: