• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KONSEPSI ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

D. Program-Program Reformasi Birokrasi Dalam Road Map

f. Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum Dan HAM.

3. Konsepsi Dasar PMPRB Dan Pembagunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM

a. Konsepsi Dasar Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

b. Konsepsi Dasar Pembagunan Zona Integritas Menuju WBK/ WBBM

c. Pelaksanaan PMPRB dan Pembangunan ZI menuju WBK/ WBBM di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM

E. Petunjuk Belajar

Untuk mempermudah penggunaan modul dan memberikan hasil yang optimal dalam proses pembelajaran, maka ada beberapa petunjuk yang harus dilakukan, yaitu:

1. Bacalah tahap demi tahap dari bab/sub bab yang telah disusun secara kronologis sesuai dengan urutan pemahaman.

2. Selesaikan belajar dalam bab pertama dahulu, setelah paham dan selesai melakukan semua petunjuk dari bab tersebut diselesaikan secara menyeluruh baru dapat beranjak ke bab berikutnya. sehingga pembaca dapat mengukur keberhasilan masing-masing secara bertahap.

BAB II

KONSEPSI REFORMASI BIROKRASI

Setelah membaca bab ini, di harapkan dapat memahami dan menjelaskan pengertian reformasi birokrasi, regulasi reformasi birokasi, dan tujuan, sasaran, strategi reformasi birokrasi

Reformasi birokrasi memiliki berbagai komponen yang perlu di pahami satu persatu agar terbangun pemahaman yang benar mengenai konsep dari reformasi birokrasi. Pada sub bab ini akan dipaparkan mengenai pengertian reformasi birokrasi dari pedapat para ahli, pada poin selanjutnya di paparkan mengenai Pengertian

Grand Design Reformasi Birokrasi dan Road Map Reformasi Birokrasi,yang

terakhir pemaparan mengenai Pengertian Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi (PMPRB) dan pengertian Pembagunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Regulasi reformasi birokrasi dan tujuan, sasaran dan strategi reformasi birokrasi

A. Konsep Dasar Reformasi Birokrasi

Reformasi Birokrasi merupakan langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan, pembangunan nasional, dan menyelaraskan birokrasi pemerintahan dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi agar sesuai dengan dinamika tuntutan masyarakat.

1. Pengertian Reformasi Birokrasi

Untuk memahami konsep dasar pengertian reformasi birokrasi secara menyeluruh, maka perlu di berikan pengertian reformasi dan pengertian birokrasi dari para ahli dan jurnal, agar mudah memahami pengertian reformasi birokrasi.

Saat ini pemerintah tengah fokus melakukan reformasi yang bertujuan untuk memperbaiki birokrasi yang selama ini dinilai buruk oleh masyarakat. Reformasi sebenarnya sudah ada sejak zaman pemerintahan yang terdahulu. dimana dapat dilihat telah adanya

usaha untuk melakukan perubahan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Reformasi dapat diterjemahkan dengan pemaknaan upaya yang dilakukan untuk menjadikan pemerintahan lebih baik lagi dari sebelumnya.

Seperti halnya Sedarmayanti (2009:67), yang mengatakan bahwa reformasi merupakan proses upaya sistematis, terpadu, konferensif, ditujukan untuk merealisasikan tata pemerintahan yang baik (Good

Governance).

Pendapat mengenai reformasi juga disampaikan Widjaja (2011:75), mengatakan bahwa reformasi adalah suatu usaha yang dimaksud agar praktik-praktik politik, pemerintah, ekonomi dan sosial budaya yang dianggap oleh masyarakattidak sesuai dan tidak selaras dengan kepentingan masyarakat dan aspirasi masyarakat diubah atau ditata ulang agar menjadi lebih sesuai dan lebih selaras (sosio- reformasi). Kemudian pendapat Prasojo (2009:xv), mengatakan bahwa reformasi merujuk pada upaya yang dikehendaki (intended change), dalam suatu kerangka kerja yang jelas dan terarah, oleh karena itu persyaratan keberhasilan reformasi adalah eksistensi peta jalan (road map), menuju suatu kondisi, status dan tujuan yang ditetapkan sejak awal beserta indikator keberhasilannya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa reformasi merupakan perubahan yang didalamnya terdapat upaya untuk menjadikan pemerintahan menjadi lebih baik sesuai dengan keinginan masyarakat. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan pemerintahan yang baik, berarti fokus dari reformasi itu sendiri adalah birokrasi, karena birokrasi merupakan badan penyelenggara urusan negara. Sehingga untuk mewujudkan Good Governance berarti harus dilakukannya reformasi pada badan birokrasi.

Penjelasan mengenai reformasi birokrasi yang di paparkan diatas menunjukan bahwa focus dari reformasi yang dilakukan pemerintah adalah untuk memperbaiki birokrasi, terdapat banyak definisi mengenai konsep dan pengertian birokrasi.

Menurut Hegel dalam Sulistio & Budi (2009: 07), mengungkapkan bahwa birokrasi adalah institusi yang menduduki posisi organik yang netral dalam struktur sosial dan berfungsi sebagai penghubung antara negara yang memanifestasikan kepentingan umum dan masyarakat sipil yang mewakili kepentingan khusus dalam masyarakat.

Blau dalam Pasolong (2008:7) mengatakan bahwa birokrasi merupakan organisasi yang dirancang untuk menyelesaikan tugas- tugas administratif dengan cara mengkoordinasi pekerjaan banyak orang secara sistematis.

Senada dengan pendapat diatas menurut Muhaimin dalam Sulistio & Budi (2009:08), mengatakan bahwa birokrasi adalah keseluruhan aparat pemerintah, baik sipil maupun militer yang bertugas membantu pemerintah (untuk memberikan pelayanan publik) dan menerima gaji dari pemerintah karena statusnya itu. Sementara itu Blau dan Page dalam Santosa (2008:2), mengatakan bahwa birokrasi sebagai sebuah tipe dari suatu organisasi yang dimaksudkan untuk mencapai tugas-tugas administratif yang besar dengan cara mengkoordinasikan secara sistematik dari pekerjaan banyak orang.

Merujuk pada pendapat para ahli pada paparan diatas dapat disimpulkan bahwa birokrasi dapat dikatakan sebagai suatu organisasi yang memiliki tugas sebagai penyelenggara pemerintahan dan bertugas untuk melayani masyarakat. Reformasi ditujukan untuk memperbaiki birokrasi, dikarenakan birokrasi yang bertugas melayani masyarakat dan bersentuhan langsung dengan masyarakat, oleh karena itu untuk memperbaiki penyelenggaraan pelayanan publik maka pemerintah melakukan reformasi birokrasi.

Selajutnya pendapat para ahli mengenai Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan perubahan yang mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber

daya manusia aparatur (Modul Manajemen Reformasi Birokrasi

Kemenkumham, 2019:11)

Menurut Sedarmayanti (2009:72), mengatakan bahwa reformasi birokrasi merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja melalui berbagai cara dengan tujuan efektifitas, efisien, dan akuntabilitas. Reformasi birokrasi pemerintahan diartikan sebagai penggunaan wewenang untuk melakukan pembenahan dalam bentuk penerapan peraturan baru terhadap sistem administrasi pemerintahan untuk mengubah tujuan, struktur maupun prosedur yang dimaksudkan untuk mempermudah pencapaian tujuan pembangunan (Dede Mariana,Jurnal Sosiohumaniora, November 2006: 7)

2. Pengertian Grand Design Reformasi Birokrasi dan Road Map Reformasi Birokrasi.

Grand Design Reformasi Birokrasi adalah rancangan induk

untuk kurun waktu 2010-2025 berisi langkah-langkah umum penataan organisasi, penataan tatalaksana, penataan manajemen sumber daya manusia aparatur, penguatan sistem pengawasan intern, penguatan akuntabilitas, peningkatan kualitas pelayanan publik dan pemberantasan praktek KKN.

Pelaksanaan operasional dari Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, dituangkan melalui Road Map Reformasi Birokrasi yang ditetapkan setiap 5 (lima) tahun sekali oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN- RB).

Road Map Reformasi Birokrasi adalah bentuk operasionalisasi

dari Grand Design Reformasi Birokrasi yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali dan merupakan rencana rinci pelaksanaan Reformasi Birokrasi dari 1 (satu) tahapan ke tahapan selanjutnya selama 5 (lima) tahun dengan sasaran per tahun yang jelas.

3. Pengertian Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi (PMPRB) dan Pembagunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).

Merujuk pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2020 Tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Pengertian Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang selanjutnya disingkat PMPRB adalah model penilaian mandiri yangberbasis prinsip Total Quality Management dan digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta analisis yang menyeluruh terhadap kinerja instansi pemerintah.

Selanjutnya Pengertian Pembagunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih Dan Melayani Di Lingkungan Instansi Pemerintah yaitu

a. Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik;

b. Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi yang selanjutnya disingkat Menuju WBK adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja/kawasan yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja;

c. Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani yang selanjutnya disingkat Menuju WBBM adalah predikat yang diberikan kepad suatu unit kerja/kawasan yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tatalaksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik.

B. Konsep Dasar Regulasi Reformasi Birokrasi

Pelaksanaan reformasi birokrasi secara umum di Indonesia berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand

Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2025.

Pelaksanaan operasional dari Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, dituangkan melalui Road Map Reformasi Birokrasi yang ditetapkan setiap 5 (lima) tahun sekali oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB). Sejauh ini ada tiga dokumen

road map yang berhasil dibuat oleh pemerintah mengacu pada grand desain

RB 2010-2025. road map pertama (I) dituangkan melalui Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 20 tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014 dan road map kedua (II) ditetapkan dalam Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019, dan road map ketiga (III) ditetapkan dalam Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024.

Membahas mengenai reformasi birokrasi, tidak lepas juga dari komponen komponen yang ada dalam reformasi birokrasi, komponen tersebut meliputi Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi (PMPRB) dan Pembagunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Untuk regulasi Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi (PMPRB) diatur dalam Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 26 Tahun 2020 Tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. dan regulasi mengenai Pembagunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Dari Korupsi Dan Wilayah Birokrasi Bersih Dan Melayani Di Lingkungan Instansi Pemerintah.

C. Tujuan, Sasaran dan Strategi Reformasi Birokrasi.

Gambar 2.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 1. Tujuan Reformasi Birokrasi

Tujuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2020-2024 adalah men cip ta kan pemerintahan yang baik dan bersih. Pencapaian tujuan ini diukur melalui indikator global diantaranya: Ease of Doing Business (Kemudahan Melakukan Berbisnis) yang dikeluarkan oleh World Bank,

Corruption Perceptions Index (Indeks Persepsi Korupsi) ,Transparency International, Government Effectiveness Index (Tingkat Efektifitas

oleh Edelman. Selain akan diukur pada akhir periode Roadmap Reformasi Birokrasi 2020-2024, setiap indikator tersebut juga akan di evaluasi pencapaiannya setiap tahun sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang terkait dengan strategis reformasi birokrasi pada berbagai tingkatan.

2. Sasaran Reformasi Birokrasi

Pembangunan di sub bidang aparatur negara diarahkan pada tiga sasaran pembangunan. Sasaran Reformasi Birokrasi disesuaikan dengan sasaran pembangunan sub sektor aparatur negara, sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 yang Reformasi Birokrasi 2020-2024. juga akan digunakan sebagai sasaran Reformasi Birokrasi. Terdapat tiga sasaran Reformasi Birokrasi, yaitu:

a. Birokrasi yang bersih dan Akuntabel; b. Birokrasi yang Kapabel;

c. Pelayanan Publik yang Prima.

Ketiga sasaran Reformasi Birokrasi tersebut diyakini merupakan pengungkit utama dari pencapaian tujuan dan berbagai indikatornya. Penetapan ketiga sasaran di atas juga mempertimbangkan keberlanjutan dari sasaran Reformasi Birokrasi periode sebelumnya dengan memperhatikan lingkungan strategis pemerintah. Berikut gambaran hubungan sasaran Reformasi Birokrasi periode sebelumnya dengan sasaran Reformasi Birokrasi 2020-2024.

Gambar 2.2

Perbandingan Sasaran Reformasi Birokrasi Antar Periode

Terdapat tujuh indikator sasaran yang akan menjadi tolak ukur keberhasilan sasaran Reformasi Birokrasi 2020-2024. Di bawah ini adalah rincian dari indikator sasaran Reformasi Birokrasi 2020-2024 beserta baseline tahun 2019 dan target pada tahun 2024.

Tabel 2.1 Sasaran dan Target Reformasi Birokrasi 2020-2024

SASARAN INDIKATOR SASARAN BASELINE2019 TARGET 2024 Birokrasi yang bersih dan akuntabel 1. Persentase n.a 100% kementerian/lembaga/pe merintah daerah dengan Indeks Perilaku Anti Korupsi minimal baik 2. Persentase

kementerian/lembaga/pe merintah daerah dengan Predikat SAKIP minimal B

K/L a. 96,40% a. 100% Provinsi b. 94,12% b. 100% (2018) Kabupaten/Kota c. 46,85% c. 100% (2018) 3. Persentase kementerian/lembaga/ pemerintah daerah

dengan Opini BPK minimal WTP K/L a. 94% (2018) a. 100% Provinsi b. 94% b. 100% (2018) Kabupaten/Kota c. c.84,5% c. 100% (2018)

Birokrasi 1. Persentase n.a 100%

yang kementerian/lembaga/pe kapabel merintah daerah dengan

Indeks Kelembagaan baik K/L Provinsi Kabupaten/Kota

2. Persentase

kementerian/lembaga/pe merintah daerah dengan predikat penilaian SPBE minimal Baik (Indeks SPBE >2,6): a. K/L 74% 100% b. Pemerintah Provinsi 50% 80% c. Pemerintah Kabupaten/ Kota 22% 50% 3 Nilai Indeks 65,7 100 Profesionalitas ASN 100 (2018) Pelayanan Publik yang Prima 1 Persentase Kementerian/Lembaga/ pemerintah daerah dengan Indeks

Pelayanan Publik yang Baik.

a. K/L 59,52% 100%

b. Pemerintah Provinsi 76,47% 100% c. Pemerintah Kabupaten/kota 33,27% 100% 3. Strategi Pelaksanaan

Dalam rangka memastikan pencapaian tujuan dan sasaran Road

Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 tercapai, strategi pelaksanaan

Reformasi Birokrasi harus ditetapkan sebaik mungkin. Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 ini menetapkan hal-hal baru yang tidak ada pada Road Map periode sebelumnya namun juga tetap mempertahankan hal-hal baik yang dianggap efektif dari Road Map periode sebelumnya.

Penambahan hal baru tersebut misalnya adalah ditetapkannya sasaran dan indikator program yang terukur agar ketercapaian perubahan pada setiap area dapat lebih dimonitor secara riil. Adapun diantara hal yang masih tetap dipertahankan dari Road Map periode sebelumnya adalah pengorganisasian pelaksanaan Reformasi Birokrasi kedalam tingkatan nasional dan instansional serta pelaksanaan quickwin pada tingkatan nasional dan instansional. Secara umum, hubungan antara

tujuan, sasaran, serta strategi pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2020-2024 dapat terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.3 Hubungan antara Tujuan dan Sasaran Reformasi Birokrasi dengan Strategi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2020-2024

Secara umum pelaksanaan Reformasi Birokrasi dibagi ke dalam dua tingkatan pelaksanaan, yaitu:

a. Nasional. Pada tingkat nasional, pelaksanaan Reformasi Birokrasi dibagi ke dalam tingkat pelaksanaan Makro dan Meso. 1) Makro. Tingkat pelaksanaan makro mencakup penetapan

arah kebijakan Reformasi Birokrasi secara nasional serta monitoring dan evaluasi pencapaian program-program Reformasi Birokrasi pada tingkat meso dan mikro.

2) Meso. Tingkat pelaksanaan meso mencakup pelaksanaan program Reformasi Birokrasi oleh instansi yang ditetapkan sebagai leading sector. Instansi tersebut bertanggung jawab dalam perumusan kebijakan-kebijakan inovatif, menerjemahkan kebijakan makro, mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan tersebut, serta pemantauan kemajuan pelaksanaannya.

b. Instansional. Pada tingkat instansional, disebut juga dengan tingkat pelaksanaan mikro, mencakup implementasi kebijakan/ program Reformasi Birokrasi pada masing-masing kementerian/ lembaga/pemerintah daerah. Kebijakan tersebut sebagaimana digariskan secara nasional melalui program makro, pogram

meso, dan pelaksanaan program atau inovasi lainnya yang masih menjadi bagian dari upaya percepatan Reformasi Birokrasi yang selaras dengan program Reformasi Birokrasi nasional.

BAB III

KONSEPSI ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

Setelah membaca bab ini, pembaca di harapkan dapat memahami dan menjelaskan konsep dasar Road Map Reformasi Birokrasi dan Area Perubahan Reformasi Birokrasi.

Road Map Reformasi Birokrasi merupakan bentuk operasionalisasi Grand

Design Reformasi Birokrasi yang disusun dan dilakukan setiap 5 (lima) tahun sekali

dan merupakan rencana rinci reformasi birokrasi dari satu tahapan ke tahapan selanjutnya selama lima tahun dengan sasaran per tahun yang jelas. Pada bab ini akan di bahas mengenai konsep dasar Road yang di dalamnya mencangkup area perubahan reformasi Birokrasi, Isu-isu strategis reformasi birokrasi, Program- program reformasi birokrasi dan Quick Wins

A. Konsep Dasar Road Map Reformasi Birokrasi

Reformasi Birokrasi merupakan kebutuhan yang perlu dipenuhi dalam rangka memastikan terciptanya perbaikan tata kelola pemerintahan. Tata kelola pemerintahan yang baik merupakan prasyarat utama pembangunan nasional. Dalam rangka memastikan pengelolaan Reformasi Birokrasi yang efektif, pemerintah perlu untuk menetapkan perencanaan dan tata kelola Reformasi Birokrasi dalam sebuah dokumen perencanaan yang dapat dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh pihak dan stakeholder yang berkepentingan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand

Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 yang terbagi dalam tiga periode Road Map Reformasi Birokrasi nasional, yaitu Road Map Reformasi Birokrasi

Gambar 3.1. Grand Design Reformasi Birokrasi

Pada Tahun 2020 ini Reformasi Birokrasi telah masuk kepada periode ketiga atau terakhir dari Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional. Pada tahap akhir ini, Reformasi Birokrasi diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia (world class bureaucracy) yang dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik yang semakin berkualitas dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien.

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran, ditetapkan juga indikator tujuan dan indikator sasaran Reformasi Birokrasi. Penetapan indikator tujuan dan sasaran ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal yang dapat merepresentasikan sedekat mungkin profil birokrasi yang diinginkan serta lebih objektif karena menggunakan indikator keberhasilan Reformasi Birokrasi yang dipotret oleh Lembaga internasional dan digunakan oleh banyak negara di dunia.

Road Map disusun untuk membantu menjabarkan visi misi dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Presiden dan Wakil Presiden terpilih tentang Reformasi Birokrasi, melanjutan dari Grand

Design dan Road Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 sehingga

dapat menjadi acuan bagi kementerian/lembaga/pemerintah daerah dalam melaksanakan Reformasi Birokrasi pada masing-masing kementerian/ lembaga/pemerintah daerah.

Dalam Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024 yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 25 Tahun 2020 ini, asas yang akan dikedepankan adalah Fokus dan Prioritas. Fokus berarti bahwa upaya Reformasi Birokrasi akan dilakukan secara fokus pada akar masalah tata kelola pemerintahan. Prioritas berarti setiap instansi akan memilih prioritas perbaikan tata kelola pemerintahan sesuai dengan karakteristik sumber daya dan tantangan yang dihadapi.

Selain itu, guna meningkatkan kualitas Road Map ini dibandingkan dengan Road Map sebelumnya, terdapat setidaknya tiga hal yang diperbaharui. Pertama, Road Map ini lebih menekankan hal-hal yang bersifat implementatif dibandingkan dengan formalitas. Penyusunan strategi diarahkan untuk menjawab permasalahan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Kedua, program dan kegiatan didesain agar dapat diimplementasikan sampai dengan unit kerja kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Hal ini dilakukan agar reformasi birokrasi berjalan sampai dengan tingkatan paling terendah dari kementerian/lembaga/pemerintah daerah. Ketiga, analisis dilakukan secara lebih holistik, komprehensif, dan antisipatif sehingga didapatkan potret kemajuan, tantangan, dan permasalahan Reformasi Birokrasi yang lebih utuh. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pembahasan tentang “Evaluasi atas Capaian Reformasi Birokrasi 5 Tahun Terakhir” serta “Analisis atas Lingkungan Strategis”. Kedua pembahasan tersebut menjadi dasar bagi penetapan Sasaran Reformasi Birokrasi, upaya yang perlu dilakukan, serta manajemen atau pengelolaan Reformasi Birokrasi.

Gambar 3. 2.

Kerangka Pikir dan Keterkaitan Antar Bagian Road Map Reformasi Birokrasi 2020-2024

Road Map ini memiliki tujuan dan sasaran Reformasi Birokrasi yang

ditetapkan didapatkan dari proses berpikir logis yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti akademisi dari berbagai universitas, praktisi, pengusaha, birokrat, dan masyarakat dengan berdasarkan dua pertimbangan yang sudah disebutkan sebelumnya (evaluasi pencapaian Reformasi Birokrasi 2015-2019 dan Analisis Lingkungan Strategis). Strategi pelaksanaan Reformasi Birokrasi juga diformulasikan secara lebih riil menjawab permasalahan yang terjadi di lapangan, dengan mengedepankan kolaborasi dan keterlibatan banyak pihak. Pengikutsertaan ini dilakukan secara vertikal, yaitu melibatkan setiap level jabatan dalam pemerintahan dari level paling strategis sampai paling teknis, maupun secara horizontal yaitu melibatkan banyak kementerian/lembaga terkait, dan unsur di luar pemerintahan seperti masyarakat, dunia usaha, akademisi, dan politisi.

Gambar 3.3. Hal-Hal Baru pada Roadmap RB 2020-2024

B. Area Perubahan Reformasi Birokrasi

Pada Road Map 2020-2024 terdapat delapan area perubahaan yang menjadi fokus pembangunan, dari masing- masing area perubahan tersebut terdapat hal-hal yang harus di perbaiki dan dilaksanakan untuk mancapai tujuan dari reformasi birokrasi, 8 area perubahan tersebut yaitu

1. Area Manajemen Perubahan

Pada area ini Perubahan Mindset dan Budaya Kinerja di Lingkungan Organisasi merupakan hal yang akan dicapai untuk mencapai hal tersebut di perlukan Internalisasi paradigma pola pikir kepada seluruh ASN berdasarkan pada UU No 5 Tahun 2014 tentang ASN, Sehingga karakter dan budaya kinerja ASN lebih berintegritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari korupsi, kolusi dan nepotisme, serta mampu menyelengarakan pelayanan pblik yang berkualitas bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat,dan pemersatu bangsa.

2. Deregulasi Kebijakan.

Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah reform pada Peraturan/ kebijakan yang dinilai menghambat kinerja dan perkembangan birokrasi harus sederhanakan hal ini bertujuan untuk percepatan dalam pemberian pelayanan. Penyederhanaan peraturan/ kebijakan di lakukan dengan melakukan pemetaan pada sejumlah peraturan Pemerintah, Peraturan presiden, Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri yang dinilai menghambat kinerja organisasi.

3. Penataan Organisasi

Pada area perubahan ini hal yang perlu dilakukan adalah Melakukan kajian pada Lembaga Non Struktural (LNS), dari hasil kajian tersebut berupa rekomendasi untuk melikuidasi instansi yang memiliki fungsi serupa, selanjutnya LNS yang fungsinya serupa

Dokumen terkait