• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.4 Therapeutic Community (TC)

2.4.2 Program TC Secara Global

Program TC yang saat ini lebih diasosiasikan sebagai salah satu modalitas terapi penyalahgunaan narkoba, sesungguhnya berawal dari pendekatan perawatan masalah kesehatan jiwa (psikiatris) pada tahun 40-an di Inggris. Sekalipun pengaruh TC psikiatris ala Inggris ini terhadap TC adiksi narkoba belum begitu jelas, namun pendekatan yang dilakukan pada TC Psiakiatris menyerupai gambaran pendekatan-pendekatan yang umumnya dilakukan pada TC adiksi narkoba secara umum (Deleon, 2000). Kehadiran TC psikiatris seringkali dipandang sebagai bagian dari revolusi psikiatris yang ketiga, dimana terjadi perubahan dari pendekatan individual kepada pendekatan sosial dengan menekankan keterlibatan banyak pihak, penggunaan metode kelompok, terapi norma nilai dan psikiatri administrative.

Melacak sejarah TC adiksi narkoba bukanlah perkara mudah karena hingga 2000 tidak ada kajian komprehensif tentang sejarah TC adiksi. Penelitian yang terbatas ini mengatakan bahwa konsep-konsep, keyakinan dan praktek TC ditengarai dan dipengaruhi secara tidak langsung oleh agama, filsafat, psikiatri dan ilmu-ilmu sosial dan perilaku. Beberapa tulisan merujuk pada kemungkinan keberadaan TC sejak zaman kuno, terutama dalam upaya masyarakat melakukan pengobatan dan dukungan.

Cikal bakal TC dalam adiksi narkoba berawal pada 1960 di Amerika Serikat dan kemudian di Eropa. Pada periode 1964-1971 program TC dikembangkan secara langsung atau tidak langsung karena pengaruh Synanon dan Daytop Village (termasuk Gateway House, Gaudenzia, Marathon House, Odyssey House, Phoenix House, Samaritan House, and Walden House). TC

Synanon secara tegas mengajarkan norma dan nilai tentang etos kerja, mutual concern, sharing guidance, kejujuran, ketulusan, tidak egois, pembelajaran diri, penerimaan atas karakter yang negatif, membuat kompensasi atas perbuatan yang merugikan dan bekerja dengan orang lain. Nilai-nilai 12 langkah dan 12 tradisi juga digunakan dan diadaptasi pada penyelenggaraan TC ini. Walaupun Synanon mempertahankan tradisi Alcoholic Anonymous atas kemandirian fiscal, tetapi orientasinya adalah kewirausahaan. Mereka mengembangkan bisnis yang beorientasi pada keuntungan dan menggalang dana dari sector public maupun swasta. Organisasi TC Synanon merupakan struktur yang hirarkis. Walaupun setiap anggota dapat melangkah hingga struktur yang lebih tinggi, namun pengambilan keputusan bersifat otokratik, tergantung pada tangan beberapa orang saja.

Setelah era TC Synanon, pengembangan TC kemudian melibatkan bantuan dan keterlibatan pemimpin masyarakat pemuka agama, tokoh politik, professional kesehatan dan layanan masyarakat. Jadi, walaupun TC tradisional dikembangkan oleh pecandu, perkembangannya kemudian dipengaruhi oleh berbagai disiplin ilmu seperti pendidikan, kedokteran, psikiatri, hukum, agama dan ilmu-ilmu sosial. Peran para professional ini terutama dalam hal teknis praktis dan politis, diantaranya menjaga agar TC tetap berdiri dan dapat berkembang.

Saat ini, TC yang ada berkembang dan berbeda satu sama lainnya. Perkembangan ini meliputi sumber daya yang bervariasi diantaranya psikiater, psikologis, pendidik, pelatihan vokasional dan layanan public. Sekalipun nilai- nilai dasar Synanon masih dipertahankan oleh sebagian besar saat ini, namun berbagai pengaruh membuat perbedaan dalam organisasi, filosofi dan praktek

penyelenggaraannya. Banyak TC kemudian mengembangkan sendiri filosofi yang kembangkannya, melakukan adaptasi sesuai konteks budaya setempat.

12 langkah :

a. Kita mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap adiksi sehingga hidup kita menjadi tidak terkendali.

b. Kita tiba pada keyakinan bahwa ada kekuatan yang lebih besar dari diri kita sendiri yang mampu mengembalikan pada kita kewarasan.

c. Kita membuat keputusan untuk mengalihkan niat dan kehidupan kita pada kasih Tuhan sebagaimana kita memahami Tuhan.

d. Kita membuat inventaris moral diri kita sendiri secara penuh, seluruh dan tanpa rasa gentar.

e. Kita mengakui kepada Tuhan kepada diri kita sendiri, serta kepada seseorang manusia lainnya, setepat mungkin dari kesalahan-kesalahan kita. f. Kita menjadi siap secara penuh agar Tuhan menyingkirkan semua

kecacatan karakter kita.

g. Kita dengan rendah hati memintaNya untuk menyingkirkan kelemahan- kelemahan kita.

h. Kita membuat daftar orang-orang yang telah kita sakiti dan menyiapkan diri untuk menebusnya kepada mereka semua.

i. Kita menebus kesalahan kita secara langsung kepada orang-orang tersebut bilamana memungkinkan kecuali bila melakukannya akan justru melukai mereka atau orang lain.

j. Kita terus menerus melakukan inventaris pribadi kita dan bilamana kita bersalah segera mengakui kesalahan kita.

k. Kita melakukan pemberian doa dan meditasi untuk memperbaiki kontak sadar kita dengan Tuhan sebagaimana kita memahami Tuhan, berdoa hanya untuk mengetahui mata Tuhan atas diri kita dan kekuatan untuk melaksanakannya.

l. Setelah memperoleh pencerahan pribadi sebagai akibat dari langkah- langkah ini, kita mencoba untuk membawa pesan ini kepada para pecandu, dan untuk menerapkan prinsip-prinsip ini dalam semua urusan keseharian kita.

12 tradisi :

a) Kesejahteraan kita bersama harus dinomor-satukan diatas yang lainnya: kemajuan pribadi tergantung pada kesatuan kita.

b) Demi kepentingan kelompok, hanya ada satu otoritas utama yakni Tuhan yang Maha Pengasih sebagai mana Tuhan mengekspresikan dirinya melalui hati nurani kelompok. Pemimpin kita adalah pelayan terpercaya Tuhan. Mereka tidak memerintah.

c) Satu-satunya prasyarat keanggotaan adalah keinginan sungguh-sungguh untuk berhenti menggunakan zat adiktif.

d) Setiap kelompok harus memiliki otonomi, kecuali dalam hal yang dapat mempengaruhi kelompok lain.

e) Setiap kelompok hanya mempunyai satu tujuan utama – membawa pesan penyembuhan bagi pecandu yang masih menderita.

f) Kelompok kami tidak selayaknya memberikan dukungan keuangan, meminjamkan nama kelompok kepada usaha bisnis guna menghindari,

masalah dengan orang, kepemilikan, property dan prestise yang dapat mengalihkan focus utama kita dan tujuan spiritual kita bersama.

g) Setiap kelompok harus mendukung dirinya sendiri secara financial, menolak dana dari luar

h) Pekerjaan langkah ke-12 harus selalu dan selamanya bersifat non- profesional, namun pusat pelayanan kita dapat mempekerjakan staff khusus.

i) Kelompok kita tidak selayaknya diorganisir sedemikian rupa, namun kita boleh membentuk dewan pelayanan atau panitia yang bertanggung jawab pada kelompok yang mereka layani.

j) Kelompok tidak mempunyai pendapat berkaitan dengan masalah diluar, sehingga nama kita sebagai kelompok tidak akan ditarik dalam kontroversi public.

k) Hubungan masyarakat kita dilandaskan pada keterkaitan dan bukan promosi. Kita perlu mempertahankan Anonimitas pribadi pada taraf massa media radio, televise dan film. Kita perlu melindungi kebutuhan Anonimitas semua anggota keluarga kita.

l) Anonimitas adalah landasan spiritual semua tradisi keluarga dan persaudaraan kita, selalu mengingatkan kita untuk meletakan prinsip diatas pribadi-pribadi (Hutauruk, 2011).

Dokumen terkait