• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

C. Program Televisi

Menurut P.C.S Sutisno dalam bukunya Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi Dan Video (1993), mendefinisikan “Program Televisi ialah bahan yang telah disusun dalam satu format sajian dengan unsur video yang ditunjang dengan unsur audio yang secara teknis memenuhi persyaratan layak siar serta telah memenuhi standar estetika dan artistik yang berlaku”.10

Masih menurut P.C.S Sutisno, mengenai program siaran, bahwa stasiun tv dalam membuat suatu program acara terdiri dari para artis pendukung acara dan para kerabat kerja. Ide merupakan inti pesan yang akan disampaikan kepada khalayak, dituangkan menjadi satu naskah yang disesuaikan dengan format program acara yang akan dibuat, kemudian diproduksi menjadi suatu paket program siaran.

Naskah adalah unsur penunjang dari keberhasilan suatu program sebagaimana penjelasan sebelumnya, maka dalam penulisan naskah televisi didesain dengan urutan langkah sebagai berikut:11

9

Askurifa’i Baksin, Jurnalistik TV ‘Teori dan Praktek’ (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya Offset, 2006), h. 39

10

P.C.S Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi Dan Video, (Jakarta: PT. Grasindo, 1993), cet. Ke-1, h. 9

11

1. Ide/ Gagasan

Ide atau gagasan bisa disebut sebagai asal mula lahirnya sebuah program.

2. Sasaran Program

Setelah muncul ide, dalam hati tentu akan terbentuk gagasan yang semakin jelas tentang konsumen. Untuk lebih mengefektifkan penyampaian pesan, perlu menganalisis sasaran program termasuk latar belakang.

3. Tujuan Program

Berikutnya adalah menentukan tujuan program. Kemudian merumuskan tujuan umum. Berdasarkan tujuan umum kemudian merumuskan tujuan khusus. Langkah merumuskan tujuan umum dan khusus dapat digunakan sebagai bimbingan dan arahan dalam mengarang. Jadi, selain sebagai acuan kerja kreatif yang bermakna, rumusan tujuan yang jelas dapat langsung menunjukan sasaran program kreasi dalam masyarakat luas. Dengan kata lain, tujuan komunikasi sudah mencapai sasaran. Yaitu pesan yang di sampaikan komunikator dapat diterima oleh komunikan.

4. Garis-Garis Besar Isi Program

Setelah jelas sasaran program dan ide pesan yang akan di komunikasikan, maka ditetapkan garis-garis besar materi yang akan menjadi isi program, sebelumnya harus mengumpulkan bahan, baik dengan membaca buku atau melakukan wawancara.

20

5. Treatment

Treatment dapat dijabarkan sebagai perlakuan tentang hal-hal yang harus dikembangkan dari synopsis. Dari sebuah treatment orang bisa membayangkan apa saja yang akan terlihat di layar. Dengan kata lain, treatment adalah sebuah uraian kejadian yang akan tampak dilayar televisi uraian tersebut bersifat naratif tanpa menggunakan istilah teknis, seperti ketika seseorang menceritakan kembali pertunjukan yang baru saja dinikmati.

6. Pelaksanaan Program Televisi

Tahapan pelaksanaan produksi suatu program televisi yang melibatkan banyak peralatan, orang, dan juga biaya yang tidak sedikit. Selain membutuhkan organisasi yang terstruktur juga diperlukan tahap pelaksanaan produksi yang lazim disebut SOP (Standar Operation Procedure).

a. Pra Produksi

Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik sebagian pekerjaan dan produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap pra produksi meliputi tiga bagian antara lain:

1) Penemuan ide: Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan idea tau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah, atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset.

2) Perencanaan: tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan

crew. Selain estimasi biaya, penyedia biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat dan secara hati-hati dan teliti.

3) Persiapan: tahap ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan dan surat menyurat. Latiahan para artis dan pembuat setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.

Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu. Orang yang begitu percaya pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal-hal yang sifatnya pemikiran diatas kertas. Dalam produksi program televisi, hal ini dapat berakibat kegagalan.12

b. Produksi

Setelah seluruh proses pasca produksi selesai dilaksanakan, maka proses produksi baru bisa dimulai. Sutradara bekerjasama dengan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting scrip) menjadi susunan gambar yang bercerita.

Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot

yang akan diambila dalam adegan (scene). Biasanya sutradara menyiapkan suatu daftar shoot (shoot list) dari setiap adegan. Semua shoot yang dibuat

12

Fred wibowo, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997), cet. Ke-1, h. 20

22

dicatat oleh bagian pencatat dengan mencatat kode waktu (time code) dengan nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam pada gambar. Catatan kode waktu ini nanti akan berguna dalam proses editing.

Biasanya gambar hasil setting dikontrol setiap malam di akhir shooting hari itu untuk mengetahui apakah pengambilan gambar pada hari itu baik atau tidak. Apabila tidak maka adegan perlu diulang pengambilan gambarnya. Semua adegan didalam naskah selesai diambil, maka hasil gambar asli (original material/ row footage) dibuat catatannya (loading) untuk kemudian masuk dalam proses post production yaitu editing.

c. Pasca produksi

Pasca produksi memiliki tiga langkah utama yaitu editing off liner, editing on liner, dan mixing.

1) Editing Off Line

Setelah shooting selesai, scrip boy/ girl membuat loading, yaitu mencatat kembali semua hasil shooting berdasarkan catatan shooting

dan gambar. Di dalam loading time code (nomor kode yang dibuat dan muncul dalam gambar) dan hasil pengambilan setiap shooting dicatat. Kemudian berdasarkan catatan itu sutradara akan membuat editing

kasar yang disebut editing off time (dengan copy video VHS supaya murah) sesuai dengan gagasan yang ada dalam gagasan dan treatment. Materi shooting langsung dipilih dan disambung-sambungkan dalam pita VHS (video head sistem).

Sesudah editing kasar ini selesai, hasilnya akan dilihat dengan seksama dalam screening. Sesudah hasil editan off line dirasa pas dan memuaskan, barulah editing script. Naskah editing ini sudah dilengkapi dengan uraian untuk narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi musik. Didalam naskah editing, gambar dan nomor kode waktu tertulis jelas untuk memudahkan pekerjaan editor. Kemudian hasil shooting asli dan naskah editing di serahkan kepada

editor untuk dibuat editing on line. Kaset VHS hasil editing off line

dipergunakan sebagai pedoman oleh editor.

2) Editing On Line

Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shooting asli. Sambungan-sambungan setiap shoot dan adegan (scene) dibuat tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing. Demikian pula

sound asli dimasukkan dengan level yang sempurna. Setelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan mixing.

3) Mixing

Narasi yang sudah direkam dan juga ilustrasi musik yg juga sudah direkam dimasukkan kedalam pita hasil editing on line sesuai dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi, dan musik harus dimuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengan jelas.

24

Sesudah proses mixing ini bisa dibilang sebagai bagian yang paling penting dalam post production sudah selesai. Secara menyeluruh produksi juga sudah selesai. Setelah produksi selesai biasanya diadakan preview. Dalam preview tak ada lagi yang harus diperbaiki. Apabila semua sudah siap, maka program ini siap juga untuk ditayangkan.

Penayangan program di stasiun televisi dibatasi oleh frame waktu. Oleh karena itu, dalam screening hal ini jug perlu diperhatikan. Apabila program ternyata melebihi frame waktu yang disediakan, harus dipotong ditempat yang tidak mengganggu kontinuitas program.13

7. Evaluasi Program Televisi

Evaluasi disini memiliki dua maksud. Maksud yang pertama adalah evaluasi program yang bertujuan untuk menilai seberapa jauh program-program ini bisa dianggap baik menurut sasaran. Maksud yang kedua adalah evaluasi instruksional. Disini tidak dibicarakan mengenai kemampuan dan kelemahan program, tetapi yang diutamakan adalah kemampuan audience

dalam memenuhi isi program instruksional yang diselenggarakan.14

Mengenai penelitian terhadap respon dari khalayak, maka pokok-pokok yang dinilai (evaluasikan) adalah:

13

Ibid, h. 22-24

14

Pawit M Yusup, Komunikasi Pendidikan Dan Komunikasi Instruksional, (bandung: PT. Remaja Rosada Karya, 1990), cet, ke-1, h. 121

a. Bagaimana sifat respon khalayak: menyenangkan atau berfikir kritik. b. Apakah respon khalayak menguntungkan atau tidak, disamping secara

resmi atau tidak.

c. Apakah respon menunjukan bahwa public atau khalayak menaruh perhatian atas masalah yang dikemukakan dalam pesan.

d. Apakah respon memberikan kesimpulan bahwa pesan dipahami oleh komunikan.

Adapun evaluasi mengenai berhasil tidaknya suatu pesan yang telah dilancarkan oleh suatu organisasi instansi adalah dengan mengadakan reader interest study dan realybility test. Kemungkinan lain untuk mengukur efektifitas suatu pesan adalah dengan radio dan tv audience research serta program analysistest.15

Mengenai ukuran efektifitas terhadap khalayak atau public perlu diketahui seberapa luas/ jumlah pengikut/ pendukung ide sebelum dan sesudah pesan yang disebarkan apakah yang disukai dan apakah yang tidak disukai dari pesan (terakhir) yang akan diukur efektifitasnya dan bagaimana proporsi perbandingan antara apa yang disukai dan yang tidak disukai dari pesan.16

15

Phil. Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori Dan Praktek, (bandung: PT. Rindang mukti, 1997), cet. Ke-2, h. 157

16

26 BAB III

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Pada bab ini, akan dijelaskan tentang gambaran umum mengenai wilayah penelitian, yaitu subjek dan objek dari penelitian ini. Dimana subjeknya adalah stasiun Metro TV, didalamnya akan dijelaskan sejarah berdirinya stasiun Metro TV disertai tentang profil perusahaannya. Dan dijelaskan pula tentang visi – misi perusahaan, struktur organisasi perusahaan, serta program-program yang ditayangkan. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah Program Mario Teguh Golden Ways, singkatnya sering disebut dengan MTGW.

Dokumen terkait