• Tidak ada hasil yang ditemukan

Project-Based Learning (PjBL)

PjBL adalah metode belajar yang sistematis, yang melibatkan mahasiswa dalam belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencarian/penggalian (inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati.

I. Problem-Based Learning/Inquiry (PBL/I)

PBL/I adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus melakukan pencarian/penggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Pada umumnya, terdapat empat langkah yang perlu dilakukan mahasiswa dalam PBL/I, yaitu: (a) Menerima masalah yang relevan dengan salah satu/beberapa kompetensi yang dituntut matakuliah, dari dosennya; (b) Melakukan pencarian data dan informasi yang relevan untuk memecahkan masalah; (c) Menata data dan mengaitkan data dengan masalah; dan (d) Menganalis strategi pemecahan masalahPBL/I adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus melakukan pencarian/penggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan masalah tersebut.

5. Pandangan Islam dalam menuntun ilmu

Sesungguhnya Islam adalah syarat keselamatan di sisi Allah. Islam tidak tegak dan tidak akan ada kecuali dengan ilmu. Tidak ada cara dan jalan untuk mengenal Allah dan sampai kepada-Nya kecuali dengan ilmu. Allah lah yang telah menunjukan jalan yang paling dekat dan mudah untuk sampai kepada-Nya. Barangsiapa yang menempuh jalan tersebut, tidak akan menyimpang dari tujuan yang dicita-citakannya.

Jumhur ulama sepakat, tidak ada dalil yang lebih tepat selain wahyu pertama yang disampaikan Allah SWT kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad saw sebagai landasan utama perintah untuk menuntut ilmu.

Dijelaskannya pula sarana untuk mendapatkannya, disertai bagaimana nikmatnya memiliki ilmu, kemuliaannya, dan urgensinya dalam mengenal ke-Maha Agung-an Sang Khalik dan mengetahui rahasia penciptaan serta menunjukkan tentang hakikat ilmiah yang tetap. Sebagaimana firman-Nya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam (baca tulis). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. Al ‘Alaq [96]: 1-5).

Dalam ayat yang lain, Allah SWT juga berfirman : “…Katakanlah : “ Adakah sama orang-orang yang mengetahui (ilmu agama Islam) dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (Q.S. Az Zumar [39]: 9).

Para mufasir menyimpulkan firman Allah di atas, bahwa : 1). Tidaklah sama antara hamba Allah yang memahami ilmu agama Allah, yaitu yang menyadari dirinya, memahami tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mentaati segala perintah dan larangan-Nya, dengan orang-orang yang mendustakan nikmat-nikmat Allah, yang tidak mau mempelajari ilmu agama Allah; 2). Hanya orang-orang yang berakal sehatlah yang dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari tanda-tanda kekuasaan Allah.

Terkait hal tersebut, Rasulullah saw menandaskan bahwa menuntut, memahami dan mendalami ilmu agama Islam itu, merupakan kewajiban utama setiap muslim. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Abi Sufyan r.a., ia mendengar Rasulullah Saw telah bersabda : “siapa yang dikehendaki menjadi orang baik oleh Allah, Allah akan memberikan kepahaman kepadanya dalam agama Islam”. (H.R. Bukhari, Muslim). Memahami ilmu agama akan membuat seorang muslim, baik dan benar dalam beribadah kepada Allah SWT, jauh dari Bid’ah atau hal-hal lain yang membatalkan ibadah kita. Serta mampu membentengi diri dan keluarga dari aqidah berbahaya.

Menuntut ilmu dalam Islam hukumnya wajib (fardhu). Para ahli fiqih mengelompokannya dalam dua bagian, yaitu 1). Fardhu ‘ain; dan 2). Fardhu kifayah. 1). Fardhu ‘ain : adalah setiap ilmu yang harus dipelajari oleh setiap muslim tentang Ilmu Agama Islam, agar akidahnya selamat, ibadahnya benar, mu’amalahnya lurus dan sesuai dengan yang disyariatkan Allah Azza wa Jalla, yang tertuang dalam Al Qur’an dan Sunah Nabi-Nya yang sahih. Inilah yang diperintahkan Allah dalam firman-Nya, “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang hak) Melainkan Allah”. (Q.S. Muhammad [47]: 19). Juga yang dimaksudkan oleh Rasulullah Saw dalam haditsnya, “ Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim”. (H.R. Ibnu Majah). Pengertian mencari ilmu di sini, adalah mencari ilmu agama Islam, hukumnya wajib bagi laki-laki dan perempuan; 2). Fardhu kifayah : adalah ilmu yang memperdalam ilmu-ilmu syariat dengan mempelajari, menghafal, dan membahasnya. Misalnya spesialisasi dalam ilmu-ilmu yang dibutuhkan umat Islam, seperti sistem pemerintahan, hukum, kedokteran, perekonomian, dan lain-lain. Tapi jika sebagian dari mereka ada yang mengerjakannya, maka gugurlah kewajiban dari yang lainnya. Sedangkan jika tidak ada seorang pun yang melakukannya, maka semua menanggung resikonya.

Inilah yang diserukan Allah SWT dalam firman-Nya, “Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. (Q.S. At-Taubah [9]: 122).

Bahwa tidak ada jalan untuk mengenal Allah, meraih ridha-Nya serta menggapai keuntungan dan kedekatan dengan-Nya, kecuali dengan ilmu. Ilmu adalah cahaya yang dengannya Allah mengutus para Rasul, menurunkan kitab-kitab, dan dengannya pula memberi petunjuk dari kesesatan dan kebodohan. Dengan ilmu terungkaplah seluruh keraguan, khurafat dan kerancuan. (Q.S. Al Maidah [5]: 15-16) dan (Q.S. Al-A’raf [7] : 157).

Allah SWT dan Rasul-Nya telah pula menentukan pedoman bagi kita hingga akhir zaman, barangsiapa yang berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As Sunnah (Hadis) Sahih, tidak akan sesat selamanya. Sebagaimana firman Allah SWT : “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu, kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rosul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya “.

(Q.S. An Nisa [4] : 59). Dan hadits nabi Saw. “ …Sesungguhnya aku telah meninggalkan sesuatu bagimu, jikalau kamu berpegang teguh dengannya, maka kamu tidak akan sesat selamanya, (yaitu) Kitab Allah (Al Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya”. (H.R. Hakim; at-Targhib, 1 : 60).

Banyak jalan untuk menuntut ilmu agama. Antara lain mengikuti majelis taklim yang istiqomah mengkaji Al Qur’an dan As Sunnah sahih di berbagai tempat dan media. Ilmu agama ada di Qur’an , Tafsir Qur’an, juga hadis-hadis sahih, yang sudah diterjemahkan. Jika kita tidak memahami ilmu agama Islam, bagaimana kita bisa tahu mana perintah dan larangan Allah ? Bagaimana kita bisa tahu ibadah yang kita lakukan itu sah dan diterima Allah ? Tapi umat Islam juga jangan sembarangan menimba ilmu. Salah-salah memilih sumber ilmu, maka kelak ilmu yang dimiliki itu akan tersesat. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi diri kita dari berbagai kebatilan dan kemungkaran. Amin. Wallahu a’lam.

6. Problem Based Learning atau Tutorial

6.1. Sikap dan Perilaku ketika Tutorial

Penuntun sikap dan perilaku yang professional dalam tutorial:

 Sikap saling menghormati

 Keterampilan dalam komunikasi

 Sikap bertanggung jawab

 Kesadaran akan kemampuan dan evaluasi diri sendiri (self awareness and self evaluation)

6.2. Proses-Proses PBL atau Tutorial

Kelompok diskusi Kurang lebih 10 mahasiswa ,Lama tutorial adalah 2,5 jam . Dalam tutorial mahasiswa menelaah bersama skenario yang di berikan ,menyatukan pemahaman scenario dan terminologi -terminologi yang ada di dalam skenario ,mengidentifikasi permasalahan dan membahasnya.

Langkah-Langkah dalam tutorial

1.Bawa buku penuntun PBL,Kamus kedokteran dan kamus Bahasa Indonesia 2.Susunlah tempat duduk sehingga semua peserta dapat saling bertatap muka a. Peran Moderator :

3. Bersama Tutor menyeimbangkan partisipasi para peserta tutorial 4.Menjaga efektivitas diskusi dan waktu dalam setiap langkah b. Peran Pencatat diskusi (sekertaris) :

1. Mendengarkan dan mencatat ide dan konsep yang muncul 2. Menyusun catatn sesuai kategori ide dan konsep

3. Menyampaikan hasil catatan kepada kelompok untuk memastikan semua ide dan konsep telah terdokumentasi

4.Berpartisipasi aktif mengeluarkan pendapat tanpa melupakan tugas mencatat 5. menggaris bawahi ide dan konsep yang penting

c. Peran Peserta :

1. Berpartisipasi aktif dalam proses tutorial 2. Menggali masalah berdasarkan scenario

3. Mendiskusikan masalah untuk mencari jawaban

4. Berkerja sama dengan anggota lain untuk menggali informasi dan sumber yang di periukan

5. Membaca scenario

Langkah ke-1 Klarifikasi Istilah-Istilah

Pastikan semua peserta mencari persamaan ,pemahaman tantang istilah –istilah dalam skenario , Gunakanlah kamus kedokteran yang tersedia, Buat daftar istilah-istilah yang masih belum jelas maknanya .Bila terdapat istilah yang tidak dapat di klarifikasi ,maka peserta diskusi dan tutor membuat kesepakatan tentang arti istilah.

Langkah ke-2 Identifikasi Permasalahan

Diskusi selanjutnya adalah mengidentifikasi permasalahan –permasalahan yang ada di dalam skenario . Di sini hendaknya mahasiswa tidak hanya mengidentifikasi permasalahan kedokteran ,tetapi juga permasalahan-permasalahan lain seperti Etika,Hukum,Sosio-Ekonomi,Kultural dan lain-lain. Langkah ke-3 Analisis Permasalahan

Langkah Ketiga bertujuan untuk menentukan pokok bahasandari permasalahandi awali dengan membuat sebanyak mungkin pertanyaan yang berhubungan permasalahan menggunakan 5W + 1H.

Langkah ke-4 Merumuskan Hipotesis

Kemudian pertanyaan –pertanyaan tersebut di telaah dan di jawab ,Dengan pengetahuan yang ada pada mahasiswa mendiskusikan semua pokok bahasan

yang telah di tentukan dalam suatu curag pendapat , Semua mahasiswa hendaknya berpartisipasi menyumbangkan pikiran dan pengetahuannya untuk menjelaskan atau memecahkan permasalahan yang sudah di rinci ,meskipun tahap ini uraian tersebut belum sempurna .

Langkah ke-5 Merumuskan Kerangka Konsep

Peserta mengidentifikasi pokok bahasan yang sudah terjawab serta yang belum jelas atau belum lengkap untuk di catat sebagai Isu-isi pembelajaran, juga perlu di sepakati bagaimana mencari jawaban dari berbagai sumber pembelajaran. Langkah ke-6 Belajar Mandiri

Mahasiswa secara mandiri mengumpulkan informasi yang relevan dengan learning issues yang telah di rumuskan ,informasi yang telah di rumuskan , informasi dicari dari berbagai sumber pembelajaran ,termasuk perpustakaan ,internet,dan pakar-pakar dalam bidang Terkait.

Langkah ke-7 Mensintesis dan Merangkum Hasil Belajar Mandiri

Pada tutorial tahap kedua ini, masing-masing mahasiswa memaparkan hasil dari proses belajar mandiri,mengoreksi konsep-konsep yang salah dan meninjau ulang Learning issues yang telah di rumudkan dan di uraikan dalam tutorial tahap 1 .

Dokumen terkait