• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Ekspor

Dalam dokumen Karina Aviv Maharannie F3109040 (Halaman 49-57)

LANDASAN TEORI

E. Prosedur Ekspor

“Prosedur ekspor adalah tata cara yang harus di tempuh dalam memenuhi ketentuan peraturan pemerintah serta kelaziman yang berlaku dalam pelaksanaan suatu transaksi ekspor (Amir. M.S, 2000).”

Proses perdagangan internasional terasa lebih terbelit-belit, hal ini disebabkan oleh factor-faktor sebagai berikut (Amir. M.S, 2000) : i. Pembeli dan penjual terpisah oleh batas-batas kenegaraan.

ii. Barang yang dikirim atau diangkut dari suatu Negara ke Negara lainnya melalui bermacam peraturan seperti peraturan pabean yang bersumber dari pembatasan yang dikeluarkan oleh masing-masing pemerintah.

iii. Antara satu Negara dengan Negara lainnya beda sehingga terdapat perbedaan dalam bahasa, mata uang, tarakan dan hubungan, hukum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

dan usance dalam perdagangan dan lain-lain.

Oleh karena itu secara sepintas pelaku ekspor sebaiknya mempelajari terlebih dahulu prosedur ekspor guna meminimaliskan kesalahan prosedur saat melakukan perdagangan internasional.

commit to user

Bagan Prosedur Ekspor

2 B I 1 14 2 3 12 13 5 H 7 A 8 6 9 11 D E F G Gambar 2.1 Prosedur Ekspor Sumber : Amir M.S 2000 IMPORTIR BUYER 4 BANK LUAR NEGRI BANK DALAM NEGRI EKSPORT SELLER 4 10 KEDUTAAN ASING ASURANSI INSTANSI EKSPORTIR PELAYARAN PRODUSEN C

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Keterangan:

1. Eksportir menerima order (pesanan) dari buyer diluar negri (B-A)

2. Bank memberitahukan telah dibukanya suatu L/C untuk dan atas nama eksportir (H-A)

3. Eksportir menempatkan pesanan kepada leveransir maker pemilik barang atau produsen (A-C)

4. Eksportir menyelenggarakan pengepakan barang khusus untuk di ekspor (sea-worthy packing) (A)

5. Eksportir memesan ruang kapal (booking) dan mengeluarkan shipping order pada maskapai pelayaran (A-D)

6. Eksportir menyelesaikan semua formulir eksportir dengan semua instansi ekspor yang berwenang (A-E)

7. Eksportir menyelenggarakan pemuatan barang ke atas kapal dengan atau tanpa menggunakan perusahaan ekspedisi (A-D)

8. Eksportir mengurus Bill of Lading dengan maskapai pelayaran (A-D) 9. Eksportir menutup asuransi laut dengan maskapai asuransi (A-F) 10.Menyiapkan faktur dan dokumen-dokumen pengapalan lainnya (A)

11.Mengurus consular-invoice dengan trade councelol kedutaan Negara importer (A-G)

12.Menarik wesel kepada opening bank dan menerima hasilnya dari negoisasi bank (A-H)

13.Negotiating bank mengirimkan shipping document kepada principalnya di Negara importer (H-I)

commit to user

14.Eksportir mengirimkan shipping advice dan copy shipping document kepada importer (A-B)

Skema diatas menggambarkan prosedur yang pada umumnya harus dilaksanakan oleh eksportir dalam menyelesaikan suatu transaksi ekspor.

F. Problem Ekspor

a. Masalah pengumpulan dan masalah Angkutan Darat

Masalah pengumpulan merupakan persoalan tersendiri bagaiman caranya mengumpulkan barang itu dari tempat tempat kecil dan dari produsen yang tersebar. Bidang prasarana ekonomi kita memang belum sempurna sehingga dalam banyak hal menjadi hambatan dala usaha ke arah perbaikan dalam bidang-bidang lain.

b. Masalah Pembiayaan Rupiah

Barang ekspor kita sebagian dihasilkan oleh produsen kecil ataupun hanya dipungut dari hutan-hutan, laut dan sungai. Produsen atau pengumpul pertama itu mempunyai tingkat pengetahuan dan cara pengolahan yang tidak sama sehingga barang yang di hasilkan belum mempunyai mutu yang seragam bahkan mungkin sekali belum dilakukan pengolahan sama sekali. Barang yang masih sedemikian itu sudah tentu belum dapat diperdagangkan keluar negri tetapi masih perlu diolah lebih dahulu.

c. Masalah pemasaran

1) Daya saing yang rendah dalam hrga dan waktu penyerahan, sebagai akibat ekonomi biaya tinggi dan kebiasaan kerja

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

aparatur yang birokratis (red-tape)

2) Daya saing sering dianggap masalah interen (miceo) eksportir padahal sesungguhnya masalah nasional yang tak mungkin diatasi pengusaha sendiri-sendiri.

3) Saluaran pemasaran tidak berkembang diluar negri karena tidak berkembangnya Wisma Dagang ( Muliti Commodity Trader)

G. Resiko-resiko yang Terjadi dalam Pelaksanaan Ekspor

a. Resiko Transportasi

Jika barang barang rusak karena kesalahan pengangkut, maka tanggung jawab pengangkut tergantung pada syarat-syarat yang tercantum dalam kontrak pengangkutan dan informasi yang terdapat dalam konosemen (dokumen yang menyatakan syarat pengangkutan). Oleh karna itu importer harus pula memahami syarat-syarat pertanggungan yang di sebut kan dalam polis asuransi yang memungkinkan importer bersangkutan mengajukan ganti rugi bila terjadi kerusakan selama dalam perjalanan.

b. Resiko Kredit atau Nonpayment

Sulit bagi eksportir untuk menelusuri bonafitditas dan reputasi calon pembeli luar negri, maka risiko untuk tidak dibayar, terlambat dibayar, bahkan resiko ditipu, bertambah tinggi. Sebgai konsekuensinya, eksportir yang waspada seringkali menuntut syarat pembayaran dengan cara pembukaan Irrevocable Documentary Letter of Credit

commit to user c. Resiko mutu barang

Bagi importer akan sulit memeriksa secara fisik mutu barang sebelum dikapalkan.

d. Resiko Nilai Tukar

Jika harga telah ditetapkan dalam suatu mata uang tetentu dalam kontrak internasional maka fluktuasi nilai tukar uang yang terjadi setelah itu tidak dapat di hindari akan menguntungkan salah satu pihak atas beban kerugian pihak lain. Pemecahan termudah untuk menghindari ketidakpastian adalah dengan cara menetapkan harga kontrak dalam mata uang sendiri. Dalam kasus semacam itu eksportir akan berusaha mencari cara untuk melindungi dirinya terhadap resiko nilai tukar ini dengan cara membeli valuta asing dengan penyerahan kemudian (Forward atau Option Cobtract) yang lazim dikenal dengan istilahhedging atau swap.

e. Resiko Peristiwa Tak Terduga

Pemogokan, bencana alam ataupun peperangan bias mengakibatkan kegagalan pengiriman barang. Peristiwa tak terduga dapat juga mengubah secara dramatis biaya transportasi karena kenaikan harga bahan bakar kapal ataupun tertutupnya jalur pelayaran yang ekonomis. Ketentuan tentang “bencana” yang diatur secara baik dalam setiap kontrak dapat melindungi kedua pihak bersangkutan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

f. Resiko Hukum

Peraturan dan hukum Negara asing bias saja berubah atau di terapkan berbeda dengan masa sebelumnya yang akan dapat merintangi atau mengecewakan transaksi. Izin pabean bias aja secara mendadak tak dapat di peroleh.

commit to user

40

Dalam dokumen Karina Aviv Maharannie F3109040 (Halaman 49-57)

Dokumen terkait