• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.4 PROSEDUR KARAKTERISASI PATI 1 Prosedur Analisis Kadar Pati [84]

Analisis kadar pati (amilum) dari pati biji durian dilakukan di Laboratorium Uji Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Universitas Gadjah Mada.

1. Timbang 2-5 g sampel berupa bahan padat yang telah dihaluskan atau bahan cair dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 50 ml aquades dan diaduk selama 1 jam. Suspensi disaring dengan kertas saring whatman 42 dan dicuci dengan aquades sampai volume filtrat 250 ml. Filtrat mengandung karbohidrat yang terlarut dan dibuang.

2. Bahan yang mengandung lemak, maka pati yang terdapat sebagai residu pada kertas saring dicuci 5 kali dengan 10 ml ether, biarkan ether menguap dari residu, kemudian cuci lagi dengan 150 ml alkohol 10% untuk membebaskan lebih lanjut karbohidrat yang terlarut.

3. Residu dipindahkan secara kualitatif dari kertas saring ke dalam erlenmeyer dengan pencucian 200 ml aquades dan tambahkan 20 ml HCl 25% (BJ 1,125), tutup dengan pendingin balik dan panaskna di atas penangas air mendidih selama 2,5 jam.

4. Setelah dingin netralkan dengan larutan NaOH 45% dan encerkan sampai volume 500 ml, kemudian saring dengan kertas saring whatman 42, tentukan kadar gula yang dinyatakan sebagai glukosa dari filtrat yang diperoleh. Penentuan glukosa seperti pada penentuan gula reduksi. berat glukosa dikalikan 0,9 merupakan berat pati.

3.4.2 Prosedur Analisis Kadar Amilosa [84]

Analisis kadar amilosa dari pati biji durian dilakukan di Laboratorium Uji Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Universitas Gadjah Mada.

I. Pembuatan Kurva Standar

1. Timbang 40 mg amilosa murni, masukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 1 ml etanol 95% dan 9 ml NaOH 1 N.

2. Panaskan dalam air mendidih selama kurang lebih 10 menit sampai semua bahan membentuk gel. Setelah itu dinginkan.

3. Pindahkan seluruh campuran ke dalam labu takar 100 ml. Tepatkan sampai tanda tera dengan air.

4. Pipet masing-masing 1, 2, 3, 4 dan 5 ml larutan diatas masukkan masing- masing ke dalam labu takar 100 ml.

5. Ke dalam masing-masing labu takar tersebut, tambahkan asam asetat 1 Masing-masing 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 ml, lalu tambahkan masing-masing 2 ml larutan iod.

6. Tepatkan masing-masing campuran dalam labu takar sampai tanda tera dengan air. Biarkan selama 20 menit.

7. Intensitas warna biru yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 625 nm.

8. Buat kurva standar, konsentrasi amilosa vs absorbans. II. Pengukuran Sampel

1. Tiimbang 100 mg sampel dalam bentuk tepung (sampel sebagian besar terdiri dari pati, jika banyak mengandung komponen lainnya, ekstrak dulu patinya baru analisis kadar amilosanya), masukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 1 ml etanol 95% dan 9 ml NaOH 1 N.

2. Panaskan dalam air mendidih selama kurang lebih 10 menit sampai terbentuk gel.

3. pindahkan seluruh gel ke dalam labu takar 100 ml. Tepatkan sampai tanda tera dengan air.

4. pipet 5 ml larutan tersebut, masukkan ke dalam labu takar 100 ml. Tambahkan 1 ml asam asetat 1 N dan 2 ml larutan Iod.

5. Tepatkan sampai tanda tera dengan air, kocok, diamkan selama 20 menit. 6. Ukur intensitas warna yang terbentuk dengan spektrofotometer pada

panjang gelombang 625 nm.

7. Hitung kadar amilosa dalam sampel.

3.4.3 Prosedur Analisis Kadar Amilopektin

Analisis kadar amilopektin dari pati biji durian dilakukan di Laboratorium Uji Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Universitas Gadjah Mada.

2. Dihitung kadar amilosa sampel pati biji durian berdasarkan prosedur.

3. Ditentukan kadar amilopektin berdasarkan nilai kadar pati dan kadar amilosa sampel pati biji durian yang telah dihitung.

Perhitungan:

% Amilopektin = % pati - % amilosa

3.4.4 Prosedur Analisis Kadar Air [85]

Analisis kadar air dari pati biji durian dilakukan di Laboratorium Jasa Uji Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.

1. Timbang dengan seksama 1-2 gram sampel pada sebuah botol timbang bertutup yang sudah diketahui bobotnya. untuk contoh berupa cairan, botol timbang dilengkapi dengan pengaduk dan pasir kwarsa/kertas saring berlipat.

2. Keringkan pada oven suhu 105 0C selama 3 jam. 3. Dinginkan dalam desikator.

4. Timbang, ulangi pekerjaan ini hingga diperoleh bobot tetap. 5. Catat data pengamatan dalam loogbook analisis

6. Perhitungan :

Kadar air = ( W1 / W ) x 100%

Dimana :

W = berat sampel sebelum dikeringkan ( g) W1 = kehilangan berat setelah dikeringkan ( g)

3.4.5 Prosedur Analisis Kadar Abu [86]

Analisis kadar abu dari pati biji durian dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Universitas Sumatera Utara.

1. Sampel ditimbang sebanyak 2 gram dimasukkan ke dalam cawan porselin . 2. Cawan yang berisi sampel dipijarkan diatas nyala api pembakar bunsen

hingga tidak berasap lagi .

3. Kemudian dimasukkan kedalam furnace dengan suhu 650 oC selama ± 12 jam.

4. Cawan yang berisi sampel didinginkan dalam desikator selama 30 menit lalu ditimbang hingga beratnya tetap.

Perhitungan :

3.4.6 Prosedur Analisis Kadar Lemak [85]

Analisis kadar lemak dari pati biji durian dilakukan di Laboratorium Jasa Uji Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.

1. Timbang dengan teliti 1 - 2 gram sampel dalam selongsong kertas yang dialasi dengan kapas, kemudian sumbat selongsong yang berisi sampel dengan kapas.

2. Keringkan dalam oven pada suhu tidk lebih 80oC selama ± 1 jam.

3. Masukkan selongsong dalam alat soxhlet yang telah dihubungkan dengan labu lemak berisi batu didih yang telah dikeringkan dan telah diketahui bobotnya.

4. Ekstrak dengan heksana atau pelarut lemak lainnya selama ± 6 jam.

5. Sulingkan heksana dan keringkan ekstrak lemak dalam oven pada suhu 105oC

6. Dinginkan dan timbang

7. Ulangi pengeringan hingga tercapai bobot tetap 8. Catat data pengamatan dalam logbook

9. Perhitungan :

% Lemak = (

) x 100%

Dimana :

W = berat sampel

W1 = berat lemak sebelum ekstraksi W2 = berat labu lemak sesudah ekstraksi

3.4.7 Prosedur Analisis Kadar Protein [85]

Analisis kadar protein dari pati biji durian dilakukan di Laboratorium Jasa Uji Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.

2. Tambahkan 2 gram selenium 5 dan 25 ml H2SO4 pekat

3. Panaskan diatas kompor listrik atau api pembakar sampai mendidih dan larutan berubah menjadi warna jernih kehijauan ( sekitar 2 jam)

4. Biarkan dingin, kemudian encerkan dan masukan ke dalam labu ukur 100 ml, tepatkan sampai tanda batas.

5. Untuk menampung destilat, pipet 10 ml asam borat 2 % masukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml, tambahkan 5 tetes indicator campuran.

6. Pipet 5 ml larutan hasil dekstruksi ke dalam alat destilasi protein tambahkan 5 ml NaOH 42.8% dan akuades untuk membilas.

7. Destilasi selama kurang lebih 15 menit sampai destilat yang tertampung tidak bersifat basa. ( uji dengan menggunakan kertas lakmus)

8. Bilas ujung kondensor dengan air akuades. 9. Titrasi destilat dengan HCl 0.01 N

10. Kerjakan penetapan blanko.

11. Catat data pengamatan dalam logbook.

12. Perhitungan :

Kadar protein : – Dimana :

W = berat sampel

V1 = volume HCl 0.01 N yang dipergunakan titrasi sampel V2 = volume HCl 0.01 N yang dipergunakan titrasi blanko N = Normalitas HCl

Fk = factor konversi protein

3.4.8 Prosedur Analisis Gugus Fungsi Pati Biji Durian dan Kitosan FT-IR (F ourier Transform Infrared) [27]

Analisis gugus fungsi dengan FT-IR dilakukan di Laboratorium Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.

1. Sampel serbuk pati ditempatkan ke dalam set holder, kemudian dicari spektrum yang sesuai.

2. Hasil yang di dapat berupa difraktogram hubungan antara bilangan gelombang dengan intensitas.

3. Spektrum FTIR di rekam menggunakan spektrometer pada suhu ruang. 4. Diulangi prosedur untuk sampel Kitosan

3.4.9 Prosedur Analisis Morfologi Permukaan Pati Biji Durian dengan SEM (Scanning Electron Microscope) [53]

Analisis dengan SEM ini dilakukan di Laboratorium Terpadu USU. 1. Sampel serbuk pati ditempelkan pada set holder dengan perekat ganda. 2. Sampel dilapisi dengan logam tembaga dalam keadaan vakum.

3. Sampel dimasukkan pada tempatnya di dalam Scanning Electron Microscope (SEM).

4. Gambar topografi diamati dan dilakukan perbesaran 5000 kali dan 10000 kali.

3.4.10 Prosedur Analisis Profil Gelatinisasi Pati Biji Durian dengan RVA (Rapid Visco Analyzer)

Analisis profil gelatinisasi dari pati biji durian dengan RVA dilakukan di Laboratorium Jasa Uji Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran.

1. Isi bak pendingin dengan akuades sampai tanda pada display muncul tanda bahwa air sudah cukup terisi.

2. Pasang kabel pada stop kontak, nyalakan alat dengan menekan tombol yang berada di bagian belakang alat, nyalakan juga air pendingin.

3. Atur temperature, time, pump, refrigerate.

4. Jika semua parameter pengaturan sudah sesuai, tekan tombol ON sampai semua pengaturan posisi on ( perhatikan tanda di display)

5. Pilih menu STD 1 pada menu utama 6. Pasang flashdisk pada alat RVA.

7. Timbang sampel sebanyak 3,5-4 gram (sesuaikan dengan kandungan air sampel) dan masukan ke canister

8. Tambahkan akuades atau buffer sebanyak 25 gram (sesuaikan dengan penimbangan sampel).

9. Simpan canister pada alat dan mulai pengukuran dengan menekan tombol √, lalu tower sampel pada alat.

10. Alat akan memutar sampel dengan pemanasan pada 50 – 95 0C selama ± 23 menit.

11. Jika sudah selesai, grafik pengukuran bisa di lihat pada display, lalu pilih option save.

12. Saving data pada flashdisk.

3.5 PROSEDUR ANALISIS BIOPLASTIK

Dokumen terkait