• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Kerja

Dalam dokumen BNPB and JICA2014 Petunjuk Teknis Penyus (Halaman 21-115)

Bagian ini menyajikan metode praktis tentang bagaimana cara menyusun Prosedur Kerja.

5-1. Langkah-langkah menyusun Prosedur Kerja

Prosedur Kerja adalah kumpulan dari Prosedur Standar yang “mengoperasionalkan” tanggap bencana Sebagai SOP dari Pos Komando.

Proses penyusunan disarankan untuk mengikuti gambar 5-1.

Gambar 5-1 Proses penyusunan tugas dan tanggungjawab Menetapkan proses kerja

Menentukan tugas dan seksi terkait

Mempertimbangkan urutan kronologis

22 b. Menentukan Tugas dan Seksi Terkait

koordinasi adalah kunci kesuksesan tanggap darurat, dan hal ini merupakan hal yang esensial dalam pemastian waktu dan penambahan sumber daya yang tepat. Koordinasi kegiatan bisa berada di tingkatan dan bentuk yang berbeda sehingga hubungan dengan instansi lainnya bisa ditetapkan dalam prosedur. Koordinasi yang baik sangat penting dalam menggabungkan sumberdaya secara efektif dan efisien, dalam hal menjangkau daerah yang terkena bencana lebih cepat dan lebih efektif.

Hasil dari langkah-langkah yang disebutkan di atas bisa diperlihatkan dalam tabel di bawah.

Gambar 5-2 Prosedur Kerja

c. Mempertimbangkan Urutan Kronologis

Validitas dan Kegunaan SOP bisa dievaluasi saat hal tersebut dilaksanakan dalam situasi yang sebenarnya misalnya ketika bencana terjadi, ketika kebutuhan meningkat. Kegiatan yang terkait tugas respon darurat harus dimasukkan dalam kronologi yang tepat. Ini sangat penting untuk mempertimbangkan situasi yang ada, Kronologi kegiatan harus jelas digambarkan dalam prosedur.

d. Menentukan Prosedur

Diagram alir bisa digunakan untuk memvisualisasi keseluruhan badan sektor terkait atau hubungan terhadap sektor tertentu. Sangat disarankan untuk memberikan gambaran nyata dari setiap prosedur dengan sebuah kronologis yang jelas seperti yang terlihat pada tabel 5-1.

5-2. Tata Cara Penulisan

Tabel 5-1 menunjukkan bagaimana cara mengisi format yang disarankan untuk Prosedur Kerja. Untuk saat ini belum ada Prosedur Kerja, akan tetapi sebuah model ditunjukkan di Lampiran B.

Tabel 5-1 Format Prosedur Kerja

No. Kerja 5 Pekerjaan Rencana Operasi

Dasar Peraturan 10

Tugas Terkait (No.)

12. Rencana Operasi Nama Unit Seksi Operasi

Organisasi Pos Komando Bidang

Deskripsi Kerja

Kronologi

Prosedur

Respon Section

Operasi

Gambaran kerja dengan melihat peraturan secara rinci. Disarankan untuk menjelaskan hal tersebut sesuai dengan kronologi yang ada.

Gambarkan kegiatan berdasarkan waktu dari awal hinggal akhir

Bab 6 – Respon dalam Urutan Kronologis

6-1. Pembuatan tabel Urutan Kronologis

Disaranlan untuk membuat tabel yang menunjukkan posisi kronologis dari tiap kegiatan “Prosedur Kerja”. Kronologi dimulai dari saat bencana terjadi dan berakhir pada penutupan pos komando. Tabel akan lebih baik jika mencantumkan masing-masing kegiatan prosedur kerja secara visual dalam satu kotak pada satu lembar.

6-2. Struktur tabel Urutan Kronologis

Urutan kronologis perlu ditunjukkan seperti pada contoh di bawah yang mengelompokkan fungsi pos komando, seperti: Komandan, Keamanan & Keselamatan, Evakuasi, Logistik, dan Sar-pras Vital dengan skala waktu yang dimulai sejak bencana terjadi sampai akhir fungsi Pos Komando.

Lampiran 1 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

Hasil pelaksanaan tugas Tim Reaksi Cepat (TRC) Tanggap Darurat Bencana memuat rumusan pertanyaan ”5 W+1 H” sebagai berikut :

1. What = APA : menjelaskan macam/ jenis bencana

2. When = KAPAN : menjelaskan tanggal/waktu terjadinya bencana 3. Where = DIMANA : menjelaskan tempat/lokasi/daerah bencana

4. Who = SIAPA/BERAPA : menjelaskan siapa korban dan berapa jumlah korban manusia (meninggal dunia, luka berat, luka ringan, sakit), dan pengungsi, kerusakan bangunan, sarana dan prasarana umum.

5. Why = MENGAPA TERJADI : menjelaskan analisis singkat penyebab terjadinya bencana

6. HOW = Bagaimana Menangani Bencana. Melakukan analisis sumberdaya yang tersedia di daerah dan kebutuhan bantuan

sumberdaya yang mendesak untuk penanggulangan tanggap darurat bencana.

Lampiran 2 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

26

Lampiran 3 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

RENCANA OPERASI PENANGANAN DARURAT BENCANA

NO.______ Penunjukan :

1. Peta : Wilayah/daerah Skala : (tulis skala peta)

Tahun : (tahun pengeluaran peta)

2. Dokumen (tulis dasar pembuatan Rencana Operasi). Daerah Waktu : WIB/ WITA/ WIT

Susunan Tugas 1. Situasi

a. Macam/jenis bencana yang telah terjadi terdiri dari :

1) Macam/jenis bencana, tanggal waktu kejadian, lokasi/ daerah bencana, korban manusia, kerusakan bangunan, sarana,

prasaran umum, ekonomi dan dampak sosial.

2) Informasi lanjutan tentang perkembangan situasi bencana dan informasi dukungan bantuan kemanusiaan.

b. Kebijakan Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah. 2. Tugas Pokok

BNPB/BPBD beserta unsur instansi/lembaga/organisasi yang terkait melaksanakan tugas bantuan kemanusiaan mulai (Hari, tanggal bulan tahun, pukul) selama ... hari/bulan di (daerah, cantumkan daerah/ lokasi bencana dalam wilayah Kabupaten/Kota) dalam rangka Operasi Penanganan Darurat Bencana (cantumkan macam/jenis bencana). 3. Pelaksanaan

a. Konsep Operasi

pelaksanaan dan pengakhiran.

b. BNPB/BPBD dan Instansi/lembaga/organisasi yang terkait Diuraikan tugas, dukungan sumber daya personil, peralatan dan logistik.

c. Komando Tanggap Darurat Bencana Nasional/Daerah.

Diuraikan struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab masingmasing pejabat dan unsur pelaksana.

d. Instruksi Koordinasi, memuat hal-hal sebagai berikut : 1) Penetapan hari “H” dan jam “J”.

2) Masalah keamanan, pengawasan dan laporan. 4. Administrasi dan Logistik

Diuraikan pelibatan personil, alat peralatan, logistik, dukungan administrasi umum dan keuangan.

5. Komando dan Pengendalian

Diuraikan prosedur penggunaan komunikasi dan tempat/ lokasi kantor BNPB/BPBD (nama jalan, nomor, nama kota, nomor telepon dan nomor facsimile). Kepala BNPB/BPBD (...) Lampiran : A. Susunan Tugas B. Jaring Komunikasi

28

Lampiran 4 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

No Program Pelaksanaan

1 2 3

1. Rencana Evakuasi Persiapan tempat-tempat, peta dan jalur

evakuasi

2. Pertolongan pertama,

Penyelamatan, keselamatan, dan keamanan

Persiapan Tim penyelamatan yang tergabung dari bidang Medis, SAR dan sumber daya lainnya.

3. Posko Bencana Tersedianya Posko Bencana, Peta

Bencana, Daftar Personil Tim dan Alat Komunikasi pendukung serta Daftar Nomor Telepon Penting.

4. Peralatan dan

Perlengkapan

Persiapan dan tersedianya alat-alat pendukung untuk penyelamatan dan penanggulangan bencana.

5. Pemenuhan Kebutuhan

Dasar

Persiapan dan tersedianya bahan-bahan pokok berupa sandang, pangan, air bersih dan sanitasi.

Lampiran 5 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

PERMINTAAN DAN PENGERAHAN SUMBERDAYA KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA

30

Lampiran 6 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

CONTOH KEBUTUHAN

FASILITAS KOMANDO DARURAT BENCANA

No FASILITAS JENIS KEBUTUHAN KLASIFIKASI

1 Pos Komando 1. Pos Komando Tanggap Darurat

2. Pos Komando Lapangan

1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 2 Personil Komando

Semua SDM yg bertugas dalam

Personil Komando Semua SDM yg bertugas dalam

Personil Komando Semua SDM yg bertugas dalam 3 Gudang 1. Gudang

logistik

Gudang 1. Gudang logistik Gudang 1. Gudang logistik 4 Sarana-Prasarana

Transport

1. Mobil rescue unit 2. Perahu karet bermesin 3. Perahu evakuasi 4. Helikopter dan Helipad

1. Fasilitas dasar

2. Fasilitas dasar (bencana banjir)

3. Fasilitas dasar (bencana banjir)

4. Fasilitas dasar (bencana kebakaran)

5 Peralatan 1. Tenda peleton, tenda regu 2. Velbed

3. Matras 4. Kantong tidur 5. Genset

6. Unit dapur umum 7. Mobil tangki air 8. Unit sanitasi umum 9. Eskavator, alat2 berat

1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 3. Fasilitas dasar 4. Fasilitas dasar 5. Fasilitas dasar 6. Fasilitas dasar 7. Fasilitas dasar 8. Fasilitas dasar

9. Fasilitas dasar (bencana longsor/gempa bumi) 6 Alat Komunikasi 1. Telpon genggam

2. Telpon satelit 3. Radio UHV/VHF 4. Radio SSB 5. Mesin Fax 6. Perangkat Komputer 7. Akses Internet 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 3. Fasilitas dasar 4. Fasilitas dasar 5. Fasilitas dasar 6. Fasilitas dasar 7. Fasilitas dasar 7 Data dan Informasi 1. Data dan Informasi bencana

2. Data dan informasi korban bencana

1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar

Lampiran 7 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

KONFIGURASI JARING KOMUNIKASI

KETERANGAN : PUSDALOPS BPBD PROP PUSDALOPS INSTANSI INSTANSI TERKAIT TK PROP INSTANSI TERKAIT TK KOTA / KAB PUSDALOPS BPBD KOTA / KAB UNIT PELAKS LAP

32

Lampiran 8 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

IDENTIFIKASI JUMLAH KELUARGA DI SETIAP TITIK PENAMPUNGAN

Nama kepala keluarga : ...

Alamat/Tempat Penampungan : ... Jumlah anggota keluarga : ...jiwa Rincian anggota keluarga :

No Kelompok Umur (tahun) Jumlah Keterangan (Hamil, Menyusui, Laki laki Perempuan Kelainan Khusus, dll) Laki-laki Perempuan 1 <1 2 1 ~ 5 3 6 ~ 12 4 13 ~ 17 5 18 - 59 6 60 ≤ Total

Lampiran 9 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

DAFTAR PENERIMA BANTUAN SECARA KESELURUHAN SESUAI DENGAN KELOMPOK UMUR

No Kelompok Umur

(tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah

1 <1 2 1 ~ 5 3 6 ~ 12 4 13 ~ 17 5 18 - 59 6 60 ≤ Total

34

Lampiran 10 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

DATA PERKIRAAN ASET

YANG MASIH DIMILIKI CALON PENERIMA BANTUAN

1 Jumlah uang

2 Persedian pangan yang ada

3

Persediaan pakaian yang ada : a. Anak

b. Ayah c. Ibu

d. Anggota keluarga lain 4 Persedian non pangan yang

dimiliki 5 Obat-obatan 6 Lain-lain

Lampiran 11 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

JENIS BANTUAN YANG DIPERLUKAN PENERIMA BANTUAN

No Jenis Bantuan Sumber

(Pihak Yang Dapat Dilibatkan)

1 Tempat penampungan sementara

2 Pangan

3 Air bersih dan sanitasi

4 Sandang dan non pangan

5 Pelayanan kesehatan

6 ………

Lampiran 12 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

DAFTAR KEBUTUHAN YANG DIPERLUKAN SETIAP HARI, SEMINGGU SEKALI, ATAU SEBULAN SEKALI

No Jenis Bantuan Setiap hari Seminggu

sekali Sebulan sekali Tidak tentu

1 Tempat penampungan 2 Pangan : a. b. c. 3 Air bersih - Memasak - Mencuci - Mandi - Keperluan lain 4 Sanitasi a. b. c. 5 Sandang a. b. c. 6 Non pangan

36

Lampiran 13 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

JENIS BANTUAN YANG DIDISTRIBUSIKAN SETIAP HARI

No

Jenis Bantuan Yang Didistribusikan setiap hari Jumlah Penerima bantuan (A) Bantuan yang diperlukan (B) Total (A X B) 1 2 3 4 5

Lampiran 14 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

JENIS BANTUAN YANG DIDISTRIBUSIKAN SETIAP MINGGU

No

Jenis Bantuan Yang Didistribusikan setiap minggu Jumlah Penerima bantuan (A) Bantuan yang diperlukan (B) Total (A X B) 1 2 3 4 5

Lampiran 15 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

JENIS BANTUAN YANG DIDISTRIBUSIKAN SETIAP BULAN

No

Jenis Bantuan Yang Didistribusikan setiap bulan Jumlah Penerima bantuan (A) Bantuan yang diperlukan (B) Total (A X B) 1 2 3 4 5

Lampiran 16 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

JUMLAH BANTUAN TIDAK TERDUGA

No

Jenis Bantuan Yang Didistribusikan Tak terduga Jumlah Penerima bantuan (A) Bantuan yang diperlukan (B) Total (A X B) 1 2 3 4 5

Lampiran 17 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

JUMLAH TOTAL KESELURUHAN BANTUAN YANG DIPERLUKAN SELAMA MASA DI PENAMPUNGAN

No Bantuan yang diperlukan

selama di penampungan

Jumlah

Diperlukan Total dalam

Sebulan 1 Setiap hari 2 Setiap minggu 3 Setiap bulan 4 Tak terduga Total

Lampiran 18 (Perka. BNPB No. 8 tahun 2008)

Format pendataan

No. Nama Jenis kelamin Alamat korban Kondisi Korban

1 2 3 4 5

Petugas Identifikasi, __________________________

38

Lampiran 19 (Perka. BNPB No. 8 tahun 2008)

FORMAT IDENTIFIKASI

• Nama korban meninggal : ... • Jenis Kelamin : ...

• Umur/ tempat dan tgl. Lahir : ... • Agama : ...

• Alamat : ...

• Status Korban meninggal : Kawin/Belum Kawin/Janda/Duda *) • Pendidikan : ...

• Pekerjaan : ... • Latar Belakang Keluarga :

No. Nama Jenis Kelamin

Umur Hubungan Keluarga

Pendidikan Pekerjaan

1 2 3 4 5 6 7

Riwayat singkat kematian

Pada bagian ini petugas bisa memaparkan secara singkat

(1) penyebab kematian korban, seperti meninggal karena bencana gempa, banjir, tanah longsor, dan lain-lain;

(2) ciri-ciri masalah korban, misalnya korban meninggal dalam keadaan cacat ringan, sedang atau berat

seperti kehilangan sebelah tangan, kaki, hilang ingatan, dan lain-lain;

(3) lokasi kematian, misalnya korban meninggal di tempat kejadian bencana, meninggal di tempat penampungan, meninggal di rumah sakit, dan lain-lain.

• Rekomendasi petugas

Petugas identifikasi dapat merekomendasikan bantuan santunan duka cita bagi ahli waris korban yang ditinggalkan yang paling bertanggungjawab terhadap kelangsungan keluarga korban tersebut.

……….., … ……… ...… Petugas Identifikasi, __________________________ Nama lengkap dan tanda tangan *) coret yang tidak perlu

Lampiran 20 (Perka. BNPB No. 8 tahun 2008)

FORMAT BERITA ACARA PENYERAHAN BANTUAN BERITA ACARA

PENYERAHAN BANTUAN SANTUNAN DUKA CITA

Pada hari ini ..., tanggal ..., bulan... tahun..., bertempat di... telah dilaksanakan serah terima bantuan santunan duka cita sebesar Rp... (terbilang :

...), dari: Nama petugas : ... (L/P *) Instansi : ...

Alamat : ...

untuk korban bencana ...di ... Nama : ... (L/P *) Umur : ... Alamat : ... melalui ahli waris :

Nama : ... (L/P *) Umur : ... Alamat : ... Dengan disaksikan oleh :

Nama : ... (L/P *) Umur : ... Alamat : ... Nama : ... (L/P *) Umur : ... Alamat : ...

Demikian berita acara ini dibuat sebagai bukti kebenaran dan pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam serah terima bantuan santunan duka cita.

Penerima Santunan Pelaksana Pemberi Santunan

... ...

Saksi-saksi : Saksi 1 ...

40

Lampiran 21 (Perka. BNPB No. 8 tahun 2008)

FORMULIR PERMOHONAN MENDAPATKAN SANTUNAN DUKA CITA

A. Yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama

2. Hubungan dengan Korban a. a. Isteri/suami *) b. b. Anak

c. c. Orangtua d. d. Lain-lain

3. Alamat Kode Pos

4. Data Korban Meninggal: • Nama korban meninggal • Jenis kelamin korban • Tempat, Tanggal lahir • Tanggal Meninggal Dunia • Tempat Meninggal Dunia • Sebab Meninggal Dunia

B. Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan bantuan biaya pemakaman dan atau santunan duka cita sebesar Rp. ... (Terbilang : ... ) C. Permohonan bantuan biaya pemakaman dan santunan duka cita ini dilengkapi dengan : 1. Surat Keterangan Kematian dari petugas medis yang berwenang, atau Lurah/Kepala Desa setempat.

2. Surat Keterangan Ahli Waris dari pejabat yang berwenang.

3. Salinan/Copy KTP korban meninggal yang telah memiliki kewajiban memiliki KTP

4. Salinan/Copy Kartu Keluarga atau surat keterangan keluarga dari Kelurahan/Desa setempat 5. Surat Kuasa bermaterai dan copy KTP yang diberi kuasa.

Keterangan tersebut diatas saya buat dengan sebenarnya. Jika dikemudian hari ternyata terdapat hal yang tidak benar, saya wajib mengembalikan semua uang yang diterima dari hak tersebut diatas, serta bersedia dituntut di muka pengadilan.

……….., … ……… ...… Petugas Identifikasi, __________________________ Nama lengkap dan tanda tangan *) coret yang tidak perlu

Lampiran 22 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

CONTOH KEBUTUHAN

FASILITAS KOMANDO DARURAT BENCANA

No FASILITAS PERALATAN JUMLAH KLASIFIKASI

1 Sarana-Prasarana Transport

1. Mobil rescue unit 2. Perahu karet bermesin 3. Perahu evakuasi 4. Helikopter dan Helipad

1. Fasilitas dasar

2. Fasilitas dasar (bencana banjir)

3. Fasilitas dasar (bencana banjir)

4. Fasilitas dasar (bencana kebakaran)

2 Peralatan 1. Tenda peleton, tenda regu 2. Velbed

3. Matras 4. Kantong tidur 5. Genset

6. Unit dapur umum 7. Mobil tangki air 8. Unit sanitasi umum 9. Eskavator, alat2 berat

1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 3. Fasilitas dasar 4. Fasilitas dasar 5. Fasilitas dasar 6. Fasilitas dasar 7. Fasilitas dasar 8. Fasilitas dasar 9. Fasilitas dasar 3 Alat Komunikasi 1. Telpon genggam

2. Telpon satelit 3. Radio UHV/VHF 4. Radio HF 5. Mesin Fax 6. Perangkat Komputer 7. Akses Internet 1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 3. Fasilitas dasar 4. Fasilitas dasar 5. Fasilitas dasar 6. Fasilitas dasar 7. Fasilitas dasar

4 Water Treatment Portable 1

5 6 7

43

Lampiran ATugas dan tanggung jawab dari setiap unit organisasi (sumber : SOP Tomohon)

+ pembentukan komando tanggap darurat (Posko TD) (Surat Keputusan)

Note: *) Kepala BPBD berperan sebagai sekertaris (Sekretaris Daerah (Sekda) yang menduduki posisi ke-tiga setelah Bupati dan Wakil Bupati) *) yang dicetak miring adalah istilah dalam bahasa Indonesia

1. Umum, Formasi unit Komando Tanggap darurat bencana No Nama Unit (kedudukan dalam Posko TD) Tugas Bertanggung jawab ke Jabatan dalam

Instansi Asal Instansi asal Peraturan

No Prosedur

kerja

1-1

Informasi Kejadian Awal Bencana

1. Informasi awal kejadian bencana diperoleh melalui berbagai sumber antara lain pelaporan, media massa, instansi/lembaga terkait, masyarakat, internet, dan informasi lain yang dapat dipercaya. BNPB dan/atau BPBD melakukan klarifikasi kepada instansi/lembaga/masyarakat di lokasi bencana. Informasi yang diperoleh dengan menggunakan rumusan pertanyaan terkait bencana yang terjadi, terdiri dari:

a. Apa : jenis bencana

b. Bilamana : hari, tanggal, bulan, tahun, jam, waktu setempat

c. Dimana : tempat/lokasi/daerah bencana d. Berapa : jumlah korban, kerusakan sarana dan prasarana

e. Penyebab : penyebab terjadinya bencana f. Bagaimana : upaya yang telah dilakukan

2. Penjelasan rumusan pertanyaan informasi kejadian awal yang harus dikumpulkan dapat dilihat pada Lampiran-1 pedoman ini.

Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008

1-1

1-2

Penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC)

1. Dari informasi kejadian awal yang diperoleh, BNPB dan/atau BPBD menugaskan Tim Reaksi Cepat (TRC) tanggap darurat bencana, untuk melaksanakan tugas pengkajian secara cepat, tepat, dan dampak bencana, serta serta memberikan dukungan pendampingan dalam rangka penanganan darurat bencana. 2.Hasil pelaksanaan tugas TRC tanggap darurat dan masukan dari berbagai instansi/lembaga terkait merupakan bahan

pertimbangan bagi : Peraturan Kepala BNPB No.9, 2008 Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008 1-2

a. Kepala BPBD Kabupaten/Kota untuk mengusulkan kepada Bupati/Walikota dalam rangka menetapkan status/tingkat bencana skala kabupaten/kota.

b. Kepala BPBD Provinsi untuk mengusulkan kepada Gubernur dalam rangka menetapkan status/tingkat bencana skala provinsi.

c. Kepala BNPB untuk mengusulkan kepada Presiden RI dalam rangka menetapkan status/tingkat bencana skala nasional.

1-3

Penetapan Status / Tingkat Bencana

1. Berdasarkan usul sesuai butir B.2 di atas dan berbagai masukan

yang dapat dipertanggung jawabkan dalam forum rapat dengan instansi/lembaga terkait, maka :

a. Bupati/Walikota menetapkan status/tingkat bencana skala kabupaten/kota.

b. Gubernur menetapkan status/tingkat bencana skala provinsi. c. Presiden RI menetapkan status/tingkat bencana skala nasional.

2. Tindak lanjut dari penetapan status/tingkat bencana tersebut,

maka Kepala BNPB/BPBD Provinsi/BPBD Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya menunjuk seorang pejabat sebagai komandan penanganan tanggap darurat bencana sesuai status/tingkat bencana skala nasional/daerah.

Komandan

Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008

1-3

45 1-5

ORGANISASI PELAKSANA DAN KOORDINASI A. Organisasi Pelaksana

Organisasi pelaksana pemberi bantuan santunan duka cita sesuai ayat (2) pasal 25 PP 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana, adalah instansi/lembaga yang berwenang yang dikoordinasikan oleh BNPB atau BPBD sesuai dengan kewenangannya. Kewenangan instansi/lembaga yang berwenang menjadi pelaksana diperoleh berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang mengatur tugas pokok dan fungsi instansi/lembaga seperti untuk instansi Pemerintah diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, untuk

instansi Pemerintah Provinsi diatur dengan Peraturan Daerah serta

Peraturan/Keputusan Gubernur, dan untuk instansi kabupaten/Kota

diatur dengan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati/Walikota. B. Koordinasi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai lembaga yang memiliki tugas pokok melaksanakan penanggulangan bencana, juga

memiliki fungsi mengkoordinasikan instansi/lembaga dalam lingkup

kewenangannya. BNPB, BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota berfungsi mengkoordinasikan instansi/lembaga pemberi bantuan santunan sesuai kewenangannya.

Koordinasi dilakukan pada beberapa tahap:

1. Tahap penyusunan program. Koordinasi pada tahap ini diperlukan agar tidak terjadi duplikasi program antar instansi/lembaga yang berwenang menangani bantuan.

2. Tahap pelaksanaan program, yakni pada saat tanggap darurat bencana dan pasca bencana. Koordinasi pada tahap ini

diperlukan untuk menjamin bahwa instansi/lembaga yang berwenang menangani bantuan dapat melaksanakan tugasnya dan agar para ahli waris korban bencana mendapatkan hakhaknya. Peraturan Kepala BNPB No. 8 2008 1-5

3. Tahap setelah pelaksanaan program bantuan santunan untuk mengetahui hasil-hasil program yang telah dilaksanakan.

1-6

PROSES MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana merupakan panduan/acuan bagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana,

Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Instansi/Lembaga dan pemangku

kepentingan penanggulangan bencana lainnya agar pengelolaan logistik

dan peralatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, terpadu dan

akuntabel. Proses

A. Perencanaan/Inventarisasi Kebutuhan B. Pengadaan dan/atau Penerimaan C. Pergudangan dan/atau Penyimpanan D. Pendistribusian E. Pengangkutan F. Penerimaan di tujuan G. Penghapusan H. Pertanggungjawaban Implementasi Peraturan Kepala BNPB No. 13 2008

47 2. Pada bencana skala nasional dapat dibentuk Pos Komando Tanggap Darurat Aju di provinsi dan pada bencana skala provinsi dapat dibentuk Pos Komando Tanggap Darurat Aju di

kabupaten/kota yang terkena bencana.

3. Jangka waktu keberadaan pos komando tanggap darurat bencana bersifat sementara selama masa tanggap darurat dan beroperasi selama 24 (dua puluh empat) jam setiap hari serta dapat diperpanjang atau diperpendek waktunya sesuai dengan pelaksanaan tanggap darurat.

Persyaratan Lokasi Proses Pembentukan Pengorganisasian

Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Tugas dan Tanggung Jawab Unit Organisasi Prasarana dan Sarana

Pembiayaan

PEMBENTUKAN POS KOMANDO LAPANGAN TANGGAP DARURAT BENCANA

PEMBENTUKAN POS PENDUKUNG TANGGAP DARURAT BENCANA

1-7

PEDOMAN

PENCARIAN, PERTOLONGAN DAN EVAKUASI

Peraturan Kepala BNPB

No. 13 2010

2 Unit Organisasi No Nama unit

(kedudukan dalam ERC) Tugas

Bertanggung jawab ke

Jabatan dalam

Instansi Asli Instansi asli Peraturan

Nomor prosedur kerja 2-1 Komandan 2-1-1 Komandan Komandan bertugas:

1) Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) menjadi Pos Komando Tanggap Darurat BPBD Kabupaten/Kota/Provinsi atau BNPB, sesuai dengan jenis, lokasi dan tingkatan bencana.

2) Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana BPBD Kabupaten/Kota/Provinsi atau BNPB. Contoh tata letak Poskolap, lihat Lampiran-6.

3) Membuat rencana strategis dan taktis, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan operasi tanggap darurat bencana.

4) Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dan penyelamatan serta berwenang memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi/lembaga/organisasi yang terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana. Kepala BPBD kota (Sekda) Kepala kepolisian Kota Tomohon (Kepala Kepolisian Resort Kota Tomohon – Mr. J. Marlien Tawas) Polisi (Polres Tomohon) Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008 Peraturan Kepala BNPB No. 14 2010 2-1-1① terminasi 2-1-1②

49 Peraturan Kepala BNPB No. 14 2010 2-2-2 Hubungan masyarakat Hubungan Masyarakat

a. Hubungan Masyarakat bertugas dan bertanggung jawab untuk:

1) Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi.

2) Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi tentang bencana tersebut ke media massa dan masyarakat luas.

b. Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana.

Komandan

Kepala divisi Humas dan kemasyarakatan

(Kabag Humas & Kemasyarakatan) Sekda Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008 Peraturan Kepala BNPB No. 14 2010 2-2-2

Evaluasi dan Pelaporan

2-2-2②

Pelaksanaan penyaluran bantuan

2-2-2③

2-2-3

Keselamatan dan Keamanan

1) Menjamin kesehatan dan keselamatan seluruh personil Komando Tanggap Darurat Bencana dalam menjalankan tugasnya.

2) Menjaga keamanan penanganan tanggap darurat bencana serta mengantisipasi hal-hal di luar dugaan atau suatu keadaan yang berbahaya

Komandan (kosong) (kosong)

Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.14 2010 2-2-3 2-2-4 Perwakilan Instansi/Lembaga

Perwakilan instansi/lembaga bertugas untuk membantu Komandan Tanggap Darurat Bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumberdaya yang dibutuhkan dari instansi/lembaga. Komandan dan perwakilan instansi/lembaga Asisten administrasi umum sekda (Asisten Adm. Umum Sekda) Sekda Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.14 2010 2-2-4

2-3 Liaision Officers (LO)

2-3-1 Liaison Officer (LO) Polri

Membangun komunikasi awal dengan pimpinan dengan anggota yang rencananya akan terlibat dalam komando TD serta berkoordinasi dengan semua unsur komando TD dalam rangka penempatan/penugasan anggota kesatuan.

Komandan dan perwakilan kepala

instansi/lembaga

(kosong) (kosong) Perka BNPB

No.10, 2008 2-3-1

2-3-2

Liaison Officer (LO) TNI

Membangun komunikasi awal dengan pimpinan dengan anggota yang rencananya akan terlibat dalam komando TD serta berkoordinasi dengan semua unsur komando TD dalam rangka penempatan/penugasan anggota kesatuan.

Komandan dan perwakilan kepala

instansi/lembaga

(kosong) (kosong) Perka BNPB

No.10, 2008 2-3-2

3-3 LSM/Ormas LSM/Ormas yang rencananya akan terlibat dalam komando TD

Dalam dokumen BNPB and JICA2014 Petunjuk Teknis Penyus (Halaman 21-115)

Dokumen terkait