• Tidak ada hasil yang ditemukan

BNPB and JICA2014 Petunjuk Teknis Penyus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BNPB and JICA2014 Petunjuk Teknis Penyus"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Daftar Isi

Bab 1 – Gambaran Umum ... 5

1-1. Latar belakang dan dasar hukum ... 5

SOP seharusnya disusun ketika tanda-tanda bencana telah muncul, oleh sebab itu SOP harus disusun dalam jangka waktu singkat. ... 5

1-2. Tujuan ... 5

1-3. Prinsip SOP ... 6

1-4. Isi SOP ... 8

1-5. Proses Perumusan ... 8

1-5-1. Situasi dimana Rencana Kontinjensi belum dirumuskan ... 8

1-5-2. Situasi dimana Rencana Kontijensi telah dibuat ... 9

Bab 2 – Bencana Target ... 11

2-1. Kondisi dimana rencana kontijensi belum dibuat ... 11

2-1-1. Analisa Ancaman ... 11

2-1-2. Scenario Development ... 12

2-2. Situasi dimana Rencana Kontijensi telah dibuat ... 14

2-3. Evaluasi sumber yang telah ada ... 14

Bab 3 – Struktur Organisasi dan Komando ... 15

3-1. Organisasi Komando Tanggap Darurat Bencana ... 15

3-2. Struktur Organisasi ... 15

Bab 4 – Tugas dan Tanggungjawab ... 17

4-1. Structure of the SOP ... 17

4-2. Langkah-langkah untuk menyusun Tugas dan Tanggungjawab ... 18

4-3. Means of expression ... 19

Bab 5 – Prosedur Kerja ... 21

5-1. Langkah-langkah menyusun Prosedur Kerja ... 21

(4)

4

Daftar Tabel dan Gambar

Gambar 1-1 Fungsi Rencana Kontinjensi dan SOP ... 7

Gambar 3-1 Struktur Pos Komando Kab. Sitaro dalam Menghadapi Gn. Api Karangetang .. 16

Gambar 4-1 proses penyusunan Tugas dan Tanggungjawab ... 18

Gambar 5-1 Proses penyusunan tugas dan tanggungjawab ... 21

Gambar 5-2 Prosedur Kerja ... 22

Tabel 1-1 Hubungan antara Rencana Kontinjensi dan SOP ... 7

Tabel 1-2 Proses Perumusan ... 9

Tabel 1-3 Proses Penyusunan ... 10

Tabel 2-1 Tabel Analisis Ancaman ... 11

Tabel 2-2 Tabel Dampak terhadap Aspek Kehidupan ... 12

Tabel 2-3 Tabel Dampak terhadap Aspek Sarana-Prasarana ... 13

Tabel 2-4 Tabel Dampak terhadap Aspek Ekonomi ... 13

Tabel 2-5 Tabel Dampak terhadap Aspek Pemerintahan ... 13

Tabel 2-6 Tabel Dampak terhadap Aspek Lingkungan ... 13

Tabel 2-7 Perbandingan Ketersediaan Sumberdaya ... 14

Tabel 4-1 Unit-unit terkait kegiatan dalam Pos Komando ... 17

Tabel 4-2 Format Tugas dan Tanggungjawab ... 19

Tabel 5-1 Format Prosedur Kerja ... 23

(5)

Bab 1 – Gambaran Umum

Pengenalan

SOP adalah pedoman indikatif yang membantu kita untuk mengambil tindakan tertentu jika terjadi suatu keadaan yang tidak terduga. Khususnya dalam situasi darurat bencana, pedoman ini diharapkan agar bisa menjadi buku pedoman yang dapat menunjukkan apa yang perlu dilakukan selanjutnya untuk respon yang cepat. Petunjuk Teknis ini berisi langkah-langkah untuk menyusun SOP untuk pos komando sehingga dapat menjadi referensi dalam manajemen tanggap darurat.

1-1. Latar belakang dan dasar hukum

Karena Indonesia adalah Negara yang rawan bencana maka banyak peraturan ditetapkan berdasarkan undang-undang no. 24 tahun 2007, undang-undang no. 21 tahun 2008 dan undang-undang lainnya.

Hampir keseluruhan isi dari SOP berasal dari Peraturan no. 10, Pedoman Komando Tanggap Darurat Bencana, tahun 2008 dan beberapa Peraturan terkait di bawah ini :

• Peraturan Kepala BNPB No.7 tahun 2008 tentang Pedoman Tata Cara Pemberian Bantuan Pemenuhan Kebutuhan Dasar

• Peraturan Kepala BNPB No.9 tahun 2008 tentang Prosedur Tetap Tim Reaksi Cepat Badan Nasional Penanggulangan Bencana

• Peraturan Kepala BNPB No.13 tahun 2008 tentang Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana

• Peraturan Kepala BNPB No.12 tahun 2010 tentang Mekanisme Pemberian Bantuan Perbaikan Darurat

• Peraturan Kepala BNPB No.13 tahun 2010 tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan dan Evakuasi

• Peraturan Kepala BNPB No.14 tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan Pos Komando Tanggap Darurat Bencana

(6)

6

1-3. Prinsip SOP

Persiapan

Persiapan adalah gabungan usaha antara semua orang yang berperan di dalamnya. SOP diharapkan bisa dilakukan secepat mungkin setelah tanda yang signifikan dari sebuah bencana terlihat namun tetap membutuhkan waktu untuk dilaksanakan walaupun dalam situasi yan gawat sekalipun. Menimbang peranan dari SOP, dalam buku ini jelas terlihat bahwa sangat direkomendasi untuk mempersiapkan SOP ketika gejala bencana terlihat. Untuk suatu kondisi tanpa perkiraan bencana, SOP bisa dijadikan sebagai contoh dengan menggunakan data bencana sebelumnya atau hasil yang terlihat dari Peta Ancaman sebagai sebuah perkiraan bencana.

Hal ini juga dimaksudkan bahwa SOP bisa dibuat berdasarkan skenario untuk setiap ancaman/bencana.

Komando/Perintah

Selama kondisi darurat bencana di tingkat kota, semua komando berada di tangan kepala BPBD. Untuk Komando Operasional, Komando berada di tangan Komandan Insiden yang bertugas sebagai Komandan Bersama terpadu yang ditunjuk langsung oleh kepala BPBD berdasarkan tugas utama, fungsi dan juga kompetensi.

Untuk komando taktis , komando berada di tangan kepala divisi, kepala bagian/seksi, kepala Relasi dan Informasi Publik, Kepala perwakilan badan atau institusi, kepala keselamatan dan keamanan dan sekretaris.

Pos Komando

Pos komando operasional darurat bencana bertempat di Pusdalops (Pusat Kontrol Operasional) yang juga mempunyai fungsi sebagai “Pusat Krisis” yang berada di bawah pengawasan BPBD Kabupaten/Kota ( bisa juga berlokasi di kantor lama maupun baru dari walikota).

Pos Komando lapangan akan ditentukan kemudian berdasarkan kebutuhan selama situasi gawat darurat. Alokasi jumlah personel yang dibutuhkan di Pusat Krisis sebelum, selama dan setelah bencana akan diatur berdasarkan situasi yang ada.

Kendali

Selama kondisi darurat bencana di tingkat kabupaten/kota, kendali operasi umum berada di bawah pengawasan kepala BPBD.

Kendali Operasional dalam situasi darurat bencana di tingkat kabupaten/kota di pegang oleh Komandan Insiden and kendali operasional teknis yang bertugas di pos komando.

Komunikasi

(7)

Hubungan antara Rencana Kontinjensi dan Rencana Operasional

Rencana kontinjensi disiapkan terlebih dahulu sebelum ada bencana, sehingga rencana ini disiapkan untuk dilaksanakan dengan kekurangan sumberdaya berdasarkan skenario serta tugas & tanggungjawab (asli). Di lain sisi, SOP dikompilasi pada saat bencana (benar-benar) terjadi atau pada masa pra-bencana, sehingga SOP seharusnya disusun sesuai dengan kondisi nyata/aktual (Gambar 1-1, Tabel 1-1).

SOP bisa dikatakan disusun dengan menyesuaikan jenis aktifitas dan sumber daya yang ada dalam rencana darurat, berdasarkan kebutuhan aktual yang terlihat dari bencana yang telah terjadi.

Gambar 1-1 Fungsi Rencana Kontinjensi dan SOP Tabel 1-1 Hubungan antara Rencana Kontinjensi dan SOP Rencana Kontinjensi

(untuk Gunung Api)

SOP untuk Pos Komando (untuk Gunung Api)

Isi Utama Fitur Isi Utama Fitur

Ulasan (Profil) Daerah

Umum

Target Bencana

Deskripsi skenario target bencana dengan kajian bahaya Skenario Erupsi Deskripsi skenario target

bencana dengan kajian bahaya

Struktur Organisasi dan Komando

(8)

8

1-4. Isi SOP

Isi dari SOP meliputi konteks di bawah ini:

(1) Umum: Latar belakang, Tujuan dan Prinsip SOP 1) Latar Belakang

• Kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografik. • Sejarah bencana di daerah

• Kebutuhan SOP 2) Tujuan

• Implementasi Respon komando darurat bencana • Melaksanakan Respon situasi darurat bencana • Menghindari pengulangan komando

• Penggunaan pada bencana yang spesifik 3) Penggunaan SOP

• Mengacu pada semua elemen berdasarkan peraturan

• Jika terdapat perubahan ketentuan dalam SOP, maka revisi bisa dilakukan

(2) Target Jenis Bencana dan Estimasi Kerusakan 1) Analisa Ancaman

Mengindikasikan perkiraan dampak ancaman. 2) Skenario Pengembangan

Mengindentifikasi masyarakat atau lokasi mana yang rawan terhadap bencana dengan perkiraan dampak.

(3) Struktur organisasi

Mendirikan pos komando dengan struktur organisasi.

(4) Tugas dan tanggungjawab

Mengindikasikan tugas dan tanggungjawab di tiap bagian (seksi) terkait pos komando.

(5) Prosedur kerja

Mengindikasikan prosedur kegiatan-kegiatan di tiap bagian (seksi) terkait pos komando.

1-5. Proses Perumusan

SOP dibuat berdasarkan beberapa persiapan dan tahapan pelaksanaan

1-5-1. Situasi dimana Rencana Kontinjensi belum dirumuskan

(9)

• Pengembangan Skenario

• Penggambaran spesifik mengenai tugas dan tanggungjawab

Dalam tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan meliputi hal-hal di bawah ini:

1) Ketetapan kabupaten/kota atau provinsi

2) Data dari buku “Kabupaten/Kota dalam pengambaran”

3) Data yang terpercaya tentang kesediaan sumber daya dari setiap

sektor/institusi/organisasi dan informasi dari berbagai sumber/elemen.

Dalam analisa ancaman, penilaian dan seleksi target bencana, skenario pengembangan akan dilaksanakan dengan menimbang tentang efek dari bencana yang paling darurat atau bencana yang menjadi prioritas. Ketersediaan sumber daya yang besar juga harus dipertimbangkan. Dalam formulasi mengenai tugas dan tanggung jawab, pada umumnya sama dengan apa yang tertulis pada rencana kontijensi yang ada sebelumnya namun detail yang lebih sangat diperlukan.

Dalam formulasi prosedur kerja, aksi konkret sangat diperlukan. Pada akhirnya, pemetaan tentang pandangan yang jelas harus ditampilkan sebagai struktur dalam organisasi.

Untuk hal-hal yang telah disebutkan di atas, berbagai pertimbangan yang dibuat dalam seminar haruslah diketahui oleh setiap anggota dari setiap organiasi yang terlibat.

Tabel 1-2 Proses Perumusan

Langkah-langkah

Persiapan Pengumpulan Materi dari

sumber identifikasi

Pertimbangan pihak tertentu

Analisa Analisis Ancaman Tinjauan awal oleh pihak

tertentu dan lokakarya

Pengembangan Skenario

Skenario dampak bencana Tinjauan awal oleh pihak

tertentu dan lokakarya

Rumusan Tugas dan tanggung jawab Lokakarya

(10)

10

• Penambahan dalam prosedur pengerjaan

Dalam tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan meliputi hal-hal di bawah ini:

1) Data yang terpercaya mengenai ketersediaan sumber-sumber dari setiap sector/institusi/organisasi dan informasi dari berbagai sumber/elemen.

2) Dalam pembaharuan data, skenario yang telah ada sebelumnya akan dijalankan dengan menggunakan data yang telah ada mengenai bencana yang menjadi prioritas atau dianggap paling berbahaya. Ketersediaan sumber daya yang memadai juga harus dipertimbangkan.

3) Dalam perumusan tugas dan tanggung jawab, detai yang lebih spesifik tentang gambaran tugas dan tanggung jawab sangat dibutuhkan.

4) Dalam perumusan prosedur kerja sebuah langkah aksi nyata sangat dibutuhkan. 5) Terakhir, formasi diagram terkait perlu ditunjukkan sebagai Struktur Organisasi

Untuk hal-hal yang telah disebutkan diatas maka pertimbangan yang seharusnya diciptakan melalui seminar haruslah dibuat oleh para anggota dari organisasi.

Tabel 1-3 Proses Penyusunan

Langkah-langkah

Persiapan Pengumpulan Sumber

Identifikasi Materi

Pertimbangan oleh pihak yang bertanggungjawab

Pembaharuan Pembaharuan Skenario Tinjauan awal oleh pihak

tertentu dan lokakarya

Perumusan Tugas dan Tanggungjawab Lokakarya

Prosedur Kerja Lokakarya

(11)

Bab 2 – Bencana Target

2-1. Kondisi dimana rencana kontijensi belum dibuat

2-1-1. Analisa Ancaman

Analisa bencana diselenggarkan melalui proses identifikasi dari jenis ancamana jumlah nagka yang dimiliki oleh setiap ancamana yang ada.

a) Identifikasi tipe ancaman dilakukan dengan menggunakan data yang berkaitan dengan bencana yang besar yang pernah terjadi di masa yang lampau.

b) Pemberian jumlah dan penaksiran dari bahaya/ancaman dari setiap bahaya yang ada di Kabupaten/Kota. Setiap jenis ancaman yang ada diberikan nilai dan dimasukkan ke dalam tabel seperti di bawah ini.

c) Analisa Probabilitas (kemungkinan terjadinya bencana ) menggunakan skala berikut; • 5 Kemungkinan Sangat Besar (80-99% hampir dipastikan)

• 4 Kemungkinan Besar (60-80% terjadi atau paling tidak sekali dalam 10 tahun mendatang)

• 3 Mungkin Terjadi (40-60% terjadi atau paling tidak sekali dalam 100 tahun mendatang)

• 2 Kemungkinan Kecil (20 - 40% terjadi atau paling terjadi dalam lebih dari 100 tahun)

• 1 Kemungkinan Sangat Kecil (hingga 20%)

d) Analisa Dampak Kerugian yang ditimbulkan menggunakan skala sebagai berikut: • 5 Sangat Tinggi (80% - 99% daerah hancur dan daerah lumpuh total) • 4 Tinggi (60-80% daerah hancur)

• 3 Sedang (40-60% daerah hancur) • 2 Rendah (20-40% daerah rusak)

• 1 Sangat Rendah (kurang dari 20% daerah rusak)

Tabel 2-1 Tabel Analisis Ancaman

No. Jenis Ancaman P (Probabilitas) D (Dampak)

(12)

12 2-1-2. Pengembangan Skenario

Berdasarkan peta area,kita bisa mengidentifikasi daerah mana yang merupakan kawasan yang rawan bencana,sehingga bisa kita perkirakan tentang besarnya bencana dan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh bencana tersebut.

Dalam skenario ada beberapa hal yang harus digaris bawahi, diantara lain:

1. waktu kejadian bencana (contohnya: Di pagi hari, siang hari atau malam hari) 2. durasi/lama bencana (contohnya : 2 jam, 1 hari, 7 hari, 14 hari)

3. tinggi/kedalaman genangan air (banjir) 4. tinggi dan jarak masuknya ombak (tsunami)

5. hal-hal lain yang dapat memengaruhi skala kerusakan

Terdapat 5 (lima) aspek yang mungkin terkena dampak bencana: aspek kehidupan/ penduduk, aspek sarana/prasarana/fasilitas/aset, aspek ekonomi, aspek pemerintahan, dan aspek lingkungan.

• Dampak terhadap aspek kehidupan/penduduk meliputi : Kematian, orang yang terluka, perpindahan, kehilangan dan lain-lain.

• Dampak terhadap aspek sarana/prasarana meliputi : kerusakan jembatan, jalan, instalasi air bersih, listrik, kerusakan ruman dan lain-lain.

• Dampak terhadap aspek ekonomi bisa meliputi : kerusakan pasar tradisional, gagal panen, gangguan ekonomi/perdagangan, transportasi dan lainnya.

• Dampak terhadap pemerintahan bisa meliputi : kerusakan dokumen/catatan, kerusakan peralatan kantor, kerusakan kantor pemerintah dan lain-lain.

• Dampak terhadapo aspek lingkungan meliputi : kerusakan hutan, danau, daerah wisata, polusi, penurunan tanah perkebunan/agrikultur dan lainnya.

Untuk mengukur besarnya dampak terhadap aspek kehidupan, maka haruslah dibuat sebuah perkiraan awal mengenai jumlah manusia yang terancam oleh bencana. Kemudian, perkiraan mengenai kematian, luka-luka, perpindahan, kehilangan dan dampak lainnya akan dibuat sehingga kita bisa menghitung jumlah yang tidak tetap atau presentasi dampak yang mungkin ditimbukan.

Tabel 2-2 Tabel Dampak terhadap Aspek Kehidupan

No. Kecamatan/

Desa

Jumlah Terancam

Dampak Meninggal/

Hilang Luka-luka

Terpaksa Mengungsi

Relokasi/ Selamat

(13)

Tabel 2-3 Tabel Dampak terhadap Aspek Sarana-Prasarana

No. Kecamatan/

Desa

Jumlah Terancam

(Unit)

Dampak

Ringan Sedang Berat Tidak ada

kerusakan

Total

Tabel 2-4 Tabel Dampak terhadap Aspek Ekonomi

No. Kecamatan/

Desa

Jumlah Terancam

(Unit)

Dampak

Ringan Ringan Ringan Ringan

Total

Tabel 2-5 Tabel Dampak terhadap Aspek Pemerintahan

No. Kecamatan/

Desa

Jumlah Terancam

(Unit)

Dampak

Ringan Ringan Ringan Ringan

Total

Tabel 2-06 Tabel Dampak terhadap Aspek Lingkungan

No. Kecamatan/

Desa

Jumlah Terancam

(Unit)

Dampak

(14)

14

2-2. Situasi dimana Rencana Kontijensi telah dibuat

Dalam hal ini, rencana kontijensi telah dibuat. Pada hakekatnya, rencana ini seharusnya mendapatkan revisi dengan referensi data-data yang sudah ada.

2-3. Evaluasi sumber daya yang telah ada

Dalam proses ini hal yang menjadi perhatian utamanya adalah analisa mengenai sumber yang potensial dan juga ancaman yang paling mungkin ditimbulkan dengan melihat skenario yang ada. Kedua hal ini ditunjukkan dalam sebuah perbandingan yang ada pada sumber yang ada sebelumnya dan juga segala kebutuhan yang diperlukan berdasarkan skenario yang ada.

Perbandingan tersebut ditunjukkan dengan sebuah metode yang bisa kita lihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2-7 Perbandingan Ketersediaan Sumberdaya

Bencana Target Asumsi Tingkat

Item Kebutuhan Sumberdaya

yang ada

Keterangan penyeimbang Tempat

Pengungsian

Fasilitas ...

...

Perbaikan ...

(15)

Bab 3 – Struktur Organisasi dan Komando

3-1. Organisasi Komando Tanggap Darurat Bencana

(1) Organisasi komando tanggap darurat bencana merupakan organisasi satu komando, dengan mata rantai dan garis komando serta tanggung jawab yang jelas. Instansi/lembaga dapat dikoordinasikan dalam satu koordinasi berdasarkan satu kesatuan komando. Organisasi ini dapat dibentuk di semua tingkatan wilayah bencana termasuk di tingkat kota, provinsi dan Negara.

(2) Struktur organisasi komando tanggap darurat terdiri atas komandan yang dibantu oleh staf komando yang secara lengkap terdiri dari:

a. Komandan Tanggap Darurat Bencana b. Wakil Komandan Tanggap Darurat Bencana c. Staf Komando:

1) Sekretaris

2) Hubungan Masyarakat 3) Keamanan dan Keselamatan 4) Perwakilan Instansi/Lembaga d. Staf Umum:

1) Bidang Operasi 2) Bidang Perencanaan

3) Bidang Logistik dan Peralatan 4) Bidang Administrasi dan Keuangan

(3) Struktur organisasi diatas merupakan organisasi standar dan bisa diperluas berdasarkan kebutuhan.

(4) Sesuai dengan jenis, kebutuhan dan kompleksitas bencana dapat dibentuk unit organisasi dalam bentuk seksi-seksi yang berada di bawah bidang dan pimpinan oleh kepala seksi yang bertanggungjawab kepada kepala bidang

(5) Struktur organisasi komando tanggap darurat bisa dilihat dalam lampiran 1 dan 2, yang terkait dengan lokasi bencana dan tingkatannya.

(6) Contoh susunan rinci komando tanggap darurat dan lokasi dari pos lapangan yang berkenaan dengan poin-poin tersebut bisa kita lihat dalam lampiran 3 dan 4.

(16)

16

(17)

Bab 4 – Tugas dan Tanggungjawab

Bagian ini memberikan penjelasan mengenai metode praktis tentang bagaiman menentukan Tugas dan Tanggungjawab.

4-1. Struktur SOP

SOP menentukan cara dimana setiap Individu dari setiap sector menjalankan fungsi mereka dengan mengacu pada Rencana Aksi (Contoh: Mengingatkan, Mobilisasi Sumber daya, Penyebaran fasilitas). Untuk memastikan terintegrasi dan terkoordinasinya SOP di tingkat Kab/Kota, Maka sangat penting bagi setiap aktor untuk memahami Tugas dan tanggungjawab masing-masing dan juga menerima tanggungjawab mereka yang terkait dalam tugas tanggap darurat. Perka No.10,2008, Peraturan No.14,2010 merupakan landasan yang kuat yang bisa menjadi dasar untuk menyeragamkan metode yang digunakan dalam penanggulangan Risiko bencana di setiap kabupaten. Berdasarkan peraturan yang ada, Struktur Referensi A memperlihatkan contoh Tugas dan tanggungjawab terkait dengan organisasi dalam Pos Komando yang diambil dari Peraturan dasar, Komposisi setiap unit Pos Komando adalah sebagai berikut;

Tabel 4-1 Unit-unit terkait kegiatan dalam Pos Komando

Kategori Unit Peraturan Terkait

Aksi Awal Divisi Tanggap Darurat,BPBD Kab/Kota 9,10, 2008

Komandan Komandan 10, 2008, 14, 2010

Staf Komando Wakil Komandan 10, 2008, 14, 2010

Sekertaris 10, 2008, 14, 2010

Humas/Informasi 10, 2008, 14, 2010

Keselamatan dan Keamanan 10, 2008, 14, 2010 Perwakilan Badan/Instansi 10, 2008, 14, 2010

Staf Umum - Operasi Seksi Operasi 10, 2008, 14, 2010

Seksi Kesehatan 10, 2008

(18)

18

Staf Umum – Perencanaan Seksi Perencanaan 10, 2008, 14, 2010

Staf Umum – Logistik dan

Peralatan Seksi Logistik dan Peralatan

10,2008,14,18,2010

Seksi Alat berat 18,2010

Seksi penyimpanan Logistik 18,2010 Seksi Penyaluran Logistik 18,2010 Seksi penampungan sementara/MCK

Seksi Air Bersih

Seksi ketenagalistrikan

Divisi Tanggap Darurat,BPBD Kab/Kota Komandan

Staf Umum – Perencanaan Staf Umum – Logistik dan Peralatan

Seksi Administrasi keuangan 10, 2008, 14, 2010

Liaison Officers

4-2. Langkah-langkah untuk menyusun Tugas dan Tanggungjawab

Akan ada beberapa langkah aksi terhadap pengembangan Tugas dan tanggungjawab. 4 langkah penting tersebut diperlihatkan pada gambar 4-1.

Gambar 4-1 proses penyusunan Tugas dan Tanggungjawab

Memilih tugas berdasarkan peraturan terkait

Menjabarkan tugas secara rinci

Mempertimbangkan seksi dan organisasi terkait

(19)

a. Memilih tugas berdasarkan peraturan terkait

Langkah pertama yaitu identifikasi kegiatan di sektor Pos Komando. Semua aktor akan dikelompokkan ke beberapa kelompok yang terdapat dalam Pos Komando. Berdasarkan peraturan yang ada, Tugas dan tanggungjawab seharusnya diidentifikasi dalam sudut pandang penyiapan layanan respon spesifik.

b. Menjabarkan tugas secara rinci

Setiap aktifitas bisa dikelompokkan secara rinci dan ditugaskan kepada staf untuk pengambilan aksi yang tepat dalam menghadapi situasi darurat. Aksi-aksi ini bisa digambarkan dengan mempertimbangkan langkah aksi yang akan diambil dengan melihat informasi yang diperlukan, penyediaan barang dan kenyamanan yang ada dengan mengacu pada peraturan (Tabel 4.1, Lampiran A) dan buku pegangan “Pedoman Penanganan Darurat, BNPB ”.

c. Mempertimbangkan seksi dan organisasi terkait

Pembagian dan pertukaran informasi dengan perwakilan instansi lain merupakan hal yang penting selama masa tanggap darurat. Untuk memastikan efektifitas dan kejelasan setiap kegiatan yang dilakukan dalam masa darurat, setiap tugas yang ada harus bisa dikomunikasikan dengan setiap sektor yang terkait.

d. Mengisi Format

Sangat penting untuk mengingat bahwa dalam banyak kasus yang ada, setiap sektor memiliki tanggungjawab yang khusus dalam tanggap bencana. Sehingga sangat perlu untuk menegaskan apa tugas dari setiap sektor yang ada, bagaimana cara mereka berpartisipasi dan bagaimana mereka berkoordinasi di sektor mereka masing-masing, khususnya dengan masyarakat local and aktor lainnya yang juga terlibat.

4-3. Tata Cara penulisan

Tugas & Tanggung jawab harus di alokasikan untuk setiap sektor (unit dalam posko Tanggap Darurat). Tugas dari setiap sektor ini bisa berbeda-beda disesuaikan dengan fungsi dari sektor tersebut dan status peringatan bencana. Agar dapat benar-benar di implementasikan pada saat tanggap darurat, tugas ini harus diperinci secara detail.

Tabel 4-2 menunjukan cara mengisi formulir Tugas dan Tanggung Jawab. Tugas dan Tanggung Jawab dari SOP yang sudah ada bisa dilihat di Lampiran A.

(20)
(21)

Bab 5 – Prosedur Kerja

Bagian ini menyajikan metode praktis tentang bagaimana cara menyusun Prosedur Kerja.

5-1. Langkah-langkah menyusun Prosedur Kerja

Prosedur Kerja adalah kumpulan dari Prosedur Standar yang “mengoperasionalkan” tanggap bencana Sebagai SOP dari Pos Komando.

Proses penyusunan disarankan untuk mengikuti gambar 5-1.

Gambar 5-1 Proses penyusunan tugas dan tanggungjawab Menetapkan proses kerja

Menentukan tugas dan seksi terkait

Mempertimbangkan urutan kronologis

(22)

22 b. Menentukan Tugas dan Seksi Terkait

koordinasi adalah kunci kesuksesan tanggap darurat, dan hal ini merupakan hal yang esensial dalam pemastian waktu dan penambahan sumber daya yang tepat. Koordinasi kegiatan bisa berada di tingkatan dan bentuk yang berbeda sehingga hubungan dengan instansi lainnya bisa ditetapkan dalam prosedur. Koordinasi yang baik sangat penting dalam menggabungkan sumberdaya secara efektif dan efisien, dalam hal menjangkau daerah yang terkena bencana lebih cepat dan lebih efektif.

Hasil dari langkah-langkah yang disebutkan di atas bisa diperlihatkan dalam tabel di bawah.

Gambar 5-2 Prosedur Kerja

c. Mempertimbangkan Urutan Kronologis

Validitas dan Kegunaan SOP bisa dievaluasi saat hal tersebut dilaksanakan dalam situasi yang sebenarnya misalnya ketika bencana terjadi, ketika kebutuhan meningkat. Kegiatan yang terkait tugas respon darurat harus dimasukkan dalam kronologi yang tepat. Ini sangat penting untuk mempertimbangkan situasi yang ada, Kronologi kegiatan harus jelas digambarkan dalam prosedur.

d. Menentukan Prosedur

(23)

5-2. Tata Cara Penulisan

Tabel 5-1 menunjukkan bagaimana cara mengisi format yang disarankan untuk Prosedur Kerja. Untuk saat ini belum ada Prosedur Kerja, akan tetapi sebuah model ditunjukkan di Lampiran B.

Tabel 5-1 Format Prosedur Kerja

No. Kerja 5 Pekerjaan Rencana Operasi

Dasar Peraturan 10

Tugas Terkait (No.)

12. Rencana Operasi

Nama Unit Seksi Operasi

Organisasi Pos Komando Bidang

Deskripsi Kerja

Kronologi

Prosedur

Respon Section

Operasi

Gambaran kerja dengan melihat peraturan secara rinci. Disarankan untuk menjelaskan hal tersebut sesuai dengan kronologi yang ada.

(24)
(25)

Bab 6 – Respon dalam Urutan Kronologis

6-1. Pembuatan tabel Urutan Kronologis

Disaranlan untuk membuat tabel yang menunjukkan posisi kronologis dari tiap kegiatan “Prosedur Kerja”. Kronologi dimulai dari saat bencana terjadi dan berakhir pada penutupan pos komando. Tabel akan lebih baik jika mencantumkan masing-masing kegiatan prosedur kerja secara visual dalam satu kotak pada satu lembar.

6-2. Struktur tabel Urutan Kronologis

Urutan kronologis perlu ditunjukkan seperti pada contoh di bawah yang mengelompokkan fungsi pos komando, seperti: Komandan, Keamanan & Keselamatan, Evakuasi, Logistik, dan Sar-pras Vital dengan skala waktu yang dimulai sejak bencana terjadi sampai akhir fungsi Pos Komando.

(26)
(27)
(28)
(29)

Lampiran 1 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

Hasil pelaksanaan tugas Tim Reaksi Cepat (TRC) Tanggap Darurat Bencana memuat rumusan pertanyaan ”5 W+1 H” sebagai berikut :

1. What = APA : menjelaskan macam/ jenis bencana

2. When = KAPAN : menjelaskan tanggal/waktu terjadinya bencana 3. Where = DIMANA : menjelaskan tempat/lokasi/daerah bencana

4. Who = SIAPA/BERAPA : menjelaskan siapa korban dan berapa jumlah korban manusia (meninggal dunia, luka berat, luka ringan, sakit), dan pengungsi, kerusakan bangunan, sarana dan prasarana umum.

5. Why = MENGAPA TERJADI : menjelaskan analisis singkat penyebab terjadinya bencana

6. HOW = Bagaimana Menangani Bencana. Melakukan analisis sumberdaya yang tersedia di daerah dan kebutuhan bantuan

sumberdaya yang mendesak untuk penanggulangan tanggap darurat bencana.

Lampiran 2 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

(30)

26

Lampiran 3 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

RENCANA OPERASI PENANGANAN DARURAT BENCANA

NO.______ Penunjukan :

1. Peta : Wilayah/daerah Skala : (tulis skala peta)

Tahun : (tahun pengeluaran peta)

2. Dokumen (tulis dasar pembuatan Rencana Operasi). Daerah Waktu : WIB/ WITA/ WIT

Susunan Tugas 1. Situasi

a. Macam/jenis bencana yang telah terjadi terdiri dari :

1) Macam/jenis bencana, tanggal waktu kejadian, lokasi/ daerah bencana, korban manusia, kerusakan bangunan, sarana,

prasaran umum, ekonomi dan dampak sosial.

2) Informasi lanjutan tentang perkembangan situasi bencana dan informasi dukungan bantuan kemanusiaan.

b. Kebijakan Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah. 2. Tugas Pokok

BNPB/BPBD beserta unsur instansi/lembaga/organisasi yang terkait melaksanakan tugas bantuan kemanusiaan mulai (Hari, tanggal bulan tahun, pukul) selama ... hari/bulan di (daerah, cantumkan daerah/ lokasi bencana dalam wilayah Kabupaten/Kota) dalam rangka Operasi Penanganan Darurat Bencana (cantumkan macam/jenis bencana). 3. Pelaksanaan

a. Konsep Operasi

(31)

pelaksanaan dan pengakhiran.

b. BNPB/BPBD dan Instansi/lembaga/organisasi yang terkait Diuraikan tugas, dukungan sumber daya personil, peralatan dan logistik.

c. Komando Tanggap Darurat Bencana Nasional/Daerah.

Diuraikan struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab masingmasing pejabat dan unsur pelaksana.

d. Instruksi Koordinasi, memuat hal-hal sebagai berikut : 1) Penetapan hari “H” dan jam “J”.

2) Masalah keamanan, pengawasan dan laporan. 4. Administrasi dan Logistik

Diuraikan pelibatan personil, alat peralatan, logistik, dukungan administrasi umum dan keuangan.

5. Komando dan Pengendalian

Diuraikan prosedur penggunaan komunikasi dan tempat/ lokasi kantor BNPB/BPBD (nama jalan, nomor, nama kota, nomor telepon dan nomor facsimile).

Kepala BNPB/BPBD (...) Lampiran :

(32)

28

Lampiran 4 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

No Program Pelaksanaan

1 2 3

1. Rencana Evakuasi Persiapan tempat-tempat, peta dan jalur

evakuasi

2. Pertolongan pertama,

Penyelamatan, keselamatan, dan keamanan

Persiapan Tim penyelamatan yang tergabung dari bidang Medis, SAR dan sumber daya lainnya.

3. Posko Bencana Tersedianya Posko Bencana, Peta

Bencana, Daftar Personil Tim dan Alat Komunikasi pendukung serta Daftar Nomor Telepon Penting.

4. Peralatan dan

Perlengkapan

Persiapan dan tersedianya alat-alat pendukung untuk penyelamatan dan penanggulangan bencana.

5. Pemenuhan Kebutuhan

Dasar

(33)

Lampiran 5 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

PERMINTAAN DAN PENGERAHAN SUMBERDAYA KOMANDO TANGGAP DARURAT BENCANA

(34)

30

Lampiran 6 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

CONTOH KEBUTUHAN

FASILITAS KOMANDO DARURAT BENCANA

No FASILITAS JENIS KEBUTUHAN KLASIFIKASI

1 Pos Komando 1. Pos Komando Tanggap Darurat

2. Pos Komando Lapangan

1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 2 Personil Komando

Semua SDM yg bertugas dalam

Personil Komando Semua SDM yg bertugas dalam

Personil Komando Semua SDM yg bertugas dalam 3 Gudang 1. Gudang

logistik

Gudang 1. Gudang logistik Gudang 1. Gudang logistik 4 Sarana-Prasarana

Transport

1. Mobil rescue unit 2. Perahu karet bermesin 3. Perahu evakuasi 4. Helikopter dan Helipad

1. Fasilitas dasar

2. Fasilitas dasar (bencana banjir)

3. Fasilitas dasar (bencana banjir)

4. Fasilitas dasar (bencana kebakaran)

5 Peralatan 1. Tenda peleton, tenda regu 2. Velbed

3. Matras 4. Kantong tidur 5. Genset

6. Unit dapur umum 7. Mobil tangki air 8. Unit sanitasi umum 9. Eskavator, alat2 berat

1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 3. Fasilitas dasar 4. Fasilitas dasar 5. Fasilitas dasar 6. Fasilitas dasar 7. Fasilitas dasar 8. Fasilitas dasar

9. Fasilitas dasar (bencana longsor/gempa bumi) 6 Alat Komunikasi 1. Telpon genggam

2. Telpon satelit 3. Radio UHV/VHF 4. Radio SSB 5. Mesin Fax

6. Perangkat Komputer 7. Akses Internet

1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 3. Fasilitas dasar 4. Fasilitas dasar 5. Fasilitas dasar 6. Fasilitas dasar 7. Fasilitas dasar 7 Data dan Informasi 1. Data dan Informasi bencana

2. Data dan informasi korban bencana

(35)

Lampiran 7 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

KONFIGURASI JARING KOMUNIKASI

KETERANGAN :

PUSDALOPS BPBD PROP

PUSDALOPS INSTANSI

INSTANSI

TERKAIT TK PROP

INSTANSI TERKAIT TK KOTA / KAB

PUSDALOPS BPBD KOTA / KAB

(36)

32

Lampiran 8 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

IDENTIFIKASI JUMLAH KELUARGA DI SETIAP TITIK PENAMPUNGAN

Nama kepala keluarga : ...

Alamat/Tempat Penampungan : ... Jumlah anggota keluarga : ...jiwa Rincian anggota keluarga :

No Kelompok Umur (tahun)

Jumlah Keterangan

(Hamil, Menyusui,

Laki laki Perempuan Kelainan Khusus,

dll)

Laki-laki Perempuan

1 <1

2 1 ~ 5

3 6 ~ 12

4 13 ~ 17

5 18 - 59

6 60 ≤

(37)

Lampiran 9 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

DAFTAR PENERIMA BANTUAN SECARA KESELURUHAN SESUAI DENGAN KELOMPOK UMUR

No Kelompok Umur

(tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah

1 <1

2 1 ~ 5

3 6 ~ 12

4 13 ~ 17

5 18 - 59

6 60 ≤

(38)

34

Lampiran 10 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

DATA PERKIRAAN ASET

YANG MASIH DIMILIKI CALON PENERIMA BANTUAN

1 Jumlah uang

2 Persedian pangan yang ada

3

Persediaan pakaian yang ada : a. Anak

b. Ayah c. Ibu

d. Anggota keluarga lain 4 Persedian non pangan yang

dimiliki 5 Obat-obatan

(39)

Lampiran 11 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

JENIS BANTUAN YANG DIPERLUKAN PENERIMA BANTUAN

No Jenis Bantuan Sumber

(Pihak Yang Dapat Dilibatkan)

1 Tempat penampungan sementara

2 Pangan

3 Air bersih dan sanitasi

4 Sandang dan non pangan

5 Pelayanan kesehatan

6 ………

Lampiran 12 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

DAFTAR KEBUTUHAN YANG DIPERLUKAN SETIAP HARI, SEMINGGU SEKALI, ATAU SEBULAN SEKALI

No Jenis Bantuan Setiap hari Seminggu

sekali Sebulan sekali Tidak tentu

1 Tempat penampungan

2 Pangan :

a. b. c.

3 Air bersih - Memasak - Mencuci - Mandi

- Keperluan lain 4 Sanitasi

a. b. c.

5 Sandang

a. b. c.

(40)

36

Lampiran 13 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

JENIS BANTUAN YANG DIDISTRIBUSIKAN SETIAP HARI

No

Jenis Bantuan Yang Didistribusikan setiap hari Jumlah Penerima bantuan (A) Bantuan yang diperlukan (B) Total (A X B)

1 2 3 4 5

Lampiran 14 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

JENIS BANTUAN YANG DIDISTRIBUSIKAN SETIAP MINGGU

No

Jenis Bantuan Yang Didistribusikan setiap minggu Jumlah Penerima bantuan (A) Bantuan yang diperlukan (B) Total (A X B)

1 2 3 4 5

Lampiran 15 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

JENIS BANTUAN YANG DIDISTRIBUSIKAN SETIAP BULAN

No

Jenis Bantuan Yang Didistribusikan setiap bulan Jumlah Penerima bantuan (A) Bantuan yang diperlukan (B) Total (A X B)

(41)

Lampiran 16 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

JUMLAH BANTUAN TIDAK TERDUGA

No

Jenis Bantuan Yang Didistribusikan Tak terduga Jumlah Penerima bantuan (A) Bantuan yang diperlukan (B) Total (A X B)

1 2 3 4 5

Lampiran 17 (Perka. BNPB No. 7 tahun 2008)

JUMLAH TOTAL KESELURUHAN BANTUAN YANG DIPERLUKAN SELAMA MASA DI PENAMPUNGAN

No Bantuan yang diperlukan

selama di penampungan

Jumlah

Diperlukan Total dalam

Sebulan

1 Setiap hari

2 Setiap minggu

3 Setiap bulan

4 Tak terduga

Total

Lampiran 18 (Perka. BNPB No. 8 tahun 2008)

Format pendataan

No. Nama Jenis kelamin Alamat korban Kondisi Korban

1 2 3 4 5

(42)

38

Lampiran 19 (Perka. BNPB No. 8 tahun 2008)

FORMAT IDENTIFIKASI

• Nama korban meninggal : ... • Jenis Kelamin : ...

• Umur/ tempat dan tgl. Lahir : ... • Agama : ...

• Alamat : ...

• Status Korban meninggal : Kawin/Belum Kawin/Janda/Duda *) • Pendidikan : ...

• Pekerjaan : ... • Latar Belakang Keluarga :

No. Nama Jenis Kelamin

Umur Hubungan Keluarga

Pendidikan Pekerjaan

1 2 3 4 5 6 7

Riwayat singkat kematian

Pada bagian ini petugas bisa memaparkan secara singkat

(1) penyebab kematian korban, seperti meninggal karena bencana gempa, banjir, tanah longsor, dan lain-lain;

(2) ciri-ciri masalah korban, misalnya korban meninggal dalam keadaan cacat ringan, sedang atau berat

seperti kehilangan sebelah tangan, kaki, hilang ingatan, dan lain-lain;

(3) lokasi kematian, misalnya korban meninggal di tempat kejadian bencana, meninggal di tempat penampungan, meninggal di rumah sakit, dan lain-lain.

• Rekomendasi petugas

Petugas identifikasi dapat merekomendasikan bantuan santunan duka cita bagi ahli waris korban yang ditinggalkan yang paling bertanggungjawab terhadap kelangsungan keluarga korban tersebut.

(43)

Lampiran 20 (Perka. BNPB No. 8 tahun 2008)

FORMAT BERITA ACARA PENYERAHAN BANTUAN BERITA ACARA

PENYERAHAN BANTUAN SANTUNAN DUKA CITA

Pada hari ini ..., tanggal ..., bulan... tahun..., bertempat di... telah dilaksanakan serah terima bantuan santunan duka cita sebesar Rp... (terbilang :

...), dari: Nama petugas : ... (L/P *) Instansi : ...

Alamat : ...

untuk korban bencana ...di ... Nama : ... (L/P *) Umur : ... Alamat : ... melalui ahli waris :

Nama : ... (L/P *) Umur : ... Alamat : ... Dengan disaksikan oleh :

Nama : ... (L/P *) Umur : ... Alamat : ... Nama : ... (L/P *) Umur : ... Alamat : ...

Demikian berita acara ini dibuat sebagai bukti kebenaran dan pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam serah terima bantuan santunan duka cita.

Penerima Santunan Pelaksana Pemberi Santunan

... ...

(44)

40

Lampiran 21 (Perka. BNPB No. 8 tahun 2008)

FORMULIR PERMOHONAN MENDAPATKAN SANTUNAN DUKA CITA

A. Yang bertandatangan dibawah ini:

1. Nama

2. Hubungan dengan Korban a. a. Isteri/suami *) b. b. Anak

c. c. Orangtua d. d. Lain-lain

3. Alamat Kode Pos

4. Data Korban Meninggal: • Nama korban meninggal • Jenis kelamin korban • Tempat, Tanggal lahir • Tanggal Meninggal Dunia • Tempat Meninggal Dunia • Sebab Meninggal Dunia

B. Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan bantuan biaya pemakaman dan atau santunan duka cita sebesar Rp. ... (Terbilang : ... )

C. Permohonan bantuan biaya pemakaman dan santunan duka cita ini dilengkapi dengan :

1. Surat Keterangan Kematian dari petugas medis yang berwenang, atau Lurah/Kepala Desa setempat.

2. Surat Keterangan Ahli Waris dari pejabat yang berwenang.

3. Salinan/Copy KTP korban meninggal yang telah memiliki kewajiban memiliki KTP

4. Salinan/Copy Kartu Keluarga atau surat keterangan keluarga dari Kelurahan/Desa setempat

5. Surat Kuasa bermaterai dan copy KTP yang diberi kuasa.

Keterangan tersebut diatas saya buat dengan sebenarnya. Jika dikemudian hari ternyata terdapat hal yang tidak benar, saya wajib mengembalikan semua uang yang diterima dari hak tersebut diatas, serta bersedia dituntut di muka pengadilan.

(45)

Lampiran 22 (Perka. BNPB No. 10 tahun 2008)

CONTOH KEBUTUHAN

FASILITAS KOMANDO DARURAT BENCANA

No FASILITAS PERALATAN JUMLAH KLASIFIKASI

1 Sarana-Prasarana Transport

1. Mobil rescue unit 2. Perahu karet bermesin 3. Perahu evakuasi 4. Helikopter dan Helipad

1. Fasilitas dasar

2. Fasilitas dasar (bencana banjir)

3. Fasilitas dasar (bencana banjir)

4. Fasilitas dasar (bencana kebakaran)

2 Peralatan 1. Tenda peleton, tenda regu 2. Velbed

3. Matras 4. Kantong tidur 5. Genset

6. Unit dapur umum 7. Mobil tangki air 8. Unit sanitasi umum 9. Eskavator, alat2 berat

1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 3. Fasilitas dasar 4. Fasilitas dasar 5. Fasilitas dasar 6. Fasilitas dasar 7. Fasilitas dasar 8. Fasilitas dasar 9. Fasilitas dasar 3 Alat Komunikasi 1. Telpon genggam

2. Telpon satelit 3. Radio UHV/VHF 4. Radio HF 5. Mesin Fax

6. Perangkat Komputer 7. Akses Internet

1. Fasilitas dasar 2. Fasilitas dasar 3. Fasilitas dasar 4. Fasilitas dasar 5. Fasilitas dasar 6. Fasilitas dasar 7. Fasilitas dasar

4 Water Treatment Portable 1

(46)
(47)
(48)

43

Lampiran A

Tugas dan tanggung jawab dari setiap unit organisasi (sumber : SOP Tomohon)

+ pembentukan komando tanggap darurat (Posko TD) (Surat Keputusan)

Note: *) Kepala BPBD berperan sebagai sekertaris (Sekretaris Daerah (Sekda) yang menduduki posisi ke-tiga setelah Bupati dan Wakil Bupati) *) yang dicetak miring adalah istilah dalam bahasa Indonesia

1. Umum, Formasi unit Komando Tanggap darurat bencana

No

Nama Unit (kedudukan dalam Posko TD)

Tugas Bertanggung

jawab ke

Jabatan dalam

Instansi Asal Instansi asal Peraturan

No Prosedur

kerja

1-1

Informasi Kejadian Awal Bencana

1. Informasi awal kejadian bencana diperoleh melalui berbagai

sumber antara lain pelaporan, media massa, instansi/lembaga terkait, masyarakat, internet, dan informasi lain yang dapat dipercaya. BNPB dan/atau BPBD melakukan klarifikasi kepada instansi/lembaga/masyarakat di lokasi bencana. Informasi yang diperoleh dengan menggunakan rumusan pertanyaan terkait bencana yang terjadi, terdiri dari:

a. Apa : jenis bencana

b. Bilamana : hari, tanggal, bulan, tahun, jam, waktu setempat

c. Dimana : tempat/lokasi/daerah bencana d. Berapa : jumlah korban, kerusakan sarana dan prasarana

e. Penyebab : penyebab terjadinya bencana f. Bagaimana : upaya yang telah dilakukan

2. Penjelasan rumusan pertanyaan informasi kejadian awal yang harus dikumpulkan dapat dilihat pada Lampiran-1 pedoman ini.

Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008

1-1

1-2

Penugasan Tim Reaksi Cepat (TRC)

1. Dari informasi kejadian awal yang diperoleh, BNPB dan/atau BPBD menugaskan Tim Reaksi Cepat (TRC) tanggap darurat bencana, untuk melaksanakan tugas pengkajian secara cepat, tepat, dan dampak bencana, serta serta memberikan dukungan pendampingan dalam rangka penanganan darurat bencana. 2.Hasil pelaksanaan tugas TRC tanggap darurat dan masukan dari berbagai instansi/lembaga terkait merupakan bahan

pertimbangan bagi :

Peraturan Kepala BNPB No.9, 2008

Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008

(49)

a. Kepala BPBD Kabupaten/Kota untuk mengusulkan kepada Bupati/Walikota dalam rangka menetapkan status/tingkat bencana skala kabupaten/kota.

b. Kepala BPBD Provinsi untuk mengusulkan kepada Gubernur dalam rangka menetapkan status/tingkat bencana skala provinsi.

c. Kepala BNPB untuk mengusulkan kepada Presiden RI dalam rangka menetapkan status/tingkat bencana skala nasional.

1-3

Penetapan Status / Tingkat Bencana

1. Berdasarkan usul sesuai butir B.2 di atas dan berbagai masukan

yang dapat dipertanggung jawabkan dalam forum rapat dengan instansi/lembaga terkait, maka :

a. Bupati/Walikota menetapkan status/tingkat bencana skala kabupaten/kota.

b. Gubernur menetapkan status/tingkat bencana skala provinsi. c. Presiden RI menetapkan status/tingkat bencana skala nasional.

2. Tindak lanjut dari penetapan status/tingkat bencana tersebut,

maka Kepala BNPB/BPBD Provinsi/BPBD Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya menunjuk seorang pejabat sebagai komandan penanganan tanggap darurat bencana sesuai status/tingkat bencana skala nasional/daerah.

Komandan

Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008

1-3

(50)

45 1-5

ORGANISASI PELAKSANA DAN KOORDINASI A. Organisasi Pelaksana

Organisasi pelaksana pemberi bantuan santunan duka cita sesuai ayat (2) pasal 25 PP 22 Tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana, adalah instansi/lembaga yang berwenang yang dikoordinasikan oleh BNPB atau BPBD sesuai dengan kewenangannya. Kewenangan instansi/lembaga yang berwenang menjadi pelaksana diperoleh berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang mengatur tugas pokok dan fungsi instansi/lembaga seperti untuk instansi Pemerintah diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, untuk

instansi Pemerintah Provinsi diatur dengan Peraturan Daerah serta

Peraturan/Keputusan Gubernur, dan untuk instansi kabupaten/Kota

diatur dengan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati/Walikota. B. Koordinasi

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai lembaga yang memiliki tugas pokok melaksanakan penanggulangan bencana, juga

memiliki fungsi mengkoordinasikan instansi/lembaga dalam lingkup

kewenangannya. BNPB, BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota berfungsi mengkoordinasikan instansi/lembaga pemberi bantuan santunan sesuai kewenangannya.

Koordinasi dilakukan pada beberapa tahap:

1. Tahap penyusunan program. Koordinasi pada tahap ini diperlukan agar tidak terjadi duplikasi program antar instansi/lembaga yang berwenang menangani bantuan.

2. Tahap pelaksanaan program, yakni pada saat tanggap darurat bencana dan pasca bencana. Koordinasi pada tahap ini

diperlukan untuk menjamin bahwa instansi/lembaga yang berwenang menangani bantuan dapat melaksanakan tugasnya dan agar para ahli waris korban bencana mendapatkan hakhaknya.

Peraturan Kepala BNPB

No. 8 2008

(51)

3. Tahap setelah pelaksanaan program bantuan santunan untuk mengetahui hasil-hasil program yang telah dilaksanakan.

1-6

PROSES MANAJEMEN LOGISTIK DAN PERALATAN Pedoman Manajemen Logistik dan Peralatan Penanggulangan Bencana merupakan panduan/acuan bagi Badan Nasional Penanggulangan Bencana,

Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Instansi/Lembaga dan pemangku

kepentingan penanggulangan bencana lainnya agar pengelolaan logistik

dan peralatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, terpadu dan

akuntabel. Proses

A. Perencanaan/Inventarisasi Kebutuhan B. Pengadaan dan/atau Penerimaan C. Pergudangan dan/atau Penyimpanan D. Pendistribusian

E. Pengangkutan F. Penerimaan di tujuan G. Penghapusan H. Pertanggungjawaban Implementasi

Peraturan Kepala BNPB

(52)

47 2. Pada bencana skala nasional dapat dibentuk Pos Komando Tanggap Darurat Aju di provinsi dan pada bencana skala provinsi dapat dibentuk Pos Komando Tanggap Darurat Aju di

kabupaten/kota yang terkena bencana.

3. Jangka waktu keberadaan pos komando tanggap darurat bencana bersifat sementara selama masa tanggap darurat dan beroperasi selama 24 (dua puluh empat) jam setiap hari serta dapat diperpanjang atau diperpendek waktunya sesuai dengan pelaksanaan tanggap darurat.

Persyaratan Lokasi Proses Pembentukan Pengorganisasian

Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi

Tugas dan Tanggung Jawab Unit Organisasi Prasarana dan Sarana

Pembiayaan

PEMBENTUKAN POS KOMANDO LAPANGAN TANGGAP DARURAT BENCANA

PEMBENTUKAN POS PENDUKUNG TANGGAP DARURAT BENCANA

1-7

PEDOMAN

PENCARIAN, PERTOLONGAN DAN EVAKUASI

Peraturan Kepala BNPB

(53)

2 Unit Organisasi

No Nama unit

(kedudukan dalam ERC) Tugas

Bertanggung jawab ke

Jabatan dalam

Instansi Asli Instansi asli Peraturan

Nomor prosedur

kerja

2-1 Komandan

2-1-1 Komandan

Komandan bertugas:

1) Mengaktifkan dan meningkatkan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) menjadi Pos Komando Tanggap Darurat BPBD Kabupaten/Kota/Provinsi atau BNPB, sesuai dengan jenis, lokasi dan tingkatan bencana.

2) Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) di lokasi bencana di bawah komando Pos Komando Tanggap Darurat Bencana BPBD Kabupaten/Kota/Provinsi atau BNPB. Contoh tata letak Poskolap, lihat Lampiran-6.

3) Membuat rencana strategis dan taktis, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan operasi tanggap darurat bencana.

4) Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dan penyelamatan serta berwenang memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi/lembaga/organisasi yang terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana.

Kepala BPBD kota

(Sekda)

Kepala kepolisian Kota Tomohon

(Kepala Kepolisian Resort Kota Tomohon – Mr. J.

Marlien Tawas) Polisi (Polres Tomohon) Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008

Peraturan Kepala BNPB No. 14 2010

2-1-1①

terminasi 2-1-1②

(54)

49

Peraturan Kepala BNPB No. 14 2010

2-2-2 Hubungan masyarakat

Hubungan Masyarakat

a. Hubungan Masyarakat bertugas dan bertanggung jawab untuk:

1) Menghimpun data dan informasi penanganan bencana yang terjadi.

2) Membentuk jaringan informasi dan komunikasi serta menyebarkan informasi tentang bencana tersebut ke media massa dan masyarakat luas.

b. Kepala Humas bertanggung jawab langsung kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana.

Komandan

Kepala divisi Humas dan kemasyarakatan

(Kabag Humas & Kemasyarakatan)

Sekda

Peraturan Kepala BNPB No. 10, 2008

Peraturan Kepala BNPB No. 14 2010

2-2-2

Evaluasi dan Pelaporan

2-2-2②

Pelaksanaan penyaluran bantuan

2-2-2③

2-2-3

Keselamatan dan Keamanan

1) Menjamin kesehatan dan keselamatan seluruh personil Komando Tanggap Darurat Bencana dalam menjalankan tugasnya.

2) Menjaga keamanan penanganan tanggap darurat bencana serta mengantisipasi hal-hal di luar dugaan atau suatu keadaan yang berbahaya

Komandan (kosong) (kosong)

Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.14 2010

2-2-3

2-2-4

Perwakilan Instansi/Lembaga

Perwakilan instansi/lembaga bertugas untuk membantu Komandan Tanggap Darurat Bencana berkaitan dengan permintaan dan pengerahan sumberdaya yang dibutuhkan dari instansi/lembaga. Komandan dan perwakilan instansi/lembaga Asisten administrasi umum sekda (Asisten Adm. Umum Sekda) Sekda Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.14 2010

2-2-4

2-3 Liaision Officers (LO)

2-3-1 Liaison Officer (LO) Polri

Membangun komunikasi awal dengan pimpinan dengan anggota yang rencananya akan terlibat dalam komando TD serta berkoordinasi dengan semua unsur komando TD dalam rangka penempatan/penugasan anggota kesatuan.

Komandan dan perwakilan kepala

instansi/lembaga

(kosong) (kosong) Perka BNPB

No.10, 2008 2-3-1

2-3-2

Liaison Officer (LO) TNI

Membangun komunikasi awal dengan pimpinan dengan anggota yang rencananya akan terlibat dalam komando TD serta berkoordinasi dengan semua unsur komando TD dalam rangka penempatan/penugasan anggota kesatuan.

Komandan dan perwakilan kepala

instansi/lembaga

(kosong) (kosong) Perka BNPB

No.10, 2008 2-3-2

(55)

3-3 LSM/Ormas LSM/Ormas yang rencananya akan terlibat dalam komando TD serta berkoordinasi dengan semua unsur komando TD

perwakilan kepala instansi/lembaga

daftar dalam daftar No.10, 2008

2-3-4

Liaison Officer (LO) Perencanaan dan Operasi

Membangun komunikasi awal dengan kepala BPBD dengan unsur pelaksana komando TD perihal koordinasi sebagai penghubung di bidang perencanaan dan operasi tanggap daruurat.

Komandan dan perwakilan kepala

instansi/lembaga

Tidak ada dalam daftar

Tidak ada dalam daftar

Perka BNPB

No.10, 2008 2-3-4

2-3-5

Liaison Officer (LO) Logistik,peralatan dan keuangan

Membangun komnukasi awal dengan kepala BPBD dan unsur pelaksana komando TD perihal koordinasi sebagai penghubung di nbidang Logistik, peralatan dan keuangan dalam rangka penanganan terhadap tanggap darurat.

- Tidak ada dalam daftar

Tidak ada dalam daftar

Perka BNPB

No.10, 2008 2-3-5

2-4Staf umum : Unit Operasi

2-4-1 Bidang Operasi

Bidang Operasi bertugas dan bertanggung jawab atas semua pelaksanaan operasi penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana dengan cepat, tepat, efisien dan efektif berdasarkan satu kesatuan rencana tindakan penanganan tanggap darurat bencana.

Komandan

Kepala bagian divisi oprasional polisi (Kabag Ops/Pasi Ops) Polisi Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.14 2010

2-4-1

2-4-2 Unit Kesehatan

1) Mengoptimalkan posko kesehatan

2) Berkoordinasi dengan satgas pengungsian untuk melaksanakan tugas pelayanan kesehatan terhadap pengungsi

3) Berkoordinasi dengan satgas SAR dan evakuasi dalam membawa korban menuju RSUD baik korban luka maupun korban meninggal

Kepala seksi

operasi Kepala divisi kesehatan

Dinkesos (dinas sosial &

kesehatan)

Perka BNPB

(56)

51

2-4-5 Unit pengungsi

1) Mempersiapkan lokasi pengungsian

2) Koordinasi dengan perangkat kewilayahan tentang kemungkinan jumlah pengungsi

3) Mengatur penep=mpatan pengungsi di tempat pengungsian

Kepala seksi operasi

Pasiter Kodim

(Perwira Seksi Teritorial) TNI

Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.13, 2010 2-4-5

2-4-6 Unit SAR dan Evakuasi

1) Pergi ke daerah yang terkena dampak bencana

2) Membawa korban baik yang meninggal maupun yang luka-luka dari lokasi bencana menuju posko kesehatan untuk di bawa ke RSUD

3) Berkoordinasi dengan seksi transportasi tentang pengankutan korban untuk di bawa ke RSUD

Kepala seksi operasi

Kepala SAR unit

Tomohon SAR Tomohon

Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.13, 2010 2-4-6

2-4-7 Unit Psykologi

1) Memulai menginventarisir warga yang akan direhabilitasi psikologi akibat trauma yang ditimbulkan oleh bencana gunung merapi

2) Mebantu satgas pengungsian di tempat pengungsian

Kepala seksi operasi Kepala Presidium FKUB FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama) Perka BNPB

No.10, 2008 2-4-7

2-4-8

Seksi pemadam kebakaran

1) Sesuai perintah mendatangi lokasi dan memadamkan api di tempat yang mengalami kebakaran akibat awan panas 2) Mensiagakan mobil pemadam kebakaran di tempat

pengungsian Kepala seksi operasi Kepala pemadam kebakaran UPTB

BPBD Perka BNPB

No.10, 2008 2-4-8

2-4-9 Seksi transportasi

1) Menyiapkan alat peralatan dan personel yang berkaiitan dengan tugas transportasi

2) Menempatkan kendaraan evakuasi sesuai dengan perkiraan jumlah warga yang akan dievakuasi dengan jumlah

kendaraan yang disiapkan

3) Berkoordinasi dengan seksi SAR dan evakuasi untuk membawa pengungsi ke tempat pengungisan

Kepala seksi operasi Kepala divisi pertanahan Dishubko-minfo (dinas transportasi,in formasi dan komunikasi) Perka BNPB

No.10, 2008 2-4-9

2- 4-10

Seksi nubika

(nuklir, biologi dan kimia)

1) Menyiapkan peralatan dan personel pelaksana peneliti/uji kemungkina adanya gas beracun di sekitar

kawah/perkampungan warga

2) Menyiapkan masker untuk masyarakat untuk kemungkinan adanya gas beracun, asap dan abu.

3) Membuat sosialisasi terhadap warga tentang bahaya dari gas beracun

Kepala seksi operasi

Kepala divisi AMDAL (analisis dampak lingkungan ) BLH (instansi lingkungan) Perka BNPB

No.10, 2008 2-4-10

2- 4-11

Seksi komunikasi elektronik

1) Mensiagakan petugas komlek dan melaporkan perkembangan status gunung berapi kepada Dansatgas dan Instansi terkait Kepala seksi operasi Kepala ORARI/RAPI ORARI/RAPI (asosiasi radio amatir) Perka BNPB

(57)

2) Memaksimalkan alat peralatan komlek yang digunakan 2- 4-12 Seksi pendidikan kedaruratan

1) Siapkan lahan/tempat, sarana dan prasarana pendidikan darurat dalam radius aman

2) Siapkan petugas/tenaga pengajar dan bantuan kependidikan

Kepala seksi operasi sekertaris Diknaspora Dinaspora (Dinas pendidikan dan olah raga )

2-4-12

2- 4-13

Seksi pemakaman

1) Penyiapan lahan untuk lokasi pemakaman

2) Koordinasi dengan badan terkait untuk calon lokasi pemakaman masal

Kepala seksi

operasi (Kepala Kantor)

Dinas

keagamaan 2-4-13

2- 4-14

Kompensasi kehilangan Perka BNPB No.

8, 2008 2-4-15②

2-5 staf umum : seksi perencanaan

2-5-1 Seksi perencanaan

Bidang Perencanaan bertugas dan bertanggung jawab atas pengumpulan, evaluasi, analisis data dan informasi yang berhubungan dengan penanganan tanggap darurat bencana serta menyiapkan dokumen rencana tindakan operasi tanggap darurat.

komandan kepala Bappeda Bappeda

Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.14 2010

2-5-1

2-6 staf umum : seksi logistik dan peralatan

2-6-1

Seksi logistik dan perencanaan

1) Penyediaan fasilitas, jasa, dan bahan-bahan serta perlengkapan tanggap darurat.

2) Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan transportasi bantuan logistik dan peralatan.

3) Melaksanakan penyelenggaraan dukungan dapur umum, air bersih dan sanitasi umum.

komandan (Kabid Kedaruratan

& Logistik) BPBD

Perka BNPB

(58)

53 bencana secara tertib dan transparan

3) Membuat perkiraan daerah yang paling mungkin tertimpa bencana serta cara pendistribusian logistik kepada korban

Sosial

2-6-5

Seksi hunian sementara/MCK

1) Menyiapkan hunian sementara/MCK di lokasi pengungsian 2) Berkoordinasi dengan seksi pengungsian untuk rencana

penyediaan hunian sementara/MCK diperhitungkan sangat diperlukan

Kepala logistik dan peralatan Kepala Divisi Cipta Karya Dinas PU (Pekerjaan Umum) 2-6-5

2-6-6 Seksi air bersih

1) Melaksanakan survey kebutuhan dan rencana lokasi pembangungan/penyediaan sarana prasarana dan petugas pelayanan air bersih

2) Berkoordinasi dengan seksi lainnya untuk penyediaan air bersih yang diperlukan

Kepala logistik dan

peralatan Direktur Teknik PDAM 2-6-6

2-6-7 Seksi listrik

1) Penyediaan sarana dan prasarana dan petugas pelayanan listrik yang akan digunakan di lokasi pengungsian

Kepala logistikk

dan peralatan Kepala PT. PLN 2-6-7

2-7 Staf umum : Bidang Administrasi Keuangan

2-7-1

Bidang Administrasi Keuangan

1) Melaksanakan semua administrasi keuangan.

2) Menganalisa kebutuhan dana dalam rangka penanganan tanggap darurat bencana yang terjadi.

3) Mendukung keuangan yang dibutuhkan dalam rangka komando tanggap darurat bencana yang terjadi

Komandan Kepala DPPKAD DPPKAD

Perka BNPB No.10, 2008 Perka BNPB No.14 2010

(59)
(60)
(61)

Lampiran B: Contoh dari prosedur pengerjaan

1.1 Peringatan Dini

Nomor Prosedur Kerja 1 Tugas Peringatan Dini

Dasar Hukum

Tugas yg berkaitan (No.) Nama Unit Kerja

Instansi BPBD Kab

Sitaro

Bidang Tanggap Darurat

Keterangan Tugas

Menyebarkan peringatan dini kepada masyarakat untuk mencegah terjadinya korban dan mempercepat proses evakuasi

Kronologi

(62)

56

1.2 Umum, Tindakan awal oleh Pos Komando Tanggap Darurat

Nomor Prosedur Kerja 1-4 Tugas Pembentukan Pos Komando Tanggap Darurat Bencana

Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010

Tugas yg berkaitan (No.)

Nama Unit Kerja Kepala BPBD

Instansi BPBD Kab. Sitaro Bidang

Keterangan Tugas

1. Inisiasi pembentukan Komando TD Bencana akan dimulai dalam situasi sebagai berikut:

(1). Apabila sudah ada informasi dari PVMBG (Badan Geologi) bahwa Gunung Karangetang diperkirakan akan segera meletus. (2). Apabila Gunung Karangetang tiba-tiba meletus dan mengakibatkan dampak serius di pemukiman/desa sekitarnya. (3).Pada saat Tim Reaksi Cepat dikirim oleh BNPB atau BPBD Provinsi setelah mendapatkan informasi awal ttg bencana.

2. Proses

(1). Informasi awal kejadian bencana (mengacu ke prosedur 1-1) (2). Status/Tingkatan Bencana (mengacu ke prosedur 1-3). (3). Pembentukan Pos Komando TD Bencana.

1) Mengeluarkan SK Komando TD Bencana: (Bupati atas usul Kaban BPBD mengeluarkan SK Pembentukan (Perka No 14/2010, Bab 2) 2) Melaksanakan mobilisasi sumberdaya manusia, peralatan dan logistik serta dana dari instansi/lembaga terkait dan/atau masyarakat. 3) Meresmikan pembentukan Pos Komando Tanggap Darurat Bencana.

Kronologi

(63)

Nomor Prosedur Kerja 1-3 Tugas Pembubaran Pos Komando TD

Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008

Tugas yg berkaitan (No.)

Nama Unit Kerja Komandan

Instansi Komando TD Bidang Komandan

Keterangan Tugas

1. Menjelang berakhirnya waktu pelaksanaan operasi tanggap darurat bencana, Kepala BPBD Kabupaten/Kota/Provinsi atau Kepala BNPB membuat rencana pengakhiran operasi tanggap darurat bencana dengan mengeluarkan Surat Perintah Pengakhiran Operasi Tanggap Darurat Bencana kepada Komandan Tanggap Darurat Bencana sesuai dengan kewenangannya.

2. Pada hari dan tanggal waktu berakhirnya operasi tanggap darurat bencana, Kepala BNPB/BPBD membubarkan Komando Tanggap Darurat Bencana dengan menerbitkan Surat Keputusan Pembubaran.

3. Melaporkan permintaan & penggunaan sumber daya kepada instansi terkait.

Kronologi

(64)

58

2. Unit Organisasi Komando Tanggap Darurat

Nomor Prosedur Kerja 2-1-1 Tugas Komandan TD - Aktivasi Pos Komando TD

Dasar Hukum Reg.10, 2008, Reg.14, 2010

Tugas yg berkaitan (No.)

Nama Unit Kerja Komandan

Instansi TNI AL Bidang

Keterangan Tugas

1) Mengaktifkan Pos Komando Tanggap Darurat Bencana

• Meminta laporan dari setiap bagian dari Pos Komando TD • Membuat keputusan tentang hal-hal yang diperlukan

• Memberikan instruksi tentang kegiatan yg harus dilakukan beserta peralatan yang diperlukan

(65)

Nomor Prosedur Kerja 2-1-2 Tugas Komandan TD - Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap)

Dasar Hukum Reg.10, 2008, Reg.14, 2010

Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi

Nama Unit Kerja Komandan

Instansi TNI AL Bidang ??

Keterangan Tugas

2) Membentuk Pos Komando Lapangan (Poskolap) dilokasi bencana di bawah komando Pos Komando Tanggap Darurat. (Contoh Poskolap dapat dilihat dilampiran xxxx).

Wilayah kerja: masing-masing Pos Komando Lapangan Tanggap Darurat Bencana mencakup satu kesatuan wilayah dimana bencana terjadi atau membawahi sebanyak-banyaknya dua kesatuan wilayah bencana jika salah satu kesatuan wilayah tersebut mengalami kelumpuhan total akibat bencana.

Tugas Pokok: Tugas Pokok Pos Komando Lapangan Tanggap Darurat Bencana adalah menjamin berjalannya operasi tanggap darurat oleh berbagai pihak secara terpimpin, terkoordinasi, efektif dan efisien di lokasi bencana.

Tujuan: melanjutkan kegiatan asesmen cepat terhadap kejadian bencana yang telah dilakukan oleh Tim Reaksi Cepat; Melakukan kegiatan pencarian, penyelamatan, dan evakuasi korban bencana; Memberikan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar bagi korban bencana; Memberikan perlindungan terhadap korban bencana yang rentan; Memberikan pelayanan kepada korban bencana yang mengungsi;

Kronologi

(66)

60

Nomor Prosedur Kerja 2-1-3 Tugas Menyusun Rencana Operasi

Dasar Hukum Reg.10, 2008, Reg.14, 2010

Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi

Nama Unit Kerja Komandan

Instansi TNI AL Bidang Pos Komando TD

Keterangan Tugas

3) Membuat rencana strategis dan taktis, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan operasi tanggap darurat bencana.

• Memberikan arahan pada penyusunan rencana sektoral.

• Memimpin operasi

Kronologi

(67)

Nomor Prosedur Kerja 2-1-4 Tugas Komando dan Pengendalian

Dasar Hukum Reg.10, 2008, Reg.14, 2010

Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi

Nama Unit Kerja Komandan

Instansi TNI AL Bidang Pos Komando TD

Keterangan Tugas

4) Melaksanakan komando dan pengendalian untuk pengerahan sumber daya manusia, peralatan, logistik dan penyelamatan serta berwewenang memerintahkan para pejabat yang mewakili instansi/lembaga/organisasi yang terkait dalam memfasilitasi aksesibilitas penanganan tanggap darurat bencana.

• Mengumpulkan informasi tentang kebutuhan dan ketersediaan sumber daya. • Meminta bantuan kepada instansi terkait untuk kekurangan sumber daya diatas.

Kronologi

(68)

62

Nomor Prosedur Kerja 2-1-5 Tugas Wakil Komandan TD

Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi

Nama Unit Kerja Komandan

Instansi Komandan Bidang Pos Komando TD

Keterangan Tugas

1) Membantu Komandan Tanggap Darurat Bencana dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengendalikan Pos Komando TD bencana. 2) Mengkoordinir tugas-tugas sekretariat, humas, keselamatan dan keamanan serta perwakilan instansi/lembaga.

3) Mewakili Komandan Tanggap Darurat Bencana, apabila Komandan Tanggap Darurat Bencana berhalangan. Kronologi

(69)

Nomor Prosedur Kerja 2-2-1 Tugas Sekretaris Dasar Hukum Perka BNPB No 10/2008, Perka BNPB No 14/2010 Tugas yg berkaitan (No.) 12. Rencana Operasi

Nama Unit Kerja Sekretaris

Instansi BPBD Kab. Sitaro Bidang

Keterangan Tugas

1)Menyelenggarakan administrasi umum dan pelaporan.

2) Pelayanan akomodasi dan konsumsi bagi personil Pos Komando Tanggap Darurat Bencana.

Kronologi

(70)

Gambar

Gambar 1-1 Fungsi Rencana Kontinjensi dan SOP
Tabel 1-2 Proses Perumusan
Tabel 1-3 Proses Penyusunan
Tabel 2-1 Tabel Analisis Ancaman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana teknologi sistem informasi akuntansi terbaru dapat memberikan pengaruhnya dalam evaluasi

Data primer atau data-data adalah data yang diperoleh langsung dari.. subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukur atau

Pengajaran terbimbing adalah kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh praktikan dengan. bimbingan guru pamong, dalam arti guru pamong ikut masuk dalam kelas

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand equity yang terdiri dari kesadaran merek ( brand awareness) , asosiasi merek ( brand association) ,

Ide yang diberikan dalam penulisan ini adalah pemakaian sebuah alat, yaitu Automatic Safety Anti-Collision Sensor yang dipasang pada kendaraan bermotor terutama mobil agar

tinggi,penyakit paru dan batuk-batuk yang lama,konstipasi yang lama,kencing manis maupun penyakit jantung,dan riwayat operasi sebelumnya.. Riwayat Keluarga : Tidak ada keluarga

Dalam Pembelajaran Seni Tari Tradisional Di SD Negeri Pekauman 1 Kota Tegal”. Tujuan dari penelitian Meliga untuk mengetahui presentase minat siswa terhadap seni tari

Fiqri Amirul Mu'Min L Non Bidikmisi... Sri