• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Kerja

Dalam dokumen LAPORAN LENGKAP TEKNOLOGI BAHAN DAN PROD (Halaman 33-55)

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum pembuatan tepung ikan adalah sebagai berikut: 1. Menimbang ikan

2. Membersihkan ikan dari sisik, insang dan seluruh isi perutnya dikeluarkan 3. Mencincang daging ikan sampai halus

4. Mencuci sampai bersih 5. Merebus ikan sampai matang

6. Mengepres ikan dengan menggunakan kain tipis sampai cairan dalam tubuh diperkirakan habis

7. Menyimpan diatas talang

8. Menjemur di bawah sinar matahari 9. Menghancurkan dengan belender kering

10.Mengayak ikan untuk mendapatkan tepung ikan yang halus 11.Menyimpan di dalam toples

34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Hasil pada praktikum pada pembuatan tepung ikan dapat dilihat pada Tabel 2 Tabel 2 hasil pada Praktikum Pembuatan Tepung Ikan

Berat Awal Ikan Hasil Pengamatan Persentase (%)

T. Halus T. Kasar

500 gr 73 gr 15 gr 41.2 %

B. Pembahasan

Ikan merupakan salah satu bahan yang sering digunakan dalam membuat pakan untuk hewan ternak maupun ikan yang dibudidaya. Tepung ikan merupakan produk padat dan kering yang diolah dengan cara mengeluarkan air cairan dan sebagian atau seluruh lemak yang terkandung dalam tubuh ikan.

35

Ikan, selain dikenal protein yang dikandungnya memiliki komposisi asam amino yang lengkap, juga diketahui mengandung lemak yang kaya akan asam lemak tak jenuh jamak atau polyunsaturated fatty acids (PUFA) yang berkhasiat bagi kesehatan. Minyak ikan lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh jamak atau polyunsaturated fatty acids (PUFA) (Irianto, 2007).

Vitamin yang ada dalam ikan juga bermacam-macam, yaitu vitamin A, D, Thiamin, Riboflavin, dan Niacin. Ikan juga mengandung mineral yang kurang lebih sama banyaknya dengan mineral yang ada dalam susu seperti kalsium, phosphor, akan lebih tinggi dibandingkan dengan susu. Ada dua kelompok vitamin dalam ikan yaitu larut dalam air dan larut minyak. Yang larut dalam minyak yaitu vitamin A dan D, yaitu dalam minyak ikan.

Tepung ikan yang baik adalah berasal dari jenis ikan yang kadar lemaknya rendah, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya oksidasi lemak yang akan menyebabkan radibity atau ketengikan pada pakan.

Bahan tepung ikan berasal dari berbagai jenis ikan laut. Akan tetapi yang paling ekonomis adalah ikan-ikan kecil (rucah) yang kurang disukai untuk dikonsumsi dan harganya relative murah (Tarwiyah dkk, 2001).

Pada praktikum pembuatan tepung ikan, berat awal ikan sebelum di haluskan adalah 500 gr, setelah menjadi tepung berat halusnya adalah 73 gr dan berat tepung kasar 15gr. Hasil yang berbeda setelah dilakukan tahap pembuatan tepung ikan sampai menghasilkan tepung ikan halus yaitu sesuatu yang pasti akan terjadi, karena tepung halus melewati tahap pengepresan dan penggilingan atau penepungan.

36

Pengepresan adalah untuk mengurangi kadar air dalam pakan agar memudahkan dalam proses pengeringan dan penggilngan.

Penggilingan atau penepungan adalah untuk memperkecil dan menghaluskan bahan baku yang semula masih berbentuk gumpalan atau bongkahan sehingga permukaannya menjadi lebih luas. Dengan demikian, nilai kandungan nutrisi persatuan berat pakan yang dimakan oleh ikan menjadi lebih tinggi.

Tidak sempurnanya penggilingan akan mengakibatkan tidak halusnya tepung yang dihasilkan, sehingga akan menyisahkan tepung yang masih kasar.

V. PENUTUP

A. Simpulan

Dari praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan sabagai berikut: 1. Tepung ikan adalah bahan baku pakan yang kaya dengan protein dan mineral atau

produk berkadar air rendah yang diperoleh dari penggilingan ikan.

2. Pembuatan tepung ikan melalui proses perebusan, pengepresan, pengeringan, penggilingan, dan pengayakan

B. Saran

Saran saya pada praktikum pembuatan tepung ikan adalah agar para praktikan memperhatikan dengan baik proses pembuatan tepung ikan, sehingga apabila terjadi kesalahan pada hasil akhir dapat diketahui penyebabnya.

37

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pakan yang berkualitas dan bernilai nutrisi serta strategi pemberian pakan yang tepat dapat mencegah dan meminimalisasi resiko penyakit pada ikan, sehingga dalam pemilihan bahan baku pakan seharusnya menggunakan bahan-bahan yang bernilai gizi tinggi.

Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik merupakan kunci untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis budidaya ikan. Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di dalam mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan tersebut (Herry, 2008).

Pakan yang diberikan pada ikan hendaknya bermutu baik sesuai dengan kebutuhan ikan, tersedia setiap saat, dapat menjamin kesehatan dan harganya murah (Amri, 2002).

Bahan baku pembuatan pakan ikan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. Banyak sekali bahan baku nabati yang dapat diberikan kepada ikan, bahan baku nabati inilah yang menyebabkan harga pakan menjadi dapat ditekan.

Bahan baku nabati adalah bahan baku yang berasal dari tumbuhan atau bagian dari tumbuh-tumbuhan. Bahan nabati pada umumnya merupakan sumber karbohidrat, namun banyak juga yang kaya akan protein dan vitamin.

38

Kacang kedelai yang diolah menjadi tepung kedelai secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 kelompok manfaat utama, yaitu olahan dalam bentuk protein kedelai dan minyak kedelai.

Kedelai banyak dipilih sebagai bahan pembuat makanan karena termasuk sumber protein tertinggi. Kedelai dapat diandalkan mengatasi kekurangan protein dalam menu makanan masyarakat kelas bawah. Disamping harganya yang murah, kedelai juga dapat menjadi olahan makanan yang enak. Namun, untuk dapat mengambil manfaat dari kedelai, harus melalui pengolahan terlebih dahulu. Hal ini karena pada kedelai terdapat zat antitrypsin menyebabkan protein yang terkandung di dalamnya tidak dapat dicerna langsung. Kedelai juga mengandung enzim lipoksidase yang menimbulkan bau dan rasa langu apalagi ditambah tektur kedelai yang keras sehingga orang enggan untuk mengkonsumsinya.

Oleh karena itu, praktikum mengenai pembuatan tepung kedelai penting untuk dilakukan, agar mahasiswa mengatahui bagaimana cara membuat tepung kedelai yang baik, agar kandungan gizi yang di dalamnya tidak rusak dan enzim yang termasuk antinutrisi dalam kedelai itu dapat diatasi.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara dan proses pembuatan tepung kedelai.

Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara dan proses membuat tepung kedelai.

39

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ada berbagai macam bahan yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan pakan ikan buatan. Secara umum dibagi menjadi : bahan hewani (berasal dari hewan) serta bahan nabati (berasal dari tumbuh-tumbuhan. Disamping bahan baku utama pada umumnya diberikan bahan tambahan yang diperlukan sebagai penyempurna pakan buatan tersebut, diantaranya sebagai perasa dan bahan perekat.

Kandungan gizi kacang kedelai yaitu, Mineral 3261 mg, Mineral Kalium 1835 mg, Magnesium 225 mg, Protein 2,8 g, Lemak 1,5 g, Karbohidrat 3,6 g, Serat 0,1 g, Vitamin A 110 mcg, Vitamin B 407 mcg, Kalori 331 g, Hidrat arang 34,8 g, Fosfor 585 g, dan sebagian besar didalam kandungan ini memiliki nilai gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh (Junaedi, 2009)

Sugiyono (2007) mengatakan, untuk menentukan nilai gizi suatu makanan sebaiknya diukur dengan kadar kandungan tertentu, misalnya kadar protein, kadar lemak, kadar vitamin tertentu, kadar serat, dan lain-lain. Produk-produk yang dibuat dari kedelai umumnya memiliki kadar protein relatif tinggi.

Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering (Agustono dkk., 2007).

40

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Pratikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 dan 25 April 2012 Pukul 08.00-10.00 WITA dan bertempat di gedung Laboratorium Hama dan Penyakit Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada pratikum ini dapat dilihat pada tabel 3 berikut

Tabel 3. Alat dan Bahan pada Praktikum Pembuatan Tepung Kedelai serta kegunaannya.

No. Alat Satuan Kegunaan

A. Alat

1. Timbangan Untuk menimbang bahan

2. Kompor - Untuk merebus dan mengukus bahan

3. Waskom - Untuk tempat menyimpan bahan

4. Panci - Tempat mengukus bahan

5. Sendok besar - Untuk mengaduk campuran

6. Blender - Untuk mengaluskan bahan

7. Ayakan - Untuk menyaring tepung

8. Talang plastic Untuk meletakkan bahan

9. Kain Pengepres Untuk mengepres bahan

10. Toples Untuk menyimpan tepung kedelai

B. Bahan

1. Biji Kedelai Sebagai bahan baku tepung kedelai

2. Air bersih Untuk membersihkan kedelai

41

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum pembuatan tepung kedelai adalah sebagai berikut:

12.Menimbang biji kedelai 13.Membersihkan biji kedelai 14.Merendam sekitar 10 menit 15.Mencuci sampai bersih

16.Merebus biji kedelai sampai matang

17.Mengepres biji kedelai dengan menggunakan kain tipis sampai cairan diperkirakan habis

18.Menyimpan diatas talang

19.Menjemur di bawah sinar matahari

20.Menghancurkan dengan menggunakan belender kering

21.Mengayak kedelai untuk mendapatkan tepung kedelai yang halus 22.Menyimpan di dalam toples

42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pada praktikum pada pembuatan tepung kedelai dapat dilihat pada Tabel 4

Tabel 4 hasil pada Praktikum Pembuatan Tepung Kedelai

Berat Awal Biji Kedelai Hasil Pengamatan Persentase (%) T. Halus T. Kasar 200 gr 121 gr 42 gr 3,7 % B. Pembahasan

Jenis-jenis bahan baku yang telah dipilih dan ditentukan jumlahnya berdasarkan hasil perhitungan formulasi pakan pada materi sebelumnya, selanjutnya dilakukan proses penepungan terhadap bahan-bahan baku tersebut. Bahan baku yang akan dibuat menjadi pakan buatan semuanya harus dalam bentuk tepung karena jika ada bahan baku yang tidak dalam bentuk tepung akan terjadi campuran bahan baku yang tidak homogen dan akan menyebabkan pakan yang akan dibuat tidak dapat menggumpal dengan baik. Penghalusan bahan baku sampai menjadi tepung ini menggunakan alat bantu penepungan.

Dalam pemberian pakan yang harus diperhatikan yaitu jumlah pakan yang cukup, tepat waktu dan kandungan nutrient yang sesuai dengan kebutuhan ikan. Adelina (1999) menyatakan bahwa pertumbuhan sebagian besar dipengaruhi oleh kualitas pakan terutama keseimbangan nutrient-nutrientnya. Nutrient tersebut meliputi protein, lemak,karbohidrat, vitamin dan mineral.

43

Untuk memproduksi pakan yang berkualitas diperlukan bahan baku pakan yang juga berkualitas. Bahan-bahan baku tersebut perlu dilindungi selama proses ataupun selama penyimpanan. Beberapa bahan baku juga mengandung zat anti nutrisi yang dapat menghambat pemanfaatan gizi (seperti protein) oleh ikan atau udang. Sebagai contoh: jenis kacang-kacangan yang mengandung zat penghambat tripsin dan kimortripsin (asam amino) sehingga enzim yang ada didalam ikan tidak dapat menyerap protein. Oleh karena itu, beberapa bahan baku perlu dilakukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke dalam formulasi pakan. sebagian zat anti nutrisi ada yang mudah dihilangkan cukup dengan pemanasan, tetapi ada juga yang sulit dihilangkan dengan pemanasan.

Dalam menyiapkan pakan, sasaran utama bukan hanya mencampur bahan-bahan baku tetapi melindungi bahan-bahan-bahan-bahan baku tersebut selama proses. Seringkali, sebelum bahan-bahan tersebut digunakan, bahan tersebut harus diproses untuk menghilangkan zat-zat yang dapat menghambat pemanfaatan bahan gizi yang dibutuhkan oleh ikan. Proses tersebut bertujuan agar gizi pakan lebih efektif dimanfaatkan oleh ikan. Penyimpanan pakan juga harus diperhatikan seperti proses penyiapan dan pengolahan, karena mempengaruhi umur simpan dari pakan tersebut.

Salah satu bahan yang sering digunakan dalam proses formulasi pakan ikan adalan tepung kedelai. Dalam penggunaan bahan kedelai, harganya relatif mahal karena merupakan bahan baku impor (Pitojo, 2003).

Tepung kedelai adalah tepung yang barasal dari biji kedelai yang telah dihaluskan serta mengandung nilai gizi tinggi karena mengandung asam amino lisin.

44

Asam amino lisin adalah asam amino paling essensial diantara asam-asam amino lainnya.

Dilihat dari kandungan gizinya, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang baik. Protein kedelai telah terbukti paling baik dibandingkan jenis kacang-kacangan lain, karena mengandung semua asam amino esensial dan setara dengan protein hewani (daging, susu, dan telur). Kedelai juga tidak mengandung kolesterol dan lemak jenuh.

Menurut Sutrisno (1995), bahwa selain protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan minerl-mineral. Kedelai juga mengandung serat yang cukup yaitu 2,8%.

Dalam praktikum pembuatan tepung kedelai, proses yang dilakukan hampir sama dengan pembutan tepung ikan. Sebelum dihaluskan berat awal kedelai adalah 200 gr, setelah dilakukan proses penggilingan atau penepungan berat tepung halus kedelai adalah 121 gr dan berat kasar 42 gr.

Dalam pembuatan tepung kedelai, proses pemanasan, perebusan, pengukusan atau penyangraian merupakan tahap yang penting. Pemanasan ini berakibat antitrypsin dan enzim lipoksiginase menjadi tidak aktif, hingga tepungnya bergizi tinggi dan tidak berbau langu. Perebusan pada kedelai bertujuan untuk mengatasi enzim tripsin yang dapat pemecah protein dan menghambat pertumbuhan.

45

V. PENUTUP

A. Simpulan

Dari praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan sabagai berikut: 1. Tepung kedelai adalah tepung yang barasal dari biji kedelai yang telah dihaluskan

serta mengandung nilai gizi tinggi karena mengandung asam amino lisin.

2. Pembuatan tepung kedelai melalui proses perebusan, pengepresan, pengeringan, penggilingan, dan pengayakan

B. Saran

Saran saya pada praktikum ini adalah agar memperhatikan dengan baik pada saat proses perebusan biji kedelai, agar enzim antinutrisi dapat diatasi, sehingga pakan yang dihasilkan baik dan sehat.

46

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pakan buatan adalah pakan yang dibuat oleh manusia untuk ikan peliharaan yang berasal dari berbagai macam bahan baku yang mempunyai kandungan gizi yang baik sesuai dengan kebutuhan ikan dan dalam pembuatannya sangat memperhatikan sifat dan ukuran ikan. Pakan buatan dibuat oleh manusia untuk mengantisipasi kekurangan pakan yang berasal dari alam yang kontinuitas produksinya tidak dapat dipastikan. Dengan membuat pakan buatan diharapkan jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan akan terpenuhi setiap saat.

Pakan buatan yang berkualitas baik harus memenuhi kriteria-kriteria berikut yaitu kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan, diameter pakan harus lebih kecil dari ukuran bukaan mulut ikan, pakan mudah dicerna, pandungan nutrisi pakan mudah diserap tubuh, memiliki rasa yang disukai ikan, kandungan abunya rendah, dan tingkat efektivitasnya tinggi.

Dalam budidaya ikan, pakan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan suatu budidaya ikan selain kualitas air. Pakan dalam kegiatan budidaya ikan sangat dibutuhkan oleh ikan untuk tumbuh dan berkembang. Pemberian pakan dalam suatu usaha budidaya sangat bergantung kepada beberapa faktor antara lain adalah jenis dan ukuran ikan, lingkungan dimana ikan itu hidup dan teknik budidaya yang akan digunakan.

47

Pemberian pakan adalah kegiatan yang rutin dilakukan dalam suatu usaha budidaya ikan oleh karena itu dalam manajemen pemberian pakan harus dipahami tentang beberapa pengertian dalam kegiatan budidaya ikan sehari-hari yang terkait dengan manajemen pemberian pakan antara lain adalah feeding frekuensi, feeding time, feeding behaviour, feeding habits, feeding periodicity dan feeding level.

Jadi pengujian kualitas pakan yang telah dibuat sangat penting untuk dilakukan, agar dapat menganalisa dan mengetahui kualitas pakan (pellet) secara biologi, fisik dan kimiawi.

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menganalisa kualitas pakan (pellet) secara biologis, fisik, dan secara kimia.

Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah dapat menganalisa kualitas pakan (pellet) secara biologis, fisik, dan secara kimia.

48

II. TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen pemberian pakan pada suatu usaha budidaya ikan yang intensif harus dilakukan . Hal ini dikarenakan pada pengelolaan pemberian pakan dalam suatu usaha budidaya ada beberapa elemen kritis yang harus diperhatikan antara lainadalah jumlah pakan perhari yang diberikan dalam pemeliharaan ikan (feeding rate), frekuensi pemberian pakan dalam satu hari (feeding frekuensi), waktu pemberian pakanyang tepat (feeding time) dan konversi pakan yang ditargetkan dalam suatu usaha budidaya ikan. Jumlah pakan yang akan diberikan setiap hari pada budidaya ikan secara intensif sangat bergantung pada faktor biotik dan faktor lingkungan dimana ikan itu hidup. Jumlah pakan yang akan diberikan setiap hari ini juga ditentukan pada perbandingan jumlah pakan yangakan diberikan. Pada suatu usaha budidaya ikan dimana terdapat beberapa fase kegiatan budidaya sehingga pakan yang akan diberikan pada setiap fase akan berbeda (Anonim, 2012).

Pakan buatan adalah pakan yang dibuat oleh manusia untuk ikan peliharaan yang berasal dari berbagai macam bahan baku yang mempunyai kandungan gizi yang baik sesuai dengan kebutuhan ikan dan dalam pembuatannya sangat memperhatikan sifat dan ukuran ikan. Pakan buatan dibuat oleh manusia untuk mengantisipasi kekurangan pakan yang berasal dari alam yang kontinuitas produksinya tidak dapat dipastikan. Dengan membuat pakan buatan diharapkan jumlah pakan yang dibutuhkan oleh ikan akan terpenuhi setiap saat (Hasbullah, 2001).

49

Pakan selain sebagai kebutuhan pertumbuhan bagi ikan, juga merupakan biaya variable terbesar dalam proses produksi sekitar 60 % dari biaya produksi. Kenaikan harga pakan akan menurunkan laba dan meningkatkan biaya produksi. Oleh karena itu harus dikembangkan formulasi pakan yang memiliki efisiensi pakan yang tinggi dengan biaya produksi pakan yang serendah mungkin tetapi tidak mengurangi kandungan nutrient yang ada pada pakan (Arie, 2009). Salah satu cara untuk menekan biaya produksi adalah mengunakan sumber bahan pakan yang dalam penggunaannya tidak bersaing dengan bahan pokok makanan manusia, ketersediaan berkesinambungan, mempunyai nilai gizi tinggi dan harganya relatif murah (Murtidjo, 2001).

Kebutuhan protein untuk ikan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti ukuran ikan, temperatur air, rata-rata pemberian pakan (feeding rate), ketersediaan dan kandungan gizi pakan, keseluruhan kandungan energi yang dapat dicerna oleh ikan dan mutu protein tersebut. Mutu protein tergantung pada kuantitas dan kualitas asam amino esensial yang terkandung di dalamnya serta daya serapnya (bioavailability). Protein yang dicerna oleh ikan digunakan sebagai sumber energi untuk pembaruan/mengganti jaringan yang rusak dan pertumbuhan ikan. Oleh karena pemakaian protein pakan akan sangat berguna jika semua protein tersebut digunakan untuk pertumbuhan atau perbaikan jaringan dan dapat dikatabolisme sebagai energy (Anonim, 2012).

50

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Pratikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 April 2012 Pukul 08.00-20.30 WITA dan bertempat di gedung Laboratorium Hama dan Penyakit Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Univeritas Haluoleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada pratikum uji kualitas pakan dapat dilihat pada tabel 7

Tabel 7. Alat dan Bahan pada Uji Kualitas Pakan serta kegunaannya.

No. Alat Satuan Kegunaan

A. Alat

1. Timbangan analitik Untuk menimbang pakan

2. Stopwatch Untuk menghitung waktu

3. Aquarium Sebagai media tempat uji pakan

4. Pemberat Untuk memberatkan pakan

B. Bahan

1. Pellet Sebagai bahan percobaan

2. Air Sebagai bahan penguji kualitas pakan

C. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum uji kualitas pakan adalah sebagai berikut: a. Uji Kekerasan bahan pakan

1. memberikan pemberat pada pakan dengan bobot pemberat yang berbeda (10gr, 50gr, dan 100gr)

51

b. pengujian daya tahan pakan dalam air

1. memasukkan pellet dalam akuarium yang berisikan air dingin secara hati-hati 2. menghitung lamanya waktu daya tahan pakan selama perendaman dalam air c. pengujian daya apung pakan (pellet)

1. menjatuhkan pellet kedalam aquarium yang dalamnya 20cm

2. menghitung lamanya waktu tenggelamnya pellet sampai menyentuh dasar akuarium menggunakan stopwatch

52

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum pengujian kualitas pakan dapat dilihat pada tabel 8

Tabel 8 hasil pengamatan pada praktikum Uji Kualitas Pakan

Pengujian pakan Pakan

Detik Menit Jam

Daya apung 1.32

Ketahanan pakan diair 10

B. Pembahasan

Daya cerna pakan atau konversi pakan merupakan kemampuan suatu pakan buatan untuk dapat dicerna di dalam saluran pencernaan ikan atau udang serta memberikan pertambahan berat tubuh. Konversi pakan ini biasa dijadikan sebagai analisis biologis bagi pakan buatan dalam penelitian karena selain melihat respon ikan terhadap pakan baru yang diberikan tetapi juga memberikan dampak pada tubuh ikan (Mudjiman, 2004).

Pada dasarnya kualitas pakan bisa dibagi atas 3 macam yaitu kualitas pakan berdasarkan kandungan nutrisinya yang diperkuat dari hasil analisa proksimat di laboratorium pabrik pakan, kualitas pakan berdasarkan tampilan fisik yang bisa cepat dilihat dengan penciuman dan penglihatan biasa, dan kualitas pakan berdasarkan kelengkapan bahan pendukung.

53

Untuk membandingkan kekompakan dan keutuhan bentuk pakan buatan dapat dilakukan pengujian terhadap daya tahan dan daya apung pakan tersebut dalam air (Affrianto dkk., 2005).

Praktikum uji kualitas pakan bertujuan untuk mengetahui kualitas pellet secara fisika, kimia dan biologi. Setelah proses formulasi pakan selesai dilakukan maka dapat dilakukan uji kualitas pakan, dimana uji kualitas pakan ini dilakukan guna untuk mengetahui kandungan gizi serta keefektifan dari pakan yag telah diformulasi, beberapa cara untuk mengevaluasi kualitas pakan ini dapat dilakukan dengan cara fisik, kimia dan biologi (Ghufran dkk., 2010).

Pada pengujian daya apung pakan, lamanya daya apung pakan hingga sampai di dasar air adalah 1,32 detik. Itu berarti daya apung pakan atau stabilitas pakan dalam air tergolong kurang.

Pengujian kelarutan pakan bertujuan untuk mengetahui lamanya pakan bertahan dalam air sampai terlarut. Pada pengamatan yang dilakukan, pakan dapat bertahan selama kurang lebih 10 jam. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya tahan pakan adalah ketika pembuatan dan pencetakan. Apabila pakan dibuat dengan tidak sempurna, maka akan mempengaruhi kualitas pakan dan stabilitasnya dalam perairan. Menurut Mudjiman (2008) semakin lama daya apung pakan berarti semakin baik kualitas pellet.

54

V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada uji kualitas pakan maka dapat ditarik simpulkan sebagai berikut :

1. Daya apung dari pakan adalah 1,32 detik dimana pakan ini merupakan tipe dari

Dalam dokumen LAPORAN LENGKAP TEKNOLOGI BAHAN DAN PROD (Halaman 33-55)

Dokumen terkait