• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

2.3 Prosedur Kerja

2.3.1 Pembuatan orally disintegrating tablet domperidon

Formula ODT domperidon untuk 1 tablet dapat dilihat pada Tabel 1. Dimana superdisintegran yang digunakan dalam formulasi ini adalah campuran Primogel dengan Krospovidon. Optimalisasi formula yang diuji dengan membandingkan superdisintegran dengan Avicel Ph102 yang dicampur. Adapun formula yang digunakan adalah Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi formulasi ODT domperidon Komposisi Formula F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8 F9 F10 Domperidon (mg) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 Avicel Ph102 (mg) 9,352 (16,7%) 37,352 (66,7%) 9,352 (16,7%) 56 (100%) - - 28 (50%) 28 (50%) - 18,65 (33,33%) Primogel (mg) 37,352 (66,7%) 9,352 (16,7%) 9,352 (16,7%) - 56 (100%) - 28 (50%) - 28 (50%) 18,65 (33,33%) Krospovidon (mg) 9,352 (16,7%) 9,352 (16,7%) 37,352 (66,7%) - - 56 (100%) - 28 (50%) 28 (50%) 18,65 (33,33%) Mg Stearat (mg) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 PEG 6000 (mg) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Aspartam (mg) 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Maltodekstrin (mg) 126 126 126 126 126 126 126 126 126 126 Total (mg) 200 200 200 200 200 200 200 200 200 200 Keterangan:

F1 = campuran Avicel Ph102 : primogel : krospovidon = 16,7 : 66,7 : 16,7 F2 = campuran Avicel Ph102 : primogel : krospovidon = 66,7 : 16,7 : 16,7 F3 = campuran Avicel Ph102 : primogel : krospovidon = 16,7 : 16,7 : 66,7 F4 = campuran Avicel Ph102 : primogel : krospovidon = 100 : 0 : 0 F5 = campuran Avicel Ph102 : primogel : krospovidon = 0 : 100 : 0 F6 = campuran Avicel Ph102 : primogel : krospovidon = 0 : 0 : 100 F7 = campuran Avicel Ph102 : primogel : krospovidon = 50 : 50 : 0 F8 = campuran Avicel Ph102 : primogel : krospovidon = 50 : 0 : 50 F9 = campuran Avicel Ph102 : primogel : krospovidon = 0 : 50 : 50 F10 = campuran Avicel Ph102 : primogel : krospovidon = 33,3 : 33,3 : 33,3 Cara pembuatan:

Ditimbang bahan-bahan yang sesuai dengan perbandingan tertentu pada tabel 2, kemudian dimasukkan bahan-bahan dengan volume yang kecil ke dalam botol kaca lalu dicampur dengan bahan-bahan lain dengan volume yang lebih kurang sama yang ada di dalam botol, begitu seterusnya sampai semua bahan

tercampur homogen. Lakukan uji preformulasi yang meliputi sudut diam, waktu alir dan indeks tap. Kemudian massa dicetak menjadi tablet dengan diameter 9 mm dan berat 200 mg.

2.3.2 Uji preformulasi

Uji preformulasi dilakukan terhadap campuran massa tablet domperidon yang meliputi sudut diam, waktu alir, dan indeks tap.

2.3.2.1 Waktu alir

Penetapan laju alir dilakukan dengan menggunakan corong. Seratus gram granul dimasukkan ke dalam corong yang telah dirangkai, permukaannya diratakan. Penutup bawah corong dibuka dan secara serentak stopwatch dihidupkan. Stopwatch dihentikan jika seluru granul telah habis melewati corong dan dicatat waktu alirnya.

Syarat: talir < 10 detik (Cartensen, 1977) 2.3.2.2 Sudut diam

Penetapan sudut diam dilakukan dengan menggunakan corong. Seratus gram granul dimasukkan ke dalam corong, permukaannya diratakan, lalu penutup bawah corong dibuka dan dibiarkan granul mengalir melalui corong dan ditentukan besar sudut diamnya dengan rumus:

Tg Ɵ = 2h/D Keterangan : Ɵ = sudut diam

h = tinggi kerucut (cm) D = diameter (cm) Syarat: 20o < Ɵ < 40o

2.3.2.3 Indeks tap

Granul dimasukkan ke dalam gelas ukur 50 ml dan diukur volume awalnya (V1) lalu dihentakkan sehingga diperoleh volume akhirnya (V2) yang konstan. Indeks tap dihitung dengan rumus:

I = �1−�2

�1 Ẋ 100% Keterangan : I = Indeks Tap

V1 = volume sebelum hentakan V2 = volume setelah hentakan Syarat : I ≤ 20% (Cartensen, 1977)

2.3.3 Analisa kuantitatif

2.3.3.1 Pembuatan larutan induk baku I

Ditimbang seksama sejumlah 10 mg domperidone, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan etanol dan diencerkan dengan HCl 0,1 N hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µg/ml (LIB).

2.3.3.2 Penentuan kurva serapan domperidon

Dipipet LIB I sebanyak 5 ml ke dalam labu tentukur 25 ml diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda (konsentrasi teoritis 20 µg/ml), kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 200 sampai 400 nm.

2.3.3.3 Penentuan linearitas kurva kalibrasi domperidon dalam etanol

Dipipet LIB I sebanyak 2,5 ml; 5,0 ml; 7,5 ml; 10,0 dan 12,5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan dengan HCl 0.1 N hingga garis tanda. Kocok sehingga diperoleh konsentrasi 5,0 µg/ml; 10,0 µg/ml, 15,0 µg/ml, 20,0 µg/ml dan 25,0 µg/ml. Masing-masing larutan kemudian diukur serapannya menggunakan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang

maksimum. Kurva kalibrasi antara jumlah serapan dengan konsentrasi dibuat dari data yang diperoleh, lalu dihitung persamaan regresi dan koefisien korelasinya. 2.4 Evaluasi Tablet

2.4.1 Penetapan kadar domperidon dalam tablet

Sebanyak 20 tablet ODT ditimbang seksama lalu diserbukkan. Selanjutnya ditimbang sejumlah serbuk setara dengan 10 mg domperidon. Serbuk ini lalu dimasukkan ke dalam tentukur 100 ml, dilarutkan dengan larutan etanol dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Larutan disaring dengan membuang beberapa tetes pertama filtrat. Dipipet 5 ml filtrat dimasukkan ke dalam tentukur 50 ml lalu diencerkan dengan larutan HCl 0,1 N hingga garis tanda. Larutan ini lalu diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang yang dianalisis.

2.4.2 Uji kekerasan tablet

Alat : Strong Cobb Hardness Tester (Copley) Cara :

Sebuah tablet diletakkan tegak lurus di antara anvil dan punch, tablet dijepit dengan memutar sekrup pengatur hingga tanda lampu “stop” menyala, knop ditekan dan dicatat angka yang ditunjukkan jarum penunjuk skala pada saat tablet pecah. Percobaan ini dilakukan untuk 5 tablet.

Ketentuan umum : Kekerasan tablet 0,1 – 2 kg (Abu Izza, 2004). 2.4.3 Uji friabilitas

Alat : Roche Friabilator (Copley) Cara :

Ditimbang 20 tablet yang telah dibersihkan dari debu, dicatat beratnya (a gram). Tablet dimasukkan ke dalam alat friabilator, lalu alat dijalankan selama 4

menit (100 kali putaran). Setelah batas waktu yang ditentukan tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu, lalu ditimbang beratnya (b gram).

Friabilitas (F) = (a – b)/a x 100%

Ketentuan umum : Kehilangan berat ≤ 0.8% (Voight, 1994). 2.4.4 Uji waktu hancur

Alat : Disintegration Tester (Copley) Cara :

Pengujian dilakukan terhadap 6 tablet. Dimasukkan 1 tablet masing-masing tabung dari keranjang, kemudian alat dijalankan. Digunakan air dengan suhu 37o ± 2oC sebagai media. Pada akhir batas waktu seperti yang tertera pada monografi, angkat keranjang dan amati keenam tablet. Semua tablet harus hancur sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang dari 16 tablet dari 18 tablet yang diuji harus hancur sempurna.

Persyaratan : Waktu yang diperlukan untuk menghancurkan tablet tidak lebih dari 1 menit (Manivannan, 2009).

2.4.5 Uji keseragaman sediaan

Tablet yang dibuat yaitu tablet domperidon dengan berat satu tablet 200 mg dan mengandung domperidon 10 mg, berarti 50% jumlah zat berkhasiatnya kurang dari 50 mg, karena itu penetapan keseragaman sediaan yang dilakukan dengan menetapkan keseragaman kandungan (Ditjen POM, 1995), yang dilakukan seperti berikut :

Satu tablet digerus lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur dan dilarutkan dengan larutan etanol dan diencerkan dengan HCl 0,1 N hingga garis tanda. Larutan disaring dengan membuang beberapa tetes filtrat. Dipipet 5 ml fitrat ke

dalam labu tentukur 50 ml dan encerkan dengan larutan HCl 0,1 N sampai garis tanda. Larutan ini lalu diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang analisis. Uji ini dilakukan terhadap 10 tablet.

Tablet memenuhi persyaratan dalam keseragaman kandungan jika kadarnya terletak antara 85% hingga 115% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif kurang dari atau sama dengan 6,0%. Jika tidak memenuhi syarat maka dilakukan uji 20 satuan tambahan, dan persyaratan dipenuhi jika tidak lebih dari 1 satuan dari 30 yang terletak di luar rentang 85% hingga 115% dari yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang tertera pada etiket dan tidak ada satuan yang terletak di luar rentang 75% hingga 125% dari yang tertera pada etiket dan simpangan baku relatif dari 30 satuan sediaan tidak lebih dari 7,0% (Ditjen POM, 1995).

2.4.6 Uji disolusi tablet

Untuk menguji laju disolusi tablet dilakukan dengan menggunakan alat Dissolution Tester.

Medium : 900 ml HCl 0,1N

Alat : tipe 2 (metode dayung)

Kecepatan putaran : 50 rpm

Waktu : 30 menit

Cara :

Satu tablet dimasukkan ke dalam wadah disolusi yang telah berisi 900 ml medium disolusi yang bersuhu 37o ± 2oC. Kemudian dayung diputar dengan kecepatan 50 rpm. Pada interval waktu 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 27 dan 30 menit larutan dipipet sebanyak 10 ml cuplikan. Pengambilan cuplikan dilakukan pada posisi yang sama yaitu pertengahan antara permukaan medium disolusi dan

bagian atas dari dayung tidak kurang 1 cm dari dinding wadah (Ditjen POM, 1995). Larutan cuplikan ini diukur serapannya dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet pada panjang gelombang analisis. Selanjutnya diperoleh persen kumulatif pelepasan obat.

Persyaratan : Dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q) dari jumlah yang tertera pada etiket (The United States Pharmacopoeia Convention XXX, 2007).

2.4.7 Uji waktu pembasahan (wetting time)

Kertas saring yang berbentuk lingkaran diletakkan ke dalam cawan petri berdiameter 9 cm yang telah berisi 9 ml larutan metil biru 0,1% b/v dalam air suling. Satu tablet diletakkan perlahan-lahan dibagian tengah cawan petri tersebut, kemudian dicatat waktu pembasahan sempurna dari tablet. Waktu pembasahan (wetting time) adalah waktu yang dibutuhkan untuk membuat permukaan atas dari tablet menyerap warna (Bhowmik, et al., 2009).

2.4.8 Uji rasio absorbsi air

Kertas saring yang berbentuk lingkaran diletakkan kedalam cawan petri berdiameter 9 cm yang telah berisi 9 ml larutan metil biru 0,1% b/v dalam air suling. Satu tablet diletakkan perlahan-lahan dibagian tengah cawan petri tersebut, kemudian dicatat waktu pembasahan sempurna dari tablet, kemudian ditimbang berat tablet sebelum dan sesudah terbasahi. Rasio absorpsi air dihitung dengan rumus R = 100 x (wa-wb)/wb di mana wb adalah berat tablet sebelum menyerap air dan wa adalah berat tablet setelah menyerap air (Bhowmik, et al., 2009).

2.4.9 Uji waktu hancur di mulut

Uji ini menggunakan 7 sukarelawan untuk 10 kode formula ODT. Sebelum memulai uji, setiap sukarelawan diharuskan mencuci mulut terlebih

dahulu, lalu diletakkan satu tablet ODT diatas lidah mereka dan dibiarkan tablet hingga hancur sempurna. Waktu yang dibutuhkan agar tablet hancur tanpa mengunyah dihitung, setelah itu tablet segera diludahkan. Titik akhir untuk waktu hancur di mulut adalah waktu dimana tablet yang diletakkan di lidah menjadi hancur (tablet tidak utuh lagi).

Dokumen terkait