3.4 Prosedur yang Sedang Berjalan pada PT. Telkom
3.4.2 Prosedur MSAN
Multi Service Access Node (MSAN) adalah salah satu sistem pada
PT. Telkom masih menggunakan kabel tembaga yang merupakan generasi ketiga dari Optical Access Network (OAN). MSAN merupakan platform
single yang mampu mendukung teknologi akses tradisional dan sudah
digelar secara luas, MSAN juga mampu mendukung teknologi baru dengan fungsi sebagai gateway menuju inti Next Generation Network (NGN) dan berfungsi untuk Broadband Access Multiplexer yang membawa layanan berbasis ADSL, ADSL2/2+, G.SHDSL2. MSAN memungkinkan PT. Telkom memberikan layanan triple play yaitu menyalurkan layanan high speed internet access (HSIA), Voice packet dan layanan IPTV secara bersamaan melalui infrastruktur yang sama.
Berikut ini adalah beberapa layanan MSAN pada PT. Telkom yaitu : 1. POTS (Plain Old Telephone Service) adalah layanan telepon dasar
berupa layanan suara dan data / internet berkecepatan rendah menggunakan jaringan lokal akses kabel tembaga
2. ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line) adalah salah satu jenis teknologi DSL dimana pembagian bandwidth data untuk transmisi
downstream lebih besar daripada upstream. Teknologi ADSL ini
memungkinkan pelanggan dapat melakukan akses data dan panggilan telepon biasa secara bersamaan karena teknologi ini memisahkan frekuensi suara dan frekuensi data.
Gambar 3.4 Arsitektur MSAN 3.4.2.1 Konfigurasi MSAN
Secara Umum teknologi MSAN yang dimiliki oleh PT. Telkom terdiri dari Rangka Pembagi Utama (RPU) / Main
Distribution Frame (MDF), Kabel Primer, Rumah Kabel (RK),
Kabel Sekunder, Kotak Pembagi (KP) / Distribution Point (DP), Saluran Penaggal (Salpa), Kotak Terminal Batas (KTB), Kabel Rumah, Soket/Roset, Pesawat Telepon.
Gambar 3.5 Konfigurasi Perangkat Jaringan
Berdasarkan gambar di atas, konfigurasi MSAN adalah (sesuai kode nomor pada gambar) :
1. Rangka Pembagi Utama (RPU) / Main Distribution Frame (MDF)
RPU yang dimiliki oleh PT. Telkom berbentuk blok-blok terminal yang terdapat dalam gedung STO (Sentral Telepon Otomat) atau Sentral Lokal. RPU / MDF biasanya terletak di bawah ruang sentral telepon untuk gedung STO bertingkat. Sedangkan, untuk gedung STO tidak bertingkat, MDF diletakkan di samping ruang sentral telepon. Di bawah MDF terdapat ruang bawah tanah yang dipasang rangka besi (Cable
Chamber) untuk menempatkan kabel-kabel primer dari luar
gedung sebelum di distribusikan ke MDF. Fungsi MDF :
a. Tempat Penyambungan Kabel Primer dengan Kabel Sentral
b. Tempat Pengetesan
c. Fleksibelitas Saluran, artinya dapat ditukarpasangkan kabel sentral dengan kabel primer dengan menggunakan kabel jumper wire.
Blok terminal vertikal dan blok terminal horizontal dihubungkan dengan dengan menggunakan kabel jumper wire, yaitu kabel tembaga polietelin.
2. Kabel Primer
Pada PT. Telkom kabel primer berfungsi untuk menghubungkan RPU suatu sentral telepon ke RK dan DP / KP pada daerah catuan langsung. Kabel primer mempunyai kapasitas maksimal 2400 pasang dengan diameter 0,4 mm dan 0,6 mm. Untuk STO kapasitas besar kabel primer ditanam langsung atau dipasang melalui pelanggan yang dicor beton (sistem duct).
3. Rumah Kabel (RK)
Pada PT. Telkom RK merupakan salah satu bagian yang penting dalam suatu jaringan kebel telepon antara sentral dengan pesawat pelanggan yang biasanya dipasang di tepi jalan, trotoar, dan pada tempat yang tidak mengganggu lalu lintas dan aman. RK terbuat dari beton ( type lama , sekarang tidak dipakai lagi ), dan ada juga yang terbuat dari besi / fiber glass. RK mempunyai fungsi sebagai tempat penyambungan antara kabel primer dengan kabel sekunder, tempat melaksanakan pengetesan untuk mengetahui keberadaan gangguan, dan tempat melaksanakan jumper antara terminal blok disisi primer
dengan terminal blok disisi sekunder. Kapasitas RK paling kecil 800 pasang, dengan arti jumlah pasangan primer dengan pasangan sekunder yang dapat diterminasikan adalah 800 pasang, sedangkan kapasitas RK paling besar 2400 pasang (dimensi RK dengan kapasitas 2400 pasang sama dengan kapasitas 1600 pasang). Pada umumnya, perbandingan antara kapasitas kabel primer dan kabel sekunder adalah 2 : 3.
4. Kabel Sekunder
Kabel sekunder adalah kabel yang menghubungkan RK dengan DP/KP. Kabel sekunder mempunyai kapasitas maksimal 200 pasang dengan diameter urat kabel bervariasi antara 0,4 s/d 0,8 mm.
5. Kotak Pembagi (KP) / Distribution Point (DP)
KP merupakan unit terminal kabel tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan kabel
distribusi (penanggal) yang mempunyai fungsi sebagai
tempat penyambungan antara kabel sekunder dengan kabel
distribusi, dan sebagai tempat pengetesan untuk mengetahui keberadaan gangguan.
Fungsi KP :
a. Tempat penyambungan kabel sekunder dengan saluran penanggal
b. Tempat pengetesan atau mengetahui keberadaan gangguan
c. Tempat mutasi jaringan yang menuju rumah pelanggan d. Saluran yang stabil karena setiap pasang urat kabel sekunder bisa di tukar pasang dengan setiap saluran penaggal.
KP ada berbagai macam jenis, antara lain : 1. Kotak Pembagi Tiang ( KPT )
Mempunyai kapasitas 10 pasang yang kecil dan 20 pasang yang besar. Digunakan untuk mencatu pelanggan yang terpencar dengan menggunakan saluran penanggal.
2. Kotak Pembagi Dinding ( KPD )
Dipasang pada dinding sebelah luar, biasanya digunakan untuk mencatu pertokoan/rumah yang letaknya berdampingan secara teratur. Dapat juga dipasang pada dinding sebelah dalam / biasanya digunakan untuk mencatu tiap tingkat pada gedung bertingkat/komplek industri, kampus, perkantoran. DP jenis ini mempunyai kapasitas lebih besar dibanding DP atas tiang dan biasanya kapasitas paling kecil 60 pasang dan paling besar 400 pasang.
Kotak pembagi yang dipasang di atas permukaan tanah/pelataran. Digunakan untuk mencatu pelanggan pada daerah permukaan yang sudah mapan seperti perumahan pada real estate. Pada STO Simpang lima menggunakan kotak pembagi tiang dengan kapasitas 10 – 20 saluran. Umumnya, dari 10 saluran, diambil 1 sebagai saluran cadangan dan dari 20 saluran diambil 2 sebagai saluran cadangan. Saluran cadangan ini berfungsi sebagai pengganti apabila dalam 1 KP tersebut ada saluran yang mengalami kerusakan atau sedang dalam perbaikan.
4. Kabel distribusi
Kabel distribusi pelanggan yang fungsinya menghubungkan DP/KP ke tambatan akhir pada rumah pelanggan. Kabel yang digunakan adalah kabel penanggal. Kabel penanggal ada dua jenis, yaitu kabel dengan penguat dan tanpa penguat.
Kabel saluran penanggal berfungsi menghubungkan KP (Kotak Pembagi) dengan KTB( Kotak Terminal Batas) yang berada di pelanggan. Kabel yang digunakan adalah kabel DW (Drop Wire). Jarak kabel Drop Wire terjauh adalah 250 meter. Dengan jarak 250 meter itu, maka maksimal diperlukan tiang adalah :
Banyaknya tiang = Jarak terjauh / 50 Banyaknya tiang = 250 / 50 = 5 tiang
Pada rumus terdapat pembagian 50 karena jarak maksimal antara tiang itu adalah 50 meter.
5. Kotak Terminal Batas (KTB)
KTB merupakan tempat penyambungan antara kabel penanggal / distribusi dengan kabel instalasi dalam rumah (indoor cable) yang mempunyai fungsi sebagai pembatas antara IKR pada rumah pelanggan dengan saluran penanggal pada jaringan kabel., tempat terminasi awal IKR pada rumah pelanggan, tempat terminasi akhir saluran penanggal dari jaringan kabel telepon lokal, tempat penyambungan antara IKR pada rumah pelanggan dengan saluran penanggal dari jaringan lokal, dan tempat pemeriksaan ada tidaknya
dial tone (nada pilih). KTB biasanya dipasang pada
dinding rumah pelanggan dengan ketinggian kurang lebih 170 cm dari atas tanah.
KTB mempunyai dua bagian, yaitu sisi PT. Telkom dan sisi pelanggan.
a. Sisi Telkom
Batasan sepenuhnya tanggung jawab PT. Telkom terhadap kondisi instalasi kabel. Pada sisi PT. Telkom terdapat terminal urat kabel yang
berfungsi untuk menterminasikan kabel saluran penanggal, IKR, kabel yang terhubung ke konektor pada sisi pelanggan, dan kabel yang terhubung ke soket pada sisi pelanggan. Sisi Telkom dilengkapi dengan pintu yang hanya dapat dibuka dengan alat khusus /dirancang dengan menggunakan segel.
b. Sisi Pelanggan
Sisi pelanggan PT. Telkom adalah batasan pelanggan diijinkan memelihara, memeriksa, dan memperbaiki IKR. Dalam kondisi normal (operasi), maka penyambungan saluran pananggal dengan IKR dilakukan dengan memasukkan konektor ke dalam outlet pasangannya di sisi pelanggan. Pelanggan telepon dapat memeriksa ada tidaknya nada pilih dari sentral telepon dengan cara memasukkan utas konektor dari pesawat telepon langsung ke outlet yang ada pada sisi pelanggan.
6. Kabel Rumah
Kabel rumah pada PT. Telkom menggunakan kabel UTP yang menghubungkan antara Kotak Terminal Batas dengan Soket dan keluarannya menggunakan RJ11.
7. Soket/Roset
Pada PT. Telkom Soket/roset merupakan sebuah terminal 1 pair to 1 pair, yang berfungsi menghubungkan kabel rumah ke pesawat telepon. 8. Pesawat Telepon
Perangkat ini adalah umum digunakan dimasyarakat luas yang berfungsi untuk berkomunikasi 2 arah. Pada PT. Telkom akan digunakan pesawat yang menggunakan konektor kabel tembaga di bagian belakang.