• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kredit gadai adalah pemberian pinjaman (kredit) dalam jangka waktu tertentu kepada debitur atas dasar hukum gadai dan persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh perusahaan Pegadaian. Unit layanan pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan prosedur pelayanan yang mudah, aman, cepat yang terdapat di Pegadaian merupakan kredit cepat dan aman(KCA). kredit gadaiini memberikan opsi jangka waktu kredit yang “flexibel” disesuaikan dengan keinginan dan kemampuan menebus nasabah sehingga dapat diperoleh jumlah uang pinjaman yang optimal. Pilihan kategori maksimal jangka waktu kredit bagi nasabah diatur dengan surat edaran tersendiri.

Layanan Pegadaian Kredit gadai ini bertujuan untuk :83

a. Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui kemudahan pemenuhan kredit dengan jangka waktu pengembalian sesuai kebutuhannya;

b. Meningkatkan omzet kredit dengan optimalisasi % (presentase) uang pinjaman terhadap taksiran;

83

Hasil wawancara dengan Staff Legal Officer pada PT Pegadaian Kanwil I Medan, hari Selasa, tanggal 9 Desember 2014, pukul 10.00 WIB

c. Salah satu strategi untuk meningkatkan daya saing perusahaan.

Ketentuan mengenai pemberian kredit gadai pada PT Pegadaian Kanwil I Medan akan diuraikan yaitu dengan cara pihak pegadaian selaku debitur dapat langsung memberikan pelayanan kredit gadai bagi nasabah dengan syarat permintaan kredit sebagai berikut:84

1. Syarat-syarat pemberian kredit gadai pada PT Pegadaian

Syarat-syarat pemberian kredit gadai pada PT Pegadaian sebagai berikut : a. Menyerahkan foto copy KTP atau kartu pengenal lain (SIM, Paspor) yang

masih berlaku, dengan menunjukkan aslinya b. Menyerahkan barang jaminan

c. Mengisi Formulir Permintaan Kredit (FPK) dan menandatanganinya d. Memilih jangka waktu kredit yang dikehendakinya

e. Menandatangani perjanjian pinjaman pada Surat Bukti Kredit (SBK) f. Membayar Biaya Administrasi (BA)

g. Khusus untuk barang jaminan kendaraan bermoto dilengkapi dengan persyaratan lainnya yang diatur dalam SE tersendiri.

2. Persyaratan Barang Jaminan

a. Barang yang dapat diterima sebagai jaminan

Barang Jaminan (BJ) yang dapat diterima adalah semua barang bergerak antara lain :

1) Barang perhiasan (logam dan permata), seperti: a) Emas; b) Berlian. 2) Kendaraan, seperti: a) Mobil; b) Sepeda motor; c) Sepeda.

3) Barang Rumahtangga, seperti:

a) Perabotan rumah tangga dan Gerabah; b) Elektronika.

4) Mesin:

84

Hasil Riset pada PT Pegadaian Kanwil I Medan, hari jumat, tanggal 12 Desember 2014, jam 09.00 WIB

a) Traktor; b) Pompa air; c) Generator;

d) Chainsaw (mesin gergaji). 5) Tekstil, seperti:

a) Bahan pakaian;

b) Kain, sarung, seprei, permadani/ambal.

6) Barang lainnya sesuai ciri khas daerah masing-masing yang akan diatur berdasarkan surat edaran Direksi atau surat persetujuan Direksi atas usulan dari kantor wilayah.

b. Barang yang tidak dapat diterima sebagai jaminan 1) Barang-barang milik Pemerintah, seperti:

a) Senjata api, senjata tajam; b) Pakaian Dinas;

c) Perlengkapan TNI, POLRI dan pemerintah. 2) Barang-barang yang mudah busuk, seperti:

a) Makanan dan minuman; b) Obat-obatan.

3) Barang yang berbahaya dan mudah terbakar, seperti: a) Korek api;

b) Mercon (petasan/mesiu); c) Bensin;

d) Minyak tanah; e) Tabung berisi gas.

4) Barang yang dilarang peredarannya, seperti:

a) Ganja, opium, madat, heroin, senjata api dan sejenisnya.

5) Barang yang tidak tetap harganya dan sukar ditetapkan taksirannya,seperti:

a) Lukisan; b) Buku;

c) Barang purbakala; d) Historis.

6) Barang-barang lainnya, seperti: a) Pakaian jadi;

b) Barang yang pemakaiannya sangat terbatas dan tidak umum misalnya: alat-alat kedokteran, alat-alat perlengkapan wartel, alat-alat perlengkapan pesta / pengantin;

c) Ternak/binatang.

Setelah diuraikan ketentuan umum pemberian kredit mengenai persyaratan pemberian kredit gadai pada PT Pegadaian, maka akan dibahas mengenai

administrasi pembuatan perjanjian kredit, dengan memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan di dalam pedoman operasional pegadaian sebagai berikut:85

1. Pengisian FPK dan Data Nasabah

a. Pengisian tentangidentitas nasabah kedalam FPK dan Form Data Nasabah (FDN) dilakukan oleh Nasabah atau kuasanya, dan dapat dibantu oleh pegawai.

b. Pengisian Nama, Nomor KTP atau SIM (kartu pengenal lain yang masih berlaku) harus jelas dan sesuai dengan yang tertera pada kartu pengenal tersebut.

c. Bagi nasabah yang baru pertama kali menjadi nasabah Pegadaian, setelah mengisi FPK dan Data Nasabah dan menandatanganinya, maka pada saat menyerahkan FPK bersama dengan barang jaminan wajib dilampiri dengan fotocopy kartu pengenal.

d. Bagi nasabah yang telah memiliki KTA penyerahan FPK yang telah diisibersama dengan barang jaminan diikuti dengan penyerahan KTA sebagai pengganti kartu tanda pengenal.

e. Bagian keterangan mengenai barang jaminan diisi oleh Petugas Penaksiran dan Transaksi Uang dan wajib ditandatangani olehnya.

f. Sebagai bukti nasabah telah menyerahkan FPK bersama dengan barang jaminan, nasabah menerima kitir FPK serta KTA dari Petugas Penaksiran dan Transaksi Uang.

g. FPK disimpan dalam kantong barang jaminan bersama-sama barang jaminan.

2. Penulisan Surat Bukti Kredit (SBK)

Sebagai landasan untuk keabsahan dan bukti perjanjian Pegadaian KCAantara Pegadaian selaku kreditur dengan nasabah selaku debitur, maka dibuatlah perjanjian kredit. Data-data mengenai pinjaman dan ketentuan lainnya yang disepakati, dituangkan dalam suatu Surat Bukti Kredit (SBK). Selain berfungsi sebagai surat bukti kredit, SBK mempunyai fungsi lain, yaitu:

a. Sebagai tanda bukti penyerahan barang jaminan dari nasabah kepada Pegadaian;

b. Sebagai tanda bukti penerimaan uang pinjaman oleh nasabah dari Pegadaian;

85

Hasil Riset pada PT Pegadaian Kanwil I Medan, hari jumat, tanggal 12 Desember 2014, jam 09.00 WIB

c. Sebagai alat bukti untuk melakukan pelunasan atau perpanjangan Pegadaian KCA;

d. Sebagai alat bukti untuk mengambil uang kelebihan lelang;

e. Sebagai dasar perhitungan ganti rugi apabila barang jaminan hilang/rusak/tertukar.

f. Sebagai bukti untuk pengambilan BJ.

Dengan melihat betapa pentingnya fungsi dari SBK, maka setiap lembar SBK minimal memuat hal-hal sebagai berikut :

1) Nama Kantor Cabang/UPC;

2) Nama, pekerjaan dan alamat Nasabah; 3) Nomor SBK;

4) Tanggal kredit;

5) Uraian jumlah dan jenis BJ;

6) Besarnya Taksiran dan Uang Pinjaman; 7) Nomor seri SBK (pre number);

8) Tandatangan KPK dan Nasabah; 9) Naskah Perjanjian Pegadaian KCA; 10)Pengalihan hak.

Penulisan SBK harus memenuhi kriteria spesifikasi jelas, terang (mudah terbaca) dan terukur. Untuk itu SBK ditulis dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Penulisan tidak boleh disingkat, utamanya menyangkut keterangan barang yang digadaikan .

b) Agunan perhiasan emas yang bertahta batu mulia atau berlian, jumlah biji, ukuran serta spesifikasi lainnya agar ditulis secara rinci.

c) Agunan barang gudang agar ditulis lengkap meliputi jumlah, jenis,type,merk dan identitas lainnya sesuai fisik barang.

3. Wewenang dan tanggung jawab PetugasPenaksiran dan Transaksi uang dalam penulisan SBK.

a. Petugas Penaksiran dan Transaksi uang mengisi (menulis) pada SBK asli maupun dwilipat sesuai dengan identitas nasabah, keterangan barang

jaminan, taksiran, dan uang pinjaman, yang tertera pada Formulir Permintaan Kredit (FPK).

b. Petugas Penaksiran dan Transaksi Uang dapat menunjuk petugas lain untuk membant mengisi (menulis) pada SBK sesuai dengan yang tertera pada FPK atas tanggung jawab Petugas Penaksiran dan Transaksi Uang yang menandatangani SBK. Petugas lain yang ditunjuk tersebut tidak diperkenankan menandatangani SBK, baik pada SBK baru maupun SBK perpanjangan gadai.

c. Petugas Penaksiran dan Transaksi Uang harus memeriksa hasil pengisian SBK oleh petugas yang ditunjuk sebelum menandatangani SBK. Isi SBK dicocokkan dengan isi pada FPK dan fisik BJ yang bersangkutan.

d. Setiap SBK yang diserahkan kepada nasabah harus ada tanda tangan Petugas Penaksiran dan Transaksi Uang yang berwenang dan nasabah yang bersangkutan, baik pada SBK baru maupun SBK perpanjangan gadai.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh pihak pegadaian setelah administrasi pembuatan janji kredit dilaksanakan adalah pencatatan transaksi kredit. Adapun proses dari pencatatan transaksi kredit dapat diuraikan sebagai berikut:86

1. Data mengenai nasabah yang terdapat pada Form Data Nasabah dan FPKdari setiap pemberian kredit dicatat ke dalam Buku Data Nasabah (BN). 2. Data Uang Pinjaman darisetiap nomor SBK dalam transaksi pemberian

kredit dicatat kedalam Buku Kredit (BK). Selanjutnya setelah tutup loket

86

Hasil Riset pada PT Pegadaian Kanwil I Medan, hari jumat, tanggal 12 Desember 2014, jam 09.00 WIB

pelayanan, Data uang pinjaman pada Buku Kredit tiap-tiap golongan tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan total pinjaman dan total SBK yang dikeluarkan pada hari tersebut. Kemudian data kredit dan SBK yang dikeluarkan pada hari itu, ditambahkan dengan data kredit dan SBK yang telah dikeluarkan sampai dengan hari sebelumnya untuk mendapatkan total kredit dan SBK yang telah dikeluarkan selama bulan yang berjalan.

3. Data total pemberian kredit dan pengeluaran SBK tiap-tiap hari yang terdapat pada Buku Kredit semua golongan, dipindahkan ke dalamBuku Rekapitulasi Kredit (BRK), untuk kemudian dipindahkan pula ke dalam Buku Ikhtisar Kredit dan Pelunasan (IKP) dan Buku Statistik Perkembangan Usaha (BSPU).

4. Berdasarkan SBK (yang merupakan bukti pembayaran PYD) setiap transaksi kredit dicatat ke dalam lembaran Kas Kredit dan Buku Kas sesuai prosedur Akuntansi yang berlaku.

5. Dalam sistem komputer, seluruh kegiatan dari a sampai d di atas dilakukan secara otomatis oleh komputer. Meskipun demikian Petugas Penaksiran dan Transaksi Uang tetap diwajibkan untuk memverifikasi dan bertanggungjawab atas kebenarannya.

6. Pada akhir tutup kantor atau pada saat-saat yang diperlukan petugas pengadministrasian harus mencetak :

a. Buku Kredit (BK)

b. Buku Rekapitulasi Kredit (BRK) c. Buku Pelunasan (BP)

d. Buku Rekapitulasi Pelunasan (BRP)

e. Buku Ikstisar Kredit dan Pelunasan (BIKP) f. Buku Gudang (BG)

g. Kas Debet (KD) h. Kas Kredit (KK) i. Buku Kas (BK) j. Buku Bank (BB)

Buku-buku/formulir tersebut disimpan oleh petugas pengadministrasianpada tempat yang aman sehingga mudah ditemukan saat dibutuhkan.

Setelah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang telah disebutkan sebelumnya, maka akan diuraikan prosedur pemberian kredit gadai kepada nasabah. Di dalam buku pedoman operasional pegadaian kredit cepat dan aman non-online terdapat beberapa langkah prosedur baik dalam penerimaan gadai maupun pelunasan gadai. Prosedur menurut dalam buku pedoman operasional pegadaian kredit cepat dan aman non-online antaralain:87

1. Nasabah, sebagai pelaksana perjanjian gadai akan melakukan aktivitas sebagai berikut:

a. Mengambil kemudian mengisi FPK;

b. Menyerahkan FPK, BJ, dan foto copy KTP atau identitas lainnya sambil menunjukkan aslinya;

c. Menerima kitir FPK dari petugas penaksiran dan transaksi uang, dan setelah proses penaksiran selesai, menyerahkan kembali kitir FPK kepada petugas penaksiran dan transaksi uang untuk mengambil uang;

d. Menandatangani SBK asli dan dwilipat yang disodorkan oleh petugas penaksiran dan transaksi uang;

e. Menerima sejumlah UP dan SBK asli setelah membayar “biaya administrasi” dan menyerahkan kitir FPK;

2. Petugas Penaksiran dan Transaksi Uang, sebagai petugas yang bertugas sebagai pelaksana penaksiran dan transaksi uang, melakukan aktivitas sebagai berikut:

a. Menerima FPK, BJ, foto copy KTP atau identitas lainnya dari nasabah;

87

Hasil Riset pada PT Pegadaian Kanwil I Medan, hari jumat, tanggal 12 Desember 2014, jam 09.00 WIB

b. Memeriksa kelengkapan dan kebenaran pengisian FPK kemudian mengisi kolom keterangan mengenai BJ dan menandatanganinya;

c. Menyerahkan kitir FPK kepada nasabah;

d. Menetapkan UP sesuai dengan kewenangannya;

e. Jika penetapan UP melebihi kewenangannya, ia harus meneruskan FPK yang memuat hasil taksirannya beserta BJ kepada KPK yang berwenang untuk ditaksir ulang;

f. Menerima kembali FPK dan BJ yang telah mendapatkan penetapan UP dari KPK;

g. Mengisi dan menandatangani SBK rangkap dua sesuai kewenangannya; h. Meminta tandatangan nasabah dan melakukan pembayaran UP dengan membubuhkan cap “TERIMA” pada SBK asli dan dwilipat sesuai dengan jumlah yang tercantum pada SBK;

i. Untuk barang kantong: merobek kitir bagian luar SBK dwilipat, memasukkan FPK beserta BJ pada kantong BJ, dan menempelkan kitir bagian luar SBK dwilipat pada kantong BJ; Untuk barang gudang: merobek kitir bagian luar SBK dwilipat, menempelkan FPK dan kitir bagian luar SBK dwilipat pada BJ;

j. Me-matrys kitir BJ kantong dan gudang;

k. Menyusun SBK dwilipat, menghitung jumlah BJ, taksiran, dan UP, kemudian mencantumkannya pada halaman belakang SBK dwilipat nomor terakhir pada hari itu;

l. Mencocokkan jumlah BJ yang telah di matrys atau diikat, menyerahkan BJ kepada petugas penyimpanan BJ dengan menggunakan BSTBJ dan membubuhkan tanda tangannya pada kolom ”penyerahan”;

3. Petugas Pengadministrasian (pegawai tetap), sebagai petugas pegadaian yang bertugas untuk pelaksana administrasi, melakukan aktivitas sebagai berikut:

a. Menerima SBK dwilipat dari petugas penaksiran dan transaksi uang; b. Menyimpan SBK dwilipat;

4. Petugas Penyimpanan, melakukan aktivitas sebagai berikut:

a. Menerima barang jaminan beserta FPK dan kitir SBK dwilipat dari petugas penaksiran dan transaksi uang yang sebelumnya telah diperiksa dan dihitung bersama-sama. Penerimaan barang jaminan menggunakan buku BSTBJ yang ditandatangani oleh petugas penaksiran dan transaksi uang dengan petugas penyimpanan.

b. Menyimpan barang jaminan ke tempat penyimpanan;

Adapun prosedur pemberian gadai tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan Alur Prosedur Pemberian kredit Gadai

Sumber : Pedoman Pengelolaan Pegadaian Kredit Cepat Dan Aman Non Online pada PT Pegadaian Kanwil I Medan

C. Pelaksanaan lelang terhadap barang jaminan pada PT Pegadaian