• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4. Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja

Proses pemberian kredit dan pengawasan kredit membutuhkan prosedural yang jelas, sehingga sebelum memberikan kredit dianalisis terlebih dahulu apakah calon penerima kredit telah memenuhi prosedur-prosedur yang telah disyaratkan oleh bank. Melalui prosedur pemberian kredit ini nanatinya akan diambil keputusan layak atau tidaknya debitur menerima kredit modal kerja dari bank yang bersangkutan.

Dalam melakukan pemberian kredit, bank mempunyai prosedur-prosedur dalam pemberian kredit. Menurut PT. Bank Haga (2000 : 210/B1), prosedur tersebut yaitu :

1. Permohonan kredit modal kerja. 2. Penyelidikan terhadap calon debitur. 3. Pemeriksaan dan penilaian agunan.

4. Aplikasi Permohonan Kredit modal kerja. 5. Analisis kredit modal kerja.

6. Rekomendasi Keputusan Permohonan Kredit Modal Kerja. 7. Keputusan permohonan kredit modal kerja.

1. Permohonan Kredit Modal Kerja

Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka calon debitur mengajukan permohonan kredit modal kerja secara tertulis. Calon debitur yang mengajukan permohonan kredit, baik yang direferensikan oleh

marketing officer maupun yang datang sendiri kepada marketing officer, melakukan pembicaraan dengan marketing officer.

Setiap Permohonan kredit dalam jumlah besar, sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Surat Edaran Kredit, atau yang lebih kecil namun dipandang perlu oleh Komite Kredit, harus dibuatkan ‘Call Report’ oleh

Marketing Officer. Call Report berisi laporan singkat mengenai data umum calon debitur, rencana penggunaan dana, kegiatan usahanya, hubungan dengan lembaga keuangan yang sudah ada dan agunan yang akan diberikan kepada bank. Call Report ini harus dimintakan persetujuannya kepada Komite Kredit sesuai dengan batasan wewenangnya. Apabila Call Report

sudah disetujui untuk proses lebih lanjut, maka Marketing Officer meminta kepada calon debitur untuk mengisi ‘Formulir Permohonan Kredit’.

Pimpinan cabang dapat menunjuk seorang Credit Analyst untuk memproses lebih lanjut permohonan kredit calon debitur.Maka permohonan debitur akan diproses untuk kemudian dilanjutkan ke tahap berikutnya.

2. Penyelidikan Terhadap Calon Debitur

Yang perlu diperhatikan dalam permohonan kredit modal kerja hendaknya yang berisi keterangan tentang :

a. Riwayat calon debitur meliputi nama calon debitur , jenis bidang usaha, tempat kedudukan (domisili meliputi : rumah, kantor dan toko), susunan pengurus, perkembanagan serta wilayah pemasaran produknya.

b. Tujuan permohonan kredit, jumlah kredit yang diinginkan, jenis kerdit, objek yang dibiayai scara tegas menguraikan komponen modal kerja yang diusulkan (piutang usaha, pesediaan, sebagainya) serta jangka waktu kredit.

Persyaratan pengajuan kredit modal kerja

1. Calon debitur mempunyai usaha yang layak dibiayai.

2. Calon debitur mengajukan surat permohonan kredit modal kerja. 3. Terdapat identitas calon debitur meliputi kartu tanda penduduk, kartu

keluarga, nomor pokok wajib pajak, pas foto debitur, identitas calon debitur lainnya.

4. Mempunyai identitas usaha sesuai bidang usahanya meliputi; akta pendirian / anggaran dasar perusahaan dan perubahannya, nomor pokok wajib pajak perusahaan, copy bukti SIUP (Surat Izin Usaha

Perdagangan), SITU (Surat Izin Tempat Usaha), nomor pokok wajib pajak pribadi seluruh pemilik dan pengurus perusahaan.

5. Bukti kepemilikan agunan. 6. Data keuangan dan usaha. 7. Data penjamin.

Penyelidikan terhadap calon debitur dilaksanakan oleh seorang

credit analyst yang telah ditunjuk oleh pimpinan cabang. Credit analyst

melakukan kunjungan dan pengamatan ke tempat usaha calon debitur didiampingi oleh Marketing Officer (minimal pada kunjungan pertama) untuk memperoleh data debitur selengkap mungkin.

Data-data yang harus dilengkapi untuk pengajuan kredit modal kerja debitur perorangan adalah sebagai berikut :

1. Kartu Tanda Penduduk calon debitur 2. Kartu keluarga calon debitur

3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)

4. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan, SITU (Surat Izin Tempat Usaha), dan lain-lain.

5. SIMB (Surat Izin Mendirikan Bangunan). 6. Akta jual beli apabila terjadi pergantian pemilik.

7. PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) untuk tanah atau bangunan yang akan dijadikan jaminan untuk mengetahui nilai tanah atau bangunan tersebut. 8. Laporan keuangan (Neraca + R/L) minimal 2 tahun terakhir.

10.Data yang mendukung kegiatan usaha debitur (seperti proyek yang pernah ditangani, rekanan kerjanya, supplier, pelanggan, dan lain-lain).

Data-data yang harus dilengkapi untuk pengajuan kredit modal kerja debitur yang berbentuk badan hukum adalah :

1. Kartu Tanda Penduduk (Seluruh pemilik dan pengurus perusahaan) 2. Kartu Keluarga (Seluruh pemilik dan pengurus perusahaan)

3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) perusahaan.

4. Akte Pendirian / Anggaran Dasar Perusahaan dan perubahannya.

5. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) pribadi seluruh pemilik dan pengurus perusahaan.

6. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan), SITU (Surat Izin Tempat Usaha), dan lain-lain.

7. SIMB (Surat Izin Mendirikan Bangunan). 8. Akta jual beli apabila terjadi pergantian pemilik.

9. PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) untuk tanah dan bangunan yang akan dijadikan jaminan untuk mengetahui nilai tanah dan bangunan tersebut. 10.Laporan keuangan (Neraca + R/L) minimal 2 tahun terakhir.

11.Rekening Koran minimal 3 bulan terakhir.

12.Data yang mendukung kegiatan usaha debitur (seperti proyek yang pernah ditangani, rekanan kerja, supplier, pelanggan, dan lain-lain.

3. Pemeriksaan dan Penilain Agunan

Pemeriksaan dan penilain agunan dilakukan dengan melakukan kunjungan langsung ke tempat usaha calon debitur.

Adapun jenis-jenis jaminan kredit modal kerja adalah : 1. Jaminan materiil

Jaminan ini dapat berupa benda bergerak dan benda tidak bergerak. a. Benda bergerak meliputi :

 Kendaraan bermotor yang memiliki nilai pasar atau nilai jual.  Surat Berharga yaitu Sertifikat Bank Indonesia (SBI).

 Tabungan, Simpanan giro.

 Benda bergerak lainnya yang dapat diterima sebagai jaminan kredit modal kerja.

b. Benda tidak bergerak meliputi :

 Tanah dan bangunan, yang status hak tanahnya adalah hak milik, Hak guna bangunan atau hak pakai.

 Benda tidak bergerak lainnya yang dapat diterima sebagai jaminan kredit modal kerja.

2. Jaminan immateriil

Jaminan immateriil dapat berupa jaminan perseorangan (personal guarantee) atau jaminan perusahaan (corporate guarantee). Jaminan immateriil mengandung resiko yang sangat tinggi untuk dipergunakan sebagai jaminan kredit dan hanya dapat diterima sebagai jaminan tambahan.

Jika permohonan kredit dinilai layak untuk diproses lebih lanjut, maka credit analyst menyerahkan data-data agunan dan data-data debitur kepada unit admnistrasi kredit kantor cabang untuk dilakuka Penilain

Agunan dan BI cheking. BI checking ini dapat juga segera dilakukan sebelum pembuatan Call Report jika credit analyst sudah memperoleh NPWP calon debitur.

Data-data agunan yang diperlukan untuk dilakukan penilaian dalah sebagai berikut :

i. Tanah dan/ atau bangunan :

 Bukti Kepemilikan atas tanah berupa Sertifikat (Hak Milik / Hak Guna Bangunan / Hak pakai).

 Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

 Akta Jual Beli (AJB).

 STTS dan SPPT Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

 Gamabar denah situasi / denah bangunan. Denah konstruksi bangunan.

ii. Ruang Perkantoran .Satuan Rumah Susun :

 Bukti Kepemilikan berupa Sertifikat Hak milik atas Ruangan Perkantoran dan Satuan Rumah Susun.

 Izin Mendirikan Bangunan (IMB global).

 Akta Jual Beli (AJB).

 STTS dan SPPT Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

 Gambar denah situasi / denah bangunan. iii. Kios :

 Bukti Kepimilikan Kios berupa Pemindahan Hak dan Kewajiban atas kios.

 Surat Izin Pemakaian Tempat Berdagang (SIPT).

 Akta Jual Beli (AJB).

 Gambar denah lokasi kios. iv. Kendaraan :

 Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB).

 Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK).

 Faktur / kuitansi pembelian kendaraan. v. Mesin :

 Faktur / Invoice / Kuitansi pembelian mesin.

Nilai agunan yang diberikan harus disesuaikan dengan nilai pasar wajar menurut bank, harus dapat dari tiga sumber yang berbeda dan harus diambil yang paling konservatif. Laporan penilaian agunan harus menggambarkan kondisi-kondisi yang sesungguhnya serta fakta-fakta yang ada dilapangan sehingga dapat memberikan informasi-informasi lingkungan yang ada. Hal ini sangat penting karena laporan penilaian agunan merupakan salah satu bahan pertimbangan bagi komite kredit dalam mengambil keputusan terhadap suatu permohonan kredit.

Laporan penilaian agunan merupakan kesimpulan penilai setelah pemeriksaan lapangan serta penyelidikan lain yang menyangkut keabsahan kepemilikan suatu objek jaminan. Penilaian agunan harus dilaksanakan secara objektif, dilakukan oleh unit kerja / penilai yang independent, tanpa dipengaruhi oleh hal-hal yang menyangkut kepentingan pribadi penilai maupun pihak-pihak lainnya secara langsung maupun tidak langsung

Bersamaan dengan hasil Laporan Penilai Agunan dari appraiser

(penilai), credit analyst menyerahkan status debitur dan status agunan kepada Legal Kantor Cabang untuk memperoleh Legal Opinion. Sementara menunggu hasil Legal Opinion, credit analyst membuat aplikasi kredit dan memorandum proposal kredit yang berisi rangkuman semua data yang diperoleh dari calon debitur maupun dari hasil trade checking atau BI checking. Dokumen agunan dan dokumen lainnya diserahkan kepada unit legal untuk diperiksa kelengkapannya, kemudian dokumen tersebut akan diserahkan ke unti administrasi kredit. Administrasi kredit melalui bagian appraisal melakukan pengecekan dan keabsahan dokumen agunan, khususnya jenis agunan tanah dan bangunan, sertifikatnya harus dicek pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Dinas Tata Kota setempat untuk mengetahui apakah tanah dan bangunan yang dijaminkan tersebut dalam sengketa atau terkena rencana tata kota untuk pelebaran jalan atau sebagai jalur hijau yang tidak boleh dibangun. 4. Aplikasi permohonan kredit modal kerja

Setiap usulan kredit berupa permohonan kredit baru, penambahan jumlah kredit, perubahan jenis kredit, perpanjangan kredit, perubahan agunan (penambahan / pengambilan / penukaran agunan) harus dinyatakan dalam bentuk aplikasi kredit. Aplikasi kredit pada umumnya harus dibuat bersama- sama dan merupakan suatu kesatuan dengan memorandum proposalnya atau memo pengambilan / penukaran agunan. Adanya memorandum proposal

kredit, misalnya untuk penambahan agunan yang tidak mengubah struktur dan jumlah kredit yang ada.

Aplikasi kredit harus diisi dengan singkat, jelas dan informatif, sehingga mudah dimengerti oleh setiap unit kerja terkait yang membacanya. Setiap pembuatan aplikasi kredit harus diberi memo register, dimana nomor register ini harus sama dengan nomor register pada memorandum proposal kredit atau memo pengambilan / penukaran agunan.

Aplikasi kredit dinyatakan sah apabila sudah mendapatkan tanda tangan persetujuan dari komite kredit secara lengkap sesuai dengan batasan dan wewenang yang berlaku. Penyusunan aplikasi kredit dalam file kredit harus sacara berurutan dan lengkap dari awal debitur memperoleh kredit sampai pada pelunasannya.

5. Analisis Kredit Modal Kerja

Pada tahap awal Account Officer harus mencari data dan informasi antara lain melalui wawancara dengan calon debitur, kunjungan ke lokasi calon debitur, wawancara dengan pihak lain yang mengetahui karakter dan usaha debtur, kunjungan ke lokasi agunan calon debitur untuk mengetahui kebenarannya dan menilai agunan, penilaian atas legalitas usaha dan sebagainya.

Kemudian melakukan penilaian awal dengan memperhatikan pasar sasaran yakni jenis usaha yang dilarang dibiayai, jenis usaha yang dihindari, daftar kredit macet BI, daftar hitam BI, dan daftar hitam bank yang bersangkutan.

Sasaran dari analisis kredit adalah melakukan penilaian dalam pemberian kredit agar bank dapat memperoleh suatu keputusan yang optimal dan aman terhadap kredit yang diberikan, yaitu :

a. Tujuan penggunaan kredit sejalan dengan kebijakan bank.

b. Usaha yang dibiayai memiliki sumber pembayaran kembali yang cukup. c. Dapat menghasilkan keuntungan dan manfaat bagi bank.

d. Meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.

Laporan keuangan calon debitur beserta analisis kredit modal kerja baru yang dilaksanakan oleh pihak bank tertuang dalam memorandum proposal kredit yang disajikan sebagai berikut ini.

Permohonan kredit modal kerja untuk debitur baru :

No. :

Tanggal :

Status Nasabah : Baru I. Data debitur

1. Nama debitur : Dani

2. Alamat Rumah : Medan

3. Alamat Usaha : Medan

4. Mulai Usaha sejak : 2004 5. Legalitas dan Izin Usaha

No. KTP : xxx

NPWP : xxx

TDP : xxx 6. Hubungan dengan Bank Haga

Pemohon kredit modal kerja merupakan nasabah baru dan belum pernah mendapatkan fasilitas kredit dari Bank Haga maupun dari bank lain.

II. Kelompok Debitur : Pribadi / Perorangan III.Usulan Permohonan Kredit

Besarnya permohonan kredit : Rp.100.000.000 ,-

Jenis usaha : Perdagangan

Tujuan penggunaan kredit : Untuk menambah modal kerja IV.Penilaian Agunan

Tabel 4.1 Agunan

(Rp.000,-) Jenis

agunan

No. & status kepemilikan Nama pemilik Lokasi NPW NL PNPW PNL Pengikatan agunan Nilai Tanah Bangunan SHM no.70 Medan a.n Dani Dani Medan 165500 149000 102000 163850 200000 124500 99700 99700 80060 Total Agunan 290000 248700 281700 243910 200000 Sumber : PT. Bank Haga Cabang Medan

a. Coverage Ratio nilai pasar agunan :

Total nilai jaminan terhadap total permohonan kredit yang berupa tanah dan bangunan atas kredit modal kerja adalah sebesar 290 %.

b. Coverege Ratio nilai likuidasi agunan :

Total nilai jaminan terhadap total permohonan kredit yang berupa tanah dan bangunan atas kredit modal kerja adalah sebesar 248,7 %.

Total nilai pengikatan agunan yang berupa tanah dan bangunan atas kredit modal kerja adalah sebesar 200 %.

d. Bukti kepemilikan tanah dan bangunan yang diserahkan sebagai jaminan adalah Sertifikat Hak Milik.

V. Analisis terhadap kegiatan usaha a. Keadaan Pasar

Keadaan pasar calon debitur memperlihatkan hasil yang cukup baik. Hal ini terlihat dari jenis produk yang dipasarkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen, harga jual yang kompetitif, calon debitur memiliki startegi pemasaran yang tepat, didukung dengan karakter calon debitur yang cukup baik dan kooperatif, lokasi usaha yang startegis.

b. Pengadaan Bahan baku

Pengadaan bahan baku melalui supplier tetap sehingga pemenuhan bahan baku terjamin dan pembayaran bahan baku dilakukan secara tunai dan kredit.

c. Uraian Pemasaran

Pemasaran barang dagangan adalah melalui pemasaran langsung / dijual langsung kepada pihak pemakai dan juga dipasarkan melalui distributor. Orientasi pemasaran adalah berorientasi pada pasar lokal. Perkembangan pasar diprediksi akan tetap stabil.

d. Kompetitor dan posisi debitur dalam persaingan

Tingkat persaingan yang kompetitif dan cukup tinggi namun peluang debitur untuk mendapatkan laba cukup tinggi dengan strategi

pemasaran yang cukup baik dengan adanya promosi dan memberikan potongan harga.

e. Faktor makro

Tidak terdapat ada kondisi makro seperti sosial ekonomi dan peraturan pemerintah yang menghambat usaha calon debitur.

VII. Analisis Laporan Keuangan

1. Analisis atas neraca calon debitur ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.2 NERACA UD “ABC” (Rp.000,-) No. Keterangan 31/12/2006 360 hari Sharing Pos % 31/12/2007 360 hari Sharing Pos % AKTIVA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Kas Piutang dagang Persediaan Barang Aktiva lancar lain Jumlah aktiva lancar Tanah

Bangunan Mesin-mesin Kendaraan Peralatan Aktiva tetap lain (Penyusutan) Jumlah aktiva Tetap

4900 12081 161700 0 178681 100000 60000 0 25000 0 0 (28000) 157000 1,46 3,60 48,17 0 53,22 29,79 1,78 0 7,45 0 0 8,34 46,77 5309 19321 224452 0 249082 100000 60000 0 25000 0 0 (36100) 148900 1,33 4,85 56,40 0 62,59 25,13 15,08 0 6,28 0 0 9,07 37,41 14 Total aktiva 335681 397982 PASSIVA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Hutang dagang Hutang lainnya Jumlah hutang lancar Hutang jk.Panjang Jmlh hutang jk. Panjang Total hutang Prive Modal Laba ditahan Laba tahun berjalan Jumlah modal sendiri

22500 0 22500 0 0 22500 0 120000 143294 49887 313181 6,70 0 6,70 0 0 6,70 0 35,75 42,69 14,86 93,30 26000 0 26000 0 0 26000 0 120000 193181 58801 371982 6,53 0 6,53 0 0 6,53 0 30,15 48,54 14,77 93,47 12 Total passiva 335681 397982

Berdasarkan daftar neraca pada table 4.2 dketahui bahwa keadaan keuangan perusahaan calon debitur lebih baik dari periode sebelumnya. Kondisi ini dapat dilihat dari sharing pos periode per tahun. Sharing pos adalah presentase bagian dari masing-masing pos neraca terhadap total aktiva atau total passiva yang ditunjukkan dalam presentase angka. Melihat kecenderungan meningkatnya pos-pos pada neraca, menunjukkan bahwa untuk tahun-tahun berikutnya maka diperkirakan kondisi keuangan perusahaan akan lebih baik lagi didukung dengan diberikannya tambahan modal kerja. Tambahan modal kerja ini diharapkan nantinya akan merangsang pertumbuhan kondisi keuangan perusahaan.

2.Analisis terhadap laporan laba rugi calon debitur ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Laporan Laba rugi UD”ABC”

(Rp.000,-) No KETERANGAN 31/12/2006 Sharing Pos % 31/12/2007 Sharing Pos % 1 2 Penjualan bersih Hrg. Pokok penjualan 3158158 2845706 100 90,10 3601000 3240100 100,00 90,00 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Laba kotor Biaya Adm & penj Laba operasional Beban bunga Beban penyusutan Beban lainnya Pendapatan lainnya Pend sebelum pajak Pajak 312452 249543 62909 0 8100 0 0 54809 4932 9,89 7,90 2,00 0 0,26 0 0 1,74 0,16 360900 288090 72810 0 8100 0 0 64710 5909 10,00 8,00 2,00 0 0,22 0 0 1,80 0,16 12 LABA BERSIH 49877 1,58 58801 1,63 Sumber : PT. Bank Haga Cabang Medan

Berdasarkan laporan laba rugi diatas yang ditunjukkan pada table 4.3 dapat diketahui bahwa penjualan dan laba yang diperoleh perusahaan calon debitur meningkat setiap tahunnya. Data ini menunjukkan bahwa prospek perusahaan

cukup baik dan akan memberikan keuntungan yang lebih besar apabila diberikan tambahan modal kerja.

3. Rasio-rasio keuangan calon debitur ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4.4

Rasio-Rasio Keuangan UD”ABC”

Sumber : PT. Bank Haga Cabang Medan a. Rasio likuiditas

Current Ratio

Current ratio perusahaan calon debitur pada tahun 2007 adalah sebesar 963 %. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan calon debitur sangat likuid dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimilikinya.

Quick Ratio

Quick ratio perusahaan calon debitur pada tahun 2007 adalah sebesar 100,1 %. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan calon debitur cukup likuid dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva yang dimilikinya.

Net Working Capital

No KETERANGAN Tahun 2006 Tahun 2007 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Net working capital Current ratio Quick ratio Debt to equity ratio Net profit margin Total assets Return on assets Sales growth Day of inventory Day of receivable WCTO Day of payable Rp.156.181.000 794 % 75,47 % 7,18 % 1,58 % 93,30 % 14,86 % 110 % 20 hari 1 hari 22 hari 3 hari Rp.224.482.000 963 % 100,1 % 6,98 % 1,63 % 93,46 % 17,5 % 115 % 25 hari 2 hari 27 hari 3 hari

Net working capital perusahaan calon debitur pada tahun 2007 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 224.482. Ini menunjukkan bahwa perusahaan calon debitur mempunyai kelebihan aktiva lancar yang cukup besar dibandingkan dengan hutang lancarnya.

b. Rasio Aktivitas

Days of Receivable (DOR)

Perputaran piutang usaha perusahaan calon debitur pada tahun 2007 tetpa sama seperti tahun sebelumnya yaitu 2 hari. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan modal kerja yang akan diberikan tertanam pada piutang usaha.

Days of Inventory (DOI)

Perputaran persediaan dari perusahaan calon debitur pada tahun 2007 meningkat dari tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan membutuhkan tambahan modal dalam membiayai operasi perusahaan, dikarenakan penjualan yang meningkat sehingga dibutuhkan persediaan barang dagangan yang lebih besar.

Days of Payable (DOP)

Jumlah hari rata-rata pembayaran hutang dagang pada tahun 2007 tetap seperti tahun sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan modal kerja sebagian ditanggulangi oleh hutang dagang dari pemasok.

c. Rasio Profitabilitas

Net Profit Margin

Net profit margin perusahaan calon debitur pada tahun 2007 adalah sebesar 1,63 % dan hasil ini lebih tinggi daripada periode sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Return on Assets (ROA)

Return on assets perusahaan calon debitur pada tahun 2007 adalah sebesar 17,5 %.

d. Rasio Solvabilitas (Leverage)

Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio perusahaan calon debitur pada tahun 2007 adalah sebesar 6,98 %. Hal ini mengiindikasikan bahwa sumber dana perusahaan tidak tergantung pada hutang.

Equity to Total Assets.

Equity to total assets perusahaan calon debitur pada tahun 2007 adalah sebesar 93,46 %, ini menunjukkan perbaikan yang cukup baik pada kondisi keuangan jangka panjang dimana kemampuan modal dalam membiayai operasional perusahaan cukup baik.

Dari analisis-analisis rasio yang dilakukan, didapat bahawa perusahaan calon debitur mempunyai rasio-rasio keuangan yang cukup baik. Perusahaan calon debitur mempunyai prospek yang bagus untuk mendapat pembiayaan

berupa tambahan modal. Dari segi rasio keuangan dapat dikatakan perusahaan calon debitur berkinerja baik.

VIII.. Perhitungan Kredit Modal Kerja

Harga Pokok Penjualan = Rp.3.240.100.000

Beban Administrasi & Penjualan = Rp. 288.090.000−

= Rp.3.528.190.000

Collection Period (DOR) = 2 hari

Holding Period(DOI) = 25 hari

Perputaran modal kerja(WCTO) = 27 hari Volume usaha diproyeksikan naik sebesar 130 %

Proyeksi Omzet = (Rp.3.528.190.000 x 27) x 130% Rp.343.998.525 360

Net Working Capital = Rp.224.482.000

Hutang dagang yang diproyeksikan = Rp. 10.000.000−

Kebutuhan modal kerja = Rp.109.516.525

Kredit yang dapat dipertimbangkan = Rp.100.000.000 Asumsi yang digunakan

 Proyeksi kenaikan penjualan diperkirakan sebesar 30 % dari posisi tahun lalu, dikarenakan bertambahnya kebutuhan modal kerja.

 Suku bunga 14,5 % per tahun. IX. Analisis resiko

1. Management Risk

Resiko ini berkaitan dengan latar belakang watak / karakter debitur. Resiko ini berkaitan dengan latar belakang dan pengalaman dari debitur

dalam mengelola dan memajukan perusahaan. Resiko ini besar berkaitan dengan manajemen yang ada.

Dalam mengelola usahanya, calon debitur telah melakukannya dengan cukup baik dan menempatkan orang-orang dan karyawan-karyawan yang cukup kompeten dalam manajemen usahanya sehingga dalam menghadapi berbagai masalah manajemen dapat menemukan jalan keluar yang baik. 2. Supply Risk

Resiko ini mengenai bagaimana debitur dalam mengelola bahan baku untuk seperti bagaimana memperoleh bahan baku dari supplier, faktor-faktor apa yang mempengaruhi bahan baku, bagaimana kesinambungan pengadaan bahan baku terhadap gejolak sosial, politik, ekonomi dan peraturan pemerintah.

Perusahaan calon debitur memperoleh bahan baku dari supplier lokal, dan sudah mempunyai hubungan yang cukup baik dengan para suppliernya. Pola pengadaan bahan baku yang sudah cukup baik sehingga perusahaan tidak kesulitan dalam menyediakan bahan baku untuk usahanya. Apabila terjadi kerusakan pada saat pengiriman bahan baku, pemasok bersedia untuk menggantinya.

3. Demand Risk

Resiko ini berkaitan dengan proses produksi dari usaha debitur. Segala faktor-faktor yang menjadi pendukung produksi semuanya berkaitan dengan resiko ini.

Permintaan pasar yang cukup tinggi akan produk yang dipasarkan oleh perusahaan calon debitur membuat produk yang dipasarkan mempunyai daya jual yang cukup tinggi. Produk juga mempunyai daya saing yang cukup tinggi dengan produk sejenis dari perusahaan lain.

4. Marketing Risk

Resiko ini tingkat persaingan barang dagangan yang dimiliki debitur apakah mempunyai daya saing dengan barang sejenis dari perusahaan lain, bagaimana kemungkinan hasil barang dagang sejenis dari perusahaan lain dapat menggantikan pangsa pasar, dan resiko lain yang berhubungan permintaan dan perkembangan pasar.

Usaha calon debitur telah memiliki pelanggan tetap yang terdiri dari banyak pelanggan. Distribusi barang usahanya dipasarkan secara langsung kepada pelanggan dan juga dengan mengadakan promosi barang yang dipasarkan.

5. Collection Risk

Cara pembayaran dari pelanggan adalah dengan cara tunai dan kredit. Piutang usaha rata-rata dapat tertagih pada saat sebelum jatuh tempo yang telah disepakati, dan presentase piutang tak tertagih dinyatakan sangat kecil. Ini berarti kualitas piutang dari usaha calon debitur cukup baik.

6. Rekomendasi Keputusan Permohonan Kredit Modal Kerja

Rekomendasi pemberian keputusan kredit modal kerja merupakan suatu kesimpulan dari hasil analisis dan evaluasi. Dalam rekomendasi ini akan diajukan alasan-alasan mengenai disetujui atau ditolaknya permohonan kredit

Dokumen terkait