• Tidak ada hasil yang ditemukan

Branch Manager

C. PEMBAHASAN MASALAH

1. Prosedur Pemberian Kredit Griya Multi (KGM) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo

Kredit Griya Multi (KGM) merupakan fasilitas kredit untuk berbagai keperluan, seperti renovasi rumah , modal kerja, sekolah atau kebutuhan konsumtif lainnya, yang jangka waktu kreditnya 3 tahun, 5 tahun, 6 tahun, 8 tahun dan 10 tahun.

Besarnya suku bunga yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

a. Suku Bunga 13,50% : maksimal kredit sampai dengan 100 juta

b. Suku Bunga 13,50% : maksimal kredit 100 juta sampai dengan 300 juta

c. Suku Bunga 13,50% : maksimal kredit diatas 300 juta

Sebelum calon debitur mengetahui prosedur pemberian Kredit Griya Multi (KGM) , terlebih dahulu calon debitur harus mengetahui ketentuan dan persyaratan Kredit Griya Multi untuk mengajukan Kredit Griya Multi (KGM).

Adapun ketentuan dan persyaratan Kredit Griya Multi (KGM) yang ditetapkan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo adalah:

a. Ketentuan Kredit Griya Multi (KGM)

1) Agunan, yaitu sertifikat dan IMB atas nama pemohon/

pasangannya

2) Maksimal kredit

(b) 60% (aparteman, ruko, dll)

3) Maksimal angsuran

a) 70% sisa penghasilan bersih - biaya hidup (kolektif) b) 50% sisa penghasilan bersih - biaya hidup (non kolektif)

4) Jangka waktu maksimal 10 tahun

5) Biaya proses dapat dimasukkan dalam maksimal kredit kecuali provisi

6) Selama 2 tahun kredit tidak boleh dilunasi, diperjualbelikan, dan dipindahtangankan (take over)

7) Penjualan perorangan dilampiri denah lokasi

8) Denah lokasi jaminan

9) Biaya proses :

a) Angsuran pertama

(1) Provisi : 1% dari maksimal kredit (2) Appraisal : Minimal Rp100.000,- (3) Notaris : Rp 150.000,-

b) Asuransi jiwa dan kebakaran

c) Akte Pemilikan Hak Tanah (APHT)

d) Tabungan mengendap Rp.500.000,-

e) Biaya administrasi Rp 100.000,-

b. Persyaratan Kredit Griya Multi 1) Karyawan / pegawai tetap

a) Mengisis formulir permohonan KGM

c) Fotocopy identitas kerja (Kartu Pegawai, NIP, NIS, SK, Slip Gaji, Keterangan Instansi)

d) Fotocopy tabungan Batara

2) Wiraswasta / pegawai tidak tetap

a) Mengisi formulir permohonan KGM

b) Fotocopy identitas (KTP, Kartu Keluarga, Surat Nikah)

c) Fotocopy tabungan Batara

d) SIUP / NPWP Perusahaan

e) Akte pendirian Perusahaan/ anggaran dari perusahaan f) Neraca, laporan Laba-Rugi/kuitansi penjualan

g) SPT tahunan/ surat keterangan penghasilan tidak tetap dari kelurahan

c. Prosedur Permohonan Kredit Griya Multi (KGM)

1) Calon debitur datang ke BTN di bagian Loan service Unit untuk mengutarakan keinginannya mengambil kredit.

2) Loan Service Unit memberikan formulir untuk diisi oleh calon debitur sebagai syarat pengajuan kredit. Selain itu calon debitur juga harus membuka rekening tabungan BATARA sabagai salah satu syarat permohonan KGM.

3) Calon debitur mengisi formulir dan melengkapi dokumen

persyaratan lalu menyerahkan ke Loan service Unit.

4) Loan Service Unit selaku penyidik analisis kredit melakukan wawancara kepada debitur.

5) Petugas Loan Service Unit mencatat di buku register permohonan kredit sebagai bukti bahwa debitur telah melakukan wawancara dengan petugas Loan service yang bertugas pada waktu itu.

6) Wawancara dilakukan sesuai dengan prinsip kredit yaitu 5C (Character, Capital, Capacity, Collateral, dan Condition) untuk menganalisis kepribadian dan kemampuan calon debitur. Loan Service Unit membuat memo kepada bagian Bookeping and Control untuk dilakukan BI Checking, yaitu untuk mengetahui apakah calon debitur mempunyai pinjaman atau kredit pada pihak bank lain atau tidak, juga untuk mengetahui lancar atau tidaknya calon debitur dalam membayar pinjaman. BI Checking ini sebagai pertimbangan dalam Rapat Kelompok Kredit.

7) Loan Service Unit melakukan konfirmasi gaji kepada perusahaan dimana calon debitur bekerja untuk mengecek kebenaran slip gaji yang dilampirkan dan untuk mengetahui kebenaran atas keterangan yang diberikan oleh calon debitur saat dilakukan wawancara.

8) Petugas Loan service akan memutuskan menolak atau

merekomendasikan calon debitur tersebut. Jika direkomendasikan,

maka petugas Loan service akan membuat Daftar Usulan Pemohon

(DUP) yang berisi tentang perekomendasian calon debitur.

9) DUP diberikan kepada Branch Manager untuk diperiksa lalu dikembalikan kepada Loan Service. Selanjutnya DUP diberikan Kasie Retail Service untuk diperiksa kemudian dikembalikan ke Loan service.

10)Selanjutnya diadakan Rapat Kelompok Kredit (RKK) untuk memutuskan pemohonan kredit disetujui atau ditolak. RKK dihadiri oleh Branch Manager, Loan Service Unit, dan Retail Service Section Head.

d. Analisis Prinsip 5C pada Permohonan Kredit Griya Multi

Pemberian kredit tanpa dianalisis terlebih dahulu akan sangat membahayakan debitur, karena akan memunculkan timbulnya kredit macet. Penilaian kelayakan kredit dengan menggunakan prinsip 5C digunakan dalam mengetahui Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition seorang debitur. Prinsip ini dilakukan guna menentukan layak atau tidak kredit diberikan kepada debitur.

Pengajuan permohonan Kredit Griya Multi kepada PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. KANTOR CABANG SOLO debitur harus memberikan keterangan yang sebenarnya yang menyangkut 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition) dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan debitur dalam mengembalikan pinjaman/kewajibannya. Hasil dari analisis berbasis 5C tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pihak bank dalam memberikan keputusan kredit. Agar pihak bank dalam keputusan memberikan kredit pada debitur mempunyai keyakinan atas kemampuan debitur, maka pihak bank mengadakan survey langsung ke lapangan untuk mengetahui benar atau tidaknya informasi yang telah diberikan oleh debitur.

Adapun prinsip 5C tersebut terdiri dari : 1) Caracter

Dalam hal Caracter pihak bank mewawancarai debitur tentang : a) Dalam lingkungan debitur pernah terlibat dalam perkara hukum

atau tidak?

b) Sikap, karakter debitur seperti apa?

c) Memiliki berapa orang istri dan berapa orang anak, serta masing-masing umur anaknya.

d) Umur debitur

2) Capacity

Dalam hal Capacity pihak bank mewawancarai debitur seputar : a) Pendidikan debitur terakhir

b) Usaha yang dijalankannya, serta omset penghasilan bersih yang diperoleh per bulan berapa?

3) Capital

Dalam hal Capital pihak bank mewawancarai debitur tentang : a) Modal yang dimiliki debitur diperoleh dari mana?

b) Besarnya modal berapa?

4) Collateral

Dalam hal Collateral pihak bank mewawancarai calon debitur seputar :

a) Agunan yang dijadikan sebagai jaminan berupa apa?

b) Bagaimana kondisi barang jaminannya?

c) Jaminan yang diajukan milik sendiri atau milik siapa? d) Jaminannya memiliki harga jual senilai berapa?

5) Condition

Dalam hal Condition pihak bank mewawancarai calon debitur seputar :

a) Lokasi usahanya dimana?

b) Prospek usaha kedepannya bagus atau tidak, apabila bagus disebabkan oleh apa dan apabila kurang bagus faktor penyebabnya apa?

c) Dalam hal usahanya memiliki banyak pesaing atau tidak?

Kriteria pengajuan Kredit Griya Multi yang disetujui berdasarkan prinsip 5C :

1) Caracter

a) Tidak pernah mempunyai pinjaman di bank lain

b) Seandainya mempunyai pinjaman di bank lain raportnya bersih

(sistem poembayarannya lancar)

c) Referensi atau hubungan dengan relasi baik

2) Capacity

a) Pendapatan mencukupi untuk membayar angsuran

3) Capital

a) Tempat kerja bonafit 4) Collateral

a) Jaminan mencukupi dan marketable

5) Condition

Kriteria pengajuan Kredit Griya Multi yang ditolak berdasarkan prinsip 5C :

1) Caracter

a) Mempunyai masa lalu/ riwayat kredit yang tidak baik b) Pernah pinjam di Bank lain tetapi sering menunggak 2) Capacity

a) Pendapatan mencukupi untuk angsuran pinjaman

3) Capital

a) Jenis usaha diragukan

b) Tempat bekerja kurang bonafit 4) Collateral

a) Jaminan kurang nilainya

b) Jaminan kurang marketable.

5) Condition

a) Prospek usaha yang tidak bagus

e. Prosedur Keputusan Permohonan Kredit :

1) Loan Service Unit membuat Daftar Usulan Pemohon (DUP) berdasarkan hasil wawancara, konfirmasi gaji dan BI Checking, yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan final diterima atau ditolaknya permohonan kredit dalam Rapat Kelompok Kredit.

2) Jika dalam Rapat Kelompok Kredit Branch Manager memutuskan

bahwa kredit calon debitur ditolak, maka Loan Service Unit menerbitkan surat penolakan rangkap 2 yang akan dikirimkan kapada calon debitur. Tetapi jika disetujui maka Loan Service Unit

akan menerbitkan Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K).

3) Loan Service Unit menerbitkan Surat Persetujuan Debitur Rangkap 5 (SPD5)

a) SPD5 lembar 1 diberikan kepada Loan Administration Unit diarsipkan menurut angka.

b) SPD5 lembar 2 diberikan kepada kantor pusat Divisi Retail diarsipkan menurut angka.

c) SPD5 lembar 3 diberikan kepada Kantor Pusat Divisi Trisuli diarsipkan menurut angka.

d) SPD5 lembar 4 diberikan Accounting diarsipkan menurut

angka.

e) SPD5 lembar 5 diberikan kepada Notaris diarsipkan menurut angka.

4) Loan Service menerbitkan surat perjanjian kredit (PK) rangkap 2 (dua) yang ditandatangani debitur BTN didepan Notaris yang ditunjuk.

f. Proses Realisasi

Dalam realisasi kredit, pihak bank dan notaris menjelaskan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh debitur dan jika debitur setuju, maka debitur menandatangani Surat Perjanjian Kredit dan Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K) diatas materai Rp 6000,00. kewajiban debitur diantaranya debitur harus membayar biaya fasilitas kredit meliputi biaya, angsuran bulan pertama, provisi bank

maksimal 1% dari maksimal kredit, biaya notaris, biaya APHT ( Akta Pemasangan Hak Tanggungan), biaya penilai/ apreiser, biaya premi asuransi kebakaran, biaya asuransi jiwa, saldo tabungan yang diblokir, dan biaya administrasi, serta bagaimana cara pembayaran angsuran.

g. Sistem pemberian kredit Griya Multi pada PT.Bank Tabungan Negara

(Persero) Tbk. Cabang Solo

Unsur sistem pemberian kredit Griya Multi pada PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo terdiri dari :

1) Fungsi yang terkait

a) Retail Service Section Head

Retail Service Section Head membawahi unit kerja Teller Service, Costumer Service dan Loan Service yang tugas dan wewenangnya dalam pemberian kredit ini sebagai anggota Rapat Kelompok Kredit (RKK) dan pemberi otorisasi jika permohonan kredit tersebut disetujui.

b) Loan Service Unit

Loan Service Unit merupakanunit kerja dibawah retail Service Section Head yang tugasnya melayani pengajuan permohonan kredit oleh debitur.

c) Teller Sevice

Teller Service merupakan unit kerja dibawah seksi retail Service Section Head tugas dan wewenangnya melayani nasabah dalam penyetoran tunai angsuran KGM cabang sendiri dan cabang lain.

d) Branch Manager

Tugas dan wewenang branch manageradalah menjadi ketua dalam pelaksanaan rapat kelompok kredit dan memberi otoritas jika dalam rapat kelompok kredit memutuskan permohonan kredit dipenuhi.

e) Accounting Control

Accounting Control merupakan unit kerja yang terdiri dari report dan bookeeping unit. Accounting control bertugas sebagai pengelola data akuntansi dari semua transaksi yang terjadi, melakukan kontrol terhadap kegiatan yang terjadi dan membuat laporan keuangan.

2) Dokumen Yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam proses pemberian Kredit Griya Multi adalah sebagai berikut :

a) Formulir permohonan kredit dan dokumen syarat kelengkapan data.

Formulir permohonan kredit dari Loan Service Unit oleh calon debitur digunakan untuk mengajukan permohonan Kredit Griya Multi dan dokumen syarat kelengkapan data calon nasabah digunakan sebagai keterangan data calon debitur yang diperoleh Loan Service Unit pada waktu wawancara dilakukan.

b) Dokumen pokok debitur

Dokumen yang disimpan oleh Loan Service Unit setelah debitur realisasi meliputi sertifikat atas nama debitur, akta jual

beli, surat kuasa menjual, surat kuasa hipotik, IMB atas nama debitur, dan Akta Pembelian Hak Tanggungan (APHT).

c) Formulir Checking Bank Indonesia

Formulir checking Bank Indonesia merupakan formulir yang berisikan data dari calon debitur untuk diserahkan kepada Bookeping dan Control Unit untuk mengetahui kredit calon nasabah di bank lain.

d) Lembar Hasil Wawancara

Lembar hasil wawancara berisi informasi yang diperoleh analis kredit ketika mewawancarai calon debitur guna keperluan penilaian atas kelayakan kredit yang diajukan.

e) Daftar Usulan Permohonan (DUP)

Hasil wawancara yang dibuat Loan Service Unit digunakan sebagai dokumen dalam Rapat Komite Kredit untuk pertibangan kelayakan permohonan kredit debitur. Isi daftar usulan pemohon meliputi nomor urut, NIP wawancara, nama pemohon, umur, lokasi perumahan, tipe rumah, blok kavling, harga jual, pengajuan permohonan (setuju/tolak), paraf anggota anggota Rapat Komite Kredit (setuju/tolak), alamat instansi pemohon, dan nomor telepon pemohon.

f) Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K)

Surat Penegasan Persetujuan Pemberian Kredit adalah surat persetujuan dari pihak bank yang mencakup ketentuan dan persyaratan pihak bank yang disampaikan kepada debitur. Isi

dari SP3K meliputi nama pemohon, rincian permohonan (jumlah rupiah, jangka waktu, suku bunga, dan angsuran), biaya prarealisasi, tanda tangan diatas materai Rp.6000,00 dan diketahui Pejabat BTN.

g) Surat Perjanjian Debitur Rangkap 5 (SPD5)

Dokumen yang dibuat oleh Loan Service Unit saat realisasi kredit yang meliputi nomor urut, nama pemohon, tipe rumah, blok kavling, maksimal kredit yang disetujui, jangka waktu, suku bunga, angsuran, nomor urut debitur, dan tanda tangan debitur.

h) Realisasi kredit yang ditanda tangani oleh Surat Perjanjian Kredit

Surat Perjanjian Kredit adalah perjanjian antara pihak bank dan debitur yang berkaitan dengan kedua belah pihak diatas materai. Hal-hal yang tertera dalam surat ini mencakup maksimal kredit yang disetujui dan pasal-pasl mengenai peraturan yang dirtetapkan oleh bank.

i) Surat Penolakan

Surat Penolakan berisi pernyataan penolakan permohonan kredit sesuai dengan keputusan Rapat Komite Kredit yang dibuat oleh Loan Service Unit.

3) Prosedur Pembayaran Angsuran

a) Pembayaran angsuran dipotong langsung dari gaji. Pembayaran ini dapat dilakukan atas persetujuan debitur dan bagian keuangan perusahaan yang mengurusi gaji debitur untuk melakukan pemotongan gaji sebesar nilai angsuran yang disepakati. Fasilitas pembayaran seperti ini bisa dilakukan bagi debitur yang bekerja sebagai pegawai tetap dan pihak perusahaan bekerjasam dengan pihak BTN.

b) Pembayaran langsung ke loket BTN

Debitur datang langsung ke BTN terdekat dan langsung membayar angsuran KGM di Teller Service.

c) Pembayaran melalui ATM Batara

Debitur yang mempunyai tabungan BATARA dan mempunyai ATM BATARA dapat membayar angsuran KGM dengan menggunakan fasilitas dari ATM Batara.

d) Pembayaran dengan transfer

Debitur dapat membayar angsuran KGM dengan cara me;lakukan trasnfer dari bank maupun kepada BTN. Hal ini memudahkan debitur dalam melakukan pembayaran angsuran KGM.

e) Pembayaran melalui kantor pos

BTN bekerja sama dengan kantor pos un tuk memudahkan debitur membayar angsuran KGM. Debitur dapat datang ke kentor pos terdekat, dan membayar angsuran KGM diloket yang tersedia.

f) Pembayaran dengan cara pemindah bukuan

Pemindahbukuan dapat dilakukan jika telah mendapat persetujuan dari pemilik rekening.

4) Prosedur Pelunasan Angsuran

a) Debitur mengisi slip pembayaran angsuran pinjaman dan

asuransi beserta uang lalu menyerahkan kepada Teller Service. b) Teller Service memasukkan data atas pembayaran angsuran ke

dalam rekening debitur.

c) Pada akhir jam kerja Teller service melakukan perhitungan atas kas masuk dan pengeluraan dengan mencetak penerimaan kas dan pengeluaran kas. Hal ini dilakukan untuk mencocokkan dengan kas yang ada, jika ada selisih lebih atau kurang menjadi rtanggung jawab Teller service.

d) Head Teller mencocokkan uang yang diterima dengan laporan penerimaan kas dan pengeluaran kas

e) Kasie Retail Service memeriksa ulang laporan dan jumlah uang yang diterima sebelum mengotorisasi uang dimasukkan ke brankas.

f) Laporan penerimaan kas dan pengeluaran kas diarsipkan

menurut tanggal secara sementara.

g) Bookkeeping And Control mengentry jurnal umum berdasarkan slip pembayaran angsuran dengan menggunakan Program Sylvester Integrated Banking System (SIBS), slip angsuran pembayaran diarsipkan menurut tanggal secara permanen.

h. Sistem Pengendalian Intern dalam Sistem Pemberian Kredit Griya Multi pada PT.Bank tabungan Negara (Persero) Tbk. Cabang Solo a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tegas

Pemisahan fungsi operasi dari fungsi penyimpanan dan fungsi akuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang

untuk melaksanakan kegiatan kredit dilakukan oleh Branch

Manager, Loan Service dan Retail Service Section Head. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva BTN dilakukan oleh Retail Service. Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat transaksi yang terjadi di BTN dilakukan oleh Reporting Unit dan yang melakukan kontrol dari fungsi akuntansi adalah Bookkeeping and Contol keduanya berada dibawah Accounting dan Control Unit.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadapa kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

Dalam pemberian kredit terdapat beberapa prosedur yang harus dilaksanakan oleh fungsi terkait yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang, yaitu :

i. Teller Service dalam melakukan penarikan tunai di atas Rp 10.000.000,00 harus mendapat otorisasi dari Head Teller.

ii. Loan Service mengajukan Daftar Usulan Pemohon kepada Branch Manager dan Kasie Retail Section.

iii. Branch Menager berwenang memberikan otoritas kepada Daftar Usulan Pemohon (DUP), Surat Penugasan Pemberian Kredit (SP3K), Surat Persetujuan Debitur (SPD5) yang diterbitkan oleh Loan Service Unit.

iv. Kasie Retail Service memberi otoritas Daftar Usulan Pemohon yang diterbitkan oleh Loan Service.

v. Loan Srvice membuat Laporan Penilaian Akhir atas semua

transaksi yang diberikan yang ditujukan kepada Branch

Manager.

vi. Kasie Loan Operation dan Kasie Retail Service memberi otoritas pada daftar sertifikat pada tahap pelunasan.

i. Perbandingan total kredit KGM dengan total angsuran periode Januari

sampai Juni 2010

Tabel 3.5

Perbandingan Total Kredit KGM dengan Angsuran Periode Januari – Juni 2010 (dalam jutaan rupiah)

Klasifikasi Plafon Jumlah nasabah Total Kredit

1 KGM <= 100 Juta 140 7362

2 KGM 100 < MK <= 300 Juta 20 3128

3 KGM > 300 Juta 2 1030

Dari data diatas dapat diumpamakan rataan tengah klasifikasi pertama adalah 50 juta. Maka jumlah kredit yang diberikan pada klasifikasi ini adalah 140 nasabah dikalikan 50 juta. Jadi total rataan kredit yang diberikan pada klasifikasi pertama adalah 7000. Kemudian total bunga angsuran pada klasifikasi ini adalah 6,75% x 7000 = 472. Pada klasifikasi pertama ini jumlah kredit ditambah dengan bunga kredit adalah 7000 + 472 =7472

Jika dibandingkan dengan angsurannya akan diketahui besarnya perbandingan adalah 7362 : 7472 artinya jumlah total kredit sebesar 7362 berbanding dengan angsuran 7472. Maka dapat disimpulkan pada

klasifikasi pertama kolektibilitas angsuran dikatakan lancar.

Sedangkan klasifikasi yang kedua adalah 200 juta. Maka jumlah kredit yang diberikan pada klasifikasi ini adalah 20 nasabah dikalikan 200 juta. Jadi total rataan kredit yang diberikan pada klasifikasi kedua adalah 3000. Kemudian total bunga angsuran pada klasifikasi ini adalah 6,75% x 3000 = 202. Pada klasifikasi kedua ini jumlah kredit ditambah dengan bunga kredit adalah 3000 + 202 = 3202.

Jika dibandingkan dengan angsurannya akan diketahui besarnya perbandingan adalah 3128 : 3202 artinya jumlah total kredit sebesar 3128 berbanding dengan angsuran 3202. Maka dapat disimpulkan pada klasifikasi kedua kolektibilitas angsuran dikatakan lancar.

Klasifikasi yang ketiga adalah 500 juta. Maka jumlah kredit yang diberikan pada klasifikasi ini adalah 2 nasabah dikalikan 500 juta. Jadi total rataan kredit yang diberikan pada klasifikasi ketiga adalah 1000.

Kemudian total bunga angsuran pada klasifikasi ini adalah 6,75% x 1000 = 67. Pada klasifikasi pertama ini jumlah kredit ditambah dengan bunga kredit adalah 1000 + 67 =1067

Jika dibandingkan dengan angsurannya akan diketahui besarnya perbandingan adalah 1030 : 1067 artinya jumlah total kredit sebesar 1030 berbanding dengan angsuran 1067. Maka dapat disimpulkan pada klasifikasi pertama kolektibilitas angsuran dikatakan lancar.

2. Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemberian Kredit Griya Multi (KGM) pada PT. Bank tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo

Setelah melakukan evaluasi, maka penulis akhirnya dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan Kredit Griya Multi (KGM) pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Kantor Cabang Solo yang diantaranya sebagai berikut :

1. Kelebihan

a. Suku bunga KGM yang ditetapkan Bank BTN relatif stabil

dibandingkan dengan bank lain, dan biasanya relatif stabil sepanjang masa kredit.

b. Biaya proses KGM bank BTN relatif lebih murah dan lebih cepat.

c. Apabila nasabah melunasi KGM sebelum jangka waktu kredit Bank BTN tidak mengenakan denda penalty, sedangkan bank lain biasanya ada denda penalty.

d. Bank BTN lebih berpengalaman mengelola KPR, dalam hal ini KGM

e. BTN lebih fleksibel bila debitur menunggak karena denda tunggakan lebih ringan dan dikenakan perbulan tidak harian.

2. Kelemahan

a. Panghasilan debitur yang tidak memenuhi syarat KGM (karyawan swasta) karena pihak analisis kredit lalai dalam meminta keterangan pada calon debitur sehingga menyebabkan sering terjadi keterlambatan dalam penyetoran kredit.

BAB 1V

Dokumen terkait