• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Prosedur Pembiayaan

Prosedur pembiayaan yang diterapkan pada BPRS Amanah Ummah adalah sebagai berikut:

(i) Pengajuan pembiayaan

Pada tahapan ini nasabah mengajukan pembiayaan dengan mendatangi bagian Acount Officer (AO), atau AO yang mendatangi nasabah. Kemudian nasabah mengisi formulir pengajuan pembiayaan dan melengkapi persyaratan administrasi dengan melampirkan fotokopi KTP pemohon, fotokopi KTP suami dan istri, fotokopi kartu keluarga, photo berwarna 4x 6 suami istri pemohon, photo tempat usaha, fotokopi jaminan (misalnya akte tanah, STNK, BPKB, dll), photo jaminan, fotokopi rekening listrik, telepon, air selama tiga bulan terakhir, dan membuka rekening.

(ii)Analisa pembiayaan

Analisa pembiayaan dilakukan oleh AO, meliputi: 1. Penilaian Character

Karakter calon nasabah dinilai dari keseriusan dalam membayar tagihan, agama, jiwa sosial dan sebagainya. Untuk mendapat informasi calon nasabah biasanya AO akan menemui ketua Rukun Tetangga (RT) tempat dimana nasabah tinggal.

2. Penilaian Capability

Penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajibannya. Capability nasabah dapat dilihat dari omset usaha, keuntungan bersih, biaya hidup, dan sebagainya. 3. Penilaian Capital

Menilai berapa modal yang dimiliki oleh nasabah, dimaksudkan agar pemberian pembiayaan tidak melebihi modal yang dimiliki oleh nasabah.

4. Penilaian Condition of economic

Yang meliputi penilaian kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, kondisi alam dan sebagainya.

5. Penilaian Collateral

Ada dua jenis jaminan yaitu:

a. Jaminan bergerak misalnya: kendaraan bermotor, surat-surat berharga.

b. Jaminan tak bergerak misalnya: tanah dan gedung.

Penilaian jaminan dilakukan oleh Legal Officer (LO) setelah AO menganalisa caracter, capability, capital dan condition of economic

nasabah. Penilaian collateral (jaminan) dilakukan untuk mengecek kelayakan jaminan dengan mentaksir harga barang jaminan dengan jumlah pembiayaan yang diajukan. Makin besar selisih nilai antara jumlah pengajuan dengan taksasi jaminan maka makin bagus untuk bank, dalam artian bank akan merasa aman.

Berdasarkan sistem syariahnya penilaian jaminan bukan merupakan prioritas utama dalam penentuan diterima atau tidaknya pengajuan. Jika bank melihat potensi usaha, kapabilitas dan karakter nasabah sudah memenuhi tetapi jaminan tidak memenuhi, bank seharusnya tetap memberikan pembiayaan pada nasabah tersebut. Akan tetapi pearturan Bank Indonesia mensyaratkan untuk setiap penyaluran dana harus disertai dengan akte jaminan, oleh karena itu BPRS Amanah Ummah tetap memperhitungkan jaminan sebagai syarat memperoleh pembiayaan.

Untuk menganalisa pembiayaan tentunya AO memerlukan data – data yang relefan guna menilai kelayakan nasabah pembiayaan tersebut. Oleh karena itu AO dan Legal Officer (LO) melakukan On the spot (kunjungan ke lapangan) dan wawancara.

BPRS Amanah Ummah menerapkan analisa pembiayaan pada dua aspek yaitu:

1. Analisa terhadap kemauan bayar yang disebut analisa kualitatif, aspek yang dianalisa mencakup karakter dan komitmen nasabah. 2. Analisa terhadap kemampuan membayar yang disebut analisa

kemampuan membayar dan perhitungan kebutuhan modal usaha nasabah adalah dengan pendekatan pendapatan bersih.

Hal-hal yang dilakukan BPRS Amanah Umah dalam analisa kualitatif adalah:

a. Analisa rugi laba masa lalu (wawancara dan data). b. Menghitung semua penerimaan diluar usaha nasabah.

c. Hitung semua biaya diluar kegiatan usaha, seperti keluarga dan pendidikan.

d. Menghitung pendapatan bersih.

e. Menentukan perbandingan antara angsuran dan pendapatan bersih (rasio angsuran).

f. Besarnya angsuran maksimal antara 50%-70% dari pendapatan bersihnya.

g. Besarnya pembiayaan yang dapat diberikan oleh BPRS Amanah. Ummah dihitung dengan rumus:

Rasio Angsuran X Pendapatan Bersih X Jangka Waktu (iii) Proses File

Dalam tahapan ini AO mengumpulkan hasil analisa, kemudian dibuat sebuah proposal sederhana yang menggambarkan calon nasabah mulai dari karakter nasabah, usaha nasabah, neraca, laporan keuangan nasabah yang semuanya itu didapat dari hasil wawancara dan survei yang dilakukan AO.

(iv) Pengajuan ke K3 (Ketua Komite Kebijakan pembiayaan)

Pada tahapan ini AO akan mempresentasikan proposal pengajuan nasabah dan beragumentasi untuk meyakinkan K3 bahwa calon nasabah layak di plafon yang mana. Ada beberapa tahapan komite yang harus dilewati, hal ini tergantung pada besarnya pengajuan berada pada plafon berapa.

1. Jika pengajuan dibawah Rp 3.500.000 maka tahapan yang harus dilewati adalah bagian AO kemudian setelah disetujui dilanjutkan ke kabid marketing dan terakhir ke direktur.

2. Jika pengajuan berada diantara Rp 3.500.000 sampai Rp 100.000.000, maka tahapan yang harus dilewati adalah bagian AO, kabid marketing, direktur, dan direktur utama.

3. Jika pengajuan diatas sama dengan Rp 100.000.000, maka tahapan yang harus dilewati adalah AO, kabid marketing, direktur, direktur utama dan dewan komisaris.

Tahapan persetujuan pengajuan pembiayaan yang berlapis berdasarkan besarnya pengajuan secara jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Tahapan persetujuan pengajuan pembiayaan BPRS Amanah Ummah

(v) Kesepakatan

Setelah pengajuan disetujui, kemudian AO memanggil nasabah untuk membuat kesepakatan tentang jenis akad, besar angsuran, jangka

Pengajuan ke komite AO Direktur Utama Kabid Marketing Direktur Kabid Marketing Direktur Direktur Utama Dewan Komisaris < Rp 3,5 juta Direktur Kabid Marketing Rp 3,5 – 100 juta > Rp 100 juta

waktu pembayaran, dan biaya-biaya. Dalam perhitungan biaya, bank menetapkan sesuai dengan harga riilnya dan merupakan kesepakatan antara nasabah dan bank. Hal yang membedakan antara penetapan biaya di bank lain dengan BPRS ini adalah dimana dalam biaya tersebut selain dihitung berdasarkan harga riil bukan %tase dari pinjaman, biaya yang ditetapkan telah memperhitungankan zakat dan sedekah yang tentunya berdasarkan persetujuan nasabah.

Jangka waktu pembayaran berdasarkan jenis pembiayaan ada 2, yaitu: a. Maksimal dua tahun untuk modal kerja.

b. Maksimal lima tahun untuk investasi.

Semakin lama jangka waktu pembayaran, semakin sedikit jumlah angsuran yang harus dibayar nasabah. sebaliknya makin pendek jangka waktu pembayaran, semakin besar jumlah angsuran yang harus dibayar nasabah.

(vi) Pencairan

Setelah tercapai kesepakatan, maka tahapan selanjutnya adalah pencairan pembiayaan. Waktu yang diperlukan untuk memproses permohonan pembiayaan dari mulai pengajuan sampai dengan pencairan maksimal dua minggu. Waktu tersebut berlaku untuk nasabah yang mengajukan pertama kali, untuk pengajuan selanjutnya waktu yang dibutuhkan maksimal satu minggu. Khusus untuk pembiayaan murabahah, pencairan dilakukan secara bertahap. Hal ini dilakukan bank untuk menghindari tidak diserahkannya nota pembelian oleh nasabah kepada bank.

Hal utama yang menjadi bahan pertimbangan BPRS Amanah Ummah dalam menyalurkan pembiayaan adalah penilaian character dan

capacity. Dalam dunia mikro banking, pengertian character adalah kemauan untuk membayar angsuran meski dalam keadaan sulit atau lebih jelasnya calon nasabah harus mempunyai willingness to pay.

Capacity menggambarkan adanya aliran kas dari usaha yang dijalankan nasabah, sehingga pembayaran angsuran tidak mengalami

kesulitan (ability to pay). Alur prosedur pengajuan pembiayaan dapat dilihat di Lampiran 2.

Dokumen terkait