• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pengajuan Pembiayaan UMKM (PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, Bogor)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pengajuan Pembiayaan UMKM (PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, Bogor)"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

FREKUENSI PENGAJUAN PEMBIAYAAN UMKM

(PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, Bogor)

Oleh

YUNIA INDRIYANI

H24103011

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

Yunia Indriyani. H24103011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pengajuan Pembiayaan UMKM (PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, Bogor). Dibawah bimbingan Budi Purwanto.

Hasil penelitian Kementrian KUKM yang bekerjasama dengan BPS pada tahun 2003 menunjukkan bahwa 51,09% Usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM) mengalami kesulitan usaha yang disebabkan oleh masalah permodalan. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tumbuh dan dikenal sebagai agen utama bagi pengembangan UMKM Indonesia diharapkan dapat mengatasi masalah permodalan yang dihadapi oleh sebagian besar UMKM. BPRS Amanah Ummah adalah salah satu BPRS di wilayah Bogor Barat, yang hampir seluruh nasabah pembiayaannya adalah usaha kecil.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengetahui prosedur penyaluran pembiayaan dan skema pembiayaan BPRS, 2) Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemberian pembiayaan oleh BPRS, 3) Mengidentifikasi karakteristik pengusaha dan usaha UMKM, sehingga dapat diketahui prosedur pembiayaan seperti apa yang cocok atau sesuai dengan karakteristik UMKM, 4) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengajuan pembiayaan UMKM pada BPRS.

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2007, di daerah Leuwiliang Bogor. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuisioner. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis faktor dan tabulasi. Analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan variabel-variabel menjadi lebih ringkas dalam beberapa faktor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur yang diterapkan di BPRS Amanah Ummah telah sesuai dengan kondisi nasabah UMKM, dalam artian mudah dipahami oleh nasabah. Nasabah BPRS Amanah Ummah berusia relatif muda, hampir 57,4% berusia dibawah 40 tahun. Latar belakang pendidikan sebagian besar nasabah berada dalam kelompok pendidikan tinggi yaitu SMA dan sarjana dengan pengalaman usaha lebih dari tiga tahun. Jenis usaha sebagian besar nasabah adalah berdagang dengan mempekerjakan 1-4 orang.

(3)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

FREKUENSI PENGAJUAN PEMBIAYAAN UMKM

(PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

YUNIA INDRIYANI

H24103011

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI PENGAJUAN PEMBIAYAAN UMKM

(PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

YUNIA INDRIYANI H24103011

Menyetujui, Juli 2007

Ir Budi Purwanto, ME Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M. Sc Ketua Departemen

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 3 Juni 1985. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Oyo Sunaryo dan Átikah. Penulis menghabiskan masa kecilnya di tempat yang sejuk nan indah, salah satu kota kecil di priangan timur yaitu Tasikmalaya. Pada saat mulai memasuki waktu bangku kuliah, penulis hijrah ke Bogor.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Mulyasari Kamulyan pada tahun 1990 dan melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri I Kamulyan. Pada tahun 2000, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 01 Manonjaya dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 01 Tasikmalaya. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(6)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada beliau yang menjadi suri tauladan manusia, rahmat semesta alam Nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya, para sahabatnya, serta pengikutnya yang istiqomah hingga akhir Zaman. Tiada kata yang layak kita haturkan selain mengucap syukur kepada Allah SWT atas segala kesempatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pengajuan Pembiayaan UMKM (PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, Bogor )”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Perubahan orientasi perbankan dari yang selama ini fokus pada usaha besar menjadi UMKM menarik untuk diteliti. Pemerintah membuat berbagai paket kebijakan guna mendorong sektor ini, perbankan berlomba-lomba meningkatkan proporsi kredit UMKM, dan bagaimana dengan daya serap UMKM sendiri. Salah satu karakteristik pembiayaan UMKM adalah prosedur yang mudah dan berkembangnya perbankan syariah yang dinilai cocok untuk sektor. Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk meneliti prosedur pembiayaan BPRS untuk UMKM, karakteristik usaha dan pengusaha UMKM, dan faktor-faktor yang berpengaruh pada pengajuan oleh UMKM pada pembiayaan BPRS.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua dan saudaraku tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang tak terbatas, doa dan dukungannya.

2. Bapak Ir Budi Purwanto, ME atas bimbingannya yang begitu berarti dalam menyelesaikan skripsi ini.

(7)

penguji dan memberikan masukan, kritik serta saran sebagai penyempurnaan skripsi ini.

4. Dr. Ir Jono M Munandar, M. Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB dan seluruh dosen Departemen Manajemen yang telah mengajarkan banyak ilmu bagi penulis dan membantu penulis dalam jalur akademiknya.

5. Bapak Abduh, Mba Dian, Mba Yayuk dan semua karyawan di BPRS Amanah Ummah yang telah banyak memberikan banyak bantuan, informasi, pengetahuan dan data yang dibutuhkan.

6. Responden dalam penelitian ini , atas kesediaan dan kerjasamanya. 7. Pak Acep, Mba Dina, Mas Adi, Mas Yadi dan seluruh staff TU

Departemen juga Fakultas yang telah banyak membantu melengkapi persyaratan admnistrasi, surat-surat dan semua perlengkapan penelitian.

8. Sobatku Lely”le2”, Tika-chu, ni@, Ndras, Rin2, Else, Ami-ko, Etty, Ulfa dan semua teman-teman di Manajemen’40 semoga kebersamaan kita tetap terjalin. Teman-teman se-perjuangan (satu PS) : Prita, Sekar, Dhika, Mb Yani, atas kerjasama dan dukungannya selama menyelesaikan tugas akhir ini. Crew Azzahra (Tyaz, Fuji, N’ta, Rin-ceu, Suzie, bu Rt, Ifi, Sandra-bo, Wida, Dian, Elis, De-dev, dan semua alumni “Azzahra” lainnya) atas keceriaan, kehangatan, kasih sayang dan kebersamaannya selama ini. Tazikers (Nenk Tri, Siska, De Anis, Ibokh,Her2, dkk), Sosling (Dhania, Ntan, Miau, Shidiq n’ Putra) dan semua X-DPM (2004/2005); X-BEM(2005/2006) yang telah memberi banyak pengalaman yang begitu berarti.

9. Dan semua pihak, yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu, atas semua kontribusinya terhadap skripsi ini.

Akhir kata, semoga laporan hasil penelitian yang jauh dari sempurna ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk membuatnya lebih baik.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)... 6

2.1.1. Pengertian BPRS ... 6

2.1.2. Tujuan dan Kegiatan BPRS ... 6

2.1.3. Kegiatan Operasional BPRS... 7

2.2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)... 8

2.2.1. Pengertian UMKM ... 8

2.2.2. Karakteristik UMKM... 10

2.2.3. Permasalahan UMKM ... 11

2.3. Pembiayaan BPRS pada UMKM ... 12

2.3.1. Pengertian Pembiayaan... 12

2.3.2. Jenis Pembiayaan... 12

2.4. Penelitian Terdahulu ... 14

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 17

3.1. Kerangka Pemikiran... 17

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 20

3.3. Metode Pengambilan Sampel... 20

3.4. Pengolahan dan Analisis Data... 21

3.4.1. Uji Validitas ... 21

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 22

3.4.3. Analisis Deskriptif ... 22

3.4.4. Analisis Faktor ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 24

4.1.1. Lokasi Perusahaan dan Waktu Penelitian ... 24

(9)

4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan... 25

4.1.4. Struktur Organisasi ... 26

4.1.5. Produk –Produk... 28

4.2. Prosedur Pembiayaan ... 38

4.3. Karakteristik Responden ... 43

4.3.1. Usia, Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan ... 43

4.3.2. Umur Usaha dan Pengalaman Mengajukan Pembiayaan 44 4.3.3. Pengetahuan tentang Pembiayaan Syariah, Prosedur dan Sumber Informasi... 45

4.3.4. Jenis Usaha, Jumlah Tenaga Kerja dan Skala Usaha... 45

4.3.5. Tingkat Keuntungan dan Manajemen Usaha ... 46

4.3.6. Hubungan Jarak dan Pengalaman Mengajukan ... 47

4.3.7. Hubungan Jenis Kelamin, Pengalaman Usaha dan Skala Usaha ... 47

4.3.8. Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengalaman Usaha dan Skala Usaha ... 48

4.3.9. Hubungan Tingkat Pendidikan, Pegalaman Mengajukan dan Pengetahuan tentang Pembiayaan Syariah ... 49

4.4. Aspek-Aspek Lain... 49

4.4.1. Jenis Pembiayaan, Jangka Waktu Pembayaran dan Pengalaman Terlambat Membayar Cicilan... 49

4.4.2. Penilaian Nasabah Terhadap Persyaratan Awal, Biaya Administrasi, dan Jangka Waktu Pembayaran ... 50

4.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengajuan Pembiayaan ... 52

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

1. Kesimpulan ... 60

2. Saran... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(10)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Peranan UMKM dalam perekonomian Nasional 2002-2005... 1 2. Kinerja BPR ... 2 3. Jumlah penghimpunan berdasarkan akad dan nasabah BPRS

Amanah Ummah periode tahun 2005-2006 ... 29 4. Data jumlah nasabah dan nominal pembiayaan per-akad

PT BPRS Amanah Ummah tahun 2005-2006... 36 5. Data jumlah nasabah dan nominal pembiayaan per-sektor ekonomi PT BPRS Amanah Ummah tahun 2005-2006... 37 6. Data jumlah nasabah dan nominal pembiayaan per- lokasi

PT BPRS Amanah Ummah tahun 2005-2006... 37 7. Data sebaran nasabah berdasarkan usia, jenis kelamin, dan

tingkat pendidikan... 44 8. Data sebaran nasabah berdasarkan umur usaha dan pengalaman

mengajukan pembiayaan... 44 9. Data sebaran nasabah berdasarkan jenis usaha, jumlah tenaga kerja

dan skala usaha... 46 10. Data sebaran nasabah berdasarkan tingkat keuntungan dan

manajemen keuangan usaha... 46 11. Data sebaran nasabah berdasarkan jarak lokasi bank dan

pengalaman mengajukan... 47 12. Data sebaran nasabah berdasarkan hubungan antara jenis kelamin,

skala usaha dan pengalaman usaha ... 48 13. Data sebaran nasabah berdasarkan tingkat pendidikan, skala usaha

dan pengalaman usaha... 48 14. Data sebaran nasabah berdasarkan tingkat pendidikan, pengalaman

mengajukan dan pengetahuan pembiayaan... 49 15. Data sebaran nasabah berdasarkan jenis pembiayaan, jangka

waktu pembayaran dan pengalaman menunggak... 50 16. Penilaian nasabah terhadap persyaratan-persyaratan,

(11)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

FREKUENSI PENGAJUAN PEMBIAYAAN UMKM

(PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, Bogor)

Oleh

YUNIA INDRIYANI

H24103011

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

ABSTRAK

Yunia Indriyani. H24103011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pengajuan Pembiayaan UMKM (PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, Bogor). Dibawah bimbingan Budi Purwanto.

Hasil penelitian Kementrian KUKM yang bekerjasama dengan BPS pada tahun 2003 menunjukkan bahwa 51,09% Usaha Mikro Kecil dan Menengah(UMKM) mengalami kesulitan usaha yang disebabkan oleh masalah permodalan. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tumbuh dan dikenal sebagai agen utama bagi pengembangan UMKM Indonesia diharapkan dapat mengatasi masalah permodalan yang dihadapi oleh sebagian besar UMKM. BPRS Amanah Ummah adalah salah satu BPRS di wilayah Bogor Barat, yang hampir seluruh nasabah pembiayaannya adalah usaha kecil.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengetahui prosedur penyaluran pembiayaan dan skema pembiayaan BPRS, 2) Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemberian pembiayaan oleh BPRS, 3) Mengidentifikasi karakteristik pengusaha dan usaha UMKM, sehingga dapat diketahui prosedur pembiayaan seperti apa yang cocok atau sesuai dengan karakteristik UMKM, 4) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengajuan pembiayaan UMKM pada BPRS.

Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2007, di daerah Leuwiliang Bogor. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder, data primer dikumpulkan melalui penyebaran kuisioner. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis faktor dan tabulasi. Analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan variabel-variabel menjadi lebih ringkas dalam beberapa faktor.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur yang diterapkan di BPRS Amanah Ummah telah sesuai dengan kondisi nasabah UMKM, dalam artian mudah dipahami oleh nasabah. Nasabah BPRS Amanah Ummah berusia relatif muda, hampir 57,4% berusia dibawah 40 tahun. Latar belakang pendidikan sebagian besar nasabah berada dalam kelompok pendidikan tinggi yaitu SMA dan sarjana dengan pengalaman usaha lebih dari tiga tahun. Jenis usaha sebagian besar nasabah adalah berdagang dengan mempekerjakan 1-4 orang.

(13)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

FREKUENSI PENGAJUAN PEMBIAYAAN UMKM

(PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

YUNIA INDRIYANI

H24103011

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(14)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI PENGAJUAN PEMBIAYAAN UMKM

(PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, Bogor)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

YUNIA INDRIYANI H24103011

Menyetujui, Juli 2007

Ir Budi Purwanto, ME Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, M. Sc Ketua Departemen

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tasikmalaya pada tanggal 3 Juni 1985. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Oyo Sunaryo dan Átikah. Penulis menghabiskan masa kecilnya di tempat yang sejuk nan indah, salah satu kota kecil di priangan timur yaitu Tasikmalaya. Pada saat mulai memasuki waktu bangku kuliah, penulis hijrah ke Bogor.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Mulyasari Kamulyan pada tahun 1990 dan melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri I Kamulyan. Pada tahun 2000, penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 01 Manonjaya dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 01 Tasikmalaya. Pada tahun 2003, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

(16)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya kepada penulis. Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada beliau yang menjadi suri tauladan manusia, rahmat semesta alam Nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya, para sahabatnya, serta pengikutnya yang istiqomah hingga akhir Zaman. Tiada kata yang layak kita haturkan selain mengucap syukur kepada Allah SWT atas segala kesempatan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Pengajuan Pembiayaan UMKM (PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang, Bogor )”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Perubahan orientasi perbankan dari yang selama ini fokus pada usaha besar menjadi UMKM menarik untuk diteliti. Pemerintah membuat berbagai paket kebijakan guna mendorong sektor ini, perbankan berlomba-lomba meningkatkan proporsi kredit UMKM, dan bagaimana dengan daya serap UMKM sendiri. Salah satu karakteristik pembiayaan UMKM adalah prosedur yang mudah dan berkembangnya perbankan syariah yang dinilai cocok untuk sektor. Oleh karena itu penulis sangat tertarik untuk meneliti prosedur pembiayaan BPRS untuk UMKM, karakteristik usaha dan pengusaha UMKM, dan faktor-faktor yang berpengaruh pada pengajuan oleh UMKM pada pembiayaan BPRS.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua dan saudaraku tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang tak terbatas, doa dan dukungannya.

2. Bapak Ir Budi Purwanto, ME atas bimbingannya yang begitu berarti dalam menyelesaikan skripsi ini.

(17)

penguji dan memberikan masukan, kritik serta saran sebagai penyempurnaan skripsi ini.

4. Dr. Ir Jono M Munandar, M. Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB dan seluruh dosen Departemen Manajemen yang telah mengajarkan banyak ilmu bagi penulis dan membantu penulis dalam jalur akademiknya.

5. Bapak Abduh, Mba Dian, Mba Yayuk dan semua karyawan di BPRS Amanah Ummah yang telah banyak memberikan banyak bantuan, informasi, pengetahuan dan data yang dibutuhkan.

6. Responden dalam penelitian ini , atas kesediaan dan kerjasamanya. 7. Pak Acep, Mba Dina, Mas Adi, Mas Yadi dan seluruh staff TU

Departemen juga Fakultas yang telah banyak membantu melengkapi persyaratan admnistrasi, surat-surat dan semua perlengkapan penelitian.

8. Sobatku Lely”le2”, Tika-chu, ni@, Ndras, Rin2, Else, Ami-ko, Etty, Ulfa dan semua teman-teman di Manajemen’40 semoga kebersamaan kita tetap terjalin. Teman-teman se-perjuangan (satu PS) : Prita, Sekar, Dhika, Mb Yani, atas kerjasama dan dukungannya selama menyelesaikan tugas akhir ini. Crew Azzahra (Tyaz, Fuji, N’ta, Rin-ceu, Suzie, bu Rt, Ifi, Sandra-bo, Wida, Dian, Elis, De-dev, dan semua alumni “Azzahra” lainnya) atas keceriaan, kehangatan, kasih sayang dan kebersamaannya selama ini. Tazikers (Nenk Tri, Siska, De Anis, Ibokh,Her2, dkk), Sosling (Dhania, Ntan, Miau, Shidiq n’ Putra) dan semua X-DPM (2004/2005); X-BEM(2005/2006) yang telah memberi banyak pengalaman yang begitu berarti.

9. Dan semua pihak, yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu, atas semua kontribusinya terhadap skripsi ini.

Akhir kata, semoga laporan hasil penelitian yang jauh dari sempurna ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk membuatnya lebih baik.

(18)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 4

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

1.5. Ruang Lingkup... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)... 6

2.1.1. Pengertian BPRS ... 6

2.1.2. Tujuan dan Kegiatan BPRS ... 6

2.1.3. Kegiatan Operasional BPRS... 7

2.2. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)... 8

2.2.1. Pengertian UMKM ... 8

2.2.2. Karakteristik UMKM... 10

2.2.3. Permasalahan UMKM ... 11

2.3. Pembiayaan BPRS pada UMKM ... 12

2.3.1. Pengertian Pembiayaan... 12

2.3.2. Jenis Pembiayaan... 12

2.4. Penelitian Terdahulu ... 14

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 17

3.1. Kerangka Pemikiran... 17

3.2. Jenis dan Sumber Data ... 20

3.3. Metode Pengambilan Sampel... 20

3.4. Pengolahan dan Analisis Data... 21

3.4.1. Uji Validitas ... 21

3.4.2. Uji Reliabilitas ... 22

3.4.3. Analisis Deskriptif ... 22

3.4.4. Analisis Faktor ... 23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan... 24

4.1.1. Lokasi Perusahaan dan Waktu Penelitian ... 24

(19)

4.1.3. Visi dan Misi Perusahaan... 25

4.1.4. Struktur Organisasi ... 26

4.1.5. Produk –Produk... 28

4.2. Prosedur Pembiayaan ... 38

4.3. Karakteristik Responden ... 43

4.3.1. Usia, Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan ... 43

4.3.2. Umur Usaha dan Pengalaman Mengajukan Pembiayaan 44 4.3.3. Pengetahuan tentang Pembiayaan Syariah, Prosedur dan Sumber Informasi... 45

4.3.4. Jenis Usaha, Jumlah Tenaga Kerja dan Skala Usaha... 45

4.3.5. Tingkat Keuntungan dan Manajemen Usaha ... 46

4.3.6. Hubungan Jarak dan Pengalaman Mengajukan ... 47

4.3.7. Hubungan Jenis Kelamin, Pengalaman Usaha dan Skala Usaha ... 47

4.3.8. Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengalaman Usaha dan Skala Usaha ... 48

4.3.9. Hubungan Tingkat Pendidikan, Pegalaman Mengajukan dan Pengetahuan tentang Pembiayaan Syariah ... 49

4.4. Aspek-Aspek Lain... 49

4.4.1. Jenis Pembiayaan, Jangka Waktu Pembayaran dan Pengalaman Terlambat Membayar Cicilan... 49

4.4.2. Penilaian Nasabah Terhadap Persyaratan Awal, Biaya Administrasi, dan Jangka Waktu Pembayaran ... 50

4.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengajuan Pembiayaan ... 52

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

1. Kesimpulan ... 60

2. Saran... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(20)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Peranan UMKM dalam perekonomian Nasional 2002-2005... 1 2. Kinerja BPR ... 2 3. Jumlah penghimpunan berdasarkan akad dan nasabah BPRS

Amanah Ummah periode tahun 2005-2006 ... 29 4. Data jumlah nasabah dan nominal pembiayaan per-akad

PT BPRS Amanah Ummah tahun 2005-2006... 36 5. Data jumlah nasabah dan nominal pembiayaan per-sektor ekonomi PT BPRS Amanah Ummah tahun 2005-2006... 37 6. Data jumlah nasabah dan nominal pembiayaan per- lokasi

PT BPRS Amanah Ummah tahun 2005-2006... 37 7. Data sebaran nasabah berdasarkan usia, jenis kelamin, dan

tingkat pendidikan... 44 8. Data sebaran nasabah berdasarkan umur usaha dan pengalaman

mengajukan pembiayaan... 44 9. Data sebaran nasabah berdasarkan jenis usaha, jumlah tenaga kerja

dan skala usaha... 46 10. Data sebaran nasabah berdasarkan tingkat keuntungan dan

manajemen keuangan usaha... 46 11. Data sebaran nasabah berdasarkan jarak lokasi bank dan

pengalaman mengajukan... 47 12. Data sebaran nasabah berdasarkan hubungan antara jenis kelamin,

skala usaha dan pengalaman usaha ... 48 13. Data sebaran nasabah berdasarkan tingkat pendidikan, skala usaha

dan pengalaman usaha... 48 14. Data sebaran nasabah berdasarkan tingkat pendidikan, pengalaman

mengajukan dan pengetahuan pembiayaan... 49 15. Data sebaran nasabah berdasarkan jenis pembiayaan, jangka

waktu pembayaran dan pengalaman menunggak... 50 16. Penilaian nasabah terhadap persyaratan-persyaratan,

(21)

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Kerangka penelitia ... 19

2. Skema pembiayaan Mudharabah... 30

3. Skema pembiayaan Musyarakah... 31

4. Skema pembiayaan Murabahah dalam teori... 32

5. Skema pembiayaan Murabahah dalam praktek... 33

6. Skema pembiayaan Ijarah... 35

7. Skema pembiayaan Qardhul Hasan... 35

8. Tahapan persetujuan pengajuan pembiayaan BPRS Amanah Ummah.... 41

(22)

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

(23)

I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1997, salah satu sektor perekonomian yang masih dapat bertahan adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini menunjukkan bahwa UMKM memiliki keunggulan komparatif dan perlu terus dikembangkan. UMKM memiliki kemampuan untuk menyelamatkan roda perekonomian nasional, terlihat dari kontribusinya pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan penciptaan lapangan pekerjaan .

Tabel 1. Peranan UMKM dalam perekonomian Nasional 2003-2006

Indikator 2003 2004* 2005 2006

Jumlah UMKM (juta unit) 42,4 43,7 44,7 48,9

Total UMKM /Total usaha (%) 99,8 99,9 99,9 99,98 Tenaga kerja UMKM (juta

orang) 70,00 75,5 83,2 85,4

Tenaga kerja UMKM/Total TK

(%) 67,00 69,00 93,58 96,18

PDB UMKM (Rp. Triliun) 1.013,5 930,035 988,125 1778,7 PDB UMKM/ Total PDB (%) 63,5 56,13 56,5 53,3 Keterangan : * data sementara dari BI

Sumber: Meneg Kop-UKM dan BPS

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan UMKM, pemerintah telah menghimbau perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit pada UMKM. Pada tahun 2007 komitmen perbankan dalam penyaluran kredit ke segmen UMKM mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2006, akan tetapi dari komitmen kredit tahun 2006 hanya diserap oleh UMKM sekitar 80 %. Komposisi terbesar kredit UMKM ditujukan bagi sektor usaha mikro yaitu sebesar Rp 31,18 triliun, diikuti usaha kecil Rp 27,75 triliun dan usaha menengah Rp 28,68 triliun.

(24)

utama dalam menghimpun dana dan pemberian kredit masing-masing sebesar 95% dan 78% dibanding seluruh LKM yang ada (www.kompas.com. 2004). Data dari Bank Indonesia menunjukan adanya peningkatan drastis jumlah rekening nasabah di BPR dari 1,67 juta pada tahun 2000 menjadi sebesar 2,376 juta rekening nasabah pada tahun 2005. Jumlah kredit yang diberikan juga mengalami peningkatan rata-rata yang signifikan yaitu naik sebesar 18,03% per tahun.

Tabel 2. Kinerja BPR

Tahun 2003 2004 2005 2006

Jumlah BPR 2. 419 2.158 2.009 1.091

Total Aktiva 12.635 16.707 20.393 22.825

Total Dana Pihak Ketiga 8.868 11. 161 13.178 15.561 Kredit Yang Diberikan 8.985 12.149 14.654 17.041 Jumlah Rekening 1.672.000 2.167.000 2.376.000 2.445.000

Keterangan : Jumlah Aktiv dan Kredit dalam Miliar Rupiah Sumber : Direktorat Pengawasan BPR Bank Indonesia

Menurut UU No 10 tahun 1998, ada dua jenis Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yaitu BPR yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan BPR yang berdasarkan prinsip syariah. BPRS merupakan lembaga keuangan syariah yang cocok dalam membangun dan mengembangkan UMKM. Fokus utama usaha BPRS pada pembentukan dan pengembangan UMKM dengan menyediakan modal untuk usaha bukan kredit konsumtif, tidak memberikan kredit melainkan pembiayaan (pemodalan), resiko usaha ditanggung bersama, bentuk usahanya berbentuk investasi bersama (partnership) dengan sistem bagi hasil dan bagi resiko, memiliki cara untuk meringankan calon nasabah dari keharusan memiliki jaminan kredit (collateral).

(25)

24.218. 057.000, sedangkan total pembiayaan yang telah disalurkannya adalah sebesar Rp 19.046.542.000. Dari data ini dapat dilihat bahwasanya masih banyak dana yang belum terserap oleh masyarakat terutama UMKM. 1.2. Rumusan Masalah

Jumlah UMKM yang telah menikmati fasilitas kredit perbankan cukup bervariasi. BI memperkirakan 33,8% UMKM sudah menikmati kredit, sedangkan BPS mencatat hanya 18,4%. Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masih banyak UMKM yang belum memperoleh kredit, sedangkan dana yang mengendap di perbankan masih cukup banyak. Mengapa penyaluran pembiayaan untuk UMKM masih kecil ?.

Ada beberapa permasalahan dalam pembiayaan dari perbankan terhadap UMKM. Permasalahan ini bisa dilihat baik dari perspektif UMKM maupun perbankan. Permasalahan atau kendala yang berasal dari bank diantaranya persyaratan jaminan fisik, suku bunga yang ditetapkan untuk kredit UMKM terlalu tinggi, bank menilai UMKM beresiko tinggi tapi keuntungannya kecil, bank merasa kesulitan dalam mencari UMKM potensial. Hal ini mencerminkan bahwa pihak perbankan belum mengenal betul UMKM. Lemahnya sosialisasi dan pembinaan dari perbankan merupakan masalah lain yang berakibat pada rendahnya penyerapan pembiayaan UMKM pada perbankan. Selain dari pihak perbankan, permasalahan ini juga berasal dari UMKM sendiri. Banyak UMKM yang belum memenuhi persyaratan tekhnis perbankan atau belum bankable.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kementrian KUKM yang bekerjasama dengan BPS pada tahun 2003 menyebutkan bahwa alasan alasan yang menyebabkan UMKM tidak meminjam ke bank adalah karena prosedur yang sulit, tidak berminat, tidak punya agunan, tidak tahu prosedur, suku bunga tinggi dan proposal ditolak.

(26)

berdasarkan perinsip syariah melarang penerapan bunga (riba) pada penyaluran dananya termasuk pada pembiayaannya. Sebagai gantinya BPR Syariah menetapkan sistem bagi hasil.

Untuk itu diperlukan sebuah penelitian untuk melihat:

1. Bagaimana prosedur penyaluran pembiayaan yang diterapkan di BPRS Amanah Ummah ?

2. Faktor-faktor apa yang menjadi bahan pertimbangan BPRS Amanah Ummah dalam menyalurkan pembiayaan pada UMKM ?

3. Bagaimana karakteristik UMKM nasabah BPRS Amanah Ummah? 4. Faktor–faktor yang mempengaruhi pengajuan pembiayaan oleh

UMKM ? 1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui prosedur penyaluran dan skema pembiayaan oleh BPRS

terhadap UMKM

2. Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemberian pembiayaan oleh BPRS

3. Mengidentifikasi karakteristik pengusaha dan usaha UMKM, sehingga dapat diketahui prosedur pembiayaan seperti apa yang cocok atau sesuai dengan karakteristik UMKM.

4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengajuan oleh UMKM terhadap pembiayaan BPRS.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Tersedianya informasi tentang karakteristik UMKM, faktor-faktor yang mempengaruhi UMKM dalam mengajukan pembiayaan diharapkan dapat menjadi masukan untuk BPRS dalam menyusun strategi penyaluran pembiayaan sehingga peran BPRS menjadi lebih optimal.

(27)

mengajukan pembiayaan ke BPRS. Sehingga penyerapan pembiayaan oleh UMKM dapat meningkat.

3. Bagi peneliti sendiri adalah untuk menambah wawasan, melatih daya analisis, dan pengalaman, serta bagi pihak-pihak lain yang membutuhkan informasi terkait dengan penelitian ini.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Fokus pada pembahasan ekonomi syariah dengan semua jenis pembiayaan yang dilaksanakan di BPRS Amanah Ummah.

(28)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)

2.1.1. Pengertian BPRS

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, pengertian BPRS adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan perinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa lalu lintas pembayaran. BPRS yang kegiatannya bersentuhan langsung dengan rakyat mempunyai peranan sangat penting dalam mewujudkan perekonomian dalam pengembangan sektor rill di golongan masyarakat kecil khususnya melayani kebutuhan transaksi perbankan baik dalam penghimpunan dana maupun untuk penyaluran pembiayaan dengan menggunakan pola syariah.

2.1.2. Tujuan dan Kegiatan Usaha BPRS

Tujuan operasional BPR Syariah, yaitu (i) meningkatkan ekonomi umat islam terutama ekonomi masyarakat lemah yang pada umumnya berada di pedesaan; (ii) menambah lapangan pekerjaan; (iii) membina ukhuwah islamiyah melalui kegiatan ekonomi dalam rangka meningkatkan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup yang memadai.

Menurut Undang–Undang RI Nomor 10 Tahun 1998, usaha yang boleh dilakukan BPR baik yang konvensional maupun syariah diantaranya:

1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu

2. Memberikan kredit

(29)

4. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan tabungan pada bank lain.

Sedangkan usaha yang tidak boleh dilakukan oleh BPR baik yang konvensional maupun syariah diantaranya:

(i) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran

(ii) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing (iii) Melakukan penyertaan modal

(iv) Melakukan usaha perasuransian

(v) Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah disebutkan di atas

2.1.3. Kegiatan Operasional BPRS

Kegiatan-kegiatan operasional BPRS adalah sebagai berikut (Sumitro dalam Kusafarida, 2003):

1. Mobilisasi dana masyarakat

BPRS akan mengerahkan dana masyarakat dalam berbagai bentuk, seperti simpanan wadiah, fasilitas tabungan dan deposito berjangka. a. Simpanan Amanah

BPR Syariah menerima titipan amanah berupa dana infak, zakat dan sedekah. Akad penerimaan titipan ini adalah wadiah yaitu titipan yang tidak mengandung resiko, BPRS akan memberi profit dari bagi hasil yang didapat melalui pembiayaan bagi masyarakat.

b. Tabungan wadiah

(30)

c. Deposito wadiah atau Deposito Mudharabah

BPR Syariah menerima deposito berjangka baik pribadi atau lembaga. Akad berdasarkan wadiah atau mudharabah dimana bank menerima dana masyarakat berjangka satu, tiga enam, dua belas bulan dan seterusnya, sebagai penyertaan sementara pada bank. Deposan yang akad depositonya wadiah mendapat nisbah bagi hasil yang ditetapkan bank dalam pembiayaan/kredit nasabah, dibayar setiap bulan.

2. Penyaluran dana

BPRS akan menyalurkan dana masyarakat dalam bentuk, seperti pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan bai’u bithaman ajil, pembiayaan murabahah, dan pembiayaan qardhul hasan.

Kusafarida (2003) dalam penelitiannya yang berjudul ”Perbandingan Analisis Kinerja Keuangan antara BPR Konvensional dengan BPR Syariah” memaparkan bahwa BPRS relatif lebih efektif dalam penyaluran kredit, hal ini berdasar pada tanggapan nasabah, besarnya jumlah pinjaman dan jangkauan pelayanan. Dari hasil analisis ini juga disimpulkan bahwa BPR dengan sistem syariah memiliki kemampuan yang lebih besar dalam memfasilitasi permodalan UMKM. Selain itu sistem bagi hasil yang diberlakukan pada sistem syariah terbukti mampu mempertahankan kinerja bank dalam kondisi stabil.

2.2. UMKM

2.2.1. Pengertian UMKM

(31)

kurang dari 500 orang. Sementara di Negara Prancis, yang termasuk kategori usaha menengah adalah yang memiliki jumlah karyawan 10-40 orang, dan yang termasuk kriteria usaha kecil yaitu usaha yang jumlah karyawannya kurang dari 10 orang.

Definisi atau kriteria yang digunakan untuk usaha kecil dan menengah di Indonesia sudah tidak sesuai dengan kondisi dunia usaha dan kurang dapat digunakan sebagai acuan oleh instansi atau institusi lain, sehingga setiap institusi menggunakan definisi yang berbeda. Institusi yang menggunakan kriteria berbeda antara lain, BPS, Deperindag, dan Bank Indonesia. Sebagai contoh BPS menggunakan kriteria jumlah pekerja untuk mendefinisikan UKM. Menurut BPS yang termasuk kategori usaha mikro adalah jika jumlah karyawannya kurang dari 5 orang, termasuk kategori usaha kecil jika jumlah karyawan 5-19 orang, dan yang termasuk kategori usaha menengah adalah jika jumlah karyawan yang dimiliki terdiri atas 20-99 karyawan.

Menurut Undang–Undang kriteria UMKM adalah sebagai berikut: a) Usaha Mikro

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 40/KMK. 06/ 2003, usaha mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil yang penjualan mencapai angka Rp. 100.000.000,00 per tahun, dengan pengajuan kredit ke bank maksimal sebesar Rp 50.000.000.

b) Usaha Kecil

(32)

c) Usaha Menengah

Menurut Inpres No. 10 tahun 1998, usaha menengah adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria kekayaan usaha bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 sampai dengan Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit dari bank sebesar Rp 500.000.000 sampai dengan Rp 5.000.000.000.

2.2.2. Karakteristik UMKM

Gadeke dan Tootelian dalam Soejoedono (2004), suatu komite untuk pengembangan ekonomi (Committe of Economic Development) yang bertempat di Amerika Serikat mengajukan konsep tentang usaha skala kecil/menengah dengan lebih menekankan pada kualitas atau mutu daripada kriteria kuantitatif untuk membedakan perusahaan, usaha kecil menengah dan besar, ada empat aspek yang dapat digunakan dalam konsep UMK tersebut, yaitu:

1. Kepemilikan, usaha kecil dan menengah dimiliki oleh individu atau keluarga. Selain sebagai pemilik usaha, mereka juga bertindak sebagai pengelola usaha tersebut.

2. Operasinya terbatas pada lingkungan atau kumpulan modal. Hal ini dikarenakan karakter UKM bergantung pada pemasok dan pelanggan di lingkungan sekitarnya.

3. Wilayah operasinya terbatas pada lingkungan sekitarnya, meskipun pemasaran dapat melampaui wilayah lokalnya.

4. Ukuran dari perusahaan yang bersangkutan lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan lainnya dalam bidang yang sama. Yang dimaksud bisa jumlah pekerja/karyawan atau satuan lainnya yang signifikan. Menurut Soejoedono (2004), kriteria umum UKM dilihat dari ciri-cirinya pada dasarnya bisa dianggap sama, yaitu sebagai berikut: 1. Struktur organisasi yang sangat sederhana, hanya terdiri dari pemilik

dan pekerja.

(33)

3. Pembagian kerja yang kendur, setiap pekerja dapat mengerjakan disemua bagian produksi.

4. Memiliki hirarki manajerial yang pendek, perintah dari pemilik secara langsung disampaikan secara lisan, tidak melalui hierarki yang panjang.

5. Aktivitas sedikit formal, dan sedikit menggunakan proses perencanaan.

6. Kurang membedakan asset pribadi dan asset perusahaan. 2.2. Permasalahan UMKM

Dari hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Manajemen FE UI tahun 1987, menyimpulkan bahwa masalah utama yang dihadapi oleh UMKM berdasarkan tahapan perkembangan usaha, adalah sebagai berikut:

a. Sebelum investasi : permodalan, kemudahan usaha (lokasi, izin). b. Pengenalan usaha : pemasaran, permodalan, hubungan usaha. c. Peningkatan usaha : pengadaan bahan atau barang.

Permasalahan lain yang dialami usaha kecil adalah resiko menurunnya usaha yang disebabkan karena kurangnya modal, kurangnya kemampuan memasarkan produk, kurang keterampilan tekhnis dan administrasi.

(34)

2.3. Pembiayaan BPRS pada UMKM

2.3.1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Undang-Undang Perbankan No 10 Tahun 1998).

Menurut Tangkilisan (2003) ada dua istilah yang berbeda tapi mengandung perinsip yang sama yaitu kredit dan pembiayaan. Perbedaan antara kredit dan pembiayaan terletak pada bentuk kontrapretasinya yang akan diberikan nasabah peminjam dana (debitur) pada bank atas pemberian kredit atau pembiayaannya. Pada bank konvensional kontraprestasinya berupa bunga, sedangkan bank syariah kontraprestasinya dapat berupa imbalan atau bagi hasil sesuai dengan persetujuan atau kesepakatan bersama.

2.3.2. Jenis Pembiayaan

Menurut Arifin (2006), Kegiatan pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu memberikan fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan deficit unit, yang menurut sifat penggunaannya pembiayaan dapat di bagi dalam dua yaitu: (i) memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis dipakai untuk pemenuhan kebutuhan tersebut; (ii) untuk kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi.

Menurut penggunaannya, pembiayaan produktif dapat dibagi dalam dua: pertama pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan yang diperlukan untuk peningkatan produksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan untuk keperluan perdagangan atau peningkatan

(35)

beserta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan kegiatan investasi tersebut.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No 6/19/PBI/2004, jenis pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang ada di BPRS adalah sebagai berikut:

a. Pembiayaan berdasarkan perinsip bagi hasil 1)Mudharabah

Mudharabah adalah perjanjian antara BPRS sebagai penyedia dana dengan nasabah sebagai pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung penyedia dana kecuali kerugian akibat kesalahan yang disengaja, kelalaian atau pelanggaran kesepakatan yang dilakukan oleh pengelola dana.

2)Musyarakah

Musyarakah adalah perjanjian antara BPRS sebagai penyediaan dana dengan penyedia dana lainnya untuk membiayai usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan diantara penyedia dana berdasarkan nisbah yang disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua penyedia dana berdasarkan porsi dana masing-masing pihak.

b. Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli 1) Murabahah

Murabahah adalah perjanjian jual beli barang sebesar harga pokok barang ditambah dengan marjin keuntungan yang disepakati antara BPRS sebagai penjual dengan nasabah sebagai pembeli yang pembayarannya dilakukan secara tangguh.

2) Salam

(36)

kepada nasabah sebagai penjual yang berkewajiban menyerahkan barang pesanan berdasarkan jangka waktu, kriteria, dan persyaratan yang disepakati, dan barang tersebut akan dijual kembali oleh BPRS kepada pihak lain. 3) Istishna

Istishna adalah perjanjian jual beli barang dengan pesanan berdasarkan jangka waktu, kriteria, dan persyaratan yang disepakati, yang pembayarannya dilakukan secara tangguh oleh nasabah sebagai pembeli kepada BPRS sebagai penjual setelah barang pesanan diterima oleh nasabah. c. Pembiayaan berdasarkan prinsip sewa menyewa

Ijarah adalah perjanjian sewa menyewa suatu barang (aktiva

Ijarah atau uang Ijarah) antara BPRS sebagai pihak yang menyewakan dengan nasabah sebagai pihak penyewa dalam jangka waktu tertentu. Aktiva Ijarah adalah aktiva yang diperoleh atau dibeli BPRS untuk tujuan disewakan. Sedangkan uang Ijarah adalah uang muka sewa yang dibayar oleh BPRS kepada pihak pemilik barang, selanjutnya barang tersebut disewakan kepada nasabah.

d. Pembiayaan berdasarkan prinsip jasa

Qardh adalah perjanjian pinjam meminjam dana antara BPRS sebagai pemberi pinjaman dengan nasabah sebagai pihak peminjam yang mewajibkan pihak peminjam untuk melakukan pengembalian pokok pinjaman tanpa imbalan yang diperjanjikan di muka secara sekaligus atau cicilan dalam jangka waktu tertentu.

2.4. Penelitian Terdahulu

(37)

mengenai karakteristik pengusaha meliputi berbagai aspek seperti : umur, pendidikan, lama usaha, pekerjaan orang tua dan lama usaha. Sementara analisis tentang karakteristik usaha akan dilihat dari segi permodalan, tenaga kerja, produksi dan pemasaran, dan dilanjutkan dengan kajian mengenai kemitraan atau kerjasama.

Hartati (2005), dalam penelitiannya yang berjudul ”Pengaruh Pembiayaan Terhadap Pertumbuhan Penjualan, Laba, dan Aset Nasabah (Studi Kasus Pembiayaan Murabahah di PT BPRS Amanah Ummah)” menyimpulkan karakteristik nasabah pembiayaan murabahah dari BPRS tersebut didominasi oleh pedagang. Motivasi mereka mengajukan pembiayaan adalah untuk menambah modal dan mengembangkan usaha. Hampir seluruh nasabahnya tidak memiliki laporan keuangan. Pembiayaan murabahah memberikan pengaruh terhadap rata-rata kapasitas penjualan per harinya, pada laba dan aset yang dimiliki. Semakin besar pembiayaan yang diperoleh maka semakin tinggi laba dan aset nasabah, sehingga usaha usaha nasabah mengalami pertumbuhan.

Irvansyah (2005), dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan dengan Metode Mudharabah dan

Musyarakah (Studi Kasus Nasabah PT. Permodalan Nasional Madani Jakarta)” menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah pembiayaan dan berpengaruh nyata adalah tingkat pengembalian yang diharapkan, tingkat besarnya jaminan, pengaruh jaminan dan pencataan keuangan.

(38)

performan karyawan, kredibilitas lembaga keuangan, materi komunikasi, kecanggihan teknologi dan jam atau hari buka.

(39)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

UMKM memiliki karakteristik pembiayaan yang unik, yakni diperlukan ketersediaan dana tepat waktu, jumlah dan sasaran yang tepat, prosedur yang relatif sederhana. Akses yang mudah dan sederhana merupakan faktor penting bagi pengusaha kecil untuk melakukan pinjaman atau pembiayaan pada perbankan. Pada umumnya suatu lembaga keuangan yang ideal menurut pengusaha kecil adalah lembaga keuangan dengan prosedur mudah, persyaratan dan jaminan yang ringan, tingkat bunga yang rendah.

BPRS adalah lembaga keuangan mikro syariah formal. BPRS merupakan pihak yang menjadi perantara untuk menyalurkan pembiayaan kepada UMKM. BPRS menetapkan prosedur tertentu dalam perolehan pembiayaan, sehingga untuk mendapatkan pembiayaan, calon debitur harus melalui prosedur yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan pembiayaan, secara garis besar calon nasabah harus melewati suatu proses yaitu: pengajuan pembiayaan oleh nasabah, analisa pembiayaan oleh BPRS, tahap pencairan dan pembayaran kembali (pengembalian).

Keputusan pengajuan pembiayaan nasabah akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal internal maupun eksternal. Karakteristik usaha dan individu nasbah disebut sebagai faktor internal, sedangkan pengaruh lingkungan dan atribut bank merupakan faktor eksternalnya.

(40)

angsuran dan jangka waktu pembayaran. Baru kemudian nasabah akan menunggu waktu pencairan dana.

(41)

keterangan:

--- tidak diteliti

[image:41.612.112.568.93.663.2]

Instansi Proses Variabel

Gambar 1. kerangka pemikiran penelitian

Persyaratan:

• Persyarataan administrasi

• Persyaratan jaminan

Pencairan

Kesepakatan

• Biaya Administrasi

• Besar Angsuran

• Jangka waktu pembayaran

• Jangka waktu Pencairan

Pengembalian

UMKM Pembiayaan BPRS

Pengajuan

Prinsip 5 C

• Character

• Capability

• Capital

• Condition of Economic

• Collateral

Analisa Pembiayaan Lingkungan Karakteristik

Pengusaha

Karakteristik usaha

(42)

3.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder

a. Data primer

Data primer diperoleh melalui pengisian kuisioner, pencatatan, dan pengumpulan data dengan dokumen dan wawancara langsung dengan staf ahli yang terkait dengan penelitian. Pengisian kuisioner dan wawancara dilakukan langsung dengan responden yang berasal dari UMKM sebagai pihak yang diberi pembiayaan. Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan data tentang karakteristik pengusaha UMKM, karakteristik usaha UMKM, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengajuan pembiayaan UMKM ke BPRS. Untuk mengumpulkan data tentang skema penyaluran pembiayaan, prosedur pembiayaan dan faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemberian pembiayaan diperoleh dari pihak BPRS dengan mengumpulkan dokumen–dokumen dan wawancara.

b. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari literatur –literatur yang mendukung penelitian, baik dari buku, majalah, data perusahaan dan internet.

3.3. Metode Pengambilan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah UMKM yang menjadi nasabah BPRS Amanah Ummah. Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan dengan metode non-probability sampling. Teknik pengambilan sample adalah dengan purposive sampling (pengambilan contoh secara sengaja) dengan pertimbangan kemudahan dan keterwakilan. Responden pada penelitian ini adalah nasabah pembiayaan yang sedang pada tahap pencairan, nasabah yang sedang membayar cicilan dan nasabah yang sedang mengajukan pembiayaan.

(43)

tersebut mampu mewakili jumlah debitur. Dari 61 responden tersebut 30 responden berasal dari wilayah Leuwiliang (dekat dengan BPRS) dan 31 responden berasal diluar daerah Leuwiliang. Selain itu menurut pendapat Gay dan Hiel tahun 1996 dalam Umar yang menyebutkan bahwa untuk studi korelasional, dibutuhkan minimal 30 sampel untuk menguji ada tidaknya hubungan.

3.4. Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan data akan dilakukan setelah pengumpulan data di lapangan. Data–data yang diolah berasal dari data primer dan data sekunder. Sebelum melakukan pengolahan data, untuk jenis data primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuisioner dan wawancara, akan diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu dengan tekhnik korelasi

product momment dan cronbach alpha menggunakan program SPSS versi 11.5 for window dan excel.

3.4.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana ketepatan, kesesuaian, atau kecocokan suatu alat untuk mengukur apa yang akan diukur, disamping mudah dan efisien penggunaannya. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment, yang rumusnya seperti berikut:

[

][

∑ ∑

]

− = 2 2 2

2 ( ) ( )

) ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n r ...(1) Keterangan : r = nilai korelasi

X = skor setiap pertanyaan Y = skor total

(44)

r hitung kurang dari r tabel. r tabel yang digunakan sebesar 0,361 dengan selang kepercayaan sebesar 95%.

3.4.2 Uji Reliabilitas

Jika alat ukur telah dinyatakan valid, maka berikutnya alat ukur tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten.

Tekhnik pengukuran reliabilitas yang akan di pakai adalah Teknik dari Cronbach. Tekhnik ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1-0, tetapi merupakan rentangan antara beberapa nilai misalnya dalam bentuk skala 1-5 seperti skala pengukuran yang akan dipakai dalam penelitian ini. Rumus Cronbach Alpha sebagai berikut: ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ −

=

2

2 11 1 1 t b k k r σ σ ...(2) Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan

2

t

σ = varian total

2

b

σ = jumlah varian butir

untuk menguji reliabilitas, penulis menggunakan SPSS 11,5 for windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai alphanya sebesar 0,9124 jauh lebih besar dari nilai r tabel yang digunakan yakni sebesar 0,361. Jadi kuisioner ini dapat diandalkan sebagai alat ukur dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3.

3.4.3. Analisis Deskriptif

(45)

mengajukan pembiayaan. Setelah data tersebut digolongkan, maka akan dianalisis untuk melihat faktor mana yang berpengaruh terhadap pengajuan pembiayaan oleh responden kepada BPRS Amanah Ummah. 3.4.4. Analisis Faktor

Analisis faktor digunakan untuk mengelompokkan beberapa atribut yang memiliki kemiripan karakter, menjadi beberapa kumpulan faktor sehingga atribut-atribut yang ada diringkas menjadi beberapa kumpulan faktor yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi yang digunakan adalah asumsi yang terkait dengan metode statistik korelasi sebagai berikut:

a) Besarnya korelasi antar variabel harus cukup kuat, misalnya diatas 0,5.

b) Besarnya korelasi parsial, korelasi antara dua variabel dengan menganggap tetap variabel lain harus kecil. Pada SPSS, deteksi terhadap korelasi parsial; dapat dilihat pada Anti-Image Correlation. c) Pengujian seluruh matrik korelasi (korelasi antar variabel), yang

diukur dengan besaran Bartlett Test of Sphericity atau Measure Sampling Adquacy (MSA).

(46)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Lokasi Perusahaan dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Lokasi dan kantor beralamat di Jl. Leuwiliang No. 1, Leuwiliang Bogor. Permilihan tempat ini dilakukan secara sengaja dengan memperhitungkan BPRS Amanah Ummah merupakan BPRS pertama di Bogor. Penelitian ini dilakukan selama bulan Maret 2007 sampai dengan Juni 2007.

4.1.2. Sejarah Perusahaan

BPRS Amanah Ummah adalah salah satu BPRS yang beroperasi di wilayah Bogor Barat. Tujuan didirikannya BPRS oleh pendahulunya dulu adalah untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat atas dasar syariah Islam, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

Sebagaimana bangsa yang mayoritas penduduknya beragama Islam, kehadiran bank syariah di Indonesia adalah suatu kebutuhan sekaligus keharusan. Hal ini didasarkan pada suatu keyakinan umat yang kuat bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang tidak hanya mengatur masalah aqidah akhlak, tetapi juga mengatur masalah ibadah dan muamalah dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk bidang sosial dan ekonomi. Akan tetapi dalam kenyataannya kehidupan masyarakat tidak mencerminkan nilai-nilai syariah.

(47)

Dalam berbagai kesempatan, beliau menyampaikan gagasannya di hadapan sejumlah ulama dan cendikiawan muslim, yang ternyata mendapat tanggapan dan dukungan yang positif. Selanjutnya pada awal Januari 1991, secara resmi beliau mengundang sejumlah ulama, cendikiawan, dan pengusaha muslim untuk membicarakan pendirian lembaga keuangan yang beroperasi atas dasar syariah islam. Melalui pertemuan tersebut tercapailah suatu kesepakatan untuk membentuk lembaga keuangan yang beroperasi dengan syariah Islam yang nantinya membantu masyarakat muslim, khususnya pengusaha muslim yang berekonomi lemah. Mengingat pada saat itu belum ada peraturan resmi tentang lembaga keuangan islam, maka dibentuk Lembaga Swadaya Masyarakat yang berupa koperasi simpan pinjam, yang diberi nama Koperasi Ikhwanul Muslimin.

Pada pertengahan Januari 1991, pemrakarsa mendapatkan informasi bahwa di Indonesia khususnya Jawa Barat telah lahir BPR yang beroperasi berdasarkan syariah. Pada awal Februari 1991 dibentuk tim untuk menyusun proposal pendirian bank syariah. Kemudian pada bulan juli 1991 proposal diajukan ke Departemen Keuangan Republik Indonesia (DKRI). Pada tanggal 16 Desember 1991 terbit izin prinsip dari DKRI . Pada tanggal 18 Mei 1992 yang bertepatan dengan tanggal 2 Muharram 1413 H, terbitlah izin operasional usaha bank. Pada akhirnya pada tanggal 11 Juli 1992 diadakan soft opening sekaligus mulai melakukan kegiatan operasionalnya. Sedangkan peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 1992 oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Bogor. Dengan demikian BPRS Amanah Ummah lahir dengan semangat keagamaan dan keinginan yang kuat untuk memperbaiki kehidupan ekonomi umat Islam.

4.1.3.Visi, Misi, Moto, dan Budaya Perusahaan

(48)

Visi :

Menjadi BPR Syariah Pilihan Umat

Menjadi BPR Syariah yang Amanah dan Profesional Misi:

Membangun Kualitas Kehidupan Umat Melalui Perbankan Syariah. Moto:

Meraih Laba, Menepis Riba, Mengundang Berkah Budaya Perusahaan:

Pelayanan Cepat, Amanah, dan Ramah. 4.1.4. Struktur Organisasi

Struktur organisani di PT BPRS Amanah Ummah merupakan aspek yang paling menentukan untuk perkembangan perusahaan yang memperlihatkan kejelasan hubungan dan tugas-tugas bagian struktural. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berada di puncak organisasi. Dewan Pengawas Syariah (DPS) memiliki wewenang untuk memberikan nasihat dan saran syariah khususnya yang berhubungan dengan produk-produk bank syariah. Dalam kegiatan operasional bank dikepalai oleh seorang direksi yang didampingi oleh asisten direksi. Dewan direksi membawahi tiga kepala bidang yaitu kepala bidang operasional, kepala bidang marketing dan kepala bidang umum dan personalia. Bagian dari struktur organisasi tersebut yang langsung bertanggung jawab pada pelaksanaan pembiayaan adalah semua bagian dibawah kabid marketing. Kabid marketing sendiri membawahi

remedial, funding officer, account officer, legal officcer, dan ADMP (administrasi pembiayaan). Adapun tugas dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Kabid Marketing

(49)

2. Remedial

Tugas utamanya adalah melakukan penjemputan atas setoran tabungan maupun angsuran pembiayaan dan menyetorkannya kepada teller dan memastikan angsuran yang ditagih telah sesuai dengan waktunya.

3. Funding Officer

Tugas utamanya adalah melakukan kegiatan pemasaran dalam rangka menghimpun dana masyarakat untuk memastikan tercapainya pelayanan kepada nasabah dan target penghimpunan dana yang telah ditetapkan.

4. Account Officer

Kegiatannya adalah melakukan program pembiayaan yang meliputi analisa kelayakan usaha, pengajuan kepada komite pembiayaan, serta melakukan pengawasan agar dapat memastikan tercapainya target pembiayaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

5. Legal Officer

Legal Officer tugasnya adalah menerima permohonan survey dan taksasi jaminan, memeriksa kelengkapan legalitas data jaminan nasabah, melakukan survey dan taksasi kelapangan kemudian menyampaikannya kepada Account Officer/ komite pembiayaan, melakukan perjanjian pembiayaan dan menyimpan dokumen pembiayaan dan jaminan asli nasabah dalam brangkas jaminan, serta mempertanggung jawabkan tugas-tugasnya kepada kabid marketing.

6. ADMP

(50)

4.1.5. Produk–Produk

Kegiatan usaha bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan memberikan kredit atau pembiayaan kepada masyarakat. BPRS Amanah Ummah memiliki dua kategori produk yaitu produk penghimpunan dana dan produk penyaluran dana.

1. Produk Penghimpunan Dana

Produk penghimpunan dana BPRS Amanah Ummah terdiri dari tabungan wadiah, tabungan mudharabah, dan deposito mudharabah. Tabungan wadiah yang ada di BPRS Amanah Ummah adalah tabungan wadiah dengan akad wadiah yadhomanah, berupa titipan nasabah kepada bank. Bank diberi kewenangan untuk mengelola uang dari nasabah tersebut, bila bank mendapatkan keuntungan maka nasabah akan mendapatkan bonus yang langsung dibukukan pada rekening tabungan penabung setiap bulan. Adapun besarnya bonus yang dibagi adalah berdasarkan keuntungan yang didapat dan kebijakan bank. Ada dua jenis tabungan wadiah yaitu: (1) tabungan ummah (tabungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum, dengan jumlah setoran awal minimal Rp 10.000), (2) tabungan pendidikan (tabungan yang diperuntukkan bagi pelajar, dengan jumlah setoran awal minimal Rp 1.000).

Tabungan Mudharabah yang ditawarkan oleh BPRS AU berupa Tabungan Haji dan Umroh (TAHAROH) yang berfungsi untuk menyimpan dana bagi masyarakat yang akan melaksanakan ibadah haji dan umroh. Setoran awal minimal Rp 100.000 dan setoran selanjutnya minimal Rp 50.000, tabungan ini bisa diambil nasabah ketika hendak membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) atau sesuai kesepakatan antara Bank dengan nasabah.

(51)

maksimal. Bank dan nasabah ada kesepakatan terlebih dahulu mengenai nisbah bagi hasil. Jumlah minimal setoran untuk deposito

mudharabah adalah sebesar Rp 1.000.000 dengan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan.

[image:51.612.180.505.304.520.2]

Jumlah penghimpunan dana yang berhasil dikumpulkan BPRS mengalami peningkatan pertahunnya. Berdasarkan laporan keuangan tahun 2006, total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 13. 777. 739. 584, naik sebesar Rp 1. 601. 118. 658 dari total penghimpunan dan pada tahun 2005. Data jumlah penghimpunan dana dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Jumlah Penghimpunan Dana berdasar Akad dan Nasabah BPRS Amanah Ummah periode tahun 2005-2006

Tahun 2005 Tahun 2006 Jenis tabungan

Rp (miliar)

Rp (miliar)

Wadiah perorangan 9,871 11,344

Wadiah –Haji 0,407 0,640

Wadiah-pendidikan 0,467 0,473

Wadiah –sunah 0,047 0,036

Wadiah –badan usaha Wadiah 0,256 0,099

Tabungan Yayasan Wadiah 1,156 1,158

Tabungan Zis - 0,025

Total 12,176 13,77

Sumber : Laporan Keuangan BPRS Amanah Ummah 2006 2. Penyaluran Dana

Produk penyaluran dana yang ada di BPRS terdiri dari pembiayaan

mudharabah, musyarakah, murabahah, ijarah dan qardhul hasan. a. Mudharabah (MDA)

(52)

proyek atau usaha dilakukan sesuai nisbah yang disepakati bersama. Selain menghitung keuntungan kedua belah pihak juga harus menyepakati biaya-biaya apa saja yang ditanggung pengelola dan pemodal. Kerugian yang bukan disebabkan oleh kelalaian pengelola ditanggung pemodal. Setelah proyek berjalan dan mendapatkan keuntungan, modal yang berasal dari bank dikembalikan oleh nasabah. Skema pembiayaan mudharabah

berdasarkan teori dapat dilihat pada Gambar 2.

Keahlian/ Modal

Keterampilan 100%

Nisbah Nisbah

[image:52.612.134.537.250.490.2]

X% Y%

Gambar 2. Skema Pembiayaan Mudharabah

Sumber : Pedoman Pembiayaan BPRS Amanah Ummah (2003) b. Musyarakah (MSA)

Pembiayaan musyarakah merupakan perjanjian antara bank dengan nasabah sebagai pengusaha, dimana pihak bank maupun pengusaha secara bersama-sama membiayai usaha yang dikelola secara bersama maupun salah satu pemilik dana atau pihak yang disepakati bersama. Pembagian keuntungan dibagikan sesuai dengan kesepakatan bersama, sedangkan apabila mengalami kerugian ditanggung sesuai dengan porsi modal penyertaan

MODAL

MUDHARIB BANK

PROYEK/ USAHA PERJANJIAN BAGI HASIL

(53)

masing-masing. Dalam pembiayaan ini, pemilik dana boleh melakukan investasi manajemen dalam usaha tersebut. Skema pembiayaan musyarakah dapat dilihat pada Gambar 3.

[image:53.612.184.516.248.481.2]

Nasabah pembiayaan mudharabah dan musyarakah di BPRS Amanah Ummah masing-masing berjumlah satu orang. Hal ini menunjukkan bahwa perinsip musyarakah dan mudharabah yang mencerminkan sistem bagi hasil dan menjadi ciri khas dari bank yang berlandaskan syariah belum dijalankan secara optimal.

Gambar 3. Skema Pembiayaan Musyarakah

Sumber : Pedoman Pembiayaan BPRS Amanah Ummah (2003) c. Murabahah (MBA)

Murabahah secara teknis perbankannya adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia barang dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Adapun proses dari pembiayaan

murabahah adalah sebagai berikut:

1. Nasabah mengajukan permohonan, melakukan negoisasi dan memenuhi persyaratan pengajuan pembiayaan murabahah. Barang yang diperjual belikan bukan barang haram, akad bebas dari riba dan barang tersebut telah disepakati kualifikasi sebelumnya.

Nasabah Parsial: Asset Value

Bank Syariah Parsial: Pembiayaan

PROYEK/USAHA

KEUNTUNGAN

Bagi Hasil Keuntungan Sesuai Porsi Kontribusi

(54)

2. Jika bank menerima permohonan tersebut, maka selanjutnya bank dan nasabah melakukan kontrak jual beli. Dalam kontrak jual beli, bank boleh meminta nasabah untuk membayar uang muka untuk mengantisipasi jikalau nasabah tidak jadi membeli barang pesanannya.

3. Bank membeli barang yang dipesan nasbah pada supplier. 4. Bank mengirim barang yang dipesan kepada nasabah.

5. Nasabah menerima barang yang dipesan berikut dokumen-dokumennya.

6. Nasabah membayar cicilan sebesar yang telah disepakati bersama pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

Untuk lebih jelas mengenai skema pembiayaan murabahah dapat dilihat pada Gambar 4.

1 Negoisasi dan Persyaratan

2

Akad Jual Beli

6Bayar

3

Beli 4Kirim

[image:54.612.141.506.332.501.2]

5Terima Barang & Dokumen

Gambar 4. Skema Pembiayaan Murabahah dalam Teori

Sumber : Pedoman Pembiayaan BPRS Amanah Ummah ,2003

Secara teori skema pembiayaan murabahah seperti yang dilihat pada gambar 4, akan tetapi dalam prakteknya tidak demikian. Dalam melakukan pembelian barang, nasabahlah yang membeli barang kemudian nasabah memberikan nota-nota pembelian barang kepada pihak bank. Bank memberikan uang untuk membeli barang yang dibutuhkan nasabah tidak secara langsung, akan tetapi dilakukan secara bertahap. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar semua nota-nota dari pembelian barang diserahkan kepada bank.

BANK SYARIAH

NASABAH

(55)

Skema pembiayaan dalam prakteknya akan menimbulkan kecurangan. Kecurangan dapat terjadi karena pada skema ini tidak terjadi kontak antara pihak bank dan supplier, sehingga memungkinkan nasabah tidak membeli barang yang sesuai dengan yang diajukan. Skema pembiayaan

Murabahah dalam praktek dapat dilihat pada Gambar 5.

[image:55.612.156.521.313.486.2]

Skema pembiayaan murabahah secara teori merupakan skema yang paling ideal, dimana bank melakukan pembelian dan berhubungan langsung dengan supplier sehingga kecurangan tidak akan terjadi. Akan tetapi skema ini pun memiliki kekurangan dimana nasbah terlihat seperti membayar dua kali beban pajak. Pajak pertama berasal dari pembelian bank kepada supplier dan yang kedua nasabah membayar sejumlah mark-up yang ditetapkan bank.

Gambar 5. Skema Pembiayaan Murabahah dalam Praktek

Pembiayaan murabahah di BPRS Amanah Ummah dikenal sebagai piutang murabahah. Piutang murabahah menempati urutan pertama terbesar dibandingkan pembiayaan lainnya. Pada tahun 2006 piutang

murabahah bank mencapai Rp 17.854. 610. 288 atau sebesar 93,74% dari total pembiayaan (Tabel 4). Dari segi kolektabilitas, 92,96% piutang

murabahah tergolong lancar dan sisanya adalah termasuk kurang lancar, diragukan dan macet. Konsentrasi pemberian piutang murabahah di BPRS Amanah Ummah disalurkan kepada debitur–debitur dengan plafon sampai dengan Rp 15.000.000 sebanyak 800 debitur, plafon Rp 16.000.000 s.d 70.000.000 sebanyak 310 debitur, dan plafon diatas Rp

3

Beli

Akad jual-beli

2

Akad wakalah (pembelian barang), Akad murabahah

1

Pengajuan & Melengkapi persyaratan

SUPLIER

BANK NASABAH

4

Penyerahan

5

(56)

70.000.000 sebanyak 83 debitur. Marjin murabahah untuk tahun 2006 umumnya berkisar antara 20% sampai dengan 30% per tahun.

d. Ijarah (IJR)

Pembiayaan dengan akad ijarah merupakan perjanjian dimana bank menyewakan suatu barang atau asset yang dibutuhkan nasabah, harga sewa, jenis barang dan lama waktu sewa ditentukan semasa akad. Nasabah akan membayar sewa barang tersebut kepada bank dengan cara angsur/cicil dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Adapun alur proses pembiayaan ijarah adalah sebagai berikut:

1. Nasabah membutuhkan obyek sewa. Objek dari ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang atau jasa, manfaat tersebut harus dapat dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak. Pemanfaatannya harus sesuai dengan syariah dan spesifikasi nya dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya.

2. Bank menyediakan asset yang disewakan, menanggung biaya pemeliharaan asset dan mejamin tidak terdapat cacat pada asset yang disewakan.

3. Nasabah memiliki kewajiban untuk membayar sewa dan betanggung jawab untuk menjaga keutuhan asset yang disewanya. Jika asset yang disewa rusak bukan karena kesalahan penggunaan atau pun kelalaian nasabah, maka nasabah tidak bertanggung jawab atas keruksakan tersebut.

Asset yang disewakan oleh BPRS Amanah Ummah berupa kios–kios disekitar pasar Leuwiliang. Jumlah nasabah ijarah ada 26 nasabah, biasanya selain sebagai nasabah pembiayaan ijarah mereka juga merupakan nasabah pembiayaan murabahah. Skema pembiayaan ijarah

dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar

Tabel 1. Peranan UMKM dalam perekonomian Nasional 2003-2006
Gambar 1. kerangka pemikiran penelitian
Tabel 3. Jumlah Penghimpunan Dana berdasar Akad dan Nasabah      BPRS Amanah Ummah periode tahun 2005-2006
Gambar 2. Skema Pembiayaan Mudharabah Sumber : Pedoman Pembiayaan BPRS Amanah Ummah (2003)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil temuan elemen van Dijk dalam teks tajuk Harian Umum Berita Pagi yang bertemakan Presiden Joko Widodo dapat diuraikan sebagai berikut: Menurut pengamatan

Az ÖKOLÓGIAI GAZDÁLKODÁS MELLÉKLET rovat létrehozásában együtt- működő partnerünk az Ökológiai Mezőgazdasági Kutatóintézet.. 92 ·

Kelompok Tani Taruna Jaya di Desa Lelean Nono Kabupaten Tolitoli, menghadapi kendala dalam budidaya tanaman padi sawah dikarenakan lahan persawahan ber pH masam serta

2011.Fenomena Perceraian di Kalangan Tenaga Kerja Wanita (TKW) Hongkong dan Taiwan (Studi di Desa Kedungsalam Kecamatan Donomulyo Kabupaten Malang, Skripsi,

Berdasar pada latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut, untuk mengetahui persepsi guru PJOK terhadap perubahan Kurikulum 2013 ke

Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Current Assets (CR), Return On Asset

Terlebih salah satu alasan yang diungkapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk melakukan pinjaman daerah tersebut adalah adanya proyeksi pendapatan dari Dana

[r]