• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.10 Prosedur penelitian

3.10.3 Prosedur pembuatan sediaan histopatologi

− Jaringan dimasukkan ke dalam larutan neutral buffered formalin,

dan difiksasi selama 18-24 jam.

− Setelah itu, jaringan dimasukkan ke dalam larutan aquadest

selama 1 jam; ini bertujuan untuk penghilangan larutan fiksasi. b. Dehidrasi

− Potongan jaringan dimasukkan dalam alkohol konsentrasi

bertingkat 70%, 80%, 90% (masing-masing 1 hari)  alkohol 95% selama 2 hari, 2 kali pergantian alkohol 100% selama 2 hari, 2 kali pergantian

c. Penjernihan (clearing)

− Jaringan direndam di dalam larutan xylol sebanyak 20 kali volume

d. Pembenaman/ infiltrasi (Impregnasi)

− Jaringan dimasukkan ke dalam parafin cair dan disimpan di oven

yang bersuhu 60⁰C, selama 3 x 1 jam. e. Pengecoran (Blocking)

− Parafin dituang secukupnya pada cetakan, kemudian letakkan

jaringan pada dasar cetakan dan beri label. f. Pengirisan (Sectioning)

− Blok paraffin diiris dengan mikrotom dengan ketebalan potongan ±

5-10 µm

− Atur jarak preparat yang dipegang holder kearah pisau sedekat

mungkin

− Gerakkan rotor pada mikrotom secara ritmis searah jarum jam.

− Buang pita parafin awal yang tanpa jaringan.

− Setelah irisan mengenai jaringan, iris blok paraffin hati-hati.

− Pita paraffin yang diinginkan dipindahkan dengan sengkelit ke atas

air dalam waterbath suhu 55⁰C

− Setelah pita parafin terkembang dengan baik, tempelkan pada kaca

objek yang telah disalut (50 ml albumin + 50 ml gliserin + sedikit timol dan disimpan pada refrigerator bersuhu 4⁰C)

− Kaca objek yang berisi pita paraffin dibiarkan mengering

g. Pewarnaan dengan Haematoxylin dan Eosin

− Jaringan pada kaca objek dilakukan deparafinisasi dengan xylol

selama 2x2 menit.

− Hidrasi dengan alkohol 100% (selama 2x2 menit); alkohol 95%

(selama 2 menit); 90% (selama 2 menit), 80% (selama 2 menit); 70% (selama 2 menit); air kran (selama 3 menit).

− Inkubasi dalam larutan Haematoxylin Mayer selama beberapa

menit.

− Cuci dalam air kran mengalir selama 15-20 menit.

− Observasi di bawah mikroskop, bila masih terlalu biru cuci lagi

dengan air mengalirbbeberapa menit. Bila sudah cukup warna lanjutkan dengan counterstaining.

Counterstaining dengan Eosinworkingsolution beberapa menit.

− Dehidrasi dengan larutan alkohol dengan gradasi peningkatan

persentase dari 70%, 80%, 90%, 95%, 100% (masing-masing selama 2 menit).

− Inkibasi dengan Xylol 2x masing-masing selama 2 menit.

− Mounting dengan EntellanTM

− Beri label dan biarkan hingga entellan mongering. Hasil pewarnaan

pada inti berwarna biru dan sitoplasma berwarna kemerahan. balsam Kanada dan coverglass.

3.10.4 Pembacaan/interpretasi sediaan (slide) histologi (pengukuran ketebalan jaringan)

ERc5s. Tiap sediaan diperiksa pada 3 area (dengan arah jam 12; teknik Fujikura) (Benirschke and Kaufmann, 2006) yang masing-masing mewakili tiap lapisan dari gulungan selaput ketuban.

Prosedur pembacaan dilakukan sebagai berikut: Setelah sediaan diletakkan di mikroskop, dipilih lapang pandang dengan pembesaran 10 kali. Pada monitor komputer yang dilengkapi software Axiovision Rel. 4.8.2 (06-2010)

tampak beberapa MENU pilihan. Pada toolbar tampak MENU Live, lalu ditentukan area yang akan diukur, pilih MENU Snap kemudian Measure. Dari menu ini dipilih option Length dan dengan menggunakan mouse tarik garis dari batas bawah epitel aminon sampai batas bawah membran basal korion pada daerah yang berwarna merah sesuai dengan gambaran kolagen dari pewarnaan tersebut. Hasil tersebut adalah ketebalan kolagen pada lapisan amnion dan korion. Data gambar dan hasil pembacaan kemudian disimpan dalam file.

3.10.5 Prosedur pembuatan sediaan (slide) imunohistokimia

1. Dilakukan deparafinisasi sediaan dengan memasukkan sediaan ke dalam larutan xylol 1, xylol 2 dan xylol 3 selama masing-masing 5 menit

2. Kemudian dilakukan proses rehidrasi untuk menghilangkan sisa xylol dengan menggunakan larutan alkohol absolut, alkohol 90%, alkohol 80%, alkohol 70% selama masing-masing 4 menit

3. Lalu sediaan dicuci di bawah air mengalir selama 5 menit

4. Masukkan sediaan ke dalam mesin pengering merk PT Link Dako Epitop Retrieval lalu diatur set up preheat 65 ⁰C, running time 98⁰ C selama 15 menit . Tunggu sampai ±1jam sampai sediaan kering.

5. Selanjutnya jaringan pada sediaan dilingkari dengan spidol Pap pen

agar pada saat penetesan antibody atau cairan lainnya tidak keluar melewati batas lingkaran Pap pen. Kemudian segera dimasukkan ke dalam larutan Tris Buffered Saline (TBS) pH 7,4 selama 5 menit 6. Kemudian dilakukan blocking dengan peroksidase selama 5-10 menit

dan dicuci TBSpH 7,4 selama 5 menit

7. Selanjutnya dilakukan blocking dengan Normal Horse Serum (NHS

3%) selama 15 menit dan dicuci dengan TBS pH 7,4 selama 5 menit 8. Jaringan pada sediaan ditetesi antibodi primer (antibodi anti-Human

fibronectin purified clone FN-3 eBioscience

9. Lalu dicuci kembali dengan TBS pH 7,4 dan Tween 20 selama 5 menit

) dengan pengenceran 1 : 100 dan di-inkubasi selama 1 jam

10. Selanjutnya jaringan pada sediaan ditetesi Dako Real Envision Rabbit/Mouse dan inkubasi selama 30 menit dan kembali dicuci dengan TBSpH 7,4 dan Tween 20 selama 5 -10 menit)

11. Jaringan pada sediaan ditetesi Diamino Benzidine (DAB)+substrat

chromogen solution dengan pengenceran 20 µl DAB: 1000 µl substrat dan diinkubasi selama 5 menit lalu dicuci kembali dengan air mengalir 12. Selanjutnya dilakukan pewarnaan dengan Hematoxylin selama

10 menit

13. Cuci dibawah air mengalir selama 5 menit dan celupkan sediaan ke dalam lithium karbonat (5% dalam aqua) selama 2 menit dan cuci kembali di bawah air mengalir selama 5 menit

14. Selanjutnya dilakukan proses pengeringan melalui proses dehidrasi dengan menggunakan alkohol 80%, alkohol 90% dan alkohol absolut selama masing-masing 5 menit

15. Kemudian dilakukan clearing dengan menggunakan larutan xylol 1, xylol 2 dan xylol 3, masing-masing 5 menit

16. Selanjutnya dilakukan mounting dan tutup sediaan dengan coverglass dan sediaan siap untuk dinilai. (Singapore General Hospital/SGH methode)

3.10.6 Pembacaan/interpretasi sediaan (slide) imunohistokimia (tampilan fibronektin pada jaringan)

Setelah sediaan diletakkan pada mikroskop, dipilih pembesaran 4x untuk menilai luas tampilan dan pembesaran 100x untuk menilai intensitas pewarnaan. Penilaian tampilan pewarnaan imunohistokimia fibronektin sebagai berikut:

− Kontrol positif digunakan jaringan human plasenta normal yang berfungsi

sebagai pembanding tampilan warna coklat yang terwarnai dari hasil pewarnaan imunohistokimia.

− Sediaan yang tertampil warna coklat pada membran sitoplasma dikatakan

positif dan negatif bila tidak tertampil warna coklat.

− Penilaian intensitas pewarnaan dengan cara membandingkan sediaan sampel

penelitian dengan sediaan kontrol. Intensitas tampilan :

0 = tidak tertampil warna coklat/negatif

1 = tampilan warna coklat yang tertampil lemah 2 = tampilan warna coklat yang tertampil sedang 3 = tampilan warna coklat yang tertampil kuat

Luas tampilan :

1 = luas tampilan warna coklat yang tertampil< 25% 2 = luas tampilan warna coklat yang tertampil 25-50% 3 = luas tampilan warna coklat yang tertampil >50%

Tampilan imunohistokimia : 0 = negatif 1 - 3 = tampilan lemah 4 - 6 = tampilan sedang 7 - 9 = tampilan kuat 3.10.7 Keandalan

− Pengukuran ketebalan selaput ketuban dilakukan oleh peneliti dengan

koefisien variasi < 10%.

− Penilaian/pembacaan sediaan imunohistokimia dilakukan oleh peneliti dan

satu orang ahli patologi anatomi dengan cara tersamar. Inter-rater reliability (keandalan antar pemeriksa) ditetapkan dengan perbedaan tidak lebih dari satu tingkat skor.

Dokumen terkait