• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSEDUR PENCAIRAN DANA ANGGARAN DAN BELANJA DAERAH PADA DPRD KOTA MEDAN

3.1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

3.3.4. Prosedur Pencairan Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Prosedur pencairan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah yang telah ditetapkan dalam APBD Kota Medan , Sekretariat DPRD Kota Medan mengacu kepada Per-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

a. Fungsi Yang terkait

1) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga

Pada bagian ini bertanggung jawab membuat SPM untuk kontrak dari tiap bagian terkait, membuat ringkasan kontrak dan dokumen pendukung lainnya sebagai bukti persyaratan pencairanan dana serta meneliti kelengkapan dokumen.

2) Seksi Perbendaharaan

Bagian ini bertanggungjawab melakukan pengujian SPM apakah sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Maksimum Pencairan (MP). Pada bagian ini juga bertanggungjawab mengantarkan berita acara ke KPPN, memberi tanda tangan atau otorisasi, serta bertanggungjawab mengarsipkan dokumen – dokumen terkait SP2D.

b. Dokumen yang terkait

1) SPM

2) SPTB (untuk kontrak/SPK dari tiap Bagian) 3) Dokumen pendukung

- Resume kontrak/SPK atau Daftar NominatifPerjalanan Dinas.

- SPTB (Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja)

- Faktur Pajak dan SSP (Surat Setoran Pajak) / rekening koran dan Fotocopy NPWP

- Kwitansi

c. Catatan Akuntansi yang digunakan

1) Daftar Pengawasan Penyelesaian SPM Untuk mencatat jumlah SPM yang masuk dan yang dapat diselesaikan.

2) Cek list

Untuk mencatat kelengkapan dokumen pendukung dari satuan kerja.

Daftar Pengawasan Penyelesaian SPM (DPP) ini merupakan daftar pengawasan sejauh mana penyelesaian proses SP2D berlangsung dan berguna memantau apakah masih terdapat/tercecernya SPM yang belum diproses. Hal tersebut dilakukan karena jumlah dan jenis SPM yang diproses banyak serta jumlah satker/instansi yang dilayani untuk penyaluran anggaran belanja rutin yang meliputi belanja pegawai dan non belanja pegawai sangat banyak.

Selanjutnya, Seksi Perbendaharaan menerima SPM beserta dokumen pedukung dari Sub Bagian Umum dan melakukan pengujian SPM serta pagu.

Pengujian ini dilaksanakan mencakup pengujian yangbersifat substantif dan formal.

1) Pengujian Substantif dilakukan untuk:

a) Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM.

b) Menguji ketersediaan dana pada kegiatan/sub kegiatan/MAK dalam DIPA yang ditunjuk SPM tersebut.

Menguji dokumen segabai dasar penagihan (Ringkasan kontrak/SPK, Surat

46 Keputusan, Daftar Nominatif Pejalanan Dinas).

c) Menguji surat pernyataan tanggung jawab (SPTB) dari kepala kantor/satker atau pejabat lain yang ditunjuk mengenai tanggung jawab terhadap kebenaran pelaksanaan pembayaran.

d) Menguji faktur pajak beserta SSP-nya 2) Pengujian formal dilakukan untuk :

a) Mencocokkan tanda tangan pejabat penandatangan SPM dengan spesimen tandatangan.

b) Memeriksa cara pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf.

c) Memeriksa kebenaran dalam penulisan, termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan

Setelah melakukan pengujian:

a) Jika dokumen lengkap maka dapat diterbitkan SP2D

b) Jika dokumen tidak lengkap dan tidak sesuai prosedur yang ditetapkan, seksi perbendaharaan dapat menolak menerbitkan SP2D dan mengembalikan dokumen kepada satker agar dilengkapi

Setelah dilakukan pengujian, SP2D dapat diterbitkan dengan cara:

SP2D ditandatangani oleh Seksi Perbendaharaan dan PPK (Pejabat Pembuat Keputusan).

3.4. Efektifitas Prosedur Pencairan Dana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (DPRD) Kota Medan

Efektifitas Prosedur Pencairan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) diukur berdasarkan durasi atau lamanya pencairan, yakni jika pencairan dana dapat dilakukan 1 (satu) hari kerja berdasarkan pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara No Per-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Menurut Chivickas dalam Sjamsuddin (2015 253) untuk dapat meningkatkan perekonomian dan mampu menghasilkan suatu produk yang efektif dan efisien seperti yang telah diungkapkan oleh. Dwiputrianti juga mengungkapkan pentingnya pihak auditor untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu sektor publik dalam menerapkan prinsip akuntabilitas, efektivitas, efisiensi dan transparansi

Efektifitas Ditinjau dari Pelaksanaan Tata Kelola Keuangan DPRD

Penguatan tugas dan fungsi DPRD merupakan salah satu agenda pemerintah untuk dapat mewujudkan desentralisasi. Semenjak adanya otonomi daerah, maka tanggungjawab yang dibebankan kepada daerah atas keberlangsungan kehidupan di setiap daerah menjadi lebih besar, sehingga diharapkan DPRD dapat lebih berperan yang sebelum adanya otonomi peran DPRD sangat terbatas. Sekretariat DPRD merupakan SKPD yang berperan dan membantu DPRD dalam menjalankan tanggungjawab dan fungsinya tersebut. Oleh sebab itu, sekretariat DPRD dalam menentukan perencanaan program pun harus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan DPRD

Teori Agensi mengungkapkan bahwa posisi DPRD yang disebut

48

sebagai legislatif atau politician dapat berperan sebagai principals dan dapat pula berperan sebagai agen. DPRD berperan sebagai principals saat menggantikan peran rakyat, dan berperan sebagai agen ketika menjalankan tugas pengawasan yang diberikan oleh rakyat

Efektifitas Ditinjau dari Pelaksanaan Tata Kelola keuangan DPRD

Pelaksanaan anggaran sepenuhnya menjadi tanggung jawab kepala SKPD yang disini adalah sekretaris DPRD untuk dapat mempertanggungjawabkan kepada Kepala Daerah. Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan keuangan daerah Pasal 122 ayat 5 disebutkan bahwa jumlah biaya yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas tertinggi untuk setiap pengeluaran belanja.

Efektifitas Ditinjau dari Tahap Penatausahaan Anggaran DPRD

Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 185 menyebutkan beberapa pejabat yang harus diperhatikan dalam proses anggaran yaitu : PPK, PPTK, bendahara penerimaan, pengeluaran, pembantu bendahara.

Pada tahap ini sekretariat DPRD belum menggunakan aturan yang berlaku dan sesuai terhadap perubahan-perubahan. Peraturan menteri dalam

negeri yang terbaru adalah Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan daerah. Permendagri tersebut telah dua kali mengalami perubahan, namun dari data yang diberikan acuan yang digunakan oleh sekretariat DPRD dalam menjabarkan program-program masih menggunakan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.

Efektifitas Ditinjau dari Tahap Pertanggungjawaban Anggaran DPRD Pertanggungjawaban merupakan tahap paling penting dari penggunaan anggaran karena pada tahap ini dapat diketahui tingkat keberhasilan, dan tercapai tidaknya seluruh program yang telah direncanakan. Salah satu bentuk pertanggungjawaban adalah berupa catatan-catatan pelaksanaan anggaran. Pertanggungjawaban ini di atur dalam Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 189 yang menyebutkan pertanggungjawaban bendahara penerima secara administrasi dan fungsional berupa buku kas umum, pembantu perincian objek penerimaan, rekapitulasi penerimaan harian, buku penerimaan lainnya yang sah, pengisian dokumen berupa komputer/elektronik. Aturan tersebut telah sesuai seperti apa yang telah dilakukan oleh sekretariat DPRD ini, karena seluruh dokumen tercantum dalam komputer khusus keuangan yang menjadi tanggungjawab operator komputer bagian keuangan.

Efektifitas Ditinjau dari Tahap Pengawasan Anggaran

50 DPRD

Menurut Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah menjelaskan bahwa pembinaan dan pengawasan di sini dapat berupa pemberian pedoman, bimbingan, supervisi, konsultasi, pendidikan dan pelatihan. Kemudian selain itu pengawasanpun dibagi menjadi dua yaitu pengawasan secara internal dan eksternal. Pengawasan internal dilakukan oleh kepala SKPD sendiri, dan eksternal dilakukan oleh BPKP dan Irjen.

3.5. Prosedur Pencairan Dana APBD Pada Sekretariat DPRD

Dokumen terkait