• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR PROSEDUR PENCAIRAN DANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA DPRD KOTA MEDAN OLEH: CORRY ROSALYN J T SAGALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR PROSEDUR PENCAIRAN DANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA DPRD KOTA MEDAN OLEH: CORRY ROSALYN J T SAGALA"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PROSEDUR PENCAIRAN DANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA DPRD KOTA MEDAN

OLEH:

CORRY ROSALYN J T SAGALA 172102028

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan pada Program Diploma III

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2020

(2)
(3)
(4)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang senantiasa memberikan anugerah, kesehatan dan berkat-Nya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Adapun judul Tugas Akhir yang dipilih adalah ”Prosedur Pencairan Dana Anggaran Pedapatan dan Belanja Daerah pada DPRD Kota Medan”. Tujuan penulisan ini guna melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Amd pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, dimana hal itu merupakan kewajiban setiap mahasiswa/i yang ingin menyelesaikan perkuliahannya.

Di dalam penyusunan tugas akhir ini, dimulai dari pelaksanaan magang, riset hingga akhirnya penyelesaian. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak., CA selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Bapak Abdillah Arif Nasution, SE., M.Si., Ak selaku Sekretaris

(5)

Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Rasdianto, M.Si., Ak selaku Dosen Penguji Tugas Akhir

5. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

6. Ibu Erisda Hutasoit, SE., M.S.P selaku Ketua Bagian Program dan Keuangan Sekretariat DPRD Kota Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk riset di Sekretariat DPRD Kota Medan.

7. Teristimewa kepada kedua orang tua penulis, yaitu ayah Johnson Sagala, SE dan ibu dr.Helena Nainggolan, MKT yang telah memberikan segalanya kepada penulis, seperti kasih sayang, perhatian, pengorbanan, moril maupun materil serta dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

8. Kepada uda,inanguda saudara dan teman-teman saya yang selalu menyemangati dan mengingatkan saya untuk terus semangat dalam mengerjakan tugas akhir ini saya ucapkan terimakasih banyak.

9. Kepada teman-teman DIII Akuntansi Grup A dan B 2017.

10. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi peningkatan mutu tugas akhir ini.

(6)

iii .

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan dan Manfaar Peneltian ... 8

1.4. Jadwal Penelitian ... 10

1.5. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Sejarah Singkat DPRD Kota Medan ... 12

2.2. Visi dan Misi Sekretariat DPRD Kota Medan ... 15

2.3. Struktur Organisasi ... 16

2.4. Job Description ... 17

2.5. Jaringan Usaha Kegiatan ... 34

2.6. Kinerja Usaha Terkini ... 35

2.7. Rencana Kegiatan ... 36

BAB III PROSEDUR PENCAIRAN DANA DAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA DPRD KOTA MEDAN 3.1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ... 41

3.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja... 41

3.3. Pencairan Dana APBD ... 43

3.3.1. Pengertian Pencairan Dana APBD ... 42

3.3.2. Aspek-Aspek Terkait Pencairan Dana APBD ... 47

3.3.3. Fungsi Pencairan Dana ... 49

3.3.4. Prosedur Pencairan Dana Anggaran dan Belanja ... 51

3.4. Efektivitas Pencairan ... 51

3.5. Pembahasan ... 51

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan ... 53

4.2. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(8)

v

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman Tabel 1.1 Jadwal Penulisan dan Penyusunan Tugas Akhir ... 6 Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama Sekretariat DPRD Kota Medan .... 33

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Sekretariat DPRD Kota Medan ... 13

(10)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Judul Lampiran Halaman

Lampiran 1 Data Anggaran DPRD MedanTahun 2019 ... 56

Lampiran 2 Data Anggaran DPRD Medan Tahun 2019 hal 2 ... 57

Lampiran 3 Data Anggaran DPRD Medan Tahun 2019 hal 3 ... 58

Lampiran 4 Data Anggaran DPRD Medan Tahun 2020 ... 59

Lampiran 5 Data Anggaran DPRD Medan Tahun 2020 hal 2 ... 60

Lampiran 6 Data Anggaran DPRD Medan Tahun 2020 hal 3 ... 61

Lampiran 7 Data Anggaran DPRD Medan Tahun 2020 hal 4 ... 62

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

APBD (Anggaran dalam Pemerintah Daerah) merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Semua penerimaan dan pengeluaran Pemerintah Daerah baik dalam bentuk uang, barang dan atau jasa pada tahun anggaran yang berkenaan harus dianggarkan dalam APBD. APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanda diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum.

Menurut Pasal 15 ayat (5) dan Pasal 20 ayat (5) Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003, ditetapkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/ Daerah (APBN/APBD) yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat/Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPR/DPRD) terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan dan jenis belanja. Pencairan dana adalah suatu tindakan atau kegiatan menyalurkan, mengeluarkan, merealisasikan atau kegiatan memperbolehkan mengambil dana berupa uang tunai yang disediakan untuk suatu keperluan tertentu.

Pengguna Anggaran (PA) atau Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), akan memegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian Negara/

Lembaga dan kuasa pengguna anggaran pejabat yang memperoleh

(12)

2

kuasa dari pengguna anggaran, dapat melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab pengguna anggaran pada Kementerian Negara / Lembaga yang bersangkutan. Semua dilakukan sebagai perwujudan tugas pemerintahan dibidang tertentu yang dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan nasional.

Pencairan dana adalah suatu tindakan atau kegiatan menyalurkan, mengeluarkan, merealisasikan atau kegiatan memperbolehkan mengambil dana berupa uang tunai yang disediakan untuk suatu keperluan tertentu.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 169/PMK.01/2012 pasal 30, seksi pencairan dana mempunyai beberapa tugas yang salah satunya adalah melaksanakan proses pencairan dana dengan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana.

Surat Perintah Pencairan yang sering disebut dengan SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara selaku kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan Surat Perintah Membayar. Surat Perintah Pencairan Dana dapat diterbitkan jika satuan kerja telah memenuhi syarat yang telah ditentukan sesuai standar prosedur operasional dengan mengajukan Surat Perintah Membayar. Surat Perintah Membayar yang diajukan oleh satuan kerja ke KKPN digunakan sebagai dasar penerbitan Surat Pemerintah Pencairan Dana.

Sebagaimana tertuang dalam Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa asas umum pengelolaan keuangan negara dalam rangka mendukung

(13)

terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggungjawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar.

Hal ini sesuai dengan amanat Pasal 23 C Undang-Undang Dasar, Undang- Undang tentang Keuangan Negara telah menjabarkan aturan pokok yang ditetapkan Undang- Undang Dasar tersebut kedalam asas-asas umum dalam pengelolaan keuangan negara, seperti asas tahunan, asas umum, asas kesatuan, dan asas spesialisasi maupun asas-asas sebagai pencerminan best practices (penerapan kaidah-kaidah yang baik) dalam pengelolaan keuangan negara.

Dalam rangka mewujudkan good governance dalam penyelenggaraan pemerintah negara, sejak beberapa tahun yang lalu telah diintrodusir Reformasi Manajemen Keuangan Pemerintah. Reformasi tersebut mendapatkan landasan hukum yang kuat dengan telah disahkannya UU No.

17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung Jawab Keuangan Negara.

Pelaksanaan anggaran pada satuan kerja dan perencanaan tata kelola keuangan dilakukan mengunakan beberapa mekanisme, mulai dari menerima,

menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan

mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam pelaksanaan APBN. Struktur APBN terdiri atas pendapatan, belanja dan pembiayaan. APBN merupakan rencana kegiatan pemerintah yang harus

(14)

4

disajikan secara transparan, efektif, efisien dan bertanggung jawab, maka sebagai pertanggungjawaban terhadap pengelolaan keuangan yang tertuang dalam laporan keuangan yang memenuhi standar perundang- undangan yang berlaku.

Dengan keluarnya tiga paket perundang-undangan di bidang keuangan negara, yaitu UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan tanggung Jawab Keuangan Negara, sistem pengelolaan anggaran negara di Indonesia terus berubah dan berkembang sesuai dengan dinamika manajemen sektor publik.

Pemerintah telah menerapkan pendekaan anggaran berbasis kinerja, anggaran terpadu dan kerangka pengeluaran jangka menengah pada tahun anggaran 2005 dan 2006. Ternyata masih banyak kendala yang dihadapi, terutama karena belum tesedianya perangkat peraturan pelaksanaan yang memadai, sehingga masih banyak terjadi multi tafsir dalam implementasi di lapangan. Dalam periode itu pula telah dikeluarkan berbagai Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri Keuangan, Peraturan Dirjen dan sebagainya guna menutup kelemahan-kelemahan tersebut

Oleh sebab itu, perkembangan pengelolaan keuangan negara jangan sampai ditujukan untuk kepentingan, kemanfaatan, dan keinginan jangka pendek dan keuntungan pihak elit tertentu dalam negara dan masyarakat.

Pengelolaan keuangan negara yang mewujudkan dirinya sebagai landasan konsep bagi prospek negara Indonesia. Perpaduan antara kemajemukan dan kesatuan bangsa harus menjadi ciri logis yang mengatur pengelolaan

(15)

keuangan negara, sehingga konsepsi otonomi daerah sebagai satu basis, kemandirian badan hukum sebagai

satu basis, serta negara sebagai basis yang harus diformulasikan dengan baik dan mendukung kegiatan negara.

Pasal 23 UUD 1945, yang semula terdiri dari lima ayat ini dan berada di bawah ketentuan Bab VIII dengan Judul Keuangan Negara dalam tahun 2001 telah diamandemen menjadi 6 pasal dibawah 2 Bab. Dalam ketentuan Pasal 23 ayat (1) UUD 1945, dikatakan bahwa: “Anggaran Pendapatan dan Belanja sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan Undang-Undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

Dalam pernyataan tersebut tersirat suatu makna yang luas, yaitu bahwa pengurusan, pengelolaan, dan penyelenggaraan negara harus dilakukan dengan persetujuan seluruh rakyat Indonesia, yang dalam hal ini diwakili oleh Dewan Perwakilan Rakyat melalui anggota-anggotanya. Proses otorisasi oleh wakil rakyat melalui DPR tidaklah berhenti dengan diberikannya persetujuan penetapan APBN, namun lebih dari itu, DPR memerlukan kepastian dan kejelasan apakah otorisasi yang diberikan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan peretujuan yang diberikan. Untuk itu maka diadakanlah mekanisme pertanggung jawaban pengelolaan keuangan negara.

Selanjutnya karena otorisasi di berikan oleh DPR melalui APBN setiap tahunnya, maka pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara juga diselenggarakan melalui mekanisme yang dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran. Di Indonesia mekanisme pertanggungjawaban ini

(16)

6

diselenggarakan melalui proses pemeriksaan oleh suatu badan, yang disebut Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang hasil pemeriksaannya disampaikan kepada DPR (Pasal 23 E) UUD 1945.

Demikian juga halnya dengan DPRD kota Medan dalam pengelolaan keuangan daerah khususnya dalam prosedur pencairan dana anggaran dan belanja daerah tentunya mengikuti prosedur tata kelola keuangan sesuai dengan perundang undangan yang berlaku.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, penulis tertarik melakukan pengkajian tugas akhir dengan judul Prosedur Pencairan Dana dan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah DPRD Medan

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka didapatkan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana prosedur pencairan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah pada DPRD Kota Medan?

2. Bagaimana keefektifan prosedur pencairan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah pada DPRD Kota Medan?

3. Apakah sistem pencairan dana tersebut sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan?

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.2.1. Tujuan Penelitian

(17)

Tujuan penelitian yang diperoleh setelah penelitian dilakukan adalah : 1. Untuk mengetahui prosedur pencairan dana anggaran

pendapatan dan belanja daerah pada DPRD Kota Medan

2. Untuk mengetahui keefektivitasan prosedur pencairan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah pada DPRD Kota Medan 3. Untuk mengetahui sistem pencairan dana tersebut sudah berjalan

sesuai dengan prosedur yang ditetapkan

1.2.2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini adalah : 1. Bagi Mahasiswa

Sebagai sarana menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan terutama dalam hal mengembangkan sistem informasi akuntansi penggajian berbasis kompetensi terhadap pegawai dan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan bagi mahasiswa D3 Universitas Sumatera Utara, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi.

2. Bagi Kalangan Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan atau referensi, masukan serta sumber informasi khususnya tentang Prosedur Pencairan Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pada DPRD kota Medan.

3. Bagi Sekretariat DPRD Kota Medan

(18)

8

Dapat dipakai sebagai salah satu cara dalam melakukan penyempurnaan pencairaan anggaran pendapatan dan belanja daerah yang digunakan oleh Sekretariat DPRD Kota Medan.

1.3 Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan di Sekretariat DPRD Kota Medan, yang bertempat di Jalan Kapten Maulana Lubis Nomor. 1. Jadwal penelitian serta kegiatan- kegiatan yang dilakukan penulis berkenaan dengan penelitian dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini.

Tabel 1.1

No Kegiatan Waktu Kegiatan

(19)

Jadwal Penulisan dan Penyusunan Tugas Akhir 1.1. Sistematika Penulisan

Secara umum, penulisan tugas akhir ini terdiri atas empat bab.

Pembahasan yang terkandung dengan bab lainnya saling berkaitan satu sama lain sehingga pada akhirnya akan membentuk suatu karya tulis yang runtut dan sistematis. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis membahas latar belakang masalah yang akan menjadi dasar dalam penulisan, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan yang meliputi jadwal penelitian, serta rencana isi.

BAB II : SEKRETARIAT DPRD KOTA MEDAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan usaha, kinerja

Minggu ke-

April Mei

1 2 3 4 1 2

1 Pengesahan Penulisan Tugas Akhir 2 Pengajuan Judul

3 Penunjukan Dosen Pembimbing 4 Permohonan Izin Riset

5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan dan Bimbingan Tugas Akhir 7 Pengesahan Tugas Akhir

(20)

10

usaha terkini, dan rencana kegiatan Sekretariat DPRD Kota Medan.

BAB III : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DPRD KOTA MEDAN

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang teori-teori yang mendukung penyusunan tugas akhir ini dan membahas mengenai pengertian sistem informasi akuntansi, fungsi dan manfaat sistem informasi akuntansi, pengertian gaji, unsur gaji, dokumen yang digunakan, prosedur perhitungan gaji, prosedur pembayaran gaji, dan sistem akuntansi penggajian pada Sekretariat DPRD Kota Medan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis membuat pembahasan dalam tugas akhir ini maka bab ini adalah bab terakhir dari penulisan yang berisi kesimpulan dari pembahasan serta saran-saran penelitian.

BAB II

SEKRETARIAT DPRD KOTA MEDAN

2.1. Sejarah Singkat Kantor Sekretariat DPRD Kota Medan

Keterwakilan masyarakat Kota Medan di parlemen pada saat Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Rorong (DPR GR) berjalan pada tahun 1968 sampai 1971. Pusat perkantoran Parlemen Kota Medan pada saat itu bertempat di belakang Balai Kota lama yang sekarang menjadi Hotel Grand Aston Jalan Balai

(21)

Kota Medan. Kantor DPR GR pada saat itu berada di lantai dua berbagi dengan sekretariat yang berkantor di lantai satu.

Pada tahun 1971 ketika DPR GR diubah menjadi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Medan, pusat perkantoran masih dilangsungkan dibelakang Balai Kota Medan. Pada tahun 1975, di masa pemerintahan orde baru, di gagas pembangunan Gedung DPRD Medan di Jalan Kapten Maulana Lubis.

Dengan restu Gubernur Sumatera Utara saat itu Marah Halim, pembangunan gedung DPRD Medan dimulai dengan peletakan batu pertama tanggal 26 Juni 1975 yang dilakukan oleh Walikota Medan M. Saleh Arifin.

Setahun kemudian pada tahun 1976, gedung DPRD Medan berlantai tiga yang berhadapan dengan kantor Walikota Medan sekarang diresmikan, peresmiannya langsung dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada saat itu Amir Mahmud. Prasasti peresmian gedung DPRD saat itu diletakan di lantai dua persis di ruang tamu yang kemudian dijadikan ruang pimpinan DPRD Medan dan secara resmi pada tahun 1976, anggota DPRD Kota Medan berkantor di Gedung baru tersebut setelah sembilan tahun berkantor di belakang Balai Kota Medan. Setelah sebelas kali masa kepemimpinan di DPRD Kota Medan, gedung yang dibangun pada masa pemerintahan orde baru diruntuhkan. Pada periode 2004-2009 sejumlah anggota DPRD Kota Medan menggagas renovasi gedung DPRD Kota Medan. Namun rencana itu batal dilakukan dan berujung dengan opsi pembangunan gedung baru. Pada tahun 2012 di masa kepemimpinan ketua DPRD Kota Medan, Drs. Amiruddin (masa bakti 2009-2014), Gedung DPRD Kota Medan dibangun delapan lantai dengan anggaran mencapai Rp 90 miliar lebih.

(22)

12

Dalam Peraturan Wali Kota Medan Nomor 60 Tahun 2017 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Sekretariat DPRD Kota Medan, disebutkan bahwa Sekretariat DPRD Kota Medan merupakan unsur pelayanan administratif dan pemberian dukungan terhadap tugas dan fungsi DPRD. Tugas Sekretariat DPRD Kota Medan adalah menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, serta menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan hak dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya untuk melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat DPRD menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD.

2. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD.

3. Fasilitasi penyelenggaaan rapat DPRD.

4. Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.

5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Wali Kota terkait dengan tugas dan fungsinya

Adapun susunan organisasi Sekretariat DPRD Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Sekretaris DPRD

2. Kepala Bagian Umum, membawahkan:

a. Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian b. Kepala Sub Bagian Rumah Tangga

(23)

c. Kepala Sub Bagian Perlengkapan

3. Kepala Bagian Program dan Keuangan, membawahkan:

a. Kepala Sub Bagian Perencanaan dan Penganggaran b. Kepala Sub Bagian Verifikasi

c. Kepala Sub Bagian Akuntansi dan Pelaporan

4. Kepala Bagian Persidangan dan Perundang-undangan, membawahkan:

a. Kepala Sub Bagian Kajian Perundang-undangan b. Kepala Sub Bagian Persidangan dan Risalah

c. Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat, Protokol dan Publikasi

5. Kepala Bagian Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan, membawahkan:

a. Kepala Sub Bagian Fasilitasi Penganggaran b. Kepala Sub Bagian Fasilitasi Pengawasan c. Kepala Sub Bagian Kerjasama dan Aspirasi 6. Kelompok Jabatan Fungsional dan Pelaksanaan.

2.2. Visi dan Misi Sekretariat DPRD Kota Medan

Renstra Sekretariat DPRD Kota Medan tahun 2016-2021 memiliki kontribusi penting bagi suksesnya perwujudan Visi, Misi dan Program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan. Renstra Sekretariat DPRD Kota Medan mendukung perwujudan Visi, pelaksanaan keseluruhan Misi dan keseluruhan Program Wali Kota dan Wakil Wali Kota yang tercantum dalam RPJMD Kota Medan Tahun 2016-2021. Selanjutnya, agar lebih mensinkronkan pelaksanaan tugas dan fungsi

(24)

14

Sekretariat DPRD Kota Medan dengan Visi, Misi dan Program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan, penyusunan Renstra semaksimal mungkin disesuaikan dengan Visi, Misi dan Program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan.

Sebagai hasil dari proses sinkronisasi tersebut, adalah rumusan Visi Sekretariat DPRD Kota Medan yang secara jelas menunjukan keterkaitannya dengan Visi Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Adapun Visi Sekretariat DPRD Kota Medan adalah: “Mitra DPRD Kota Medan yang Handal, Menuju Kota Medan sebagai Kota Masa Depan yang Multikultural, Berdaya Saing, Humanis, Sejahtera dan Religius”. Selanjutnya untuk mewujudkan Visi tersebut dirumuskan Misi Sekretariat DPRD Kota Medan, sebagai berikut: “Menumbuhkembangkan stabilitas, kemitraan, partisipasi dan kebersamaan seluruh pemangku kepentingan pembangunan kota”.

2.3. Struktur Organisasi

Untuk memudahkan pengawasan dan pengaturan kerja terhadap pegawai diperlukan suatu struktur organisasi dalam perusahaan/instansi dimana struktur organisasi ini memberikan penjelasan tentang semua kedudukan yang diemban oleh masing-masing pegawai/pejabat. Struktur ini dibuat untuk mengetahui tugas dan batasan pekerjaan serta kepada siapa dia akan bertanggung jawab. Dengan adanya struktur organisasi, aktivitas organisasi akan berjalan dengan lancar dan tepat serta baik tanpa adanya kendala yang timbul dalam instansi tersebut.

(25)

SEKRETARIS DPRD KOTA MEDAN

BAGIAN UMUM

SUB BAGIAN TATA USAHA DAN KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN RUMAH TANGGA

SUB BAGIAN PERLENGKAPAN

BAGIAN PROGRAM DAN KEUANGAN

SUB BAGIAN PERENCANAAN

DAN PENGANGGARAN

SUB BAGIAN VERIFIKASI

SUB BAGIAN EVALUASI DAN

PELAPORAN

BAGIAN FASILITASI ANGGARAN DAN

PENGAWASAN

SUB BAGIAN FASILITASI PENGANGGARAN

SUB BAGIAN FASILITASI PENGAWASAN

SUB BAGIAN KERJASAMA DAN

ASPIRASI

BAGIAN PERSIDANGAN DAN PERUNDANG-

UNDANGAN

SUB BAGIAN KAJIAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN

SUB BAGIAN PERSIDANGAN DAN

RISALAH

SUB BAGIAN HUBUNGAN MASYARAKAT, PROTOKOL

DAN PUBLIKASI

Untuk lebih memperjelas, pada gambar berikut ditampilkan struktur organisasi Sekretariat DPRD Kota Medan.

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Sekretariat DPRD Kota Medan

Sumber : Renstra Sekretariat DPRD Kota Medan (2018) 2.4. Job Description

Adapun tugas masing-masing struktur yang ada di dalam Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Medan adalah sebagai berikut:

A. Sekretaris

Sekretaris DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, serta menyediakan dan mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan hak dan

(26)

16

fungsinya sesuai dengan kebutuhan pada bidang pelayanan administrasi dan pemberian dukungan terhadap tugas dan fungsi DPRD.

Untuk melaksanakan tugasnya Sekretaris DPRD mempunyai fungsi penyelenggaraan administrasi kesekretariatan, penyelenggaraan administrasi keuangan, fasilitasi penyelenggaraan rapat, penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli, perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan evaluasi dan pelaporan, dan pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan tugas dan fungsi pada Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

1. Bagian Umum

Bagian Umum dipimpin Kabag Umum yang mempunyai tugas melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada Subbagian Tata Usaha dan Kepegawaian, Subbagian Rumah Tangga, dan Subbagian Perlengkapan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Bagian umum mempunyai fungsi:

a. Penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bagian Umum;

b. Penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bagian Umum;

c. Penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; dan

(27)

d. Tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Bagian Umum dan Keuangan dibantu oleh 3 (tiga) Sub-Bagian, yaitu:

1.1 Sub Bagian Tata Usaha dan Kepegawaian, mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Penyusunan perencanaan program kerja pada Subbagian Tata Usaha dan Kepegawaian;

b. Pelaksanaan surat menyurat dan naskah dinas Sekretariat DPRD dan Pimpinan DPRD;

c. Pelaksanaan tata naskah dinas dan sistem kearsipan;

d. Penyelenggaraaan jasa surat menyurat, dan penyediaan alat tulis kantor, barang cetakan serta penggandaan;

e. Penyelenggaraan pengadaan pakaian dinas dan perlengkapan untuk Anggota DPRD dan pegawai di lingkungan Sekretariat DPRD;

f. Penyediaan pakaian khusus hari-hari tertentu;

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penilaian prestasi kerja;

h. Penyusunan Analisis Jabatan (Anjab) dan beban kerja;

i. Penyediaan jasa administrasi keuangan, jasa tenaga penunjang administrasi/teknis pemerintah daerah;

j. Penyelenggaraan urusan Asuransi kesehatan (medical checkup) Pimpinan dan Anggota DPRD;

(28)

18

k. Penyusunan dan penyiapan bahan administrasi kepegawaian;

l. Penyusunan rencana kerja operasional kegiatan pelayanan administrasi kepegawaian;

m. Pelaksanaan analisis kebutuhan dan perencanaan penyediaan tenaga ahli fraksi dan Tim Ahli DPRD;

n. Penyiapan bahan administrasi pembuatan daftar urut kepangkatan (DUK) dan formasi pegawai;

o. Pembinaan, pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas bawahan;

p. Pemberian saran dan pertimbangan, telaahan, laporan dan analisa kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya;

dan

q. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan dan sesuai petunjuk serta perintah atasan.

1.2 Sub Bagian Rumah Tangga, mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Penyusunan perencanaan program kerja pada Subbagian Rumah Tangga;

b. Pelaksanaan pengaturan dan pemeliharaan kebersihan kantor komplek Sekretariat DPRD;

c. Pelaksanaan pengaturan dan pemeliharaan halaman dan taman di Komplek Sekretariat DPRD;

(29)

d. Pelaksanaan pengaturan dan pengolahan kemananan komplek Sekretariat DPRD;

e. Pelaksanaan fasilitasi penyiapan tempat dan sarana rapat dan pertemuan;

f. Persiapan pengadaan kebutuhan perlengkapan Sekretariat DPRD;

g. Pelaksanaan pendistribusian dan pengendalian bahan perlengkapan;

h. Perencanaan pemeliharaan alat-alat perlengkapan;

i. Penyelenggaraan penyediaan, pengurusan, penyimpanan, dan pengeluaran barang untuk keperluan DPRD dan Sekretariat DPRD;

j. Persiapan pengaturan dan pengelolaan BBM kendaraan dinas di Sekretariat DPRD;

k. Pelaksanaan pengaturan penggunaan kendaraan dinas dan para pengemudi untuk keperluan DPRD dan Sekretariat DPRD;

l. Pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas bawahan;

m. Pemberian saran dan pertimbangan, telaahan, laporan dan analisa kepada atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; dan

(30)

20

n. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan, dan sesuai petunjuk serta perintah atasan.

1.3 Sub Bagian Perlengkapan, mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Perlengkapan berdasarkan data dan program Bagian Umum dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja;

b. Memimpin dan mengkoordinasikan bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan dengan harmonis dan saling mendukung sesuai peraturan perundangan-undangan yang berlaku;

c. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada bawahan agar dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan yang diharapkan;

d. Mengatur dan mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang permasalahannya;

e. Memeriksa dan mengevaluasi hasil kerja bawahan dengan cara mencocokkan dengan petunjuk kerja yang diberikan dan ketentuan yang berlaku agar tercapai kesesuaian dan kebenaran hasil kerja;

f. Menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil yang dicapai sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan karier;

(31)

g. Merencanakan, menyediakan dan melayani kebutuhan peralatan dan perlengkapan serta pemeliharaan peralatan dilingkungan Sekretariat DPRD;

h. Melakukan pengadaan penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi peralatan kantor serta wisma dan rumah jabatan Pimpinan DPRD;

i. Mengurus dan menyelesaikan administrasi seperti STNK, pajak, jasa raharja dan perlengkapan kendaraan dinas lainnya;

j. Mempersiapkan, merawat dan mengurus kebersihan kendaraan dinas;

k. Mengatur penugasan sopir dan pembagian jatah bahan- bahan untuk keperluan dinas DPRD;

l. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Perlengkapan, secara keseluruhan;

m. Membuat laporan kegiatan Sub Perlengkapan sebagai informasi dan tanggung jawab kepada atasan;

n. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan dan sesuai petunjuk serta perintah atasan.

2. Bagian Program dan Keuangan

(32)

22

Kepala Bagian Program dan Keuangan mempunyai tugas melakukan koordinasi, fasilitasi dan evaluasi pada Subbagian Perencanaan dan Penganggaran, Subbagian Verifikasi, dan Subbagian Evaluasi dan Pelaporan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut Kepala Bagian Program dan Keuangan mempunyai fungsi:

a. Penyusunan program kerja dan rencana operasional pada Bagian Keuangan dan Perencanaan;

b. Penyelenggaraan pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan memeriksa hasil pelaksanaan tugas di lingkungan Bagian Keuangan dan Perencanaan;

c. Penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas sesuai dengan tugas yang telah dilaksanakan kepada Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;

d. Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai tugas dan fungsinya.

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Bagian Program dan Keuangan dibantu oleh 3 (tiga) Sub-Bagian, yaitu:

2.1 Sub Bagian Perencanaan dan Anggaran mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan Sub Bagian;

b. Menyusun rencana kerja dan anggaran Sub Bagian;

(33)

c. Menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Sub Bagian;

d. Menyiapkan bahan kebijakan teknis Sub Bagian;

e. Menyusun rencana kerja dan rencana stretgis Sekretariat DPRD;

f. Menyusun LAKIP/SAKIP Sekretariat DPRD;

g. Menyiapkan bahan pembahasan KUA PPAS;

h. Menyiapkan bahan pembahasan APBD/APBDP;

i. Menyiapkan bahan pembahasan Peraturan Daerah Pertanggung Jawaban Keuangan;

j. Menyiapkan bahan penyusunan rancangan anggaran DPRD dan perubahan anggaran DPRD berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan;

k. Melaksanaan Dokumen Pelaksana Anggaran (DPA) dan Dokumen Perubahan Pelaksana Anggaran (DPPA);

l. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian; dan

m. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

2.2 Sub Bagian Verifikasi, mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan Sub Bagian;

b. Menyusun rencana kerja dan anggaran Sub Bagian;

(34)

24

c. Menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Sub Bagian;

d. Menyiapkan bahan kebijakan teknis Sub Bagian;

e. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dukungan pengawasan penggunaan anggaran;

f. Menyiapkan bahan koordinasi fasilitasi kegiatan reses DPRD;

g. Menyiapkan bahan kerja sama Sekretariat DPRD dan DPRD;

h. Menyiapkan bahan pengelolaan verifikasi pertanggungjawaban keuangan;

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2.3 Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan, mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Menyiapkan bahan penyusunan program kegiatan Sub Bagian;

b. Menyusun rencana kerja dan anggaran Sub Bagian;

c. Menyiapkan bahan penyusunan standar operasional prosedur kegiatan Sub Bagian;

d. Menyiapkan bahan kebijakan teknis Sub Bagian;

e. Menyiapkan bahan pelaporan hasil pelaksanaan verifikasi, penggunaan anggaran DPRD dan Sekretariat DPRD;

(35)

f. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dukungan pengawasan penggunaan anggaran;

g. Menyiapkan bahan kegiatan hearing/dialog dengan pejabat pemerintah dan masyarakat;

h. Melaksanakan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan Sub Bagian; dan

i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Bagian Fasilitasi Anggaran dan Pengawasan

Bagian Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris DPRD, Bagian Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan mempunyai tugas membantu Sekretaris DPRD dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, membina dan mengendalikan penyelenggaraaan kegiatan di bidang fasilitasi penganggaran dan fasilitasi pengawasan serta kerjasama dan aspirasi.

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Bagian Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan dibantu oleh 3 (tiga) Sub-Bagian, yaitu:

3.1 Sub Bagian Fasilitasi Penganggaran, mempunyai tugas sebagai berikut:

(36)

26

a. Penyusunan perencanaan program kerja pada Subbagian Fasilitasi Penganggaran;

b. Pemfasilitasian penyusunan rencana kerja/program kerja DPRD bidang penganggaran;

c. Perencanaan pembahasan RKT, KUA PPAS/KUPA PPAS perubahan;

d. Perencanaan pembahasan Rencana Kerja Anggaran (RKA) SKPD;

e. Penyusunan bahan pembahasan APBD/APBDP;

f. Penyusunan bahan pembahasan Ranperda pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

g. Penyusunan bahan pembahasan laporan semester pertama dan prognosis enam bulan berikutnya;

h. Penyusunan bahan pembahasan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Kepala Daerah;

i. Penyusunan bahan pembahasan terhadap tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK RI;

j. Penyusunan konsep pidato/pedoman pimpinan pada Rapat Paripurna dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD di bidang Penganggaran;

k. Pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas bawahan;

(37)

l. Pemberian saran dan pertimbangan, telaahan, laporan dan analisa kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya;

dan

m. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan sesuai petunjuk serta perintah atasan.

3.2 Sub Bagian Fasilitasi Pengawasan, mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Penyusunan perencanaan program kerja pada Subbagian Fasilitasi Pengawasan;

b. Pemfasilitasian penyusunan rencana kerja/program kerja DPRD bidang Pengawasan;

c. Pengkajian ulang rumusan rapat dalam rangka pengawasan;

d. Perancangan bahan rapat-rapat internal DPRD;

e. Pelaksanaan analisis penegakan kode etik DPRD;

f. Penganalisaan bahan dukungan pengawasan penggunaan anggaran;

g. Penyusunan bahan pengawasan pelaksanaan kebijakan;

h. Pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas bawahan;

i. Pemberian saran dan pertimbangan, telaahan, laporan dan analisa kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya;

dan

(38)

28

j. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan sesuai petunjuk serta perintah atasan.

3.3 Sub Bagian Kerjasama Dan Aspirasi, mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Penyusunan perencanaan program kerja pada Subbagian Kerjasama dan Aspirasi;

b. Pelaksanaan fasilitasi reses DPRD;

c. Perencanaan kegiatan hearing/ dialog dengan pejabat pemerintah dan masyarakat;

d. Pelaksanaan analisis data/bahan dukungan jaringan aspirasi;

e. Penyusunan pokok-pokok pikiran DPRD;

f. Pelaksanaan kerjasama Sekretariat DPRD dan DPRD;

g. Pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas bawahan;

h. Pemberian saran dan pertimbangan, telaahan, laporan dan analisa kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya;

dan

i. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan sesuai petunjuk serta perintah atasan.

4. Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan

Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang berkedudukan di bawah dan

(39)

bertanggung jawab langsung kepada Sekretaris DPRD, Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan mempunyai tugas membantu Sekretaris DPRD dalam merumuskan kebijakan, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan penyelenggaraaan kegiatan di bidang kajian perundang-undangan, bidang persidangan dan risalah, dan bidang Humas, Protokol dan Publikasi.

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Bagian Persidangan dan Perundang-undangan dibantu oleh 3 (tiga) Sub-Bagian, yaitu:

4.1 Sub Bagian Kajian Perundang-Undangan, mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Penyusunan perencanaan program kerja pada Subbagian Kajian Perundang-Undangan;

b. Pelaksanaan kajian perundang-undangan;

c. Penyiapan pembuatan konsep bahan penyusunan Naskah Akademik;

d. Penyusunan bahan analisis produk penyusunan Perundang- Undangan;

e. Pembuatan konsep bahan penyiapan draf peraturan daerah inisiatif, Peraturan DPRD, Keputusan DPRD, dan Keputusan Sekretaris DPRD;

f. Pelaksanaan merancang bahan pembahasan peraturan daerah;

(40)

30

g. Penyusunan bahan Daftar Inventarisir Masalah (DIM);

h. Penyiapan pembuatan konsep pidato/pedoman pimpinan pada rapat paripurna dalam rangka pembahasan rancangan peraturan daerah;

i. Pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas bawahan;

j. Pelaksanaan menganalisis dan memberikan pertimbangan terhadap persoalan yang dihadapi oleh DPRD dan Sekretariat DPRD dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya;

dan

k. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan sesuai petunjuk serta perintah atasan.

4.2 Sub Bagian Persidangan dan Risalah, mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Penyusunan perencanaan program kerja pada Subbagian Persidangan dan Risalah;

b. Penyusunan program rapat dan jadwal sidang DPRD;

c. Penyusunan risalah, notulen, dan inventarisir catatan- catatan rapat;

d. Penyiapan materi/bahan rapat DPRD;

e. Pelaksanaan fasilitasi rapat-rapat DPRD;

f. Penyiapan bahan penyusunan Rancangan Rencana Kerja DPRD;

(41)

g. Penyediaan makan minum keperluan rapat dinas DPRD dan Sekretariat DPRD;

h. Pembinaan, pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas bawahan;

i. Pemberian saran dan pertimbangan, telaahan, laporan dan analisa kepada atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya; dan

j. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan, dan sesuai petunjuk serta perintah atasan.

4.3 Sub Bagian Humas, Protokol dan Publikasi, mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Penyusunan perencanaan program kerja pada Subbagian Humas, Protokol dan Publikasi;

b. Penyusunan bahan komunikasi dan publikasi;

c. Perancangan administrasi kunjungan kerja DPRD;

d. Penyusunan bahan keprotokolan pimpinan DPRD;

e. Penyusunan rencana kegiatan DPRD;

f. Perencanaan kegiatan DPRD;

g. Perencanaan keprotokolan pimpinan DPRD;

h. Perencanaan kegiatan DPRD;

i. Penyebarluasan informasi pembangunan daerah;

j. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang- undangan;

(42)

32

k. Penyusunan dan pelaksanaan kebijakan yang berkenaan dengan pengembangan teknologi, informasi dan komunikasi di Sekretariat DPRD;

l. Pencetakan, penyimpanan, dan penyebarluasan peraturan perundang-undangan, peraturan DPRD, keputusan DPRD, dan Keputusan DPRD;

m. Pembinaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas bawahan;

n. Pemberian saran dan pertimbangan, telaahan, laporan dan analisa kepada atasan sesuai bidang tugas dan fungsinya;

dan;

o. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya sesuai peraturan perundang-undangan, dan sesuai petunjuk serta perintah atasan.

2.5. Jaringan Usaha Kegiatan

Jaringan usaha pada Sekretariat DPRD Kota Medan meliputi usaha atau beberapa kegiatan, diantaranya adalah memberikan pelayanan administrasi dan dukungan kepada anggota DPRD Kota Medan. Sasaran strategis Sekretariat DPRD Kota Medan berhubungan dengan kepuasan anggota DPRD Kota Medan yang dilayani. Adapun tolak ukur kinerja sekretariat selanjutnya dilihat dari tingkat kepuasan anggota DPRD Kota Medan terhadap pelayanan administratif dan dukungan fasilitatif Sekretariat DPRD Kota Medan.

(43)

Sesuai dengan visi dan misi Sekretariat DPRD Kota Medan, Sekretariat DPRD Kota Medan bertanggung jawab terhadap pembinaan dan pengawasan seluruh pelayanan administrasi anggota DPRD Kota Medan. Dalam periode Renstra Sekretariat DPRD Kota Medan tahun 2010-2015, tingkat kepuasan anggota DPRD Kota Medan menunjukan kepuasan yang relatif masih rendah.

Dengan demikian, Sekretariat DPRD Kota Medan dalam kurun waktu 2010-2015 tersebut belum mampu memberikan pelayanan dan usaha yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan anggota DPRD Kota Medan karena komplain atas pelayanan dan usaha Sekretariat DPRD Kota Medan yang sering diungkapkan oleh anggota DPRD Kota Medan Tahun 2010-2015. Diharapkan dalam periode Renstra Sekretariat DPRD Kota Medan tahun 2016-2021 ini tingkat kepuasan anggota DPRD Kota Medan dapat meningkat.

2.6. Kinerja Usaha Terkini

Dalam rangka mengukur kinerja usaha terkini Sekretariat DPRD Kota Medan sesuai bidang urusan yang menjadi kewenangannya, diperlukan sejumlah indikator kinerja. Indikator kinerja dimaksud tentunya harus mendukung pencapaian Visi, Misi dan Program Wali Kota dan Wakil Wali Kota Kota Medan.

Dengan demikian, indikator yang digunakan oleh Sekretariat DPRD Kota Medan ini, secara langsung maupun tidak langsung berkontribusi terhadap pencapaian Tujuan dan Sasaran RPJMD Kota Medan Tahun 2016-2021.

Indikator kinerja yang berhubungan dengan bidang urusan ini disebut juga dengan Indikator Kinerja Utama. Dalam dokumen Renstra Sekretariat DPRD Tahun 2016-2021, dirumuskan sejumlah IKU Sekretariat DPRD. IKU ini sangat

(44)

34

penting, selain untuk keperluan pengukuran kinerja pada tahun berjalan, juga digunakan untuk mengukur perkembangan kinerja Sekretariat DPRD Kota Medan dalam beberapa tahun.

Adapun IKU Sekretariat DPRD Kota Medan, sebagaimana ditunjukan dalam Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1

Indikator Kinerja Utama Sekretariat DPRD Kota Medan

INDIKATOR KINERJA UTAMA

FORMULASI

1 2

Indeks Kepuasan Pimpinan dan Anggota DPRD Kota Medan Terhadap Pelayanan Sekretariat DPRD Kota Medan

Survey kepuasan pimpinan dan anggota DPRD

Nilai Akuntabilitas Kinerja

Sekretariat DPRD Skor yang diberikan Inspektorat

Sumber : Renstra Sekretariat DPRD Kota Medan (2018)

2.7. Rencana Kegiatan

Berikut adalah rencana program Sekretariat DPRD Kota Medan beserta kegiatan yang bersifat indikatif:

(45)

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, meliputi sejumlah kegiatan indikatif, yaitu:

a) Penyediaan jasa surat menyurat

b) Penyediaan jasa kebutuhan komunikasi, sumber daya air dan listrik c) Penyediaan jasa tenaga keamanan gedung kantor

d) Penyediaan jasa kebersihan kantor e) Penyediaan alat tulis kantor

f) Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

g) Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor h) Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan i) Penyediaan makanan dan minuman

j) Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

k) Penyediaan jasa tenaga pendukung teknis/administrasi perkantoran l) Penyediaan jasa peralatan dan perlengkapan kantor

m) Penyediaan jasa administrasi keuangan

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, meliputi sejumlah kegiatan indikatif, yaitu:

a) Pembangunan gedung kantor

b) Pengadaan perlengkapan gedung kantor c) Pengadaan peralatan gedung kantor d) Pengadaan mebeleur

e) Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

f) Pemeliharaan rutin/berkala mobil dinas/operasional

(46)

36

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur, meliputi sejumlah kegiatan indikatif, yaitu:

a) Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya b) Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu c) Penyelenggaraan kesegaran jasmani (senam)

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, meliputi sejumlah kegiatan indikatif, yaitu:

a) Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan b) Coaching Klinik ASN Sekretariat DPRD

c) Pelatihan motifasi kerja d) Pelatihan Siaga Bencana

e) Character Building Sekretariat DPRD Kota Medan

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan, meliputi sejumlah kegiatan indikatif, yaitu:

a) Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

b) Penyusunan Standard Operasional Prosedur c) Penyusunan pelaporan keuangan akhir tahun

6. Program Pengembangan Data dan Informasi, meliputi sejumlah kegiatan indikatif, yaitu:

a) Pembuatan Aplikasi Jadwal Kegiatan Rapat DPRD Kota Medan b) Pembuatan Aplikasi Managemen Perjalanan Dinas

c) Pembuatan Aplikasi Control Kesiapan Fasilitasi Kegiatan Dewan d) Pembuatan Sistem Informasi e-Risalah Rapat Anggota Dewan

(47)

e) Pengembangan Aplikasi Kepegawaian DPRD f) Pembuatan Aplikasi Pojok Informasi DPRD g) Pemutakhiran Data Pojok Informasi

h) Pemeliharaan Aplikasi Agenda Harian Pimpinan DPRD

7. Program Kerjasama dengan Mass Media, meliputi sejumlah kegiatan indikatif, yaitu:

a) Penyebarluasan Informasi Melalui Media Luar Ruang Baliho dan Spanduk

b) Studi Komperatif Unit Sekretariat DPRD Medan

8. Program Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan dan Hari-Hari Besar, meliputi sejumlah kegiatan indikatif, yaitu:

a) Penyelenggaraan Halal Bi Halal b) Pelaksanaan Berbuka Puasa Bersama c) Pelaksanaan Hari Raya Natal

d) Pelaksanaan Perayaan Hari-Hari Besar

9. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah, meliputi sejumlah kegiatan indikatif, yaitu:

a) Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah b) Rapat-Rapat Alat Kelengkapan Dewan c) Rapat-Rapat Paripurna

d) Kegiatan Reses

e) Kunjungan Kerja Pimpinan dan Anggota DPRD dalam Daerah f) Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD

g) Rapat Kerja DPRD

(48)

38

h) Pendalaman Tugas Anggota DPRD Kota Medan i) Orientasi Tugas Anggota DPRD Kota Medan

j) Hearing/Dialog dan Koordinasi Dengan Pejabat Pemerintah Daerah dan Tokoh Masyarakat/Tokoh Agama

k) Sosialisasi Peraturan Daerah

10. Program Hubungan Kerja dan Koordinasi Antar Lembaga, berisi satu kegiatan indikatif, yaitu: Pisah Sambut Anggota DPRD Kota Medan 11. Program Perencanaan Pembangunan Daerah, berisi satu kegiatan indikatif,

yaitu: Penyusunan Renja OPD

(49)

BAB III

PROSEDUR PENCAIRAN DANA ANGGARAN DAN BELANJA DAERAH PADA DPRD KOTA MEDAN

3.1. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah Dijelaskan dalam pasal 40 bahwa DPRD merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah dan berkedudukan sebagai unsur penyelegggaran pemerintahan daerah. Sementara di dalam pasal 41 telah disebutkan bahwa DPRD memiliki 3 fungsi yaitu fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan.

Sementara di dalam pasal 41 telah disebutkan bahwa DPRD memiliki 3 fungsi yaitu fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan. Selain itu dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juga menjelaskan tentang tugas dan wewenang DPRD serta hak dan kewajiban DPRD. Untuk menjalankan tugas dan wewenang DPRD serta hak dan kewajiban DPRD tersebut mengacu pada PP Nomor 37 tahun 2006 tentang perubahan kedua atas peraturan pemerintah nomor 24 tahun 2004 tentang kedudukan protokoler dan keuangan pimpinan dan anggota dewan perwakilan rakyat daerah.

3.2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional /Daerah (APBD) 3.2.1. Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional/Daerah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuagan tahunan pemerintahan negara yang disetjui oleh Dewan Perwakilan

(50)

40 Rakyat, (Pasal i angka 7, UU No. 17/2003).

Merujuk Pasal 12 UU No. 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara , APBN dalam satu tahun Anggaran meliputi :

1. Hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan.

2. Kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan.

3. Penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Semua penerimaan dan pengeluaran negara dilakukan melalui rekening kas umum negara (Pasal 12 ayat (2) UU.

No. 1/2004) Tahun anggaran adalah periode pelaksanaan APBN selama 12 bulan. Sejak tahun 2000, Indonesia menggunakan tahun kalender sebagai tahun anggaran, yaitu dari tanggal 1 Januari sampai dengan 31 Desember.

Sebelumnya, tahun anggaran dimulai tanggal 1 April sampai dengan 31 Maret tahun berikutnya. Penggunaan tahun kalender sebagai tahun anggaran ini kemudian dikukuhkan dalam UU Keuangan Negara dan UU Perbendaharaan Negara (Pasal 4 UU No. 17/2003 dan Pasal 11 UU No. 1/

2004).

Sebagaimana ditegaskan dalam Bagian Penjelasan UUNo. 17/2003, anggaran adalah alat akuntabilitas, manajemen, dan kebijakan ekonomi. Sebagai fungsi akuntabilitas, pengeluaran anggaran hendaknya dapat di pertanggung jawabkan dengan menunjukkan hasil (result) berupa outcome atau setidaknya output dari dibelanjakannya dana-dana publik tersebut. Sebagai alat manajemen, sistem penganggaran selayaknya dapat membantu aktivitas berkelanjutan untuk

(51)

memperbaiki efektifitas dan efesiensi program pemerintah. Sedangkan sebagai instrumen kebijakan ekonomi, anggaran berfungsi untuk mewujudkan

pertumbuhan dan stabilitas perekonomian serta pemerataan pendapatan dalam rangka mencapai tujuan bernegara

3.2.2. Fungsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional /Daerah

Merujuk Pasal 3 Ayat (4) UU No. 17/2003, APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi distribusi dan stabilisasi. Fungsi otorisasi mengandung arti bahwa bahwa anggaran negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan negara menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuaan yang telah ditetapkan.

3.3. Pencairan Dana APBD 3.3.1. Pengertian Pencairan Dana

Pencairan dana langsung adalah proses pencairan dana yang dilakukan oleh KPPN kepada pihak yang berhak atau rekanan berdasarkan SPM-LS yang diterbitkan oleh PA/Kuasa PA atas nama pihak yang berhak sesuai bukti pengeluaran yang sah. Pencairan langsung terdiri dari 2 jenis yakni

1. Belanja Pegawai Yang termasuk Belanja Pegawai: gaji dan tunjangan, honor, lembur.

2. Belanja Non Pegawai Yang termasuk belanja non pegawai: pengadaan barang danjasa, pembayaran biaya tagihan Langganan daya dan Jasa (Listrik,

(52)

42 Telepon dan Air)

3.3.2. Aspek Aspek yang Terkait dengan Pencairan Dana APBD

Aspek-aspek yang terkait dalam proses pencairan dana APBD menurut Peraturan Direktur Perbendaharaan Nomor 66/PB/2010 adalah : 1. Bendahara pengeluaran

Bendahara pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor satker Kementrian Negara/ lembaga.

2. Pengguna Anggaran

Pengguna Anggaran adalah Menteri/ pimpinan lembaga atau kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada Kementerian negara/

Lembaga yang bersangkutan.

3. Satuan Kerja (satker)

Satuan Kerja (satker) adalah instansi atau dinas/ badan yang ditetapkan untuk melaksanakan kegiatan Kementrian Negara/Lembaga terkait.

4. Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah suatu dokumen yang dibuat/

diterbitkan oleh pejabat yang bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja untuk selanjutnya diteruskan kepada penerbit SPM berkenaan.

5. Surat Perintah Membayar ( SPM )

(53)

Surat Perintah Membayar (SPM) adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan.

6. DIPA

DIPA adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuatoleh Menteri/

pimpinan Lembaga atau satker serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atau Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran dana atas bebab APBN serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.

7. Surat Perintah Pencairan Dana

Surat Perintah Pencairan Dana adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkanSPM.

3.3.3. Fungsi Pencairan/Alokasi

Fungsi alokasi mengandung arti bahwa Anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkat efesiensi dan efektifitas perekonomian. Fungsi distribusi mengandung arti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Fungsi stabilisasi mengandung arti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian

(54)

44

3.3.4. Prosedur Pencairan Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja

Prosedur pencairan dana anggaran pendapatan dan belanja daerah yang telah ditetapkan dalam APBD Kota Medan , Sekretariat DPRD Kota Medan mengacu kepada Per-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

a. Fungsi Yang terkait

1) Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga

Pada bagian ini bertanggung jawab membuat SPM untuk kontrak dari tiap bagian terkait, membuat ringkasan kontrak dan dokumen pendukung lainnya sebagai bukti persyaratan pencairanan dana serta meneliti kelengkapan dokumen.

2) Seksi Perbendaharaan

Bagian ini bertanggungjawab melakukan pengujian SPM apakah sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Maksimum Pencairan (MP). Pada bagian ini juga bertanggungjawab mengantarkan berita acara ke KPPN, memberi tanda tangan atau otorisasi, serta bertanggungjawab mengarsipkan dokumen – dokumen terkait SP2D.

b. Dokumen yang terkait

1) SPM

2) SPTB (untuk kontrak/SPK dari tiap Bagian) 3) Dokumen pendukung

- Resume kontrak/SPK atau Daftar NominatifPerjalanan Dinas.

- SPTB (Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja)

(55)

- Faktur Pajak dan SSP (Surat Setoran Pajak) / rekening koran dan Fotocopy NPWP

- Kwitansi

c. Catatan Akuntansi yang digunakan

1) Daftar Pengawasan Penyelesaian SPM Untuk mencatat jumlah SPM yang masuk dan yang dapat diselesaikan.

2) Cek list

Untuk mencatat kelengkapan dokumen pendukung dari satuan kerja.

Daftar Pengawasan Penyelesaian SPM (DPP) ini merupakan daftar pengawasan sejauh mana penyelesaian proses SP2D berlangsung dan berguna memantau apakah masih terdapat/tercecernya SPM yang belum diproses. Hal tersebut dilakukan karena jumlah dan jenis SPM yang diproses banyak serta jumlah satker/instansi yang dilayani untuk penyaluran anggaran belanja rutin yang meliputi belanja pegawai dan non belanja pegawai sangat banyak.

Selanjutnya, Seksi Perbendaharaan menerima SPM beserta dokumen pedukung dari Sub Bagian Umum dan melakukan pengujian SPM serta pagu.

Pengujian ini dilaksanakan mencakup pengujian yangbersifat substantif dan formal.

1) Pengujian Substantif dilakukan untuk:

a) Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM.

b) Menguji ketersediaan dana pada kegiatan/sub kegiatan/MAK dalam DIPA yang ditunjuk SPM tersebut.

Menguji dokumen segabai dasar penagihan (Ringkasan kontrak/SPK, Surat

(56)

46 Keputusan, Daftar Nominatif Pejalanan Dinas).

c) Menguji surat pernyataan tanggung jawab (SPTB) dari kepala kantor/satker atau pejabat lain yang ditunjuk mengenai tanggung jawab terhadap kebenaran pelaksanaan pembayaran.

d) Menguji faktur pajak beserta SSP-nya 2) Pengujian formal dilakukan untuk :

a) Mencocokkan tanda tangan pejabat penandatangan SPM dengan spesimen tandatangan.

b) Memeriksa cara pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf.

c) Memeriksa kebenaran dalam penulisan, termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan

Setelah melakukan pengujian:

a) Jika dokumen lengkap maka dapat diterbitkan SP2D

b) Jika dokumen tidak lengkap dan tidak sesuai prosedur yang ditetapkan, seksi perbendaharaan dapat menolak menerbitkan SP2D dan mengembalikan dokumen kepada satker agar dilengkapi

Setelah dilakukan pengujian, SP2D dapat diterbitkan dengan cara:

SP2D ditandatangani oleh Seksi Perbendaharaan dan PPK (Pejabat Pembuat Keputusan).

3.4. Efektifitas Prosedur Pencairan Dana Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (DPRD) Kota Medan

Efektifitas Prosedur Pencairan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja

(57)

Daerah (APBD) diukur berdasarkan durasi atau lamanya pencairan, yakni jika pencairan dana dapat dilakukan 1 (satu) hari kerja berdasarkan pada Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara No Per-66/PB/2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Menurut Chivickas dalam Sjamsuddin (2015 253) untuk dapat meningkatkan perekonomian dan mampu menghasilkan suatu produk yang efektif dan efisien seperti yang telah diungkapkan oleh. Dwiputrianti juga mengungkapkan pentingnya pihak auditor untuk mengetahui tingkat keberhasilan suatu sektor publik dalam menerapkan prinsip akuntabilitas, efektivitas, efisiensi dan transparansi

Efektifitas Ditinjau dari Pelaksanaan Tata Kelola Keuangan DPRD

Penguatan tugas dan fungsi DPRD merupakan salah satu agenda pemerintah untuk dapat mewujudkan desentralisasi. Semenjak adanya otonomi daerah, maka tanggungjawab yang dibebankan kepada daerah atas keberlangsungan kehidupan di setiap daerah menjadi lebih besar, sehingga diharapkan DPRD dapat lebih berperan yang sebelum adanya otonomi peran DPRD sangat terbatas. Sekretariat DPRD merupakan SKPD yang berperan dan membantu DPRD dalam menjalankan tanggungjawab dan fungsinya tersebut. Oleh sebab itu, sekretariat DPRD dalam menentukan perencanaan program pun harus dapat menyesuaikan dengan kebutuhan DPRD

Teori Agensi mengungkapkan bahwa posisi DPRD yang disebut

(58)

48

sebagai legislatif atau politician dapat berperan sebagai principals dan dapat pula berperan sebagai agen. DPRD berperan sebagai principals saat menggantikan peran rakyat, dan berperan sebagai agen ketika menjalankan tugas pengawasan yang diberikan oleh rakyat

Efektifitas Ditinjau dari Pelaksanaan Tata Kelola keuangan DPRD

Pelaksanaan anggaran sepenuhnya menjadi tanggung jawab kepala SKPD yang disini adalah sekretaris DPRD untuk dapat mempertanggungjawabkan kepada Kepala Daerah. Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang pedoman pelaksanaan keuangan daerah Pasal 122 ayat 5 disebutkan bahwa jumlah biaya yang dianggarkan dalam APBD merupakan batas tertinggi untuk setiap pengeluaran belanja.

Efektifitas Ditinjau dari Tahap Penatausahaan Anggaran DPRD

Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah pasal 185 menyebutkan beberapa pejabat yang harus diperhatikan dalam proses anggaran yaitu : PPK, PPTK, bendahara penerimaan, pengeluaran, pembantu bendahara.

Pada tahap ini sekretariat DPRD belum menggunakan aturan yang berlaku dan sesuai terhadap perubahan-perubahan. Peraturan menteri dalam

Referensi

Dokumen terkait

1 Hem ini selanjutnya akan berikatan dengan berbagai macam protein, seperti hem yang terikat pada protein globin akan membentuk hemoglobin, yaitu suatu hemoprotein

Dengan pembuktian tersebut maka dapat disimpulkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik role play dapat meningkatkan kecerdasan emosi siswa kelas IX A SMP Negeri

Pada topik ini Mahasiswa diminta untuk menjelaskan landasan dasar konselor multikultural, memberikan contoh dari kegiatan sadar budaya dalam kehidupan sehari-hari,

Adapun analisis kepribadian tokoh utama Alif Fikri dalam novel Ranah 3. Warna tentang id pribadi yang cerdas, dan pribadi yang ingin memiliki

Subjek penelitian adalah 18 mahasiswa BK FKIP UKSW angkatan 2013 yang memiliki kesadaran multikultural kategori terbatas dan sangat terbatas yang dibagi dalam dua

Dalam penilaian ketahanan pangan untuk daerah kabupaten/kota digunakan 3 kriteria yaitu aspek ketersediaan, aspek keterjangkauan, dan aspek pemanfaatan pangan (BKP

Dari hasil uji beda perilaku prososial pada peserta didik perempuan dan peserta didik laki- laki tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan nilai 0,023 < 0,05, artinya

Hasil penilaian ahli terhadap aspek validitas isi, didapat- kan bahwa isi dari ketiga instrumen penilaian yang dikembangkan sudah sesuai dan layak secara keseluruhan,