BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.3. Prosedur Penelitian
3.3.1. Pembuatan Buffer Asetat 0,2 M pH 4
pH = pKa + log ] [ ] [ asam garam
untuk pH 4 dan pKa 4,76 Log ] [ ] [ asam garam = pH – pKa = 4 – 4,76 = - 0,76 Jadi, ] [ ] [ asam garam = 0,1737 % garam = ] [ ] [ 1 ] [ ] [ asam garam asam garam + x 100 % = 1737 , 0 1 1737 , 0 + x 100 % = 14,893 % % asam = ] [ ] [ 1 1 asam garam + x 100 % = 1737 , 0 1 1 + x 100 % = 85,201 %
Untuk buffer asetat 0,2 M denagn pH 4 dapat ditentukan massa asam dan massa garamnya sebagai berikut :
Gram garam (CH3COONa) = % garam x [garam] x massa molekul garam = 14,893 % x 0,2 M x 82,4 g/mol
= 500 mL / 245,43 g/L = 2,0548 g/L
Gram asam (CH3
a) Pembuatan indikator Fenolftalein 1% (b/v)
COOH) = % asam x [asam] x massa molekul asam = 85,201 % x 0,2 M x 60,05 g/mol
= 500 mL / 1023,26 g / L = 0,4886 g / L
3.3.2. Pembuatan Reagen
Ditimbang 1 g indikator fenolftalein dan dilarutkan dengan alkohol 96% dalam labu takar 100 mL sampai garis tanda
b) Pembuatan larutan NaOH 40%
Ditimbang 40 g kristal NaOH dan dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 100 mL hingga garis tanda
c) Pembuatan larutan H3BO3
− Ditimbang 3 g H
3% (b/v) 3BO3
− Ditambahkan 900 mL aquades, lalu dipanaskan sehingga volumenya bertambah menjadi 1000 mL
, lalu dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 100 mL hinggga garis tanda
d) Pembuatan indikator Tashiro
Dicampurkan 2 bagian indikator metal biru 0,2% (b/v) dan 1 bagian indikator metal merah 0,2% (b/v) dalam alkohol 96%
e) Pembuatan larutan NaOH
Ditimbang 0,4 g kristal NaOH dan dilarutkan dengan aquades dalam labu takar 1000 mL hingga garis tanda
Standarisasi larutan
− Dipipet 10 mL larutan NaOH lalu dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer
− Ditambahkan dengan indiktor fenolftalein
− Dititrasi dengan asam oksalat 0,01 N hingga larutan berwarna bening
− Dicatat volume asam oksalat
− Dilakukan hal yang dama sebanyak 3 x 1. Volume H2C2O4 = 10,35 mL
2. Volume H2C2O4 = 10,35 mL 3. Volume H2C2O4 = 10,35 mL Volume rata-rata : V1.N1 = V2.N2 10 . N1 = 10,35 X 0,01 N N1 = 0,0103
f). Pembuatan larutan H2C2O4 0,01 N (b/v) Ditimbang 0,63 g kristal H2C2O4.H2
- Dipipet 10 mL HCl lalu dimasukkan kedalam gelas Erlenmeyer O dan dilarutkan dengan aquades sampai dalam labu takar 100 mL sampai garis tanda
g). Pembuatan larutan HCl
Sebanyak 0,83 g mL HCl 37% diencerkan dengan aquades dalam labu takar 1000 mL sampai garis tanda.
Standarisasi larutan HCl 0,01 N
- Ditambah dengan 3 tetes indicator fenolftalein
- Dititrasi dengan NaOH 0,0103 N hingga berwarna merah lembayung
- Hal yang sama dilakukan sebanyak 3 kali 1. Volume NaOH = 9,65 mL 2. Volume NaOH = 9,65 mL 3. Volume NaOH = 9,60 mL Volume rata-rata = 9,63 mL V1.N1 = V2.N2 10 . N1 = 9,63 x 0,0103 N N1 = 0,00991 N
h). Pembuatan Buffer Asetat 0,2 M pH 4
Ditimbang 2,0548 g Na-asetat p.a dan 0,4886 g asam asetat glasial dimasukkan kedalam labu takar 500 mL lalu ditambahkan dengan aquades hingga garis tanda
i). Pembuatan larutan NaOH 1%
Ditimbang 1 gram NaOH dimasukkan kedalam labu takar 100 mL dan diencerkan dengan akuades hingga garis tanda
3.3.3. Pembuatan Starter
− Air kelapa 1000 mL didiamkan hingga terpisah dari endapannya
− Ditambahkan urea 5 g
− Ditambahkan gula 250 g
− Ditambahkan asam aetat 25% (± 5 mL) setetes demi setetes hingga diperoleh pH antara 3 – 4
− Lalu campuran semua bahan diatas dipanaskan hinga mendidih (temperaturnya 104°C), setelah itu langsung diinginkan
− Kemudian campuran diatas dimasukkan sebanyak 200 mL kedalam gelas Erlenmeyer yang telah disterilkan terlebih dahulu didalam oven pada temperatur 210°C
− Dan yang terakhir ditambahkan dengan starter awal sebanyak 20% kedalam campuran bahan tadi.
3.3.4. Pembuatan Nata de Oriza
− Disediakan 1000 mL air cucian beras
− Ditambahkan 80 g gula pasir
− Ditambahkan 5 g urea
− Setelah itu semua bahan diatas dicampurakn dan dipanaskan sambil diaduk-aduk hingga rata (dipanaskan hingga suhu 108°C)
− Kemudian ditambahkan dengan buffer asetat setetes demi setetes hingga pH mencapai pH 4 (± 45 mL)
− Lalu diaduk kembali hingga rata, setelah itu didinginkan
− Dimasukkan kedalam wadah fermentasi yang telah disterilkan terlebih dahulu
− Ditambahkan starter 10% kedalam larutan nata tadi
− Lalu ditutup dengan kertas koran yang bersih
− Kemudian diletakkan dalam ruang fermentasi selama 10 – 14 hari lamanya, hingga terbentuk lapisan nata yang berwarna putih (suhu ruang fermentasi adalah suhu kamar antara 28 – 32 °C)
3.3.5. Penentuan Kadar Protein
− Sampel ditimbang sebanyak 0,4 gram lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi
− Kemudian ditambahkan dengan 0,3 g selenium dan 2,5 mL H2SO
− Didestruksi sampel dalam tabung reaksi dengan menggunakan Kjeldahl term pada suhu 400 °C sehingga larutan yang ada didalam tabung reaksi menjadi jernih
4 (p)
− Ditambahkan dengan 50 mL aquades
− Dipindahkan sampel tersebut kedalam tabung destilasi lalu ditambahkan dengan 3 tetes indikator fenolftalein dan juga 5 mL NaOH 40%
− Disediakan penampung hasil destilat berupa gelas Erlenmeyer yang telah berisi 5 mL H3BO3
− Dipasang tabung destilat pada alat destilasi, kemudian diletakkan destilasi sampai diperoleh destilat berwarna hijau muda
3% dan 3 tetes indikator tashiro dan 30 mL aquades
− Destilat dititrasi dengan HCL 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda (merah lembayung)
− Dicatat volume titran yang diperoleh dan ditentukan %N
3.3.6. Kadar Lemak
− Ditimbang 10 gram nata, dikeringkan dan dihaluskan kemudian dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam alat sokhlet
− Kedalam labu destilasi dimasukkan n-heksan sebanyak 2/3 bagian labu, kemudian nata diekstraksi selama ± 6 jam
− Ekstrak yang diperoleh dipindahkan kedalam cawan porselen yang telah diketahui beratnya
− Dikeringkan dalam oven pada suhu 100 - 110 °C
− Didinginkan dalam desikator dan ditimbang
3.3.7. Kadar Air
− Ditimbang 2 gram nata dalam kruskrusibel yang telah diketahui beratnya
− Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100 – 105 °C selama sekitar 6 jam
− Didinginkan kruskrusibel kedalam desikator selama 20 menit. Setelah dingin kruskrusibel ditimbang
− Penimbangan dilakukan berulang hingga diperoleh berat yang konstan
− Dihitung kadar kadar airnya
3.3.8. Kadar Abu
− Ditimbang 2 gram nata dalam kruskrusibel yang telah diketahui beratnya
− Diletakkan dalam tanur pengabuan, kemudian dibakaar pada suhu 500°C hingga diperoleh abu yang berwarna putih abu-abu
− Didinginkan dalam desikator dan ditimbang
− Penimbangan dilakukan berulang hingga diperoleh berat yang konstan
− Dihitung kadar abunya
3.3.9. Penentuan Kadar Karbohidrat
− Dihitung jumlah persentase dari kadar protein, lemak, air dan abu
− Kadar karbohidrat diketahui dengan menghitung selisih antara 100 % dengan jumlah dari persentase tersebut
− Kadar karbohidrat (%) = 100 % - % (Protein + Lemak + Air + Abu + Serat)
3.3.10. Kadar Serat
− Pemisahan lemak dengan metode sokletasi
Nata de Oriza yang telah dikeringkan pada suhu 110°C dilarutkan dalam 50 mL alkohol 96% dan diuapkan, selanjutnya ditambahkan 50 mL n-heksan, kemudian direfluks dan disaring.
− Ditambahkan 150 mL aquades dan 100 mL H2SO4
− Residu dicuci dengan air panas hingga pH netral
1,25 %, kemudian direfluks dan disaring
− Delignifikasi serat kasar dengan menggunakan NaOH 1 %
− Residu yang telah dicuci dididihkan dengan 200 mL NaOH 1% dan direfluks selama ± 60 menit, lalu disaring dan residu dicuci sampai keadaan netral dengan menggunakan pH universal. Kemudian dikeringkan pada suhu 105-110°C selama ± 1 jam
3.4. Bagan Penelitian