BAB III METODE PENELITIAN
J. Prosedur penelitian
Tabel 9 : Tingkat kategori nilai berdasarkan PAP 1
Tingkat penguasaan kompetensi Kategori 90% -100% Sangat Tinggi 80% - 89% Tinggi 65% - 79% Sedang 55% - 64% Rendah 0% - 54% Sangat Rendah 3. Komparatif
Analisis komparatif digunakan untuk menganalisis variabel-variabel
yang akan diteliti yaitu aspek competence (pengetahuan), aspek conscience
(suara hati), dan aspek compassion (bela rasa) siswa. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan persentase data aspek competence
(pengetahuan), aspek conscience (suara hati), dan aspek compassion (bela rasa) siswa pada keadaan awal dengan data yang diperoleh setelah
dilakukan tindakan penelitian yaitu siklus 1 dan 2.
J. Prosedur Penelitian
Secara operasional, penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam
penelitian ini ada tiga tahapan yaitu kegiatan pra siklus (observasi kegiatan guru,
observasi kelas dan observasi siswa), siklus satu dan siklus dua jika diperlukan.
Setiap siklus penelitian pada dasarnya sama dan menggunakan instrumen yang
sama, hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Adapun kegiatan yang
1. Pra siklus
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
kegiatan pra penelitian. Kegiatan tersebut yaitu melakukan wawancara dengan
guru menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui gambaran proses
pembelajaran sejarah di kelas XB SMA Taman Madya Ibu Pawiyatan
Yogyakarta. Instrumen observasi yang digunakan adalah lembar observasi
terhadap keterampilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran serta
kendala yang ditemui oleh guru selama pembelajaran berlangsung. Setelah itu
melakukan observasi terhadap siswa di kelas yang meliputi aktivitas siswa dan
observasi sarana pembelajaran.
2. Kegiatan Siklus 1
Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan/tatap
muka di kelas. Siklus pertama ini meliputi perencanaan, pelaksanaan/tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, yang meliputi:
1) Membuat Silabus dan rencana pembelajaran berbasis PPR
2) Peneliti menentukan dan membuat media pembelajaran, seperti menyiapkan
materi dalam bentuk power point
3) Membuat permainan Teka-teki Silang
4) Menyiapkan video dan gambar-gambar
5) Membuat lembar obsevasi
7) Menyusun kisi-kisi penilaian (kisi-kisi kuisoner, kisi-kisi soal)
8) Membuat Lembar Kerja Siswa (kuisoner, soal-soal)
b. Pelaksanaan
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengajar sesuai dengan
rencana perencanaan pembelajaran yang telah siapkan sebelumnya. Tahap
pembelajarannya yaitu :
1) Pertemuan pertama
a) Peneliti menjelaskan materi pembelajaran yaitu dengan menggunakan media
power point agar siswa lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan. Termasuk dalam konteks PPR, siswa diberikan suatu konteks
yaitu materi yang menjadi pokok pembahasan dan juga nilai-nilai yang
terkandung dalam materi tersebutuntuk menambah tingkat wawasan dan
pemahaman siswa akan materi secara langsung dan menunjang
pengembangan aspek competence (pengetahuan) siswa.
b) Peneliti mengajak siswa untuk diskusi kelompok untuk memecahkan
permasalahan pada materi pembelajaran Teori Tentang Asal Usul Bangsa
Indonsia dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia dengan panduan
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk
menumbuhkan pengalaman siswa secara langsung dan menunjang
pengembangan aspek compassion (bela rasa) siswa yaitu dalam hal kerjasama, kepedulian, kepekaan, keaktifan dalam kelompok dan lainnya.
dan bisa menemukan nilai-nilai dari pengalaman tersebut. Dan hasil diskusi
akan dibahas pada pertemuan berikutnya.
c) Peneliti mengajak siswa untuk bersama-sama membuat kesimpulan dan
refleksi terhadap materi pelajaran untuk memperkaya pemaknaan pengalaman
belajar siswa.
2) Pertemuan kedua
a) Peneliti mengajak siswa untuk mempelajari materi yang telah dilakukan pada
pertemuan pertama. Kegiatan ini dilakukan untuk memperdalam pengetahuan
siswa mengenai materi pembelajaran.
b) Peneliti menayangkan sebuah video dan gambar-gambar tentang materi
Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia yang berisi tentang nilai-nilai
hati nurani dan bela rasa seperti kejujuran, keberanian, dan tanggungjawab
untuk menunjang aspek conscience (suara hati), serta nilai kepedulian, kerjasama, kepekaan, dan rela berkorban untuk menunjang aspek compassion
(bela rasa). Setelah melihat tayangan video tersebut siswa diminta untuk
memberikan komentar dan berefleksi untuk mangambil nilai-nilai
kemanusiaan yang ada.
c) Selanjutnya peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk
melakukan permainan TTS. Siswa diajak untuk mengembangkan aspek
compassion (bela rasa) dan conscience (suara hati) dalam diskusi kelompok yaitu dengan cara menjawab pertanyaan TTS tersebut. Permainan ini
dilakukan dengan cara berlomba antar kelompok dan kelompok yang menang
d) Peneliti dan siswa bersama-sama melakukan refleksi atas pengalaman dalam
diskusi dan permainan TTS tersebut serta terhadap kegiatan pembelajaran
selama pertemuan pertama dan kedua.
e) Peneliti memberikan pertanyaan berkaitan dengan aksi selanjutnya agar siswa
terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya
terutama dalam hal bela rasa dan suara hati.
f) Setelah itu peneliti memberikan evaluasi berupa tes.
c. Pengamatan
Pada tahap pengamatan ini, penelitimelihat hasil dari pelaksanaan proses
pembelajaran. Aspek yang diperhatikan dalam hal ini adalah antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran, interaksi antar siswa dalam diskusi kelompok, dan
aktivitas siswa. Dalam pengamatan ini menggunakan lembar observasi.
d. Analisis dan refleksi
Data yang diperoleh pada tahap observasi siklus pertama ini kemudian
dianalisis untuk melihat peningkatan aspek competence (pengetahuan), aspek
conscience (suara hati), dan aspek compassion (bela rasa) siswa. Hasil dari refleksi siklus 1 belum terjadi peningkatan yang signifikasi, jadi perlu
dilaksanakan siklus 2.
3. Kegiatan Siklus 2
Kegiatan yang akan dilakukan pada siklus kedua pada dasarnya sama
dengan siklus pertama, siklus kedua ini merupakan tindak lanjut dari siklus
pertama. Dalam penelitiaan ini pelaksanaan siklus pertama belum memenuhi
kedua. Dalam pelaksanaan siklus kedua siswa mampu untuk mencapai target yang
telah ditentukan dalam hal ini adalah peningkatan aspek competence
(pengetahuan), aspek conscience (suara hati), dan aspek compassion (bela rasa). a. Perencanaan
Peneliti menyusunperencanaan pada siklus 2 yang berpatokan pada hasil
refleksi siklus 1, meliputi:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis PPR
2) Peneliti menentukan dan membuat media pembelajaran, seperti menyiapkan
materi dalam bentuk power point
3) Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk bahan diskusi
4) Menyiapkan gambar-gambar pendukung
5) Membuat lembar obsevasi
6) Membuat lembar penilaian
7) Menyusun kisi-kisi penilaian (kisi-kisi kuisoner, kisi-kisi soal)
8) Membuat Lembar Kerja Siswa (kuisoner, soal-soal)
b. Pelaksanaan
Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengajar sesuai dengan
rencana perencanaan pembelajaran yang telah dibuat. Tahap pembelajarannya
yaitu :
1) Pertemuan pertama
a) Peneliti menanyakan materi pertemuan pada minggu sebelumnya untuk
melihat pemahaman siswa. Peneliti dalam menjelaskan materi pembelajaran
materi yang disamaikan. Termasuk dalam konteks PPR, siswa diberikan suatu
konteks yaitu materi yang menjadi pokok pembahasan dan juga nilai-nilai
yang terkandung dalam materi tersebutuntuk menambah tingkat wawasan dan
pemahaman siswa akan materi secara langsung dan menunjang
pengembangan aspek competence (pengetahuan) siswa.
b) Siswa dibagi dalam kelompok untuk berdiskusi. Kelompok tersebut terdiri
dari dua siswa yaitu teman sebangkunya. Hal ini dilakukan untuk melatih
siswa agar dapat saling bekerja sama. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan
pengalaman siswa secara langsung dan menunjang pengembangan aspek
conscience (suara hati) dan aspek compassion (bela rasa) siswa yaitu dalam hal kejujuran dan kerjasama.
c) Langkah selanjutnya menjadi unsur yang paling penting dalam pendidikan
reflektif, peneliti menyiapkan pertanyaan panduan yang tepat dan
menyiapkan kondisi kelas yang memungkinkan terjadinya interaksi. Guru dan
siswa saling berbagi refleksinya dalam memperkaya pemaknaan pengalaman
belajar.
d) Peneliti memberikan panduan pertanyaan guna menuntun aksi siswa yang
mengacu pada materi.
e) Peneliti bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan dan refleksi
terhadap materi pelajaran.
2) Pada pertemuan kedua ini siklus 2 tidak dilakukan proses pembelajaran
karena materi pembelajaran sudah selesai dan hanya dilakukan evalusi. Pada
kuesioner. Pengisian kuesioner dilakukan untuk mengetahui keadaan akhir
dari aspek conscience (suara hati) dan compassion (bela rasa) siswa setelah dilaksanakan pembelajaran sejarah berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif
melalui pemanfaatan multimedia. Pada pertemuan ini juga menandai
berakhirnya siklus 2.