• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Penelitian

Dalam dokumen PROPOSAL TUGAS AKHIR PTK docx (Halaman 41-49)

BAB III METODE PENELITIAN

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan. Untuk mengetahui dan mengumpulkan data maka dilakukan observasi dan wawancara kepada siswa dan guru melalui langkah-langkah yang telah ditetapkan. Dari kegiatan tersebut didapat refleksi

awal. Berpedoman pada refleksi awal tersebut, maka prosedur penelitian tindakan kelas ini meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi dalam setiap siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan dua kali pertemuan di setiap siklusnya. Secara rinci, setiap siklus dipaparkan sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1. Menentukan pokok bahasan, yaitu proses pembentukan tanah

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA materi proses pembentukan tanah dengan menerapkan metode Bamboo Dancing.

3. Menyusun lembar observasi siswa dan guru. 4. Mengembangkan tes untuk evaluasi pembelajaran. b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dalam dua pertemuan. Pertemuan pertama mempelajari tentang jenis-jenis batuan dalam proses pembentukan tanah, pertemuan kedua mempelajari tentang proses pembentukan tanah. Guru melaksanakan pembelajaran IPA materi pembentukan tanah dengan menerapkan metode Bamboo Dancing. Media yang digunakan adalah gambar dan video proses pembentukan tanah, batuan, paku besar dan tajam, arang, minyak tanah, korek api, penjepit, wadah, air dingin, toples kaca, tanah kebun, dan buku refrensi yang relevan. Adapun langkah-langkah tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan awal

Guru mengucapkan salam, mengkondisikan kelas, berdoa, dan presensi. Guru mengadakan kegiatan apersepsi untuk memancing pengetahuan awal siswa dengan bertanya jawab tentang batuan pada pertemuan I, bertanya jawab tentang tanah pada pertemuan II. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

agar sungguh- sungguh dalam mengikuti pembelajaran. 2) Kegiatan inti

a. Eksplorasi

Pada pertemuan I, pada awal pembelajaran guru menyebutkan tema yang akan dipelajari. Siswa mengamati gambar batuan dengan saksama siswa menggali informasi dari gambar tersebut. Siswa melakukan eksperimen mengenal sifat-sifat batuan. Kemudian, siswa mengamati video untuk mencocokkan dengan eksperimen yang telah dilakukan. Guru membimbing siswa dengan menjelaskan maksud dari video tersebut. Pada pertemuan II siswa mengamati video contoh proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan yang diputarkan guru untuk contoh, kemudian siswa demonstrasikan tingkat pelapukan batuan dalam proses pembentukan tanah.

b. Elaborasi

Guru membagi siswa menjadi dua kelompok besar, masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi dua kelompok kecil, kemudian setiap kelompok kecil berdiri berjajar sesuai kelompoknya dan berhadapan dengan kelompok lain. Siswa yang berhadapan disebut pasangan awal. Guru menjelaskan peraturan metode Bamboo Dancing. Kemudian guru membagikan LKS tentang sifat batuan pembentukan tanah pada pertemuan pertama, dan tentang proses pembentukan tanah karena pelapukan batuan pada pertemuan kedua, pada masing-masing pasangan sebuah topik untuk didiskusikan. Kemudian siswa berganti-ganti pasangan untuk berbagi informasi. Setelah itu, siswa kembali ke tempat duduk untuk melakukan diskusi kelas dengan bimbingan guru.

c. Konfirmasi

Siswa menyimpulkan hasil diskusi. Siswa memperhatikan penjelasan guru. Guru meluruskan konsep yang kurang tepat agar

informasi yang diperoleh siswa menjadi pengetahuan bersama. Yang yang aktif dan benar menjawab pertanyaan mendapatkan reward atau penguatan agar lebih percaya diri dan semangat. 3) Kegiatan penutup

Siswa bersama guru merangkum hasil pembelajaran. Siswa bertanya hal-hal yang belum dipahami kepada guru. Guru mengadakan tes evaluasi, kemudian mencocokkan bersama siswa untuk dibahas. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan nasihat pada siswa melalui lagu yang dinyanyikan bersama-sama tentang batuan dan proses pembentukan tanah melalui pelapukan batuan.

c. Observasi

Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan oleh guru dalam pembelajaran pembentukan tanah dengan menggunakan metode

Bamboo Dancing. Pada tahap pengamatan dilakukan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut:

1) Melakukan pengamatan terhadap keaktifan siswa dan kerja guru dalam proses pembelajaran pembentukan tanah dengan menggunakan metode Bamboo dancing di kelas dengan berpedoman pada lembar observasi keaktifan siswa dan APKG.

2) Melakukan penelitian terhadap evaluasi materi pembentukan tanah siswa dengan berpedoman pada lembar penilaian tes.

d. Refleksi

Peneliti bersama guru kelas V mengadakan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I. Peneliti melakukan anlisis pelaksanaan pembelajaran dan hasil tes evaluasi pembelajaran pembentukan tanah setelah menerapkan metode Bamboo Dancing. Dalam tahap refleksi, tindakan yang dilakukan peneliti adalah merefleksi atau merenungkan kembali tahap-tahap yang sudah dilakukan. Dalam tahap refleksi ini guru dan peneliti bersama-sama merefleksi tentang pembelajaran yang terjadi. Siswa terlihat masih malu-malu dalam menyampaikan pendapat

dalam diskusi kelas, siswa sudah lancar dalam berdiskusi dengan

Bamboo Dancing, pemahaman konsep pembentukan tanah meningkat tetapi belum mencapai target yang diharapkan. Ketuntatasan klasikal nilai post tes pembentukan tanah siswa pada siklus I sebesar 76,66%. Terdapat 23 siswa dari 30 siswa yang mendapat nilai ≥ KKM 70. Karena ketuntasan klasikal nilai pemahaman konsep pembentukan tanah belum mencapai 80% maka dilanjutkan ke siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan siklus II ini peneliti lebih menitik beratkan pada rencana perbaikan pembelajaran dan penyempurnaan penerapan metode

Bamboo Dancing yang didasarkan pada siklus I. Rencana perbaikan pada siklus II ini dilaksanakan untuk memperoleh hasil tes yang lebih baik. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah: 1. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan

masalah atau perbaikan pada siklus II.

2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA materi pembentukan tanah dengan menerapkan metode Bamboo Dancing.

3. Menyusun lembar observasi siswa dan guru. 4. Menyususn tes untuk evaluasi pembelajaran. b. Pelaksanaan tindakan

Peneliti melaksanakan tindakan perbaikan dari temuan pada siklus I. Langkah-langkah yang dilaksanakan pada siklus II sebagai berikut: 1. Kegiatan awal

Guru mengucapkan salam, mengkondisikan kelas, berdoa dan presensi. Guru mengadakan kegiatan apersepsi untuk memancing pengetahuan awal siswa batuan, proses pembentukan tanah melalui pelapukan batuan dan mengingatkan pelajaran pada siklus I. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa untuk semangat mengikuti pembelajaran agar prestasi meningkat. Guru mengajak siswa bernyanyi lagu jenis-jenis tanah.

2. Kegiatan inti a. Eksplorasi

Pada pertemuan I Siswa mengamati gambar pelapukan fisika dan pelapukan biologi dengan saksama untuk menggali informasi dari gambar tersebut. Untuk membuktikan pelapukan fisika dan pelapukan biologi, siswa melakukan percobaan tentang tingkat pelapukan batuan. Siswa mengamati video untuk mencocokkan dengan eksperimen yang telah dilakukan. Pada pertemuan II siswa mendemonstrasikan bahan-bahan pembentukan tanah untuk memahami susunan tanah dan jenis-jenis tanahkemudian mengamati video untuk mencocokkan dengan kegiatan yang telah dilakukan.

b. Elaborasi

Guru membagi siswa menjadi dua kelompok besar kemudian dibagi lagi menjadi dua kelompok kecil. Siswa berdiri berjajar dengan kelompoknya masing-masing dan berhadapan dengan kelompok lain. Siswa yang berhadapan disebut pasangan awal. Guru membagikan LKS yang berisi topik pada masing-masing pasangan untuk didiskusikan. Topik mengenai pelapukan fisika dan pelapukan biologi pada pertemuan I dan topik mengenai susunan tanah dan jenis-jenis tanah pada pertemuan kedua. Guru memperjelas aturan pada diskusi Bamboo Dancing agar siswa lebih lancar dalam berdiskusi. Siswa berganti-ganti pasangan untuk berbagi informasi. Kemudian siswa kembali ketempat duduk untuk diskusi kelas, guru membimbing jalannya diskusi kelas dan memancing siswa agar mau mengeluarkan pendapat mereka dengan percaya diri. Siswa sudah percaya diri dalam diskusi berpasangan maupun berpendapat dalam diskusi kelas. c. Konfirmasi

Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan bimbingan guru.Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang membenarkan

konsep-konsep yang kurang tepat. Siswa yang aktif dan benar dalam menjawab petanyaan diberikan reward atau penguatan agar lebih percaya diri dan bersemangat.

3. Kegiatan penutup

Siswa bersama guru merangkum hasil pembelajaran. Guru mengadakan tes evaluasi pembentukan tanah, kemudian dicocokkan dan dibahas bersama siswa. Guru memberikan nasihat pada siswa dengan menyanyikan lagu tentang pembentukan tanah.

c. Observasi

Penelitian melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan oleh guru dalam pembelajaran pembentukan tanah dengan menggunakan metode

Bamboo Dancing. Pada tahap pengamatan dilakukan beberapa hal, di antaranya sebagai berikut:

1. Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran pembentukan tanah dengan menerpakan metode

Bamboo Dancing di kelas dengan berpedoman pada lembar observasi keaktifan siswa dan APKG.

2. Melakukan penilaian terhadap evaluasi materi pembentukan tanah pada siswa dengan berpedoman pada lembar penilaian tes.

d. Refleksi

Peneliti bersama guru kelas V mengadakan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus II. Hasil refleksi yang diperoleh adalah siswa telah terampil berdiskusi dengan metode Bamboo Dancing, lancar dalam bereksperimen, secara klasikal pemahaman konsep pembentukan tanah meningkat. Ketercapaian kinerja mencapai 100% atau 30 siswa mendapat nilai tes evaluasi pembentukan tanah ≥ KKM 70, maka tidak perlu diadakan siklus selanjutnya. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan metode Bamboo Dancing sudah berhasil meningkatkan pemahaman konsep pembentukan tanah dan tidak perlu melanjutkan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya

Asmiyawati, Choiril. 2008. IPA Salingtemas 5 untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Daryanto. 1981. Metode dalam Pembelajaran Efektif dan Efisien. Semarang: Scetza Indah

Huda. Miftahul. 2012. Prosedur Bamboo Dancing. Semarang: Terang Pustaka Isjoni. 2010. Metode Bamboo Dancing. Jakarta: Media Group

Kasbolah. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Dierjen Dikti

Lie, Anita. 2005. Model Pembelajaran Kooperatif. Bandung: Pustaka Media Ngalimun, 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Scripta

Cendekia

Purnamasari, Indah Ayu. 2013. PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 01 MANJUNGAN NGAWEN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013. Surakarta: FKIP UNS

Rositawaty, S. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 5 untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Safitri, Ririn. 2013. PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING. Surakarta: FKIP UNS

Samatowa. 2011. Pembelajaran IPA. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta:

Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Suprijono, Agus. 2012. Hakikat Pembelajaran. Yogyakarta: Terang Media Suprijono, Agus. 2012. Inside Outside Circle. Yogyakarta: Terang Media

Surakhmad, Winarno. 1980. Metode-Metode Pembelajaran. Semarang: Jaya Pustaka

Dalam dokumen PROPOSAL TUGAS AKHIR PTK docx (Halaman 41-49)

Dokumen terkait