• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N

Ditimbang seksama 300 mg kalium bifthalat kemudian dilarutkan dalam air bebas CO2 sebanyak 30 ml. Ditambah 2 tetes indikator fenolftalein, dititrasi dengan NaOH 1 N hingga terjadi warna merah muda mantap (Ditjen POM, 1995). Dilakukan perlakuan yang sama tiga kali dan dihitung normalitas larutan.

1 ml natrium hidroksida 1 N setara dengan 204,2 mg kalium biftalat. 3.5.2 Pembakuan Asam Klorida 1 N

Ditimbang seksama 150 mg natrium karbonat anhidrat, kemudian dilarutkan dalam 15 ml air. Ditambah 2 tetes indikator metil merah, ditambahkan asam klorida perlahan dari buret sambil diaduk hingga larutan berwarna merah muda pucat. Dipanaskan larutan hingga mendidih, dinginkan, dititrasi kembali bila perlu hingga warna merah muda pucat tidak hilang dengan pendidihan lebih lanjut (Ditjen POM, 1995 ). Dilakukan perlakuan yang sama tiga kali dan dihitung normalitas larutan.

1 ml asam klorida 1 N setara dengan 52,99 mg natrium karbonat anhidrat 3.5.3 Penetapan Kadar Formalin Baku Pembanding

Ditimbang seksama 1,5 gram larutan formalin 37%, ditambahkan pada campuran 12,5 ml hidrogen peroksida 6% dan 25 ml NaOH 1 N, hangatkan diatas penangas air hingga pembuihan berhenti. Dititrasi dengan asam klorida 1 N menggunakan indikator fenolftalein. Dilakukan titrasi blanko (Ditjen POM, 1979). Dilakukan perlakuan yang sama tiga kali dan dihitung normalitas larutan.

1 ml natrium hidroksida 1 N setara dengan 30,03 mg formalin 3.5.4 Pemeriksaan Kualitatif formalin pada sampel

Sampel Mi Tiaw yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 100 g, kemudian dimasukkan ke dalam labu destilasi 500 ml, ditambahkan 100 ml air dan 5 ml asam fosfat 10%, lalu dikocok. Labu destilasi dihubungkan dengan pendingin yang dipakai untuk destilasi. Kemudian didestilasi perlahan-lahan dan destilat ditampung dalam gelas ukur. Sebanyak 1 ml destilat dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 ml larutan asam kromatropat 0,05%. Larutan kemudian dipanaskan di atas penangas air selama 15 menit. Diamati selama pemanasan, jika terbentuk warna violet menunjukkan adanya formalin (Herlich, 1990).

3.5.5 Penetapan Kadar Formalin

3.5.5.1 Pembuatan Larutan Induk Baku I (LIB I)

Pada wadah yang sudah ditara, ditimbang 3,0458 g larutan formalin yang telah ditentukan kadarnya (35,46%) dan dipindahkan secara kuantitatif ke dalam labu tentukur 1 liter. Ditambahkan air suling secukupnya dan dikocok

hingga homogen. Kemudian larutan dicukupkan dengan air suling hingga garis tanda dan dihomogenkan ( Konsentrasi 1000 ppm).

3.5.5.2 Pembuatan Larutan Induk Baku II (LIB II)

Dipipet 10 ml larutan induk baku I lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 250 ml. Ditambahkan air suling secukupnya dan dikocok hingga homogen. Kemudian larutan dicukupkan dengan air suling hingga garis tanda dan dihomogenkan ( konsentrasi 40 ppm).

3.5.5.3 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Larutan Formalin

Dipipet 5 ml larutan induk baku II dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml ( konsentrasi 2 ppm), lalu ditambahkan 10 ml Pereaksi Nash dan dikocok hingga homogen. Selanjutnya ditambahkan air suling hingga garis tanda lalu larutan dihomogenkan. Larutan kemudian dipanaskan di dalam penangas air pada suhu 37˚C ±1˚C selama 30 menit hingga terbentuk warna kuning yang mantap. Diukur serapan maksimum pada panjang gelombang 360-460 nm dengan menggunakan blanko yaitu air suling yang dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, lalu ditambahkan 10 ml pereaksi Nash dan dicukupkan dengan air suling hingga garis tanda (Herlich, 1990).

3.5.5.4 Penentuan Waktu Kerja Larutan Formalin

Dipipet 5 ml larutan induk baku II dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml ( konsentrasi 2 ppm), lalu ditambahkan 10 ml pereaksi Nash. Selanjutnya ditambahkan air suling hingga garis tanda dan larutan dihomogenkan. Larutan kemudian dipanaskan di dalam penangas air pada suhu 37˚C ±1˚C selama 30 menit hingga terbentuk warna kuning yang mantap. Diukur serapan pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh (Herlich, 1990).

3.5.5.5 Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Larutan Formalin

Dipipet larutan Induk Baku II (LIB II) ke dalam labu tentukur 100 ml berturut-turut 2,5 ml; 3,7 ml; 5,0 ml; 6,2 ml; dan 7,5 ml (1,0; 1,5; 2,0; 2,5 dan 3 ppm). Ke dalam masing-masing labu tentukur tersebut ditambahkan 10 ml pereaksi Nash, kocok hingga homogen lalu ditambahkan air suling hingga garis tanda dan dihomogenkan. Kemudian masing-masing larutan ini dipanaskan di dalam penangas air pada suhu 37˚C ±1˚C selama 30 menit hingga terbentuk warna kuning yang mantap. Kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh, serta menggunakan larutan blanko (Herlich, 1990). 3.5.6 Penentuan Kadar Formalin Pada Sampel

3.5.6.1 Pencucian Mi Tiaw dengan Air Mengalir

Sampel mi tiaw sebanyak 600 g dicuci dengan air mengalir hingga bersih, kemudian sampel yang telah dicuci dilakukan destilasi.

3.5.6.2 Perendaman Mi Tiaw dengan Air Biasa

Sampel mi tiaw sebanyak 600 g direndam dalam 600 ml air biasa selama 30 menit, kemudian ditiriskan, kemudian sampel yang telah direndam dilakukan destilasi.

3.5.6.3 Perendaman Mi Tiaw dengan Air Mendidih (100oC)

Sampel mi tiaw sebanyak 600 g direndam dalam 600 ml air mendidih selama 30 menit, kemudian ditiriskan, kemudian sampel yang telah direndam dilakukan destilasi.

3.5.6.4 Destilasi Formalin dalam Sampel Mi Tiaw Sebelum Dicuci dan Direndam

Sampel mi tiaw dihaluskan, kemudian ditimbang sebanyak 100 g, lalu dimasukkan ke dalam labu destilasi 500 ml. Ke dalam labu destilasi ditambahkan 100 ml air dan 5 ml asam fosfat 10%, lalu dikocok. Labu destilasi dihubungkan dengan pendingin yang dipakai untuk destilasi. Sampel didestilasi perlahan-lahan dan destilat ditampung dalam gelas ukur. Dalam hal ini destilat yang diperoleh sebanyak 80 ml (BPOM, 2007). Pada destilat dilakukan pengujian kadar formalin. Dipipet 10 ml destilat, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml. Selanjutnya ke dalam larutan tersebut ditambahkan 10 ml pereaksi Nash. Lalu dicukupkan dengan air suling hingga garis tanda dan dikocok hingga homogen. Larutan dipanaskan di atas penangas air pada suhu 37 ± 1oC selama 30 menit hingga terbentuk warna kuning yang mantap. Kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 412 nm. Perlakuan ini diulangi sebanyak 6 kali.

3.5.6.5 Destilasi Formalin dalam Sampel Mi Tiaw Setelah Dicuci dengan Air Mengalir

Sampel mi tiaw yang telah dicuci, dihaluskan, kemudian ditimbang sebanyak 100 g, lalu dimasukkan ke dalam labu destilasi 500 ml. Proses destilasi dilakukan sama seperti destilasi formalin dalam sampel mi tiaw sebelum dicuci dan direndam (3.5.6.4).

3.5.6.6 Destilasi Formalin dalam Sampel Mi Tiaw Setelah Direndam dengan Air Biasa

Sampel mi tiaw yang telah direndam dengan air biasa selama 30 menit, dihaluskan, kemudian ditimbang sebanyak 100 g, lalu dimasukkan ke dalam labu destilasi 500 ml. Proses destilasi dilakukan sama seperti destilasi formalin dalam sampel mi tiaw sebelum dicuci dan direndam (3.5.6.4).

3.5.6.7 Destilasi Formalin dalam Sampel Mi Tiaw Setelah Direndam dengan Air Mendidih

Sampel mi tiaw yang telah direndam dengan air mendidih selama 30 menit, dihaluskan, kemudian ditimbang sebanyak 100 g, lalu dimasukkan ke dalam labu destilasi 500 ml. Proses destilasi dilakukan sama seperti destilasi formalin dalam sampel mi tiaw sebelum dicuci dan direndam (3.5.6.4).

Dokumen terkait