• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini terbagi atas studi pendahuluan, perencanaan kegiatan, penyusunan instrumen, pengembangan kegiatan, validasi instrumen, revisi da pengembangan kegiatan, serta implementasi kegiatan. Penjelasan setiap tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahulan meliputi studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur yang dilakukan meliputi kajian pustaka dan hasil penelitian terdahulu, sedangkan studi lapangan dilakukan dengan observasi, wawancara dan uji pengetahuan awal siswa. Tahap studi pendahuluan yang dilakukan pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

a. Studi literatur

Tahap studi literatur yang dilakukan yaitu mengkaji pustaka dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Kajian pustaka bertujuan untuk mengetahui potensi materi yang akan digunakan dalam penelitian, analisis kompetensi sikap, keterampilan proses, dan keterampilan sosial yang meliputi kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal yang dapat dijaring melalui kegiatan scientific outbound.

b. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan untuk mendapatkan kondisi faktual di lapangan sebagai komponen untuk bahan pertimbangan dalam perencanaan

46

kegiatan scientific outbound. Tujuan dari kegiatan ini adalah memperoleh informasi dalam hal kondisi dan kegiatan pembelajaran di sekolah dan bagaimana persepsi guru terhadap kegiatan pembelajaran biologi, khususnya pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem.

Cara untuk memperoleh informasi dilakukan dengan observasi dan wawancara. Kegiatan diawali dengan observasi lokasi kegiatan, yaitu di SMP Negeri 3 Parongpong. Dari hasil observasi, ditemukan bahwa sekolah yang akan dijadikan sampel penelitian memiliki area yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai lokasi kegiatan scientific outbound. Setelah melalukan wawancara dengan kepala sekolah, diperoleh informasi bahwa sekolah memiliki luas ± 7.000 m2 yang sebagian diantaranya dimanfaatkan warga untuk menanam tanaman pangan, seperti sayur-sayuran. Observasi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada minggu kedua dan ketiga bulan September. Berdasarkan hasil observasi diperoleh kesimpulan bahwa SMP Negeri 3 Parongpong dapat digunakan sebagai tempat pengembangan kegiatan scientific outbound dengan memanfaatkan area sekolah. Wawancara non formal dengan guru merupakan bentuk pengumpulan data awal yang dilakukan melalui pertanyaan tentang kondisi dari kegiatan pembelajaran di sekolah dan metode pengajaran yang sering dilakukan dalam proses pembelajaran pada materi Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem.

2. Perencanaan Kegiatan Scientific Outbound

Tujuan utama dari perencanaan kegiatan ini adalah terbentuknya kegiatan scientific outbound sebagai metode alternatif pembelajaran biologi. Pengembangan kegiatan scientific outbound dilakukan dengan cara: (1) mengolah input, yaitu informasi yang diperoleh dari hasil studi pendahulan, siswa sebagai subjek penelitian, dan langkah kegiatan yang dilakukan; (2) menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan scientific outbound; dan (3) menerapkan hasil pengembangan kegiatan scientific outbound dalam pembelajaran pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan diperoleh informasi awal, adanya permasalahan berkaitan dengan metode yang sering digunakan guru di

47

sekolah terkait konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan diskusi saja. Siswa jarang sekali diajak melakukan penelitian, baik di dalam laboratorium maupun pembelajaran di luar kelas. Kendala utama yang dihadapi guru biologi setempat adalah tidak tersedianya laboratorium IPA untuk melaksanakan kegiatan praktikum, selain itu juga dikarenakan alat-alat praktikum yang belum memadai. Selama ini, guru hanya mengandalkan contoh-contoh yang ada pada buku teks untuk membantu dalam menjelaskan materi kepada siswa. Sementara itu, tidak semua siswa memiliki buku teks seperti buku pegangan guru, sehingga siswa benar-benar hanya belajar dari apa yang disampaikan oleh guru saja.

Sejalan dengan permasalahan yang ditemukan di lapangan, maka kegiatan yang dikembangkan secara teoritis diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem, atau minimal menumbuhkan semangat siswa dalam belajar. Berdasarkan komponen kooperatif dan kompetitif yang terkandung pada kegiatan scientific outbound, diharapkan sikap dan keterampilan siswa juga turut berkembang. Dengan demikian, kegiatan scientific outbound tidak hanya menghasilkan siswa yang menguasai konsep, melainkan juga siswa yang memiliki sikap dan keterampilan yang baik.

Karena pengetahuan konsep, sikap dan keterampilan sebagai komponen dan kompetensi penting dan mendasar dalam merancang dan mengembangkan kegiatan scientific outbound, maka kegiatan yang dikembangkan berbasis pada kompetensi-kompetensi tersebut. Melalui perencanaan ini diharapkan dihasilkan kegiatan scientific outbound yang sistematis, terstruktur dan terarah sehingga hasil penelitiannya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dengan demikian, tujuan utama kegiatan perencanaan kegiatan adalah:

a) Menghasilkan kegiatan yang mampu membekali sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa.

b) Menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari.

48

c) Menghasilkan kegiatan scientific oubound sebagai alternatif pembelajaran biologi yang teruji.

Berdasarkan tujuan yang ditetapkan, maka ditentukan parameter yang digunakan untuk menakar keberhasilan pelaksaan kegiatan, yaitu:

a) Adanya perangkat pembelajaran kegiatan Scientific Outbound.

b) Kemampuan siswa pada penguasaan konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem.

c) Kemampuan siswa pada kompetensi sikap setelah kegiatan scientific outbound.

d) Kemampuan siswa pada kompetensi keterampilan setelah kegiatan scientific outbound.

e) Tanggapan siswa terhadap kegiatan scientific outbound.

Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini dapat menggambarkan kemampuan siswa dalam kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan.

3. Penyusunan Instrumen Penelitian

Pada tahap ini meliputi kegiatan menentukan tujuan, menentukan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan, merumuskan bentuk partisipasi pihak yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan, menentukan prosedur kerja dan uji kelayakan kegiatan. Pada tahap ini, penyusunan perangkat pembelajaran dilaksanakan dengan melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.

a) Menentukan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan digunakan untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

b) Menentukan kualifikasi pihak-pihak yang terlibat di dalam penelitian eliputi kualifikasi ahli yang digunakan untuk uji validasi, baik validasi ahli materi, ahli asesmen, insturktur kegiatan, maupun siswa.

c) Menentukan prosedur kerja yang dilakukan pada keseluruhan tahap pengembangan, meliputi prosedur penyusunan draft kegiatan, pengembangan lembar kegiatan siswa, prosedur uji kelayakan (validasi),

49

sampai pada prosedur implementasi kegiatan scientific outbound dan analisis data.

4. Pengembangan Kegiatan Scientific Outbound

Pengembangan kegiatan dilakukan dengan mengembangkan kegiatan scientific outbound yang dibuat berdasarkan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Hasil dari tahapan ini adalah rencana pelaksanaan kegiatan scientific outbound yang siap diujicobakan. Tahapan ini dilaksanakan dengan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kegiatan siswa, dan instrumen penelitian seperti angket siswa dan lembar observasi siswa. Kegiatan yang disusun atas dasar perpaduan pengetahuan awal siswa dan hasil analisis lokasi lingkungan sekolah siswa.

5. Validasi Kegiatan

Beberapa tahapan validasi yang dilaksanakan dalam penelitian antara lain sebagai berikut.

a) Validasi Ahli Materi

Validasi ahli materi dimaksudkan untuk memperoleh data berupa penilaian kelayakan, pendapat, kritik dan saran terhadap lembar kegiatan siswa pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem. Validasi ini terutama bertujuan untuk memastikan materi yang ada pada lembar kegiatan siswa benar secara ilmiah.

b) Validasi Ahli Asesmen

Validasi ahli asesmen bertujuan untuk memperoleh data berupa penilaian kelayakan tes penguasaan konsep, angket siswa, dan lembar observasi siswa. Serta bagaimana pendapat, kritik dan saran terhadap instrumen yang dikembangkan.

c) Validasi Guru

Validasi dilakukan oleh guru pengajar Biologi dari SMP Negeri 3 Parongpong. Guru yang dipilih merupakan lulusan S1 Pendidikan Biologi. Validasi ini bertujuan untuk memperoleh data berupa penilaian, pendapat, kritik, dan saran terhadap kedalaman materi yang dikemas dalam instrumen

50

yang dikembangkan yang disesuaikan dengan karakter dan kebiasaan belajar siswa di kelas.

d) Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas dilakukan pada siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Parongpong. Tahap ini dilaksanakan terutama untuk menilai pelaksanaan kegiatan yang telah dikembangkan. Uji coba dilakukan untuk menguji keterlaksanaan kegiatan, rencana pelaksanaan pembelajaran, instrument, serta menemukan kekurangan dan permasalahan yang perlu diperbaiki.

6. Revisi dan Pengembangan Kegiatan Scientific Outbound

Analisis dalam pengembangan kegiatan dilakukan dengan mengacu pada keterlaksanaan kegiatan sejalan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, ketercapaian tujuan, proses belajar yang terjadi, kelayakan lembar kegiatan siswa, media yang digunakan, serta instrumen yang digunakan untuk menakar keberhasilan. Analisis dimulai dengan cara memahami ketercapaian tujuan kegiatan dan hasilnya dibandingkan dengan kriteria yang diharapkan. Dengan cara ini diperoleh informasi kompetensi mana yang perlu ditingkatkan pada tahap berikutnya. Kemudian dengan melakukan penelusuran pada rencana pelaksanaan pembelajaran, serta partisipasi siswa dalam kegiatan. Pada akhirnya analisis dilakukan terhadap struktur kegiatan yang diterapkan untuk dilakukan revisi, dari segi struktur yang mencakup urutan, materi dan proses yang dikembangkan.

7. Implementasi Kegiatan Scientific Outbound

Implementasi kegiatan scientific outbound bertujuan untuk memperoleh gambaran apakah kegiatan yang dihasilkan telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dan mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan perangkat pembelajaran dan instrumen kegiatan. Implementasi kegiatan scientific outbound dapat dilihat pada Gambar 3.1.

51

Gambar 3.1 Implementasi Kegiatan Scientific Outbound

Pada tahap ini, implementasi kegiatan scientific outbound dilakukan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dinilai kelayakannya oleh ahli materi, ahli asesmen, guru, dan sudah melalui uji coba terbatas. Implementasi dilakukan pada satu kelas VII SMP Negeri 3 Parongpong. Implementasi dilakukan untuk menguji keterlaksanaan kegiatan scientific outbound yang telah dikembangkan. Beberapa tahapan implementasi kegiatan scientific outbound yang dilaksanakan antara lain sebagai berikut.

a) Memberikan tes awal (pretest) pada siswa untuk mengetahui kemampuan penguasaan konsep, sikap dan keterampilan sosial sebelum pelaksanaan pembelajaran scientific outbound.

b) Melaksanakan kegiatan scientific outbound pada materi Ciri-ciri Makhluk Hidup (pertemuan pertama) dan Ekosistem (pertemuan kedua). c) Memberikan tes akhhir (posttest) pada siswa untuk mengetahui

peningkatan penguasaan konsep, sikap dan keterampilan sosial setelah pelaksanaan pembelajaran scientific outbound.

d) Melakukan wawancara kepada siswa setelah pelaksanaan kegiatan scientific outbound untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan scientific outbound yang digunakan saat pembelajaran.

Hasil Observasi Lapangan

Penyusunan RPP dan Instrumen

Implementasi Kegiatan Scientific

Outbound

Hasil Belajar Peserta Didik meliputi Penguasaan Konsep, Peningkatan Kompetensi Sikap dan Keterampilan

52

Dokumen terkait