• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SCIENTIFIC OUTBOUND UNTUK MENINGKATKAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN SISWA SMP PADA KONSEP CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP DAN EKOSISTEM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN SCIENTIFIC OUTBOUND UNTUK MENINGKATKAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN SISWA SMP PADA KONSEP CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP DAN EKOSISTEM."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SCIENTIFIC OUTBOUND UNTUK MENINGKATKAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN SISWA SMP PADA

KONSEP CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP DAN EKOSISTEM

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

MARSHANTI LISBANIA GRATIA 1201213

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

PENGEMBANGAN SCIENTIFIC OUTBOUND UNTUK

MENINGKATKAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN

KETERAMPILAN SISWA SMP PADA KONSEP CIRI-CIRI

MAKHLUK HIDUP DAN EKOSISTEM

Oleh

Marshanti Lisbania Gratia S.Pd UPI Bandung, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA

© Marshanti Lisbania Gratia 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

PENGEMBANGAN SCIENTIFIC OUTBOUND UNTUK MENINGKATKAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN SISWA SMP PADA

KONSEP CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP DAN EKOSISTEM

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Nuryani Y. Rustaman, M.Pd

NIP. 195012311979032029

Pembimbing II

Dr. Topik Hidayat, M.Si

NIP. 197004101997021001

Ketua Program Studi Magister Pendidikan Biologi

Dr. Bambang Supriatno, M.Si

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul “PENGEMBANGAN SCIENTIFIC OUTBOUND UNTUK MENINGKATKAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN SISWA SMP PADA KONSEP CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP DAN EKOSISTEM” dan seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya.

Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,

(5)

Marshanti lisbania gratia, 2015

Pengembangan scientific outbound untuk meningkatkan sikap,pengetahuan,dan keterampilan siswa smp pada konsep ciri ciri makhluk hidup dan ekosistem

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN SCIENTIFIC OUTBOUND UNTUK MENINGKATKAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN SISWA SMP PADA KONSEP CIRI-CIRI

MAKHLUK HIDUP DAN EKOSISTEM Marshanti Lisbania Gratia

Pendidikan Biologi

Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk memperoleh gambaran implementasi pengembangan kegiatan pembelajaran Biologi yang terpadu dengan kegiatan outbound di lapangan, yaitu scientific outbound, sebagai alternatif pembelajaran Biologi. Metode penelitian yang digunakan adalah Weak Experiments Design jenis The One-Group Pretest-Posttest Design. Penelitian melibatkan siswa SMP Kelas VII sebagai subjek penelitian. Pengukuran variabel terikat pada subjek dilakukan sejak awal penelitian, sebelum perlakuan dan setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan instrumen yang sama. Instrumen yang digunakan terdiri dari: (1) tes tertulis berupa pilihan ganda; (2) angket sikap dan keterampilan sosial siswa; (3) lembar observasi sikap dan keterampilan siswa; (4) lembar kerja siswa; dan (5) rubrik penilaian kinerja. Dari penelitian didapatkan nilai N-Gain pengetahuan konsep (0,46 dan 0,63), sikap (0,75 dan 0,92), serta keterampilan sosial siswa (0,42 dan 0,58). Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa scientific outbound dapat meningkatkan penguasaan konsep, sikap, dan keterampilan siswa pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem.

(6)

Marshanti lisbania gratia, 2015

Pengembangan scientific outbound untuk meningkatkan sikap,pengetahuan,dan keterampilan siswa smp pada konsep ciri ciri makhluk hidup dan ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabil’ alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang telah memberikan nikmat sehat, iman dan islam kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis berjudul “Pengembangan Scientific Outbound untuk Meningkatkan Sikap, Pengetahuan, dan

Keterampilan Siswa SMP pada Konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan

Ekosistem”. Salawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Rasulullah saw beserta keluarga, sahabat serta umatnya sampai akhir zaman. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Sekolah Pascasarjana UPI dan memperoleh gelar Magister Pendidikan.

Penulisan tesis ini berawal dari ketertarikan penulis pada kegiatan outbound sebagai salah satu aktivitas yang dilakukan di alam terbuka yang sejatinya dapat diintegrasikan dengan materi pelajaran, khususnya Biologi, namun masih belum yang mengaitkannya dengan materi pelajaran di sekolah. Ketertarikan penulis untuk mengetahui lebih dalam cara mengaitkan materi dalam proses pembelajaran biologi ini diwujudkan dengan memfokuskan studi yang dilakukan pada pengembangan kegiatan scientific outbound pada materi ciri-ciri makhluk hidup dan ekosistem.

Penulis menyadari keterbatasan kemampuan yang dimiliki, sehingga penelitian dan penulisan tesis ini masih perlu dilakukan penyempurnaan. Oleh karena itu, saran yang membangun untuk menyempurnakan tesis ini sangat diperlukan sehingga karya ini bermanfaat untuk peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran di Indonesia.

(7)

Marshanti lisbania gratia, 2015

Pengembangan scientific outbound untuk meningkatkan sikap,pengetahuan,dan keterampilan siswa smp pada konsep ciri ciri makhluk hidup dan ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penulis UCAPAN TERIMA KASIH

Pembuatan tesis ini tidak terlepas dari do’a, bimbingan, dan bantuan dari segala pihak yang terkait. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Nuryani Y. Rustaman, M.Pd selaku pembimbing I sekaligus dosen pembimbing akademik yang dengan sabar dan telaten memberi masukan, saran, dan kritik serta bimbingan yang sangat bermanfaat hingga tesis ini bisa selesai seperti yang peneliti harapkan. 2. Bapak Dr. Topik Hidayat, M.Si selaku pembimbing II yang telah sabar

dan bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, ilmu serta motivasi yang sangat berharga kepada penulis.

3. Ibu Dr. Hernawati, M.Si dan Ibu Prof Dr. Hj. Hertien Surtikanti, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan arahan dan masukan-masukan berharga dalam penyelesaian tesis ini.

4. Bapak Dr. Bambang Supriatno, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Biologi yang telah membantu kelancaran selama perkuliahan maupun selama penulisan tesis ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah menjadi teladan serta memberikan bimbingan dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama di bangku perkuliahan. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan dibalas dengan pahala yang berlipat-lipat.

(8)

Marshanti lisbania gratia, 2015

Pengembangan scientific outbound untuk meningkatkan sikap,pengetahuan,dan keterampilan siswa smp pada konsep ciri ciri makhluk hidup dan ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Bapak Kepala Sekolah dan guru-guru SMP Negeri 3 Parongpong yang telah memberikan izin dan memfasilitasi penulis untuk melaksanakan penelitian di sekolah yang bersangkutan.

8. Rekan-rekan seperjuangan di Jurusan Pendidikan Biologi terutama Kelas A angkatan 2012. Terima kasih atas persahabatan yang telah terjalin. Semoga kebahagiaan dan masa depan yang cemerlang selalu menyertai kalian.

9. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian studi dan tesis ini.

Penghargaan yang tak terhingga dan rasa hormat penulis sampaikan kepada Ibunda Widaningsih dan Ayahanda Bambang Supriatno yang telah sabar membimbing penulis untuk selalu menjadi yang terbaik, dengan kasih sayang, dukungan moril dan materi, serta yang tak henti-hentinya memberikan doa dengan ikhlas untuk kelancaran penulis selama menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI. Kepada adik yang penulis sayangi Radicha Poetra Samudra atas pengertian dan dukungannya selama penyelesaian tesis ini, serta kepada Aditya Eko Putera yang sudah memberikan dukungan moril yang tak henti-hentinya kepada penulis. Semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT dengan kebaikan yang lebih indah. Aamiin.

Bandung, Agustus 2015 Penulis,

(9)

Marshanti lisbania gratia, 2015

Pengembangan scientific outbound untuk meningkatkan sikap,pengetahuan,dan keterampilan siswa smp pada konsep ciri ciri makhluk hidup dan ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR...iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Scientific Outbound ... 7

1. Pengertian Scientific ... 7

2. Pengertian Outbound dan Sejarah Outbound ... 8

3. Outbound Ilmiah (Scientific Outbound) ... 11

B. Dimensi Sikap ... 11

C. Dimensi Pengetahuan ... 14

D. Dimensi Keterampilan ... 16

1. Keterampilan Sosial ... 17

2. Keterampilan Proses... 20

(10)

Marshanti lisbania gratia, 2015

Pengembangan scientific outbound untuk meningkatkan sikap,pengetahuan,dan keterampilan siswa smp pada konsep ciri ciri makhluk hidup dan ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem ... 29

G. Penelitian yang Relevan ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Metode dan Desain Penelitian ... 35

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

C. Populasi dan Sampel... 36

D. Definisi Operasional ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Prosedur Penelitian ... 45

G. Teknik Pengumpulan Data ... 52

H. Analisis Data ... 53

I. Bagan Alur Penelitian... 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Hasil Penelitian... 61

1. Hasil Studi Pendahuluan ... 61

2. Pengembangan Kegiatan Scientific Outbound ... 63

3. Data Hasil Penelitian ... 64

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 105

(11)

Marshanti lisbania gratia, 2015

Pengembangan scientific outbound untuk meningkatkan sikap,pengetahuan,dan keterampilan siswa smp pada konsep ciri ciri makhluk hidup dan ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikatornya ... 23

Tabel 2.2 Tahapan Pembelajaran Kooperatif ... 27

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 37

Tabel 3.2 Penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar... 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep ... 40

Tabel 3.4 Kisi-kisi Keterampilan Proses pada Lembar Kerja Siswa ... 41

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Kompetensi Sikap ... 41

Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Observasi Kompetensi Keterampilan... 42

Tabel 3.7 Kisi-kisi Rubrik Kinerja ... 43

Tabel 3.8 Skala Likert Angket ... 43

Tabel 3.9 Matriks Kisi-kisi Angket Interpersonal dan Intrapersonal ... 44

Tabel 3.10 Kriteria Wawancara Siswa ... 45

Tabel 3.11 Klasifikasi N-gain ... 53

Tabel 3.12 Interpretasi Klasifikasi Koefisien Korelasi ... 54

Tabel 3.13 Distribusi Butir Soal Berdasarkan Tingkat Validitas ... 55

Tabel 3.14 Interpretasi Klasifikasi Koefisien Reliabilitas... 55

Tabel 3.15 Intrepretasi Klasifikasi Indeks Kesukaran... 56

Tabel 3.16 Interpretasi Klasifikasi Daya Pembeda ... 56

Tabel 4.1 Penentuan Lokasi Kegiatan ... 61

Tabel 4.2 Rekapitulasi Persentase Skor Pretest dan Posttest... 64

(12)

Marshanti lisbania gratia, 2015

Pengembangan scientific outbound untuk meningkatkan sikap,pengetahuan,dan keterampilan siswa smp pada konsep ciri ciri makhluk hidup dan ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.4 Persentase Skor Pretest dan Posttest Penguasaan Konsep... 65

Tabel 4.5 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ... 66

Tabel 4.6 Kategorisasi Skor Penguasaan Konsep sebelum Scientific Outbound ... 67

Tabel 4.7 Kategorisasi Skor Penguasaan Konsep setelah Scientific Outbound ... 68

Tabel 4.8 Rata-rata Persentase Kompetensi S ikap berdasarkan Hasil Angket ... 68

Tabel 4.9 N-gain Kompetensi Sikap berdasarkan Hasil Angket... 69

Tabel 4.10 Rekapitulasi Persentase Kemunculan Kompetensi Sikap berdasarkan Lembar Observasi ... 69

Tabel 4.11 Rekapitulasi Persentase Kemunculan Kompetensi Sikap berdasarkan Hasil Angket dan Observasi Instruktur ... 70

Tabel 4.12 Rekapitulasi Persentase Kemunculan Keterampilan Proses berdasarkan Lembar Observasi ... 71

Tabel 4.13 Rekapitulasi Skor Pretest dan Posttest Kecerdasan Interpersonal... 72

Tabel 4.14 Rekapitulasi N-gain Kecerdasan Interpersonal ... 72

Tabel 4.15 Rekapitulasi Skor Pretest dan Posttest Kecerdasan Intrapersonal... 73

Tabel 4.16 Rekapitulasi N-gain Kecerdasan Intrapersonal ... 74

Tabel 4.17 Peta Distribusi Kemampuan Siswa pada Konsep Ciri-Ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem ... 72

Tabel 4.18 Rekapitulasi Kemampuan Siswa pada Konsep Ciri-Ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem ... 74

Tabel 4.19 Rekapitulasi Persentase Kemunculan Kompetensi Sikap dan Keterampilan Proses berdasarkan Lembar Observasi Instruktur ... 74

Tabel 4.20 Distribusi Skor Pretest, Posttest, dan N-gain Konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem ... 82

(13)

Marshanti lisbania gratia, 2015

Pengembangan scientific outbound untuk meningkatkan sikap,pengetahuan,dan keterampilan siswa smp pada konsep ciri ciri makhluk hidup dan ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Implementasi Kegiatan Scientific Outbound ... 51

Gambar 3.2 Diagram Alur Penelitian ... 59

Gambar 4.1 Diagram Rata-rata Nilai Pretest, Posttest, dan N-Gain ... 66

Gambar 4.2 Diagram Persentase Rata-rata Penguasaan Konsep ... 79

Gambar 4.3 Diagram Persentase Kemunculan Sikap Spiritual ... 84

Gambar 4.4 Diagram Persentase Kemunculan Sikap dalam Kejujuran ... 85

Gambar 4.5 Diagram Persentase Kemunculan Sikap dalam Berdiskusi ... 87

Gambar 4.6 Diagram Persentase Kemunculan Sikap Tanggung Jawab ... 88

Gambar 4.7 Diagram Persentase Kemunculan Sikap Peduli ... 89

Gambar 4.8 Diagram Persentase Kemunculan Sikap Percaya Diri ... 90

Gambar 4.9 Diagram Perolehan Skor Keterampilan Proses ... 92

Gambar 4.10 Diagram Persentase Pretest dan Posttest Kecerdasan Intrapersonal ... 88

(14)

Marshanti lisbania gratia, 2015

Pengembangan scientific outbound untuk meningkatkan sikap,pengetahuan,dan keterampilan siswa smp pada konsep ciri ciri makhluk hidup dan ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan (Kemp & Dayton, 1985). Pendidikan merupakan pilar utama dalam upaya mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif (Muhardi, 2012). Penyempurnaan kurikulum terus dilakukan sebagai bahan penunjang proses pendidikan sehingga muncul gagasan konsep pendidikan berbasis kecakapan hidup (life skills education).

Kecakapan hidup sebagai inti dari kompetensi dan hasil pendidikan adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Depdiknas, 2006). Pembelajaran IPA merupakan proses aktif, sebagaimana ditegaskan dalam kurikulum bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup (Depdiknas, 2006). Dengan bekal kecakapan hidup yang baik, diharapkan para lulusan akan mampu memecahkan problema kehidupan yang dihadapi, termasuk mencari atau menciptakan pekerjaan bagi mereka yang tidak melanjutkan pendidikannya.

(15)

2

kecakapan akademik dan kecakapan vokasional (Fadjar, 2003). Kecakapan hidup tersebut sesuai dengan empat pilar pendidikan yang dicanangkan United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). UNESCO pada tahun 1996 (dalam Scatolini et al., 2010) menetapkan empat pilar pendidikan yang harus diperhatikan secara bersungguh-sungguh oleh pengelola dunia pendidikan, yaitu learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Empat pilar yang dicanangkan UNESCO apabila diterapkan dengan baik di sekolah-sekolah akan mampu membekali siswa dengan kecakapan hidup yang dibutuhkan siswa untuk bekal hidup di masyarakat.

Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan Supriatna (2007) bahwa, untuk mencapai empat pilar pendidikan yang disertai kepemilikan bekal kecakapan hidup (life skills) yang sangat dibutuhkan, seyogyanya siswa terlibat aktif dalam pembelajaran yang mempraktekan berinteraksi dengan lingkungan fisik dan sosial agar siswa memahami pengetahuan yang terkait dengan lingkungan sekitarnya (learning to know). Proses pembelajaran tersebut bertujuan memfasilitasi siswa dalam melakukan perbuatan atas dasar pengetahuan yang dipahaminya untuk memperkaya pengalaman belajar (learning to do). Siswa diharapkan dapat membangun kepercayaan dirinya supaya dapat menjadi jati dirinya sendiri (learning to be), sekaligus juga berinteraksi dengan berbagai individu dan kelompok yang beraneka ragam, yang akan membentuk kepribadianya, memahami kemajemukan, dan melahirkan sikap toleran terhadap keanekaragaman dan perbedaan yang dimiliki masing-masing individu (learning to live together) sesuai dengan haknya masing- masing.

(16)

3

secara monoton atau kurang bervariasi. Padahal untuk mengajarkan konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem, siswa dapat diajak berinteraksi langsung dengan alam, mengamati fenomena yang terjadi di alam, mendapatkan informasi, dan tentu saja mengembangkan dan berlatih kecakapan hidup yang harus dimilikinya. Adapun salah satu metode yang biasa digunakan guru dalam membelajarkan konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem yaitu metode field trip.

Field trip dikatakan sebagai salah satu cara penyajian pelajaran di luar kelas atau di lingkungan sekitar sekolah, dengan membawa siswa langsung mengamati objek tertentu untuk dipelajari sesuai konsep yang terkait dengan kegiatan tersebut (Igwebuike & Atomatofa, 2013). Dalam kegiatan field trip siswa diajak untuk dapat melakukan berbagai keterampilan proses sains, serta dihadapkan pada contoh-contoh konkret yang ada di lokasi kegiatan field trip. Tujuan melaksanakan field trip selain siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dari objek yang dilihatnya, diharapkan siswa dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanggung jawab.

Dalam pembelajaran biologi, perlu adanya upaya alternatif strategi pembelajaran yang mengkondisikan cara belajar siswa aktif untuk mencapai empat pilar pendidikan yang disertai kepemilikan bekal kecakapan hidup yang sangat dibutuhkan siswa. Cara-cara pembelajaran inovatif seperti metode field trip sangat efektif untuk membentuk kepribadian dan menggali potensi dalam diri siswa. Salah satu aktivitas yang dapat membuat siswa senang dan tertarik adalah bermain. Sebuah permainan dapat dibuat menjadi lebih kreatif dengan upaya peningkatan kecerdasan lewat games tertentu. Kegiatan bermain yang dapat mengembangkan kecakapan hidup dan potensi diri siswa yaitu kegiatan outbound (Outwardbound, 2004).

(17)

4

penyampaiannya. Sebuah kegiatan pembelajaran dengan suasana menyenangkan seperti kegiatan outbound perlu dikembangkan dalam pembelajaran IPA. Kegiatan pembelajaran tersebut harus tepat mengaitkan satu konsep dengan konsep lain sehingga pemahaman konsep sains dapat dibentuk melalui kegiatan lapangan. Karenanya kegiatan outbound yang dikaitkan dengan komponen scientific perlu dikembangkan untuk mengelola suatu kegiatan pembelajaran yang tidak hanya terdapat kegiatan bermain tetapi juga kegiatan belajar sebagai tujuan utama.

Berdasarkan latar belakang tersebut, kegiatan scientific outbound dikembangkan sebagai alternatif pembelajaran biologi. Scientific outbound merupakan sarana penambah wawasan pengetahuan yang diperoleh dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat memacu semangat belajar siswa. Kegiatan scientific outbound yang dikembangkan bertujuan menumbuhkan dan menciptakan suasana saling mendorong, mendukung serta memotivasi dalam sebuah kelompok.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Permasalahan yang akan dikaji melalui penelitian ini adalah

“Bagaimana pengembangan kegiatan pembelajaran scientific outbound

sebagai alternatif pembelajaran Biologi untuk mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan?”

Agar lebih terarah, maka pertanyaan penelitian dijabarkan sebagai berikut.

1. Bagaimana scientific outbound dikembangkan sebagai alternatif pembelajaran Biologi?

2. Bagaimana kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dikembangkan melalui scientific outbound sebagai alternatif pembelajaran Biologi?

3. Adakah perbedaan tingkat kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa sebelum dan setelah scientific outbound dilaksanakan? 4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap scientific outbound pada materi

(18)

5

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

1. Pengembangan kegiatan pembelajaran yang dimaksud berkaitan dengan langkah kegiatan dalam scientific outbound pada materi Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem di SMP Kelas VII.

2. Hasil belajar siswa yang diukur adalah ranah kognitif (pengetahuan konsep).

3. Kompetensi sikap yang diamati meliputi sikap spiritual, jujur, diskusi, tanggung jawab, toleransi, dan percaya diri.

4. Keterampilan yang diamati yaitu keterampilan proses dan keterampilan sosial. Keterampilan proses yang diamati meliputi keterampilan observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, dan menerapkan konsep. Keterampilan sosial yang diamati meliputi kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal yang dikembangkan Mayasari (2014).

D. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran bagaimana scientific outbound sebagai alternatif pembelajaran biologi dapat mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa. Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai melalui penelitian ini antara lain sebagai berikut. 1. Memperoleh hasil pengembangan scientific outbound sebagai alternatif

pembelajaran Biologi.

2. Memperoleh gambaran informasi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan melalui scientific outbound.

3. Memperoleh hasil implementasi scientific outbound yang sudah dikembangkan.

(19)

6

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pembelajaran dengan scientific outbound ketika diterapkan sebagai alternatif pembelajaran Biologi, serta memperoleh hasil pengembangan langkah kegiatan dan kompetensi yang berkembang melalui kegiatan scientific outbound.

2. Bagi siswa, penerapan metode ini memberikan pengalaman belajar selain kegiatan belajar di dalam kelas dengan suasana bermain yang menyenangkan, serta pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki siswa dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Bagi praktisi pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di luar kelas dengan mengintegrasikan kegiatan scientific outbound dalam pembelajaran.

(20)

Marshanti lisbania gratia, 2015

Pengembangan scientific outbound untuk meningkatkan sikap,pengetahuan,dan keterampilan siswa smp pada konsep ciri ciri makhluk hidup dan ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Weak Experiments Design jenis The One-Group Pretest-Posttest Design karena pada penelitian ini tidak digunakan kelas kontrol. Pengukuran variabel terikat pada subjek dilakukan pada awal penelitian sebelum perlakuan dan setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan instrumen yang sama (Fraenkel & Wallen, 2006). Desain penelitian digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2

Pretest Perlakuan Posttest

Keterangan: O1 : Pretest O2 : Posttest

X : Pembelajaran dengan scientific outbound

(21)

36

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Parongpong, Kabupaten Bandung, dengan pertimbangan lokasi dan suasana sekolah yang mendukung untuk pengembangan scientific outbound. Sekolah berada pada lokasi yang jauh dari jalan raya dan pemukiman warga, masih terdapat banyak lahan kosong, serta perkebunan sekitar milik warga yang dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa. Dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah, didapatkan data luas sekolah yaitu 7.000 m2, yang sebagian diantaranya digunakan sebagai lahan pertanian warga setempat.

Uji coba dilaksanakan sejak minggu pertama hingga minggu ketiga bulan Maret 2015. Implementasi hasil pengembangan model pembelajaran scientific outbound dilaksanakan sejak minggu keempat bulan Maret hingga minggu ketiga bulan April 2015. Pada minggu keempat bulan Maret, kegiatan scientific outbound dilaksanakan dengan konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup, sementara untuk konsep Ekosistem dilaksanakan pada minggu kedua bulan April. Pada minggu pertama dan minggu ketiga bulan April digunakan untuk proses pengolahan dan analisis data penelitian.

C. Populasi dan Sampel

Untuk menentukan sampel penelitian digunakan teknik cluster random sampling (Fraenkel & Wallen, 2006). Populasi penelitian adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Parongpong, Kabupaten Bandung tahun ajaran 2014 – 2015 yang berjumlah tujuh kelas. Dari tujuh kelas tersebut dipilih satu kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

D. Definisi Operasional

(22)

37

1. Scientific Outbound sebagai variabel independen dalam penelitian ini, dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan outbound dengan pendekatan scientific dalam suasana kompetitif, kooperatif, dan menyenangkan.

2. Kompetensi sikap dijaring dengan angket yang diberikan sebelum dan sesudah kegiatan scientific outbound. Kompetensi sikap yang dimaksud mencakup sikap spiritual, sikap sosial, dan sikap ilmiah.

3. Kompetensi pengetahuan yang dianalisis yaitu pengetahuan faktual dan konseptual terkait konsep ciri-ciri makhluk hidup dan ekosistem. Data kompetensi pengetahuan diperoleh melalui soal pretest dan posttest terkait materi Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem.

4. Kompetensi keterampilan yang dianalisis yaitu keterampilan sosial yang dijaring dengan angket siswa dan observasi instruktur, serta keterampilan proses yang diperoleh dari lembar kerja siswa pada setiap pos dan observasi instruktur selama kegiatan berlangsung.

E. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data penelitian menggunakan sejumlah instrumen penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes penguasaan konsep, lembar observasi dan angket untuk sikap dan keterampilan sosial, serta lembar kerja dan lembar observasi untuk keterampilan proses. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Target data dan instrumen pada penelitian

No. Target Data Metode Instrumen Sumber

(23)

38

No. Target Data Metode Instrumen Sumber

Data Waktu

Instrumen tes penguasaan konsep digunakan untuk melihat pemahaman konsep siswa pada saat sebelum (pretest) dan setelah (posttest) dilaksanakan kegiatan scientific outbound terkait materi Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem. Instrumen tes penguasaan konsep yang digunakan adalah tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 38 soal dengan empat pilihan jawaban berdasarkan indikator penguasaan konsep taksonomi Bloom yang telah direvisi (Anderson, et al, 2001) dan indikator pembelajaran yang hendak dicapai. Penjabaran kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;

2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi

(24)

39

3.2 Mengidentifikasi ciri hidup dan tak hidup dari benda-benda dan makhluk hidup yang ada di lingkungan sekitar. 3.3 Memahami prosedur pengklasifikasian

makhluk hidup dan benda-benda tak hidup sebagai bagian kerja ilmiah, serta mengklasifikasikan berbagai makhluk hidup dan benda-benda tak hidup berdasarkan ciri yang diamati. 3.8 Mendeskripsikan interaksi antar

makhluk hidup dan lingkungannya. 4 Mencoba, mengolah, dan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

4.2 Menyajikan hasil analisis data observasi terhadap benda (makhluk) hidup dan tak hidup.

4.3 Mengumpulkan data dan melakukan klasifikasi terhadap benda-benda, tumbuhan, dan hewan yang ada di lingkungan sekitar.

4.9 Melakukan pengamatan atau percobaan untuk menyelidiki respirasi pada hewan.

4.10 Menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya.

(25)
(26)

41

Tabel 3.4 Kisi-kisi Keterampilan Proses Konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem pada Lembar Kerja Siswa

Jenis KPS Indikator

Observasi Menemukan fakta relevan Klasifikasi Mencari perbedaan / persamaan

Mengontraskan ciri-ciri

Komunikasi Mengubah gambar dalam bentuk uraian

Prediksi Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati

Interpretasi Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan Menyimpulkan hasil pengamatan

2. Lembar Observasi

Instrumen lembar observasi dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa dan lembar penilaian kinerja siswa. Lembar observasi berisi kriteria-kriteria kompetensi sikap dan kompetensi keterampilan siswa ketika melakukan pengamatan dan diskusi dalam kelompok atau kelas. Kisi-kisi lembar observasi untuk kompetensi sikap dapat dilihat pada Tabel 3.5, sedangkan kisi-kisi lembar observasi untuk kompetensi keterampilan dapat dilihat pada Tabel 3.6. Adapun kisi-kisi rubrik penilaian sikap dijabarkan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Observasi Kompetensi Sikap

Komponen Indikator

Spiritual  Berdo’a sebelum dan setelah melaksanakan kegiatan

Jujur  Tidak mencontek jawaban teman pada saat tes ataupun pada saat melakukan kegiatan

 Mencatat data yang sebenarnya sesuai hasil pengamatan

Diskusi  Keaktifan siswa pada saat diskusi kelompok maupun kelas.

Tanggung Jawab  Menyelesaikan tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya

 Tidak menyalahkan orang lain ketika melakukan kesalahan

Peduli (toleran, gotong royong)

 Menolong teman satu kelompoknya yang kesulitan dalam menjawab pertanyaan kelompok

(27)

42

Komponen Indikator

Percaya diri  Yakin dengan jawaban sendiri

 Berani mengemukakan pendapat

Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Observasi Kompetensi Keterampilan

Komponen Indikator

Keterampilan Proses Sains

Observasi  Mencatat data sesuai dengan hasil temuan

 Menemukan sebanyak mungkin fakta di lapangan Klasifikasi  Mengelompokkan ciri hidup dan tidak hidup

makhluk hidup

 Mengelompokkan komponen ekosistem yang ditemukan

Komunikasi  Mendiskusikan hasil pengamatan

 Menjelaskan hasil pengamatan

Interpretasi  Mengemukakan kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan

Prediksi  Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati

Keterampilan Sosial : Kecerdasan Intrapersonal

Mengolah Emosi  Mengartikulasikan perasaan atau emosi yang diharapkan

Keterampilan Sosial : Kecerdasan Interpersonal Mendengarkan

orang lain

 Mengulangi apa yang dikatakan temannya dengan akurat

 Melakukan pekerjaan bagiannya sendiri dalam kelompok kooperatif

 Bertanggung jawab penuh atas tim, tidak hanya melakukan bagian sendiri, tetapi juga membantu orang lain dalam mengerjakan bagian mereka Bertanya  Mengevaluasi jawaban berdasarkan informasi

yang diberikan

(28)

43

Tabel 3.7 Kisi-kisi Rubrik Kinerja Sikap

No. Aspek Sikap Deskriptor

1. Sikap Spiritual Kekhusyukkan siswa dalam berdoa sebelum memulai pembelajaran

2. Diskusi dalam pembelajaran

Keterlibatan siswa dalam mengikuti jalannya diskusi dengan baik serta aktif dalam memberikan dan menjawab pertanyaan serta mengemukakan pendapat

3. Tanggung jawab dalam kelompok

Tanggung jawab terhadap tugas kelompok dengan baik dan memberikan kontribusi kep 4. Toleransi dalam

forum kelompok

Toleransi dalam kelompok melibatkan seluruh anggota kelompok dan saling menghargai.

3. Angket Siswa

Angket yang digunakan bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan sikap siswa setelah pembelajaran scientific outbound yang dilakukan. Angket intrapersonal dan interpersonal yang digunakan merupakan hasil pengembangan dari penelitian Mayasari (2014) yang diadaptasi dari taksonomi kecerdasan Lazear dengan menggunakan skala Likert seperti pada Tabel 3.8. Adapun kisi-kisi angket intrapersonal dan interpersonal yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 3.9.

(29)

44

Tabel 3.9 Matriks Kisi-kisi Angket Intrapersonal dan Interpersonal

No. Kompetensi Indikator

Intrapersonal

1. Refleksi diri Melihat beberapa koneksi yang jelas antar dirinya tentang konsep berdasarkan informasi faktual

Menuliskan wawasan, penemuan, atau refleksi Menggunakan informasi untuk penemuan diri dan evaluasi identitas diri

2. Pengolahan emosi

Mengartikulasikan perasaan atau emosi yang diharapkan Mengungkapkan beberapa respon tingkat emosional Menunjukkan rasa terharu dengan materi pelajaran yang mengungkapkan aspek baru dari diri atau hidup seseorang 3. Klarifikasi

nilai

Akurat melaporkan fakta dasar tentang suatu topik tetapi tidak melihat dampak atau informasi untuk dirinya Membuat banyak koneksi ke dalam dirinya melalui perasaan, pertanyaan yang diajukan, atau hal yang menarik bagi pribadinya

Mengungkapkan banyak potensi pergeseran nilai, prioritas, pemahaman diri, dan filosofi pribadi

4. Identitas diri Mengidentifikasi dengan jelas, subjek, topik atau konsep Menunjukkan koneksi antara konsep dan kehidupan dirinya sendiri

Mengungkapkan beberapa tingkat analogis pemahaman diri

Memahami makna dan implikasi apa yang dikatakan teman

Akurat menginterpretasikan komunikasi 7. Keterampilan

bertanya

Mengevaluasi jawaban berdasarkan informasi asli yang diberikan

4. Lembar Kerja Siswa

Lembar kegiatan siswa yang diberikan berupa panduan siswa dalam melakukan kegiatan scientific outbound dan diskusi kelompok pada setiap pos terkait konsep ciri-ciri makhluk hidup pada pertemuan pertama dan konsep ekosistem pada pertemuan kedua.

5. Wawancara

(30)

45

mempermudah dalam membantu menarik kesimpulan. Adapun kriteria wawancara untuk siswa disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.10 Kritera Wawancara Siswa

Kriteria Nomor

Pertanyaan Pengalaman siswa mengenai pembelajaran 1, 2

Tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan scientific outbound

3, 6 Keefektifan scientific outbound dalam pembelajaran 4 Kendala yang dihadapi siswa pada saat kegiatan scientific outbound

5

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terbagi atas studi pendahuluan, perencanaan kegiatan, penyusunan instrumen, pengembangan kegiatan, validasi instrumen, revisi da pengembangan kegiatan, serta implementasi kegiatan. Penjelasan setiap tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Studi Pendahuluan

Studi pendahulan meliputi studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur yang dilakukan meliputi kajian pustaka dan hasil penelitian terdahulu, sedangkan studi lapangan dilakukan dengan observasi, wawancara dan uji pengetahuan awal siswa. Tahap studi pendahuluan yang dilakukan pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

a. Studi literatur

Tahap studi literatur yang dilakukan yaitu mengkaji pustaka dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Kajian pustaka bertujuan untuk mengetahui potensi materi yang akan digunakan dalam penelitian, analisis kompetensi sikap, keterampilan proses, dan keterampilan sosial yang meliputi kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan interpersonal yang dapat dijaring melalui kegiatan scientific outbound.

b. Studi lapangan

(31)

46

kegiatan scientific outbound. Tujuan dari kegiatan ini adalah memperoleh informasi dalam hal kondisi dan kegiatan pembelajaran di sekolah dan bagaimana persepsi guru terhadap kegiatan pembelajaran biologi, khususnya pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem.

Cara untuk memperoleh informasi dilakukan dengan observasi dan wawancara. Kegiatan diawali dengan observasi lokasi kegiatan, yaitu di SMP Negeri 3 Parongpong. Dari hasil observasi, ditemukan bahwa sekolah yang akan dijadikan sampel penelitian memiliki area yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai lokasi kegiatan scientific outbound. Setelah melalukan wawancara dengan kepala sekolah, diperoleh informasi bahwa sekolah memiliki luas ± 7.000 m2 yang sebagian diantaranya dimanfaatkan warga untuk menanam tanaman pangan, seperti sayur-sayuran. Observasi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada minggu kedua dan ketiga bulan September. Berdasarkan hasil observasi diperoleh kesimpulan bahwa SMP Negeri 3 Parongpong dapat digunakan sebagai tempat pengembangan kegiatan scientific outbound dengan memanfaatkan area sekolah. Wawancara non formal dengan guru merupakan bentuk pengumpulan data awal yang dilakukan melalui pertanyaan tentang kondisi dari kegiatan pembelajaran di sekolah dan metode pengajaran yang sering dilakukan dalam proses pembelajaran pada materi Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem.

2. Perencanaan Kegiatan Scientific Outbound

Tujuan utama dari perencanaan kegiatan ini adalah terbentuknya kegiatan scientific outbound sebagai metode alternatif pembelajaran biologi. Pengembangan kegiatan scientific outbound dilakukan dengan cara: (1) mengolah input, yaitu informasi yang diperoleh dari hasil studi pendahulan, siswa sebagai subjek penelitian, dan langkah kegiatan yang dilakukan; (2) menetapkan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan scientific outbound; dan (3) menerapkan hasil pengembangan kegiatan scientific outbound dalam pembelajaran pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem.

(32)

47

sekolah terkait konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan diskusi saja. Siswa jarang sekali diajak melakukan penelitian, baik di dalam laboratorium maupun pembelajaran di luar kelas. Kendala utama yang dihadapi guru biologi setempat adalah tidak tersedianya laboratorium IPA untuk melaksanakan kegiatan praktikum, selain itu juga dikarenakan alat-alat praktikum yang belum memadai. Selama ini, guru hanya mengandalkan contoh-contoh yang ada pada buku teks untuk membantu dalam menjelaskan materi kepada siswa. Sementara itu, tidak semua siswa memiliki buku teks seperti buku pegangan guru, sehingga siswa benar-benar hanya belajar dari apa yang disampaikan oleh guru saja.

Sejalan dengan permasalahan yang ditemukan di lapangan, maka kegiatan yang dikembangkan secara teoritis diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa pada materi Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem, atau minimal menumbuhkan semangat siswa dalam belajar. Berdasarkan komponen kooperatif dan kompetitif yang terkandung pada kegiatan scientific outbound, diharapkan sikap dan keterampilan siswa juga turut berkembang. Dengan demikian, kegiatan scientific outbound tidak hanya menghasilkan siswa yang menguasai konsep, melainkan juga siswa yang memiliki sikap dan keterampilan yang baik.

Karena pengetahuan konsep, sikap dan keterampilan sebagai komponen dan kompetensi penting dan mendasar dalam merancang dan mengembangkan kegiatan scientific outbound, maka kegiatan yang dikembangkan berbasis pada kompetensi-kompetensi tersebut. Melalui perencanaan ini diharapkan dihasilkan kegiatan scientific outbound yang sistematis, terstruktur dan terarah sehingga hasil penelitiannya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dengan demikian, tujuan utama kegiatan perencanaan kegiatan adalah:

a) Menghasilkan kegiatan yang mampu membekali sikap, pengetahuan, dan keterampilan siswa.

(33)

48

c) Menghasilkan kegiatan scientific oubound sebagai alternatif pembelajaran biologi yang teruji.

Berdasarkan tujuan yang ditetapkan, maka ditentukan parameter yang digunakan untuk menakar keberhasilan pelaksaan kegiatan, yaitu:

a) Adanya perangkat pembelajaran kegiatan Scientific Outbound.

b) Kemampuan siswa pada penguasaan konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem.

c) Kemampuan siswa pada kompetensi sikap setelah kegiatan scientific outbound.

d) Kemampuan siswa pada kompetensi keterampilan setelah kegiatan scientific outbound.

e) Tanggapan siswa terhadap kegiatan scientific outbound.

Produk yang dihasilkan dalam kegiatan ini dapat menggambarkan kemampuan siswa dalam kompetensi pengetahuan, sikap, dan keterampilan, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan.

3. Penyusunan Instrumen Penelitian

Pada tahap ini meliputi kegiatan menentukan tujuan, menentukan pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan, merumuskan bentuk partisipasi pihak yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan, menentukan prosedur kerja dan uji kelayakan kegiatan. Pada tahap ini, penyusunan perangkat pembelajaran dilaksanakan dengan melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.

a) Menentukan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan digunakan untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

b) Menentukan kualifikasi pihak-pihak yang terlibat di dalam penelitian eliputi kualifikasi ahli yang digunakan untuk uji validasi, baik validasi ahli materi, ahli asesmen, insturktur kegiatan, maupun siswa.

(34)

49

sampai pada prosedur implementasi kegiatan scientific outbound dan analisis data.

4. Pengembangan Kegiatan Scientific Outbound

Pengembangan kegiatan dilakukan dengan mengembangkan kegiatan scientific outbound yang dibuat berdasarkan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Hasil dari tahapan ini adalah rencana pelaksanaan kegiatan scientific outbound yang siap diujicobakan. Tahapan ini dilaksanakan dengan mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kegiatan siswa, dan instrumen penelitian seperti angket siswa dan lembar observasi siswa. Kegiatan yang disusun atas dasar perpaduan pengetahuan awal siswa dan hasil analisis lokasi lingkungan sekolah siswa.

5. Validasi Kegiatan

Beberapa tahapan validasi yang dilaksanakan dalam penelitian antara lain sebagai berikut.

a) Validasi Ahli Materi

Validasi ahli materi dimaksudkan untuk memperoleh data berupa penilaian kelayakan, pendapat, kritik dan saran terhadap lembar kegiatan siswa pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem. Validasi ini terutama bertujuan untuk memastikan materi yang ada pada lembar kegiatan siswa benar secara ilmiah.

b) Validasi Ahli Asesmen

Validasi ahli asesmen bertujuan untuk memperoleh data berupa penilaian kelayakan tes penguasaan konsep, angket siswa, dan lembar observasi siswa. Serta bagaimana pendapat, kritik dan saran terhadap instrumen yang dikembangkan.

c) Validasi Guru

(35)

50

yang dikembangkan yang disesuaikan dengan karakter dan kebiasaan belajar siswa di kelas.

d) Uji Coba Terbatas

Uji coba terbatas dilakukan pada siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Parongpong. Tahap ini dilaksanakan terutama untuk menilai pelaksanaan kegiatan yang telah dikembangkan. Uji coba dilakukan untuk menguji keterlaksanaan kegiatan, rencana pelaksanaan pembelajaran, instrument, serta menemukan kekurangan dan permasalahan yang perlu diperbaiki.

6. Revisi dan Pengembangan Kegiatan Scientific Outbound

Analisis dalam pengembangan kegiatan dilakukan dengan mengacu pada keterlaksanaan kegiatan sejalan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, ketercapaian tujuan, proses belajar yang terjadi, kelayakan lembar kegiatan siswa, media yang digunakan, serta instrumen yang digunakan untuk menakar keberhasilan. Analisis dimulai dengan cara memahami ketercapaian tujuan kegiatan dan hasilnya dibandingkan dengan kriteria yang diharapkan. Dengan cara ini diperoleh informasi kompetensi mana yang perlu ditingkatkan pada tahap berikutnya. Kemudian dengan melakukan penelusuran pada rencana pelaksanaan pembelajaran, serta partisipasi siswa dalam kegiatan. Pada akhirnya analisis dilakukan terhadap struktur kegiatan yang diterapkan untuk dilakukan revisi, dari segi struktur yang mencakup urutan, materi dan proses yang dikembangkan.

7. Implementasi Kegiatan Scientific Outbound

(36)

51

Gambar 3.1 Implementasi Kegiatan Scientific Outbound

Pada tahap ini, implementasi kegiatan scientific outbound dilakukan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dinilai kelayakannya oleh ahli materi, ahli asesmen, guru, dan sudah melalui uji coba terbatas. Implementasi dilakukan pada satu kelas VII SMP Negeri 3 Parongpong. Implementasi dilakukan untuk menguji keterlaksanaan kegiatan scientific outbound yang telah dikembangkan. Beberapa tahapan implementasi kegiatan scientific outbound yang dilaksanakan antara lain sebagai berikut.

a) Memberikan tes awal (pretest) pada siswa untuk mengetahui kemampuan penguasaan konsep, sikap dan keterampilan sosial sebelum pelaksanaan pembelajaran scientific outbound.

b) Melaksanakan kegiatan scientific outbound pada materi Ciri-ciri Makhluk Hidup (pertemuan pertama) dan Ekosistem (pertemuan kedua). c) Memberikan tes akhhir (posttest) pada siswa untuk mengetahui

peningkatan penguasaan konsep, sikap dan keterampilan sosial setelah pelaksanaan pembelajaran scientific outbound.

d) Melakukan wawancara kepada siswa setelah pelaksanaan kegiatan scientific outbound untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap kegiatan scientific outbound yang digunakan saat pembelajaran.

Hasil Observasi Lapangan

Penyusunan RPP dan Instrumen

Implementasi Kegiatan Scientific

Outbound

(37)

52

G. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan sejak studi pendahuluan, awal pengembangan kegiatan, selama proses pengembangan kegiatan, dan pada tahap akhir dari implementasi kegatan scientific outbound. Terdapat dua jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kuanitatif bersumber dari uji pengetahuan awal siswa dan lembar observasi lokasi kegiatan scientific outbound. Data kualitatif diperoleh dari tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, yaitu penguasaan konsep dan skala sikap serta keterampilan siswa.

1. Uji Pengetahuan Awal Siswa

Uji pengetahuan awal tentang konsep ciri-ciri makhluk hidup dan ekosistem berupa soal berbentuk pilihan ganda. Sebelum soal diujikan pada siswa, soal diuji keterbacaannya dan divalidasi oleh dosen ahli terlebih dahulu untuk mendapatkan kriteria soal yang baik.

2. Tes Penguasaan Konsep

Tes penguasaan konsep pada materi ciri-ciri makhluk hidup dan ekosistem terdiri dari pretest dan posttest yang berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban. Penyekoran soal tes penguasaan konsep mengikuti pedoman penyekoran tes pilihan ganda yaitu, apabila option untuk pilihan benar adalah 1 dan salah adalah 0. Tes penguasaan konsep dibuat berdasarkan ranah kognitif taksonomi Bloom. Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir, termasuk di dalamnya kemampuan menghapal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. 3. Skala Sikap Siswa

(38)

53

H. Analisis Data

Analisis data dilakukan setelah data hasil penelitian terkumpul. Data yang dianalisis terdiri dari hasil uji penguasaan konsep, hasil angket sikap, hasil angket kecerdasan intrapersonal dan interpersonal, hasil observasi terhadap keterampilan proses dan sikap siswa. Analisis data pada penelitian ini dilakukan berbeda antara data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif dilakukan terhadap hasil uji penguasaan konsep, lembar observasi keterampilan proses dan sikap siswa. Data uji pengetahuan disajikan dalam bentuk persentase untuk mengetahui tingkat pemahaman konsep siswa secara keseluruhan. Data hasil observasi lokasi kegiatan digunakan untuk menarik kesimpulan fakta-fakta yang dapat dituangkan dalam lembar kegiatan ciri-ciri makhluk hidup dan ekosistem.

2. Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif dilakukan terhadap hasil belajar siswa berupa tes penguasaan konsep, sikap siswa, dan kegiatan siswa. Analisis data kuantitatif menggunakan Anates versi 4.0.7 dan SPSS versi 16. Untuk perhitungan penguasaan konsep dan sikap siswa menggunakan perhitungan N-Gain. Kriteria penilaian hasil perhitungan gain ternormalisasi dapat dilihat pada Tabel 3.11. Adapun nilai gain ternormalisasi didapat dengan perhitungan:

Skor Posttest – Skor Pretest Skor Maksimum – Skor Pretest

Tabel 3.11 Klasifikasi N-gain

Kategori Perolehan N-gain Keterangan

N-Gain > 0,70

0,30 ≤ N-Gain ≤ 0,70

N-Gain < 0,30

Tinggi Sedang Rendah

(39)

54

siswa diluar sampel penelitian yang telah mempelajari materi ciri-ciri makhluk hidup dan ekosistem. Uji coba instrumen tes pengetahuan konsep dilakukan kepada siswa kelas VIII di SMP Negeri di Kabupaten Bandung yang akan dijadikan tempat penelitian. Hasil tes pengetahuan konsep diberi skor sesuai penskoran. Setelah data skor hasil uji coba instrumen diperoleh, data tersebut dianalisis untuk diketahui validitas butir soal, reliabilitas tes, daya pembeda butir soal, dan indeks kesukaran butir soal.

a. Validitas Butir Soal

Suherman dan Kusumah (1990) mengemukakan bahwa suatu alat evaluasi disebut valid (absah atau sahih) apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Oleh karena itu keabsahannya tergantung pada sejauh mana ketepatan alat evaluasi itu dalam melaksanakan fungsinya.

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat validitas instrumen tes dapat menggunakan tolak ukur menurut Guilford seperti pada Tabel 3.12. Untuk mengetahui validitas Instrumen tes yang penulis buat, perhitungan validitas instrumen tes ini menggunakan rumus korelasi produk momen memakai angka kasar (raw score), (Suherman dan Kusumah, 1990) yaitu:

Dengan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = skor siswa pada tiap butir soal

Y = skor total tiap siswa N = jumlah siswa

Tabel 3.12 Interpretasi Klasifikasi Koefisien Korelasi

Besarnya rxy Interpretasi

0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi

0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi

0,40 < rxy ≤ 0,60 Sedang

0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah

(40)

55

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas pilihan ganda dengan menggunakan software ANATES versi 4.0.7, diperoleh 15 butir soal pilihan ganda pada konsep ciri-ciri makhluk hidup dan 18 soal pilihan ganda pada konsep ekosistem yang dapat digunakan. Adapun sebaran validitas tertera dalam Tabel 3.13

Tabel 3.13 Distribusi Butir Soal Berdasarkan Tingkat Validitas No. Kategori Frekuensi Persentase (%) No. Soal Baru

Materi: Ciri-ciri Makhluk Hidup

Reliabilitas suatu alat ukur dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun dilakukan oleh orang, waktu dan tempat yang berbeda, tidak terpengaruh oleh pelaku, situasi dan kondisi (Suherman dan Kusumah, 1990). Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrumen tes dapat menggunakan tolak ukur yang dibuat oleh Guilford. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.14.

Tabel 3.14 Interpretasi Klasifikasi Koefisien Reliabilitas

Besarnya r11 Interpre tasi

0,80 1,00 Sangat Tinggi

0,60 0,80 Tinggi

0,40 0,60 Sedang

0,20 0,40 Rendah

0,00 0,20 Sangat Rendah

(41)

56

makhluk hidup, dan 0,8 untuk konsep ekosistem, yang berarti termasuk kategori tinggi untuk kedua konsep. Keseluruhan soal yang diujicobakan berjumlah 25 soal pilihan ganda untuk masing- masing konsep.

c. Indeks Kesukaran Butir Soal

Suherman dan Kusumah (1990) mengungkapkan bahwa derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut Indeks Kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval (kontinum) 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.

Hasil perhitungan indeks kesukaran dapat diinterpretasikan kedalam beberapa kriteria yang dapat dilihat di Tabel 3.15. Untuk menghitung indeks kesukaran soal pilihan ganda menggunakan rumus berikut ini:

dengan: JB = Jumlah siswa yang menjawab benar JS = Jumlah seluruh siswa

Tabel 3.15 Interpretasi Klasifikasi Indeks Kesukaran

Nilai IK Interpretasi

0,00 Terlalu Sukar

0,00 0,30 Sukar

0,30 0,70 Sedang

0,70 1,00 Mudah

1,00 Terlalu Mudah

d. Daya Pembeda

(42)

57

menjawab salah. Untuk menghitung daya pembeda butir soal bentuk uraian menggunakan rumus (Suherman, 2003):

atau Dengan:

DP= Daya Pembeda.

= Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok atas.

= Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar atau jumlah benar untuk kelompok bawah.

= Jumlah siswa kelompok atas. = Jumlah siswa kelompok bawah.

Hasil perhitungan daya pembeda dapat diinterpretasikan kedalam beberapa kriteria yang dapat dilihat di Tabel 3.16.

Tabel 3.16 Interpretasi Klasifikasi Daya Pembeda

Nilai DP Interpretasi

0,00 Sangat Jelek

0,00 0,20 Jelek

0,20 0,40 Cukup

0,40 0,70 Baik

0,70 1,00 Sangat Baik

e. Daya Serap Siswa

Data yang diperoleh dari dari skor tes tulis penguasaan konsep dianalisis dengan menggunakan rumus:

- Daya Serap Siswa (DSS) , dengan kriteria

Siswa dinyatakan tuntas belajar jika DSS 60%

- Daya Serap Kelas (DSK) ,

(43)

58

3. Analisis Data Deskriptif

Langkah awal sebelum data hasil pretest dan posttest diuji adalah menghitung data deskriptif yang meliputi rata-rata, simpangan baku, nilai maksimum, dan nilai minimum. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran mengenai data yang diperoleh.

Pengujian Hipotesis

Pengolahan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan uji statistik terhadap hasil data pretest dan posttest yang kemudian dihitung menggunakan program SPSS 17.0 for windows. Uji statistik yang dilakukan sebagai berikut: a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal. Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk dengan taraf nyata  = 5%. Jika kedua data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji homogenitas varians. Jika salah satu atau kedua data yang dianalisis tidak berdistribusi normal, maka pengujian selanjutnya yang dilakukan uji statistika nonparametrik yaitu uji Mann-Whitney.

b. Uji Homogenitas varians

Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah data memiliki variansi yang sama atau tidak. Jika data berdistribusi normal, maka pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varian dengan menggunakan uji Levene’s test dengan nilai signifikansi 5%. Sedangkan jika data tidak berdistribusi normal, maka pengujian dilakukan dengan statistika non parametrik.

c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah sebelum proses pembelajaran dan setelah proses pembelajaran kelas tersebut memiliki rata-rata yang sama atau tidak. Ketentuan pengujiannya adalah sebagai berikut: (1) Hasil pretest dan posttest berasal dari populasi yang berdistribusi normal

(44)

59

(2) Hasil pretest dan posttest berasal dari populasi yang berdistribusi normal tetapi varians yang diperoleh tidak homogen, maka untuk pengujian

dilakukan uji t’ yaitu Independent Sample T-Test dengan asumsi kedua

varians tidak homogen.

(45)

60

I. Bagan Alur Penelitian

Bagan alur penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Bagan Alur Penelitian Penelitian Pendahuluan

Proposal Thesis

Seminar Proposal

Studi Literatur

Studi Lapangan

Mengolah Data Hasil Penelitian

Menyusun Laporan Hasil Penelitian

Pretest Scientific Outbound Posttest Pelaksanaan Penelitian

Perijinan Sekolah Penyusunan Perangkat Instrumen

Judgement dan Uji Coba Instrument

Revisi Instrument

Instrument: (1) Silabus; (2) Rencana

Pelaksaan Pembelajaran (RPP); (3) Soal

Pretest/Posttest; (4) Angket Siswa; (5) Lembar Kegiatan

Siswa; (6) Lembar

(46)

Marshanti lisbania gratia, 2015

Pengembangan scientific outbound untuk meningkatkan sikap,pengetahuan,dan keterampilan siswa smp pada konsep ciri ciri makhluk hidup dan ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian Model Pembelajaran Scientific Outbound untuk Meningkatkan Kompetensi Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Siswa SMP Kelas VII pada Materi Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem, terdapat perbedaan tingkat penguasaan konsep, sikap, dan keterampilan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model scientific outbound. Berdasarkan hasil pretest dan posttest, didapatkan nilai N-gain pengetahuan konsep dengan nilai terendah 0,46 dan tertinggi 0,63; N-gain kompetensi sikap dengan nilai terendah 0,75 dan tertinggi 0,92; serta keterampilan sosial siswa dengan nilai terendah 0,42 dan dan tertinggi 0,58.

Berdasarkan data penelitian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kompetensi sikap dan keterampilan siswa cenderung sejalan dengan peningkatan penguasaan konsep siswa pada materi Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem. Siswa dengan perolehan N-gain tinggi pada konsep Ekosistem, merupakan siswa yang memperoleh N-gain tinggi pula pada konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup. Sejalan dengan peningkatan penguasaan konsep tersebut, kompetensi sikap dan keterampilan sosial siswa juga mengalami peningkatan pada siswa yang sama.

(47)

103

B. Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Dalam upaya terwujudnya hal tersebut, berikut ini dikemukakan beberapa saran yang dapat digunakan untuk mengembangkan model pembelajaran scientific outbound ini lebih lanjut.

(48)

Marshanti lisbania gratia, 2015

Pengembangan scientific outbound untuk meningkatkan sikap,pengetahuan,dan keterampilan siswa smp pada konsep ciri ciri makhluk hidup dan ekosistem Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, L., dkk. (2013). Pengaruh pemanfaatan lingkungan alam sekitar dalam proses pembelajaran terhadap Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar IPA Kelas V SD Gugus IV Kecamatan Sukasada. e -Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Volume 3 Tahun 2013. Tersedia online: http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_pendas/ article/viewFile/937/688

Aida, K. (2012). Efektivitas Outdoor Learning dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak: Penelitian Eksperimen Kuasi pada sebuah Taman Kanak-kanak di Kota Bandung. Tesis Jurusan Pengembangan Kurikulum SPS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Ancok., D. (2007). Outbound Management Training. Yogyakarta: UII Press.

Anderson, L. & Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ango, M. L. (2002). Mastery of Science Process Skill and Their Effective Use in The Teaching of Science: An Educology of Science Education in The Nigerian Context. Journal of Educology. Tersedia Online: http://www.era-

usa.net/images/011-IJE_2002_V16_N1_Ango,_Mary,_Mastery_of_Science.pdf

Arianto, T. (2013). Tingkat Kejujuran Sosial dan Akademik Mahasiswa Pendidikan Biologi. Jurnal Seminar Nasional X Pendidikan Biologi

FKIP UNS. Tersedia Online:

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=139082&val=4058

Azwar, S. (2011). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Brooks, J. G. & Brooks, M. G. (1993). In Search of Understanding The Case of Constructivist Classroom. Alexandria, VA, Association for Supervision and

Gambar

Tabel 3.1 Target data dan instrumen pada penelitian
Tabel 3.2 Penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Tabel 3.4 Kisi-kisi Keterampilan Proses Konsep Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Ekosistem pada Lembar Kerja Siswa
Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Observasi Kompetensi Keterampilan
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN FIRE-UP UNTUK MENUMBUHKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PESERTA DIDIK.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pengembangan Teknologi Papan Komposit dari Limbah Batang Pisang ( Musa sp): Sifat Fisis Mekanis Papan pada Berbagai Tingkat Asetilasi.. Jurusan Teknologi Hasil

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan masyarakat yang tinggal di luar kota untuk melakukan migrasi sirkuler di Kota Medan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan masyarakat yang tinggal di luar kota untuk melakukan migrasi sirkuler di Kota Medan

[r]

STKIP-PGRI Bandar Lampung, Vol. Moreover, by doing writing, the students become involved with the new language, trying to express their ideas and use eyes,

Praktik oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan- perusahaan potensial untuk masuk ke dalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan

motif, manfaat serta waktu penggunaan internet yang kemudian dihubungkan dengan prestasi akademik mahasiswa ranah kognitif [18]. Berdasarkan studi literatur yang telah