• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus, setiap siklus

29 terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, dkk 2007: 16).

Bagan Siklus PTK

Gambar 3.1. Bagan siklus PTK (Diadopsi dari Arikunto, dkk. 2007: 16)

Perencanaan Pelaksanaan SIKLUS I Pengamatan Refleksi Perencanaan SIKLUS II Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Perencanaan

SIKLUS III Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

30 Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus dengan tahapan tiap siklusnya adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

pembelajaran kooperatif teknik STAD.

2) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

3) Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

4) Membuat lembar catatan lapangan.

5) Menyusun perangkat tes akhir pada setiap akhir siklus.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini meliputi semua kegiatan selama pembelajaran yang telah disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa oleh guru dan observer.

d. Tahap Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengkaji aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana pembelajaran yang baru pada siklus berikutnya.

31 Tahap-tahap dari siklus diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus ini meliputi:

a) Perencanaan

Prosedur penelitian siklus I ini diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD, kemudian menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar kerja siswa dan lembar evaluasi tes akhir.

b) Pelaksanaan

Pada siklus I pembelajaran matematika, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD yang meliputi beberapa tahap antara lain:

1) Guru menetapkan nilai ulangan harian sebagai skor dasar untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran.

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

3) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang hendak diajarkan.

4) Pada tahap pertama pembelajaran STAD, materi pembelajarannya adalah

32

5) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang jenis-jenis dan sifat

bangun datar sederhana.

6) Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok yang heterogen.

7) Guru memerintahkan siswa untuk duduk bersama kelompoknya.

8) Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dipersiapkan kepada

masing-masing kelompok.

9) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya.

Sehingga apabila dalam kelompok tersebut terdapat anggota kelompok yang kurang memahami cara menyelesaikan soal maka anggota kelompok yang lain memberi tahu cara menyelesaikan soal dengan benar.

10) Pada tahap selanjutnya, siswa diberi tes akhir siklus I. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah siswa sudah memahami pembelajaran yang diberikan. Maka, dalam proses pembelajaran teknik STAD dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri siswa karena terlibat langsung secara aktif dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan.

11) Selanjutnya, guru mengumumkan skor masing-masing kelompok. Kemudian

guru mengumumkan kelompok dengan skor tertinggi, dan memberikan penghargaan kepada kelompok dengan skor tertinggi. Kegiatan ini akan membuat jelas hubungan antara melakukan tugas dengan baik dan menerima penghargaan. Pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas siswa untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

33

c) Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan siklus I, dan analisis pada akhir siklus I. Data yang diperoleh diolah, agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.

d) Refleksi

Refleksi dilaksanakan pada akhir siklus untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan mengkaji aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana pembelajaran yang baru pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

a) Perencanaan

Prosedur penelitian siklus II juga diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD, kemudian menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi aktivitas dan catatan lapangan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar evaluasi tes akhir siklus II.

b) Pelaksanaan

1) Guru menentukan nilai hasil ulangan harian sebagai skor dasar untuk

34

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

3) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang hendak diajarkan.

4) Pada siklus kedua materi pembelajarannya adalah keliling bangun datar

sederhana.

5) Tindakan pembelajaran yang dilakukan sama seperti siklus I.

c) Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan siklus II, dan pengolahan data dilakukan pada akhir siklus II. Data yang diperoleh diolah, agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan. Sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.

d) Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi untuk mengkaji pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana tindakan pembelajaran yang baru pada siklus berikutnya. 3. Siklus III

a) Perencanaan

Prosedur penelitian siklus III juga diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD, kemudian menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi aktivitas

35 dan catatan lapangan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar evaluasi tes akhir siklus III.

b) Pelaksanaan

1) Guru menentukan nilai hasil ulangan harian sebagai skor dasar untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran.

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

3) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang hendak diajarkan.

4) Pada siklus kedua materi pembelajarannya adalah menyelesaikan soal-soal

cerita tentang keliling bangun datar sederhana.

5) Tindakan pembelajaran yang dilakukan disesuaikan dengan hasil refleksi dan

saran pada siklus II.

c) Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan siklus III, dan pengolahan data dilakukan pada akhir siklus III. Data yang diperoleh diolah, agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan.

d) Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa dari siklus I, II, dan III untuk digunakan dalam penyusunan hasil penelitian tindakan kelas.

36 3.8 Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam penelitian ini dinyatakan berhasil apabila:

a. Persentase siswa aktif tiap akhir siklus mencapai sekurang-kurangnya 70%.

b. Nilai rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus serendah-rendahnya adalah 60.

c. Banyaknya siswa yang tuntas belajar tiap siklus sekurang-kurangnya adalah

75% (siswa dinyatakan tuntas belajar jika memperoleh nilai serendah-rendahnya 60).

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Hasil kegiatan pembelajaran siswa terkadang dapat mencapai hasil yang diharapkan, tetapi terkadang juga tidak. Hal ini karena daya serap masing-masing siswa berbeda dalam menerima pelajaran. Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai Pancasila. Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan pengembangan kecakapan hidup (life skills) yang diwujudkan melalui seperangkat kompetensi. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat bertahan hidup serta dapat menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan di masa yang akan datang. Untuk itu sekolah diharapkan dapat untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut.

Salah satu pelajaran yang penting di Sekolah Dasar adalah matematika, pelajaran ini nantinya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu sangat

2 memerlukan kejelian atau kesungguhan agar siswa benar-benar menguasai pelajaran matematika.

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan antara konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

Banyak siswa mulai tidak kritis dan tidak kreatif terhadap pelajaran yang diterima, artinya siswa hanya sekedar menerima apa yang diajarkan. Siswa tidak semangat untuk mencari dan menemukan sesuatu yang baru. Belum lagi gejala lain yang muncul, seperti keengganan siswa untuk belajar mandiri, keterasingan siswa terhadap dunianya (dunia anak), ketidakpedulian siswa terhadap lingkungannya, serta berkurangnya minat membaca dan berlatih di kalangan siswa, semuanya itu merupakan fenomena yang harus diceramati bersama.

Pemikiran yang mengarah pada siswa lebih aktif, kritis, kreatif, mandiri, mencintai dunianya peduli pada lingkungannya, serta upaya mentradisikan membaca dan berlatih merupakan modal penting bagi siswa yang akan tumbuh berkembang di era globalisasi ini. Dalam kehidupan sehari-hari anak berhadapan langsung dengan berbagai fakta dan persoalan yang menuntut kesiapan mereka untuk turut memecahkan persoalan yang ada.

Namun setiap siswa mempunyai kepribadian yang unik, berbeda satu dengan yang lainnya. Baik dalam tingkat intelegensi, kondisi fisik dan emosi maupun kemampuan sosialnya. Sementara di sekolah, sebagaian besar anak menerima

3 layanan pendidikan yang sama. Disamping itu umumnya proses belajar mengajar di sekolah masih termasuk tradisional konvensional dalam arti sangat terstruktur, guru lebih mendominasi, guru banyak menggunakan metode ceramah dan sangat sedikit tuntutan aktif dari siswa. Akibatnya ada sebagian anak yang hasil belajar mereka jauh di bawah teman-teman sekelasnya.

Salah satu pelajaran yang mempunyai hasil belajar rendah di sekolah dasar adalah matematika. Mata pelajaran ini termasuk mata pelajaran yang disegani oleh siswa, karena untuk dapat memahami materi yang terkandung di dalamnya perlu adanya kejelian dalam berpikir, ketelitian dalam pengerjaan, dan waktu yang cukup untuk mengadakan latihan-latihan, baik pada jam pelajaran maupun di luar jam pelajaran. Matematika termasuk salah satu kemampuan dasar yang dikuasai anak disamping membaca dan menulis. Hal ini dikarenakan anak sering takut terhadap matematika, mereka menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan rumit.

Dalam hal ini standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika kelas memang sarat akan materi, disamping cakupannya luas dan perlu pemahaman. Jika dilihat dari hasil ulangan semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012, sebagian besar nilai siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir masih di bawah KKM 60. Sedangkan syarat ketuntasan yang diharapkan pada standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 60.

Berdasarkan pengamatan dari hasil ulangan semester ganjil pelajaran matematika pada tanggal 6 desember 2011 yang menunjukkan bahwa dari 18 siswa kelas IIIA

4 SD N 1 Sukadana Ilir terdapat 5 siswa yang mendapat nilai diatas KKM dan 13 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM 60. Berdasarkan data tersebut berarti tingkat keberhasilan siswa yang memenuhi KKM hanya 27,8 %.

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur dimungkinkan juga karena guru belum menggunakan teknik atau pun media pembelajaran serta mendesain skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi maupun kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif. Namun sebaliknya kecenderungan guru menggunakan model pembelajaran konvensional yang bersifat satu arah cenderung membosankan. Kegiatan pembelajaran masih didominasi guru. Siswa sebagai objek bukan subjek bahkan guru cenderung membatasi partisipasi dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir pada kegiatan pembelajaran matematika, ketika guru menjelaskan pelajaran, siswa masih banyak yang bercakap-cakap dengan teman sebangkunya. Hanya sebagian kecil siswa yang memperhatikan yaitu siswa yang duduk didepan. Siswa yang duduk dibelakang banyak yang bermain dengan teman sebangkunya, bahkan ada yang mengganggu teman yang lain. Saat ditanya mengenai materi yang baru disampaikan, sebagian besar dari mereka hanya diam, jika guru memberi kesempatan untuk bertanya mengenai kesulitan tentang materi pelajaran, tidak ada yang bertanya bahkan kelas menjadi hening. Hal tersebut membuktikan bahwa aktivitas belajar mereka terhadap pelajaran matematika masih sangat rendah.

5 Hal yang perlu diperbaiki dalam permasalahan ini adalah model pembelajaran guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat menjadi lebih baik. Diharapkan dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat, pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif, inovatif dan menyenangkan. Salah satu diantaranya adalah teknik Student Team Achievement Division (STAD). Dengan pembelajaran teknik STAD diharapkan siswa dapat menggali dan menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka telah dilakukan perbaikan proses dan hasil pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur.

Dokumen terkait