ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD
(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
SRI RAHAYU
dianalisis dengan analisis kulitatif dan analisis kuantitatif. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam proses pembelajaran Matematika siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (62,34%), siklus II (76,54%), dan siklus III (8518%). Sementara persentase rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I (67,78), siklus II (83,61), dan siklus III (88,89).
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran
Pada prinsipnya teori belajar Behaviorisme dalam Lapono (2007) menjelaskan
bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu
beriteraksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri individu
banyak ragamnya, baik sifat maupun jenisnya. Karena itu tidak semua perubahan
dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar. Jika tangan seorang
anak bengkok karena jatuh dari sepada motor, maka perubahan seperti itu tidak
dapat dikategorikan sebagai perubahan hasil belajar. Demikian pula perubahan
tingkah laku seseorang karena mabuk tidak dapat dikategorikan sebagai hasil
perubahan tingkah laku karena belajar. Atas pijakan yang demikian, maka
karakterisitik perubahan tingkah laku dalam belajar, menurut penjelasan Tim
Dosen Pengembang MKDK-IKIP Semarang (1989) mencakup hal-hal seperti
10 a. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar
Setiap individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan tingkah laku
atau sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi perubahan dalam dirinya.
Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang terjadi suatu aktivitas
yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relative lama.
Perubahan tingkah laku tidak muncul begitu saja, tetapi sebagai akibat dari usaha
tersebut. Oleh karena itu, menurut Ruminiati (2008: 1.3-1.4) proses terjadinya
perubahan tingkah laku tanpa usaha tidak disebut belajar.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Slameto dalam Kurnia (2007: 1.30) merumuskan belajar sebagai suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus
menerus dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan
perubahan berikutnya. Misalnya jika seseorang anak belajar menulis, maka ia
akan memahami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis.
Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih
baik.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Menurut Skinner dalam Ruminiati (2008: 1. 3) belajar adalah suatu proses
11
perbuatan belajar, perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan tertuju untuk
memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin
banyak usaha belajar dilakukan makin banyak dan makin baik perubahan yang
diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan
sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.
d. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara
Winkel dalam Kurnia ( 2007: 1.3) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses
kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif
individu dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif
menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Itu
berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.
Misalnya kecakapan seseorang memainkan piano setelah belajar, tidak akan
hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan makin berkembang
jika terus dipergunakan atau dilatih.
e. Perubahan dalam belajar bertujuan
Menurut Lapono (2007) perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang
akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang
12 f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Kurnia (2007: 1.3) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental
pada diri seseorang yang menghasilkan perubahan sikap yang relatif
menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi
perubahan keseluruhan tingkah laku. Jadi aspek perubahan tingkah laku
berhubungan erat dengan aspek lainnya.
Sedangkan pembelajaran menurut Morgan (dalam Kurnia, 2008) merupakan
interaksi antara guru dan peserta yang menghasilkan perubahan tingkah laku
peserta didik karena hasil pengalaman, sehingga memungkinkan peserta didik
menghadapi situasi selanjutnya dengan cara yang berbeda-beda.
Selain itu, menurut Suprijono (2009: 13) pembelajaran berpusat pada peserta
didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses
organik dan konstruktif, bukan mekanis
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa belajar diartikan sebagai
perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Perubahan ini bersifat menetap,
menyeluruh, dan dilakukan secara sadar. Sedangkan pembelajaran merupakan
interaksi antara guru dan peserta didik, sehingga terjadi dialog interaktif. Sehingga
memungkinkan peserta didik menghadapi berbagai permasalahan dengan cara
13 2.2 Aktivitas Belajar
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam
mendorong terjadinya belajar. Sardiman (2003:95) mengemukakan bahwa pada
prinsipnya belajar adalah berbuat untuk merubah tingkah laku atau melakukan
kegiatan untuk merubah tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas,
sebab aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam
interaksi belajar mengajar.
Nasution (2003:85) mengatakan bahwa aktivitas adalah segala sesuatu tingkah
laku atau usaha manusia atau apa saja yang dikerjakan, diamati, oleh seseorang
mencakup kerja pikiran dan badan. Hal ini menunjukkan bahwa semua yang
dipikirkan dan dilakukan oleh siswa dalam proses belajar merupakan aktivitas.
Sardiman (2010: 23) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang
bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus
selalu terkait.
Kusnandar (2010: 277) menyebutkan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan
siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan
pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan
memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah
14
dengan adanya perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
2.3 Hasil Belajar
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari tindak mengajar
diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.
Menurut Kusnandar (2010: 277) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa
setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data
kualitatif maupun kuantitatif.
Bloom (dalam Sudjana, 2010: 22) secara garis besar membagi hasil belajar
menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan
dengan sikap, dan ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Hasil belajar dipengaruhi oleh adanya
kesempatan yang diberikan kepada anak. Ini berarti bahwa guru perlu menyusun
rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk
melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar
15
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan diiringi pengevaluasian guna
mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam belajar.
2.4 Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Division (STAD)
a. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)
Rusman (2010: 202) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Menurut Nurulhayati (dalam Rusman, 2010: 203) pembelajaran kooperatif adalah
strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok
kecil untuk saling berinteraksi.
Tom V. Savage (dalam Rusman, 2010: 203) cooperative learning adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.
Ibrahim (dalam Rusman, 2010: 208) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar
siswa berkelompok untuk menjalin kerja sama dan saling ketergantungan dalam
struktur tugas, tujuan, dan hadiah.
Asma (2006: 14) dalam pembelajaran kooperatif setidaknya terdapat lima prinsip
16
kerjasama (cooperative learning), pembelajaran partisipatorik, mengajar reaktif (reactive teaching), dan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning). Menurut Roger dan David Johnson (dalam Rusman, 2010: 212) ada lima unsur
dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), yaitu: (a) prinsip ketergantungan positif (positive interdependence); (b) tanggung jawab perseorangan (individual accountability); (c) interaksi tatap muka (face to face promotion interaction); (d) partisipasi dan komunikasi (participation communication); (e) evaluasi proses kelompok.
Sedangkan Arends (dalam Asma, 2006: 16) berpendapat bahwa unsur-unsur dasar
belajar kooperatif adalah sebagai berikut:
(1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup
sepenanggungan bersama”.
(2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti
milik mereka sendiri.
(3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya
memiliki tujuan yang sama.
(4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara
anggota kelompoknya.
(5) Siswa akan dikenakan atau akan diberikan hadiah/ penghargaan yang juga
akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
(6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk
17
(7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
dipelajari dalam kelompoknya.
b. Teknik Student Teams Achievement Division (STAD)
Slavin (dalam Trianto, 2007: 52) menyatakan bahwa pada STAD siswa
ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan
campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan
pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim. Mereka memastikan bahwa
seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa
diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan
saling membantu.
1) Langkah-langkah Pembelajaran STAD
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik STAD ini didasarkan pada
langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase, sebagai
berikut:
Tabel 2.1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatit teknik STAD
Fase Kegiatan Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Fase 2
Menyajikan/menyampaikan informasi.
Fase 3
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar.
Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
18 Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Fase 5 Evaluasi
Fase 6
Memberikan penghargaan
Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
(Sumber: Ibrahim dkk, dalam Trianto, 2007: 54)
Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan
melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
(a) Menghitung skor individu
Menurut Slavin (dalam Rusman, 2010: 216), untuk menghitung perkembangan
skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2. Perhitungan Perkembangan Skor Individu
No Nilai Tes Skor Perkembangan
1. 2. 3. 4. 5.
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar Lebih dari 10 poin di atas skor dasar Pekerjaan sempurna (tanpa memerhatikan skor dasar) 0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin
(Sumber: Slavin, dalam Rusman, 2010: 216)
(b) Menghitung skor kelompok
Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin perkembangan
19
N1= Jumlah total perkembangan anggota Jumlah anggota kelompok yang ada
Tabel 2.3. Tingkat penghargaan kelompok
No Rata-rata Skor Kualifikasi 1.
2. 3. 4.
0 ≤ N ≤ 5 6 ≤ N ≤ 15 16 ≤ N ≤ 20 21 ≤ N ≤ 30
-
Tim yang baik (Good Team) Tim yang baik sekali (Great Team) Tim yang istimewa (Super Team)
(Sumber: Rusman, 2010: 216)
(c) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru
memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai
dengan prestasinya (kriteria tertentu yang ditetapkan guru).
2) Kelebihan dan kekurangan teknik STAD
a) Kelebihan teknik pembelajaran Kooperatif STAD
Menurut Davidson (dalam Asma, 2006: 26) kelebihan teknik pembelajaran
kooperatif STAD :
(1) Meningkatkan kecakapan individu.
(2) Meningkatkan kecakapan kelompok.
(3) Meningkatkan komitmen.
(4) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya.
(5) Tidak bersifat kompetitif.
20
b) Kekurangan teknik pembelajaran kooperatif STAD
Menurut Slavin (dalam Asma 2006: 27) kekurangan teknik pembelajaran
kooperatif STAD yaitu:
(1) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.
(2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran
anggota yang pandai lebih dominan.
2.5 Kerangka Pikir
Pembelajaran kooperetif teknik STAD merupakan suatu strategi pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Dalam pembelajaran kooperatif teknik STAD,
siswa ditempatkan dalam kelompok yang beranggotakan empat atau lima orang
siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda.
Dalam pembelajaran ini, guru lebih dahulu menyajikan materi baru dalam kelas,
kemudian anggota tim mempelajari materi tersebut dalam kelompok mereka.
Mereka mengerjakan lembar kerja, bertanya satu sama lain, membahas masalah
dan mengerjakan latihan. Tugas-tugas mereka itu harus dikuasai oleh setiap
anggota kelompok. Pada akhirnya guru memberikan kuis atau tes akhir yang harus
dikerjakan siswa secara individu.
Pada pembelajaran ini anggota kelompok harus memberikan skor yang terbaik
kepada kelompoknya dengan menunjukkan peningkatan penampilan
dibandingkan dengan sebelumnya atau dengan mencapai nilai sempurna pada saat
21
nilainya dan menghasilkan skor yang sempurna tidak akan mendapat
penghargaan.
Pembelajaran kooperatif teknik STAD ini terdiri dari enam tahap, yaitu persiapan
kegiatan pembelajaran, penyajian materi, belajar kelompok, tes, penentuan skor
peningkatan individual dan penghargaan kelompok.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran STAD tampak dalam proses belajar
kelompok, misalnya dalam setiap kegiatan belajar kelompok digunakan lembar
kegiatan siswa dan lembar kunci jawaban untuk setiap kelompok dengan tujuan
agar terjalin kerjasama diantara anggota kelompoknya. Lembar kegiatan
diserahkan pada saat kegiatan belajar kelompok, sedangkan kunci jawaban
diserahkan setelah kegiatan kelompok selesai dilaksanakan. Setiap siswa
mendapat peran memimpin angota-anggota di dalam kelompoknya. Dengan
harapan setiap anggota kelompok termotivasi untuk memulai pembicaraan dalam
diskusi. Setiap siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dalam
kelompok untuk menyelesaikan masalah yang terdapat dalam lembar kerja.
Aktivitas siswa juga terlihat saat seorang siswa wakil dari setiap kelompok
menyajikan hasil diskusi didepan kelas. Setiap anggota dari kelompok lain diberi
kesempatan untuk menanggapi atau melengkapi jawaban yang belum tepat.
Pada pembelajaran STAD ini siswa juga diberi kesempatan untuk berpikir secara
individu untuk memecahkan masalah yang diberikan guru, yaitu menjawab soal
tes secara individu dan tidak diperkenankan bekerjasama ataupun mencontek
22
perolehan skor terdahulu (skor dasar) dengan skor tes. Skor perkembangan
tersebut disumbangkan kepada kelompok yang akan digunakan sebagai skor
kelompok. Pada akhir pembelajaran STAD, guru menentukan kelompok terbaik
dan memberikan penghargaan terhadap kelompok tersebut.
Dengan demikian diharapkan dengan pembelajaran kooperatif teknik STAD
siswa menjadi lebih menguasai materi pelajaran matematika dan pada akhirnya
hasil belajar siswa akan lebih baik. Serta diharapkan siswa mampu untuk
mencapai KKM (60) pada mata pelajaran matematika.
Dari uraian di atas, maka dapat divisualisasikan dalam bentuk kerangka pikir
sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir Guru Pembelajaran matematika belum menerapkan teknik
STAD
Menerapkan pembelajaran teknik
STAD
Meningkatnya aktivitas dan hasil
belajar siswa
Siswa
Nilai matematika kelas IIIA sangat rendah
Siklus I 60% dari jumlah siswa harus tuntas memperoleh nilai ≥60
Siklus II 70% dari jumlah siswa harus tuntas memperoleh nilai ≥60
23 2.6 Hipotesis
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif teknik
STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
Berdasarkan judul penelitian yaitu peningkatan aktivitas dan hasil belajar
matematika siswa melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD (PTK pada
siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran
2011/2012), maka subjek penelitiannya adalah siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana
Ilir Lampung Timur yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 5
siswa perempuan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD N 1 Sukadana Ilir yang terletak di Desa Sukadana
Ilir, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur.
b. Waktu Peneltian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama semester genap Tahun Pelajaran
25 3.3 Faktor yang Diteliti
Faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data Aktivitas Belajar
Data aktivitas belajar siswa yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah
aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran matematika
menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD.
b. Data Hasil Belajar
Data hasil belajar adalah hasil belajar siswa setiap akhir siklus selama
menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
a. Observasi
Observasi merupakan kegiatan melihat sesuatu secara cermat untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik tentang studi dari objek sesuatu itu. Observasi
dilakukan oleh teman sejawat di kelas yang diteliti. Observer mengamati aktivitas
siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Data dari lembar
observasi yang diperoleh dari setiap pertemuan pada masing-masing siklus yang
berupa skor aktivitas siswa dan kinerja guru akan digunakan sebagai refleksi atas
26 b. Tes
Tes dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab,
pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta
tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes (Poerwanti
dkk, 2008: 4.3). Pada penelitian ini, tes yang digunakan berupa lembar soal dalam
bentuk Lembar Tugas Siswa (LTS) yang bertujuan untuk mengetahui apakah
program pengajaran berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan atau
memerlukan perubahan/penyesuaian.
Instrumen tes digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa selama
mengikuti kegiatan pembelajaran matematika menggunakan pembelajaran
kooperatif teknik STAD. Instrumen ini berupa soal-soal latihan yang mengacu
pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
3.5 Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi
Instumen observasi yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar observasi
terstruktur. Lembar observasi ini terdiri atas lembar observasi aktivitas siswa dan
kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran. Lembar obsevasi ini digunakan untuk
menentukan langkah selanjutnya setelah dilakukan kegiatan pembelajaran
27 b. Tes
Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa selama
mengikuti kegiatan pembelajaran, ini terdiri atas beberapa soal uraian. Instrumen
ini berupa soal-soal latihan yang mengacu pada tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan ini berupa catatan perilaku maupun permasalahan siswa yang
dapat digunakan untuk pertimbangan bagi pelaksanaan langkah berikutnya
terhadap keberhasilan yang akan dicapai.
3.6 Teknik Analisis Data
Data penelitian yang akan dianalisis terdiri atas data kuantitatif dan data kualitatif.
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif siswa diperoleh dari data aktivitas siswa. Data aktivitas siswa
diperoleh pembelajaran berlangsung melalui lembar observasi. Dalam tiap
pertemuan, setiap siswa diamati aktivitasnya menggunakan lembar observasi
aktivitas dengan memberi tanda ”√” (cheklist) jika aktivitas yang dilakukan sesuai
dengan indikator yang telah ditentukan guru. Setelah data kuantitatif siswa
dikumpulkan, maka dirumuskan persentase siswa aktif sebagai berikut:
28
PA = Persentase Aktivitas Siswa
∑AS = Jumlah Siswa Aktif
N = Banyaknya Siswa yang Belajar
Tabel 3.1. Kriteria Keaktifan Kelas dalam Persen
Tingkat keberhasilan Kategori
>80% Sangat tinggi/sangat aktif
60-79% Tinggi/aktif
40-59% Sedang/cukup aktif
20-39% Rendah/kurang aktif
≤20% Sangat rendah/pasif
(Diadopsi dari Aqib, dkk. 2009: 41)
b. Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari hasil belajar siswa yang telah mengikuti
pembelajaran kooperatif teknik STAD. Data hasil belajar yang diperoleh dari
rata-rata tes yang dilakukan pada setiap siklus. Setelah hasil belajar siswa terkumpul,
maka didapatkan rumusan rata-rata hasil belajar siswa sebagai berikut:
X = ∑
X = Hasil rata-rata siswa
∑NS = Jumlah nilai hasil belajar siswa
N = Banyaknya siswa yang belajar
3.7 Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian yang akan
29 terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi (Arikunto, dkk 2007: 16).
Bagan Siklus PTK
Gambar 3.1. Bagan siklus PTK
(Diadopsi dari Arikunto, dkk. 2007: 16) Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan Refleksi
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
Perencanaan
SIKLUS III Pelaksanaan
30 Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus dengan tahapan tiap siklusnya
adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan
pembelajaran kooperatif teknik STAD.
2) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
3) Membuat lembar observasi aktivitas siswa.
4) Membuat lembar catatan lapangan.
5) Menyusun perangkat tes akhir pada setiap akhir siklus.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini meliputi semua kegiatan selama pembelajaran yang telah disusun dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa oleh guru dan observer.
d. Tahap Refleksi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah mengkaji proses pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dan mengkaji aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana pembelajaran yang baru pada
31 Tahap-tahap dari siklus diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus ini meliputi:
a) Perencanaan
Prosedur penelitian siklus I ini diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik
STAD, kemudian menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan lembar observasi
dan catatan lapangan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar kerja siswa dan lembar
evaluasi tes akhir.
b) Pelaksanaan
Pada siklus I pembelajaran matematika, kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD yang meliputi beberapa
tahap antara lain:
1) Guru menetapkan nilai ulangan harian sebagai skor dasar untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang hendak diajarkan.
4) Pada tahap pertama pembelajaran STAD, materi pembelajarannya adalah
32
5) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang jenis-jenis dan sifat
bangun datar sederhana.
6) Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok yang heterogen.
7) Guru memerintahkan siswa untuk duduk bersama kelompoknya.
8) Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dipersiapkan kepada
masing-masing kelompok.
9) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya.
Sehingga apabila dalam kelompok tersebut terdapat anggota kelompok yang
kurang memahami cara menyelesaikan soal maka anggota kelompok yang
lain memberi tahu cara menyelesaikan soal dengan benar.
10) Pada tahap selanjutnya, siswa diberi tes akhir siklus I. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah siswa sudah memahami pembelajaran yang diberikan.
Maka, dalam proses pembelajaran teknik STAD dapat menumbuhkan rasa
tanggung jawab pada diri siswa karena terlibat langsung secara aktif dalam
menyelesaikan soal-soal yang diberikan.
11) Selanjutnya, guru mengumumkan skor masing-masing kelompok. Kemudian
guru mengumumkan kelompok dengan skor tertinggi, dan memberikan
penghargaan kepada kelompok dengan skor tertinggi. Kegiatan ini akan
membuat jelas hubungan antara melakukan tugas dengan baik dan menerima
penghargaan. Pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas siswa untuk
33
c) Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan siklus I, dan analisis pada akhir
siklus I. Data yang diperoleh diolah, agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari
semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat
direfleksikan untuk siklus selanjutnya.
d) Refleksi
Refleksi dilaksanakan pada akhir siklus untuk mengkaji proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru dan mengkaji aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana pembelajaran yang baru pada
siklus berikutnya.
2. Siklus II
a) Perencanaan
Prosedur penelitian siklus II juga diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik
STAD, kemudian menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi aktivitas
dan catatan lapangan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar evaluasi tes akhir siklus II.
b) Pelaksanaan
1) Guru menentukan nilai hasil ulangan harian sebagai skor dasar untuk
34
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang hendak diajarkan.
4) Pada siklus kedua materi pembelajarannya adalah keliling bangun datar
sederhana.
5) Tindakan pembelajaran yang dilakukan sama seperti siklus I.
c) Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan siklus II, dan pengolahan data
dilakukan pada akhir siklus II. Data yang diperoleh diolah, agar diperoleh
kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah
dilaksanakan. Sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.
d) Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi untuk mengkaji pembelajaran yang dilakukan
guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam
membuat rencana tindakan pembelajaran yang baru pada siklus berikutnya.
3. Siklus III
a) Perencanaan
Prosedur penelitian siklus III juga diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik
35 dan catatan lapangan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar evaluasi tes akhir siklus III.
b) Pelaksanaan
1) Guru menentukan nilai hasil ulangan harian sebagai skor dasar untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang hendak diajarkan.
4) Pada siklus kedua materi pembelajarannya adalah menyelesaikan soal-soal
cerita tentang keliling bangun datar sederhana.
5) Tindakan pembelajaran yang dilakukan disesuaikan dengan hasil refleksi dan
saran pada siklus II.
c) Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan siklus III, dan pengolahan data
dilakukan pada akhir siklus III. Data yang diperoleh diolah, agar diperoleh
kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah
dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan.
d) Refleksi
Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru untuk mengkaji proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa dari siklus I, II, dan III
36 3.8 Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dalam penelitian ini dinyatakan berhasil apabila:
a. Persentase siswa aktif tiap akhir siklus mencapai sekurang-kurangnya 70%.
b. Nilai rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus serendah-rendahnya adalah 60.
c. Banyaknya siswa yang tuntas belajar tiap siklus sekurang-kurangnya adalah
75% (siswa dinyatakan tuntas belajar jika memperoleh nilai
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di
Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung,
pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Hasil kegiatan pembelajaran siswa
terkadang dapat mencapai hasil yang diharapkan, tetapi terkadang juga tidak. Hal
ini karena daya serap masing-masing siswa berbeda dalam menerima pelajaran.
Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi
aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai Pancasila. Pengembangan
aspek-aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan pengembangan
kecakapan hidup (life skills) yang diwujudkan melalui seperangkat kompetensi.
Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat bertahan hidup serta dapat menyesuaikan
diri dan berhasil dalam kehidupan di masa yang akan datang. Untuk itu sekolah
diharapkan dapat untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut.
Salah satu pelajaran yang penting di Sekolah Dasar adalah matematika, pelajaran
2
memerlukan kejelian atau kesungguhan agar siswa benar-benar menguasai
pelajaran matematika.
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan
dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep
diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan
antara konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.
Banyak siswa mulai tidak kritis dan tidak kreatif terhadap pelajaran yang diterima,
artinya siswa hanya sekedar menerima apa yang diajarkan. Siswa tidak semangat
untuk mencari dan menemukan sesuatu yang baru. Belum lagi gejala lain yang
muncul, seperti keengganan siswa untuk belajar mandiri, keterasingan siswa
terhadap dunianya (dunia anak), ketidakpedulian siswa terhadap lingkungannya,
serta berkurangnya minat membaca dan berlatih di kalangan siswa, semuanya itu
merupakan fenomena yang harus diceramati bersama.
Pemikiran yang mengarah pada siswa lebih aktif, kritis, kreatif, mandiri,
mencintai dunianya peduli pada lingkungannya, serta upaya mentradisikan
membaca dan berlatih merupakan modal penting bagi siswa yang akan tumbuh
berkembang di era globalisasi ini. Dalam kehidupan sehari-hari anak berhadapan
langsung dengan berbagai fakta dan persoalan yang menuntut kesiapan mereka
untuk turut memecahkan persoalan yang ada.
Namun setiap siswa mempunyai kepribadian yang unik, berbeda satu dengan yang
lainnya. Baik dalam tingkat intelegensi, kondisi fisik dan emosi maupun
3
layanan pendidikan yang sama. Disamping itu umumnya proses belajar mengajar
di sekolah masih termasuk tradisional konvensional dalam arti sangat terstruktur,
guru lebih mendominasi, guru banyak menggunakan metode ceramah dan sangat
sedikit tuntutan aktif dari siswa. Akibatnya ada sebagian anak yang hasil belajar
mereka jauh di bawah teman-teman sekelasnya.
Salah satu pelajaran yang mempunyai hasil belajar rendah di sekolah dasar adalah
matematika. Mata pelajaran ini termasuk mata pelajaran yang disegani oleh siswa,
karena untuk dapat memahami materi yang terkandung di dalamnya perlu adanya
kejelian dalam berpikir, ketelitian dalam pengerjaan, dan waktu yang cukup untuk
mengadakan latihan-latihan, baik pada jam pelajaran maupun di luar jam
pelajaran. Matematika termasuk salah satu kemampuan dasar yang dikuasai anak
disamping membaca dan menulis. Hal ini dikarenakan anak sering takut terhadap
matematika, mereka menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan
rumit.
Dalam hal ini standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika kelas
memang sarat akan materi, disamping cakupannya luas dan perlu pemahaman.
Jika dilihat dari hasil ulangan semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012, sebagian
besar nilai siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir masih di bawah KKM 60.
Sedangkan syarat ketuntasan yang diharapkan pada standar Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) adalah 60.
Berdasarkan pengamatan dari hasil ulangan semester ganjil pelajaran matematika
4
SD N 1 Sukadana Ilir terdapat 5 siswa yang mendapat nilai diatas KKM dan 13
siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM 60. Berdasarkan data tersebut
berarti tingkat keberhasilan siswa yang memenuhi KKM hanya 27,8 %.
Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa
kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur dimungkinkan juga karena guru
belum menggunakan teknik atau pun media pembelajaran serta mendesain
skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi maupun
kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif. Namun sebaliknya
kecenderungan guru menggunakan model pembelajaran konvensional yang
bersifat satu arah cenderung membosankan. Kegiatan pembelajaran masih
didominasi guru. Siswa sebagai objek bukan subjek bahkan guru cenderung
membatasi partisipasi dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di kelas IIIA SD N 1 Sukadana
Ilir pada kegiatan pembelajaran matematika, ketika guru menjelaskan pelajaran,
siswa masih banyak yang bercakap-cakap dengan teman sebangkunya. Hanya
sebagian kecil siswa yang memperhatikan yaitu siswa yang duduk didepan. Siswa
yang duduk dibelakang banyak yang bermain dengan teman sebangkunya, bahkan
ada yang mengganggu teman yang lain. Saat ditanya mengenai materi yang baru
disampaikan, sebagian besar dari mereka hanya diam, jika guru memberi
kesempatan untuk bertanya mengenai kesulitan tentang materi pelajaran, tidak ada
yang bertanya bahkan kelas menjadi hening. Hal tersebut membuktikan bahwa
5
Hal yang perlu diperbaiki dalam permasalahan ini adalah model pembelajaran
guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar aktivitas dan hasil belajar
siswa meningkat menjadi lebih baik. Diharapkan dengan pemilihan model
pembelajaran yang tepat, pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif,
inovatif dan menyenangkan. Salah satu diantaranya adalah teknik Student Team
Achievement Division (STAD). Dengan pembelajaran teknik STAD diharapkan
siswa dapat menggali dan menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam
kelompok atau secara individu.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka telah dilakukan perbaikan proses dan
hasil pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik
Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas IIIA SD N 1 Sukadana
Ilir Lampung Timur.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada
sebagai berikut:
a. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IIIA pada mata pelajaran matematika.
b. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional dengan
penerapan metode ceramah, penugasan, dan tanya jawab.
6
d. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran, misalnya setiap diberi pertanyaan
sebagian besar siswa banyak yang diam dan tidak percaya diri untuk
mengeluarkan pendapat.
1.3 Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka dalam hal ini dirumuskan
masalah sebagai berikut:
a. Mengapa hasil belajar siswa tidak bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
yang diharapkan?
b. Mengapa minat siswa terhadap pelajaran masih sangat kurang?
c. Mengapa siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran?
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut : “Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik
Student Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir
Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 ?”.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka
7
a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika
melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD kelas IIIA SD N 1 Sukadana
Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.
b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD kelas IIIA SD N 1 Sukadana
Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.
1.6 Manfaat Penelitian
a. Bagi Guru
1) Teknik Pembelajaran STAD akan menjadi model alternatif bagi para guru
dalam melaksanakan tugasnya untuk menanamkan konsep pembelajaran
matematika.
2) Dengan adanya teknik pembelajaran ini akan mempermudah guru dalam
mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif,
maupun psikomotorik.
b. Bagi Siswa
1) Dengan teknik STAD pembelajaran matematika siswa SD akan lebih
bermakna dan lebih optimalnya hasil belajar.
2) Dengan diterapkan teknik STAD pada pembelajaran matematika siswa SD
8
1.7 Ruang Lingkup Penelitian
Agar tidak terjadi salah penafsiran maka perlu dikemukakan pembatasan ruang
lingkup penelitian sebagai berikut.
a. Model pembelajaran kooperatif teknik Student Team Achievement Division
merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan strategi diskusi dalam
kelompok, siswa bekerja sama dalam kelompok dan saling ketergantungan
positif untuk mendapatkan satu penghargaan bersama.
b. Aktivitas siswa yang dimaksud adalah kegiatan siswa yang relevan dengan
pembelajaran yang terdiri memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi atau
bertanya antara siswa dengan guru, mengerjakan LKS secara berkelompok,
berdiskusi atau bertanya antar siswa dalam kelompok, mempresentasikan atau
memperhatikan presentasi hasil diskusi. Serta bertanya atau menanggapi
presentasi hasil diskusi.
c. Hasil belajar dilihat dari nilai tes akhir siklus yang diperoleh siswa setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
83
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas
IIA SD N 1 Sukadana Ilir Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012
pada mata pelajaran matematika, dapat disimpulkan bahwa:
2. Penggunaan pembelajaran kooperatif teknik STAD pada pembelajaran
matematika, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I
(62,34%), siklus II (76,54%), dan siklus III (85,18%).
3. Penerapan pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam pembelajaran
matematika di kelas IIIA, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Yaitu
siklus I (67,78), siklus II (83,61), dan siklus III (88,89).
Dengan demikian, penerapan pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Kabupaten Lampung Timur Tahun
84
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis menyarankan kepada
pembaca atau pihak yang berkepentingan diantaranya:
1. Bagi siswa harus selalu menjaga kekompakkan di dalam kelas dan
kelompoknya serta mampu menjalin kerja sama yang baik dalam proses
pembelajaran, senantiasa aktif dan kritis agar proses belajar dan pembelajaran
menjadi kondusif dan bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
hendak dicapai.
2. Bagi guru yang mengampu mata pelajaran lain untuk dapat mencoba
menerapkan pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dan senantiasa
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD
(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir
Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh
SRI RAHAYU
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD
(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir
Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
SRI RAHAYU
Berdasarkan data awal yang diperoleh di SD N 1 Sukadana Ilir yaitu hasil belajar
siswa pada ulangan semester ganjil tanggal 6 desember 2011 masih sangat rendah
khususnya pelajaran matematika, sebanyak 5 siswa (27,8%) siswa tuntas.
Sedangkan 13 siswa (72,2%) siswa belum tuntas. Berdasarkan kenyataan di atas
guru menerapkan pembelajaran kooperatif teknik STAD yang bertujuan untuk
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika.
Penelitian ini melibatkan 18 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 5 siswa
perempuan, kelas IIIA di SD N 1 Sukadana Ilir pada semester 2 Tahun Pelajaran
2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
dengan menggunakan tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap,
yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan
data menggunakan lembar observasi dan tes hasil belajar. Selanjutnya data
dianalisis dengan analisis kulitatif dan analisis kuantitatif. Dari hasil analisis data
proses pembelajaran Matematika siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (62,34%), siklus II (76,54%), dan
siklus III (8518%). Sementara persentase rata-rata nilai hasil belajar siswa pada
siklus I (67,78), siklus II (83,61), dan siklus III (88,89).
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD
(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir
Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
SRI RAHAYU
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi PGSD
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi
Nama Mahasiswa
Nomor Pokok Mahasiswa
Program Studi
Jurusan
Fakultas
:
:
:
:
:
:
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL
BELAJAR MATEMATIKA SISWA
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TEKNIK STAD (PTK PADA SISWA KELAS
IIIA SD N 1 SUKADANA ILIR LAMPUNG
TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Sri Rahayu
1013137021
S1 PGSD Dalam Jabatan
Ilmu Pendidikan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd.
NIP 19510507 198103 1 002
Dosen Pembimbing
Dr. Abdurrahman, M.Si.
NIP 19681210 199303 1 002
1.
Tim Penguji
Pembimbing
:
Dr. Abdurrahman, M.Si.
Penguji
Bukan Pembimbing
:
Drs. M. Coesamin, M.Pd.
2.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.
NIP 196003 15198503 1 003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi
: 2 Agustus 2012
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama
NPM
Program Studi
Judul
:
:
:
:
Sri Rahayu
1013137021
S1 PGSD
Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika
Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD
(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir
Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)
Dengan ini menyetakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang telah
diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah
ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, Agustus 2012
Yang Menyatakan
Sri Rahayu
NPM 1013137021
Penulis dilahirkan di Muara Jaya pada tanggal 17 Januari 1987. Penulis adalah
anak keempat dari lima bersaudara pasangan Bapak Supardi dan Ibu Sudarmi.
Pendidikan yang penulis tempuh dimulai dari Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di
SD N 1 Sukadana Ilir tahun 2000. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
diselesaikan di SLTP N 1 Sukadana tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) di SMA N 2 Metro diselesaikan pada tahun 2006.
Tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa D2 PGSD Unila melalui jalur
Non-SPMB dan diselesaikan pada tahun 2009. Pada tahun 2010, penulis terdaftar
sebagai mahasiswa S1 PGSD Universitas Lampung melalui jalur PPKHB
Kabupaten Lampung Timur.
(Terjemahan Q.S. Al Insyiroh:6)
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka
menyerah. (Thomas Alva Edison)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah S.W.T,
skripsi ini penulis
1. Bapak dan ibu tersayang yang selalu memberikan kasih sayang, semangat,
serta doa untuk keberhasilanku. Terima kasih untuk semuanya yang tidak
mungkin bisa terbalas. Semoga penulis bisa menjadi kebanggaan untuk bapak
dan ibu.
2. Keluarga kakakku (Sumiati dan Edi sujarwo dan kedua anaknya, Nindhyta
Lintang Sujarwo dan Nareshwari Amartya Sujarwo), kedua kakakku (Winarko
dan Tri Haryono), dan Adikku Nurhalimah. Terimakasih untuk semua
perhatian, kasih sayang serta motivasi yang diberikan demi keberhasilanku.
3. Sahabat-sahabatku (Yola Yuniantari, Reny Astuti, Bella Mardika), terimakasih
untuk motivasi dan bantuan yang diberikan semoga persahabatan kita abadi.
4. Teman-temanku (Miramto, Ibu Warsilah, Lisnawati D.L,Rizqi H., Dewi K.M.,
Ria W.P, Rina Heni, Annisa W, Nichen S, Pak Karim).
Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala
di sisi Allah Swt, dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Bandar Lampung, Agustus 2012
Penulis,
Sri Rahayu
SANWANCANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T., atas segala limpahan rahmat
Peningkatan Aktivitas
dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui
Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD (PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1
Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas
Lampung.
2.
Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
3.
Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu
Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
4.
Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
5.
Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua UPP PGSD Metro.
6.
Bapak Dr. Abdurrahman, M. Si. selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan
arahan kepada penulis demi terselesainya skripsi ini.
7.
Bapak Drs. M. Coesamin, M. Pd., selaku dosen pembahas dalam skripsi ini.
Terimakasih atas kritik, saran, dan motivasi yang diberikan untuk
kesempurnaan skripsi ini.
8.
Bapak Hi. Nurmansyah, S. Pd., selaku Kasubag Pendidikan yang telah
banyak memberikan bantuan, saran, dan motivasi demi kelancaran skripsi ini.
9.
Bapak dan ibu dosen, staf serta karyawan PGSD FKIP Universitas Lampung
yang penuh dengan rasa kekeluargaan, baik ketika berada di kampus maupun
10. Ibu Rohmah, S. Pd. SD., selaku kepala SD N 1 Sukadana Ilir yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian serta
memberikan banyak bantuan demi kelancaran skripsi ini.
11. Ibu Juita, S. Pd., selaku teman sejawat dalam penelitian ini dan memberikan
banyak informasi, masukan, dan motivasi demi kelancaran dan keberhasilan
penelitian.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga
dengan bantuan dan dukungan yang diberikan menjadi amal kebaikan dan
mendapat balasan pahala disisi Allah S.W.T.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua. Aminn.
Bandar Lampung, Agustus 2012
Penulis
Sri Rahayu
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Analisis Masalah ... 6
1.4 Rumusan Masalah ... 6
1.5 Tujuan Penelitian ... 6
1.6 Manfaat Penelitian ... 7
1.7 Ruang Lingkup Penelitian... 8
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Belajar dan Pembelajaran... 9
2.2 Aktivitas Belajar ... 13
2.3 Hasil Belajar... 14
2.4 Pembelajaran Kooperatif Teknik
Student Teams
Achievement Division
(STAD) ... 15
2.5 Kerangka Pikir ... 20
2.6 Hipotesis ... 23
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian ... 24
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
3.3 Faktor yang Diteliti ... 25
3.4 Teknik Pengumpulan Data... 25
3.5 Instrumen Penelitian ... 26
3.6 Teknik Analisis Data... 27
3.7 Prosedur Penelitian ... 28
3.8 Indikator Keberhasilan ... 36
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ... 37
4.2 Pembahasan ... 78
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ... 83
5.2 Saran... 84
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif teknik STAD ... 17
2.2. Perhitungan Perkembangan Skor Individu ... 18
2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok... 19
3.1. Kriteria Keaktifan Kelas dalam Persen ... 28
4.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I... 44
4.2. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I... 45
4.3. Hasil Belajar Siswa Siklus I... 46
4.5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 55
4.6. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 56
4.7. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 57
4.8. Tabel Penghargaan Kelompok Siklus II ... 58
4.9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 65
4.10. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 66
4.11. Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 67
4.12. Tabel Penghargaan Kelompok Siklus III ... 68
4.13. Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 74
4.14. Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran... 76
4.15. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Persiklus... 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka Pikir ... 22
3.1 Bagan Siklus PTK ... 29
4.1 Persentase Aktivitas Siswa Persiklus ... 75
4.2 Persentase Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran... 76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar
dan Indikator Dengan Tema ... 87
2. Silabus Pembelajaran Tematik ... 89
3. Jaringan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 93
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik ... 94
5. Lembar Kerja Siswa(LKS) ... 127
6. Data Hasil Belajar Siswa ... 137
7. Analisis Hasil Evaluasi ... 140
8. Lembar Aktivitas Siswa ... 143
9. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 149
10. Tabel Penghargaan Kelompok ... 152
12. Catatan Lapangan ... 167
13. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 173
14. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ... 179
15. Surat Izin Penelitian ... 184
16. Surat Keterangan... 185
17. Surat Keterangan Penelitian... 186
18. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 187