• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD (PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD (PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD

(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

SRI RAHAYU

(2)

dianalisis dengan analisis kulitatif dan analisis kuantitatif. Dari hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam proses pembelajaran Matematika siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (62,34%), siklus II (76,54%), dan siklus III (8518%). Sementara persentase rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I (67,78), siklus II (83,61), dan siklus III (88,89).

(3)

9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Belajar dan Pembelajaran

Pada prinsipnya teori belajar Behaviorisme dalam Lapono (2007) menjelaskan

bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu

beriteraksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri individu

banyak ragamnya, baik sifat maupun jenisnya. Karena itu tidak semua perubahan

dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar. Jika tangan seorang

anak bengkok karena jatuh dari sepada motor, maka perubahan seperti itu tidak

dapat dikategorikan sebagai perubahan hasil belajar. Demikian pula perubahan

tingkah laku seseorang karena mabuk tidak dapat dikategorikan sebagai hasil

perubahan tingkah laku karena belajar. Atas pijakan yang demikian, maka

karakterisitik perubahan tingkah laku dalam belajar, menurut penjelasan Tim

Dosen Pengembang MKDK-IKIP Semarang (1989) mencakup hal-hal seperti

(4)

10 a. Perubahan tingkah laku terjadi secara sadar

Setiap individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan tingkah laku

atau sekurang-kurangnya merasakan telah terjadi perubahan dalam dirinya.

Seseorang dapat dikatakan belajar jika dalam diri orang terjadi suatu aktivitas

yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang dapat diamati relative lama.

Perubahan tingkah laku tidak muncul begitu saja, tetapi sebagai akibat dari usaha

tersebut. Oleh karena itu, menurut Ruminiati (2008: 1.3-1.4) proses terjadinya

perubahan tingkah laku tanpa usaha tidak disebut belajar.

b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Slameto dalam Kurnia (2007: 1.30) merumuskan belajar sebagai suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus

menerus dan tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan

perubahan berikutnya. Misalnya jika seseorang anak belajar menulis, maka ia

akan memahami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis.

Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih

baik.

c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Menurut Skinner dalam Ruminiati (2008: 1. 3) belajar adalah suatu proses

(5)

11

perbuatan belajar, perubahan-perubahan senantiasa bertambah dan tertuju untuk

memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin

banyak usaha belajar dilakukan makin banyak dan makin baik perubahan yang

diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan

sendirinya melainkan karena usaha individu sendiri.

d. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara

Winkel dalam Kurnia ( 2007: 1.3) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses

kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung dalam interaksi aktif

individu dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan yang relatif

menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Itu

berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

Misalnya kecakapan seseorang memainkan piano setelah belajar, tidak akan

hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan makin berkembang

jika terus dipergunakan atau dilatih.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan

Menurut Lapono (2007) perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang

akan dicapai. Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang

(6)

12 f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Kurnia (2007: 1.3) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses kegiatan mental

pada diri seseorang yang menghasilkan perubahan sikap yang relatif

menetap/bertahan dalam kemampuan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi

perubahan keseluruhan tingkah laku. Jadi aspek perubahan tingkah laku

berhubungan erat dengan aspek lainnya.

Sedangkan pembelajaran menurut Morgan (dalam Kurnia, 2008) merupakan

interaksi antara guru dan peserta yang menghasilkan perubahan tingkah laku

peserta didik karena hasil pengalaman, sehingga memungkinkan peserta didik

menghadapi situasi selanjutnya dengan cara yang berbeda-beda.

Selain itu, menurut Suprijono (2009: 13) pembelajaran berpusat pada peserta

didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses

organik dan konstruktif, bukan mekanis

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa belajar diartikan sebagai

perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan. Perubahan ini bersifat menetap,

menyeluruh, dan dilakukan secara sadar. Sedangkan pembelajaran merupakan

interaksi antara guru dan peserta didik, sehingga terjadi dialog interaktif. Sehingga

memungkinkan peserta didik menghadapi berbagai permasalahan dengan cara

(7)

13 2.2 Aktivitas Belajar

Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi yang mempengaruhi siswa dalam

mendorong terjadinya belajar. Sardiman (2003:95) mengemukakan bahwa pada

prinsipnya belajar adalah berbuat untuk merubah tingkah laku atau melakukan

kegiatan untuk merubah tingkah laku. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas,

sebab aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam

interaksi belajar mengajar.

Nasution (2003:85) mengatakan bahwa aktivitas adalah segala sesuatu tingkah

laku atau usaha manusia atau apa saja yang dikerjakan, diamati, oleh seseorang

mencakup kerja pikiran dan badan. Hal ini menunjukkan bahwa semua yang

dipikirkan dan dilakukan oleh siswa dalam proses belajar merupakan aktivitas.

Sardiman (2010: 23) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang

bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus

selalu terkait.

Kusnandar (2010: 277) menyebutkan bahwa aktivitas belajar adalah keterlibatan

siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan

pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan

memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa aktivitas belajar adalah

(8)

14

dengan adanya perubahan tingkah laku dalam proses pembelajaran dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran.

2.3 Hasil Belajar

Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil

dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari tindak mengajar

diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari siswa, hasil belajar

merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Menurut Kusnandar (2010: 277) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa

setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data

kualitatif maupun kuantitatif.

Bloom (dalam Sudjana, 2010: 22) secara garis besar membagi hasil belajar

menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, ranah afektif berkenaan

dengan sikap, dan ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Hasil belajar dipengaruhi oleh adanya

kesempatan yang diberikan kepada anak. Ini berarti bahwa guru perlu menyusun

rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk

melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar

(9)

15

pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan diiringi pengevaluasian guna

mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam belajar.

2.4 Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Team Achievement Division (STAD)

a. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)

Rusman (2010: 202) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat

sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Menurut Nurulhayati (dalam Rusman, 2010: 203) pembelajaran kooperatif adalah

strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok

kecil untuk saling berinteraksi.

Tom V. Savage (dalam Rusman, 2010: 203) cooperative learning adalah suatu pendekatan yang menekankan kerja sama dalam kelompok.

Ibrahim (dalam Rusman, 2010: 208) mengemukakan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar

siswa berkelompok untuk menjalin kerja sama dan saling ketergantungan dalam

struktur tugas, tujuan, dan hadiah.

Asma (2006: 14) dalam pembelajaran kooperatif setidaknya terdapat lima prinsip

(10)

16

kerjasama (cooperative learning), pembelajaran partisipatorik, mengajar reaktif (reactive teaching), dan pembelajaran yang menyenangkan (joyfull learning). Menurut Roger dan David Johnson (dalam Rusman, 2010: 212) ada lima unsur

dasar dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), yaitu: (a) prinsip ketergantungan positif (positive interdependence); (b) tanggung jawab perseorangan (individual accountability); (c) interaksi tatap muka (face to face promotion interaction); (d) partisipasi dan komunikasi (participation communication); (e) evaluasi proses kelompok.

Sedangkan Arends (dalam Asma, 2006: 16) berpendapat bahwa unsur-unsur dasar

belajar kooperatif adalah sebagai berikut:

(1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup

sepenanggungan bersama”.

(2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti

milik mereka sendiri.

(3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama.

(4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara

anggota kelompoknya.

(5) Siswa akan dikenakan atau akan diberikan hadiah/ penghargaan yang juga

akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

(6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk

(11)

17

(7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang

dipelajari dalam kelompoknya.

b. Teknik Student Teams Achievement Division (STAD)

Slavin (dalam Trianto, 2007: 52) menyatakan bahwa pada STAD siswa

ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan

campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan

pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim. Mereka memastikan bahwa

seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Kemudian, seluruh siswa

diberikan tes tentang materi tersebut, pada saat tes ini mereka tidak diperbolehkan

saling membantu.

1) Langkah-langkah Pembelajaran STAD

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik STAD ini didasarkan pada

langkah-langkah kooperatif yang terdiri atas enam langkah atau fase, sebagai

berikut:

Tabel 2.1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatit teknik STAD

Fase Kegiatan Guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Fase 2

Menyajikan/menyampaikan informasi.

Fase 3

Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar.

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.

(12)

18 Fase 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Fase 5 Evaluasi

Fase 6

Memberikan penghargaan

Membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

(Sumber: Ibrahim dkk, dalam Trianto, 2007: 54)

Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan

melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:

(a) Menghitung skor individu

Menurut Slavin (dalam Rusman, 2010: 216), untuk menghitung perkembangan

skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2. Perhitungan Perkembangan Skor Individu

No Nilai Tes Skor Perkembangan

1. 2. 3. 4. 5.

Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar Lebih dari 10 poin di atas skor dasar Pekerjaan sempurna (tanpa memerhatikan skor dasar) 0 poin 10 poin 20 poin 30 poin 30 poin

(Sumber: Slavin, dalam Rusman, 2010: 216)

(b) Menghitung skor kelompok

Pemberian penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin perkembangan

(13)

19

N1= Jumlah total perkembangan anggota Jumlah anggota kelompok yang ada

Tabel 2.3. Tingkat penghargaan kelompok

No Rata-rata Skor Kualifikasi 1.

2. 3. 4.

0 ≤ N ≤ 5 6 ≤ N ≤ 15 16 ≤ N ≤ 20 21 ≤ N ≤ 30

-

Tim yang baik (Good Team) Tim yang baik sekali (Great Team) Tim yang istimewa (Super Team)

(Sumber: Rusman, 2010: 216)

(c) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok

Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh predikat, guru

memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing-masing kelompok sesuai

dengan prestasinya (kriteria tertentu yang ditetapkan guru).

2) Kelebihan dan kekurangan teknik STAD

a) Kelebihan teknik pembelajaran Kooperatif STAD

Menurut Davidson (dalam Asma, 2006: 26) kelebihan teknik pembelajaran

kooperatif STAD :

(1) Meningkatkan kecakapan individu.

(2) Meningkatkan kecakapan kelompok.

(3) Meningkatkan komitmen.

(4) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya.

(5) Tidak bersifat kompetitif.

(14)

20

b) Kekurangan teknik pembelajaran kooperatif STAD

Menurut Slavin (dalam Asma 2006: 27) kekurangan teknik pembelajaran

kooperatif STAD yaitu:

(1) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.

(2) Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran

anggota yang pandai lebih dominan.

2.5 Kerangka Pikir

Pembelajaran kooperetif teknik STAD merupakan suatu strategi pembelajaran

kooperatif yang paling sederhana. Dalam pembelajaran kooperatif teknik STAD,

siswa ditempatkan dalam kelompok yang beranggotakan empat atau lima orang

siswa yang merupakan campuran dari kemampuan akademik yang berbeda.

Dalam pembelajaran ini, guru lebih dahulu menyajikan materi baru dalam kelas,

kemudian anggota tim mempelajari materi tersebut dalam kelompok mereka.

Mereka mengerjakan lembar kerja, bertanya satu sama lain, membahas masalah

dan mengerjakan latihan. Tugas-tugas mereka itu harus dikuasai oleh setiap

anggota kelompok. Pada akhirnya guru memberikan kuis atau tes akhir yang harus

dikerjakan siswa secara individu.

Pada pembelajaran ini anggota kelompok harus memberikan skor yang terbaik

kepada kelompoknya dengan menunjukkan peningkatan penampilan

dibandingkan dengan sebelumnya atau dengan mencapai nilai sempurna pada saat

(15)

21

nilainya dan menghasilkan skor yang sempurna tidak akan mendapat

penghargaan.

Pembelajaran kooperatif teknik STAD ini terdiri dari enam tahap, yaitu persiapan

kegiatan pembelajaran, penyajian materi, belajar kelompok, tes, penentuan skor

peningkatan individual dan penghargaan kelompok.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran STAD tampak dalam proses belajar

kelompok, misalnya dalam setiap kegiatan belajar kelompok digunakan lembar

kegiatan siswa dan lembar kunci jawaban untuk setiap kelompok dengan tujuan

agar terjalin kerjasama diantara anggota kelompoknya. Lembar kegiatan

diserahkan pada saat kegiatan belajar kelompok, sedangkan kunci jawaban

diserahkan setelah kegiatan kelompok selesai dilaksanakan. Setiap siswa

mendapat peran memimpin angota-anggota di dalam kelompoknya. Dengan

harapan setiap anggota kelompok termotivasi untuk memulai pembicaraan dalam

diskusi. Setiap siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dalam

kelompok untuk menyelesaikan masalah yang terdapat dalam lembar kerja.

Aktivitas siswa juga terlihat saat seorang siswa wakil dari setiap kelompok

menyajikan hasil diskusi didepan kelas. Setiap anggota dari kelompok lain diberi

kesempatan untuk menanggapi atau melengkapi jawaban yang belum tepat.

Pada pembelajaran STAD ini siswa juga diberi kesempatan untuk berpikir secara

individu untuk memecahkan masalah yang diberikan guru, yaitu menjawab soal

tes secara individu dan tidak diperkenankan bekerjasama ataupun mencontek

(16)

22

perolehan skor terdahulu (skor dasar) dengan skor tes. Skor perkembangan

tersebut disumbangkan kepada kelompok yang akan digunakan sebagai skor

kelompok. Pada akhir pembelajaran STAD, guru menentukan kelompok terbaik

dan memberikan penghargaan terhadap kelompok tersebut.

Dengan demikian diharapkan dengan pembelajaran kooperatif teknik STAD

siswa menjadi lebih menguasai materi pelajaran matematika dan pada akhirnya

hasil belajar siswa akan lebih baik. Serta diharapkan siswa mampu untuk

mencapai KKM (60) pada mata pelajaran matematika.

Dari uraian di atas, maka dapat divisualisasikan dalam bentuk kerangka pikir

sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Pikir Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir Guru Pembelajaran matematika belum menerapkan teknik

STAD

Menerapkan pembelajaran teknik

STAD

Meningkatnya aktivitas dan hasil

belajar siswa

Siswa

Nilai matematika kelas IIIA sangat rendah

Siklus I 60% dari jumlah siswa harus tuntas memperoleh nilai ≥60

Siklus II 70% dari jumlah siswa harus tuntas memperoleh nilai ≥60

(17)

23 2.6 Hipotesis

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif teknik

STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

matematika kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran

(18)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian

Berdasarkan judul penelitian yaitu peningkatan aktivitas dan hasil belajar

matematika siswa melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD (PTK pada

siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran

2011/2012), maka subjek penelitiannya adalah siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana

Ilir Lampung Timur yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 5

siswa perempuan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD N 1 Sukadana Ilir yang terletak di Desa Sukadana

Ilir, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Timur.

b. Waktu Peneltian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama semester genap Tahun Pelajaran

(19)

25 3.3 Faktor yang Diteliti

Faktor yang diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Aktivitas Belajar

Data aktivitas belajar siswa yang akan dikumpulkan pada penelitian ini adalah

aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran matematika

menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD.

b. Data Hasil Belajar

Data hasil belajar adalah hasil belajar siswa setiap akhir siklus selama

menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :

a. Observasi

Observasi merupakan kegiatan melihat sesuatu secara cermat untuk memperoleh

pemahaman yang lebih baik tentang studi dari objek sesuatu itu. Observasi

dilakukan oleh teman sejawat di kelas yang diteliti. Observer mengamati aktivitas

siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Data dari lembar

observasi yang diperoleh dari setiap pertemuan pada masing-masing siklus yang

berupa skor aktivitas siswa dan kinerja guru akan digunakan sebagai refleksi atas

(20)

26 b. Tes

Tes dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab,

pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta

tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes (Poerwanti

dkk, 2008: 4.3). Pada penelitian ini, tes yang digunakan berupa lembar soal dalam

bentuk Lembar Tugas Siswa (LTS) yang bertujuan untuk mengetahui apakah

program pengajaran berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan atau

memerlukan perubahan/penyesuaian.

Instrumen tes digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa selama

mengikuti kegiatan pembelajaran matematika menggunakan pembelajaran

kooperatif teknik STAD. Instrumen ini berupa soal-soal latihan yang mengacu

pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

3.5 Instrumen Penelitian

a. Lembar Observasi

Instumen observasi yang digunakan pada penelitian ini berupa lembar observasi

terstruktur. Lembar observasi ini terdiri atas lembar observasi aktivitas siswa dan

kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran. Lembar obsevasi ini digunakan untuk

menentukan langkah selanjutnya setelah dilakukan kegiatan pembelajaran

(21)

27 b. Tes

Instrumen tes yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa selama

mengikuti kegiatan pembelajaran, ini terdiri atas beberapa soal uraian. Instrumen

ini berupa soal-soal latihan yang mengacu pada tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini berupa catatan perilaku maupun permasalahan siswa yang

dapat digunakan untuk pertimbangan bagi pelaksanaan langkah berikutnya

terhadap keberhasilan yang akan dicapai.

3.6 Teknik Analisis Data

Data penelitian yang akan dianalisis terdiri atas data kuantitatif dan data kualitatif.

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif siswa diperoleh dari data aktivitas siswa. Data aktivitas siswa

diperoleh pembelajaran berlangsung melalui lembar observasi. Dalam tiap

pertemuan, setiap siswa diamati aktivitasnya menggunakan lembar observasi

aktivitas dengan memberi tanda ”√” (cheklist) jika aktivitas yang dilakukan sesuai

dengan indikator yang telah ditentukan guru. Setelah data kuantitatif siswa

dikumpulkan, maka dirumuskan persentase siswa aktif sebagai berikut:

(22)

28

PA = Persentase Aktivitas Siswa

∑AS = Jumlah Siswa Aktif

N = Banyaknya Siswa yang Belajar

Tabel 3.1. Kriteria Keaktifan Kelas dalam Persen

Tingkat keberhasilan Kategori

>80% Sangat tinggi/sangat aktif

60-79% Tinggi/aktif

40-59% Sedang/cukup aktif

20-39% Rendah/kurang aktif

≤20% Sangat rendah/pasif

(Diadopsi dari Aqib, dkk. 2009: 41)

b. Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari hasil belajar siswa yang telah mengikuti

pembelajaran kooperatif teknik STAD. Data hasil belajar yang diperoleh dari

rata-rata tes yang dilakukan pada setiap siklus. Setelah hasil belajar siswa terkumpul,

maka didapatkan rumusan rata-rata hasil belajar siswa sebagai berikut:

X = ∑

X = Hasil rata-rata siswa

∑NS = Jumlah nilai hasil belajar siswa

N = Banyaknya siswa yang belajar

3.7 Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian yang akan

(23)

29 terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi (Arikunto, dkk 2007: 16).

Bagan Siklus PTK

Gambar 3.1. Bagan siklus PTK

(Diadopsi dari Arikunto, dkk. 2007: 16) Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

SIKLUS III Pelaksanaan

(24)

30 Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus dengan tahapan tiap siklusnya

adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, kegiatan yang akan dilakukan adalah:

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan

pembelajaran kooperatif teknik STAD.

2) Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).

3) Membuat lembar observasi aktivitas siswa.

4) Membuat lembar catatan lapangan.

5) Menyusun perangkat tes akhir pada setiap akhir siklus.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap ini meliputi semua kegiatan selama pembelajaran yang telah disusun dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c. Tahap Pengamatan

Pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa oleh guru dan observer.

d. Tahap Refleksi

Kegiatan yang dilakukan pada tahap refleksi adalah mengkaji proses pembelajaran

yang dilakukan oleh guru dan mengkaji aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana pembelajaran yang baru pada

(25)

31 Tahap-tahap dari siklus diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

Adapun tahap-tahap yang dilakukan pada siklus ini meliputi:

a) Perencanaan

Prosedur penelitian siklus I ini diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

STAD, kemudian menyiapkan media pembelajaran, menyiapkan lembar observasi

dan catatan lapangan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar kerja siswa dan lembar

evaluasi tes akhir.

b) Pelaksanaan

Pada siklus I pembelajaran matematika, kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif teknik STAD yang meliputi beberapa

tahap antara lain:

1) Guru menetapkan nilai ulangan harian sebagai skor dasar untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran.

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

3) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang hendak diajarkan.

4) Pada tahap pertama pembelajaran STAD, materi pembelajarannya adalah

(26)

32

5) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang jenis-jenis dan sifat

bangun datar sederhana.

6) Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok yang heterogen.

7) Guru memerintahkan siswa untuk duduk bersama kelompoknya.

8) Guru membagi Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah dipersiapkan kepada

masing-masing kelompok.

9) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya.

Sehingga apabila dalam kelompok tersebut terdapat anggota kelompok yang

kurang memahami cara menyelesaikan soal maka anggota kelompok yang

lain memberi tahu cara menyelesaikan soal dengan benar.

10) Pada tahap selanjutnya, siswa diberi tes akhir siklus I. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui apakah siswa sudah memahami pembelajaran yang diberikan.

Maka, dalam proses pembelajaran teknik STAD dapat menumbuhkan rasa

tanggung jawab pada diri siswa karena terlibat langsung secara aktif dalam

menyelesaikan soal-soal yang diberikan.

11) Selanjutnya, guru mengumumkan skor masing-masing kelompok. Kemudian

guru mengumumkan kelompok dengan skor tertinggi, dan memberikan

penghargaan kepada kelompok dengan skor tertinggi. Kegiatan ini akan

membuat jelas hubungan antara melakukan tugas dengan baik dan menerima

penghargaan. Pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas siswa untuk

(27)

33

c) Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan siklus I, dan analisis pada akhir

siklus I. Data yang diperoleh diolah, agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari

semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat

direfleksikan untuk siklus selanjutnya.

d) Refleksi

Refleksi dilaksanakan pada akhir siklus untuk mengkaji proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru dan mengkaji aktivitas siswa selama pembelajaran

berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana pembelajaran yang baru pada

siklus berikutnya.

2. Siklus II

a) Perencanaan

Prosedur penelitian siklus II juga diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

STAD, kemudian menyiapkan media pembelajaran, lembar observasi aktivitas

dan catatan lapangan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar evaluasi tes akhir siklus II.

b) Pelaksanaan

1) Guru menentukan nilai hasil ulangan harian sebagai skor dasar untuk

(28)

34

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

3) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang hendak diajarkan.

4) Pada siklus kedua materi pembelajarannya adalah keliling bangun datar

sederhana.

5) Tindakan pembelajaran yang dilakukan sama seperti siklus I.

c) Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan siklus II, dan pengolahan data

dilakukan pada akhir siklus II. Data yang diperoleh diolah, agar diperoleh

kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah

dilaksanakan. Sehingga dapat direfleksikan untuk siklus selanjutnya.

d) Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi untuk mengkaji pembelajaran yang dilakukan

guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam

membuat rencana tindakan pembelajaran yang baru pada siklus berikutnya.

3. Siklus III

a) Perencanaan

Prosedur penelitian siklus III juga diawali dengan membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

(29)

35 dan catatan lapangan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung serta menyiapkan lembar evaluasi tes akhir siklus III.

b) Pelaksanaan

1) Guru menentukan nilai hasil ulangan harian sebagai skor dasar untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pembelajaran.

2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.

3) Guru memberikan apersepsi tentang pembelajaran yang hendak diajarkan.

4) Pada siklus kedua materi pembelajarannya adalah menyelesaikan soal-soal

cerita tentang keliling bangun datar sederhana.

5) Tindakan pembelajaran yang dilakukan disesuaikan dengan hasil refleksi dan

saran pada siklus II.

c) Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan siklus III, dan pengolahan data

dilakukan pada akhir siklus III. Data yang diperoleh diolah, agar diperoleh

kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah

dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan.

d) Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru untuk mengkaji proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan aktivitas siswa dari siklus I, II, dan III

(30)

36 3.8 Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dalam penelitian ini dinyatakan berhasil apabila:

a. Persentase siswa aktif tiap akhir siklus mencapai sekurang-kurangnya 70%.

b. Nilai rata-rata hasil belajar siswa tiap siklus serendah-rendahnya adalah 60.

c. Banyaknya siswa yang tuntas belajar tiap siklus sekurang-kurangnya adalah

75% (siswa dinyatakan tuntas belajar jika memperoleh nilai

(31)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung,

pengetahuan dan keterampilan dasar lainnya. Hasil kegiatan pembelajaran siswa

terkadang dapat mencapai hasil yang diharapkan, tetapi terkadang juga tidak. Hal

ini karena daya serap masing-masing siswa berbeda dalam menerima pelajaran.

Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh meliputi

aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai Pancasila. Pengembangan

aspek-aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan pengembangan

kecakapan hidup (life skills) yang diwujudkan melalui seperangkat kompetensi.

Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat bertahan hidup serta dapat menyesuaikan

diri dan berhasil dalam kehidupan di masa yang akan datang. Untuk itu sekolah

diharapkan dapat untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut.

Salah satu pelajaran yang penting di Sekolah Dasar adalah matematika, pelajaran

(32)

2

memerlukan kejelian atau kesungguhan agar siswa benar-benar menguasai

pelajaran matematika.

Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan

dibangun melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep

diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga keterkaitan

antara konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan jelas.

Banyak siswa mulai tidak kritis dan tidak kreatif terhadap pelajaran yang diterima,

artinya siswa hanya sekedar menerima apa yang diajarkan. Siswa tidak semangat

untuk mencari dan menemukan sesuatu yang baru. Belum lagi gejala lain yang

muncul, seperti keengganan siswa untuk belajar mandiri, keterasingan siswa

terhadap dunianya (dunia anak), ketidakpedulian siswa terhadap lingkungannya,

serta berkurangnya minat membaca dan berlatih di kalangan siswa, semuanya itu

merupakan fenomena yang harus diceramati bersama.

Pemikiran yang mengarah pada siswa lebih aktif, kritis, kreatif, mandiri,

mencintai dunianya peduli pada lingkungannya, serta upaya mentradisikan

membaca dan berlatih merupakan modal penting bagi siswa yang akan tumbuh

berkembang di era globalisasi ini. Dalam kehidupan sehari-hari anak berhadapan

langsung dengan berbagai fakta dan persoalan yang menuntut kesiapan mereka

untuk turut memecahkan persoalan yang ada.

Namun setiap siswa mempunyai kepribadian yang unik, berbeda satu dengan yang

lainnya. Baik dalam tingkat intelegensi, kondisi fisik dan emosi maupun

(33)

3

layanan pendidikan yang sama. Disamping itu umumnya proses belajar mengajar

di sekolah masih termasuk tradisional konvensional dalam arti sangat terstruktur,

guru lebih mendominasi, guru banyak menggunakan metode ceramah dan sangat

sedikit tuntutan aktif dari siswa. Akibatnya ada sebagian anak yang hasil belajar

mereka jauh di bawah teman-teman sekelasnya.

Salah satu pelajaran yang mempunyai hasil belajar rendah di sekolah dasar adalah

matematika. Mata pelajaran ini termasuk mata pelajaran yang disegani oleh siswa,

karena untuk dapat memahami materi yang terkandung di dalamnya perlu adanya

kejelian dalam berpikir, ketelitian dalam pengerjaan, dan waktu yang cukup untuk

mengadakan latihan-latihan, baik pada jam pelajaran maupun di luar jam

pelajaran. Matematika termasuk salah satu kemampuan dasar yang dikuasai anak

disamping membaca dan menulis. Hal ini dikarenakan anak sering takut terhadap

matematika, mereka menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan

rumit.

Dalam hal ini standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika kelas

memang sarat akan materi, disamping cakupannya luas dan perlu pemahaman.

Jika dilihat dari hasil ulangan semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012, sebagian

besar nilai siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir masih di bawah KKM 60.

Sedangkan syarat ketuntasan yang diharapkan pada standar Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) adalah 60.

Berdasarkan pengamatan dari hasil ulangan semester ganjil pelajaran matematika

(34)

4

SD N 1 Sukadana Ilir terdapat 5 siswa yang mendapat nilai diatas KKM dan 13

siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM 60. Berdasarkan data tersebut

berarti tingkat keberhasilan siswa yang memenuhi KKM hanya 27,8 %.

Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa

kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Lampung Timur dimungkinkan juga karena guru

belum menggunakan teknik atau pun media pembelajaran serta mendesain

skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik materi maupun

kondisi siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dan kreatif. Namun sebaliknya

kecenderungan guru menggunakan model pembelajaran konvensional yang

bersifat satu arah cenderung membosankan. Kegiatan pembelajaran masih

didominasi guru. Siswa sebagai objek bukan subjek bahkan guru cenderung

membatasi partisipasi dan keterampilan siswa selama proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan di kelas IIIA SD N 1 Sukadana

Ilir pada kegiatan pembelajaran matematika, ketika guru menjelaskan pelajaran,

siswa masih banyak yang bercakap-cakap dengan teman sebangkunya. Hanya

sebagian kecil siswa yang memperhatikan yaitu siswa yang duduk didepan. Siswa

yang duduk dibelakang banyak yang bermain dengan teman sebangkunya, bahkan

ada yang mengganggu teman yang lain. Saat ditanya mengenai materi yang baru

disampaikan, sebagian besar dari mereka hanya diam, jika guru memberi

kesempatan untuk bertanya mengenai kesulitan tentang materi pelajaran, tidak ada

yang bertanya bahkan kelas menjadi hening. Hal tersebut membuktikan bahwa

(35)

5

Hal yang perlu diperbaiki dalam permasalahan ini adalah model pembelajaran

guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran agar aktivitas dan hasil belajar

siswa meningkat menjadi lebih baik. Diharapkan dengan pemilihan model

pembelajaran yang tepat, pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, efektif,

inovatif dan menyenangkan. Salah satu diantaranya adalah teknik Student Team

Achievement Division (STAD). Dengan pembelajaran teknik STAD diharapkan

siswa dapat menggali dan menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam

kelompok atau secara individu.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka telah dilakukan perbaikan proses dan

hasil pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik

Student Team Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan aktivitas dan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas IIIA SD N 1 Sukadana

Ilir Lampung Timur.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada

sebagai berikut:

a. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IIIA pada mata pelajaran matematika.

b. Metode pembelajaran yang digunakan guru masih konvensional dengan

penerapan metode ceramah, penugasan, dan tanya jawab.

(36)

6

d. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran, misalnya setiap diberi pertanyaan

sebagian besar siswa banyak yang diam dan tidak percaya diri untuk

mengeluarkan pendapat.

1.3 Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas, maka dalam hal ini dirumuskan

masalah sebagai berikut:

a. Mengapa hasil belajar siswa tidak bisa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

yang diharapkan?

b. Mengapa minat siswa terhadap pelajaran masih sangat kurang?

c. Mengapa siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran?

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut : “Apakah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik

Student Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir

Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012 ?”.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka

(37)

7

a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika

melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD kelas IIIA SD N 1 Sukadana

Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.

b. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

melalui pembelajaran kooperatif teknik STAD kelas IIIA SD N 1 Sukadana

Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012.

1.6 Manfaat Penelitian

a. Bagi Guru

1) Teknik Pembelajaran STAD akan menjadi model alternatif bagi para guru

dalam melaksanakan tugasnya untuk menanamkan konsep pembelajaran

matematika.

2) Dengan adanya teknik pembelajaran ini akan mempermudah guru dalam

mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa baik kognitif, afektif,

maupun psikomotorik.

b. Bagi Siswa

1) Dengan teknik STAD pembelajaran matematika siswa SD akan lebih

bermakna dan lebih optimalnya hasil belajar.

2) Dengan diterapkan teknik STAD pada pembelajaran matematika siswa SD

(38)

8

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Agar tidak terjadi salah penafsiran maka perlu dikemukakan pembatasan ruang

lingkup penelitian sebagai berikut.

a. Model pembelajaran kooperatif teknik Student Team Achievement Division

merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan strategi diskusi dalam

kelompok, siswa bekerja sama dalam kelompok dan saling ketergantungan

positif untuk mendapatkan satu penghargaan bersama.

b. Aktivitas siswa yang dimaksud adalah kegiatan siswa yang relevan dengan

pembelajaran yang terdiri memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi atau

bertanya antara siswa dengan guru, mengerjakan LKS secara berkelompok,

berdiskusi atau bertanya antar siswa dalam kelompok, mempresentasikan atau

memperhatikan presentasi hasil diskusi. Serta bertanya atau menanggapi

presentasi hasil diskusi.

c. Hasil belajar dilihat dari nilai tes akhir siklus yang diperoleh siswa setelah

mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

(39)

83

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas

IIA SD N 1 Sukadana Ilir Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012

pada mata pelajaran matematika, dapat disimpulkan bahwa:

2. Penggunaan pembelajaran kooperatif teknik STAD pada pembelajaran

matematika, dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus I

(62,34%), siklus II (76,54%), dan siklus III (85,18%).

3. Penerapan pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam pembelajaran

matematika di kelas IIIA, dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Yaitu

siklus I (67,78), siklus II (83,61), dan siklus III (88,89).

Dengan demikian, penerapan pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir Kabupaten Lampung Timur Tahun

(40)

84

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis menyarankan kepada

pembaca atau pihak yang berkepentingan diantaranya:

1. Bagi siswa harus selalu menjaga kekompakkan di dalam kelas dan

kelompoknya serta mampu menjalin kerja sama yang baik dalam proses

pembelajaran, senantiasa aktif dan kritis agar proses belajar dan pembelajaran

menjadi kondusif dan bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai.

2. Bagi guru yang mengampu mata pelajaran lain untuk dapat mencoba

menerapkan pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dan senantiasa

(41)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD

(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir

Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

SRI RAHAYU

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(42)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD

(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir

Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

SRI RAHAYU

Berdasarkan data awal yang diperoleh di SD N 1 Sukadana Ilir yaitu hasil belajar

siswa pada ulangan semester ganjil tanggal 6 desember 2011 masih sangat rendah

khususnya pelajaran matematika, sebanyak 5 siswa (27,8%) siswa tuntas.

Sedangkan 13 siswa (72,2%) siswa belum tuntas. Berdasarkan kenyataan di atas

guru menerapkan pembelajaran kooperatif teknik STAD yang bertujuan untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika.

Penelitian ini melibatkan 18 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 5 siswa

perempuan, kelas IIIA di SD N 1 Sukadana Ilir pada semester 2 Tahun Pelajaran

2011/2012. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas

dengan menggunakan tiga siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap,

yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan

data menggunakan lembar observasi dan tes hasil belajar. Selanjutnya data

dianalisis dengan analisis kulitatif dan analisis kuantitatif. Dari hasil analisis data

(43)

proses pembelajaran Matematika siswa kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari

persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I (62,34%), siklus II (76,54%), dan

siklus III (8518%). Sementara persentase rata-rata nilai hasil belajar siswa pada

siklus I (67,78), siklus II (83,61), dan siklus III (88,89).

(44)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STAD

(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir

Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

SRI RAHAYU

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi PGSD

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(45)

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa

Nomor Pokok Mahasiswa

Program Studi

Jurusan

Fakultas

:

:

:

:

:

:

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA

MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TEKNIK STAD (PTK PADA SISWA KELAS

IIIA SD N 1 SUKADANA ILIR LAMPUNG

TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Sri Rahayu

1013137021

S1 PGSD Dalam Jabatan

Ilmu Pendidikan

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd.

NIP 19510507 198103 1 002

Dosen Pembimbing

Dr. Abdurrahman, M.Si.

NIP 19681210 199303 1 002

(46)

1.

Tim Penguji

Pembimbing

:

Dr. Abdurrahman, M.Si.

Penguji

Bukan Pembimbing

:

Drs. M. Coesamin, M.Pd.

2.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 196003 15198503 1 003

Tanggal Lulus Ujian Skripsi

: 2 Agustus 2012

(47)

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

NPM

Program Studi

Judul

:

:

:

:

Sri Rahayu

1013137021

S1 PGSD

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika

Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD

(PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1 Sukadana Ilir

Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)

Dengan ini menyetakan bahwa dalam skripsi tidak terdapat karya yang telah

diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan

sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah

ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, Agustus 2012

Yang Menyatakan

Sri Rahayu

NPM 1013137021

(48)

Penulis dilahirkan di Muara Jaya pada tanggal 17 Januari 1987. Penulis adalah

anak keempat dari lima bersaudara pasangan Bapak Supardi dan Ibu Sudarmi.

Pendidikan yang penulis tempuh dimulai dari Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di

SD N 1 Sukadana Ilir tahun 2000. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)

diselesaikan di SLTP N 1 Sukadana tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas

(SMA) di SMA N 2 Metro diselesaikan pada tahun 2006.

Tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswa D2 PGSD Unila melalui jalur

Non-SPMB dan diselesaikan pada tahun 2009. Pada tahun 2010, penulis terdaftar

sebagai mahasiswa S1 PGSD Universitas Lampung melalui jalur PPKHB

Kabupaten Lampung Timur.

(49)

(Terjemahan Q.S. Al Insyiroh:6)

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak

menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka

menyerah. (Thomas Alva Edison)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah S.W.T,

skripsi ini penulis

(50)

1. Bapak dan ibu tersayang yang selalu memberikan kasih sayang, semangat,

serta doa untuk keberhasilanku. Terima kasih untuk semuanya yang tidak

mungkin bisa terbalas. Semoga penulis bisa menjadi kebanggaan untuk bapak

dan ibu.

2. Keluarga kakakku (Sumiati dan Edi sujarwo dan kedua anaknya, Nindhyta

Lintang Sujarwo dan Nareshwari Amartya Sujarwo), kedua kakakku (Winarko

dan Tri Haryono), dan Adikku Nurhalimah. Terimakasih untuk semua

perhatian, kasih sayang serta motivasi yang diberikan demi keberhasilanku.

3. Sahabat-sahabatku (Yola Yuniantari, Reny Astuti, Bella Mardika), terimakasih

untuk motivasi dan bantuan yang diberikan semoga persahabatan kita abadi.

4. Teman-temanku (Miramto, Ibu Warsilah, Lisnawati D.L,Rizqi H., Dewi K.M.,

Ria W.P, Rina Heni, Annisa W, Nichen S, Pak Karim).

Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala

di sisi Allah Swt, dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2012

Penulis,

Sri Rahayu

SANWANCANA

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T., atas segala limpahan rahmat

(51)

Peningkatan Aktivitas

dan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui

Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD (PTK pada Siswa Kelas IIIA SD N 1

Sukadana Ilir Lampung Timur Tahun Pelajaran 2011/2012)

Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1.

Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Hariyanto, M.S., selaku Rektor Universitas

Lampung.

2.

Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

3.

Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu

Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4.

Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5.

Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua UPP PGSD Metro.

6.

Bapak Dr. Abdurrahman, M. Si. selaku dosen pembimbing yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, dan

arahan kepada penulis demi terselesainya skripsi ini.

7.

Bapak Drs. M. Coesamin, M. Pd., selaku dosen pembahas dalam skripsi ini.

Terimakasih atas kritik, saran, dan motivasi yang diberikan untuk

kesempurnaan skripsi ini.

8.

Bapak Hi. Nurmansyah, S. Pd., selaku Kasubag Pendidikan yang telah

banyak memberikan bantuan, saran, dan motivasi demi kelancaran skripsi ini.

9.

Bapak dan ibu dosen, staf serta karyawan PGSD FKIP Universitas Lampung

yang penuh dengan rasa kekeluargaan, baik ketika berada di kampus maupun

(52)

10. Ibu Rohmah, S. Pd. SD., selaku kepala SD N 1 Sukadana Ilir yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian serta

memberikan banyak bantuan demi kelancaran skripsi ini.

11. Ibu Juita, S. Pd., selaku teman sejawat dalam penelitian ini dan memberikan

banyak informasi, masukan, dan motivasi demi kelancaran dan keberhasilan

penelitian.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga

dengan bantuan dan dukungan yang diberikan menjadi amal kebaikan dan

mendapat balasan pahala disisi Allah S.W.T.

Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua. Aminn.

Bandar Lampung, Agustus 2012

Penulis

Sri Rahayu

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

(53)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Analisis Masalah ... 6

1.4 Rumusan Masalah ... 6

1.5 Tujuan Penelitian ... 6

1.6 Manfaat Penelitian ... 7

1.7 Ruang Lingkup Penelitian... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Belajar dan Pembelajaran... 9

2.2 Aktivitas Belajar ... 13

2.3 Hasil Belajar... 14

2.4 Pembelajaran Kooperatif Teknik

Student Teams

Achievement Division

(STAD) ... 15

2.5 Kerangka Pikir ... 20

2.6 Hipotesis ... 23

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Subjek Penelitian ... 24

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

3.3 Faktor yang Diteliti ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data... 25

3.5 Instrumen Penelitian ... 26

3.6 Teknik Analisis Data... 27

3.7 Prosedur Penelitian ... 28

3.8 Indikator Keberhasilan ... 36

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ... 37

4.2 Pembahasan ... 78

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 83

5.2 Saran... 84

DAFTAR PUSTAKA

(54)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatif teknik STAD ... 17

2.2. Perhitungan Perkembangan Skor Individu ... 18

2.3. Tingkat Penghargaan Kelompok... 19

3.1. Kriteria Keaktifan Kelas dalam Persen ... 28

4.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I... 44

4.2. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I... 45

4.3. Hasil Belajar Siswa Siklus I... 46

(55)

4.5. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 55

4.6. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 56

4.7. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 57

4.8. Tabel Penghargaan Kelompok Siklus II ... 58

4.9. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 65

4.10. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 66

4.11. Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 67

4.12. Tabel Penghargaan Kelompok Siklus III ... 68

4.13. Rekapitulasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 74

4.14. Rekapitulasi Persentase Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran... 76

4.15. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Persiklus... 77

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Kerangka Pikir ... 22

3.1 Bagan Siklus PTK ... 29

4.1 Persentase Aktivitas Siswa Persiklus ... 75

4.2 Persentase Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran... 76

(56)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar

dan Indikator Dengan Tema ... 87

2. Silabus Pembelajaran Tematik ... 89

3. Jaringan Indikator Pencapaian Kompetensi ... 93

4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik ... 94

5. Lembar Kerja Siswa(LKS) ... 127

6. Data Hasil Belajar Siswa ... 137

7. Analisis Hasil Evaluasi ... 140

8. Lembar Aktivitas Siswa ... 143

9. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 149

10. Tabel Penghargaan Kelompok ... 152

(57)

12. Catatan Lapangan ... 167

13. Lembar Observasi Kinerja Guru ... 173

14. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ... 179

15. Surat Izin Penelitian ... 184

16. Surat Keterangan... 185

17. Surat Keterangan Penelitian... 186

18. Daftar Hadir Seminar Proposal ... 187

Gambar

Tabel 2.1. Fase-fase Pembelajaran Kooperatit teknik STAD
Tabel 2.2. Perhitungan Perkembangan Skor Individu
Tabel 2.3. Tingkat penghargaan kelompok
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dalam penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui Model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD siswa Kelas IV SD

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS

geometri siswa terhadap tiga kelas pada penelitian ini, menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif STAD berpengaruh terhadap penguasaan kemampuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan prestasi belajar Matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa kelas V SD Pangudi Luhur I

SD4-075 Peningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bilangan Pecahan Kelas IV SD

ABSTRAK PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DITINJAU DARI MOTIV ASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematika siswa, untuk mengetahui respon penggunaan model kooperatif STAD pada siswa kelas X MAN

Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi skala melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VA SD Timbulharjo