• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Penelitian 1. Rencana Tindakan 1.Rencana Tindakan

METODE PENELITIAN

B. Prosedur Penelitian 1. Rencana Tindakan 1.Rencana Tindakan

Pengembangan nilai entrepreneurship siswa dalam pembelajaran sejarah melalui kajian tokoh K.H.Abdul Halim, dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini, perencanaan dilakukan di setiap siklus dengan menyususn perencanaan pembelajaran. Perencanaan yang dilakukan bukan hanya pada tujuan atau kompetensi yang dicapai akan tetapi juga harus lebih mengutamakan perlakuan khususnya oleh guru dalam proses pembelajaran,ini berarti perencanaan yang harus disusun harus dijadikan pedoman seuntuhnya dalam proses pembelajaran.

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, peneliti dan guru mitra berbagi tugas, yaitu guru mitra bertugas sebagai guru yang melaksanakan inovasi pembelajaran, sedangkan peneliti bertugas sebagai pengamat (observer) dan terjadang melakukan kolaborasi atau dengan team teaching. Hal ini dilakukan berdasarkan permintaan dari guru mitra dengan alasan beliau tidak siap melaksnakan inovasi karena kurang menguasai penggunaan alat pembelajarannya. Meskipun hal ini cukup berat, tetapi peneliti menganggap hal itu merupakan tangtangan yang harus diatasi, dan peneliti harus teliti sehingga hal yang dituju bisa tercapai secara baik. Peneliti tidak dapat mengandalkan sepenuhnya informasi hasil observasi dari guru mitra, karena pada dasarnya yang mengerti dan memahami lebih mendalam mengenai penelitian ini adalah peneliti sendiri ketika melakukan team teaching.

Tindakan lain yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti dengan tujuan untuk mendapatkan keadaan tentang situasi yang berlangsung di lapangan adalah dengan upaya orientasi (reconnaissance) yang harus dilaksanakan dengan baik. Kedudukan peneliti sebagai pendatang atau tamu menjadikan siswa merasa asing dan menimbulkan kesan yang tidak biasa. Peneliti membiasakan dengan melakukan adaptasi sebelum berlangsungnya proses tindakan yang akan dilaksanakan setelah proses orientasi menemukan titik yang natural. Sehingga suasana alamiah dalam proses pembelajaran dapat tercipta.

2. Pelaksanaan Tindakan

Kemampuan siswa dalam menumbuhkan nilai entrepreneurship yang diharapkan dapat dikembangkan dari diri siswa. Diperlukan upaya dari guru dengan melalui proses pembelajaran sebagai tindakan yang baru, kreatif, dan inovatif. Hal demikian dapat tercipta dengan penggunaan metode dan model pembelajaran yang tepat. Hasilnya nilai entrepreneurship siswa bisa berkembang dan tumbuh dengan baik.

Menurut Sanjaya (2010: 79) pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan oleh guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Pelaksanan tindakan direncanakan, dilaksanakan, dan disusun berdasarkan tujuan yang hendak dicapai pada saat proses pembelajaran. Dapat dikatakan proses pembelajaran diseting sesuai dengan keinginan peneliti dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Upaya untuk mengembangkan nilai entrepreneurship siswa melalui kajian tokoh K.H. Abdul Halim dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas ini,merupakan inovasi yang dilaksanakan oleh guru dalam pemeblajaran sejarah. Pelaksanaannya diawali dengan penyususnan Rencana Pengajaran dan Pembelajaran yang berkaitan dengan Perlwanan dan Peranan Tokoh pada masa pendudukan Jepang di Indonesia yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam silabus pembelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA, dengan mengembangkan tujuan pembelajaran yang diarahkan kepada terlihatnya kemampuan dan berfikir entrepreneurship siswa baik

melalui tampilan siswa, pertanyaan siswa, dan jawaban siswa. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan mengenai perkembangan nilai entrepreneurship siswa ini, dilakukan proses pembelajaran dengan tujuh kali tindakan dalamtiga siklus. Setiap siklus memiliki tujuan dan fokus penelitian tersendiri.

Selama pelaksanaan kegiatan atau program, diadakan evaluasi dan monitoring atau pengumpulan data dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data (Sukmadinata, 2011: 148). Hal pengumpulan data didokumentasikan secara seksama dan lengkap untuk kemudian digunakan baik bagi penyempurnaan rancangan maupun pelaksanaan kegiatan.

3. Observasi

Perkembangan nilai entrepreneurship siswa dalam proses pembelajaran melalui kajian tokoh K.H.Abdul Halim ini, dapat dilihat melalui upaya pengamatan yang cermat dan fokus. Diperlukan kegiatan observasi yang terencana dengan baik dimana menggunakan format observasi serta catatan lapangan yang terinci dan lengkap. Semua keadaan dan tindakan yang terdapat di kelas bisa terekam dengan baik. Hal tersebut sangat dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan refleksi dan tindakan selanjutnya.

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telas disusun. Melalui pengumpulan informasi, obseerver dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalammelaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untu penyusunan ulang dalam memasuki siklus berikutnya.

4. Refleksi

Proses tindakan yang telah dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran, perlu direnungkan sebagai upaya untukmelihat berbagai kekurangan dan kemajuan yang telah dicapai terkait dengan perkembangan nilai entrepreneurship siswa. Termasuk penggunaan metode, model pembelajaran, serta faktor-fakto yang mempengaruhi selama proses pembelajaran berlangsung. Hal

demikian dimaksudkan supaya guru dan peneliti mengetahui kekurangan dan kekuatan pada saat tindakan sehingga berusaha untuk memperbaiki sampai pada nilai yang diharapkan terus meningkat.

Refleksi adalah suatu upaya untuk mengkaji apa yang telah terjadi, yang telah dihasilkan, atau apa yang belum dihasilkan, atau apa yang belum tuntas dari langkah atau upaya yang telah dilakukan (Santyasa, 2007: 14). Dengan perkataan lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan. Untuk maksud ini, Guru hendaknya terlebih dahulu menentukan kriteria keberhasilan.

Refleksi merupakan tahap yang sangat penting dalamproses penelitian tindakan kelas. Melalui kegiatan refleksi ini, guru dan peneliti dapat meliat berbagai kekurangan dan keberhasilan yang muncul dalam proses tindakan. Guru dan peneliti dapat bekerjasama dan saling mengisi dengan penuh tanggung jawab. Secara bijaksana guru mitra dan peneliti dapat menentukan langkah-langkah yang baik dan tererinci dalam merencanakan setiap tindakan. Refleksi yang baik danmendalam akan mengarahkan pada perencanaan yang baik dan terarah pada tujuan yang diharapkan.

Secara partisipatif peneliti dan guru mitra sebagai tim melakukan kerja sama yang dmulai dari tahap reconnaissance dilanjutkan dengan menyusun perencanaan yang kemudian dilanjutkan dengan persiapan-persiapan yang diperlukan, pelaksanaan tindakan dalam siklus, diskusi yang bersifat analitik dilakukan setelah pelaksanaan tindakan. Refleksi dilakukan setelah melakukan tindakan atas semua kegiatan yang telah berlangsung dalam siklus pertama untuk kemudian merencanakan tahap modifikasi, koreksi atau perbaikan dan penyempurnaan dalam siklus selanjutnya dan seterusnya.

Pelaksanaan tindakan dalam setiap siklusnya menggunakan Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis.

GAGASAN AWAL RECONNAISSANCE Rencana Umum Langkah 1 Langkah 2 Langkah dst. Implementasi Langkah 1 Evaluasi Perbaikan Rencana Langkah 1 Langkah 2 Implementasi Langkah 2 Evaluasi dst

Gambar 3.1. Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis (sumber Wiriaatmadja, 2012: 62)

Menurut Wiriaatmadja (2012: 62), menjelaskan bahwa model ini menggamarkan spiral dari beberapa siklus kegiatan. Bagan yang melukiskan kegiatan yang terdiri dari mengidentifikasi gagasan umum, melakukan

reconnaissance, menyusun rencana umum, mengembangkan langkah tindakan yang pertama, mengimplementasikan langkah tindakan, mengevaluasi, dan memperbaiki rancangan umum. Apabila dalam implementasinya kemudian dievaluasi masih terdapat kesalahan atau kekurangan, dapat memperbaiki atau

memodifikasi ke perencanaan tindakan kedua. Siklus dalam spiral ini baru berhenti apabila tindakan substantif yang dilakukan oleh penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu penyaji atau guru mitra sudah menguasai materi ajar atau tujuan yang diharapkan tercapai pada penelitian tersebut.

C. Teknik Pengumpulan Data, Validasi, dan Interpretasi Data

Dokumen terkait