• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur penelitian

Dalam dokumen Rumusan Program Layanan Bimbingan dan Ko (Halaman 102-121)

Dalam penelitian ini beberapa tahap-tahap penelitian yang peneliti lakukan, yaitu:

1. Potensi dan Masalah. Penelitian ini berangkat dari adanya masalah yang terjadi di sekolah. Masalah yang peneliti temukan salah satunya adalah masalah keterampilan belajar siswa.

2. Pengumpulan data. Setelah ditemukan masalah, yaitu masalah yang berkaitan dengan keterampilan belajar siswa, maka selanjutnya peneliti mencari informasi atau melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah keterampilan belajar.

3. Analisis data. Setelah data dikumpulkan maka data tersebut dianalisis berdasarkan masalah-masalah keterampilan belajar yang dialami siswa. Yang nantinya dijadikan sebagai dasar untuk merumuskan program pelayanan.

4. Desain program. Setelah data dianalisis dan didapatkan masalah-masalah siswa terkait dengan bidang keterampilan belajar, maka selanjutnya adalah mendesain program pelayanan konseling berdasarkan masalah keterampilan belajar.

5. Validasi program. Setelah program selesai dibuat, maka dilakukan validasi program dengan cara menghadirkan para pakar atau para ahli untuk memvalidasikan.

6. Perbaikan program. Setelah dilakukan validasi, maka dilakukan perbaikan- perbaikan program.

7. Uji coba produk. Setelah data diperbaiki kembali, maka selanjutnya dilakukan uji coba produk atau program.

8. Revisi produk. Kegiatan revisi ini yaitu kegiatan untuk menyempurnaakan program yang sudah diuji coba.

9. Uji coba pemakaian. Setelah program diperbaiki dimana letak kelebihan dan kekurangannya, maka selanjutnya dilakukan uji coba pemakaian.

Skema penelitian R & D

Keterangan:

ghhjhh Tahap yang dilaksanakan

Tahap yang tidak dilaksanakan

BAB IV Potensi dan masalah Pengum pulan data Desain

produk Validasi program

Revisi desain Uji coba produk Revisi produk Uji coba pemakaian Revisi produk Produksi masal

HASIL PENELITIAN A. Pendahuluan

Pada Bab 1 telah dijelaskan bahwa untuk mengetahui masalah yang dialami siswa dalam bidang keterampilan belajar digunakan sebuah instrumen yaitu Alat Ungkap Masalah (AUM) PTSDL format SLTA, dalam AUM PTSDL ini ada 75 item pernyataan yang dapat dijadikan sebagai data untuk mengetahui masalah keterampilan belajar yang dialami oleh siswa di SMAN 2 Sawahlunto.

Pada penelitian ini AUM PTSDL di administrasikan di kelas X, sebanyak satu kelas yaitu kelas Xb yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Kemudian data kelas xb tersebut diolah secara komputerisasi dan diinterpretasikan. Selanjutnya hasil interpretasi tersebut diklasifikasikan untuk melihat jumlah responden yang memiliki masalah tinggi Selanjutnya hasil interpretasi tersebut diklasifikasikan untuk melihat jumlah responden yang memiliki masalah banyak sekali, banyak, sedang, sedikit, sedikit sekali. Setelah diklasifikasikan dibuat kalisifikasi masalah, disini akan terlihat ietem- item pernyataan masalah yang dipilih oleh siswa. Hasil dari pngelompokan tersebut dijadikan dasar untuk membuat sebuah rumusan program bimbingan dan konseling yang dapat mengatasi masalah keterampilan belajar siswa.

B. Hasil penelitian

Setelah penulis data dikumpulkan, selanjutnya data tersebut dianalisis dan diinterpretasikan. Hasil inilah yang kemudian dijadikan pedoman untuk mendesain rumusan program.

Pada tabel 4.1 di bawah ini merupakan gambaran masalah keterampilan belajar yang dialami siswa kelas Xb adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1

Masalah keterampilan belajar (Sampel penelitian) N= 29 BIDANG MASALAH SKOR MASALAH Ter- tinggi Ter- renda h JM L Rata2 per Siswa Ter tinggi Ter- renda h JM L Rata 2 per siswa 2. Keterampilan Belajar T (75) 105 0 1548 49.9 46 3 655 21.1

Dari tabel di atas dapat dilihat gambaran masalah keterampilan belajar yang didapatkan dari sampel penelitian secara kelompok. Pada bidang keterampilan belajar ini terdiri dari 75 item pernyataan, dengan skor tertinggi 105 dan skor terendah 0. Dengan jumlah skor keseluruhan sebanyak 1548 item dengan Rata-rata persiswa sebanyak 49.9. Kemudian masalah yang dialami siswa dengan skor tertinggi sebanyak 46 item dan terendah 3 (dua) item, dengan jumlah masalah keseluruhan sebanyak 655 item serta rata-rata persiswa sebanyak 21.1.

Untuk melihat mutu keterampilan belajar yang dimiliki oleh siswa seperti Tinggi sekali, Tinggi, Sedang, Rendah, Rendah sekali dapat dilihat pada tabel dibawah berikut ini:

Tabel 4.2

Klasifikasi mutu keterampilan belajar N= 29

Skor Ideal Skor Mutu 75 x 2 = 150 121 – 150 91 – 120 61 – 90 31 – 60 <31 Tinggi sekali Tinggi Sedang Rendah Rendah sekali

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa, skor 121-150 merupakan mutu belajar yang tinggi sekali, sedangkan skor 91-120 merupakan mutu belajar yang tinggi, kemudian 61-90 merupakan mutu belajar yang sedang, dan skor 31-60 merupakan mutu belajar yang rendah, sedangkan skor <31 merupakan mutu belajar yang sangat rendah sekali.

Tabel 4.3 di bawah ini merupakan mutu keterampilan belajar yang dimiliki oleh siswa kelas Xb SMAN 2 Sawahlunto.

Tabel 4.3

Mutu keterampilan belajar siswa Kelas Xb SMAN 2 Sawahluno

N= 29 No Skor Mutu F % 1 121 – 150 Tinggi sekali 2 91 – 120 Tinggi 1 3.4 3 61 – 90 Sedang 8 27.5 4 31 – 60 Rendah 11 37.9 5 <31 Rendah sekali 9 31 Jumlah 29

Interpretasi data

Tabel 4.3 di atas menggambarkan mutu keterampilan belajar yang dialami siswa SMAN 2 Sawahlunto tahun ajaran 2010/2011. Pada tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 29 orang siswa kelas Xd terdapat 9 (Sembilan) orang siswa (31 %) memiliki mutu keterampilan belajar yang rendah sekali, kemudian terlihat 11 orang siswa (37.9 %) memiliki mutu keterampilan belajar yang rendah, sedangkan 8 (delapan) orang siswa berada pada mutu keterampilan belajar yang sedang, dan I (satu) orang siswa memiliki mutu keterampilan belajar tinggi, serta tidak satu orang pun yang memiliki mutu keterampilan belajar tinggi sekali.

Dari data di atas terlihat bahwa 20 orang dari 29 orang siswa mutu belajarnya tergolong rendah dan rendah sekali, jika dipersenkan maka lebih dari separo siswa memiliki mutu belajar yang rendah dan rendah sekali dengan persentase sebesar 68 %. Karena mutu keterampilan belajar siswa yang rendah, maka dapat dipastikan bahwa banyak siswa yang mengalami masalah pada keterampilan belajar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini : ( terlampir )

Dari tabel 4.4 di atas dapat digambarkan masalah yang dialami siswa kelas Xb SMAN 2 Sawahlunto pada bidang keterampilan belajar. Dapat dipahami pada item 36 dan pada 74 di atas 22 orang siswa bermasalah dalam memahami materi belajar terkait dengan membuat pertanyaan dan menjawab materi pelajaran tersebut serta dalam membuat inti sari bacaan.

Pada item 40, terdapat 21 orang siswa yang bermasalah tentang kekhawatiran siswa tentang hasil ujian yang akan diperoleh.

Kemudian pada item 11 dan 160, terdapat 19 orang yang bermasalah pada pertinggalan tugas yang akan dijadikan bahan belajar selanjutnya, serta dalam mempelajari bahan-bahan untuk menghadapai ujian/ulangan.

Pada item 98, 104, dan 127 terdapat 15 orang siswa yang bermasalah dalam pemahaman bahan bacaan, dan dalam mendiskusikan catatan dengan teman sekelas serta dalam mempelajari dan membuat pertanyaan untuk pelajaran esok harinya.

Pada item 39, 67, 73, 110,125, 158 terdapat 13 orang siswa yang bermasalah dalam menentukan dan menyusun bahan yang akan dipelajari secara berurutan, mempersiapkan diri untuk ulangan/ujian, membuat jadwal berkaitan dengan kegiatan belajar, memahami bahan bacaan, ketepatan waktu dalam memulai pelajaran, serta memanfaatkan kelompok belajar.

Pada item 15, 43, 102, 131, 152 terdapat 12 orang siswa yang bermasalah pada pemilihan tempat duduk di dalam kelas, kesulitan dalam memahami bahan bacaan, mudah terpengaruh lingkungan ketika belajar, memperbaiki tugas yang dikembalikan guru sesuai dengan catatan dan komentar, serta dalam pembentukan kelompok belajar.

Pada item 13, 14, 69, 126, 133, 135, 156 terdapat 11 orang siswa yang bermasalah dalam mengumpulkan dan menyusun tugas- tugas secara teratur sebagai bahan belajar selanjutnya, kesulitan dalam membuat resume bacaan untuk melengkapi catatan pelajaran, ceroboh dalam menjawab pertanyaan ketika ulangan/ujian, tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik ketika ulangan/ujian, tidak menyelesaikan urusan-urusan lain sebelum belajar di kelas atau ulangan/ujian, masalah dalam berusaha membebaskan diri dari berbagai gagasan seperti menoleh kiri kanan, melayani pertanyaan teman, serta mencari contoh tugas yang telah dianggap baik untuk memantapkan tugas yang harus diselesaikan.

Pada item 06, 42, 70, 107, 124, 153 terdapat 10 orang siswa yang bermasalah dalam memanfaatkan kesempatan dan kesulitan dalam menyusun kata-kata untuk bertanya kepada guru tentang hal-hal yang kurang dipahami, belajar bersama untuk mendalami materi pelajaran atau dalam persiapan ulangan, meminjam catatan teman dan mendiskusikan materi pelajaran tersebut jika saya tidak mengikuti pelajaran, pengaturan waktu sehari-hari, bosan dalam membaca buku pelajaran serta tersedianya bahan-bahan/buku-buku pelajaran di sekolah yang membantu kegiatan belajar.

Tabel 4.5 Berikut ini merupakan klasifikasi kelompok masalah keterampilan belajar yang dialami oleh siswa. ( terlampir )

Dari tabel di atas dapat dilihat kelompok masalah keterampilan belajar yang dialami oleh siswa, diantaranya:

1. Keterampilan membaca

2. Keterampilan dalam mencatat pelajaran

3. Keterampilan bertanya dan menjawab

4. Keterampilan dalam meningkatkan konsentrasi belajar

5. Keterampilan menyiapkan dan mengikuti ujian, serta menindak lanjuti hasil pengerjaan tugas dan ulangan atau ujian.

6. Keterampilan mengerjakan tugas

7. Keterampilan mengelola waktu pelajaran

8. keterampilan memakai buku perpustakaan

10.Keterampilan membuat laporan, dan menyusun makalah.

Dari kelompok masalah keterampilan belajar tersebut, dapat dilihat rata-rata masalah yang dialami oleh siswa dengan menggunakan rumus:

Rata-rata masalah = Jumlah masalah ÷ Jumlah siswa

Pada urutan tertinggi terlihat bahwa Keterampilan menyiapkan dan mengikuti ujian, serta menindak lanjuti hasil pengerjaan tugas dan ulangan atau ujian dengan rata-rata 0.71, kemudian Keterampilan mengerjakan tugas dengan rata-rata 0.41, Keterampilan mengelola waktu pelajaran dengan rata-rata masalah 0.40, selanjutnya Keterampilan dalam mencatat pelajaran, dengan rata-rata masalah 0.30, kemudian Keterampilan membaca dengan rata-rata masalah 0.25, selanjutnya Keterampilan bertanya dan menjawab dengan rata-rata masalah 0.22, Keterampilan dalam meningkatkan konsentrasi belajar dengan rata-rata masalah 0.20, dan Keterampilan memakai buku perpustakaan dengan rata-rata masalah 0.07, serta Keterampilan menghafal pelajaran dengan rata-rata 0.07, Keterampilan membuat laporan, dan menyusun makalah dengan rata-rata masalah 0.03. Selanjutnya ditindak lanjuti dengan membuat program bimbingan dan konseling berdasarkan kelompok masalah keterampilan belajar yang dialami siswa SMAN 2 Sawahlunto, sehingga tiap-tiap kelompok

masalah dapat diberi layanan dan materi yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Maka selanjutnya dibuat rancangan pelaksanaan layanan atau satuan layanan (SATLAN) sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan layanan.

3. Desain produk

Desain hasil pengolahan AUM PTSDL ini dijadikan acuan dalam membuat suatu rumusan program layanan bimbingan dan konseling. Menurut Ahmad Juntika dan Akur Sudianto, sebuah program yang baik adalah program yang disusun berdasarkan “analisis kebutuhan dan permasalahan, adanya penentuan tujuan program bimbingan dan konseling yang hendak dicapai, analisis situasi dan kondisi sekolah”.99 maka dalam penelitian ini juga ada program yang disusun berdasarkan hal-hal tersebut.

Khusus untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa atau responden dalam penelitian ini diungkap dengan instrument yaitu AUM PTSDL yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai latar belakang perumusan program dalam penelitian ini. Selanjutnya sesuai latar belakang permasalahan yang dihadapi dan kebutuhan di atas, dalam program ini juga ditentukan program yang akan direncanakan. Hal ini sesuai dengan keadaan sekolah dan kondisi

99 Nurihsan dan Akur Sudianto,manajemen bimbingan dan konseling di SMA,(Jakarta:

umum yang akan mempengaruhi kelacaran pelaksanaan kegiatan ini sehingga program yang disusun benar-benar dapat dimanfaatkan dalam mewujudkan layanan bimbingan dan konseling yang efektif dalam rangka membantu perkembangan siswa.

Selanjutnya menurut Ahmad Juntika dan Akur Sudianto, program yang baik itu juga dengan menentukan jenis-jenis yang dilakukan, metode dan teknik yang digunakan, personil-personil yang akan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan dan persiapan fasilitas dan biaya pelaksanaan kegiatan bimbingan yang direncanakan.100

Berdasarkan kutipan di atas makanya program yang disusun juga disesuaikan dengan hal-hal di atas, yaitu dalam program yang memuat komponen seperti masalah, jenis layanan, tujuan, materi layanan, strategi, alat dan metode pembelajaran, serta waktu pelaksanaan.

Rumusan program layanan bimbingan dan konseling yang penulis rancang dapat diberikan kepada siswa untuk mengatasi masalah keterampilan belajar. Berikut ini adalah bentuk rancangan dari rumusan program layanan bimbingan dan konseling berdasarkan masalah keterampilan belajar siswa yang penulis berikan kepada pakar untuk divalidasi.

100 Ibid, h. 13

Dari program tersebut dapat terlihat masalah yang dialami oleh siswa, di antaranya : Pertama, Siswa mengalami masalah pada Keterampilan menyiapkan dan mengikuti ujian, serta menindak lanjuti hasil pengerjaan tugas dan ulangan atau ujian, jenis layanan yang diberikan adalah Layanan informasi dan layanan penguasaan konten , tujuan diberikan layanan tersebut adalah Agar siswa mampu dan dapat mengaplikasikan kiat-kiat dalam menyiapkan dan mengikuti ujian, serta agar siswa mampu dan dapat mengaplikasikan persiapan dan strategi ujian. Materi yang diberikan adalah Kiat menyiapkan dan mengikuti ujian, persiapan dan strategi ujian. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah dan Tanya jawab, serta alat pembelajaran yang digunakan adalah laptop, infokus, buku tulis dan pena. Evaluasi yang lakukan adalah Pre Test (menguji sejauh mana pemahaman siswa mengenai persiapan ujian sebelum diberikan materi), dan post test (menguji sejauh mana pemahaman siswa mengenai persiapan ujian setelah diberikan materi).

Kedua Siswa mengalami masalah pada Keterampilan mengerjakan tugas. Jenis layanan yang diberikan adalah Layanan informasi, tujuan diberikan layanan tersebut adalah Agar siswa mampu dan menyadari pentingnya mengerjakan tugas untuk meningkatkan hasil belajar , materi yang diberikan adalah latihan mengerjakan tugas, serta strategi yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran adalah praktek, alat pembelajatan yang digunakan adalah laptop,

infokus, buku tulis dan pena. Evaluasi yang dilakukan adalah post test (melihat sejauh mana siswa mampu mengerjakan tugas dengan baik, misalnya dengan cara melihat hasil kerja siswa).

Ketiga Siswa mengalami masalah pada Keterampilan mengelola waktu pelajaran., jenis layanan yang diberikan adalah Layanan penguasaan konten, tujuan diberikan layanan tersebut adalah Agar siswa mampu mengatur waktu belajarnya dengan baik, agar siswa mampu dan menyadari pentingnya mengatur waktu, agar siswa mampu dan mengenal manajemen waktu serta mengaplikasikannya, dan agar siswa mampu membangun kebiasaan mengatur waktu serta serta mengaplikasikannya, materi yang diberikan adalah Manajemen waktu, pentingnya mengatur waktu, menngenal manajemen waktu, membangun kebiasaan mengatur waktu. Metode yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran adalah ceramah dan praktek, alat pembelajaran yang digunakan adalah laptop, buku tulis, pena, karton manila. Evaluasi yang dilakukan adalah post test (siswa dapat mempraktekkan membuat jadwal kegitaan harian).

Keempat Siswa mengalami masalah pada Keterampilan dalam mencatat pelajaran, jenis layanan yang diberikan adalah Layanan penguasaan konten, tujuan diberikan layanan tersebut adalah Agar siswa mampu meningkatkan dan mengaplikasikan keterampilan dalam mencatat dan meringkas yang baik, Agar siswa mampu dan menyadari pentingnya membuat catatan, Agar siswa mampu dan dapat

mengaplikasikan cara mencatat dengan cepat, tepat, dan bermakna, materi yang diberikan adalah Keterampilan mencatat dan meringkas yang baik, pentinya membuat catatan, cara mencatat dengan cepat, tepat, dan bermakna, kiat membuat resume yang baik. Metode yang dilakukan adalah praktek, alat yang digunakan adalah laptop, infokus, buku tulis, pena, stopwatch, serta evaluasi yang dilakukan adalah Pre test : a) pemahaman dan aplikasi cara mencatat yang efektif, efisien,cepat dan bermakna b) berapa banyak kata yang mampu ditulis oleh siswa per menit nya. post test : a) pemahaman dan aplikasi cara mencatat yang efektif, efisien,cepat dan bermakna, b) berapa banyak kata yang mampu ditulis oleh siswa per menit.

Kelima Siswa mengalami masalah pada Keterampilan membaca, jenis layanan yang diberikan adalah layanan penguasaan konten, tujuan diberikan layanan tersebut adalah agar siswa mampu dan dapat mengaplikasikan keterampilan dalam membaca, agar siswa mampu dan dapat mengaplikasikan membaca efektif dengan menggunakan metode SQ3R, agar siswa mampu dan dapat mengaplikasikan cara membaca efisien, dan agar siswa mampu dan dapat mengaplikasikan cara membaca cepat. materi yang diberikan adalah meningkatkan keterampilan membaca, membaca efektif dengan metode SQ3R, cara membaca efisien, cara membaca cepat , serta metode yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran adalah praktek langsung, alat yang digunakan adalah buku teks dan

stopwatch. Evaluasi yang dilakukan adalah Pre Test (berapa banyak kata yang dapat dibaca oleh siswa per menitnya) dan post test (berapa banyak kata yang dapat dibaca oleh siswa per menitnya).

Keenam Siswa mengalami masalah pada Keterampilan bertanya dan menjawab , jenis layanan yang diberikan adalah layanan bimbingan kelompok , tujuan diberikan layanan tersebut adalah agar siswa mampu dan dapat mengaplikasikan cara bertanya yang baik , materi yang diberikan adalah Dalam bimbingan kelompok, Materi dapat dikondisikan (baik topic tugas maupun topic bebas), serta metode yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran adalah diskusi, Evaluasi yang dilakukan adalah Untuk bimbingan kelompok evaluasi dapat dilakukan melalui observasi.

Ketujuh Siswa mengalami masalah pada Keterampilan dalam meningkatkan konsentrasi belajar , jenis layanan yang diberikan adalah layanan informasi dan layanan penguasaan konten, tujuan diberikan layanan tersebut adalah agar siswa mampu berkonsentrasi dengan baik dalam belajar. Materi yang diberikan adalah games konsentrasi. Metode yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran adalah praktek, alat yang digunakan adalah laptop, infocus. Evaluasi yang dilakukan adalah Dapat dilakukan melalui observasi.

Kedelapan Siswa mengalami masalah pada keterampilan memakai buku perpustakaan , jenis layanan yang diberikan adalah layanan penguasaan konten , tujuan diberikan layanan tersebut adalah

agar siswa mampu dan dapat mengaplikasikan pemanfaatan perpustakaan sekolah, materi yang diberikan adalah pemanfaatan perpustakaan sekolah , serta metode yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran adalah ceramah dan praktek. Alat yang digunakan adalah laptop, infokus, buku tulis dan pena. Evaluasi yang dilakukan adalah Untuk keterampilan dalam memakai buku perpustakaan dapat dilakukan evaluasi dengan observasi siswa diperpustakaan

Kesembilan Siswa mengalami masalah pada Keterampilan menghafal pelajaran , jenis layanan yang diberikan adalah penguasaan konten, tujuan diberikan layanan tersebut adalah agar siswa mengetahui dan dapat mengaplikasikan gaya belajar sehingga dapat menunjang siswa dalam menghafal, agar siswa nanpu dan dapat mengaplikasikan cara menghafal yang baik. Materi yang diberikan adalah gaya belajar, cara menghafal, serta metode yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran adalah ceramah dan praktek, alat yang digunakan adalah laptop, infokus, buku tulis dan pena. Evaluasi yang dilakukan adalah Untuk keterampilan menghafal dapat dievaluasi melalui observasi dan tes lisan mengenai materi tertentu.

Kesepuluh Siswa mengalami masalah pada Keterampilan membuat laporan, dan menyusun makalah. jenis layanan yang diberikan adalah layanan penguasaan konten, tujuan diberikan layanan tersebut adalah agar siswa mampu dan dapat mengapliaksikan apenulisan karya tulis ilmiah yang baik. Materi yang diberikan adalah

penulisan karya tulis ilmuah, serta metode yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran adalah ceramah dan praktek, alat yang digunakan adalah laptop, infokus, buku tulis, dan alat tulis. Evaluasi yang dilakukan adalah Post test (pembuatan karya tulis ilmiah).

Setelah program layanan bimbingan dan konseling selesai dirancang, maka selanjutnya penulis membuat rencana program layanan (RPL) atau yang lebih dikenal dengan SATLAN, yang berguna sebagai pedoman bagi guru pembimbing sebelum memberikan layanan kepada siswa.

Komponen-komponen yang terdapat didalam RPL atau SATLAN adalah topic permasalahan atau judul materi layanan, bidang bimbingan, jenis layanan, fungsi layanan, tujuan atau hasil yang ingin dicapai, sasaran layanan, uraian kegiatan, materi layanan, metode, tempat penyelenggaraan, hari dan tanggal pelaksanaan, waktu pelaksanaan, semester, penyelenggara layanan, pihak lain yang diikut sertakan dalam pelaksanaan layanan, alat dan perlengkapan yang digunakan, rencana penilaian dan tindak lanjut, dan keterkaitan layanan dengan kegiatan pendukung, serta catatan khusus berkenaan dengan pemberian layanan. (RPL/SATLAN terlampir).

Setelah mendesain produk, penulis melakukan bimbingan dan berkonsultasi dengan pembimbing. Dalam proses bimbingan desain program yang penulis buat sudah beberapa kali mengalami perbaikan baik dari segi format maupun dari segi ini. Setelah desain program ini disetujui oleh pembimbing maka penulis melakukan validasi.

Validasi yang penulis lakukan adalah validasi program yang telah dirancang dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai rumusan program layanan bimbingan dan konseling berdasarkan masalah keterampilan belajar siswa.

Program bimbingan yang hendak dihasilkan dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan validasi oleh dua orang ahli, yaitu DASRIL, S.Ag,.M.Pd, Beliau merupakan dosen BK STAIN Batusangkar yang telah berpengalaman dibidangnya baik dari segi teoritis maupun praktis. Dan yang kedua adalah seorang guru pembimbing di SMAN 2 Sawahlunto, yaitu ibu ARTATI, S.Pd.

Dalam proses validasi ini penulis meminta masukan kepada kedua validator mengenai format dan isi program yang sudah penulis rancang. Hasil validasi program bimbingan dan konseling yang penulis peroleh adalah sebagai berikut:

a) Untuk lebih focus tambahkan format individual pada masing- masing layanan

b) Tambahkan kolom referensi pada setiap materi

c) Masukkan bidang bimbingan

b. Dari segi isi

a) Judul lebih di spesifikasikan pada materi layanan

b) Materi ambil dibuku-buku terbaru

c) Bedakan antara layanan informasi dengan layanan penguasaan konten

d) Penilaian kembali ke penilaian hasil dan proses

5. Perbaikan program

Setelah divalidasi langkah selanjutnya adalah perbaikan produk. Pada penelitian ini produk yang penulis perbaiki adalah rumusan program bimbingan dan konseling berdasarkan masalah keterampilan belajar siswa. Program ini diperbaiki sesuai dengan masukan-masukan dari para validator. Program yang sudah diperbaiki

Dalam dokumen Rumusan Program Layanan Bimbingan dan Ko (Halaman 102-121)

Dokumen terkait