• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Setting Penelitian 1.

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan SD yang digunakan untuk melaksanakan penelitian yang telah dirancang. Penelitian ini dilaksanakan di beberapa SD di Kecamatan Pejagoan yang ditentukan sebagai sampel penelitian.

Waktu penelitian merupakan kapan penelitian tersebut dilaksanakan dari mulai mengajukan proposal sampai pelaksanaan ujian. Penelitian ini dilaksanakan selama beberapa bulan. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam jangka waktu mulai bulan Januari – Maret 2013. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: (a) Persiapan penelitian. Kegiatan ini meliputi pengajuan judul, penyusunan proposal, persetujuan proposal, permohonan perijinan penelitian, membuat instrument. (b) Pelaksanaan penelitian di lapangan. Kegiatan ini meliputi memperbanyak instrumen, mengadakan try-out atau uji coba, memperbaiki instrumen, menetapkan subyek penelitian dan pengisian instrumen lalu menganalisis data, membuktikan hipotesis serta mengambil kesimpulan; (c) Penyelesaian penulisan laporan penelitian, dalam kegitan ini peneliti melakukan penyelesaian penyusunan laporan hasil penelitian dari Bab I sampai Bab V.

B.

Metode Penelitian

Dalam Sugiyono, 2009: 2 dijelaskan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian korelasional-regresi.

C. Populasi, Sampel, dan Sampling 1.

Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari makhluk hidup atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu penelitian. Dalam Sugiyono, 2009:80 dijelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan oleh peneliti sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah siswa-siswa Kelas IV SD se-Kecamatan Pejagoan.

2.

Sampel

Sampel adalah sebagian objek atau wakil dari populasi yang diselidiki. Dalam Sugiyono, 2009:81 dijelaskan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi. Seluruh SD di Kecamatan Pejagoan terlalu banyak untuk diteliti setiap SD. Oleh karena perlu diambil sampel sebagai sumber data. Sampel yang digunakan sebagai sumber data harus representatif (mewakili dan mengandung) dari populasi yang ada. Jumlah sampel yang digunakan direncanakan sebanyak lima Sekolah Dasar.

3.

Sampling

Sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2009:81) Terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik simple random sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak (random) tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Sehingga hasil penelitian atau kesimpulan data sampel dapat diberlakukan untuk seluruh anggota populasi. Sutrisno Hadi (2004: 93) menyebutnya area propability sample, yaitu pengambilan sampel dengan cara membagi daerah-daerah, populasi ke dalam sub-sub daerah, dan dari sub-sub daerah ini dibagi-dibagi lagi ke dalam daerah-daerah yang lebih kecil.

D. Variabel dan Rancangan Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau titik perhatian suatu penelitian. Dalam Sugiyono, 2009: 38 dijelaskan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(X1)

X2)

(Y)

Karlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang diambil dari suatu nilai yang berbeda sehingga merupakan sesuatu yang ber variasi

Dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan bahwa judul yang diambil mengandung dua variabel bebas (variabel dependen = X1 dan X2) dan satu

variabel terikat (variabel independen = Y). a. Variabel bebas (variabel independen)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini, variabel bebas pertama (X1) yaitu media pembelajaran dan variabel bebas kedua (X2) yaitu motivasi belajar. Indikator dari variabel ini adalah nilai afektif dan psikomotor siswa serta keefektifan penggunaan media pembelajaran dan motivasi belajar.

b. Variabel terikat (variabel dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar matematika siswa kelas IV se-Kecamaatan Pejagoan. Indikator dari variabel ini adalah nilai tes dari hasil belajar matematika siswa kelas IV se-Kecamaatan Pejagoan.

2. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti telah merancang peneltian yang akan diamati dengan menggunakan dua variable bebas dan satu variabel terikat. Dengan

demikian terdapat tiga rumusan masalah deskriptif dan empat rumusan masalah asosiatif dengan pola sebagai berikut:

Keterangan:

X1 : variabel bebas 1 (predictor 1) X2 : variabel bebas 2 (predictor 2) Y : variabel terikat (kriterium) Rancangan

Penelitian Keterangan

X1 Y

Penggunaan media pembelajaran mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas IV SD se-Kecamatan Pejagoan.

X2 → Y

Pemberian motivasi belajar dari guru mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas IV SD se-Kecamatan Pejagoan.

X1 dan X 2 → Y

Penggunaan media pembelajaran dan pemberian motivasi belajar dari guru secara bersama-sama mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas IV SD se-

Kecamatan Pejagoan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitiaan adalah mendapatkan data.

Sehingga peneliti harus menentukan teknik pengumpulan data yang tepat untuk mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (valid dan reliabel). Penggunaan berbagai teknik memang sangat diperlukan untuk

mendapatkan data yang lengkap dan obyektif, tetapi bila satu teknik dipandang mencukupi maka teknik yang lain bila digunakan akan menjadi tidak efisien.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik tes dan non tes sebagai berikut:

1.

Teknik Non Tes Teknik non tes yaitu dilakukan dengan:

a. Pengamatan (observasi) oleh observer dan peneliti yaitu untuk mengetahui keefektifan dalam penggunaan media pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar Matematika. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang standar. Cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dari penelitian yang berpengalaman, diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.

b. Angket, diisi oleh siswa untuk mengetahui keefektifan pemberian motivasi belajar dari guru yang mempengaruhi hasil belajar Matematika.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 151), “kuesioner/angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui”. Responden merupakan orang yang mampu dan bersedia memberikan informasi sehingga data yang diperoleh dapat dipercaya sebagai data yang obyektif. Angket sebagai alat pengumpul data berisi daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada subyek atau responden penelitian. Daftar pertanyaan yang disampaikan adalah untuk memperoleh informasi dari responden tentang dirinya sendiri yang berkaitan dengan obyek penelitian.

Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data tentang Motivasi belajar dengan memberikan daftar pernyataan yang diberikan kepada subyek penelitian atau responden secara individu guna memperoleh informasi yang

dibutuhkan peneliti, kemudian menyebarkan angket dan menghimpunnya kembali setelah diisi oleh responden. Daftar pertanyaan dalam angket bukan dimaksudkan untuk menguji kemampuan responden melainkan hanya untuk merekam dan menggali informasi ataupun keterangan sesuai dengan

kenyataan dari diri responden. Pertanyaan angket adalah merupakan kalimat pernyataan diiringi dengan sejumlah alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh responden mencerminkan keadaan diri responden.

2. Teknik Tes

Djaali (2007: 6) mengemukakan tes adalah ”Alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten dan materi tertentu.” Untuk mengumpulkan data kuantitatif (nilai) dari hasil belajar Matematika se-Kecamatan Pejagoan menggunakan instrumen yang digunakan adalah Tes hasil belajar Matematika. Sedangkan uji analisis yang di gunakan dalam penyusunan instrumen tes adalah :

a.

Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Agar perangkat tes valid,maka dilakukan uji validitas sebagai berikut:

1) Validitas Butir

Validitas butir merupakan konsekuensi logis tercapainya validitas keseluruhan tes. Sehubungan dengan itu yang dimaksudkan dengan validitas butir adalah jka butir soal tersebut memberi kontribusi sumbangan terpenuhinya validitas soal secara keseluruhan. Skor butir menyebabkan skor keseluruhan tinggi atau rendah. Butir memiliki validitas yang tinggi jika skor pada butir memiliki kesejajaran/ korelasi dengan skor totalnya, sehingga perhitungan validitas butir menggunakan rumus korelasi. Rumus ini digunakan untuk skala pengukuran variabel. Dalam penelitian ini validitas butir soal ditentukan dengan rumus Korelasi Biserial sebagai berikut:

y

pbi =

S

M

M

t t p

-

Mp−¿Mt St

p q ¿ ×

q

p

Keterangan:

y

pbi

= koefisien korelasi biserial

p

M = rerata skor dari subjek yang menjawab benar bagi butir yang dicari validitasnya

t M

= rerata skor total

St = standar deviasi skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar q = proporsi siswa menjawab salah (1 - p) Kriteri pengujian:

Jika harga rpbi lebih besar dari harga rtabel (rpbi > rtabel) maka butir soal tersebut valid. Harga rtabel diperoleh dari r (1-α, N) dan taraf signifikansi (α) sebesar 5%.

Langkah-langkah pengerjaan; (1) mencari rerata p (Mp), (2) mencari rerata total (Mt), (3) mencari deviasi total (St), (4) menentukan p, (5) menentukan q, (6) memasukkan ke dalam rumus rpbi, (7) membuat keputusan berdasarkan kriteria pengujian.

b.

Reliabilitas

Reliabilitas dapat diartikan sebagai sejauh mana suatu alat ukur dapat diyakini memberikan informasi yang konsisten dan tidak mendua tentang karakteristik peserta tes yang diujikan (S. Hamid Hasan dan Asmawi Zainul, 1991/1992). Reliabilitas menunjukkan tingkat ketepatan atau kemantapan suatu tes yang reliabel akan mampu menghasilkan data yang relatif tetap dan konsisten hingga hasilnya dapat dipercaya. Suharsimi Arikunto (1990 :81) menyatakan bahwa reliabilitas berkenaan

dengan kepercayaan. Suatu tes dikatakan memiliki tingkat kepercayaan tinggi(reliabilitas tinggi) jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas erat kaitannya dengan masalah ketetapan atau keterandalan suatu hasil tes dan bila terjadi perubahan hasil tes, maka perubahan tidak berarti secara statistik.

Rumus untuk menghitung koefisien reliabilitas instrumen dengan menggunakan Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

[

( )

] [ ]

σ σ -1 1 -k k = r 2 t 2 b ∑ Keterangan:

r = koefisien reliabilitas instrumen (cronbach alpha) k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2 b

σ

= total varians butir

2 t

σ = total varians

c. Tingkat Kesukaran

Taraf kesukaran menunjukkan kemampuan butir soal untuk menyaring banyaknya peserta tes yang dapat mengerjakan dengan benar. Semakin banyak subjek yang menjawab soal dengan benar, maka taraf kesukaran soal tersebut tinggi. Jika taraf kesukarannya tinggi maka soal tersebut tergolong mudah. Suatu tes tidak boleh terlalu sulit dan tidak boleh terlalu mudah. Tes yang baik bertujuan mengukur dan membedakan siswa yang belajar dan yang tidak, siswa yang menguasai dan yang belum.

Seperti dituliskan Y. Padmono (2002: 214) taraf kesukaran (P) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan: DK : Derajat Kesukaran % 100 X DK

n

n w

w

H L H L + + =

WL : Jumlah individu kelompok bawah (27% bawah) yang menjawab salah pada butir soal tersebut.

WH : Jumlah individu kelompok atas (27% atas) yang menjawab benar pada butir soal tersebut.

nL : Jumlah kelompok bawah nH : Jumlah kelompok atas Kriteria pengujian:

Soal dikatakan mudah jika derajat kesukarannya < 25%.

Soal dikatakan baik/sedang jika derajat kesukarannya berkisar antara 25%-75%.

Soal dikatakan sulit jika derajat kesukarannya > 75%. d. Daya Pembeda

Yang dimaskud dengan daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan antara murid yang berkemampuan tinggi dengan murid yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya pembeda setiap butit tes adalah :

Keterangan :

DB : Daya Beda Soal

WL : Jumlah individu kelompok bawah yang menjawab salah pada butir soal tersebut.

WH : Jumlah individu yang menjawab benar pada soal tersebut n : Jumlah kelompok atas dan kelompok bawah

Untuk mengetahui kriteria daya beda soal, dapat dengan cara mengintepretasikan pada indek daya beda soal. Padmono menjelaskan bahwa “Indeks daya beda bergerak dari 0,0 sampai dengan 1,0” (Y.

nw

w

L H

-Padmono, 2002: 212). Hasil perhitungan D (daya beda) diinterpretasikan pada tiga titik daya beda, yaitu sebagai berikut:

- 1, 00 0,00 1,00

Daya pembeda Daya pembeda Daya negatif rendah tinggi

e. Distraktor

Destraktor atau pengecoh adalah tawaran respon salah sebagai alternative jawaban dalam multiple choice (Wuryani, 2006:474) dicari untuk mencari keberfungsian pengecoh apakah nantinya berfungsi apa tidak. Dijelaskan dalam Sudijono bahwa distraktor dapatnya menjalankan fungsinya dengan baik apabila distraktor tersebut sekurang-kurangnya telah dipilih oleh 5% dari seluruh peserta.

Pertanyaan(item) 1. ……….. A Kunci Jawaban Alternatif (option) B Distraktor C D 3. Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen tersebut harus benar-benar sudah teruji kehandalannya. Validitas dan reliabilitas merupakan dua persyaratan pokok yang harus diuji coba peneliti terhadap instrumennya (Suharsimi Arikunto, 2006: 167). Adapun langkah-langkah

penyusunan instrumen hasil belajar Matematika, motivasi belajar adalah sebagai berikut: (a) Mengambil dari teori-teori yang dikaji tentang suatu konsep dari variabel yang hendak diukur, kemudian dirumuskan konstruk dari variabel tersebut, (b) dari konstruk dikembangkan dari definisi konsep dan indikator, (c) pembuatan kisi-kisi instrumen, (d) penulisan butir instrumen, (e) revisi

berdasarkan saran dari dosen pembimbing, (f) penggandaan instrumen, (g) validasi empirik melalui uji coba (tryout) instrumen di lapangan, (h) pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria penghitungan (analisis butir soal), (i) penghitungan koefisien reliabilitas, (j) perakitan butir-butir instrumen yang valid, akan tetapi pada instrument tes hasil belajar ditambahkan beberapa langkah penghitungan yaitu mencari tingkat kesukaran, daya beda dan distraktor sebelum instrument tersebut layak dijadikan sebagai instrument penelitian.

a. Instrumen Hasil Belajar Matematika

Penyusunan instrumen di dasarkan materi Matematika semester II sesuai dengan materi yang ada dalam kurikulum KTSP. Dalam pembuatan instrumen di dasarkan pada silabus yang berlaku di kecamatan Pejagoan yang didasarkan pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang dibuat. Sehingga nantinya soal yang dibuat untuk melakukan pengukuran dapat digunakan sebagai alat pengukur yang relevan, selain dari dasar tersebut penyusunan instrumen soal juga dikonsultasikan pada ahli dalam hal ini dosen pembimbing yang juga sebagai dosen Matematika di FKIP UNS untuk membuat validasi construk tentang

pembuatan instrument sesuai dengan ranah kognitif dan kata kerja operasional. Setelah dilakukan perbaikan dan revisi barulah dilakukan penggandaan dan persiapan untuk pengujian instrument sesuai dengan ketentuan yang ada.

Penyusunan instrumen dapat diuraikan secara rinci sesuai dengan pengukurannya sesuai dengan materi yang diajarkan pada saat semester 2 yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator. Standar

kompetensi : menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat. Kompetensi dasar : mengurutkan bilangan bulat, menjumlahkan bilangan bulat, mengurangkan bilangan bulat, melakukan operasi hitung campur.

Indikator yang dibuat sesuai dengan standar kompetensi dasar yang ada dan disesuaikan dengan kurikulum dan materi yang dikembangkan di UPT Dikpora Kecamatan Pejagoan, sehingga sesuai dengan subjek sampel. Untuk instrumen hasil belajar matematika memiliki sebuah definisi konsep dan juga

definisi operasional yang nantinya dijadikan sebagai indikator yang dijadikan dasar sebagai penyusunan instrument.

1) Definisi Konsep

Pengertian Hasil Belajar Matematika yaitu suatu kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan aktivitas atau kegiatan belajar mengajar dalam bentuk perubahan tingkah laku, pengetahuan serta mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan eksplorasi, pemecahan masalah dan model matematika yang terorganisir secara sistematis dan dibangun melalui kebenaran suatu konsep yang membutuhkan penalaran logik yang

berhubungan dengan fakta-fakta kuantitatif serta masalah ruang dan waktu. 2) Definisi Operasional

Pengukuran hasil belajar matematika untuk materi bilangan bulat menggunakan item soal dengan kriteria soal obyektif dan uraian sejumlah 30 soal. Sebelum pembuatan item soal terlebih dahulu membuat kisi-kisi

indikatornya.

Adapun kisi-kisi Indikator adalah sebagai berikut.

No Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal

1. Mengurutkan bilangan bulat

 Menunjukkan penerapan bilangan negatif dalam masalah sehari-hari.  Membilang dan menulis

dalam kata-kata angka.  Mengurutkan

sekelompok bilangan bulat dari terkecil atau terbesar.

 Menentukkan letak bilangan bulat pada garis bilangan bulat.  Membandingkan dua bilangan bulat 1,2 3 4,5 5,6 7,8 2. Menjumlah bilangan bulat  Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan bulat dengan

menggunakan garis bilangan 3. Mengurangkan bilangan bulat  Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan.  Menuliskan kalimat pengurangan ke bentuk penjumlahan dan sebaliknya  Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan perhitungan bilangan bulat. 13,14,15,16 17,18,19,20 21,22,23,24,25 4. Melakukan operasi hitung campur  Menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat 26,27,28,29,30 Jumlah 30

b. Instrumen Angket Motivasi Belajar

Penyusunan instrument dibuat berdasarkan konsep yang telah dibangun dari kajian teori yang ada kemudian dikonsultasikan dengan teman-teman sejawat, setelah itu dilanjutkan dengan konsultasi kepada dosen pembimbing agar

memperoleh persetujuan konstruk variabel. Untuk instrument motivasi belajar memiliki sebuah definisi konsep dan juga definisi operasional yang nantinya dijadikan sebagai indikator yang dijadikan dasar sebagai pemyusunan instrument. 1) Definisi Konsep

motivasi belajar adalah suatu proses psikologis yang mencerminkan sikap, kebutuhan, persepsi, dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang, kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya (intrinsik)

ataupun yang datang dari luar (ekstrinsik). Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus menerus dalam rangka mencapai tujuan. 2) Definisi Operasional

Dalam mengukur motivasi belajar menggunakan skala sikap yang terdiri dari sikap positif dan sikap negatif dari responden yang diukur. Adapun kisi-kisi instrumen motivasi belajar sebagai berikut :

No Jenis pernyataan Motivasi Belajar Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Jumlah 1. Tekun belajar melaksanakan

tugas-tugas

2. Menyelesaikan tugas dengan baik 3. Berusaha belajar kreatif

4. Rasional dalam meraih keberhasilan

5. Berusaha mencapai cita-cita dan menyukai tantangan

6. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya dengan tanggung jawab pribadi, umpan balik

7. Bergairah dalam belajar

8. Aktif dalam kegiatan pembelajaran 9. Menyiapkan peralatan belajar

dengan baik

10. Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan mengadakan eksplorasi 11. Terjalin interaksi menyeluruh 12. Tepat waktu dalam mengerjakan

tugas-tugas

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini berkaitan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Seperti dijelaskan dalam Karlinger (2006 :217) Analisis berarti kategorisasi, penataan, manipulasi, dan peringkasan data untuk memperoleh jawab bagi pertanyaan penelitian. Sejak membuat

rancangan penelitian, maka teknik analisis data harus ditentukan. Kegunaan analisis ialah mereduksikan data menjadi perwujudan yang dapat dipahami dan ditafsir dengan cara tertentu hingga relasi masalah penelitian dapat ditelaah setelah diuji.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik statistik karena data yang ada merupakan data kuantitatif, sedangkan analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi sederhana dan regresi ganda. Sebelum melakukan analisis data maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis meliputi: uji normalitas dan uji linieritas. Untuk uji normalitas data menggunakan uji lilifors, sedangkan untuk uji linieritas menggunakan analisis linier regresi sederhana.

a.

Uji Prasyarat Analisis

Uji persyaratan analisis diperlukan guna mengetahui apakah analisis data untuk menguji hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Uji prasyarat analisis regresi meliputi: uji normalitas dan uji linieritas. Untuk uji normalitas data digunakan uji lilifors, sedangkan untuk uji linieritas menggunakan analisis linier regresi

sederhana. (Bahan perkuliahan statistik penelitian pendidikan-gn2007 ) 1) Uji Normalitas Data

Normalitas data diuji sebagaimana pengujian normalitas data penelitian deskriptif untuk variabel terikatnya. Pengujian normalitas data dilakukan atas variabel terikatnya karena penyelidikan difokuskan atas variabel terikat. Terjadinya variabel terikat ditelusuri penyebabnya kepada variabel bebas yang terjadi sebelumnya. Uji normalitas digunakan untuk menentukan apakah data berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji kenormalan menurut Sudjana (2005: 466) menggunakan uji lilifors. Rumus yang digunakan untuk untuk uji normalitas data adalah uji Lilliefors adalah:

Keterangan:

L

0 = Lilliefors

F

z = peluang masing-masing nilai z

S

Z = frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing z

Jika L0 lebih kecil dari Ltabel (L0 < Ltabel) maka data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Langkah-langkah uji normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors adalah sebagai berikut: (1) mengurutkan data sampel dari kecil ke besar dan menentukan frekuensi tiap data, (2) menghitung rata-rata dan simpangan baku, (3) mencari nilai z dari setiap data, (4) mencari nilai Fz dengan cara

menentukan besar peluang untuk setiap nilai z berdasarkan tabel z, (5) mencari nilai Sz dengan cara menghitung frekuensi kumulatif dari masing-masing nilai z, (6) menentukan nilai L0 dan membandingkan dengan Ltabel dari tabel Lilliefors, (7) membuat keputusan berdasarkan kriteri pengujian.

Tabel Uji Normalitas

No .

x (diurutkan dari kecil –besar)

Deviasi (x-x rata-rata) f (frekuensi ) Z ( stdev deviasi ) f.Z . dst

2) Uji Linieritas Data

Untuk menguji menguji linearitas menggunakan analisis regresi sederhana, karena variabelnya terdiri dari 2 prediktor yaitu X1 dan X2 maka dilakukan uji linieritas untuk kedua variabel tersebut. Analisis regresi liniear sederhana melalui rumus persamaan berikut ini :

Untuk x1 terhadap Ŷ menggunakan persamaan Ŷ = a + bX1 Untuk x2 terhadap Ŷ menggunakan persamaan Ŷ = a + bX2 Keterangan:

Ŷ = prediksi x = prediktor

α = intersep (konstanta regresi) atau harga yang memotong sumbu Y b = koefisien regresi/slove/gradien/kemiringan garis

Untuk menentukan harga a dan b digunakan rumus sebagai berikut:

Berikut langkah-langkah dalam melakukan perhitungan uji linearitas: a) Untuk melakukan uji linearitas Y atas X1 dan Y atas X2 langkah

pertama yang harus ditempuh yaitu melakukan pengelompokkan prediktor yang memiliki skor sama dan mempersiapkan tabel kerja uji linearitas. b) Prosedur berikutnya setelah data dimasukkan ke dalam tabel kerja uji

linearitas adalah menghitung :

(1) Jumlah Kuadrat Total

JK(T) = Y2

(2) Jumlah Kuadrat Regresi a JKreg(a) = ( )

n ∑ Y 2

(3) Jumlah Kuadrat regresi b

JKregb|a =

( )

n Y b 2

XY

-(4) Jumlah Kuadrat residu

α=

Y −b .

X n

b=n .

XY −

X . XY n .

X2−(X )2

JK

res

=

JK T −JKReg(b)JKReg (a ) (5) Rata-rata jumlah kuadrat Residu

JK

Res

=

JK Resn−2

(6) Jumlah Kuadrat Eror

JK

g

= ∑ ∑(

2

)

k y = ( ) n Y Y k 2 2 k

Jumlah Kuadrat Tuna Cocok JKtc = JKr – JKg

(7) Rata-rata kuadrat Tuna cocok

RJK

tc ¿JK tc k −2

(8) Rata-rata Jumlah Kuadrat Eror RJKe ¿JK e

n−k

(9) Mecari F Hitung dengan rumus :

RJKe RJK

F tc

h =

c) Tentukan pengambilan keputusan atau uji kritera linear Jika Fhitung

Dokumen terkait