• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Penelitian

Dalam dokumen T BIO 1402352 Chapter3 (Halaman 27-36)

H. Teknik Analisis Data

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, memiliki beberapa tahapan. Tahapan tersebut meliputi:

1. Tahap persiapan

a. Melakukan kajian pustaka dan merumuskan masalah penelitian.

b. Penyusunan proposal penelitian diikuti dengan seminar proposal

penelitian.

c. Melakukan revisi proposal penelitian dengan dosen pembimbing.

d. Menyusun bahan ajar, instrumen tes uraian pengetahuan dan keterampilan metakognisi dan kuesioner kesadaran metakognisi, sebagai berikut:

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Penyusunan Bahan Ajar

a) Pengembangan bahan ajar tahap awal dilakukan dengan berpedoman pada perencanaan tujuan, pokok bahasan, pembelajaran konsruktivis-metakognitif, format dan visualisasi isi bahan ajar, dan prosedur terkait pengembangan bahan ajar.

b) Produk awal bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif

dikembangkan berdasarkan identifikasi kompetensi dasar yang menjadi tuntutan dalam pembelajaran materi sistem reproduksi manusia yang diturunkan dari kurikulum.

c) Kemudian mengidentifikasi materi pelajaran sistem reproduksi

manusia dari berbagai sumber belajar.

d) Pengembangan bahan ajar berdasarkan pada sumber belajar yaitu dari

Biologi Campbell materi sistem reproduksi manusia yang disusun berdasarkan tuntutan dari kompetensi dasar dalam pembelajaran yang diturunkan dari kurikulum dan dikembangkan dalam bentuk proposisi tulisan yang mengandung kalimat penting dan bermakna.

e) Setelah membuat proposisi, kemudian menyusun proposisi tersebut dalam struktur materi berdasarkan pada sumber belajar yaitu dari Biologi Campbell materi sistem reproduksi manusia yang berupa wacana tertulis dan dikembangkan dari kompetensi dasar yang menjadi tuntutan dalam pembelajaran yang diturunkan dari kurikulum. Selanjutnya, membuat instrumen berupa soal uraian untuk mengetahui konsepsi awal peserta didik yang berasal dari struktur materi tersebut. Tujuannya adalah agar peserta didik dapat mengkonstruk sendiri pengetahuannya.

f) Melakukan uji coba instrumen konsepsi awal peserta didik, kemudian

melakukan rekapitulasi uji soal konsepsi awal peserta didik. Selanjutnya dijadikan acuan dalam membuat struktur makro dan melakukan judgement proposisi struktur makro dengan mengetahui mana sajakah proposisi yang akan dimasukkan dalam penyusunan bahan ajar (data secara lengkap ada pada Lampiran 15, hlm. 153) dan

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disesuaikan dengan karakteristik metakognisi yang dikembangkan (data secara lengkap ada pada Lampiran 16, hlm. 157).

g) Setelah di judgement, membuat desain bahan ajar berupa buku meliputi:

(1) Halaman depan terdiri dari komponen: 1) nama penulis bahan ajar yaitu Niken Dwi Hapsari, 2) judul bahan ajar yaitu Bahan Ajar Biologi Berbasis Konstruktivis-Metakognitif Sistem Reproduksi Manusia, 3) sasaran pengguna bahan ajar yaitu untuk siswa SMA dan MA kelas XI, dan 4) gambar ilustrasi terkait isi bahan ajar sistem reproduksi manusia.

(2) Lembar identitas bahan ajar berisi tentang penulis dan pihak-pihak yang berperan dalam pengembangan bahan ajar, diantaranya memuat: 1) judul bahan ajar yaitu Bahan Ajar Biologi Berbasis

Kemampuan Konstruktivis-Metakognitif Sistem Reproduksi

Manusia, 2) sasaran pengguna bahan ajar yaitu untuk siswa SMA dan MA kelas XI, 3) ilustrasi gambar, 4) penulis, 5) pembimbing, 6) validator yang terdiri dari 2 orang guru biologi yang berperan dalam validasi produk bahan ajar.

(3) Kata pengantar memuat kebutuhan peserta didik dalam

mempelajari objek kajan biologi dan informasi tentang peran bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif pada materi sistem reproduksi manusia dalam memfaslitasi kebutuhan siswa dalam mempelajari biologi.

(4) Daftar isi memuat letak setiap bagian bahan ajar yang ditunjukkan dengan nomor halaman untuk memudahkan pengguna.

(5) Sekilas isi bahan ajar memuat gambaran umum isi bahan ajar yang menjelaskan 1) hamalan awal, 2) pendahuluan, 3) tujuan pembelajaran, 4) aktivasi skemata awal, 5) strategi metakognisi, 6) cek kemampuan, 7) badan tulisan, 8) aktivitas siswa, 9) jurnal belajar, 10) daftar istilah 8) rangkuman, 9) latihan soal, 10) daftar pustaka. (6) Badan tulisan yang disusun guru berdasarkan hasil proposisi makro

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sistem reproduksi manusia) yang telah dijudgement berdasarkan pengembangan pengetahuan awal siswa. Didalam bahan terdapat info bio, web bio, dan istilah sains. Tujuannya adalah untuk memperkaya pengetahuan peserta didik, agar mereka dapat selalu mengikuti perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi khususnya bidang biologi.

(7) Rangkuman (kosong) diisi sendiri oleh peserta didik sesuai

pemahaman konsep masing-masing peserta didik.

(8) Latihan soal berisi soal-soal materi sistem reproduksi manusia.

(9) Daftar pustaka memuat referensi yang digunakan dalam menyusun isi

bahan ajar.

h) Kemudian melakukan validasi kelayakan bahan ajar dengan ahli materi dan dibuat perbaikannya. Selanjutnya melakukan uji coba terbatas (keterbacaan) pada guru dan peserta didik untuk menjaring tanggapan mengenai bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif yang dibuat. Kemudian diperbaiki dan diimplementasikan.

2) Instrumen kemampuan serta kesadaran metakognisi:

a) Membuat instrumen penelitian, yaitu tes uraian pengetahuan dan keterampilan metakognisi yang disusun terkait konsep sistem reproduksi manusia dan kuesioner MCAI yang mengacu pada indikator pengetahuan dan keterampilan metakognisi.

b) Melakukan judgement instrument tes uraian pengetahuan dan

keterampilan metakognisi dan kuesioner MCAI yang mengacu pada indikator pengetahuan dan keterampilan metakognisi. Pemberian judgement instrumen bertujuan untuk mengetahui validitas isi (construct validity) yaitu tes dikatakan memiliki validitas apabila butir-butir soal dapat mengukur aspek pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik.

c) Melakukan uji coba instrumen penelitian dengan mengujicobakan instrumen kepada peserta didik yang level kelasnya lebih tinggi dari subjek penelitian, yaitu pada kelas XII sejumlah 26 peserta didik.

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian instrumen penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh analisis data yang lebih komprehensif.

d) Melakukan analisis butir soal meliputi validitas, realibilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal, untuk memilih soal-soal yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian dilakukan selama enam kali pertemuan pada materi sistem reproduksi manusia.

a. Pada pertemuan pertama, memberikan pretest kepada kedua kelas (kontrol dan eksperimen) untuk menjaring data awal kemampuan dan kesadaran metakognisi peserta didik.

b. Kemudian memberikan perlakuan kepada kedua kelas. Pada kelas kontrol,

pembelajaran menggunakan buku sekolah elektronik dan pada kelas eksperimen menggunakan bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif. Pengguanaan bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif pada kelas eksperimen dilakukan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif dilaksanakan berdasarkan semua yang tertulis dalam bahan ajar yang terdiri dari aktivasi skemata awal, strategi metakognitif, cek kemampuan, uraian konsep, kegiatan belajar, jurnal belajar, mengisi kolom rangkuman, dan mengerjakan latihan soal. Sementara pada kelas kontrol pelaksanaan pembelajaran yaitu lebih banyak pada kegiatan ceramah dan kegiatan tanya jawab terhadap konten yang dipelajari serta menugaskan kepada peserta didik untuk mengisi latihan soal yang terdapat dalam LKS setelah topik pembelajaran yang dibahas pada setiap pertemuan.

c. Pada pertemuan pertama setelah pretest, peserta didik (kelas eksperimen) diminta untuk mengisi bagian awal bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif yaitu aktivasi skemata awal untuk mengetahui ketertarikan peserta didik terhadap materi yang akan dipelajari dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari. Sebagai pengantar dalam memberdayakan

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik pada bagian awal diberikan strategi metakognitif yaitu dengan menggaris bawahi dan membuat peta konsep pada setiap topik yang sedang dipelajari. Kemudian peserta didik diminta untuk mengerjakan cek kemampuan yang menekankan pada pengetahuan awal peserta didik sebelum mendapatkan materi sistem reproduksi manusia sehingga peserta didik dapat menghubungkan pengetahuan awal yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru. Pada kelas kontrol setelah melakukan pretest, membahas topik organ reproduksi manusia melalui kegiatan ceramah dan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan organ reproduksi manusia.

d. Pertemuan kedua pada kelas eksperimen, peserta didik mempelajari topik organ reproduksi manusia yang meliputi organ reproduksi perempuan dan organ reproduksi laki-laki, dan mempelajari topik proses pembentukan dan perkembangan gamet yang meliputi organogenesis dan spermatogenesis. Pembelajaran dilakukan dengan tanya jawab terkait topik organ reproduksi dan proses pembentukan gamet. Peserta didik juga melakukan strategi metakognitif pada saat pembelajaran yaitu dengan menggaris bawahi materi yang sedang dipelajari yang terdapat dalam bahan ajar. Kemudian pada akhir pembelajaran guru meminta peserta didik untuk membuat junal belajar dan mengisi kolom rangkuman agar peserta didik dapat menyadari dan mengontrol proses berpikirnya dan sebagai salah satu bentuk pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. Selain itu, guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik untuk mengerjakan latihan soal-soal topik organ reproduksi dan proses pembentukan gamet yang telah dipelajari dan mengecek apakah peserta didik telah mengerjakannya pada pertemuan selanjutnya. Pada kelas kontrol pelaksanaan pembelajaran yaitu lebih banyak pada kegiatan ceramah dan kegiatan tanya jawab terhadap konten yang dipelajari serta menugaskan kepada peserta didik untuk mengisi latihan soal yang terdapat dalam LKS.

e. Pada pertemuan ketiga, peserta didik mempelajari topik hormon-hormon seksual yang meliputi kontrol hormon sistem reproduksi laki-laki, siklus

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reproduktif perempuan, siklus ovarium, siklus menstruasi, dan menopause. Pembelajaran dilakukan dengan tanya jawab terkait topik hormon-hormon seks. Peserta didik juga melakukan strategi metakognitif pada saat pembelajaran yaitu dengan menggaris bawahi materi yang sedang dipelajari yang terdapat dalam bahan ajar. Pada saat membahas mengenai hormon yang terdapat pada wanita peserta didik diminta untuk melakukan diskusi yang terdapat dalam bahan ajar yaitu pada Kegiatan 4. dengan teman sebangkunya mengenai fungsi hormon reproduksi pada wanita. Kemudian pada akhir pembelajaran guru meminta peserta didik untuk membuat junal belajar dan mengisi kolom rangkuman agar peserta didik dapat menyadari dan mengontrol proses berpikirnya dan sebagai salah satu bentuk pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. Selain itu, guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik untuk mengerjakan latihan soal-soal topik hormon-hormon seks yang telah dipelajari dan mengecek apakah peserta didik telah mengerjakannya pada pertemuan selanjutnya. Pada kelas kontrol pelaksanaan pembelajaran yaitu lebih banyak pada kegiatan ceramah dan kegiatan tanya jawab terhadap konten yang dipelajari serta menugaskan kepada peserta didik untuk mengisi latihan soal yang terdapat dalam LKS.

f. Pada pertemuan keempat, peserta didik mempelajari topik perkembangan embrio yang meliputi kehamilan, laktasi, dan pencegahan kehamilan. Pembelajaran dilakukan dengan tanya jawab terkait topik perkembangan embrio. Peserta didik juga melakukan strategi metakognitif pada saat pembelajaran yaitu dengan menggaris bawahi materi yang sedang dipelajari yang terdapat dalam bahan ajar. Kemudian peserta didik secara berkelompok (4 orang) diminta untuk melakukan kegiatan cipta ide yang terdapat dalam bahan ajar. Peserta didik dapat berlatih membuat atau merancang sesuatu sehingga dapat merencanakan, memantau dan mengevaluasi tujuan pembelajarannya. Kegiatan cipta ide ini menekankan pada aktivasi skemata awal yang telah dimiliki peserta didik kemudian dikaitkan dengan sebuah fenomena yang menimbulkan konflik kogntif, sehingga peserta didik membuat pertimbangan untuk melakukan

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perencanaan terhadap pembentukan konsepnya. Setelah melakukan perencanaan, peserta didik melakukan pembentukan konsep. Hal ini akan menimbulkan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik dalam kegiatan belajar dan menghasilkan pengetahuan baru. Kemudian pada akhir pembelajaran guru meminta peserta didik untuk membuat junal belajar dan mengisi kolom rangkuman agar peserta didik dapat menyadari dan mengontrol proses berpikirnya dan sebagai salah satu bentuk pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. Selain itu, guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik untuk mengerjakan latihan soal-soal topik perkembangan embrio yang telah dipelajari dan mengecek apakah peserta didik telah mengerjakannya pada pertemuan selanjutnya. Pada kelas kontrol pelaksanaan pembelajaran yaitu lebih banyak pada kegiatan ceramah dan kegiatan tanya jawab terhadap konten yang dipelajari serta menugaskan kepada peserta didik untuk mengisi latihan soal yang terdapat dalam LKS.

g. Pada pertemuan kelima, peserta didik mempelajari gangguan sistem reproduksi manusia yang meliputi gangguan pada sistem reproduksi laki-laki dan gangguan pada sistem reproduksi perempuan serta teknologi reproduktif modern. Pembelajaran dilakukan dengan tanya jawab terkait topik gangguan sistem reproduksi manusia. Peserta didik juga melakukan strategi metakognitif pada saat pembelajaran yaitu dengan menggaris bawahi materi yang sedang dipelajari yang terdapat dalam bahan ajar. Peserta didik diberikan tugas berdiskusi dengan teman sebangkunya untuk mengerjakan Kegiatan 6. yang terdapat dalam bahan ajar yaitu mengenal penyakit menular seksual pada manusia dengan mengetahui penyebab, gejala, dan cara penyembuhannya. Kemudian pada akhir pembelajaran guru meminta peserta didik untuk membuat junal belajar dan mengisi kolom rangkuman agar peserta didik dapat menyadari dan mengontrol proses berpikirnya dan sebagai salah satu bentuk pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. Selain itu, guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik untuk mengerjakan latihan soal-soal topik gangguan sistem reproduksi manusia yang telah

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipelajari dan mengecek apakah peserta didik telah mengerjakannya pada pertemuan selanjutnya. Pada kelas kontrol pelaksanaan pembelajaran yaitu lebih banyak pada kegiatan ceramah dan kegiatan tanya jawab terhadap konten yang dipelajari serta menugaskan kepada peserta didik untuk mengisi latihan soal yang terdapat dalam LKS.

h. Pada pertemuan terakhir (keenam) peserta didik diberi posttest untuk menjaring data akhir pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran metakognisi peserta didik kepada kedua kelas (kontrol dan eksperimen) Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik setelah diberikan perlakuan.

3. Tahap Pasca Pelaksanaan

Tahap pasca pelaksanaan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data hasil penelitian, berupa data tes pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik dan data kuesioner kesadaran metakognisi peserta didik.

b. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian yang telah diperoleh. Pengolahan data dan analisis data berupa skor pretest, skor posttest, dan N-gain yang dianalisis dengan menggunakan uji statistik independent sample t-test untuk menguji hipotesis penelitian.

c. Melakukan pembahasan secara mendalam terhadap temuan penelitian

yang diperoleh, baik pembahasan secara umum maupun pembahasan setiap aspek pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. d. Mengambil kesimpulan penelitian berdasarkan temuan dan pembahasan

yang diperoleh yang mengacu pada rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, dan

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam dokumen T BIO 1402352 Chapter3 (Halaman 27-36)

Dokumen terkait