• Tidak ada hasil yang ditemukan

T BIO 1402352 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T BIO 1402352 Chapter3"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 27

A. Metode dan Desain Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk quasy experimental design, karena banyak faktor dan subjek penelitian yang tidak dapat dikontrol atau dikendalikan (Fraenkel & Wallen, 2009). Desain penelitian yang digunakan adalah pretest posttest control group design. Dimana kedua kelas yang berbeda, yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan pretest terlebih dahulu untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik

sebelum menerima perlakuan, kemudian dilanjutkan dengan memberikan posttest

untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran metakognisi peserta didik setelah menerima perlakuan. Perlakuan yang diberikan yaitu kelas kontrol menggunakan buku sekolah elektronik dan kelas eksperimen menggunakan bahan ajar berbasis kontruktivis-metakognitif.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Pretest Posttest Control Groups Design

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

Kontrol O X1 O

Eksperimen O X2 O

(Fraenkel & Wallen, 2009)

Keterangan:

X1 : Kelas kontrol (menggunakan buku sekolah elektronik)

X2 : Kelas eksperimen (menggunakan bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif) O : Tes awal (pretest)

(2)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2. Analisis Perbandingan Buku Sekolah Elektronik dengan Bahan Ajar Berbasis Konstruktivis Metakognitif

Aspek yang dibandingkan

Karakteristik

Hasil Perbandingan Buku BSE Bahan Ajar Berbasis

Konstruktivis-Metakognitif

Berisi materi dan kegiatan belajar

yang dapat memberikan

kesempatan peserta didik untuk membangun pengetahuanya sendiri melalui pengalaman belajar dan memfasilitasi peserta didik untuk memberdayakan pengetahuan dan keterampilan metakognisinya. Selain itu terdapat info bio, web bio, dan istilah sains yang dapat memperkaya pengetahuan peserta didik.

Hanya berisi kumpulan materi yang cenderung mengarahkan peserta didik untuk menyerap berbagai informasi dengan cara menghafal sehingga peserta didik kurang diberi

Terdapat kegiatan belajar seperti pada bagian awal bahan ajar, peserta didik berkesempatan menuliskan ketertarikannya terhadap materi yang akan dipelajari dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari, serta peserta didik menuliskan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan menjawab beberapa pertanyaan sebelum mendapatkan materi baru. Selain itu, peserta didik juga melakukan strategi metakognitif dalam kegiatan belajarnya, membuat jurnal belajar untuk dapat menyadari dan mengontrol proses berpikirnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang ada, membuat rangkuman secara mandiri, melakukan kegiatan diskusi, melakukan kegiatan cipta ide untuk berlatih membuat atau merancang

sesuatu sehingga bisa

merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi hasil belajarnya dan berlatih mengerjakan soal-soal yang dapat memberikan kesempatan peserta didik untuk membangun pengetahuanya sendiri melalui pengalaman belajar dan memfasilitasi peserta didik untuk memberdayakan pengetahuan dan keterampilan metakognisinya.

Belum dapat

memberdayakan

kemandirian dan keaktifan peserta didik karena kurangnya kegiatan untuk mendukung aktivitas atau proses belajar peserta didik. Kegiatan belajar hanya berupa tugas individu dan tugas kelompok seperti menggambar bagian-bagian dan menjelaskan fungsi organ reproduksi dan mencari literatur tentang inseminasi dan bayi tabung sehingga kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik belum memfasilitasi untuk memberdayakan

pengetahuan dan

keterampilan metakognisinya.

Penilaian diri Tidak ada penilaian diri.

Ada kegiatan penilaian diri melalui pertanyaan-pertanyaan dalam jurnal belajar dan kegiatan cipta ide yang dapat memberdayakan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. Peserta didik dapat menyedari kekuatan dan kelemahan

(3)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang dimilikinya dalam belajar.

Aspek yang dibandingkan

Karakteristik

Hasil Perbandingan Buku BSE Bahan Ajar Berbasis

Konstruktivis-Metakognitif

Latihan soal

Berisi latihan soal dalam bentuk pilihan ganda dan esai. Soal

Berisi latihan soal dalam bentuk pilihan ganda dan esai. Soal yang ditampilkan C1 - C5. Latihan soal digunakan peserta didik sebagai evaluasi hasil belajar yang diperolehnya.

Gambar dibuat berwarna sehingga menarik dan jelas.

Gambar belum menarik karena tidak berwarna dan tidak jelas.

B. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2011), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas, yaitu bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. 2. Variabel terikat, yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan metakognisi

peserta didik dan kesadaran metakognisi peserta didik dengan menggunakan bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMA Negeri 1 Bojonegara, Kabupaten Serang kelas XI IPA tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari empat kelas yang sedang menempuh mata pelajaran biologi materi sistem reproduksi manusia.

(4)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak dua kelas yaitu XI IPA 1 (kelas kontrol) sebanyak 25 peserta didik dan kelas XI IPA 2 (kelas eksperimen) sebanyak 26 peserta didik yang diambil dari populasi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Peneliti ingin melihat efektivitas penggunaan bahan ajar yang digunakan dalam penelitian dengan sampel yang diajar oleh guru yang sama, sehingga peningkatan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik dapat dilihat dari efektivitas penggunaan bahan ajar bukan dari pengaruh guru dalam proses pembelajaran.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari berbagai penafsiran ganda, maka diberikan definisi operasional beberapa istilah terkait tentang penelitian ini. Berikut definisi operasionalnya:

1. Bahan ajar berbasis konstruktivis-metakogitif merupakan buku. Bahan ajar

dibuat berdasarkan karakteristik konstruktivis-metakogitif. Karakter

konstruktivis menuntut peserta didik mengkonstruksi sendiri konsep melalui jalur asimilasi dan akomodasi. Peserta didik dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman belajar yang mereka lakukan, sehingga konsep maupun prinsip biologi menjadi bermakna melalui proses metakognitif. Karakter metakognitif melatihkan kemandirian belajar peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya. Bahan ajar tidak hanya berisi mengenai konsep tetapi terdapat aktivitas belajar (strategi metakognitif, jurnal belajar, merangkum, kegiatan diskusi, kegiatan cipta ide, dan latihan soal-soal) didalamnya yang berpotensi memberdayakan pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran metakognisi peserta didik.

2. Metakognisi merupakan pengetahuan, kesadaran dan kontrol seseorang

(5)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep sistem reproduksi manusia dan mengacu pada indikator masing-masing komponen yang dinilai dalam bentuk skor. Kesadaran metakognisi diukur dengan kuesioner Metacognitive Awareness Inventory yang mengacu pada indikator masing-masing komponen. Penafsiran nilai masing-masing komponen dilihat dari nilai inventori yang diperoleh.

3. Pengetahuan metakognisi merupakan kesadaran berpikir seseorang tentang proses berpikirnya sendiri yang berkaitan dengan pengetahuan strategi, pengetahuan tugas kognitif, dan pengetahuan diri dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan metakognisi merupakan ketrampilan berpikir seseorang untuk menyadari proses berpikirnya sendiri yang berkaitan dengan perencanaan, monitoring dan evaluasi dalam memecahkan masalah.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Tes Pengetahuan dan Keterampilan Metakognisi

(6)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

119. Adapun kisi-kisi tes uraian pengetahuan dan keterampilan metakognisi sebagai berikut:

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Uraian Pengetahuan dan Keterampilan Metakognisi

No Kemampuan

Pengetahuan strategi Memahami dan membaca soal yang diberikan, dan memilih ide pokok seperti hal yang diketahui

1

Pengetahuan tugas kognitif

Pengungkapan alasan dalam menyelesaikan masalah

2

Pengetahuan diri Keyakinan diri tentang tidak adanya kesalahan dalam pemahaman

3

2 Keterampilan Metakognisi

Merencanaan Merencanakan apa yang ingin dilakukan

4

Monitoring Pengungkapan kesadaran saat tahu dan tidak tahu sesuatu

5

Evaluasi Menilai hasil pengetahuan yang diperoleh

6

Rubrik penskoran dapat dilihat pada Lampiran 3, hlm. 122. Rambu-rambu jawaban yang digunakan dalam penskoran merupakan analisis jawaban hasil uji coba instrumen. Adapun kriteria penskoran tes uraian yang digunakan peneliti ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4. Kriteria Penskoran Tes Uraian Metakognisi

Skor Kriteria

4

 Jawaban metakognisi yang dipaparkan logis

 Jawaban konsep sesuai dengan pertanyaan dan lengkap

 Bahasa runtut

3

 Jawaban metakognisi yang dipaparkan logis

 Jawaban kosep sesuai dengan pertanyaan tetapi kurang lengkap

 Bahasa runtut

2

 Jawaban metakognisi yang dipaparkan kurang logis

 Jawaban konsep sesuai dengan pertanyaan tetapi hubungannya tidak jelas

 Bahasa tidak runtut

1

 Jawaban metakognisi yang dipaparkan kurang logis

 Jawaban konsep hampir tidak sesuai dengan pertanyaan

 Bahasa tidak runtut 0  Tidak ada jawaban

(dikembangkan dari Diella, 2014)

(7)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metacognitive Awareness Inventory (MCAI) merupakan instrumen yang diadaptasi oleh Cooper & Urena (2009) untuk mendukung pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik dalam bentuk kuesioner. MCAI ini dibuat untuk mengukur kesadaran metakognitif, yaitu kelemahan dan kekuatan pengetahuan metakognitif (pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural dan pengetahuan kondisional) dan keterampilan metakognitif (keterampilan merencanakan, keterampilan monitoring, dan keterampilan evaluasi). Kuesioner MCAI diujikan pada saat pretest dan posttest. Untuk mengusahakan agar pebandingan hasil kuesioner dapat diandalkan, maka pretest dan posttest menggunakan perangkat kuesioner yang sama. Kisi-kisi instrumen MCAI secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 4, hlm. 125 dan instrumen MCAI dapat dilihat pada Lampiran 5, hlm. 126. Adapun kisi-kisi MCAI sebagai berikut:

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Metacognitive Awareness Inventory (MCAI)

Pengetahuan

a. Pengetahuan faktual siswa yang diperlukan sebelum dapat memproses atau

menggunakan pemikiran kritis berkaitan dengan topic

1 Positif

b. Mengetahui pengetahuan tentang

keterampilan sumber daya intelektual dan kemampuan sebagai seorang pembelajar

2, 3, 6 Positif

c. Siswa dapat memperoleh pengetahuan

melalui presentasi, demonstrasi, dan diskusi 4, 5 Positif

Pengetahuan Prosedural

a. Penerapan pengetahuan dengan tujuan

menyelesaikan prosedur atau proses 7 Positif b. Pengetahuan tentang bagaimana

menerapkan prosedur pembelajaran (misalnya strategi)

8 Positif

c. Siswa membutuhkan proses serta mengetahui kapan harus menerapkan proses dalam berbagai situasi

9 Positif

d. Siswa dapat memperoleh pengetahuan

melalui penemuan dan pemecahan masalah 10 Positif

Pengetahuan Kondisional

a. Penentuan keadaan dalam proses yang

spesifik atau mentransferkan keterampilan 11, 12 Positif b. Penerapan pengetahuan deklaratif dan

prosedural pada kondisi tertentu 13 Positif c. Siswa dapat memperoleh pengetahuan

melalui simulasi 14 Positif

Keterampilan

Metakognisi Indikator Nomor Soal

(8)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengalokasikan sumber daya sebelum belajar

19, 20

Monitoring Penilaian pembelajaran atau penggunaan strategi

21, 22, 24, 25,

26, 30 Positif Evaluasi Analisis kinerja dan efektivitas strategi

setelah belajar 23, 27, 28, 29 Positif

Penafsiran nilai inventori kesadaran metakognitif yang digunakan peneliti ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.6. Penafsiran Nilai Inventori Kesadaran Metakognitif

Interval Keputusan Penafsiran

0-25 Belum berkembang

Belum mampu memisahkan apa yang dipikirkan, bagaimana cara dalam berpikir, dan belum mempunyai perencanaan yang baik dalam belajar.

26-50 Mulai berkembang

Sudah mampu bagaimana cara melakukan sesuatu, dapat dimotivasi dengan memberikan dukungan terhadap cara berpikirnya.

51-75 Sudah berkembang

Mampu memahami cara berpikirnya, sadar sebagai pemikir dan dapat membedakan elaborasi input dan output dari proses berpikir dan mampu belajar mandiri.

76-100 Berkembang sangat baik

Menggunakan kemampuan metakognisi secara teratur untuk mengatur proses berpikir belajarnya secara mandiri. Dapat merefleksikan proses berpikirnya, serta mampu menilai diri dalam belajar.

Green, 2008 (dalam Rahmi, 2015)

3. Bahan Ajar Berbasis Konstruktivis-Metakognitif

(9)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Karakter metakognitif dapat melatih kemandirian belajar peserta didik. Peserta

didik dapat memiliki kesadaran dengan menetapkan tujuan belajar,

mempertimbangkan sumber belajar yang akan digunakan dan dapat diakses. Peserta didik merencanakan belajarnya dengan memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas belajar, merencanakan waktu belajar dalam bentuk jadwal, menentukan skala prioritas dalam belajar, dan mengorganisasikan materi pelajaran. Peserta didik juga dapat memonitor dan merefleksikan belajarnya dengan melakukan refleksi terhadap proses belajar dan memantau proses belajar melalui pertanyaan.

Metakognisi meliputi pengetahuan dan keterampilan metakognisi.

Pengetahuan metakognisi (pengetahuan strategi, pengetahuan tugas kognitif, pengetahuan diri) dan keterampilan metakognisi (keterampilan perencanaan, keterampilan monitoring, keterampilan evaluasi). Metakognisi terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan strategi, pengetahuan tugas kognitif, pengetahuan diri, keterampilan perencanaan, keterampilan monitoring, dan keterampilan evaluasi.

Bahan ajar berupa buku peserta didik yang dikembangkan merujuk pada buku acuan standar “Biology Concepts and Connections” (Campbell, et al., 2008).

Bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif memiliki fitur dalam

mengkonstruksi pengetahuan peserta didik dan dapat memberdayakan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. Pada bagian awal bahan ajar, peserta didik berkesempatan menuliskan ketertarikannya terhadap materi yang akan dipelajari dan hubungannya dengan kehidupan sehari-hari, serta peserta didik menuliskan pengetahuan yang telah dimilikinya dengan menjawab beberapa pertanyaan sebelum mendapatkan materi baru. Selain itu, peserta didik juga melakukan strategi metakognitif dalam kegiatan belajarnya, membuat jurnal belajar untuk dapat menyadari dan mengontrol proses berpikirnya, membuat rangkuman secara mandiri, melakukan kegiatan cipta ide untuk berlatih membuat atau merancang sesuatu dan berlatih mengerjakan soal-soal. Dalam bahan ajar juga terdapat info bio, web bio, dan istilah sains. Tujuannya adalah untuk memperkaya pengetahuan peserta didik, agar mereka dapat selalu mengikuti

(10)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif ini memiliki perbedaan dengan

buku sekolah elektronik yang hanya berisi kumpulan materi yang cenderung mengarahkan peserta didik untuk menyerap berbagai informasi dengan cara menghafal sehingga peserta didik kurang diberi kesempatan membangun

pengetahuanya sendiri melalui pengalaman belajarnya, belum dapat

memberdayakan kemandirian dan keaktifan peserta didik karena kurangnya kegiatan untuk mendukung aktivitas atau proses belajar peserta didik, kegiatan belajar hanya berupa kegiatan individu dan kegiatan kelompok sehingga kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik belum memfasilitasi untuk memberdayakan pengetahuan dan keterampilan metakognisinya, belum ada penilaian diri sehingga peserta didik tidak difasilitasi untuk menyadari kelebihan dan kelemahan yang dimilikinya dalam belajar, latihan soal-soal yang ada kurang memberdayakan kemampuan berpikir peserta didik, selain itu gambar tidak berwarna serta tidak jelas.

1. Aktivasi Skemata Awal

(11)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Strategi Metakognitif

Digunakan untuk memberdayakan metakognisi peserta didik yaitu dengan melakukan strategi untuk menyadari dan mengontrol proses berpikirnya yang dilakukan pada setiap topik yang dipelajari. Dengan cara menggaris bawahi dan menyeleksi ide utama dari buku dan membuat peta konsep.

3. Cek Kemampuan

(12)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Jurnal Belajar

(13)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5. Kegiatan Cipta Ide

Kegiatan cipta ide ini akan mengajak peserta didik untuk berlatih membuat atau merancang sesuatu untuk merencanakan, memantau dan mengevaluasi tujuan pembelajarannya. Kegiatan cipta ide menekankan pada aktivasi skemata awal yang telah dimiliki peserta didik kemudian dikaitkan dengan sebuah fenomena yang menimbulkan konflik kogntif, sehingga peserta didik

membuat pertimbangan untuk melakukan perencanaan terhadap

(14)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

(15)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. Kegiatan Diskusi

Kegiatan diskusi dapat membuat peserta didik mengkonstruk sendiri

pengetahuannya. Peserta didik dapat saling berdialog, saling bertukar

pikiran, sehingga dalam prosesnya peserta didik akan menemukan sendiri

konsepnya. Belajar merupakan proses mengubah pengetahuan awal

(16)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7. Kolom Rangkuman dan Latihan Soal

(17)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8. Info Biologi

Info Biologi ini dapat digunakan oleh peserta didik untuk memberikan tambahan pengetahuan kepada peserta didik mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada sistem reproduksi manusia, sehingga peserta didik tidak hanya belajar melalui kumpulan materi yang terdapat dalam bahan ajar.

9. Web Biologi

Web biologi ini berisi situs internet yang dapat dimanfaatkan peserta didik untuk mendapatkan informasi yang lebih luas. Peserta didik dapat mencari tahu mengenai siklus menstruasi melalui link yang telah disediakan, sehingga dapat menambah wawasan mereka mengenai siklus menstruasi yang dialami oleh wanita usia produktif.

10. Istilah Sains/Glosarium

(18)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1. Fitur Bahan Ajar Berbasis Konstruktivis Metakognitif

F. Analisis Uji Coba Instrumen

Suatu tes mempunyai ciri yang baik apabila alat pengukur tersebut memenuhi persyaratan tes, yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda (Arikunto, 2007). Instrumen yang digunakan untuk mengambil data pada subjek penelitian, dilakukan analisis butir soal dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen tersebut untuk digunakan pada penelitian. Analisis butir soal dilakukan dengan bantuan program Anates Versi 4.0™ (untuk tes uraian pengetahuan dan keterampilan metakognisi) dan program software SPSS™ 20.0. untuk kuesioner kesadaran metakognisi) kemudian diinterpretasikan. Adapun hasil uji coba dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil Uji Coba Tes Uraian Pengetahuan dan Keterampilan Metakognisi

Instrumen tes uraian pengetahuan dan keterampilan metakognisi disusun berdasarkan indikator komponen pengetahuan dan keterampilan metakognisi terkait konsep sistem reproduksi manusia. Rambu-rambu jawaban yang digunakan dalam penskoran merupakan analisis jawaban yang didapatkan dari hasil uji coba instrumen. Dari 6 soal yang diuji coba semua soal dapat digunakan. Diperoleh hasil analisis uji coba instrumen tes uraian pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik sebagai berikut:

(19)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tes Uraian Pengetahuan dan Keterampilan Metakognisi

No Butir

Asli

DP(%) T.

Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Reliabilitas Ket. 1 25.00 Sedang 0.441 Signifikan

2. Hasil Uji Coba Kuesioner MCAI (Metacognitive Awareness Inventory) Instrumen kuesioner diadaptasi dari Cooper & Urena (2009). MCAI (Metacognitive Awareness Inventory) terdiri dari 33 soal yang diuji coba dan hanya 30 soal yang dapat digunakan sebagai instrumen kuesioner dalam penelitian. Diperoleh hasil analisis uji coba instrumen kuesioner kesadaran metakognisi peserta didik sebagai berikut:

Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Kuesioner Kesadaran Metakognisi

Skor

Total Kategori Reliabilitas Kategori Ket. No Item Digunakan

Item 1 Pearson Correlation .545** Valid

0,932 Item 4 Pearson Correlation .765** Valid Digunakan 4 Item 5 Pearson Correlation .617** Valid Digunakan 5 Item 6 Pearson Correlation .422* Valid Digunakan 6 Item 7 Pearson Correlation .677** Valid Digunakan 7 Item 8 Pearson Correlation .474* Valid Digunakan 8 Item 9 Pearson Correlation .677** Valid Digunakan 9 Item 10 Pearson Correlation .765** Valid Digunakan 10

Item 11 Pearson Correlation .306 Tidak

Valid Tidak digunakan -

Item 12 Pearson Correlation .617** Valid Digunakan 11

(20)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Item 16 Pearson Correlation .351 Tidak

Valid Digunakan 15

Item 17 Pearson Correlation .765** Valid Digunakan 16 Item 18 Pearson Correlation .677** Valid Digunakan 17

Item 19 Pearson Correlation .133 Tidak

Valid Tidak digunakan -

Item 20 Pearson Correlation .545** Valid Digunakan 18

Item 21 Pearson Correlation .715** Valid Digunakan 19

Item 22 Pearson Correlation .617** Valid Digunakan 20

Item 23 Pearson Correlation .715** Valid Digunakan 21

Item 24 Pearson Correlation .629** Valid Digunakan 22 Item 25 Pearson Correlation .500* Valid Digunakan 23

Item 26 Pearson Correlation .581* Valid Digunakan 24

Item 27 Pearson Correlation .500* Valid Digunakan 25 Item 28 Pearson Correlation .715** Valid Digunakan 26

Item 29 Pearson Correlation .765** Valid Digunakan 27

Item 30 Pearson Correlation .617** Valid Digunakan 28 Item 31 Pearson Correlation .545* Valid Digunakan 29 Item 32 Pearson Correlation .500* Valid Digunakan 30

Item 33 Pearson Correlation -.003** Tidak

Valid Tidak digunakan -

(Perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 7, hlm. 129)

3. Hasil Uji Coba Keterbacaan Bahan Ajar Berbasis Konstruktivis-Metakognitif Instrumen penilaian kualitas bahan ajar berbasis konstruktivis- metakognitif untuk siswa diadaptasi dari Achyani (2010). Dari 15 pertanyaan yang diajukan kepada 26 orang siswa dalam bentuk angket. Meliputi 5 pertanyaan aspek materi, 7 pertanyaan aspek penyajian, dan 3 pertanyaan aspek bahasa/ketrbacaan. Instrumen penilaian kualitas bahan ajar oleh peserta didik secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 8, hlm. 132. Diperoleh rata-rata hasil tiap aspek yaitu sebagi berikut:

(21)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 66 % Baik

Instrumen penilaian kualitas bahan ajar berbasis konstruktivis- metakognitif untuk siswa diadaptasi dari komponen penilaian aspek kelayakan isi dan penyajian bahan ajar oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dari 51 pertanyaan diajukan kepada 2 orang guru biologi dalam bentuk angket. Meliputi 17 pertanyaan kelayakan isi, 12 aspek kelayakan penyajian, 13 pertanyaan kelayakan bahasa, dan 9 pertanyaan kelayakan kontekstual. Instrumen penilaian kualitas bahan ajar oleh guru secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 10, hlm. 137. Diperoleh rata-rata hasil tiap aspek sebagai berikut:

(22)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Aspek

Untuk memeroleh data dalam penelitian ini dilakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Kajian pustaka, yaitu berupa pengumpulan materi-materi atau teori-teori yang relevan dengan masalah yang diteliti. Hasil kajian pustaka dijadikan sebagai landasan atau acuan dalam melakukan penelitian.

2. Menetapkan objek yang diteliti.

3. Pembuatan instrumen penelitian yaitu tes uraian pengetahuan dan

keterampilan metakognisi peserta didik dan kuesioner MCAI (Metacognitive Awareness Inventory).

(23)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Memberikan perlakuan (treatment) kepada kelas eksperimen berupa

penggunaan bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. Sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan dengan penggunaan buku yang digunakan di sekolah.

6. Memberikan posttest kapada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapatkan perlakuan. Hai ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran metakognisi peserta didik setelah diberi perlakuan.

7. Membandingkan dua nilai rata-rata (pretest dan posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol) dengan menggunakan uji independent sample t-test SPSS versi 20.0 for windows.

8. Menguji efektivitas bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik dengan menggunakan uji effect size.

H. Teknik Analisis Data

1. Data Pengetahuan dan Keterampilan dan Kesadaran Metakognisi

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data mentah yang belum memiliki makna. Berikut adalah langkah-langkah analisis data untuk tes pengetahuan dan keterampilan metakognisi dan kuesioner kesadaran metakognisi peserta didik. Analisi data yang diuji secara statistika dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menskor tiap lembar jawaban peserta didik sesuai dengan kunci jawaban. b. Menghitung nilai pretest dan posttest yang diperoleh peserta didik pada

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen sesuai dengan rubrik penilaian. Sebelum melakukan analisis dan pengolahan data, nilai yang diperoleh dari pertanyaan pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran metakognisi dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Nilai = � ��

(24)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menguji N-gain hasil pretest dan posttest masing-masing kelompok (kontrol dan eksperimen). Rekapitulasi N-gain pengetahuan dan keterampilan metakognisi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 12, hlm. 143 dan rekapitulasi N-gain kesadaran metakognisi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 13, hlm. 146. Rumus N-gain sebagai berikut:

� − � � = � � � − � � � �

� � � − � � � �

(Arikunto, 2007)

Tabel 3.11. Kategori Indeks Gain

Keterangan Arti

G > 0,7 Tinggi

0,3 < G ≤0,7 Sedang

G ≤ 0,3 Rendah

Analisis dan pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan bantuan program/software analisis statistik SPSS™ 20.0. Taraf kepercayaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95%.

d. Dengan menggunakan software SPSS™ 20.0. dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah dilakukan uji prasyarat, dilanjutkan dengan uji hipotesis atau uji perbedaan rata-rata.

1) Uji Normalitas

Uji Kolmogorov-Smirnov dengan keterangan adalah sama dengan Uji Liliefors, uji normalitas yang sangat direkomendasikan untuk jumlah sampel kecil (n < 50). Dengan menggunakan taraf signifikansi 5%, maka kriteria

pengujiannya adalah “jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka data berdistribusi

normal”. Jika kedua data kelas berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan

pengujian homogenitas data dengan menggunakan uji Levene’spada SPSS 20. 2) Uji homogenitas

(25)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kriteria pengujiannya adalah “jika signifikansi (Sig.) ≥ 0,05 maka varian data

berdistribusi homogen” 3) Uji Perbedaan Rata-rata

Untuk menguji kesamaan dua rata-rata pretest atau dua rata-rata posttest, ada tiga alternatif yang bisa dilakukan, antara lain:

a) Jika data dari kedua kelas tersebut normal dan homogen, maka digunakan uji independent sample t-test, dengan langkah-langkah dan kriteria sebagai berikut:

(1) Merumuskan hipotesis pengujian kesamaan nilai rata-rata pretest atau nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, sebagai berikut:

H0 : Tidak berbeda signifikan antara pengetahuan dan keterampilan

metakognisi antara peserta didik kelas kontrol dengan kelas eksperimen.

H1 : Berbeda signifikan antara pengetahuan dan keterampilan

metakognisi antara peserta didik kelas kontrol dengan kelas eksperimen.

(2) Menghitung uji kesamaan dua rata-rata data pretest atau dua rata-rata data posttest dengan menggunakan uji independent sample t-test pada SPSS 20.

(3) Melihat nilai signifikansi pada uji independent sample t-test, dengan

menggunakan taraf signifikansi 5 % (α= 0,05), kriteria pengambilan

keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima.

Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak.

b) Jika data dari kedua kelas normal tetapi tidak homogen, maka masih digunakan uji independent sample t-test, akan tetapi untuk membaca hasil

dari pengujiannya yaitu pada kolom Equal Variance Not Asumed

(diasumsikan varians tidak sama), dengan langkah-langkah dan kriteria pengujiannya sama seperti pada bagian a).

(26)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

uji statistik non-parametrik dengan uji Mann-Whitney pada SPSS 20, dengan langkah-langkah dan kriteria pengujiannya sama seperti pada bagian a).

2. Analisis Efektivitas Bahan ajar berbasis Konstruktivis-Metakognitif

Ketika menolak hipotesis nol (H0) terkait dengan adanya perbedaan antara

rata-rata kelompok sampel, kita dapat menyimpulkan bahwa kita benar-benar memperoleh perbedaan yang sesungguhnya. Namun, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tersebut, dapat dilakukan dengan menghitung effect size (Dunst, et al., 2014). Effect size merupakan suatu ukuran dari besar kekuatan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, dengan demikian kita dapat mengetahui dari intervensi berupa perlakuan dalam penelitian terhadap variabel terikat dalam penelitian tersebut. Rumus effect size sebagai berikut:

d = (ME – Mc)

(SDE2 . NE -1) + (SDc 2. Nc – 1)

NE + Nc - 2

Keterangan:

d = effect Size

ME = skor rata-rata pada kelas eksperimen Mc = skor rata-rata pada kelas kontrol SDE = standar deviasi pada kelas eksperimen SDC = standar deviasi pada kelas kontrol NE = jumlah sampel pada kelas eksperimen NC = jumlah sampel pada kelas eksperimen

Hasil analisis efektivitas pengguanaan bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran metakognisi peserta didik secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 14, hlm. 151. Untuk menginterpretasikan tingkat pengaruh berdasarkan hasil perhitungan effect size dapat digunakan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.12. Katergori Effect Size

Nilai Arti

(27)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,20 ≤ d < 0,80 berpengaruh sedang d < 0,20 berpengaruh kecil

(Dunst, et al., 2014)

3. Pengolahan Angket Bahan Ajar Berbasis Konstruktivis-Metakognitif

Adapun hasil validasi yang dilakukan oleh ahli materi, guru biologi, dan siswa didasarkan pada kategori tingkat kelayakan bahan ajar yang dikembangkan oleh Achyani (2010), dengan ketentuan:

a. Penilaian dalam bentuk skor kualitatif yang terbagi dalam empat tingkatan, yaitu: sangat baik (SB), baik (B), Kurang (K), dan sangat kurang (SK).

b. Bila skor dikonversi menggunakan angka maka SB=4, B=3, K=2, dan SK=1.

c. Perolehan skor dihitung dengan rumus: = � �� � � � ℎ

� ��

d. Hasil perhitungan berupa presentase kemudian dikelompokkan berdasarkan kriteria interpretasi skor tingkat kelayakan bahan ajar sebagai berikut:

0%-20% = Tidak baik 21%-40% = Kurang baik 41%-60% = Cukup baik 61%-80% = Baik

81%-100% = Sangat baik

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, memiliki beberapa tahapan. Tahapan tersebut meliputi:

1. Tahap persiapan

a. Melakukan kajian pustaka dan merumuskan masalah penelitian.

b. Penyusunan proposal penelitian diikuti dengan seminar proposal

penelitian.

c. Melakukan revisi proposal penelitian dengan dosen pembimbing.

(28)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Penyusunan Bahan Ajar

a) Pengembangan bahan ajar tahap awal dilakukan dengan berpedoman pada perencanaan tujuan, pokok bahasan, pembelajaran konsruktivis-metakognitif, format dan visualisasi isi bahan ajar, dan prosedur terkait pengembangan bahan ajar.

b) Produk awal bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif

dikembangkan berdasarkan identifikasi kompetensi dasar yang menjadi tuntutan dalam pembelajaran materi sistem reproduksi manusia yang diturunkan dari kurikulum.

c) Kemudian mengidentifikasi materi pelajaran sistem reproduksi

manusia dari berbagai sumber belajar.

d) Pengembangan bahan ajar berdasarkan pada sumber belajar yaitu dari

Biologi Campbell materi sistem reproduksi manusia yang disusun berdasarkan tuntutan dari kompetensi dasar dalam pembelajaran yang diturunkan dari kurikulum dan dikembangkan dalam bentuk proposisi tulisan yang mengandung kalimat penting dan bermakna.

e) Setelah membuat proposisi, kemudian menyusun proposisi tersebut dalam struktur materi berdasarkan pada sumber belajar yaitu dari Biologi Campbell materi sistem reproduksi manusia yang berupa wacana tertulis dan dikembangkan dari kompetensi dasar yang menjadi tuntutan dalam pembelajaran yang diturunkan dari kurikulum. Selanjutnya, membuat instrumen berupa soal uraian untuk mengetahui konsepsi awal peserta didik yang berasal dari struktur materi tersebut. Tujuannya adalah agar peserta didik dapat mengkonstruk sendiri pengetahuannya.

f) Melakukan uji coba instrumen konsepsi awal peserta didik, kemudian

(29)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disesuaikan dengan karakteristik metakognisi yang dikembangkan (data secara lengkap ada pada Lampiran 16, hlm. 157).

g) Setelah di judgement, membuat desain bahan ajar berupa buku meliputi:

(1) Halaman depan terdiri dari komponen: 1) nama penulis bahan ajar yaitu Niken Dwi Hapsari, 2) judul bahan ajar yaitu Bahan Ajar Biologi Berbasis Konstruktivis-Metakognitif Sistem Reproduksi Manusia, 3) sasaran pengguna bahan ajar yaitu untuk siswa SMA dan MA kelas XI, dan 4) gambar ilustrasi terkait isi bahan ajar sistem reproduksi manusia.

(2) Lembar identitas bahan ajar berisi tentang penulis dan pihak-pihak yang berperan dalam pengembangan bahan ajar, diantaranya memuat: 1) judul bahan ajar yaitu Bahan Ajar Biologi Berbasis

Kemampuan Konstruktivis-Metakognitif Sistem Reproduksi

Manusia, 2) sasaran pengguna bahan ajar yaitu untuk siswa SMA dan MA kelas XI, 3) ilustrasi gambar, 4) penulis, 5) pembimbing, 6) validator yang terdiri dari 2 orang guru biologi yang berperan dalam validasi produk bahan ajar.

(3) Kata pengantar memuat kebutuhan peserta didik dalam

mempelajari objek kajan biologi dan informasi tentang peran bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif pada materi sistem reproduksi manusia dalam memfaslitasi kebutuhan siswa dalam mempelajari biologi.

(4) Daftar isi memuat letak setiap bagian bahan ajar yang ditunjukkan dengan nomor halaman untuk memudahkan pengguna.

(5) Sekilas isi bahan ajar memuat gambaran umum isi bahan ajar yang menjelaskan 1) hamalan awal, 2) pendahuluan, 3) tujuan pembelajaran, 4) aktivasi skemata awal, 5) strategi metakognisi, 6) cek kemampuan, 7) badan tulisan, 8) aktivitas siswa, 9) jurnal belajar, 10) daftar istilah 8) rangkuman, 9) latihan soal, 10) daftar pustaka. (6) Badan tulisan yang disusun guru berdasarkan hasil proposisi makro

(30)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sistem reproduksi manusia) yang telah dijudgement berdasarkan pengembangan pengetahuan awal siswa. Didalam bahan terdapat info bio, web bio, dan istilah sains. Tujuannya adalah untuk memperkaya pengetahuan peserta didik, agar mereka dapat selalu mengikuti

perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi khususnya bidang

biologi.

(7) Rangkuman (kosong) diisi sendiri oleh peserta didik sesuai

pemahaman konsep masing-masing peserta didik.

(8) Latihan soal berisi soal-soal materi sistem reproduksi manusia.

(9) Daftar pustaka memuat referensi yang digunakan dalam menyusun isi

bahan ajar.

h) Kemudian melakukan validasi kelayakan bahan ajar dengan ahli materi dan dibuat perbaikannya. Selanjutnya melakukan uji coba terbatas (keterbacaan) pada guru dan peserta didik untuk menjaring tanggapan mengenai bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif yang dibuat. Kemudian diperbaiki dan diimplementasikan.

2) Instrumen kemampuan serta kesadaran metakognisi:

a) Membuat instrumen penelitian, yaitu tes uraian pengetahuan dan keterampilan metakognisi yang disusun terkait konsep sistem reproduksi manusia dan kuesioner MCAI yang mengacu pada indikator pengetahuan dan keterampilan metakognisi.

b) Melakukan judgement instrument tes uraian pengetahuan dan

keterampilan metakognisi dan kuesioner MCAI yang mengacu pada indikator pengetahuan dan keterampilan metakognisi. Pemberian judgement instrumen bertujuan untuk mengetahui validitas isi (construct validity) yaitu tes dikatakan memiliki validitas apabila butir-butir soal dapat mengukur aspek pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik.

(31)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengujian instrumen penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh analisis data yang lebih komprehensif.

d) Melakukan analisis butir soal meliputi validitas, realibilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran soal, untuk memilih soal-soal yang memenuhi syarat untuk digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian dilakukan selama enam kali pertemuan pada materi sistem reproduksi manusia.

a. Pada pertemuan pertama, memberikan pretest kepada kedua kelas (kontrol dan eksperimen) untuk menjaring data awal kemampuan dan kesadaran metakognisi peserta didik.

b. Kemudian memberikan perlakuan kepada kedua kelas. Pada kelas kontrol,

pembelajaran menggunakan buku sekolah elektronik dan pada kelas eksperimen menggunakan bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif. Pengguanaan bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif pada kelas eksperimen dilakukan untuk melihat peningkatan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan bahan ajar berbasis konstruktivis-metakognitif dilaksanakan berdasarkan semua yang tertulis dalam bahan ajar yang terdiri dari aktivasi skemata awal, strategi metakognitif, cek kemampuan, uraian konsep, kegiatan belajar, jurnal belajar, mengisi kolom rangkuman, dan mengerjakan latihan soal. Sementara pada kelas kontrol pelaksanaan pembelajaran yaitu lebih banyak pada kegiatan ceramah dan kegiatan tanya jawab terhadap konten yang dipelajari serta menugaskan kepada peserta didik untuk mengisi latihan soal yang terdapat dalam LKS setelah topik pembelajaran yang dibahas pada setiap pertemuan.

(32)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik pada bagian awal diberikan strategi metakognitif yaitu dengan menggaris bawahi dan membuat peta konsep pada setiap topik yang sedang dipelajari. Kemudian peserta didik diminta untuk mengerjakan cek kemampuan yang menekankan pada pengetahuan awal peserta didik sebelum mendapatkan materi sistem reproduksi manusia sehingga peserta didik dapat menghubungkan pengetahuan awal yang telah dimilikinya dengan pengetahuan baru. Pada kelas kontrol setelah melakukan pretest, membahas topik organ reproduksi manusia melalui kegiatan ceramah dan kegiatan tanya jawab berkaitan dengan organ reproduksi manusia.

d. Pertemuan kedua pada kelas eksperimen, peserta didik mempelajari topik organ reproduksi manusia yang meliputi organ reproduksi perempuan dan organ reproduksi laki-laki, dan mempelajari topik proses pembentukan dan perkembangan gamet yang meliputi organogenesis dan spermatogenesis. Pembelajaran dilakukan dengan tanya jawab terkait topik organ reproduksi dan proses pembentukan gamet. Peserta didik juga melakukan strategi metakognitif pada saat pembelajaran yaitu dengan menggaris bawahi materi yang sedang dipelajari yang terdapat dalam bahan ajar. Kemudian pada akhir pembelajaran guru meminta peserta didik untuk membuat junal belajar dan mengisi kolom rangkuman agar peserta didik dapat menyadari dan mengontrol proses berpikirnya dan sebagai salah satu bentuk pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. Selain itu, guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik untuk mengerjakan latihan soal-soal topik organ reproduksi dan proses pembentukan gamet yang telah dipelajari dan mengecek apakah peserta didik telah mengerjakannya pada pertemuan selanjutnya. Pada kelas kontrol pelaksanaan pembelajaran yaitu lebih banyak pada kegiatan ceramah dan kegiatan tanya jawab terhadap konten yang dipelajari serta menugaskan kepada peserta didik untuk mengisi latihan soal yang terdapat dalam LKS.

(33)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reproduktif perempuan, siklus ovarium, siklus menstruasi, dan menopause. Pembelajaran dilakukan dengan tanya jawab terkait topik hormon-hormon seks. Peserta didik juga melakukan strategi metakognitif pada saat pembelajaran yaitu dengan menggaris bawahi materi yang sedang dipelajari yang terdapat dalam bahan ajar. Pada saat membahas mengenai hormon yang terdapat pada wanita peserta didik diminta untuk melakukan diskusi yang terdapat dalam bahan ajar yaitu pada Kegiatan 4. dengan teman sebangkunya mengenai fungsi hormon reproduksi pada wanita. Kemudian pada akhir pembelajaran guru meminta peserta didik untuk membuat junal belajar dan mengisi kolom rangkuman agar peserta didik dapat menyadari dan mengontrol proses berpikirnya dan sebagai salah satu bentuk pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. Selain itu, guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik untuk mengerjakan latihan soal-soal topik hormon-hormon seks yang telah dipelajari dan mengecek apakah peserta didik telah mengerjakannya pada pertemuan selanjutnya. Pada kelas kontrol pelaksanaan pembelajaran yaitu lebih banyak pada kegiatan ceramah dan kegiatan tanya jawab terhadap konten yang dipelajari serta menugaskan kepada peserta didik untuk mengisi latihan soal yang terdapat dalam LKS.

(34)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perencanaan terhadap pembentukan konsepnya. Setelah melakukan perencanaan, peserta didik melakukan pembentukan konsep. Hal ini akan menimbulkan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik dalam kegiatan belajar dan menghasilkan pengetahuan baru. Kemudian pada akhir pembelajaran guru meminta peserta didik untuk membuat junal belajar dan mengisi kolom rangkuman agar peserta didik dapat menyadari dan mengontrol proses berpikirnya dan sebagai salah satu bentuk pemberdayaan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. Selain itu, guru memberikan pekerjaan rumah kepada peserta didik untuk mengerjakan latihan soal-soal topik perkembangan embrio yang telah dipelajari dan mengecek apakah peserta didik telah mengerjakannya pada pertemuan selanjutnya. Pada kelas kontrol pelaksanaan pembelajaran yaitu lebih banyak pada kegiatan ceramah dan kegiatan tanya jawab terhadap konten yang dipelajari serta menugaskan kepada peserta didik untuk mengisi latihan soal yang terdapat dalam LKS.

(35)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipelajari dan mengecek apakah peserta didik telah mengerjakannya pada pertemuan selanjutnya. Pada kelas kontrol pelaksanaan pembelajaran yaitu lebih banyak pada kegiatan ceramah dan kegiatan tanya jawab terhadap konten yang dipelajari serta menugaskan kepada peserta didik untuk mengisi latihan soal yang terdapat dalam LKS.

h. Pada pertemuan terakhir (keenam) peserta didik diberi posttest untuk menjaring data akhir pengetahuan dan keterampilan serta kesadaran metakognisi peserta didik kepada kedua kelas (kontrol dan eksperimen) Hal ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik setelah diberikan perlakuan.

3. Tahap Pasca Pelaksanaan

Tahap pasca pelaksanaan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan data hasil penelitian, berupa data tes pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik dan data kuesioner kesadaran metakognisi peserta didik.

b. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian yang telah diperoleh. Pengolahan data dan analisis data berupa skor pretest, skor posttest, dan N-gain yang dianalisis dengan menggunakan uji statistik independent sample t-test untuk menguji hipotesis penelitian.

c. Melakukan pembahasan secara mendalam terhadap temuan penelitian

yang diperoleh, baik pembahasan secara umum maupun pembahasan setiap aspek pengetahuan dan keterampilan metakognisi peserta didik. d. Mengambil kesimpulan penelitian berdasarkan temuan dan pembahasan

yang diperoleh yang mengacu pada rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, dan

(36)

Niken Dwi Hapsari, 2016

MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PESERTA DIDIK MELALUI BAHAN AJAR BERBASIS KONSTRUKTIVIS-METAKOGNITIF

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

J. Alur Penelitian

Studi Pendahuluan

Penyusunan instrumen

1.Instrumen tes pengetahuan dan keterampilan metakognisi

2.Instrumen kuesioner kesadaran metakognisi

Analisis Kurikulum Menentukan KD

Penyusunan bahan ajar

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Posttest (tes uraian pengetahuan

Menyusun proposisi dan struktur makro

Menyusun instrumen pengetahuan awal peserta didik dan menguji coba, kemudian dijudgement

Revisi struktur makro berdasarkan judgement

Menentukan karakteristik metakognitif

Gambar

Tabel 3.2. Analisis Perbandingan Buku Sekolah Elektronik dengan Bahan Ajar
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Uraian Pengetahuan dan Keterampilan Metakognisi
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Metacognitive Awareness Inventory (MCAI)
Tabel 3.6. Penafsiran Nilai Inventori Kesadaran Metakognitif
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pertamanan dengan pengusaha desa Kandangan tersebut dimanfaatkan oleh Moh Riski untuk sharing dan berdiskusi dan yang paling penting dukungan untuk membangun

(2) Dalam hal NPOP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) tidak diketahui atau lebih rendah dari NJOP yang digunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan

Dilihat dari hasil yang diperoleh dalam pengujian menunjukkan kinerja yang lebih baik pada sistem jika dibandingkan dengan refrigeran R- 22 yaitu adanya

Disajikan ilustrasi tentang peristiwa alam, peserta didik dapat menentukan contoh perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Allah

Penggunaan media audio visual tersebut dapat menyampaikan informasi mengenai peristiwa rotasi bumi secara konkret di dalam kelas kepada peserta didik sehingga proses

Peserta didik dan guru berdiskusi tentang peristiwa- peristiwa penting yang terdapat pada fabel yang telah dibaca2. Peserta didik mengklasifikasikan informasi penting

Pengujian sistem sering diasosiasikan dengan pencarian bug, ketidaksempurnaan program, kesalahan pada baris program yang menyebabkan kegagalan pada eksekusi sistem perangkat

Selain  plot,  bentuk  representasi  grafis  lainnya  yang  paling  mudah  digunakan  untuk  menggambarkan  sebaran  data  adalah  histogram.  R  menyediakan