• Tidak ada hasil yang ditemukan

H. Teknik Analisis Data

I. PROSEDUR PENELITIAN

Data Pretes Data Postes Data N-Gain Uji Normalitas

Uji Mann Whitney Uji Homogenitas

Uji-t Uji-t’

Hasil dan Kesimpulan

Uji Normalitas

Uji Homogenitas Uji Mann Whitney Uji-t Uji-t’ Tidak Normal Tidak Normal Normal Normal Homogen Homogen Tidak Homogen Tidak Homogen

Wiwit Damayanti Lestari, 2014

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Habits Of Managing Impulsivity Siswa Smp Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Proyek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data.

1. Tahap persiapan

Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Studi pendahuluan, yaitu identifikasi masalah dan studi literatur mengenai pembelajaran yang akan digunakan yaitu pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan proyek, kemampuan pemecahan masalah matematis dan habits of managing impulsivity siswa. b. Menyusun instrumen penelitian disertai dengan proses bimbingan dengan

dosen pembimbing.

c. Melakukan observasi pembelajaran kesekolah dan berkosultasi dengan guru matematika yang bersangkutan untuk menentukan waktu, materi ajar dan teknis pelaksanaan penelitian.

d. Melakukan uji coba instrumen yang digunakan dan mengolah data hasil uji coba instrumen tersebut.

e. Melakukan perbaikan instrumen (jika diperlukan). 2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkan yang dilakukan pada tahap ini, sebagai berikut:

a. Menentukan sampel dari populasi yang mempunyai kemampuan seimbang sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan pertimbangan tes formatif siswa.

b. Memberikan pretes dan angket awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam kemampuan pemecahan masalah matematis dan skala habits of managing impulsivity siswa.

c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pada kelas eksperimen diberikan pembelajaran GIP dan untuk kelas kontrol diberikan pembelajaran konvensional.

d. Memberikan postes dan angket akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis dan skala habits of managing impulsivity siswa.

Wiwit Damayanti Lestari, 2014

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Habits Of Managing Impulsivity Siswa Smp Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Proyek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang diperoleh dari hasil pretes dan postes dianalisis secara statistik dengan bantuan program software SPSS 20, software STAT97 dan Microsoft

Office Excel 2007.

Alur penelitian disajikan dalam diagram berikut.

Gambar 3.3 Diagram Alur Penelitian Penyusunan Instrumen dan Validasi Ahli

Observasi Pembelajaran Sekolah dan Uji Coba Instrumen dan

Analisis Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda, dan Tingkat Kesukaran

Pemilihan Subjek Penelitian Dengan Kemampuan Seimbang Dengan Pertimbangan Tes Formatif

Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Angket Awal Habits of Managing Impulsivity

Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Angket Akhir Habits of Managing Impulsivity

Kesimpulan Studi Pendahuluan:

Identifikasi Masalah dan Studi Literatur

Kelas Eksperimen (Pembelajaran Kooperatif

Tipe Group Investigation Berbantuan Proyek )

Kelas Kontrol (Pembelajaran Kovensional)

105 Wiwit Damayanti Lestari, 2014

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Habits Of Managing Impulsivity Siswa Smp Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Proyek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian sebagaimana yang telah diuraikan pada BAB I sampai BAB IV maka diperoleh kesimpulan dan rekomendasi dari hasil-hasil penelitian tersebut.

A. Kesimpulan

1. Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan proyek lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional karena pada pembelajaran GIP, terutama pada tahap melakukan investigasi dan mempresentasikan laporan akhir, siswa dilatih dan dituntut memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis yang baik. Namun begitu, kemampuan pemecahan masalah matematis pada keduanya masih tergolong rendah bila dibandingkan skor ideal.

2. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan proyek lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional karena pada pembelajaran GIP, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dilatih pada tahap melakukan investigasi melalui penyelidikan yang dilakukan bersama kelompok dan pemberian proyek. Namun demikian, peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis pada keduanya berada pada klasifikasi sedang.

3. Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe group

investigation berbantuan proyek berdasarkan kategori KAM (tinggi, sedang,

rendah) karena pada proses pembelajaran GIP, siswa kategori tinggi dalam tiap kelompok membagi pemahamannya kepada siswa kategori sedang dan siswa kategori rendah.

Wiwit Damayanti Lestari, 2014

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Habits Of Managing Impulsivity Siswa Smp Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Proyek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran (pembelajaran kooperatif tipe

group investigation berbantuan proyek dan pembelajaran konvensional) dan

kemampuan awal matematis siswa (tinggi, sedang dan rendah) terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, artinya pembelajaran GIP cocok diterapkan pada semua kemampuan awal matematis siswa (tinggi, sedang dan rendah). Namun berdasarkan grafik interaksi, jika dilihat dari pencapaian hasil belajar siswa maka pembelajaran GIP lebih baik diterapkan pada siswa dengan kategori tinggi, sedangkan jika dilihat dari selisih peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang mendapat pembelajaran GIP dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional maka pembelajaran GIP lebih baik diterapkan pada siswa dengan kategori sedang karena pembelajaran GIP mempengaruhi peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dengan selisih yang jauh lebih baik jika dibandingkan dengan penerapan pembelajaran GIP pada siswa dengan kategori tinggi dan rendah.

5. Habits of managing impulsivity siswa yang mendapat pembelajaran

kooperatif tipe group investigation berbantuan proyek lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional karena pada pembelajaran GIP, terutama pada terutama pada tahap melakukan investigasi dan mempresentasikan laporan akhir, siswa dilatih dan dituntut memiliki habits of

managing impulsivity yang baik.

6. Peningkatan habits of managing impulsivity siswa yang mendapat pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan proyek lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran konvensional karena pada pembelajaran GIP, siswa belajar secara kelompok sehingga terjadi interaksi yang dapat melatih habits of managing impulsivity siswa. Akan tetapi, peningkatan habits of managing impulsivity baik kelas GIP maupun kelas konvensional berada pada klasifikasi rendah.

B. Implikasi

Kesimpulan dari penelitian ini memberikan beberapa implikasi pada beberapa hal diantaranya:

Wiwit Damayanti Lestari, 2014

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Habits Of Managing Impulsivity Siswa Smp Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Proyek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan proyek menempatkan siswa pada situasi pemecahan masalah dan kerjasama antar individu sehingga berkontribusi positif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan habits of managing impulsivity.

2. Pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan proyek dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran matematika pada materi yang sesuai. 3. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan

proyek untuk pencapaian hasil belajar siswa maka pembelajaran GIP lebih baik diterapkan pada siswa dengan kategori kemampuan tinggi, sedangkan untuk peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa maka pembelajaran GIP lebih baik diterapkan pada siswa dengan kategori kemampuan sedang.

4. Penempatan guru menjadi fasilitator dalam pembelajaran mendorong guru untuk memahami karakteristik tiap individu siswa, sehingga bila hal ini dilakukan secara terus-menerus dan mendiskusikannya dengan yang lebih ahli maka akan berdampak pada profesionalisme guru dalam mengelola pembelajaran.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, maka secara keseluruhan hasil dari penelitian ini memberikan beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan pertimbangan semua pihak untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe group

investigation berbantuan proyek dalam pembelajaran matematika. Adapun

rekomendasi tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan proyek hendaknya menjadi alternatif pembelajaran bagi guru matematika SMP khususnya dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis dan habits of managing impulsivity siswa.

2. Penerapan pembelajaran GIP ini terbatas pada pokok bahasan garis dan sudut, kemampuan pemecahan masalah matematis serta habits of managing

Wiwit Damayanti Lestari, 2014

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Habits Of Managing Impulsivity Siswa Smp Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Proyek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

impulsivity siswa sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut pada pokok

bahasan, kemampuan matematis dan habits of mind lainnya.

3. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMP kelas VII dengan klasifikasi sekolah sedang maka diperlukan penelitian lebih lanjut pada jenjang pendidikan dan klasifikasi sekolah lainnya.

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dan habits of managing impulsivity siswa pada kelas eksperimen masing-masing berada pada klasifikasi sedang dan rendah maka diperlukan penelitian lebih lanjut dengan periode waktu yang lebih panjang. 5. Pemberian proyek pada pembelajaran GIP ini hanya dilakukan pada

pembelajaran terakhir sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut dengan pemberian proyek pada tiap kompetensi dasar yang dipelajari.

109 Wiwit Damayanti Lestari, 2014

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Habits Of Managing Impulsivity Siswa Smp Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Proyek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anita, T. (2007). Pembelajaran Matematika dengan Metode Proyek untuk

Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Pemecahan Masalah. Skripsi. UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Arends, R. I. (2008). Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar Edisi Ketujuh/

Buku Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2005). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Balitbang. (2011). Survei Internasional TIMSS. [online]. Tersedia:

http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-timss

Cambridge advanced learner’s dictionary. [online] Tersedia:

http://dictionary.cambridge.org

Costa, A. L & Kallick, B. (2012). Belajar dan Memimpin dengan ‘Kebiasaan Pikiran’ 16 Karakteristik Penting untuk Sukses. Jakarta: PT. Indeks.

Creswell, J. W. (2012). Research Design Pedekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dahar, R. W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Dewey, J. (1916). Democracy and Education. New York: Macmillan.

Elfindri, Rumengan, J., Wello, M. B., Tobing, P., Yanti, F., Zein, Eriyani, E & Indra, R. (2011). Soft Skills untuk Pendidik. Jakarta: Baduose Media.

Elyousif, Y. A. K & Abdelhamied, N. E. (2013). Assessing Secondary School

Teachers’ Performance in Developing Habits of Mind for The Students.

International Interdisciplinary Journal of Education Volume 2, Issue 2:

168-180.

Ernest, P. (1991). The Philosophy of Mathematics Education (Studies in

Mathematics Education). Hampshire: The Falmer Press.

Fakhrudin. (2010). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Open-Ended. Tesis. SPs

UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Fauziah, A. (2009). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan

Masalah Matematika Siswa SMP melalui Strategi REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring). Tesis. SPs UPI

Wiwit Damayanti Lestari, 2014

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Habits Of Managing Impulsivity Siswa Smp Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Proyek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hake, R. R. (1998). Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Courses. American Journal Physics 66 (1) January: 64-74. [Online]. Tersedia: http://web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers/Hake.pdf Haryati, F. (2012). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

dan Kemandirian Belajar Siswa melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill. Tesis. SPs UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Heningsen, M & Stein, M. K. (1997). Mathematical Tasks and Student Cognition: Classroom-Based Factors that Support and Inhibit High-Level Mathematical Thinking and Reasoning. Journal of Research in Mathematics Education, 28, 524-549.

Hutagalung, J. B. (2009). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan

Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas melalui

Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW. Tesis. SPs UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Intel Corporation. (2007). Designing Effective Projects: Characteristics of

Projects Benefits of Project-Based Learning. Intel Teach Program. [online].

Tersedia:

http://download.intel.com/education/Common/pk/Resources/DEP/projectde sign/DEP_pbl_research.pdf

Jihad, A & Haris, A. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Killen, R. (1998). Effective Teaching Strategies (Lessons from Research and

Practice). Newcastle: Social Science Press.

Kusmawan, W. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan

Pemecahan Masalah Matematis Siswa Madrasah Aliyah dengan Menggunakan Model Investigasi Kelompok. Tesis. SPs UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Kusmaydi. (2010). Pembelajaran Matematika Realistik untuk Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP.

Disertasi. SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Kusumah, Y.S. (2008). Konsep, Pengembangan dan Implementasi

Computer-Based Learning dalam Peningkatan Kemampuan High-Order Mathematical Thinking. Disampaikan pada pidato pengukuhan guru besar. Bandung: UPI.

Lie, A. (2002). Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di

Wiwit Damayanti Lestari, 2014

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Habits Of Managing Impulsivity Siswa Smp Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Proyek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Machmud, T. (2013). Peningkatan Kemampuan Komunikasi, Pemecahan Masalah Matematis dan Self-Efficacy Siswa SMP melalui Pendekatan Problem-Centered Learning dengan Strategi Scaffolding. Disertasi. SPs UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Maemunah, S. (2010).Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Meningkatkan

Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMA. Skripsi. UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

McDowell, S. (2001). Teaching and Learning Research Exchange. Saskatoon: Dr. Stirling McDowell Foundation for Research into Teaching.

Miliyawati, B. (2012). Peningkatan Berpikir Kritis dan Self-Efficacy Matematis

Siswa SMA dengan Menggunakan Pendekatan Investigasi. Tesis. SPs UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Mullis, I. V. S., Martin, M. O., Foy, P & Arora, A. (2011). TIMSS 2011

International Results in Mathematics. Boston: IEA TIMSS & PIRLS

International Study Center Lynch School of Education Boston College. NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston, VA:

NCTM.

Neff, T. J & Citrin, M. (1999). Lesson from The Top. New York: Holt Rinehart and Winston.

Newman, A. (1983). The Newman Language of Mathematics Kit-Strategies for

Diagnosis and Remediation. Sydney, Australia: Harcourt Brace Jovanovich

Group.

Novaliyosi. (2011). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis dan

Kemandirian Belajar Mahasiswa melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Investigasi. Tesis. SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Oktavien, Y. (2011). Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Pemecahan

Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe JIGSAW. Tesis. SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Oktaviani, T. (2010). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik

Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning). Skripsi. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Oktavianingtyas, E. (2011). Mengembangkan Kemampuan Pemahaman dan

Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP dengan Pendekatan Open Ended melalui Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika. Tesis.

Wiwit Damayanti Lestari, 2014

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Habits Of Managing Impulsivity Siswa Smp Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Proyek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Partnership for 21st Century Skills. (2009). P21 Framework Definitions. [online]. Tersedia: www.p21.org

Pehkonen, E. (2007). Problem Solving in Mathematics Education in Finland.

WG2, Topic #8: 9 September 2007.

Polya, G. (1957). How to Solve It: A New Aspect of Mathematical Method Second

Edition. Princeton, New Jersey: Princeton University Press.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Bahasa

Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Razali, N. M dan Wah, Y. B. (2011). Power Comparisons of Shapiro-Wilk, Kolmogorov-Smirnov, Lilliefors and Anderson-Darling Tests. Journal of

Statistical Modeling and Analytics: Vol. 2 No. 1: 21-33. [online]. Tersedia:

http://instatmy.org.my/downloads/e-jurnal%202/3.pdf

Rosli, R., Goldsby, D., & Capraro, M. M. (2013). Assessing Students’

Mathematical Problem Solving and Problem Posing Skills. Asian Social

Science: Vol. 9 No. 16: 54-60.

Ruseffendi, E. T. (2006). Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan

Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA.

Bandung: Tarsito.

Ruseffendi, E. T. (2010). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang

Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Salamor, R. (2013). Pembelajaran Group Investigation dalam Upaya

Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self Concept Matematis Siswa Sekolah Mengengah Pertama. Tesis. SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Saputra, M. R. N. (2012). Implementasi Pembelajaran Kontekstual Berbasis

Proyek melalui Outdoor Mathematics untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siwa SMP. Skripsi. UPI Bandung : Tidak

diterbitkan.

Sartika, N. S. (2013). Peningkatan Kemampuan Pemehaman dan Penalaran

Matematis Siswa MTs melalui Model Pembelajaran Kolaboratif Tipe Group Investigation. Tesis. SPs UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Schoenfeld, A. H. (1985). Mathematical problem solving. Orlando, FL: Academic Press.

Shadiq, F. (2004). Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jentang Dasar PPPG Matematika. Yogyakarta. 6-19 Agustus 2004.

Wiwit Damayanti Lestari, 2014

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Habits Of Managing Impulsivity Siswa Smp Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Proyek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sharan, Y & Sharan, S. (1989). Group Investigation Expands Cooperative Learning. Educational Leadership: 17-21.

Slavin, R. E. (2009). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Somakim. (2010). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Self-Efficacy

Matematik Siswa Sekolah Menengah Pertama dengan Penggunaan Pendekatan Matematika Realistik. Disertasi. SPs UPI Bandung: Tidak

diterbitkan.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E & Kusumah, Y. S. (1990). Petunjuk Praktis untuk Melaksanakan

Evaluasi Pendidikan Matematika: untuk Guru dan Calon Guru Matematika.

Bandung: Wijayakusumah 157.

Sutawidjaja, A & Dahlan, J. A. (2011). Pembelajaran Matematika. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Sugiman & Kusumah, Y. S. (2010). Dampak Pendidikan Matematika Realistik terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP.

IndoMS: Journal of Math Education Vol.1 No.1 Juli 2010.

Sumarmo, U. (2005). Pengembangan Berpikir Matematik Tingkat Tinggi Siswa

SLTP dan SMU serta Mahasiswa Strata Satu (S1) Melalui Berbagai Pendekatan Pembelajaran.Laporan Penelitian Hibah Pascasarjana. Bandung: UPI. Tidak diterbitkan.

Sumarmo, U. (2013). Kumpulan Makalah: Berpikir dan Disposisi Matematik

Serta Pembelajarannya. Bandung: UPI.

Suryadi, D & Herman, T. (2009). Eksplorasi Matematika Pembelajaran

Pemecahan Masalah. Jakarta: Karya Duta Wahana.

Turmudi. (2008). Landasan Filsafat dan Toeri Pembelajaran Matematika

(Berparadigma Eksploratif dan Investigatif). Jakarta: Leuser Cipta.

Uyanto, S. S. (2009). Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wardhani, S. (2010). Teknik Pengembangan Instrumen Penilaian Hasil Belajar

Matematika Di SMP/MTs. Yogyakarta: P4TK Matematika.

Wardhani, S & Rumiati. (2011). Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika

Wiwit Damayanti Lestari, 2014

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Habits Of Managing Impulsivity Siswa Smp Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Proyek

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Zamnah, L. N. (2012). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematis dan Self-Regulated Learning melalui Pendekatan Problem-Centered Learning dengan Hands-on Activity. Tesis. SPs UPI Bandung:

Tidak diterbitkan.

Zulkarnaen, R. (2009). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan

Komunikasi Matematik Siswa SMA melalui Pendekatan Open-Ended dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe COOP-COOP. Tesis. SPs UPI

Bandung: Tidak diterbitkan.

Yuberta, F. (2013). Penerapan strategi Every One Is A Teacher Here dengan

Pendekatan Problem Posing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Self Concept Siswa MTsN. Tesis. SPs UPI

Dokumen terkait